PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO (DER), SIZE DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP EARNING PER SHARE (EPS) PADA SUB SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2014 Viska Ariza1, Yuhelmi2 , Rika Desiyanti2 1 Department of Management, Faculty of Economic, Bung Hatta University 2 Lecturer of Management Department, Faculty of Economic, Bung HattaUniversity E-mail : [email protected], [email protected], [email protected] ABSTRACT This study aimed to determine the effect debt to equity ratio (DER), Size and the net profit margin (NPM) on earning per share (EPS). In this study In this research is used by 19 companies located in the sub-sectors of food and beverages in the Indonesia Stock Exchange. The data used is secondary data obtained from yang of Indonesian Capital Market Directory from 2012 through 2014. In this study used two categories of variables. The first dependent variable is the earning per share. Both independent variables consist of debt to equity ratio (DER), size and net profit margin (NPM) hypothesis testing process is done by using a panel regression analysis, and testing of the t-statistic. Based on the results of hypothesis testing found that debt to equity ratio (DER) has no effect on the earning per share (EPS) of food and beverage companies in the Indonesia Stock Exchange, while size and net profit margin (NPM) significantly influence the earning per share food and beverage companies in the Indonesia Stock Exchange. Keyword: Debt to Equity Ratio, Size, Net Profit Margin. PENDAHLUAN keuntungan dimasa yang akan datang Latar belakang dalam (Tandelilin, 2010). Pasar modal merupakan tempat Setiap modal atau dana yang bertemunya pihak yang memiliki dana diinvestasikan selalu mengaitkan antara dengan yang membutuhkan dana. Pasar hasil dan risiko. Seorang investor yang modal berinvestasi akan menganalisis dengan menyediakan banyak pilihan sumber dana bagi investor serta menambah cermat dan teliti investasi. Investasi merupakan komitmen berinvestasi. Kinerja perusahaan yang atas sejumlah dana atau sumber dana menurun tentu akan direspon investor di lainnya yang dilakukan pada saat ini pasar dengan tujuan memperoleh sejumlah mempengaruhi modal. perusahaan Hal tersebut investor tempat dapat dalam 1 menanamkan dananya di perusahaan penurunan. Pada dasarnya sub sektor tersebut.Salah satu contoh pemilik saham makanan dan minuman tersebut adalah dan calon investor akan melihat segi suatu kebutuhan yang sangat dibutuhkan profitabilitas dan risiko, karena kestabilan dalam kehidupan sehari-hari dan yang harga saham sangat bergantung dengan seharusnya bisa menghasilkan laba yang tingkat keuntungan yang diperoleh dan tinggi bagi perusahaan, tetapi pada data dividen dimasa mendatang. Apabila tersebut earning per share (EPS) suatu perusahaan perusahaan makanan dan minuman pada mengalami peningkatan ini berarti laba tahun 2012 hingga tahun 2014 justru perusahaan yang berarti juga peningkatan mengalami penurunan. Dengan terjadinya kekayaan bagi para pemegang saham. penurunan earning per earning share per (EPS) share (EPS) Jika mengamati perkembangan tersebut akan berdampak buruk terhadap earning per share (EPS) perusahaan di perusahaan dan investor pada sub sektor dalam sektor barang dan konsumsi terlihat makanan dan minuman sebab, perusahaan pada sub sektor makanan dan minuman tidak mampu menghasilkan laba dan memiliki komposisi earning per share membayarkan deviden kepada investor dan (EPS) yang relatife rendah seperti terlihat perusahaan pada tabel 1 dibawah ini: kebangkrutan. Tabel 1 Perkembangan EPS pada Sektor Industri Barang dan Konsumsi periode 2012 – 2014 SUB SEKTOR Makanan & minuman Rokok juga akan mengalami Menurut Brigham dan Houston (2012) Signaling theory adalah “suatu tindakan yang menunjukkan keuangan perusahaan laporan 2012 EPS 2013 2014 12 192.77 110.78 13.672 profitabilitas maupun meningkatnya harga perlembar Jumlah perusahaan yang 4 -1.4762 -19.07 74.545 Farmasi 7 50.549 45.247 153.73 Kosmetik Peralatan rumah tangga 4 374.13 374.36 138.76 saham 3 36.55 43.57 111.52 perusahaan untuk Sumber: data diolah Pada Tabel 1 memperlihatkan yang dari menutupi diambil segi hutang manajemen memberi petunjuk kepada investor mengenai bagaimana cara pandang manajemen perusahaan terhadap bahwa earning per share (EPS) pada sub prospek perusahaan”. sektor makanan dan minuman selama Debt tahun 2012 hingga tahun 2014 mengalami baik to Equity Ratio(DER) menggambarkan hutang dengan ekuitas 2 dalam pendanaan perusahaan dan Net Profit Margin menunjukkan kemampuan modal sendiri mengukur perusahaan perusahaan menghasilkan laba bersih dari untuk kewajibannya. memenuhi Besarnya hutang yang setiap seberapa penjualan. jauh (NPM) NPM yang menandakan sangat semakin produktif dan semakin baik untuk memahami perusahaan tinggi terdapat dalam struktur modal perusahaan penting kinerja kemampuan pertimbangan antara risiko dan laba yang kemampuan di dapat. Hutang membawa resiko karena mendapatkan laba yang tinggi. setiap hutang pada umumya perusahaan yang untuk akan menimbulkan keterikatan yang tetap bagi Rumusan masalah dalam penelitian ini perusahaan adalah: dalam bentuk kewajiban membayar bunga serta cicilan kewajiban pokoknya secara periodik. 1. Bagaimana pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Earning per Ukuran perusahaan (SIZE) yang Share (EPS) pada sub sektor makanan menunjukkan besar kecilnya perusahaan dan minuman yang terdaftar di BEI merupakan periode 2012-2014 ? faktor penting dalam laba. Secara umum, 2. Bagaimana pengaruh Size terhadap perusahaan yang memiliki total asset yang Earning per Share (EPS) pada sub relatif besar dapat beroperasi dengan sektor makanan dan minuman yang tingkat efektivitas yang lebih tinggi. terdaftar di BEI periode 2012-2014 ? pembentukan Dengan adanya total asset yang besar ini menunjukkan kemampuan 3. Bagaimana pengaruh Net Profit perusahaan Margin (NPM) terhadap Earning per dalam mengelola aset yang dimilikinya Share (EPS) pada sub sektor makanan untuk danminuman yang terdaftar di BEI menciptakan keuntungan. Oleh karena itu perusahaan dengan total aset periode 2012-2014 ? yang besar akan lebih mampu untuk menghasilkan tingkat keuntungan yang tinggi, sehingga pemegang meningkat. saham laba biasa Tujuan dari penelitian ini adalah : tersedia bagi 1. Untuk mengetahui pengaruh Debt to juga akan Equity Ratio (DER) terhadap Earning per Share (EPS) pada sub sektor 3 makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2012-2014 ? 2. Untuk mengetahui b.Debt to Equity Ratio (DER) Menurut Kasmir (2011) debt to pengaruh Size equity ratio (DER) merupakan rasio terhadap Earning per Share (EPS) yang digunakan untuk menilai utang pada sub sektor makanan dan minuman dengan ekuitas, dengan kata lain rasio yang terdaftar di BEI periode 2012- ini berfungsi untuk mengetahui setiap 2014 ? rupiah modal sendiri yang dijadikan 3. Untuk mengetahui pengaruh Net Profit untuk jaminan utang. Rasio ini juga Margin (NPM) terhadap Earning per memberikan petunjuk umum tentang Share (EPS) pada sub sektor makanan kelayakan dan minuman yang terdaftar di BEI perusahaan. Banyak penekanan yang periode 2012-2014 ? dilakukan pada rasio ini, karena jika dan risiko keuangan rasio ini buruk, maka perusahaan akan Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis memiliki masalah riil jangka panjang, salah a.Earning Per Share (EPS) dirangkum dalam suatu bagian utama bersih. Tetapi walaupun demikian, laba bersih ini belum di anggap