UNIVERSITAS INDONESIA EFEK ANTIHIPERLIPIDEMIA EKSTRAK ETANOL DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill) PADA TIKUS PUTIH JANTAN YANG DIBERI DIIT TINGGI KOLESTEROL DAN LEMAK SKRIPSI HERNASARI 0706197396 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI EKSTENSI DEPARTEMEN FARMASI DEPOK DESEMBER 2010 Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. UNIVERSITAS INDONESIA EFEK ANTIHIPERLIPIDEMIA EKSTRAK ETANOL DAUN ALPUKAT (Persea americana Mill) PADA TIKUS PUTIH JANTAN YANG DIBERI DIIT TINGGI KOLESTEROL DAN LEMAK SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi HERNASARI 0706197396 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI EKSTENSI DEPARTEMEN FARMASI DEPOK DESEMBER 2010 Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. iii Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. iv Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. Universitas Indonesia KATA PENGANTAR Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah, serta karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang dengan penuh ketulusan hati memberikan bimbingan, arahan, dan dukungan kepada penulis selama menjalankan penelitian dan penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada : 1. Ibu Dra. Azizahwati, MS, Apt selaku pembimbing I dan Ibu Prof. Dr. Endang Hanani, M.Si selaku pembimbing II yang telah bersedia memberikan bimbingan dan pengarahan selama penelitian dan penyusunan skripsi ini. 2. Ibu Prof. Dr. Yahdiana Harahap, MS sebagai Ketua Departemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesia. 3. Bapak Dr. Abdul Mun’im, MS selaku Ketua Program Ekstensi Departemen Farmasi FMIPA UI 4. Ibu Dra. Juheini Amin, M.Si sebagai pembimbing akademis atas pengarahan dan bimbingannya kepada penulis selama menempuh pendidikan di Departemen Farmasi FMIPA UI. 5. Seluruh staf pengajar, laboran, dan karyawan Departemen Farmasi FMIPA UI. 6. Ibu serta kakakku tersayang yang telah mencurahkan kasih sayang ,doa, perhatian, kesabaran serta dukungannya selama ini. 7. Sahabat-sahabatku (ka titiek, vivid, mba herni, rina yuli, anti, uci, mba riris) atas semangat, doa dan keceriaan yang telah diberikan. 8. Teman-teman seperjuangan di laboratorium farmakologi (ka lele, rika, anita, aditha, silvi, dapi, nancy) serta teman-teman ekstensi Farmasi UI angkatan 2007 atas kerjasama, bantuan moril, dan dukungannya selama masa penelitian, 9. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini. v Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. Universitas Indonesia Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun sebagai evaluasi agar dapat menjadi lebih baik lagi selanjutnya. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan. Penulis 2010 vi Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. Universitas Indonesia vii Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. Universitas Indonesia ABSTRAK Nama : Hernasari Program Studi : Ekstensi Farmasi Judul : Efek Antihiperlipidemia Ekstrak Etanol Daun Alpukat (Persea americana Mill) pada Tikus Putih Jantan yang Diberi Diit Tinggi Kolesterol dan Lemak Daun alpukat (Persea americana Mill) telah diteliti mengandung quersetin sebagai antioksidan yang dapat menghambat teroksidasinya LDL dalam pembuluh darah serta mengandung sterol yang dapat menghambat absorbsi lemak dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun alpukat (Persea americana Mill) terhadap kadar kolesterol total, HDL, LDL dan trigliserida pada tikus putih jantan yang diperlakuan dengan diit tinggi kolesterol dan lemak. Diit tinggi kolesterol dan lemak diberikan dengan komposisi kuning telur 80 % , sukrosa 15 % sebesar 65 % dan lemak hewan 5 %. Ekstrak etanol daun alpukat diberikan secara oral pada 30 ekor tikus jantan galur Sprague dawley dengan berat badan 150-200 gram yang dibagi ke dalam enam kelompok. Kelompok I sebagai kontrol normal hanya diberikan CMC 0,5%. Kelompok II sebagai kontrol perlakuan diperlakuan dengan diit tinggi kolesterol dan lemak. kelompok III, IV, dan V masing-masing sebagai kelompok uji diberi ekstrak daun alpukat dengan dosis sebesar 10 mg/kg bb tikus , 20 mg/kg bb tikus, dan 40 mg/kg bb tikus serta diit tinggi kolesterol dan lemak. Kelompok VI sebagai kontrol pembanding diberi simvastatin dengan dosis sebesar 9mg/kg bb tikus dan diit tinggi kolesterol dan lemak. Setelah 56 hari pemberian, pemeriksaan dilakukan terhadap kadar kolesterol total, HDL, LDL dan trigliserida. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian ekstrak etanol daun alpukat dengan dosis 40 mg/kg bb tikus dapat menurunkan kadar kolesterol total, LDL dan trigliserida serta meningkatkan kadar HDL lebih baik dari dosis 10 mg/kg bb dan dosis 20 mg/kg bb jika dibandingkan dengan kontrol hiperlipidemia. Kata kunci: Alpukat, HDL, LDL, kolesterol, Persea americana Mill, trigliserida xv + 70 halaman; 7 gambar; 14 tabel; 19 lampiran Bibliografi :28 (1978-2010) viii Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. Universitas Indonesia ABSTRACT Name : Hernasari Study Program : Pharmacy, Extension program Title : Antihyperlipidemia Effects of Avocado leaves (Persea americana Mill) Ethanol Extract In White Male Rats Which Given High Cholesterol and Fat diet Avocado leaves (Persea americana Mill) have been studied contain quercetin as an antioxidant that can inhibit oxidation of LDL in the blood vessels and contain sterols which can inhibit absorption of fats in the body. The aim of this studied was to know the effect of ethanol extract of avocado leaves on total cholesterol, HDL, LDL and triglycerides in white male rats induced by high cholesterol and fat diet. Diet high cholesterol and fat are given by the composition of 80 % yolk, 65% sucrose15% and 5% animal fat. Ethanol extract of avocado leaves was given orally to 30 male rats of Sprague dawley strain with body weight 150-200 gram were divided into 6 groups. Group I is a normal control group given 0.5% CMC. Group II as a positive control was induced by high cholesterol and fat, group III, IV, and V were each given a dose of 10 mg / kg body weight , 20 mg / kg body weight , and 40 mg / kg body weight and high cholesterol and fat. Group VI as a comparison control group were given simvastatin at a dose of 9mg/kg body weight rats and high cholesterol and fat diet. After 56 days, examination carried out on total cholesterol, HDL, LDL and triglycerides. Results findings showed that ethanol extract of avocado leaves with dose 40 mg/kg bb can lower total cholesterol, LDL and triglycerides and increase levels of HDL better than dose 10 mg/kg bb and dose 20 mg/kg bb when compared to hyperlipidemic controls. Keywords: Avocado, HDL, LDL, cholesterol, Persea americana Mill, trglycerides xv + 70 pages; 7 figures; 14 tables;19 appendixes Bibliography : 28 (1978-2010) ix Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. Universitas Indonesia DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL………….. …………………………………..………. HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS………………………...… HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………… KATA PENGANTAR……………………………………………………… LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH…………….. ABSTRAK…………………………………………………………………. ABSTRACT………………………………………………………………... DAFTAR ISI……………………………………………………………….. DAFTAR GAMBAR…………………………………….………………… DAFTAR TABEL………………………………………………………….. DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….. BAB 1. PENDAHULUAN………………………………………………… 1.1 Latar Belakang…………………………………………………… 1.2 Tujuan Penelitian………………………………………………….. 1.3 Hipotesis…………………………………………………………... i iii iv v vii viii ix x xii xiii xiv 1 1 3 3 BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA………………...………………………... 2.1 Alpukat…………………………………………………………… 2.2 Lipid…………………………..…………………………………. 2.3 Kolesterol……………………;…………………………………. 2.4 Trigliserida………………….….………………………………… 2.5 Hiperlipidemia………………………………………..…………... 4 4 6 8 10 10 BAB 3. METODE PENELITIAN……………………………………….. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian………..…….……….…………….. 3.2 Alat………………………………….…….……………………… 3.3 Bahan…………………………...………………………………… 3.4 Cara Kerja….……………………..……………………………… 3.5 Pelaksanaan Percobaan……………….…………..…………….... 3.6 Pengambilan Plasma Darah………….………………………….. 3.7 Prosedur Pengukuran Kadar Kolesterol Total………………….. 3.8 Prosedur Pengukuran Kadar Trigliserida………………………… 3.9 Prosedur Pengukuran Kolesterol HDL…………………………… 3.10Prosedur Pengukuran Kolesterol LDL……………………………. 3.11Pengolahan Data………………………………………………..… 15 15 15 15 16 17 19 19 20 21 23 23 BAB 4.PEMBAHASAN………………………………………...………… 4.1 Pengukuran Kadar Kolesterol Total………………………………. 4.2 Pengukuran Kadar Trigliserida………………………………….. 4.3 Pengukuran Kadar HDL…………………………………………. 4.4 Pengukuran Kadar LDL…………………………………………. 24 25 26 27 28 x Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. Universitas Indonesia BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………..…. 5.1 Kesimpulan………………………………………………………. 5.2 Saran……………………………………………………………… 30 30 30 DAFTAR ACUAN………………………..……………………………….. 31 xi Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. Universitas Indonesia DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1. Ekstrak Etanol Daun Alpukat. …………………………….…. 35 Gambar 3.2. Suspensi Ekstrak Etanol Daun Alpukat………………………. 35 Gambar 3.3. Pengambilan Darah Tikus Putih Melalui Mata…...……..….... 35 Gambar 4.1. Diagram Batang Kadar Kolesterol Rata-Rata……...………… 36 Gambar 4.2. Diagram Batang Kadar Trigliserida Rata-Rata…….………… 36 Gambar 4.3. Diagram Batang Kadar HDL Rata-Rata……………………… 37 Gambar 4.4. Diagram Batang Kadar LDL Rata-Rata……………...………. 37 xii Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. Universitas Indonesia DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Klasifikasi Hiperlipidemia menurut Fredrickson……………... 11 Tabel 3.1. Perlakuan Pada Masing-masing Kelompok..……..……………. 18 Tabel 3.2. Pengukuran Kadar Kolesterol Total…..……………….……… 20 Tabel 3.3. Pengukuran Kadar Trigliserida……………………………..… 21 Tabel 3.4. Prosedur Presipitasi HDL…………………………………...… 21 Tabel 3.5. Pengukuran Kolesterol HDL………………………………….. 22 Tabel 4.1. Kadar Kolesterol Rata-Rata Tiap Kelompok………….………. 25 Tabel 4.2. Kadar Trigliserida Rata-Rata Tiap Kelompok………………... 26 Tabel 4.3. Kadar HDL Rata-Rata Tiap Kelompok…………….….…..…... 27 Tabel 4.4. Kadar LDL Rata-Rata Tiap Kelompok…………….………..…. 28 Tabel 4.5. Kadar Kolesterol Total Tikus Putih Jantan Setelah 56 Hari Perlakuan………………………………………………………. 38 Tabel 4.6. Kadar Trigliserida Tikus Putih Jantan Setelah 56 Hari Perlakuan………………..……………………………………… 39 Tabel 4.7. Kadar HDL Tikus Putih Jantan Setelah 56 Hari Perlakuan ……. 40 Tabel 4.8. Kadar LDL Tikus Putih Jantan Setelah 56 Hari Perlakuan…..… 41 xiii Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. Universitas Indonesia DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Determinasi Daun Alpukat …………………………………..………... 42 2. Perhitungan Kadar Air Ekstrak Etanol Daun Alpukat……………..… 43 3. Pembuatan Larutan Uji………………………………………………... 45 4. Uji Kenormalan Menurut Saphiro-Wilk Terhadap Data Kadar Kolesterol Total Tikus Putih (SPSS 16)…………….........…………… 47 5. Uji Homogenitas Varians Menurut Lavene Terhadap Data Kolesterol Total Tikus Putih (SPSS 16)…………………….……..……………… 48 6. Uji ANAVA terhadap data Kolesterol Total Tikus Putih (SPSS 16)....... 49 7. Uji Beda Nyata Terkecil Terhadap Data Kolesterol Total Tikus Putih (SPSS16)………….……………...………………………………….… 50 8. Uji Kenormalan Menurut Saphiro-Wilk Terhadap Data Kadar Trigliserida Tikus Putih (SPSS 16)…...………………......…………… 53 9. Uji Homogenitas Varians Menurut Lavene Terhadap Data Trigliserida Tikus Putih (SPSS 16)…………………….……..………………….… 54 10. Uji ANAVA terhadap data Trigliserida Tikus Putih (SPSS 16)............ 