Templat tugas akhir S1

advertisement
EFEKTIVITAS PEMBERIAN EKSTRAK KUNYIT (Curcuma
domestica) DAN SIMVASTATIN TERHADAP KADAR KOLESTEROL
DARAH DAN BOBOT BADAN PADA KELINCI (Oryctolagus cuniculus)
HIPERKOLESTEROLEMIA
ANDI FITRA ARDIANSYAH
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Efektivitas Pemberian Ektrak
Kunyit (Curcuma Domestica) dan Simvastatin terhadap Kadar Kolesterol
Darah dan Bobot Badan pada Kelinci (Orytolagus Cuniculus)
Hiperkolesterolemia adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, 29 September 2014
Andi Fitra Ardiansyah
NIM B04100008
ABSTRAK
ANDI FITRA ARDIANSYAH. Efektivitas Pemberian Ektrak Kunyit
(Curcuma Domestica) dan Simvastatin terhadap Kadar Kolesterol Darah dan
Bobot Badan pada Kelinci (Orytolagus Cuniculus) Hiperkolesterolemia.
Dibimbing oleh ISDONI dan BAMBANG KIRANADI.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat kadar kolesterol kelinci yang diberi
diet kaya kolesterol (hiperkolesterol) dan diberi pengobatan dengan simvastatin
dan ekstrak kunyit. Sembilan ekor kelinci jantan dengan bobot 1.5-2.1 kg yang
berumur 1 tahun dibagi menjadi 3 kelompok; Kelompok kontrol (tidak
mendapatkan perlakuan); kelompok hiperkolesterol, yang diberi diet kaya
kolesterol kemudian diberi simvastatin; kelompok hiperkolesterol, yang diberi
diet kaya kolesterol kemudian diberi ekstrak kunyit. Kelompok hiperkolesterol
berasal dari diet berupa minyak kelapa yang dipanaskan selama 10 menit dan
kuning telur selama 3 minggu kemudian diberi simvastatin dengan dosis 1.2mg/kg
bobot badan dan ekstrak kunyit dengan dosis 1,66ml/kg bobot badan pada minggu
selanjutnya. Pengukuran kadar kolesterol darah menggunakan kit NESCO AMS
Chol4/092711. Data yang didapatkan dianalisis dengan Microsoft Excel dan dan
Analysis of Variance (ANOVA) dengan tingkat kepercayaan 95% dan dilanjutkan
dengan uji Duncan. Penelitian ini memperlihatkan bahwa diet minyak kelapa
dengan dosis 4% dari total pakan 100 g per ekor per hari dan kuning telur dengan
dosis 1 butir telur dapat meningkatkan kadar kolesterol darah pada minggu ke-2
pemberian. Pemberian simvastatin dan ekstrak kunyit dapat menurunkan kadar
kolesterol darah pada minggu pertama pemberian.
Kata kunci
: Ekstrak kunyit, hiperkolesterolemia, kelinci, simvastatin,
ANDI FITRA ARDIANSYAH . Effectiveness of Giving Extract Turmeric
(Curcuma domestica) and Simvastatin on Blood Cholesterol Levels and Body
Weight in Rabbit (Oryctolagus cuniculus) Hypercholesterolemia. Supervised by
ISDONI and BAMBANG KIRANADI
ABSTRACT
This study was conducted to observe cholesterol levels of rabbits fed a diet
high cholesterol (hypercholesterolemia) and treatment with simvastatin and
turmeric extract. Nine male rabbits weighing 1.5-2.1 kg with aged 1 year were
divided into 3 groups; control group (untreated), hypercholesterolemia group fed a
diet high of cholesterol then given simvastatin, hypercholesterolemia group fed a
diet high cholesterol then given extracts of turmeric. Hypercholesterolemia group
derived from the diet in the form of palm oil which is heated for 10 minutes also
egg yolks for 3 weeks and then given simvastatin at a dose of 1.2mg / kg of body
weight and turmeric extracts with 1.66ml dose / kg of body weight in the next
week. Measurement of blood cholesterol levels using the kit NESCO AMS Chol4
/ 092 711. The data obtained were analyzed with Microsoft Excel and and
Analysis of Variance (ANOVA) with a confidence level of 95% and followed by
Duncan's test. This study shows that dietary coconut oil at a dose of 4% of the
total feed of 100 gram and egg yolk with 1 egg doses can increase blood
cholesterol levels at week-2 gived. Treatment with simvastatin and turmeric
extract can lower blood cholesterol levels in the first week of treatment.