ringkas, oleh karena itu sering dilakukan indikator lainnya yang lebih ringkas yaitu laba per saham earning per share (EPS). Earning Per Share (EPS) bertujuan mengukurbesarnyakemampuan perusahaan dalam adalah masalah kebangkrutan. Hasil suatu perusahaan umumnya yaitu laba satunya mendistribusikan pendapatannya kepada pemegang saham. Earning per share (EPS) dihitung dengan membagi laba bersih setelah dikurangi pajak dengan jumlah saham biasa yang beredar (Brigham & Weston, 2012). Debt to Equity Ratio (DER) merupakan salah satu rasio leverage yang dihitung melalui perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Secara umum Sartono (2010) mendefinisikan debt to equity ratio(DER) sebagai perbandingan total kewajiban (jangka pendek dan jangka panjang) dengan modal sendiri atau modal yang bersumber dari pemilik perusahaan. c.Size Salah satu indikator penting yang memperlihatkan efisiensi dan efektifitas perusahaan dalam mengelola assets dan 4 kekayaan adalah yang ukuran dimiliki perusahaan tersebut investor dapat menilai Menurut apakah perusahaan itu profitable atau perusahaan tidak. Net profit margin (NPM) yang memperlihatkan kekayaan yang dimiliki tinggi menandakan kinerja perusahaan perusahaan. Untuk mengukur size yang yang semakin produktif dan semakin baik dimiliki kemampuan Darmadji perusahaan. hal (2012) sebuah ukuran perusahaan dapat perusahaan untuk ditentukan dari nilai penjualan, total mendapatkan laba yang tinggi. Hubungan assets dan kapitalisasi pasar. antara laba bersih sesudah pajak dan Ukuran mengalami penjualan perusahaan perusahaan peningkatan produk bila yang mengalami akan penjualan total kemampuan dihasilkan peningkatan, bersih menunjukkan manajemen dalam mengemudikan perusahaan dengan cukup berhasil untuk menyisakan margin begitu pun untuk total assets semakin tertentu sebagai kompensasi yang wajar meningkat nilai total assets tidak terlepas bagi pemilik yang telah menyediakan dari meningkatnya nilai perusahaan. dari modalnya untuk suatu risiko sudut kapitalisasi mencerminkan besar 2013). anggaran biaya modal yang digunakan PENGEMBANGAN HIPOTESIS perusahaan untuk melakukan aktivitas PengaruhDebt to Equity Ratio terhadap Earning Per Share operasional, semakin besar nilai (Astuti, kapitalisasi pasar yang dimiliki sebuah Debt to Equity Ratio (DER) perusahaan maka semakin tinggi ukuran memperlihatkan besarnya pembiayaan atau size dari sebuah perusahaan. perusahaan yang berasal dari hutang. Net Profit Margin(NPM) Menurut Taani dan Banykhaled (2011) Net Profit Margin (NPM) mengukur perusahaan menggunakan pembiayaan seberapa jauh kemampuan perusahaan hutang untuk mendukung pertumbuhan menghasilkan laba bersih dari setiap jangka penjulan. Net profit margin (NPM) meningkatkan keuntungan. Penggunaan dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi hutang yang terlalu tinggi memberikan perusahaan risiko dengan melihat besar panjang yang besar sehingga namun dapat apabila kesilnya laba usaha dalam hubungannya perusahaan mampu mengelola hutangnya dengan penjualan. Dengan mengetahui dengan baik, maka penggunaan untang 5 ini akan meningkatkan keuntungan bagi menghasilkan laba bersih dari setiap pemegang saham. Hal tersebut sejalan penjulan. Net profit margin (NPM) yang dengan pendapat Walsh (2004) dimana tinggi menandakan kinerja perusahaan leverage yang semakin produktif dan semakin baik yang tinggi dapat secara substansial meningkatkan earning per kemampuan share EPS. mendapatkan laba yang tinggi. Hal ini H1 :Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap Earning Per Share. dikarenakan net profit margin (NPM) Pengaruh Size terhadap Earning per Share Size yang menunjukkan besar perusahaan dalam menyisakan margin kecilnya perusahaan merupakan faktor penting dalam