55 11. Uji Beda Nyata Terkecil Terhadap Data Trigliserida Tikus Putih (SPSS16)………….……………...……………………………………. 56 12. Uji Kenormalan Menurut Saphiro-Wilk Terhadap Data Kadar HDL Tikus Putih (SPSS 16)…………………......………………………... 59 13. Uji Homogenitas Varians Menurut Lavene Terhadap Data HDL Tikus Putih (SPSS 16)…………………….……..…………………………… 60 14. Uji ANAVA terhadap data HDL Tikus Putih (SPSS 16)....................... 61 15. Uji Beda Nyata Terkecil Terhadap Data HDL Tikus Putih (SPSS16)………….……………...……………………………………. 62 16. Uji Kenormalan Menurut Saphiro-Wilk Terhadap Data Kadar LDL Tikus Putih (SPSS 16)…………………................................................. 65 xiv Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. Universitas Indonesia 17. Uji Homogenitas Varians Menurut Lavene Terhadap Data LDL Tikus Putih (SPSS 16)…………………….……..…………………………… 66 18. Uji ANAVA terhadap data LDL Tikus Putih (SPSS 16)....................... 67 19. Uji Beda Nyata Terkecil terhadap data LDL Tikus Putih (SPSS 16)….. 68 xv Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan obat tradisional di Indonesia telah meluas sejak zaman nenek moyang hingga kini dan terus dilestarikan sebagai warisan budaya. Bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa, memiliki keanekaragaman obat tradisional yang dibuat dari bahan-bahan alami, termasuk tanaman obat. Indonesia memiliki lebih dari 30.000 spesies tanaman obat dan 940 spesies yang diketahui bersifat sebagai obat atau digunakan sebagai bahan obat. Obat alami, yang bahan bakunya berasal dari tanaman yang ada disekitar kita, secara empiris terbukti memiliki efek samping yang lebih kecil dibandingkan dengan obat konvensional (Herbal Indonesia, 2010). Manfaat pengobatan tradisional di Indonesia telah dirasakan terutama oleh masyarakat yang hidupnya jauh dari fasilitas pengobatan modern. Telah teruji dan terbukti bahwa banyak tanaman di sekitar kita yang berkhasiat untuk pengobatan dan banyak penyakit yang dapat disembuhkan dengan tanaman-tanaman yang mudah didapatkan. Sebagai suatu negara tropis, dengan keanekaragaman tumbuhan yang melimpah, Indonesia berpeluang besar untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya (Herbal Indonesia, 2010). Salah satu tanaman yang banyak tumbuh di daerah topis ialah alpukat. Tanaman alpukat (Persea americana, Mill) selain banyak terdapat di Indonesia, juga telah dikenal sebagai tanaman yang berkhasiat obat oleh masyarakat terdahulu, diantaranya sebagai antibakteri, meluruhkan kencing batu dengan fungsinya sebagai diuretik, sebagai antidiabetes, sebagai antihipertensi dan khasiat tersebut telah dapat dibuktikan oleh para peneliti terdahulu (Bartholomew , Odetola, & Agomo 2007b; Ojewole et al., 2007; Ross, 1994). Daun alpukat telah diteliti mengandung quersetin serta sterol pada penelitian daun Persea americana, Mill yang telah dilakukan (Asaolu, M.F., Asaolu, S.S., & Adanlawo, I.G. 2010; Maryati, Fidrianny, & Ruslan, 1997). [Type the company name] Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 2 Kandungan quersetin dan sterol ini diduga memiliki efek dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Pada saat ini, kelebihan kolesterol menjadi hal yang sangat ditakuti oleh banyak orang karena sebagai salah satu penyebab penyempitan pembuluh darah yang dinamakan aterosklerosis, ditandai dengan penebalan dan hilangnya elastisitas pembuluh darah arteri (Farmakologi dan Terapi, 1995). Hubungan antara aterosklerosis dan metabolisme lemak telah menjadi perhatian para ahli patologi, dilaporkan bahwa kadar plasma kolesterol pada penderita penyakit jantung koroner lebih tinggi daripada orang normal. Gofman (1950) mendapatkan peningkatan Low density lipoprotein (LDL) pada penderita penyakit jantung koroner. Albrink dan Mank (1959) mendapatkan bahwa kadar trigliserida pada penyakit jantung koroner juga meningkat (Farmakologi dan Terapi, 1995). Konsentrasi plasma dari lipoprotein densitas rendah yang tinggi kolesterol ini secara langsung ditingkatkan oleh lemak jenuh didalam diet sehari-hari. Sebagian kecil, juga ditingkatkan oleh peningkatan kolesterol dalam diet. Oleh karena itu, keduanya atau salah satu dari faktor diet ini dapat turut berperan terhadap perkembangan aterosklerosis (Murray, Granner, & Rodwell, 2006). Aterosklerosis bersifat reversibel, oleh karena itu dilakukan usaha untuk mencegah dan memperbaiki aterosklerosis antara lain dengan menurunkan kadar kolesterol, LDL, dan trigliserida plasma (Farmakologi dan Terapi, 1995). Penelitian mengenai khasiat daun alpukat sebagai penurun kolesterol dalam darah telah dilakukan pada ekstrak air dan ekstrak methanol daun alpukat dengan dosis sebesar 10 mg/kg bb pada tikus putih (Bartholomew , Odetola, & Agomo (2007a, 2007b)). Berdasarkan penelitian tersebut serta berdasarkan penelitian terhadap kandungan kimia daun alpukat yang telah dilakukan, maka penelitian dengan variasi dosis yang berbeda pada ekstrak etanol daun alpukat dilakukan dengan harapan memperoleh hasil yang lebih baik terhadap penurunan kadar lipid dalam darah. Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 3 1.2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antihiperlipidemia ekstrak etanol daun alpukat (Persea americana, Mill) ditinjau dari kadar kolesterol total, HDL, LDL dan trigliserida tikus putih jantan yang diberi diit tinggi kolesterol dan lemak. 1.3 Hipotesis Pemberian ekstrak etanol daun alpukat (Persea americana, Mill) memiliki efek antihiperlipidemia melalui penurunan kadar kolesterol total, LDL dan trigliserida serta meningkatkan kadar HDL pada tikus putih jantan yang diberi diit tinggi kolesterol dan lemak. Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alpukat (Persea americana Mill) 2.1.1 Klasifikasi Tanaman (Heyne, 1987) Tanaman Alpukat diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Bangsa : Ranales Suku : Lauraceae Marga : Persea Jenis : Persea americana Mill 2.1.2 Nama Lain (Vademekum Bahan Obat Alam, 1989) Sumatra : Avokat, advokat, apokat, Adpokat Jawa timur/tengah : Alpokat Jawa Barat : Apuket, alpuket Lampung : Advokat, jamboo mentega, jamboo pooan, pookat Batak : Boah pokat, jamboo pokat 2.1.3 Deskripsi Tanaman alpukat merupakan tanaman buah yang berasal dari dataran rendah/tinggi Amerika Tengah dan diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke-18. Sekitar tahun 1920- 1930 Indonesia telah menghasilkan varietas-varietas unggul tanaman ini guna meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat, khususnya di daerah dataran tinggi (Vademekum Bahan Obat Alam, 1989). Pohon, tinggi 3 m sampai 10 m, ranting teguh berambut halus. Daun berdesakan di ujung ranting, bundar telur atau bentuk jorong, menjangat, mula mula berbulu pada kedua belah permukaannya, lama-lama menjadi licin, panjang daun 10 cm sampai 20 cm, lebar 3 cm; panjang tangkai 1,5 cm sampai 5 cm. Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 5 Perbungaan berupa malai terletak dekat ujung ranting berbunga banyak. Tenda bunga bergaris tengah 1 cm sampai 1,5 cm, luruh, warna putih kekuningan, berbulu halus; benang sari 12 dalam 4 karangan, yang paling dalam tidak berfungsi dan berwarna jingga sampai coklat. Buah berbentuk bola lampu sampai berbentuk bulat telur, panjang 5 cm sampai 20 cm, lebar 5cm sampai 10 cm, tanpa sisa bunga, warna hijau atau kuning kehijauan, berbintik-bintik ungu atau ungu sama sekali, gundul harum. Berbiji satu berbentuk bola, garis tengah 2,5 cm sampai 5 cm (Materia Medika Indonesia, 1978). Alpukat tumbuh di daerah tropik dan sub tropik dengan curah hujan antara 1800 mm sampai 4500 mm tiap tahun. Pada umumnya tumbuhan ini cocok dengan iklim yang sejuk dan basah, serta tidak tahan terhadap angin yang keras dan kelembaban yang rendah pada saat berbunga dan saat pembentukan buah. Tipe meksiko lebih tahan terhadap keadaan dingin, dibandingkan dengan tipe Hindia Barat dan tipe Guatemala. Di Indonesia tumbuh pada ketinggian tempat antara 1m sampai 1000 m di atas permukaan laut (Materia Medika Indonesia, 1978). 2.1.4. Keanekaragaman Dikenal 3 tipe pohon alpukat yakni : 1. Alpukat Hindia Barat, 2. Alpukat Guatemala, 3. Alpukat Meksiko. Ketiga alpukat tersebut dapat dibedakan berdasarkan bentuk dan sifat buahnya, kadar minyak dagingnya dan aromanya. Jenis ungu tipe Hindia barat dan Guatemala termasuk jenis Persea gratissima, Gaertn.f., sedang tipe meksiko yang buahnya kecil digolongkan ke dalam Persea gratissima, Gaertn.f. var. drymifolia Blake. Disamping ketiga tipe ini masih terdapat beberapa tipe yang diduga merupakan hasil pembastaran yang masih nampak sifat-sifat antara kedua atau ketiga tipe tersebut (Vademekum Bahan Obat Alam, 1989). 2.1.5 Kandungan Kimia Terdapat senyawa bioaktif pada daun alpukat (Persea americana, Mill) antara lain isorhamnetin, luteolin, rutin , quersetin, dan apigenin (Owolabi, Coker, & Jaja, 2010). Dalam penelitian lain juga menunjukan bahwa pada ekstrak etanol, Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 6 pada daun alpukat mengandung flavonoid, saponin, steroid (Maryati, Fidrianny, & Ruslan, 1997). Penelitian lain pada ekstrak air dan methanol pada daun alpukat ditemukan mengandung sterol, tannin, saponin, flavonoid, alkaloid, fenol, anthraquinon, triterpen (Asaolu, M.F., Asaolu, S.S., & Adanlawo, I.G. 2010). 2.1.6 Kegunaan Secara empiris rebusan daun alpukat digunakan masyarakat untuk meluruhkan kencing batu, anti hipertensi, nyeri pada lambung dan antibakteri. Infus daun alpukat telah diteliti secara invitro dapat menghambat replikasi adenovirus serta ekstrak air dan metanol daun alpukat dapat menghambat aktivitas bakteri (Ross, 1998; Yasir, Sattwik, & Kharya, 2010). Ekstrak air daun alpukat telah diteliti melalui uji praklinis memiliki khasiat sebagai antikonvulsi, antiinflamasi, antiulser, menurunkan glukosa darah, serta menurunkan tekanan darah (Bartholomew , Odetola, & Agomo, 2007b; Ojewole et al., 2007; Yasir, Sattwik, & Kharya, 2010). 2.2 Lipid Lipid merupakan senyawa heterogen yang mengandung asam lemak, mempunyai sifat tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut non polar seperti eter, aseton, kloroform dan benzena. Kandungan lipid plasma yang utama adalah kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas yang tidak larut dalam cairan plasma. Lipid plasma dapat berasal dari makanan (eksogen) dan dari sintesis lemak (endogen). Agar lipid plasma dapat diangkut dalam sirkulasi, maka susunan molekul lipid perlu dimodifikasi, yaitu dalam bentuk lipoprotein yang bersifat larut dalam air (Farmakologi & Terapi, 1995; Murray, Granner, & Rodwell, 2006). 2.2.2 Lipoprotein Lipoprotein merupakan suatu kompleks lemak dengan protein yang larut dalam darah. Fungsi lipoprotein adalah untuk mengangkut komponen komponen lipid dari usus sebagai kilomikron dan dari hati sebagai lipoprotein Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 7 berdensitas sangat rendah kesebagian besar jaringan untuk dioksidasi dan kejaringan adiposa untuk disimpan (Murray, Granner, & Rodwell, 2006). Terdapat lima jenis lipoprotein di dalam plasma darah yang mempunyai peranan penting dalam transportasi dan metabolisme lemak, lipoprotein tersebut adalah : 2.2.2.1 Kilomikron Kilomikron merupakan lipoprotein dengan berat molekul terbesar, yang berasal dari penyerapan triasilgliserol dan lipid lain di dalam usus. Pembersihan kilomikron dari darah berlangsung cepat, dengan waktu paruh eliminasi kurang dari 1 jam pada manusia. Asam-asam lemak yang berasal dari triasilgliserol kilomikron terutama disalurkan ke jaringan adiposa, jantung, dan otot (80%), sementara sekitar 20 % menuju hati (Murray, Granner, & Rodwell, 2006). 