Keywords: Hypercholesterolemia, rabbit, simvastatin, turmeric extract
EFEKTIVITAS PEMBERIAN EKTRAK KUNYIT (Curcuma
domestica) DAN SIMVASTATIN TERHADAP KADAR KOLESTEROL
DARAH DAN BOBOT BADAN PADA KELINCI (Oryctolagus cuniculus)
HIPERKOLESTEROLEMIA
ANDI FITRA ARDIANSYAH
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran Hewan
pada
Fakultas Kedokteran Hewan
Institut Pertanian Bogor
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah swt atas segala karunia-Nya
sehingga skripsi yang berjudul ―Efektivitas Pemberian Ekstrak Kunyit (Curcuma
domestica) dan Simvastatin terhadap Kadar Kolesterol Darah dan Bobot Badan
pada Kelinci (Orytolagus cuniculus) Hiperkolesterolemia‖ ini berhasil
diselesaikan.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai
pihak. Dengan segala hormat dan setulus hati, penulis ingin mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Orangtua penulis Andi Arifuddin Patturungi dan Rosmiati Mandjade,
2. Saudara tercinta Andi Rosman Arfan, Andi Mursid Nugraha, Andi Novia
Kartika Sari, Andi Aditya Nugraha, Andi Muh. Tegar Satria.
3. Drh Isdoni MBiomed AIF, dan Dr Bambang Kiranadi MSc PhD AIF
sebagai dosen pembimbing yang telah memberi pengarahan dalam persiapan
pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi.
4. Drh Titiek Sunartatie MS sebagai dosen pembimbing akademik.
5. Dr.drh. Aryani Sismin Satyningtijas, MSc AIF, atas arahan dan
bimbingannya.
6. Dr Drh Hera Maheswari MSc AIF sebagai dosen penguji dalam seminar
hasil penelitian.
7. Dr med vet Drh Denny Widaya Lukman MSi dan Drh Vetniza Juanintito
MSi PhD APVet sebagai dosen penguji ujian akhir sarjana kedokteran
hewan.
8. Kepada Arnis Setiani Isma atas dorongan dan semangatnya selama ini serta
kepada segenap Keluarga Teratai Foundation atas dukungannya Kukuh,
Coty, Japra, Rahmad, Indra, Wisnu, Mariska, dan Saras terima kasih atas
semangat dan doa yang diberikan. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat
bagi penulis, pembaca dan semua pihak yang berkepentingan.
Bogor, 29 September 2014
Andi Fitra Ardiansyah
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
1
Manfaat Penelitian
1
TINJAUAN PUSTAKA
2
METODE
3
Bahan
4
Alat
4
Prosedur Analisis Data
6
HASIL DAN PEMBAHASAN
6
Hasil
6
Pembahasan
6
SIMPULAN DAN SARAN
10
Simpulan
10
Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
10
LAMPIRAN
13
RIWAYAT HIDUP
18
DAFTAR TABEL
1. Kadar kolesterol darah kelinci selama pengamatan
2. Bobot badan kelinci selama pengamatan
DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.
4.
Metode pelaksanaan penelitian
Kadar kolesterol darah kelinci selama pengamatan
Penghambatan HMG Co-A reduktase oleh
Bobot badan kelinci selama pengamatan
simvastatin
DAFTAR LAMPIRAN
1. Analisis statistika deskriptif kelompok kontrol
2. Analisis statistika ANOVA kelompok kontrol
3. Analisis statistika Post Hoc kelompok kontrol
4. Analisis statistika deskriptif kelompok perlakuan kunyit
5. Analisis statistika ANOVA kelompok perlakuan kunyit
6. Analisis statistika Post Hoc kelompok perlakuan kunyit
7. Analisis statistika deskriptif kelompok perlakuan simvastatin
8. Analisis statistika ANOVA kelompok perlakuan simvastatin
9. Analisis statistika Post Hoc kelompok perlakuan simvastatin
10. Analisis statistika bobot badan kelinci selama perlakuan
PENDAHULUAN
Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit degeneratif yang sering
terjadi dan mematikan di negara industri maupun negara berkembang seperti
Indonesia. Pola hidup yang tidak sehat menjadi pemicu terjadinya berbagai
macam penyakit. Fenomena konsumsi makanan cepat saji yang kandungan
kolesterolnya tidak terkontrol merupakan faktor predisposisi kejadian penyakit
tersebut. Satu diantara tiga penduduk dunia, pada 2001 meninggal karena penyakit
kardiovaskular. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2011 juga mencatat
sekitar 17 juta orang meningal karena penyakit kardiovaskular.