pembentukan laba. Secara umum, perusahaan yang memiliki total asset yang relatife besar dapat beroperasi dengan tingkat efektivitas yang lebihtinggi. Dengan adanya total asset yang besar ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola aset yang dimilikinya untuk menciptakan mampu untuk menghasilkan tingkat keuntungan yang tinggi, sehingga laba tersedia bagi pemegang saham biasa juga akan meningkat. H2 :Size berpengaruh positif terhadap Earning Per Share. untuk yang tinggi menunjukkan kemampuan yang tinggi atas kompensasi bagi pemilik yang telah menyediakan dananya untuk suatu resiko. Dengan demikiannet profit margin (NPM) yang tinggi akan memberikan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham. H3 :Net Profit Margin berpengaruh positif terhadap Earnings Per Share. Metode Penelitian Populasi dan Sampel keuntungan. Oleh karena itu perusahaan dengan total aset yang besarakan lebih perusahaan Menurut Sugiyono (2010) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau objek yang mempunyai kuantitas dan karakter tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian disimpulkan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah peusahaan Pengaruh Net Profit Margin terhadap Earning Per Share industri barang dan konsumsi periode 2010-2014 yang terdaftar di Bursa Efek Net Profit Margin (NPM) mengukur seberapa jauh kemampuan perusahaan 6 Indonesia. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 19 perusahaan. Untuk pengambilan sampel Menurut Fahmi (2014) earning per share atau pendapatan per lembar dalam saham adalah bentuk pemberian penelitian ini digunakan sampling jenuh. keuntungan yang diberikan kepada para Menurut Sekaran (2006) sampling jenuh pemegang saham dari setiap lembar adalah teknik penentuan sampel bila saham yang dimiliki. semua anggota populasi dijadikan sampel atau istilah lainnya adalah metode sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Sehingga jumlah sampel yang dalam penelitian ini adalah 19 b.Variabel Independen Debt to Equity Ratio(DER) Menurut Harahap (2010) rasio perusahaan. ini menggambarkan sampai sejauh mana Data dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang telah di publikasikan oleh perusahaan, kelompok instansi kepada atau pihak-pihak modal pemilik dapat menutupi utangutang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik. sebuah yang berkepentingan. Bentuk data sekunder Size Suatu ukuran yang menunjukan yang digunakan adalah Debt to Equity seberapa Ratio , Size dan Net Profit Margin. diukur berdasarkan logaritma natural Sumber data dari laporan keuangan Sub total asset. Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014 yang diterbitkan oleh mapan suatu perusahaan Size = Ln of Total Aktiva Net Profit Margin Net Profit Margin (NPM) adalah Bursa Efek Indonesia dan memuat data perbandingan laporan keuangan Periode 2012-2014 dengan penjualan bersih perusahaan. secara lengkap. Variabel net profit margin (NPM) Identifikasi Variabel Penelitian dilambangkan a. Variabel Dependen Earning Per Share antara dengan laba net bersih profit margin (NPM). Net profit margin (NPM) ini menunjukkan kemampuan 7 dibentuk kedalam sebuah model regresi Variabel Penelitian Constanta Debt to equity ratio Size Net profit margin Coefficient Probability Alpha Kesimpulan -213.1796 -4.785990 0.7905 0.05 19.01071 507.4907 0.0021 0.0384 0.05 0.05 Tidak Signifikan Signifikan Signifikan berganda seperti terlihat dibawah ini: Tabel 3 Hasil Pengujian Hipotesis Sumber: data diolah Sesuai perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari setiap rupiah penjualan. dengan hasil pengujian statistik yang telah dilakukan dapat dibuat sebuah model persamaan regresi berganda yang diolah dengan menggunakan model pool least square seperti yang terlihat Hasil Dan Pembahasan Hipotesis Analisis Model Regresi dan Penguji Hipotesis berikut: Y = - 213.1796 -4.785990x1 + 19.01071x2 + 507.4907x3 + e Tabel 2 Hasil pengujian normalitas Keterangan Earning per share Debt to equity ratio Size Net profit margin Pada tahapan pengujian hipotesis Probability 0.054764 Alpha 0.05 Kesimpulan Normal 0.082300 0.05 Normal 0.195442 0.987634 0.05 0.05 Normal Normal Sumber: data diolah normal dan terbebas dari masing-masing gejala asumsi klasik maka pembentukan regresi linear berganda dapat dilakukan. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dengan menggunakan bantuan program Eviews maka dapat diperoleh hasil yang terlihat pada Tabel to equity ratio diperoleh nilai koefisien regresi bertanda negatif sebesar 4.785990 dengan nilai probability sebesar 0.7905 > alpha 0.05 maka keputusannya adalah Ho diterima H1 ditolak, sehingga hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa debt to equity ratio tidakberpengaruh terhadap earning per share pada sub sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia. Pada tahapan pengujian hipotesis kedua dengan menggunakan variabel size dibawah ini: Pada debt 0.7905. Nilai probability yang diperoleh Setelah seluruh variabel berdistribusi model pertama dengan menggunakan variabel Tabel 3 terlihat bahwa masing-masing variabel penelitian telah memiliki koefisien regresi yang dapat diperoleh nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 19.01071 dengan nilai probability sebesar 0.0021. Nilai probability yang diperoleh 0.0021 > alpha 8 0.05 makakeputusannya adalah Ho ditolak menunjukkan bahwa meningkat atau H2 diterima, sehingga hasil yang diperoleh menurunnya debt to equity ratio (DER) menunjukkan bahwa size berpengaruh pada perusahaan tidak berdampak pada positif dan signifikan terhadap earning per earning share pada perusahaan sub sektor makanan akandidapat oleh perusahaan. Kondisi ini dan minuman di Bursa Efek Indonesia. disebabkan karena apabila perusahaan per share (EPS) yang Untuk tahapan pengujian hipotesis tidak bisa menginvestasikan hutangnya ketiga dengan menggunakan variabel net dengan baik, maka perusahaan tidak akan profit margin diperoleh nilai koefisien mampu regresi bertanda positif sebesar 507.4907 meningkatkan dengan nilai probability sebesar 0.0384. perusahaan. Dan apabila Nilai probability yang diperoleh 0.0384 < mampu menginvestasikan hutangnyanya alpha 0.05 maka keputusannya adalah Ho dengan baik, maka perusahaan akan ditolak H3 diterima, sehingga hasil yang menghasilkan laba yang tinggi dan bisa diperoleh menunjukkan bahwa net profit meningkatkan earning per share (EPS) margin berpengaruh positif dan signifikan perusahaan. terhadap earning per share pada sub sektor penelitian ini mendukung penelitian yang makanan dan minuman di Bursa Efek dilakukan oleh penelitian yang dilakukan Indonesia. oleh Muhfiatun (2011) yang menyatakan Pembahasan tidak adanya pengaruh debt to equity Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) ratio terhadap earning per share. menghasilkan earning Dengan laba untuk per share perusahaan begitu hasil Terhadap Earning Per Share (EPS) Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama ditemukan bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap earning per share (EPS) pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia. Temuan yang diperoleh tidak sejalan dengan teori atau pun hipotesis yang diajukan. Hasil penelitian ini Pengaruh Size Terhadap Earning Per Share (EPS) Hipotesis kedua dalam penelitian ini yang menyatakan size berpengaruh positif terhadapearning per share terbukti, artinya hipotesis kedua diterima. Berpengaruhnya size secara positif ini menunjukkan besar kecilnya perusahaan merupakan faktor penting dalam 9 pembentukan