2.2.2.2 Lipoprotein Berdensitas Sangat Rendah (VLDL) VLDL merupakan lipoporotein dengan berat molekul terbesar kedua. VLDL berfungsi untuk mengangkut triasilgliserol dari hati ke jaringan ekstrahepatik. Sintesis triasilgliserol hati merupakan stimulus langsung untuk pembentukan dan sekresi VLDL. Faktor yang meningkatkan sintesis triasilgliserol dan sekresi VLDL diantaranya ialah keadaan kenyang, diet kaya karbohidrat, tingginya kadar asam lemak bebas dalam darah, konsumsi etanol serta kadar insulin yang tinggi dan kadar glukagon yang rendah (Murray, Granner, & Rodwell, 2006). 2.2.2.3 Lipoprotein Berdensitas Sedang (IDL) IDL merupakan zat perantara yang terjadi sewaktu VLDL dikatabolisme menjadi LDL. VLDL yang telah dimetabolisme menjadi IDL dapat diserap oleh hati secara langsung melalui reseptor LDL untuk kemudian diubah menjadi LDL (Murray, Granner, & Rodwell, 2006). Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 8 2.2.2.4 Lipoprotein Berdensitas Rendah (LDL) LDL merupakan lipoprotein pengangkut kolesterol terbesar pada manusia. Partikel LDL mengandung trigliserida sebanyak 10% dan kolesterol 50%. LDL merupakan metabolit VLDL, fungsinya membawa kolesterol ke jaringan perifer (untuk sintesis membran dan hormon steroid). Terdapat korelasi yang antara insiden aterosklerosis dengan meningkatnya konsentrasi plasma LDL (Farmakologi dan Terapi, 1995; Murray, Granner & Rodwell, 2006). 2.2.2.5 Lipoprotein Berdensitas Tinggi (HDL) HDL terdiri dari 13% kolesterol, kurang dari 5% trigliserida dan 50% protein, saat ini dikenal 3 jenis HDL yaitu HDL 1 , HDL2 dan HDL 3 . Tingginya kadar HDL 2 dan HDL 3 dihubungkan dengan penurunan insiden penyakit dan kematian karena aterosklerosis, sedangkan pada HDL1 kaya akan kolesterol dan apoliporotein satu-satunya adalah apo E. Fungsi HDL adalah sebagai tempat penyimpanan apo C dan apo E yang dibutuhkan dalam metabolisme kilomikron dan VLDL. HDL disintesis dari usus dan hati, namun HDL yang baru terbentuk (nascent) dari usus tidak mengandung apoprotein C melainkan hanya apoprotein A. HDL akan mengangkut kolesterol dari sel ke hati untuk dieksresikan melalui empedu (Farmakologi dan Terapi, 1995; Murray, Granner, & Rodwell, 2006). 2.3 Kolesterol Kolesterol adalah lipid amfipatik dan merupakan komponen struktural esensial pada membran dan lapisan luar lipoprotein plasma. Kolesterol merupakan senyawa induk steroid yang disintesis dalam tubuh. Senyawa ini disintesis dari asetil koA dan merupakan prekusor semua steroid lain ditubuh, termasuk kortikosteroid, hormon seks, asam empedu dan vitamin D. Kolesterol dibuang melalui dua jalan utama, yaitu konversi menjadi asam empedu dan eksresi sterol netral dalam feses. Kolesterol tersebar luas dalam semua sel tubuh, khususnya dalam jaringan syaraf. Kolesterol terdapat dalam makanan misalnya kuning telur, daging, hati dan otak (Murray, Granner & Rodwell, 2006). Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 9 Manfaat penting dari kolesterol yaitu bersama fosfolipid membentuk struktural khusus diseluruh sel tubuh, terutama untuk pembentukan membran. Sebagian kecil kolesterol dipakai (a) oleh kelenjar adrenal untuk membentuk hormon adrenokortikoid, (b) ovarium, untuk membentuk progesteron dan estrogen, dan (c) oleh testis untuk membentuk testosteron (Guyton, 1997). Faktor-faktor penting yang mempengaruhi konsentrasi kolesterol plasma adalah sebagai berikut : (Guyton, 1997; Murray, Granner & Rodwell, 2006) 1. Peningkatan jumlah kolesterol yang dicerna setiap hari sedikit meningkatkan konsentrasi plasma 2. Diet lemak yang sangat jenuh akan meningkatkan konsentrasi kolesterol darah 15 sampai 25 persen 3. Pencernaan lemak yang mengandung asam lemak tidak jenuh yang tinggi akan meningkatkan konsentrasi kolesterol. Mekanisme dari efek ini belum diketahui. 4. Kekurangan insulin dan hormon tiroid akan meningkatkan konsentrasi kolesterol darah, sedangkan kelebihan hormon tiroid menurunkan konsentrasi kolesterol darah. 5. Faktor emosional (stress) akan meningkatkan kadar asam lemak bebas. 6. Pola hidup yang tidak sehat, seperti kebiasaan merokok, kurangnya gerak tubuh. Konsentrasi kolesterol yang tinggi merupakan salah satu faktor penting penyebab aterosklerosis, yaitu suatu penyakit pada arteri besar dan sedang dimana lesi lemak yang di sebut plak ateromatosa timbul pada permukaan dinding arteri. Timbulnya plak ini akibat penimbunan kristal kolesterol yang kecil dalam intima dan otot polos yang terletak dibawahnya. Semakin lama kristal akan berkembang lebih besar membentuk kristal anyaman seperti kasur yang besar (large mat-like bed of crystal). kehilangan sebagian besar Arteri yang mengalami aterosklerotik akan distensibilitasnya, serta dinding pembuluh akan menjadi mudah ruptur (Price & LM Wilson, 2005). Komplikasi terpenting dari aterosklerosis adalah penyakit jantung koroner, gangguan pembuluh darah serebral dan gangguan pembuluh darah perifer. Faktor resiko yang merupakan predisposisi untuk timbulnya penyakit koroner adalah Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 10 hiperlipidemia, hipertensi, kebiasaan merokok, diabetes mellitus, kurang gerak, keturunan dan stress (Farmakologi dan Terapi, 1995). 2.4 Trigliserida Trigliserida atau triasilgliserol merupakan ester dari satu molekul gliserol dan tiga molekul asam lemak. Sintesis trigliserida terjadi di dalam hati, serta sejumlah kecil di sintesis di dalam jaringan adiposa. Fungsi utama trigliserida adalah sebagai sumber energi, serta sejumlah kecil trigliserida untuk membentuk membran. Selain diproduksi sendiri oleh tubuh, trigliserida juga diperoleh dari makanan, terutama makanan yang banyak mengandung karbohidrat. Di dalam tubuh, trigliserida akan mengalami hidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol (Murray,Granner & Rodwell, 2006; Price & LM Wilson, 2005). Biosintesis triasilgliserol dimulai dari dua molekul asil-KoA yang dibentuk melalui pengaktifan asam lemak oleh asil-KoA sintetase. Dua molekul Asil-KoA ini kemudian berikatan dengan gliserol 3-fosfat membentuk senyawa fosfatidat (1,2-diasilgliserol fosfat). Proses ini berlangsung dalam dua tahap, yaitu mula-mula dikatalisis oleh gliserol-3-fosfat asiltransferase membentuk lisofosfatidat kemudian dikatalisis oleh 1-asilgliserol-3-fosfat asiltranferase membentuk senyawa fosfohidrolase fosfatidat. membentuk Fosfatidat senyawa 1,2 dikatalisis diasilgliserol, oleh fosfatidat kemudian oleh diasilgliserol asiltransferase (DGAT) membentuk senyawa triasilgliserol (Murray, Granner & Rodwell, 2006). 2.5 Hiperlipidemia Hiperlipidemia adalah peningkatan salah satu atau lebih kolesterol, kolesterol ester, fosfolipid atau trigliserida. Hiperlipidemia menyatakan peningkatan kolesterol dan/ atau trigliserida serum di atas batas normal. Penyebab utama hiperlipidemia adalah obesitas, asupan alkohol yang berlebihan, diabetes, hipotiroidisme, dan sindrom nefrotik (Price & LM Wilson,2005). Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 11 2.5.1. Klasifikasi Hiperlipidemia Klasifikasi hiperlipidemia menurut WHO (Fredrickson) membagi hiperlipidemia atas dasar fenotip plasma. Klasifikasi ini dapat dilihat pada Tabel 2.1 (Oxford textbook of medicine, 2005). Tabel 2.1. Klasifikasi Hiperlipidemia menurut Fredrickson Type Peningkatan utama dalam plasma Lipoprotein Lipid Kilomikron Trigliserida IIa LDL Kolesterol IIb LDL dan VLDL Kolesterol dan Trigliserida III IDL Kolesterol dan Trigliserida IV VLDL Trigliserida V VLDL dan Kilomikron Kolesterol dan Trigliserida I 2.5.1.1 Hiperlipidemia tipe I Hiperlipidemia tipe I memperlihatkan hiperkilomikronemia pada waktu puasa yang disebabkan oleh defisiensi lipoprotein lipase yang dibutuhkan dalam metabolisme kilomikron serta disebabkan pula oleh kekurangan apoprotein CII yang diperlukan sebagai kofaktor untuk lipoprotein lipase. Trigliserida serum meningkat dengan jelas dengan rasio kolesterol : trigliserida biasanya < 0,2 :1 .Kelainan tipe I muncul sebelum pasien berusia 10 tahun dengan gejala seperti kolik, nyeri perut, xantoma dan hepatosplenomegali. Pada pemeriksaan biokimia menunjukkan adanya lapisan krem di permukaan plasma pasien puasa (Farmakologi dan Terapi, 1995; Murray,Granner, & Rodwell, 2006). 2.5.1.2 Hiperlipidemia tipe II (Price & LM Wilson, 2005) Hiperlipidemia tipe II, terbagi menjadi dua tipe yakni tipe IIa dan tipe IIb, dimana tipe pembagiannya berdasarkan atas tingginya kadar trigliserida terhadap LDL kolesterol. Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 12 a. Tipe IIa Pada tipe IIa terjadi peningkatan LDL dan apoprotein B dengan kadar VLDL normal. Hiperlipidemia tipe IIa disebut juga dengan hiperkolesterolemia familial, disebabkan karena adanya mutasi gen reseptor LDL. b. Tipe IIb Pada tipe IIb terjadi peningkatan LDL dan apoprotein B dengan dengan meningkatnya kadar VLDL meliputi meningkatnya kadar trigliserida, asetil CoA dan adanya peningkatan sintesis dari B-100. Hal tersebut dapat disebabkan oleh menurunnya konsentrasi dari reseptor LDL dan meningkatnya Apoprotein B. 2.5.1.3 Hiperlipidemia tipe III Hiperlipidemia tipe III atau dikenal dengan nama Familial Dysbetalipoproteinemia. Hiperlipidemia tipe III ditandai dengan tingginya kadar kilomikron dan IDL (intermediate density lipoprotein). Penimbunan IDL pada tipe ini disebabkan oleh blokade parsial dalam metabolisme VLDL menjadi LDL, peningkatan apoprotein B atau peningkatan kadar apoprotein E. Pada penderita ini pengambilan sisa kilomikron dan sisa VLDL oleh hati dihambat dan menyebabkan terjadinya akumulasi di darah dan jaringan. Pada kelainan ini kolesterol serum dan trigliserida meningkat (350-800 mg/dl). Gejala klinik muncul pada masa remaja berupa xantoma pada kulit terutama pada siku dan lutut. Dan kelainan tuberoeruptif di siku, lutut atau bokong. Penyakit koroner, kardiovaskuler dan pembuluh darah tepi terjadi lebih cepat yaitu pada usia 40-50 tahun; intoleransi glukosa serta hiperurisemia terdapat pada 40% penderita (Farmakologi dan Terapi, 1995; Murray, Granner, & Rodwell, 2006). 2.5.1.4 Hiperlipidemia tipe IV Tipe ini ditandai dengan terjadinya peningkatan VLDL dan trigliserida yang kemudian dikenal dengan hipertrigliseridemia. Mekanisme kelainan yang Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 13 familiar tidak diketahui, tetapi tipe IV yang didapat biasanya bersifat sekunder akibat penyakit lain, alkoholisme berat atau diet kaya karbohidrat dan biasanya penderita gemuk. Banyak dari penderita menunjukan intoleransi glukosa dengan reaksi insulin berlebihan terhadap beban karbohidrat dan lebih dari 40 % disertai hiperurisemia (Farmakologi dan Terapi, 1995). 2.5.1.5 Hiperlipidemia tipe V Tipe ini memperlihatkan akumulasi VLDL kilomikron, yang diikuti konsentrasi HDL yang rendah yang disebabkan oleh gangguan katabolisme trigliserida. Hiperlipidemia tipe ini memperlihatkan intoleransi terhadap karbohidrat dan lemak, xantoma serta hiperurisemia (Farmakologi dan Terapi, 1995; Murray, Granner, & Rodwell, 2006). 2.5.2 Pengobatan Hiperlipidemia Obat-obat yang digunakan dalam pengobatan hiperlipidemia antara lain sebagai berikut : 2.5.2.1 Asam Nikotinat (Niasin) Niasin merupakan vitamin B kompleks larut air yang hanya berfungsi sebagai vitamin dalam bentuk amida. Mekanisme kerja niasin mungkin mempengaruhi penghambatan sekresi VLDL sehingga menurunkan produksi LDL. Niasin menurunkan kadar trigliserida melalui mekanisme peningkatan bersihan VLDL melalui jalur lipoprotein lipase. Niasin merupakan penghambat pada sistem lipase interselular jaringan lemak yang kuat, mekanisme menurunnya produksi VLDL pada niasin mungkin berhubungan dengan menurunkan asam lemak bebas ke hati (Katzung, 1998). 2.5.2.2 Penghambat HMG-KoA reduktase (Statin) Obat golongan ini merupakan inhibitor kompetitif 3-hidroksi-3- metilglutaril KoA Reduktase (HMG KoA) reduktase, yang merupakan enzim yang mengkatalisis perubahan HMG KoA menjadi mevalonat dalam biosintesis kolesterol. Penghambat HMG-KoA reduktase ini juga meningkatkan afinitas Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 14 reseptor LDL yang tinggi sehingga kecepatan katabolisme LDL meningkat. Obat golongan ini terjadi pula penurunan sedang trigliserida dan peningkatan kadar HDL (Katzung, 1998). 