Kolesterol tubuh berasal dari dua sumber, yaitu dari makanan yang disebut
kolesterol eksogen dan yang diproduksi oleh tubuh sendiri disebut kolesterol
endogen. Masalah yang utama yaitu ketika kadar kolesterol dalam darah tersebut
melebihi batas normal atau disebut hiperkolesterolemia. Hiperkolesterolemia
dapat terjadi karena beberapa faktor seperti bobot badan, usia, kurang olahraga,
stres, gangguan metabolisme, kelainan genetik dan pola makan yang tinggi kadar
kolesterol dan lemak jenuh (Grundy 1991). Hiperkolesterolemia juga dapat terjadi
pada wanita yang kekurangan hormon estrogen (Ganong 1995).
Telah banyak penelitian yang dilakukan tentang obat untuk mengurangi
kadar kolesterol darah termasuk pengobatan yang berasal dari tanaman herbal.
Biodiversitas tanaman herbal di Indonesia dan potensinya sebagai bahan bioaktif
perlu dikaji lebih mendalam. Hal inilah yang mendasari pemikiran penggunaan
ekstrak kunyit dalam upaya pencegahan hiperkolesterolemia yang dapat
menyebabkan terjadinya penumpukan kolesterol pada pembuluh darah
(aterosklerosis). Penelitian ini dilakukan untuk melihat efektivitas pemberian
ekstrak kunyit dan simvastatin pada kelinci hiperkolesterol terhadap kadar
kolesterol darah dan bobot badan. Penelitian ini diharapkan mampu mengatasi
masalah hiperkolesterol dengan menggunakan bahan alami dan mudah didapatkan.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian ekstrak
kunyit dan simvastatin terhadap kadar kolesterol darah pada kelinci
hiperkolesterolemia yang diberi diet dengan menggunakan minyak kelapa dan
kuning telur.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan dan wawasan
mengenai potensi kunyit sebagai obat herbal untuk mengontrol kolesterol darah
sehingga diharapkan mampu mengurangi risiko penyakit utamanya penyakit
kardiovaskular seperti arterosklerosis.
2
TINJAUAN PUSTAKA
Kelinci
Kelinci merupakan hewan yang mempunyai potensi sebagai penghasil
daging yang baik. Hewan ini merupakan herbivora non ruminansia yang
mempunyai sistem lambung sederhana dengan perkembangan sekum seperti alat
pencernaan ruminansia, sehingga kelinci disebut ruminansia semu
(pseudoruminant) (Sarwono 1981). Kelinci dapat menggunakan protein hijauan
secara efisien, reproduksi tinggi, efisiensi pakan tinggi, hanya membutuhkan
makanan dalam jumlah sedikit dan kualitas daging cukup tinggi (Farrel dan
Raharjo 1984). Adapun klasifikasi kelinci secara ilmiah yaitu Kingdom Animalia,
Phylum Chordata, Subphylum Vertebrata, Class Mamalia, Ordo Legomorpha,
Family Leporidae, Genus Oryctolagus, dan Spesies Oryctolagus cuniculus
(Damron 2003)
Sebagai hewan komsumsi, potensi kelinci sebenarnya cukup menjanjikan.
Kelinci memiliki laju pertumbuhan yang cepat, reproduksi dan kelahiran 30-32
hari dengan jumlah anak 6-10 ekor. Kandungan proteinnya juga cukup tinggi
sekitar 7.5% dan lemak yang sebagian besar dalam bentuk tidak jenuh.
Kandungan kolesterol kelinci lebih rendah dibandingkan sapi, kambing dan
domba, tetapi masih lebih tinggi dibandingkan ayam dan itik yaitu masing-masing
39, 50, 61, 34 dan 30% (Sarwono 1981)
Kolesterol
Kolesterol adalah metabolit yang mengandung lemak sterol yang
ditemukan pada membran sel dan disirkulasi dalam pembuluh darah. Kebutuhan
kolesterol dalam tubuh sebagian besar dipenuhi melalui sintesis kolesterol dalam
tubuh dan dibentuk dalam hati (Piliang & Djojosoebagyo 2006). Lemak yang
dikonsumsi terdiri atas lemak jenuh dan lemak tidak jenuh. Karbohidrat
merupakan sumber energi yang jika kandungannya dalam tubuh berlebih akan
disimpan dalam bentuk lemak dan lemak tersebut di dalam tubuh akan diproses
menjadi satu senyawa yaitu asetil koenzim A. Bahan ini akan membentuk
beberapa zat penting seperti asam lemak, trigliserida, fosfolipid dan kolesterol,
sehingga bila tubuh terlalu banyak asupan makanan yaitu melebihi kebutuhan
maka jumlah trigliserida dan kolesterol akan meningkat (Dalimartha 2001).
