Pengembangan Model untuk Memperkirakan Kesetimbangan Uap-Cair Sistim Solven-Polimer SUB JUDUL PADA TAHUN I: PENGUKURAN SOLUBILITAS SOLVEN DALAM POLIMER MENGGUNAKAN METODE PIEZOELECTRIC QUARTZ CRYSTAL MICROBALANCE Gede Wibawa, Kuswandi, Bahruddin Fitri Adi Iskandarianto Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Keputih – Sukolilo, Surabaya 60111 Tel: 031-5946240; Fax: 031-5922288 Email: [email protected] Abstrak Perkembangan teknologi polimer, menyebabkan banyaknya bahan-bahan dasar teknologi pesawat, elektronik, otomotif, bio-medis, sampai peralatan rumah tangga menggunakan bahan polimer.Dalam proses polimerisasi selalu melibatkan solven sehingga sisa solven dan monomer yang tidak terpolimerisasi harus dipisahkan dari produk akhir polimer agar produk memenuhi standar kesehatan dan lingkungan. Untuk desain dan operasional dari sistim pemisah tersebut diperlukan knowledge kesetimbangan uap-cair sistim solven-polimer atau solubilitas solven dalam polimer. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan metode kontribusi grup dalam memperkirakan kesetimbangan uap-cair sistim pelarut-polimer. Untuk mencapai maksud tersebut penelitian dibagi dalam 2 (dua) tahap yang akan diselesaikan dalam waktu 2 (dua) tahun yaitu: (1) Eksperimen untuk memperoleh data solubilitas pelarut (solven) dalam polimer dengan metode quartz crystal microbalance dan (2) Mengembangkan model prediksi untuk memperkirakan property phisik yang akurat. Sehingga pada tahun I pada penelitian ini data kesetimbangan sistim solvenpolimer (solubilitas solven dalam polimer) diukur dengan metode piezoelectricquartz crystal microbalance dimana polimer yang diteliti adalah polyisobutylene (PIB), poly(n-butyl methacrylate) (PBMA) dan poly(vinil acetate (PVAc) dengan solven: amyl alkohol dan isopentanol pada range suhu kesetimbangan 293.2 sampai 353.2 K. Dari eksperimen diperoleh bahwa solubilitas amyl alkohol pada range suhu 293.8-333.2 K dalam PIB paling tinggi sedangkan solubilitas amyl alkohol pada pada PBMA dan PVAc tidak menunjukkan perbedaan yang berarti. Sedangkan pada suhu 353.2 K, solubilitas amyl alkohol dalam PBMA tertinggi. Solubilitas isopentanol meningkat dengan urutan berikut PVAc<PIB<PBMA. Secara umum kenaikan suhu menaikkan kelarutan solven dalam polimer. Data eksperimen dikorelasikan dengan persamaan Flory-Huggins. Kata Kunci : Kesetimbangan, solubilitas, polimer, solvent. ii