2.5.2.3. Resin Pengikat Asam Empedu Asam empedu merupakan metabolit kolesterol yang dalam keadaan normal direabsorbsi dalam jejenum dan ileum dengan efisiensi sekitar 95 %. Pemberian resin akan meningkatkan eksresinya hingga sepuluh kali. Resin menurunkan kadar kolesterol dengan cara mengikat asam empedu dalam saluran cerna, mengganggu sirkulasi enterohepatik sehingga eksresi steroid yang bersifat asam meningkat dan kolesterol yang diabsorbsi lewat saluran cerna akan terhambat dan keluar bersama tinja. Penurunan jumlah kolesterol di hati akan meningkatan jumlah reseptor LDL sehingga katabolisme LDL meningkat dan meningkatkan aktivitas HMG-KoA reduktase. Peningkatan kebutuhan akan kolesterol oleh hati juga menyebabkan peningkatan ambilan kolesterol dari jaringan oleh HDL untuk dibawa ke hati dan disintesis menjadi empedu sehinggakadar HDL plasma meningkat (Farmakologi dan Terapi, 1995; Katzung, 1998). 2.5.2.4 Turunan Asam Fibrat Obat-obat golongan ini bekerja dengan meningkatkan aktivitas enzim lipoprotein lipase sehingga meningkatkan lipolisis trigliserida. Akibatnya terjadi penurunan kadar trigliserida dalam plasma (Katzung, 1998). 2.5.2.5 β-sitosterol Beta sitosterol merupakan gabungan sterol tanaman yang tidak diabsorbsi saluran cerna manusia. Mekanisme kerja obat ini ialah menghambat absorbsi kolesterol dari saluran pencernaan (Farmakologi Murray,Granner, & Rodwell, 2006 Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. dan Terapi, 1995; 15 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Farmakologi Departemen Farmasi FMIPA UI Depok selama lebih kurang 3 (tiga) bulan yaitu dari bulan September sampai November 2010. 3.2 Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah spektrofotometer Uv- Vis single beam (Genesys 20), kuvet semimikro, sentrifugator (Zengji TGL-16), mikrohematokrit (Marienfield), pipet Eppendorf (Socorex), pipet Pasteur, mikrotube, spuit (Terumo), sonde lambung, timbangan analitik (Ohaus), timbangan hewan (Mettler Toledo) serta alat-alat gelas (Pyrex). 3.3 3.3.1 Bahan Bahan Uji Bahan uji yang digunakan adalah daun alpukat yang diperoleh di daerah Depok dan sekitarnya kemudian di determinasi di Herbarium Bogorinse, Bidang Botani Pusat penelitian Biologi-LIPI Cibinong. Sertifikat determinasi dapat dilihat pada lampiran 1. Daun alpukat ini kemudian dibuat menjadi ekstrak etanol daun alpukat oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Serpong. 3.3.2 Hewan Uji Hewan yang digunakan dalam penelitian adalah tikus galur Sparague dawley sebanyak 30 ekor, berumur 2 bulan, berjenis kelamin jantan dengan berat badan 150-200 gram yang diperoleh dari Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Cibinong. Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 16 3.3.3 Bahan Kimia Reagen kit kolesterol total (Enzymatic Endpoint Method, Randox), reagen kit trigliserida (GPO-PAP Method, Randox), reagen kit kolesterol HDL (Precipitant, Randox), CMC (Daichii), eter dan heparin (Merck). 3.4 3.4.1 Cara Kerja Persiapan Hewan Uji Terlebih dahulu hewan coba diaklimatisasi selama 2 (dua) minggu dengan tujuan mengadaptasikan hewan coba dengan lingkungannya yang baru. Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap keadaan umum hewan coba, meliputi berat badan dan keadaan fisiknya. Tikus yang diikutsertakan dalam percobaan adalah tikus yang sehat dengan ciri-ciri mata merah jernih, bulu tidak berdiri dan aktif. 3.4.2 Penentuan dosis ekstrak etanol daun alpukat Merujuk pada jurnal penelitian terhadap ekstrak air dan ekstrak metanol daun alpukat, yang menunjukkan bahwa dosis sebesar 10 mg/kg bb/hari dapat menurunkan kadar lemak tubuh pada tikus (Bartholomew , Odetola, & Agomo (2007a, 2007b)), pada penelitian ini digunakan tiga variasi dosis dengan kelipatan sebagai berikut: a. Dosis I = 10 mg/kg bb b. Dosis II = 20 mg/kg bb c. Dosis III = 40 mg/kg bb 3.4.3 Pembuatan suspensi ekstrak etanol daun alpukat Sediaan ekstrak etanol daun alpukat terlebih dahulu dihitung kadar airnya dengan metode gravimetri (Parameter Standar, 2000). Perhitungan kadar air dapat dilihat pada lampiran 2. Sediaan ekstrak etanol daun alpukat sesuai dosis yang digunakan disuspensikan dengan CMC (carboxymethylcellulose) 0,5 %. Pembuatan suspensi dibuat dari penimbangan bahan untuk dosis tertinggi yaitu 40 Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 17 mg/kg bb tikus (dosis 3) dilebihkan dengan kadar air yang telah diperoleh (20,9507%). Dosis 10 mg/kg bb tikus (dosis 1) dan dosis 20 mg/kg bb tikus (dosis 2) diperoleh dengan cara mengencerkan dosis 3. Suspensi bahan uji yang telah siap kemudian diberikan peroral ke hewan uji dengan volume sesuai dengan berat badan. Keterangan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3. 3.4.4 Pembuatan suspensi simvastatin Simvastatin sesuai dosis yang digunakan yaitu 9 mg/kg bb disuspensikan dengan CMC (carboxymethylcellulose) 0,5 %. Suspensi simvastatin yang telah siap kemudian diberikan peroral ke hewan uji dengan volume sesuai dengan berat badan. Keterangan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3. 3.4.5 Pembuatan makanan diit tinggi kolesterol dan lemak Makanan diit tinggi kolesterol dibuat dengan komposisi : Kuning telur 80 % Larutan sukrosa 65 % 15 % Lemak hewan 5% Makanan diit tinggi kolesterol dibuat dalam bentuk emulsi, semua bahan dicampur, kemudian dikocok dengan kecepatan tinggi hingga homogen. Makanan dibuat baru setiap harinya dan diberikan peroral ke hewan uji dengan volume sesuai dengan berat badan. Keterangan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3. 3.5 Pelaksanaan Percobaan Hewan uji dibagi ke dalam 6 (enam) kelompok, dimana pengelompokan hewan uji dilakukan secara acak lengkap dengan jumlah minimal per kelompok mengikuti rumus Federer, yakni (t-1) (n-1) > 15 Dimana: t = kelompok perlakuan = 6 n = jumlah sampel per kelompok perlakuan Maka: (t-1) (n-1) > 15 (6-1) (n-1) > 15 Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 18 5n-5 > 15 n > 3,5 ~ 4 Jadi jumlah minimum tikus yang digunakan dalam tiap kelompok adalah 4 ekor Pada percobaan ini digunakan 30 ekor tikus yang telah di aklimatisasi, kemudian secara acak menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor tikus. Setiap kelompok diberi perlakuan selama 8 minggu (Parmar, 2006). Sistematika perlakuan dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 3. 1.Perlakuan pada masing-masing kelompok No Kelompok Perlakuan selama Hari ke-57 delapan minggu (56 hari) 1 Kontrol Normal CMC 0,5 % Pengambilan Plasma Darah II III Kontrol Perlakuan Dosis I Diit tinggi kolesterol Pengambilan Plasma & Lemak Darah Diit tinggi kolesterol Pengambilan Plasma & Lemak + dosis 1 Darah (10 mg/kg bb/hari) IV Dosis II Diit tinggi kolesterol Pengambilan Plasma & Lemak + dosis 2 Darah (20 mg/kg bb/hari) V Dosis III Diit tinggi kolesterol Pengambilan Plasma & Lemak + dosis 3 Darah (40 mg/kg bb/hari) VI Kontrol Pembanding Diit tinggi kolesterol Pengambilan Plasma & Lemak + simvastatin Darah (9 mg/kg bb/hari) Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 19 3.6 Pengambilan Plasma Darah Pada hari ke-57 dilakukan pengambilan darah pada masing-masing kelompok tikus. Pengambilan darah dilakukan melalui sinus orbital tikus. Tikus dianestesi terlebih dahulu secara inhalasi menggunakan eter. Pada mata tikus, Mikrohematokrit dimasukan ke pangkal sudut bola mata sambil diputar halus kearah belakang bola mata hingga darah mengalir melalui mikrohematokrit tersebut. Darah kemudian ditampung secara hati-hati kedalam mikrotube yang telah dilapisi heparin, selanjutnya disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 7000 rpm. Plasma yang diperoleh kemudian dipisahkan dengan menggunakan pipet Pasteur lalu disimpan dalam lemari pendingin hingga dilakukan pengukuran kadar trigliserida, HDL, LDL dan kolesterol total. 3.7 Prosedur pengukuran kadar kolesterol total Pengukuran kadar kolesterol total dilakukan dengan metode kolorimetri enzimatik dengan kolesterol esterase, kolesterol oksidase dan peroksidase sebagai katalis indikator reaksi (Cholesterol Enzymatic, 2010; Henry, 1991). Jumlah sampel, standar dan reagen kit kolesterol yang dibutuhkan dapat dilihat pada tabel 3.2. Prinsip : Kolesterol ester + H 2 O kolesterol esterase Kolesterol + O 2 kolesterol oksidase 2 H 2 O 2 + 4-aminoantipirin + fenol kolesterol + asam lemak kolesten-3-on +H 2 O 2 peroksidase kuinonimin + 4H 2 O Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 20 3.7.1 Pengukuran kolesterol total Tabel 3.2 Pengukuran kadar kolesterol total Kedalam kuvet dipipetkan : Blangko(µl) Standar(µl) Sampel(µl) Aquabidest 10 - - Sampel (plasma) - - 10 Standar - 10 - 1000 1000 1000 Larutan reagen kit Kolesterol Campuran sampel plasma dan larutan reagen kit kolesterol tersebut diinkubasi selama 10 menit pada suhu 20-250C. Campuran standar dan larutan reagen kit kolesterol diperlakukan sama dengan sampel yaitu diinkubasi selama 10 menit pada suhu 20-250C. Serapan sampel (A sampel ) dan serapan standar (A standar ) diukur terhadap blangko pada panjang gelombang 500 nm dalam waktu 5 menit. Perhitungan : Kadar kolesterol total diperoleh dengan menggunakan rumus: C kolesterol total (mg/dl) = A sampel A standar x konsentrasi standar 3.8 Prosedur pengukuran kadar trigliserida Pengukuran kadar trigliserida dilakukan dengan metode kolorimetri enzimatik menggunakan gliserol-3fosfat-oksidase (GPO) (Triglycerides GPOPAP, 2010 ; Henry, 1991). Jumlah sampel, standar dan reagen kit trigliserida yang dibutuhkan dapat dilihat pada tabel 3.3. Prinsip : Trigliserida lipase gliserol +asam lemak Gliserol + ATP gliserol kinase Gliserol-3-fosfat +O 2 GPO gliserol-3-fosfat + ADP dihidroksiaseton + fosfat + H 2 O 2 Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 21 2 H 2 O 2 + 4-aminofenazone + 4-klorofenol peroksidase kuinonimin + HCl + 4 H2O 3.8.1 Pengukuran Trigliserida Tabel 3.3 Pengukuran kadar trigliserida Kedalam kuvet dipipetkan : Blangko (µl) Standar (µl) Standar - 10 - Sampel - - 10 Larutan reagen kit 1000 1000 Sampel (µl) 1000 Trigliserida Campuran sampel plasma dan larutan reagen kit trigliserida tersebut diinkubasi selama 10 menit pada suhu 20-250C. Campuran standar dan larutan reagen kit kolesterol diperlakukan sama dengan sampel yaitu diinkubasi selama 10 menit pada suhu 20-250C. Serapan sampel (A sampel ) dan serapan standar (A standar ) diukur terhadap blangko pada panjang gelombang 500 nm dalam waktu 5 menit. Perhitungan : Kadar trigliserida diperoleh dengan menggunakan rumus: C trigliserida (mg/dl) = A sampel A standar x konsentrasi standar 3.9 Prosedur pengukuran kadar kolesterol HDL Pada pengukuran kadar kolesterol HDL terlebih dahulu dilakukan presipitasi HDL dengan reagen kit pengendapan (HDL Precipitant, 2010; Henry, 1991). Jumlah sampel, standar dan reagen kit pengendapan yang dibutuhkan dapat dilihat pada tabel 3.4. Tabel 3.4 prosedur presipitasi HDL Prosedur presipitasi : Sampel /standar 200 µl Reagen kit pengendapan 500 µl Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 22 Campuran sampel dan reagen kit pengendapan diinkubasi selama 10 menit pada temperatur ruang, kemudian disentrifugasi selama 10 menit pada putaran 4000 rpm. Campuran standar dan reagen kit pengendapan diperlakukan sama, yaitu diinkubasi selama 10 menit pada temperature ruang, kemudian disentrifugasi selama 10 menit pada putaran 4000 rpm. Setelah disentrifugasi supernatan jernih dapat ditetapkan kadarnya. 