dan mampu berkontribusi menunjukkan net profit margin (NPM) secara nyata terhadap earning per share yang (EPS). Hasil penelitian ini menunjukkan perusahaan yang semakin produktif dan bahwa pada semakin baik kemampuan perusahaan pada untuk mendapatkan laba yang tinggi. Hal peningkatan earning per share (EPS) ini dikarenakan net profit margin (NPM) yang akan didapat oleh perusahaan. yang tinggi menunjukkan kemampuan Kondisi baik perusahaan dalam menyisakan margin terhadap investor yang akan menanam yang tinggi atas kompensasi bagi pemilik saham sebab, yang telah menyediakan dananya untuk investor akan semakin yakin untuk suatu resiko. Dengan demikian net profit berinvestasi margin meningkatnya perusahaan Dengan akan ini berdampak akan terhadap begitu size berdampak perusahaan terhadap hasil perusahaan. penelitian ini tinggi (NPM) menandakan yang tinggi kinerja akan memberikan keuntungan yang tinggi bagi mendukung penelitian yang dilakukan pemegang saham. oleh Yuliandhari dan Putri (2012) yang Hasil penelitian ini mendukung menunjukkan bahwa ukuran perusahaan Penelitian yang dilakukan oleh Sutejo,dkk (SIZE) positif (2010) yang menyatakan bahwa net profit terhadap earning per share dan juga margin berpengaruh terhadap earning per penelitian yg dilakukan oleh Sartono share dan juga penelitian yang dilakukan (2010) ukuran oleh peneliti Shinta dan Laksito (2014) perusahaan (SIZE) memiliki pengaruh yang menunjukkan net profit margin positif terhadap earning per share (EPS). berpengaruh positif terhadap earning per memiliki yang pengaruh menunjukkan share. Pengaruh Net Profit Margin (NPM) Terhadap Earning Per Share (EPS) Kesimpulan Hipotesis ketiga dalam penelitian ini Berdasarkan kepada analisis dan yang menyatakan net profit margin (NPM) pembahasan hasil pengujian hipotesis yang berpengaruh positif terhadap earning per telah dilakukan dapat diajukan kesimpulan share (EPS) terbukti, artinya hipotesis penting yang merupakan jawaban dari ketiga diterima. Berpengaruhnya net profit permasalahan yang dibahas yaitu: margin (NPM) secara positif ini 10 1. Sesuai dengan koefisien hasil determinasi pengujian yang maka terdapat sejumlah implikasi telah kebijakan yang diambil oleh perusahaan, dilakukan seperti terlihat pada table 3 terutama pada perusahaan sub sektor 2 diperoleh nilai R sebesar 0.280. Hasil makanan dan minuman sebagai bahan yang diperoleh tersebut menunjukkan pertimbangan dalam strategi penciptaan bahwa variabel debt to equity ratio, laba bagi pemegang saham agar earning size dan net profit margin mampu per share tersebut tetap stabil, dengan memberikan untuk begitu perusahaan dapat mempertahankan kemampuan para investor yang telah menanamkan kontribusi mempengaruhi perusahaan dalam menghasilkan modalnya diperusahaan tersebut. earning per share adalah sebesar Bagi investor penelitian ini 28% sedangkan sisanya 72% lagi diharapkan sebagai bahan pertimbangan dipengaruhi oleh variabel lain yang sebelum menentukan investasinya. Dimana tidak digunakan didalam penelitian investor harus jeli dalam memilih saham ini. perusahaan yang bagus dengan earning per 2. Debt to equity ratio tidak berpengaruh share (EPS) yang tinggi. Sebaiknya terhadap earning per share pada sub investor menggunakan dan melihat rasio sektor makanan dan minuman yang earning terdaftar di BEI periode 2012-2014. perusahaan dalam suatu periode yang 3. Size berpengaruh positif terhadap cukup per share lama.Sehingga per sebuah investor dapat share (EPS) earning per sharepada sub sektor melihat makanan dan minuman yang terdaftar perusahaan berdasarkan tren perusahaan di BEI periode 2012-2014. angka earning per share (EPS) secara 4. Net profit margin berpengaruh positif earning (EPS) historis. terhadap earning per share pada sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2012-2014. Keterbatasan dan Saran Penelitian Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakakukan peneliti menyadari bahwa Implikasi Penelitian Berdasarkan analisis dan hasil hasil yang diperoleh didalam penelitian ini masih memiliki sejumlah pengujian hipotesis yang telah dilakukan, 11 kekurangan, secara umum keterbatasan yang peneliti rasakan adalah: 1 Periode observasi digunakan relatif data yang pendek yaitu selama 3 tahun, akibatnya hasil yang diperoleh tidak begitu akurat. Oleh sebab itu mendatang penelitian dimasa disarankan untuk memperpanjang periode observasi Brigham, Eugene F and Houston, F. Joel. 2012. Manajemen Keuangan, Edisi 8, Edisi Indonesia. Jakarta: Erlangga. Brigham, Eugene F and Houston, F. Joel. 2012. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat. Darmadji, T.H.M Fakhrudin. 2012. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat. data yang digunakan. Saran tersebut sangat penting dilakukan sebagai Fahmi, Irham. 2014. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta. upaya peningkatan ketepatan akurasi hasil penelitian yang diperoleh. 2. Masih terdapatnya sejumlah variabel lainnya yang juga mempengaruhi earning per share (EPS). Penelitian diamasa mendatang disarankan untuk menambahkan minimal satu variabel baru yang belum digunakan seperti price book value (PBV) atau pun variabel lainnya. Saran tersebut Harahap, Sofyan Syafri 2008.Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Kasmir. 2011. Analisis laporan Keuangan. Edisi 4.PT. Raja Grafindo Persada. Muhfiatun. 2011. Pengaruh Financial Laverage dan Profitabilitas Terhadap Earnings per share (Studi pada Perusahaan yang Masuk Daftar Efek Syariah Tahun 2009). Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga.Yogyakarta. sangat penting untuk meningkatkan ketepatan akurasi hasil penelitian dimasa mendatang. Sartono, Agus. (2010), Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Yogyakarta: BPFE. DAFTAR PUSTAKA Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Astuti, Suhening. 2013. Analisis Pengaruh NPM, ROA, Ukuran Perusahaan dan Financial Leverage Terhadap Prektik Perataan Laba. Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2008-2011. Universitas Diponegoro Semarang. Sutejo, dkk. 2010. Analisis Variabel yang Mempengaruhi Earning Per Share pada Industri Food and Baverages yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta. Wacana Vol. 13 No.2.ISSN. 1411-0199. 12 Sutejo, Bambang Swasto dan Ubud Salim. 2010. Analisis Variabel yang Mempengaruhi Earning Per Share pada Industri Food and Baverages yang Go Public di BEJ. Jurnal Manajemen & Bisnis Volume 13 Nomor 2.Universitas Brawijaya. Syamsudin, Lukman. 2013. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Shinta, Kumala dan Herry Laksito. 2014. Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan dan Arus Kas Operasi terhadap EPS. Jurnal Akutansi Volume 3 Nomor 2. Universitas Diponegoro. Tandelilin, Erduadus. 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio.Edisi pertama. Yogyakarta: BPFE. Walsh, C. (2004). Key Management Ratio Edisi Tiga. Jakarta: Erlangga. Yuliandhari, Willy Sri dan Arista Erini Putri. 2012. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Financial Laverage Terhadap Earning per share (Penelitian pada Perusahaan Manufaktur di Bidang Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011. Jurnal Akuntansi. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Ke-15. Bandung: Alfabeta Taani, Khalaf dan Mari’e Hasan Hamed Banykhaled. 2011. The Effect of Financial Ratios, Firm Size, and Cash Flow From Operating Activities on Earnings Per Share. International Journal Of Social Science and Humanity Studies. Vol 3, No 1, 2011 ISSN: 13098063. Jordan. 13