3.9.1 Pengukuran kolesterol HDL Pengukuran kadar kolesterol HDL dilakukan dengan metode kolorimetri enzimatik dengan menggunakan kit kolesterol (HDL Precipitant, 2010; Henry, 1991). Jumlah sampel, standar dan reagen kit kolesterol yang dibutuhkan dapat dilihat pada tabel 3.5. Tabel 3.5 Pengukuran kolesterol HDL Kedalam kuvet dipipetkan : Blangko Aquabidest Standar ( µl) 100 Sampel(µl) - - Supernatan standar - 100 - Supernatan sampel - - 100 1000 1000 Reagen kit kolesterol 1000 Campuran supernatan sampel dan larutan reagen kit kolesterol diinkubasi pada suhu 20-250C selama 10 menit. Campuran supernatan standar dan larutan reagen kit kolesterol diperlakukan sama dengan supernatan sampel yaitu diinkubasi selama 10 menit pada suhu 20-250C. Serapan sampel (A sampel ) dan serapan standar (A standar ) diukur terhadap blangko pada panjang gelombang 500 nm dalam waktu 5 menit. Besarnya kadar kolesterol HDL ditentukan dengan rumus : HDL (mg/dl) = A sampel A standar x konsentrasi standar Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 23 3.10 Pengukuran kadar kolesterol LDL ( HDL Precipitant, 2010; Henry, 1991) Penentuan kadar kolesterol LDL dapat ditentukan secara tidak langsung dengan menggunakan rumus Friedewald : Kolesterol LDL = kolesterol total - trigliserida 5 - kolesterol HDL 3.11 Pengolahan Data Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistik. Masing-masing data diuji normalitasnya dengan Shapiro-Wilk dan uji homogenitasnya dengan menggunakan uji Levene. Jika didapatkan data homogen dan terdistribusi normal, dilakukan uji ANAVA satu arah untuk mengetahui adanya perbedaan antar kelompok. Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dilakukan untuk melihat perbedaan antar kelompok perlakuan. Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 24 BAB 4 PEMBAHASAN Pada Penelitian ini digunakan hewan uji tikus putih jantan galur Sparague dawley yang telah terlebih dahulu diaklimatisasi selama dua minggu agar dapat menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan yang baru. Tikus yang diikutsertakan dalam penelitian adalah tikus yang sehat dengan ciri-ciri mata merah jernih, bulu tidak berdiri, dan aktif, Tikus ini kemudian dikelompokan secara Rancangan Acak Lengkap (RAL). Pada penelitian ini tikus dibagi kedalam enam kelompok, satu kelompok kontrol normal, satu kelompok kontrol perlakuan, satu kelompok kontrol pembanding, dan tiga kelompok variasi dosis. Masingmasing kelompok terdiri dari 5 tikus. Selain kelompok kontrol normal, semua kelompok diberikan diit tinggi kolesterol dan lemak dengan komposisi kuning telur 80 %, sukrosa 65% sebesar 15% serta lemak hewan 5%. Pemberian komposisi ini dapat meningkatkan kadar kolesterol total dan trigliserida secara bermakna pada penelitian terdahulu (Saputri, 2000). Kuning telur dan lemak hewan merupakan sumber lemak dan kolesterol hewan yang akan meningkatkan kadar lemak total, kolesterol dan trigliserida dalam darah. Sukrosa akan meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam darah melalui mekanisme perubahan sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa didalam tubuh, glukosa ini kemudian akan diubah menjadi asam lemak. Proses oksidasi asam lemak menghasilkan asetil KoA, selanjutnya seperti halnya asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan protein, asetil KoA akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga dihasilkan energi. Di sisi lain, jika kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA dapat mengalami lipogenesis menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat disimpan sebagai trigliserida (Murray,Granner & Rodwell, 2006). Pengukuran kadar kolesterol total, HDL, LDL, dan trigliserida menggunakan sampel berupa plasma darah. Pengambilan sampel darah dilakukan melalui sinus mata orbital tikus, cara ini dipilih karena pengambilan Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 25 darah yang relatif cepat serta aliran darah yang lancar, sehingga dapat meminimalisir terjadinya lisis. 4.1 Pengukuran Kadar Kolesterol Total Berikut adalah kadar kolesterol total rata-rata tiap kelompok setelah 56 hari perlakuan : Tabel 4.1. Kadar kolesterol rata-rata setiap kelompok Kadar Kolesterol rata-rata Kelompok (mg/dl) ± SD I. Kontrol Normal 201,73 ± 50,98 II. Kontrol perlakuan 327,38 ± 38,79 III. Dosis I (10 mg/kg bb) 274,84 ± 40,39 IV. Dosis II (20 mg/kg bb) 263,34 ± 47,36 V. Dosis III (40 mg/kg bb) 235,02 ± 22,79 VI. Kontrol Pembanding 222,73 ± 61,64 (simvastatin 9 mg/kg bb) Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.5 dan Gambar 4.1 Pada Tabel diatas dapat dilihat bahwa kelompok dosis I,II, dan III memiliki kadar kolesterol total yang lebih rendah dibandingkan dengan kontrol perlakuan. Hal ini menunjukan bahwa pemberian ketiga variasi dosis tersebut dapat menurunkan kadar kolesterol total dalam darah. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistika, berdasarkan uji Saphiro-Wilk dan Levene menunjukan bahwa data kolesterol total yang diperoleh terdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya digunakan analisis satu arah (ANAVA) diperoleh perbedaan yang bermakna pada tiap kelompok yaitu nilai α <0,05, untuk mengetahui perbedaan antar masing-masing kelompok dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Berdasarkan analisis uji Beda Nyata Terkecil diketahui bahwa dosis II dan III berbeda secara bermakna dengan kontrol perlakuan yaitu kelompok yang hanya diberikan diit tinggi kolesterol dan lemak. Pada Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. kelompok dosis III 26 menunjukan perbedaan yang tidak bermakna dengan kontrol normal. Kontrol pembanding (simvastatin) tidak menunjukan perbedaan yang bermakna dengan dosis I, II dan III. 4.2 Pengukuran Kadar Trigliserida Berikut adalah kadar Trigliserida rata-rata tiap kelompok setelah 56 hari perlakuan : Tabel 4.2 Kadar trigliserida rata-rata setiap kelompok Kadar trigliserida rata-rata Kelompok (mg/dl) ± SD I. Kontrol Normal 280,24 ± 58,64 II. Kontrol perlakuan 512,61 ± 64,64 III. Dosis I (10 mg/kg bb) 501, 04 ± 91,42 IV. Dosis II (20 mg/kg bb) 428,16 ± 52,67 V. Dosis III (40 mg/kg bb) 318,41 ± 83,43 VI. Kontrol Pembanding 269,58 ± 65,54 (simvastatin 9 mg/kg bb) Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan Gambar 4.2 Pada Tabel diatas dapat dilihat bahwa kelompok dosis 1,II, dan III memiliki kadar trigliserida yang lebih rendah dibandingkan dengan kontrol Perlakuan. Hal ini menunjukan bahwa pemberian ketiga variasi dosis tersebut dapat menurunkan kadar trigliserida dalam darah. Berdasarkan uji statistika Saphiro-Wilk dan Levene data kadar trigliserida yang diperoleh terdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya digunakan analisis satu arah (ANAVA) diperoleh perbedaan yang bermakna pada tiap kelompok yaitu nilai α <0,05, untuk mengetahui perbedaan antar masing-masing kelompok dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Berdasarkan analisis uji Beda Nyata Terkecil diketahui bahwa dosis III memiliki perbedaan yang bermakna dengan kontrol perlakuan,sedangkan pada dosis I dan II belum menunjukan perbedaan yang bermakna dengan kontrol Perlakuan. Pada dosis III juga menunjukkan tidak adanya perbedaan yang Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 27 bermakna dengan kelompok kontrol normal. Berdasarkan data ini dapat diketahui bahwa dosis III yang dapat memberikan efek yang bermakna terhadap penurunan kadar trigliserida. Kontrol pembanding (simvastatin) tidak menunjukan perbedaan yang bermakna dengan dosis III. 4.3 Pengukuran Kadar HDL Berikut adalah Kadar HDL rata-rata tiap kelompok setelah 56 hari perlakuan: Tabel 4.3. Kadar HDL rata-rata setiap kelompok Kadar HDL rata-rata Kelompok (mg/dl) ± SD I. Kontrol Normal 71,18 ± 10,93 II. Kontrol perlakuan 38,76 ± 13,59 III. Dosis I (10 mg/kg bb) 56,19 ± 10,59 IV. Dosis II (20 mg/kg bb) 63,71 ± 12,04 V. Dosis III (40 mg/kg bb) 71,09 ± 8,15 VI. Kontrol Pembanding 69,43 ± 3,18 (simvastatin 9 mg/kg bb) Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.7 dan Gambar 4.3 Pada Tabel diatas dapat dilihat bahwa kelompok dosis I,II, dan III memiliki kadar HDL yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ketiga variasi dosis tersebut dapat meningkatkan kadar HDL dalam darah. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistika, berdasarkan uji Saphiro-Wilk dan Levene menunjukan bahwa data kadar HDL yang diperoleh terdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya digunakan analisis satu arah (ANAVA) diperoleh perbedaan yang bermakna pada tiap kelompok yaitu nilai α <0,05, untuk mengetahui perbedaan antar masing-masing kelompok dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Berdasarkan analisis uji Beda Nyata Terkecil diketahui bahwa dosis I, II, dan III memiliki perbedaan yang bermakna dengan kontrol Perlakuan. Pada dosis II dan III menunjukan tidak adanya perbedaan yang bermakna dengan Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 28 kelompok kontrol normal. Kontrol pembanding (simvastatin) tidak menunjukan perbedaan yang bermakna dengan dosis I, II, dan III. 4.4 Pengukuran Kadar LDL Berikut adalah kadar LDL rata-rata tiap kelompok setelah 56 hari perlakuan: Tabel 4.4 Kadar LDL rata-rata setiap kelompok Kadar LDL rata-rata Kelompok (mg/dl) ± SD I. Kontrol Normal 74,51 ± 36,14 II. Kontrol perlakuan 186,09 ± 30,51 III. Dosis I (10 mg/kg bb) 118,44 ± 37,18 IV. Dosis II (20 mg/kg bb) 113,99 ± 47,14 V. Dosis III (40 mg/kg bb) 100,25 ± 18,34 VI. Kontrol Pembanding 99,38 ± 55,55 (simvastatin 9 mg/kg bb) Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.8 dan Gambar 4.4 Pada Tabel diatas dapat dilihat bahwa kelompok dosis I, II dan III memiliki kadar LDL yang lebih rendah dibandingkan dengan kontrol perlakuan. Hal ini menunjukan bahwa pemberian ketiga variasi dosis tersebut dapat menurunkan kadar LDL dalam darah. Berdasarkan uji statistika Saphiro-Wilk dan Levene menunjukan bahwa data LDL yang diperoleh terdistribusi normal dan homogen. Selanjutnya digunakan analisis satu arah (ANAVA) diperoleh perbedaan yang bermakna pada tiap kelompok yaitu nilai α <0,05, untuk mengetahui perbedaan antar masing-masing kelompok dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) Berdasarkan analisis uji Beda Nyata Terkecil diketahui bahwa dosis I, II dan III memiliki perbedaan yang bermakna dengan kontrol perlakuan. Pada dosis I, II dan III juga menunjukkan tidak adanya perbedaan yang bermakna dengan kelompok kontrol normal. Kontrol pembanding (simvastatin) tidak menunjukan perbedaan yang bermakna dengan dosis I, II dan III Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 29 Aktivitas daun alpukat dalam menurunkan kadar kolesterol, LDL, dan trigliserida diduga didukung dengan adanya senyawa quersetin sebagai antioksidan yang dapat menghambat oksidasi LDL sehingga dapat melindungi pembuluh darah, serta terdapatnya sterol yang dapat menurunkan absorbsi kolesterol di saluran cerna maupun meningkatkan eksresinya dari saluran empedu. Oleh karena struktur yang serupa dengan kolesterol, maka sterol secara parsial dapat menggantikan peran kolesterol yang disebut mixed micelles, yang dibutuhkan dalam absorbsi kolesterol. Dengan adanya mekanisme tersebut, absorbsi kolesterol dapat berkurang, kolesterol yang terserap oleh usus juga sedikit sehingga pembentukan kilomikron juga terganggu dan pembentukan VLDL akan terhambat (Asaolu, M.F., Asaolu, S.S., & Adanlawo, I.G, 2010; National Cholesterol Education). Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 30 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Pemberian ekstrak etanol daun alpukat (Persea americana Mill) memiliki efek antihiperlipidemia dengan dosis 10 mg/kg bb, 20 mg/kg bb dan 40 mg/kg bb tikus pada tikus putih jantan. 2. Kelompok dosis 40 mg/kg bb memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok dosis 10 mg/kg bb dan kelompok dosis 20 mg/kg bb secara perhitungan kadar rata-rata serta menunjukan perbedaan yang tidak bermakna secara statistik dibandingkan dengan kontrol normal. 5.2 Saran Melakukan penelitian lebih lanjut pada ekstrak daun alpukat dengan menggunakan pelarut organik lain serta pengujian toksisitas subkronis dan kronis untuk menunjang tingkat keamanan penggunaan ekstrak etanol daun alpukat. Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 31 DAFTAR ACUAN Asaolu, M.F., Asaolu, S.S., & Adanlawo, I.G. (2010). Evaluation of Phytochemicals and Antioxidants of Four Botanicals with Antihypertensive Properties. International Journal of Pharma and Bioscience, 1 (2). Bartholomew I.C., Odetola, A.A., & Agomo, P.U. (2007a). Effects of Persea americana Leaf Extracts on Body Weight and Liver Lipids in Rats Fed Hyperlipidaemic Diet. African Journal of Biotechnology, 6 (8), 10071011. Bartholomew I.C., Odetola, A.A., & Agomo, P.U. (2007b). Hypoglycemic and Hypocholesterolemic Potential of Persea americana Leave Extracts. Journal of Medicinal Food, 10 (2), 356-360. Cholesterol Enzymatic Endpoint Method Manual. (2010). United Kingdom.: RANDOX Laboratories Ltd;1-2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Kolesterol Dalam Mice. 16 desember 2010.http://www.scumdoctor.com/Indonesian/nutrition/cholesterol/cholest erol-level/index.html Farmakologi dan Terapi (edisi 4). (1995). Jakarta: Penerbit Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 364-379. Guyton , A.C., & Hall, J.E. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. (Setiawan I, Tengadi KA, Santoso A, Penerjemah). Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1078-1091. Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 32 HDL Precipitant Manual. (2010).United Kingdom.: RANDOX Laboratories Ltd, 1-2. Henry, J.B. (1991). Clinical and Diagnosis Management, by Laboratory Methods (18th ed.). Phyladelphia : W.B. Saunders Company, 195-197, 201-202. Herbal Indonesia Berkhasiat Bukti Ilmiah dan Cara Racik. (2010). Depok : PT Trubus Swadaya, 2-17. Heyne,K. (1987). Tumbuhan Berguna Indonesia (Jilid I). Jakarta : Badan Litbang KehutananYayasan Sarana Wanajaya, 607-608. Katzung, B. G. (1998). Farmakologi Dasar dan Klinik (Edisi 6.). Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 543-556. Maryati, Sri., Fidrianny, Irda., & Ruslan, Komar. (1997). Telaah Kandungan Kimia Daun Alpukat (Persea Americana Mill). Bandung : Sekolah Farmasi ITB. Materia Medika Indonesia (MMI) (Jilid II). (1978). Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 70-71,76. Murray K.R., Granner D.R., & Rodwell V.W. (1999). Biokimia Harper (Edisi 27). Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 217-241. National cholesterol education program. 3 Desember 2010. National institutes of health. http://www.nhlbi.nih.gov/guidelines/cholesterol/atp3full.pdf, Ojewole, Jao., Kamadyaapa, Gondwe M.M., Moodley, K., Musabayane, CT., Cardiovascular Effects of Persea Americana (Lauraceae) (Avocado) Aqueous Leaf Extract in Experimental Animal. Cardiovascular Journal of South Africa, 18 (2). Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 33 Owolabi, M.A., Coker, H.A.B., & Jaja, S.I. (2010). Bioactivity of The Phytoconstituents of The Leaves of Persea americana. Journal of Medicinal Plants Research, 4 (12), 1130-1135. Oxford Textbook of Medicine (4th ed.). (2005). New York: Oxford university Press. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. (2000). Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 14-17. Parmar, N.S., & Prakash, S.(2006). Screening Methods in Pharmacology. Oxford : Alpha Science International Ltd, 265-266. Penapisan Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik Pengembangan dan Pemanfaatan Obat Bahan Alam. (1993) Jakarta: Kelompok Kerja Ilmiah Phytomedica Pedoman Pengujian & Pengembangan Fitofarmaka, 37-39. Price, Sylvia A., & Lorraine M. Wilson. (2006). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit (edisi 6) (Brahm U. Pendit dkk, Penerjemah.). Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 585-588. Ross, Ivan. (1999). Medicinal Plants of the World Chemical Constituents, Traditional & Modern medicinal Uses. New Jersey : Humana Press, 241247. Saputri, F.C.(2000). Pengaruh Sari Air Herba Seledri (Apium graveolens Linn) Terhadap Kadar Kolesterol Total dan Lemak Total Pada Tikus Putih yang Diberi Diit Tinggi Kolesterol dan Lemak. Skripsi Sarjana Farmasi FMIPA UI, Depok. Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 34 Triglycerides GPO-PAP Method Manual. (2010).United Kingdom : RANDOX Laboratories Ltd, 1-2. Vademekum Bahan Obat Alam. (1989). Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta : Direktorat jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, 10-13. Yasir, Mohammad., Sattwik, Kharya, M.D. (2010). The phytochemical and Pharmacological Profile of Persea americana Mill. Pharmacognosy Review, 4 (7), 77-84. Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 35 Gambar 3.1. Ekstrak etanol daun alpukat Gambar 3.2. Suspensi ekstrak etanol daun alpukat Gambar .3.3 Pengambilan darah tikus putih melalui mata Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. Kolesterol Total 36 350 300 250 200 150 100 50 0 327.38 274.84 263.34 201.73 I II III IV 235.02 V 222.73 VI Kelompok Keterangan :I = Kelompok kontrol normal, II=kelompok kontrol perlakuan yang hanya diberi diit tinggi kolesterol dan lemak, III= kelompok dosis 10 mg/kg bb, IV = Kelompok dosis 20 mg/kg bb, V= kelompok dosis 40 mg/kg bb, VI =Kelompok kontrol pembanding (simvastatin 9mg/kg bb) Gambar 4.1 Diagram Batang Kadar Kolesterol Rata-Rata 600 500 400 300 200 100 0 512.61 501.04 428.16 280.24 I II III IV 318.41 v 269.58 VI Kelompok Keterangan :I = kelompok kontrol normal, II= kelompok kontrol perlakuan yang hanya diberi diit tinggi kolesterol dan lemak, III= kelompok dosis 10 mg/kg bb, IV = Kelompok dosis 20 mg/kg bb, V= kelompok dosis 40 mg/kg bb, VI =Kelompok kontrol pembanding (simvastatin 9mg/kg bb) Gambar 4.2. Diagram Batang Kadar Trigliserida Rata-Rata Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. HDL 37 71.18 80 70 60 50 40 30 20 10 0 71.09 63.71 56.19 38.76 I 69.43 II III IV V VI Kelompok Keterangan :I = kelompok kontrol normal, II= kelompok kontrol perlakuan yang hanya diberi diit tinggi kolesterol dan lemak, III= kelompok dosis 10 mg/kg bb, IV = kelompok dosis 20 mg/kg bb, V= kelompok dosis 40 mg/kg bb, VI = kelompok kontrol pembanding (simvastatin 9mg/kg bb) Gambar 4.3 Diagram Batang Kadar HDL Rata-Rata 186.09 200 LDL 150 100 118.44 113.99 74.51 99.38 100.25 50 0 I II III IV V VI Kelompok Keterangan :I = kelompok kontrol normal, II= kelompok kontrol perlakuan yang hanya diberi diit tinggi kolesterol dan lemak, III= kelompok dosis 10 mg/kg bb, IV = kelompok dosis 20 mg/kg bb, V= kelompok dosis 40 mg/kg bb, VI = kelompok kontrol pembanding (simvastatin 9 mg/kg bb) Gambar 4.4. Diagram Batang Kadar LDL Rata-Rata Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 38 Tabel 4.5. Kadar Kolesterol Total Tikus Putih Jantan Setelah 56 hari Perlakuan Kelompok I Kontrol Normal (Larutan CMC 0,5%) Kadar Kolesterol Total Rata-Rata±SD II Kontrol Perlakuan (Diit Tinggi Kolesterol dan Lemak) Kadar Kolesterol Total Rata-Rata±SD III (Dosis 10 mg/kg bb tikus) Kadar Kolesterol Total Rata-Rata±SD IV (Dosis 20 mg/kg bb tikus) Kadar Kolesterol Total Rata-Rata±SD V (Dosis 40 mg/kg bb tikus) Kadar Kolesterol Total Rata-Rata±SD VI Kontrol Pembanding (Dosis 9 mg/kg bb tikus) Kadar Kolesterol Total Rata-Rata±SD Kadar Kolesterol Total (mg/dl) 131,62 197,42 275,39 197,97 206,27 201,73±50,98 351,71 279,26 337,88 372,17 295,86 327,38±38,79 230,60 249,96 318,53 316,87 258,25 274,84±40,39 273,18 249,40 291,43 189,68 312,99 263,34±47,36 272,63 240,55 219,54 218,98 223,41 235,02±22,79 145,44 279,26 259,80 167,01 262,12 222,73±61,64 Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 39 Tabel 4.6. Kadar Trigliserida Tikus Putih Jantan Setelah 56 hari Perlakuan Kelompok I Kontrol Normal (Larutan CMC 0,5%) Kadar Trigliserida Rata-Rata±SD II Kontrol Perlakuan (Diit Tinggi Kolesterol dan Lemak) Kadar Trigliserida Rata-Rata±SD III (Dosis 10 mg/kg bb tikus) Kadar Trigliserida Rata-Rata±SD IV (Dosis 20 mg/kg bb tikus) Kadar Trigliserida Rata-Rata±SD V (Dosis 40 mg/kg bb tikus) Kadar Trigliserida Rata-Rata±SD VI Kontrol Pembanding (Dosis 9 mg/k g bb tikus) Kadar Trigliserida Rata-Rata±SD Kadar Trigliserida (mg/dl) 236,09 300,23 371,50 226,38 267,01 280,24 ± 58,64 551,46 452,57 528,29 590,66 440,09 512,61 ± 64,64 425,85 380,41 583,53 558,59 556,80 501,04±91,42 449,01 439,21 371,50 381,29 499,79 428,16 ± 52,67 457,92 288,65 329,63 262,82 253,01 318,41± 83,43 197,78 362,59 301,12 265,48 220,94 269,58±65,54 Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 40 Tabel 4.7. Kadar HDL Tikus Putih Jantan Setelah 56 hari Perlakuan Kelompok I Kontrol Normal (Larutan CMC 0,5%) Kadar HDL Rata-Rata±SD II Kontrol Perlakuan (Diit Tinggi Kolesterol dan Lemak) Kadar HDL Rata-Rata±SD III (Dosis 10 mg/kg bb tikus) Kadar HDL Rata-Rata±SD IV (Dosis 20 mg/kg bb tikus) Kadar HDL Rata-Rata±SD V (Dosis 40 mg/kg bb tikus) Kadar HDL Rata-Rata±SD VI Kontrol Pembanding (Dosis 9 mg/k g bb tikus) Kadar HDL Rata-Rata±SD Kadar HDL (mg/dl) 60,69 65,10 77,63 65,31 87,15 71,18 ±10,93 23,07 51,45 40,32 52,29 26,67 38,76 ±13,59 73,08 52,50 44,09 54,39 56,91 56,19 ±10,59 48,51 69,51 76,02 71,19 53,34 63,71±12,04 73,86 64,89 84,21 65,73 66,78 71,09±8,15 74,55 69,30 66,57 66,99 69,72 69,43±3,18 Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 41 Tabel 4.8. Kadar LDL Tikus Putih Jantan Setelah 56 hari Perlakuan Kelompok I Kontrol Normal (Larutan CMC 0,5%) Kadar LDL Rata-Rata±SD II Kontrol Perlakuan (Diit Tinggi Kolesterol dan Lemak) Kadar LDL Rata-Rata±SD III (Dosis 10 mg/kg bb tikus) Kadar LDL Rata-Rata±SD IV (Dosis 20 mg/kg bb tikus) Kadar LDL Rata-Rata±SD V (Dosis 40 mg/kg bb tikus) Kadar LDL Rata-Rata±SD VI Kontrol Pembanding (Dosis 9 mg/kg bb tikus) Kadar LDL Rata-Rata±SD Kadar LDL (mg/dl) 23,71 72,27 123,46 87,38 65,72 74,51 ± 36,14 218,35 137,30 191,90 201,75 181,17 186,09±30,51 72,35 121,38 157,73 150,76 89,98 118,44±37,18 134,87 92,05 141,11 42,23 159,69 113,99±47,14 107,19 117,93 69,40 100,69 106,03 100,25 ±18,34 31,33 137,44 133,01 46,92 148,21 99,38±55,55 Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 42 Lampiran 1 : Determinasi Daun Alpukat Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 43 Lampiran 2 :Perhitungan Kadar Air Ekstrak Etanol Daun Alpukat Metode : Gravimetri Berat cawan penguap kosong konstan (a) : Cawan Penguap I = 40,5743 Cawan Penguap II = 65,7295 Cawan Penguap III = 74,1662 Cara kerja : 10 gram ekstrak ditimbang saksama dalam cawan penguap yang telah ditara kemudian dikeringkan pada suhu 1050C selama 5 jam dan ditimbang. Pengeringan dilanjutkan dan ditimbang pada jarak 1 jam hingga perbedaan antara 2 penimbangan berturut-turut tidak lebih dari 0,25 %. (Triplo) Cawan Penguap w sebelum dioven (b) w stabil (c) w konstan (d) I 50,5936 48,7124 48,4961 II 75,7447 73,8316 73,6436 III 84,1859 82,1054 82,0879 Perhitungan : Cawan Penguap I = (b−a)− (d−a) = (50,5936−40,5743 )− (48,4961−40,5743 ) = = (b−a) (50,5936−40,5743 ) 10,0193−7,9218 10,0193 2,0975 10,0193 x 100 % = 20,9345 % Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 44 Lampiran 2 (lanjutan) :Perhitungan Kadar Air Ekstrak Etanol Daun Alpukat Cawan Penguap II = �b−a�− = (75,7447 −65,7295)− (73,6436 −65,7295) = 10,0152 −7,9141 = (d−a) (b−a) (75,7447 −65,7295) 10,0152 2,1011 10,0152 x 100 % = 20,9791 % Cawan Penguap III = = = = (𝑏𝑏−𝑎𝑎)− (𝑑𝑑−𝑎𝑎) (𝑏𝑏−𝑎𝑎) (84,1859−74,1662 )− (82,0879−74,1662 ) (84,1859−74,1662 ) 10,0197−7,9217 10,0197 2,098 10,0197 = 20,9387 Kadar air rata-rata = x 100 % % 20,9345 %+20,9791%+20,9387% = 20,9507 % 3 Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 45 Lampiran 3 : Pembuatan Larutan Uji 1. Suspensi ekstrak etanol daun alpukat Dosis ekstrak etanol daun alpukat yang digunakan adalah sebagai berikut : Dosis I : 10 mg/kg bb tikus Dosis II : 20 mg/kg bb tikus Dosis III : 40 mg/kg bb tikus Volume larutan yang diberikan adalah 3 ml, maka volume yang dibutuhkan untuk masing-masing dosis adalah : Dosis III : 5 ekor x 3 ml = 15 ml Dosis II : ½ x 15 ml = 7,5 ml dosis III Dosis I : ¼ x15 ml = 3,75 ml dosis III Untuk suspensi bahan uji dosis I dan dosis II, dibuat dengan pengenceran dari dosis III, yakni dengan cara mensuspensikan larutan uji dosis III dalam CMC 0,5% sampai volumenya 15 ml untuk masing-masing dosis I dan dosis II. Jumlah total suspensi bahan uji dosis III yang dibutuhkan perhari adalah:15 + 7,5 + 3,75 ml = 26,25 ml ~ 30 ml Banyaknya ekstrak yang harus ditimbang (dosis III : 8mg/200g BB) 30 ml/3ml x 8 mg = 80 mg , dilebihkan dengan kadar air 20,9507 % (lihat pada lampiran 2) = 80 mg + 16,76 mg = 96,76 mg (disuspensikan dengan larutan CMC 0,5% ad 30 ml) CMC yang ditimbang : 0,5 g 100 ml x 30 ml = 0,15 g Volume larutan CMC 0,5 % yang dibuat : Untuk kelompok control normal = 5 ekor x 3 ml = 15 ml Untuk pengenceran dosis I = 15 ml - 7,5 ml = 7,5 ml Untuk pengenceran dosis II = 15 ml – 3,75 ml = 11,25 ml Sehingga, volume larutan CMC 0,5 % yang dibutuhkan adalah 33,75 ml ~ 40 ml Larutan CMC 0,5% dibuat dengan menimbang 0,2 g CMC lalu ditaburkan dalam air panas pada suhu 80oC dengan volume 20 kali berat CMC yaitu 4 ml dan didiamkan selama kurang lebih 30 menit hingga CMC mengembang. Setelah Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 46 pendiaman, CMC digerus hingga homogen, lalu ditambahkan aquades hingga 40 ml. Dosis II dan I dibuat dengan cara pengenceran dari dosis III Dosis II : 7,5 ml suspensi dosis 3, ditambahkan larutan CMC 0,5 % ad 15 ml Dosis I : 3, 75 ml suspensi dosis 3, ditambahkan larutan CMC 0,5 % ad 15 ml 2. Suspensi simvastatin Dosis manusia : 10 mg Untuk tikus : 1,8 mg/200 g bb/hari Volume larutan yang diberikan adalah 3 ml, maka volume yang dibutuhkan adalah : 5 ekor x 3ml = 15ml Jumlah simvastatin yang ditimbang : dengan larutan CMC 0,5% ad 15 ml) CMC yang ditimbang : 3. 0,5 g 100 ml 15 ml 3 ml x 1,8 mg = 9 mg (disuspensikan x 15 ml = 0,075 g Makanan diit tinggi kolesterol dan Lemak Makanan diit tinggi kolesterol dibuat dengan komposisi : Kuning telur 80 % Larutan sukrosa 65 % 15 % Lemak hewan 5% Volume emulsi yang diberikan adalah 3 ml, maka volume yang dibutuhkan adalah : ((5 kelompok x5 ekor) x 3ml) = 75 ml Kuning telur : Larutan sukrosa 65 % : Lemak hewan : 80 g 100 ml 15 g 100 ml 5g 100 ml x 75 ml = 60 g x 75 ml = 11,25 g x 75 ml = 3,75 g Makanan diit tinggi kolesterol dibuat dalam bentuk emulsi, semua bahan dicampur, kemudian dikocok dengan kecepatan tinggi hingga homogen. Makanan dibuat baru setiap harinya. Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 47 Lampiran 4 : Uji Kenormalan Menurut Saphiro-Wilk Terhadap Data Kadar Kolesterol Total Tikus Putih (SPSS 16) Tujuan : Mengetahui apakah data kadar kolesterol total tikus pada tiap kelompok terdistribusi normal atau tidak Hipotesis : H0 : Data kolesterol total tikus putih pada tiap kelompok terdistribusi normal Ha : Data kolesterol total tikus putih pada tiap kelompok tidak terdistribusi normal Pengambilan keputusan : Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H 0 diterima Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H 0 ditolak Shapiro-Wilk Kelompok Kolesterol Kontrol Normal Derajat Statistik Kebebasan Signifikansi 0,918 5 0,518 Kontrol Perlakuan 0,941 5 0,670 Dosis 1 0,852 5 0,202 Dosis 2 0,946 5 0,705 Dosis 3 0,799 5 0,079 Kontrol Pembanding 0,824 5 0,125 Keputusan : Data kadar kolesterol total tikus putih di tiap kelompok terdistribusi normal Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 48 Lampiran5 : Uji Homogenitas Varians Menurut Lavene Terhadap Data Kolesterol Total Tikus Putih (SPSS 16) Tujuan : Mengetahui kesamaan varian dari data kolesterol total tikus putih pada tiap kelompok Hipotesis : H0 : Data kolesterol total tikus putih pada tiap kelompok bervariasi homogen Ha : Data kolesterol total tikus putih pada tiap kelompok tidak bervariasi homogen Pengambilan keputusan : Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H 0 diterima Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H 0 ditolak Statistik Levene Derajat kebebasan antar kelompok Derajat kebebasan dalam kelompok Signifikansi 1,374 5 24 0,269 Keputusan : Data kadar kolesterol total tikus putih di tiap kelompok bervariasi homogen Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 49 Lampiran 6 : Uji ANAVA Terhadap Data Kolesterol Total Tikus Putih (SPSS 16) Tujuan : Mengetahui ada tidaknya perbedaan data kadar kolesterol total antar kelompok perlakuan Hipotesis : H0 : Data kolesterol total tikus putih pada tiap kelompok tidak ada perbedaan bermakna Ha : Data kolesterol total tikus putih pada tiap kelompok perlakuan ada perbedaan bermakna Pengambilan keputusan : Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H 0 diterima Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H 0 ditolak Sumber keragaman Jumlah kuadrat Antar Kelompok 49876,853 5 9975,371 Dalam Kelompok 49186,450 24 2049,435 Total 99063,304 29 Derajat Rata-rata kebebasan jumlah kuadrat F Signifikansi 4,867 0,003 Keputusan : Data kadar kolesterol total tikus putih antar kelompok perlakuan berbeda secara bermakna Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 50 Lampiran 7 : Uji Beda Nyata Terkecil Terhadap Data Kolesterol Total Tikus Putih (SPSS 16) Hipotesis : H0 : Data kadar kolesterol total tikus putih pada tiap kelompok tidak berbeda secara bermakna Ha : Data kadar kolesterol total tikus putih pada tiap kelompok berbeda secara bermakna Pengambilan keputusan : Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H 0 diterima Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H 0 ditolak Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 51 Lampiran 7 (lanjutan): Uji Beda Nyata Terkecil Terhadap Data Kolesterol Total Tikus Putih (SPSS 16) 95% Confidence Interval (I) Kelompok (J) Kelompok Mean Difference (I-J) Kontrol Normal Kontrol Perlakuan -125,64200* 28,63170 0,000 -184,7349 -66,5491 Dosis 1 -73,10800* 28,63170 0,017 -132,2009 -14,0151 Dosis 2 -61,60200* 28,63170 0,042 -120,6949 -2,5091 Dosis 3 -33,28800 28,63170 0,256 -92,3809 25,8049 Kontrol Pembanding -20,99200 28,63170 0,471 -80,0849 38,1009 Kontrol Perlakuan Dosis 2 0,000 66,5491 184,7349 Dosis 1 52,53400 28,63170 0,079 -6,5589 111,6269 Dosis 2 64,04000* 28,63170 0,035 4,9471 123,1329 Dosis 3 92,35400* 28,63170 0,004 33,2611 151,4469 104,65000* 28,63170 0,001 45,5571 163,7429 Kontrol Normal 73,10800* 28,63170 0,017 14,0151 132,2009 Kontrol Perlakuan -52,53400 28,63170 0,079 -111,6269 6,5589 Dosis 2 11,50600 28,63170 0,691 -47,5869 70,5989 Dosis 3 39,82000 28,63170 0,177 -19,2729 98,9129 Kontrol Pembanding 52,11600 28,63170 0,081 -6,9769 111,2089 61,60200* 28,63170 0,042 2,5091 120,6949 -64,04000* 28,63170 0,035 -123,1329 -4,9471 Dosis 1 -11,50600 28,63170 0,691 -70,5989 47,5869 Dosis 3 28,31400 28,63170 0,333 -30,7789 87,4069 Kontrol Pembanding 40,61000 28,63170 0,169 -18,4829 99,7029 Kontrol Normal 33,28800 28,63170 0,256 -25,8049 92,3809 -92,35400* 28,63170 0,004 -151,4469 -33,2611 Dosis 1 -39,82000 28,63170 0,177 -98,9129 19,2729 Dosis 2 -28,31400 28,63170 0,333 -87,4069 30,7789 Kontrol Normal Kontrol Perlakuan Dosis 3 Upper Bound 125,64200* 28,63170 Kontrol Normal Kontrol Pembanding Dosis 1 Std. Error Signifikansi Lower Bound Kontrol Perlakuan Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 52 Kontrol Pembanding Kontrol Pembanding 12,29600 28,63170 0,671 -46,7969 71,3889 Kontrol Normal 20,99200 28,63170 0,471 -38,1009 80,0849 28,63170 0,001 -163,7429 -45,5571 Dosis 1 -52,11600 28,63170 0,081 -111,2089 6,9769 Dosis 2 -40,61000 28,63170 0,169 -99,7029 18,4829 Dosis 3 -12,29600 28,63170 0,671 -71,3889 46,7969 Kontrol Perlakuan Kesimpulan * -104,65000 : Tanda * menunjukkan nilai signifikansi < 0,05 artinya pada dua kelompok tersebut memiliki kadar kolesterol total yang berbeda secara bermakna Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 53 Lampiran 8 : Uji Kenormalan Menurut Saphiro-Wilk Terhadap Data Trigliserida Tikus Putih (SPSS 16) Tujuan : Mengetahui apakah data kadar trigliserida pada tiap kelompok terdistribusi normal atau tidak Hipotesis : H0 : Data trigliserida tikus putih pada tiap kelompok terdistribusi normal Ha : Data trigliserida tikus putih pada tiap kelompok tidak terdistribusi normal Pengambilan keputusan : Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H 0 diterima Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H 0 ditolak Shapiro-Wilk Kelompok Trigliserida Kontrol Normal Derajat Statistik kebebasan Signifikansi 0,911 5 0,474 Kontrol Perlakuan 0,919 5 0,525 Dosis 1 0,835 5 0,151 Dosis 2 0,931 5 0,600 Dosis 3 0,833 5 0,147 Kontrol Pembanding 0,967 5 0,854 Keputusan : Data kadar trigliserida tikus putih di tiap kelompok terdistribusi normal Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 54 Lampiran 9 : Uji Homogenitas Varians Menurut Lavene Terhadap Data Trigliserida Tikus Putih (SPSS 16) Tujuan : Mengetahui kesamaan varian dari data trigliserida tikus putih pada tiap kelompok Hipotesis : H0 : Data trigliserida tikus putih pada tiap kelompok bervariasi homogen Ha : Data trigliserida tikus putih pada tiap kelompok tidak bervariasi homogen Pengambilan keputusan : Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H 0 diterima Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H 0 ditolak Statistik Levene Derajat kebebasan antar kelompok Derajat kebebasan dalam kelompok Signifikansi 0,821 5 24 0,547 Keputusan : Data kadar trigliserida tikus putih di tiap kelompok bervariasi homogen Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 55 Lampiran 10 : Uji ANAVA Terhadap Data Trigliserida Tikus Putih (SPSS 16) Tujuan : Mengetahui ada tidaknya perbedaan data kadar trigliserida antar kelompok perlakuan Hipotesis : H0 : Data trigliserida tikus putih pada tiap kelompok tidak ada perbedaan bermakna Ha : Data trigliserida tikus putih pada tiap kelompok perlakuan ada perbedaan bermakna Pengambilan keputusan : Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H 0 diterima Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H 0 ditolak Sumber keragaman Jumlah kuadrat Antar Kelompok 301713,929 5 60342,786 Dalam Kelompok 120015,355 24 5000,640 Total 421729,284 29 Derajat Rata-rata kebebasan jumlah kuadrat F Signifikansi 12,067 0,000 Keputusan : Data kadar trigliserida tikus putih antar kelompok perlakuan berbeda secara bermakna Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 56 Lampiran 11 : Uji Beda Nyata Terkecil Terhadap Data Trigliserida Tikus Putih (SPSS 16) Hipotesis : H0 : Data kadar trigliserida tikus putih pada tiap kelompok tidak berbeda secara bermakna Ha : Data kadar trigliserida tikus putih pada tiap kelompok berbeda secara bermakna Pengambilan keputusan : Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H 0 diterima Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H 0 ditolak Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 57 Lampiran 11 (lanjutan) : Uji Beda Nyata Terkecil Terhadap Data Trigliserida Tikus Putih (SPSS 16) 95% Confidence Interval (I) Kelompok (J) Kelompok Mean Difference (I-J) Kontrol Normal Kontrol Perlakuan -232,37200* 44,72422 0,000 -324,6783 -140,0657 Dosis 1 -220,79400* 44,72422 0,000 -313,1003 -128,4877 Dosis 2 -147,91800* 44,72422 0,003 -240,2243 -55,6117 Dosis 3 -38,16400 44,72422 0,402 -130,4703 54,1423 10,66000 44,72422 0,814 -81,6463 102,9663 232,37200* 44,72422 0,000 140,0657 324,6783 Dosis 1 11,57800 44,72422 0,798 -80,7283 103,8843 Dosis 2 84,45400 44,72422 0,071 -7,8523 176,7603 Dosis 3 194,20800* 44,72422 0,000 101,9017 286,5143 Kontrol Pembanding 243,03200* 44,72422 0,000 150,7257 335,3383 Kontrol Normal 220,79400* 44,72422 0,000 128,4877 313,1003 -11,57800 44,72422 0,798 -103,8843 80,7283 Dosis 2 72,87600 44,72422 0,116 -19,4303 165,1823 Dosis 3 182,63000* 44,72422 0,000 90,3237 274,9363 Kontrol Pembanding 231,45400* 44,72422 0,000 139,1477 323,7603 Kontrol Normal 147,91800* 44,72422 0,003 55,6117 240,2243 Kontrol Pembanding Kontrol Perlakuan Dosis 1 Kontrol Normal Kontrol Perlakuan Dosis 2 Dosis 3 Std. Error Signifikansi Lower Bound Upper Bound Kontrol Perlakuan -84,45400 44,72422 0,071 -176,7603 7,8523 Dosis 1 -72,87600 44,72422 0,116 -165,1823 19,4303 Dosis 3 109,75400* 44,72422 0,022 17,4477 202,0603 Kontrol Pembanding 158,57800* 44,72422 0,002 66,2717 250,8843 38,16400 44,72422 0,402 -54,1423 130,4703 Kontrol Perlakuan -194,20800* 44,72422 0,000 -286,5143 -101,9017 Dosis 1 -182,63000* 44,72422 0,000 -274,9363 -90,3237 Kontrol Normal Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 58 Dosis 2 Kontrol Pembanding Kontrol Pembanding Kontrol Normal Kontrol Perlakuan Dosis 1 0,022 -202,0603 -17,4477 48,82400 44,72422 0,286 -43,4823 141,1303 -10,66000 44,72422 0,814 -102,9663 81,6463 * 44,72422 0,000 -335,3383 -150,7257 * 44,72422 0,000 -323,7603 -139,1477 * 44,72422 0,002 -250,8843 -66,2717 -48,82400 44,72422 0,286 -141,1303 43,4823 -243,03200 -231,45400 Dosis 2 -158,57800 Dosis 3 Kesimpulan -109,75400* 44,72422 : Tanda * menunjukkan nilai signifikansi < 0,05 artinya pada dua kelompok tersebut memiliki kadar trigliserida yang berbeda secara bermakna Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 59 Lampiran 12 : Uji Kenormalan Menurut Saphiro-Wilk Terhadap Data HDL Tikus Putih (SPSS 16) Tujuan : Mengetahui apakah data kadar HDL tikus pada tiap kelompok terdistribusi normal atau tidak Hipotesis : H 0 : Data HDL tikus putih pada tiap kelompok terdistribusi normal Ha : Data HDL tikus putih pada tiap kelompok tidak terdistribusi normal Pengambilan keputusan : Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H 0 diterima Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H 0 ditolak Shapiro-Wilk Statistik Derajat kebebasan Signifikansi 0,888 5 0,350 Kontrol Perlakuan 0,873 5 0,280 Dosis 1 0,921 5 0,534 Dosis 2 0,880 5 0,312 Dosis 3 0,825 5 0,128 Kontrol Pembanding 0,879 5 0,305 Kelompok HDL Kontrol Normal Keputusan : Data kadar HDL tikus putih di tiap kelompok terdistribusi normal Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 60 Lampiran 13 : Uji Homogenitas Varians Menurut Lavene Terhadap Data HDL Tikus Putih (SPSS 16) Tujuan : Mengetahui kesamaan varian dari data HDL tikus putih pada tiap kelompok Hipotesis : H0 : Data HDL tikus putih pada tiap kelompok bervariasi homogen Ha : Data HDL tikus putih pada tiap kelompok tidak bervariasi homogen Pengambilan keputusan : Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H 0 diterima Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H 0 ditolak Statistik Levene Derajat kebebasan antar kelompok Derajat Kebebasan dalam kelompok Signifikansi 5 24 0,071 2,354 Keputusan : Data kadar HDL tikus putih di tiap kelompok bervariasi homogen Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 61 Lampiran 14 : Uji ANAVA Terhadap Data HDL Tikus Putih (SPSS 16) Tujuan : Mengetahui ada tidaknya perbedaan data kadar HDL antar kelompok Perlakuan Hipotesis : H0 : Data HDL tikus putih pada tiap kelompok tidak ada perbedaan bermakna Ha : Data HDL tikus putih pada tiap kelompok perlakuan ada perbedaan bermakna Pengambilan keputusan : Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H 0 diterima Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H 0 ditolak Sumber keragaman Jumlah kuadrat Derajat kebebasan Rata-rata jumlah kuadrat F Signifikansi Antar kelompok 3991,721 5 798,344 7,509 0,000 Dalam kelompok 2551,743 24 106,323 Total 6543,464 29 Keputusan : Data kadar HDL tikus putih antar kelompok perlakuan berbeda secara bermakna Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 62 Lampiran 15 : Uji Beda Nyata Terkecil Terhadap Data HDL Tikus Putih (SPSS 16) Hipotesis : H0 : Data kadar HDL tikus putih pada tiap kelompok tidak berbeda secara bermakna Ha : Data kadar HDL tikus putih pada tiap kelompok berbeda secara bermakna Pengambilan keputusan : Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H 0 diterima Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H 0 ditolak Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 63 Lampiran 15 (lanjutan) : Uji Beda Nyata Terkecil Terhadap Data HDL Tikus Putih (SPSS 16) Mean Difference (I-J) 95% Confidence Interval (I) Kelompok (J) Kelompok Kontrol Normal Kontrol Perlakuan 32,41600* 6,52143 0,000 18,9564 45,8756 Dosis 1 14,98200* 6,52143 0,031 1,5224 28,4416 Dosis 2 7,46200 6,52143 0,264 -5,9976 20,9216 Dosis 3 ,08200 6,52143 0,990 -13,3776 13,5416 1,75000 6,52143 0,791 -11,7096 15,2096 Kontrol Normal -32,41600* 6,52143 0,000 -45,8756 -18,9564 Dosis 1 -17,43400* 6,52143 0,013 -30,8936 -3,9744 Dosis 2 -24,95400* 6,52143 0,001 -38,4136 -11,4944 Dosis 3 -32,33400* 6,52143 0,000 -45,7936 -18,8744 Kontrol Pembanding -30,66600* 6,52143 0,000 -44,1256 -17,2064 Kontrol Normal -14,98200* 6,52143 0,031 -28,4416 -1,5224 17,43400* 6,52143 0,013 3,9744 30,8936 Dosis 2 -7,52000 6,52143 0,260 -20,9796 5,9396 Dosis 3 -14,90000* 6,52143 0,031 -28,3596 -1,4404 -13,23200 6,52143 0,054 -26,6916 ,2276 -7,46200 6,52143 0,264 -20,9216 5,9976 24,95400* 6,52143 0,001 11,4944 38,4136 Dosis 1 7,52000 6,52143 0,260 -5,9396 20,9796 Dosis 3 -7,38000 6,52143 0,269 -20,8396 6,0796 Kontrol Pembanding -5,71200 6,52143 0,390 -19,1716 7,7476 -,08200 6,52143 0,990 -13,5416 13,3776 32,33400* 6,52143 0,000 45,7936 Kontrol Pembanding Kontrol Perlakuan Dosis 1 Kontrol Perlakuan Kontrol Pembanding Dosis 2 Kontrol Normal Kontrol Perlakuan Dosis 3 Kontrol Normal Kontrol Perlakuan Std. Error Signifikansi Lower Bound Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 18,8744 Upper Bound 64 Kontrol Pembanding Kesimpulan Dosis 1 14,90000* 6,52143 0,031 1,4404 28,3596 Dosis 2 7,38000 6,52143 0,269 -6,0796 20,8396 Kontrol Pembanding 1,66800 6,52143 0,800 -11,7916 15,1276 -1,75000 6,52143 0,791 -15,2096 11,7096 * 6,52143 0,000 17,2064 44,1256 Dosis 1 13,23200 6,52143 0,054 -,2276 26,6916 Dosis 2 5,71200 6,52143 0,390 -7,7476 19,1716 Dosis 3 -1,66800 6,52143 0,800 -15,1276 11,7916 Kontrol Normal Kontrol Perlakuan 30,66600 : Tanda * menunjukkan nilai signifikansi < 0,05 artinya pada dua kelompok tersebut memiliki kadar HDLyang berbeda secara bermakna Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 65 Lampiran 16 : Uji Kenormalan Menurut Saphiro-Wilk Terhadap Data LDL Tikus Putih (SPSS 16) Tujuan : Mengetahui apakah data kadar LDL pada tiap kelompok terdistribusi normal atau tidak Hipotesis : H0 : Data kadar LDL tikus putih pada tiap kelompok terdistribusi normal Ha : Data kadar LDL tikus putih pada tiap kelompok tidak terdistribusi normal Pengambilan keputusan : Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H 0 diterima Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H 0 ditolak Shapiro-Wilk Derajat Statistik kebebasan Signifikansi Kelompok LDL Kontrol normal 0,979 5 0,930 Kontrol Perlakuan 0,929 5 0,593 Dosis 1 0,922 5 0,544 Dosis 2 0,909 5 0,463 Dosis 3 0,850 5 0,194 Kontrol pembanding 0,802 5 0,085 Keputusan : Data kadar LDL tikus putih di tiap kelompok terdistribusi normal Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 66 Lampiran 17 : Uji Homogenitas Varians Menurut Lavene Terhadap Data LDL Tikus Putih (SPSS 16) Tujuan : Mengetahui kesamaan varian dari data LDL tikus putih pada tiap kelompok Hipotesis : H0 : Data kadar LDL tikus putih pada tiap kelompok bervariasi homogen Ha : Data kadar LDL tikus putih pada tiap kelompok tidak bervariasi homogen Pengambilan keputusan : Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H 0 diterima Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H 0 ditolak Statistik Levene Derajat kebebasan antar kelompok Derajat kebebasan dalam kelompok Signifikansi 2,427 5 24 0,065 Keputusan : Data kadar LDL tikus putih di tiap kelompok bervariasi homogen Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 67 Lampiran 18 : Uji ANAVA Terhadap Data LDL Tikus Putih (SPSS 16) Tujuan : Mengetahui ada tidaknya perbedaan data kadar LDL antar kelompok perlakuan Hipotesis : H0 : Data kadar LDL tikus putih pada tiap kelompok tidak ada perbedaan bermakna Ha :Data kadar LDL tikus putih pada tiap kelompok perlakuan ada perbedaan bermakna Pengambilan keputusan : Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H 0 diterima Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H 0 ditolak Sumber keragaman Jumlah kuadrat Derajat kebebasan Rata-rata jumlah kuadrat F Signifikansi Antar Kelompok 35835,875 5 7167,175 4,641 0,004 Dalam Kelompok 37063,875 24 1544,328 Total 72899,749 29 Keputusan : Data kadar LDL tikus putih antar kelompok perlakuan berbeda secara bermakna Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 68 Lampiran 19 : Uji Beda Nyata Terkecil Terhadap Data LDL Tikus Putih (SPSS 16) Hipotesis : H0 : Data kadar LDL tikus putih pada tiap kelompok tidak berbeda secara bermakna Ha : Data kadar LDL tikus putih pada tiap kelompok berbeda secara bermakna Pengambilan keputusan : Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H 0 diterima Jika nilai signifikansi < 0,05 maka H 0 ditolak Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 69 Lampiran 19 (lanjutan) : Uji Beda Nyata Terkecil Terhadap Data LDL Tikus Putih (SPSS 16) 95% Confidence Interval (I) Kelompok (J) Kelompok Mean Difference (I-J) Kontrol normal Kontrol Perlakuan -111,58600* 24,85420 Kontrol Perlakuan Dosis 1 -60,2895 -43,93200 24,85420 0,090 -95,2285 7,3645 Dosis 2 -39,48200 24,85420 0,125 -90,7785 11,8145 Dosis 3 -25,74000 24,85420 0,311 -77,0365 25,5565 Kontrol pembanding -24,87400 24,85420 0,327 -76,1705 26,4225 111,58600* 24,85420 0,000 60,2895 162,8825 Dosis 1 67,65400* 24,85420 0,012 16,3575 118,9505 Dosis 2 72,10400* 24,85420 0,008 20,8075 123,4005 Dosis 3 85,84600* 24,85420 0,002 34,5495 137,1425 Kontrol pembanding 86,71200* 24,85420 0,002 35,4155 138,0085 43,93200 24,85420 0,090 -7,3645 95,2285 0,012 -118,9505 -16,3575 Kontrol normal Kontrol normal -67,65400* 24,85420 Dosis 2 4,45000 24,85420 0,859 -46,8465 55,7465 Dosis 3 18,19200 24,85420 0,471 -33,1045 69,4885 Kontrol pembanding 19,05800 24,85420 0,451 -32,2385 70,3545 Kontrol normal 39,48200 24,85420 0,125 -11,8145 90,7785 0,008 -123,4005 -20,8075 Kontrol Perlakuan Dosis 3 0,000 -162,8825 Upper Bound Dosis 1 Kontrol Perlakuan Dosis 2 Std. Error Signifikansi Lower Bound -72,10400* 24,85420 Dosis 1 -4,45000 24,85420 0,859 -55,7465 46,8465 Dosis 3 13,74200 24,85420 0,585 -37,5545 65,0385 Kontrol pembanding 14,60800 24,85420 0,562 -36,6885 65,9045 Kontrol normal 25,74000 24,85420 0,311 -25,5565 77,0365 Kontrol Positif -85,84600* 24,85420 0,002 -137,1425 -34,5495 Dosis 1 -18,19200 24,85420 Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010. 0,471 -69,4885 33,1045 70 Dosis 2 Kontrol pembanding Kontrol pembanding Kontrol normal Kontrol Perlakuan -13,74200 24,85420 0,585 -65,0385 37,5545 ,86600 24,85420 0,972 -50,4305 52,1625 24,87400 24,85420 0,327 -26,4225 76,1705 0,002 -138,0085 -35,4155 * -86,71200 24,85420 Dosis 1 -19,05800 24,85420 0,451 -70,3545 32,2385 Dosis 2 -14,60800 24,85420 0,562 -65,9045 36,6885 Dosis 3 -,86600 24,85420 0,972 -52,1625 50,4305 Kesimpulan : Tanda * menunjukkan nilai signifikansi < 0,05 artinya pada dua kelompok tersebut memiliki kadar LDL yang berbeda secara bermakna Efek antihiperlipidemia..., Hernasari, FMlPA Ul, 2010.