Jumlah kolesterol dalam sel di dalam tubuh manusia dan hewan diatur oleh
banyak faktor. Pada umumnya semua faktor itu dapat dibagi menjadi dua macam,
faktor pertama adalah luar sel seperti jumlah kolesterol bebas atau yang terikat
dalam lipoprotein di luar sel, persediaan asam lemak bebas dan adanya hormon
tertentu. Faktor kedua adalah dalam sel, seperti kegiatan enzim yang berperan
dalam katabolisme koleterol, adanya pengangkutan kolesterol atau derivatnya
keluar dari sel dengan mekanisme pengangkutan aktif melalui membram sel dan
pengaruh viskositas membram (Rahmad 2011). Mayes (2003) mengatakan bahwa
lebih dari separuh jumlah kolesterol tubuh berasal dari sintesis (sekitar 700mg/
hari), dan sisanya berasal dari makanan sehari-hari diantaranya. minyak kelapa
3
dan telur utamanya bagian kuning telur. Kandungan asam lemak jenuh dan
kolesterol pada kedua bahan tersebut menjadi masalah ketika diet yang tidak
teratur
Berbagai upaya menurunkan kadar kolesterol darah dapat dilakukan
dengan menggunakan obat kimia maupun obat-obatan tradisional. Terapi dengan
obat tradisional dianggap praktis dan harga yang lebih murah dibanding dengan
obat kimia sintetik. Residu yang dapat dihasilkan oleh obat kimia juga menjadi
alasan penggunaan obat tradisional menjadi alternatif pengobatan. Obat
tradisional yang dianggap mampu mengatasi tingginya kadar kolesterol darah
adalah kunyit. Kunyit merupakan tanaman obat yang tumbuh merumpun, bersifat
tahunan dan dapat tumbuh sampai ketinggian satu meter. Klasifikasi ilmiah kunyit
adalah sebagai berikut: Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae,
Klasis: Monocotyledoneae, Ordo : Zingiberales, Family: Zingibeacerae, Genus:
Curcuma, Spesies : Curcuma domestik Vahl. (Winarto 2005). Tanaman ini berasal
dari Asia Tenggara dan Asia Selatan tetapi sekarang banyak dijumpai di daerahdaerah lain seperti India, Cina, Himalaya dan Indonesia. Komponen kimia dalam
kunyit yang berkhasiat sebagai obat adalah kurkumoid yang terdiri dari kurkumin
(73,4%), desmetokurkumin (16,1%) dan bisdesmetokurkumin (10,5%) (Miyasawa
2001). Menurut Wijayakusuma (2006) Kurkumin berfungsi sebagai kolagogum
(stimulasi dinding kantung empedu yang berperan dalam pemecahan lemak),
hipolipidemik (menurunkan kandungan kolesterol darah), hepatoprotektor
(melindungi hati dari zat toksik), dan melancarkan sirkulasi darah. Namun
penggunaan obat-obatan kimia juga masih sering digunakan sebagai anti
kolesterol karena mudah didapatkan sebagai contoh simvastatin. Simvastatin
merupakan senyawa yang diisolasi dari jamur Penicillium citrinum,. Simvastatin
bekerja dengan cara menghambat HMG-CoA reduktase secara kompetitif pada
proses sintesis kolesterol di hati. Simvastatin akan menghambat HMG-CoA
reduktase mengubah asetil-CoA menjadi asam mevalonat (Witztum 1996).
Simvastatin jelas menginduksi suatu peningkatan reseptor LDL dengan afinitas
tinggi. Efek tersebut meningkatkan kecepatan ekstraksi LDL oleh hati, sehingga
mengurangi simpanan LDL plasma (Katzung 2002).
.
METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian dimulai sejak Mei hingga Juni 2014. Tempat perlakuan dan
pengambilan sampel penelitian dilakukan di Unit Rawat Reproduksi (URR) FKH
IPB Bogor.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah 9 ekor kelinci jantan galur Oryctagulus
cuniculus, pakan kelinci berupa konsentrat komersil, minyak kelapa, kuning telur
ayam ras, kapas, tisu, alkohol, simvastatin dan ekstrak kunyit. Peralatan yang
4
digunakan adalah syiring 1 ml, alat cekok berupa spuit, tabung reaksi, kandang
kelinci individu tertutup, pipet tetes, evaporator, maserator, tween 80, dirigen,
ethanol dan kolesterol kit AMS Chol4/092711.
Persiapan Bahan
Penelitian ini menggunakan bahan untuk peningkat kolesterol
(hiperkolesterolemia) dan bahan penurun kolesterol:
a. Bahan peningkat kolesterol yang digunakan adalah minyak kelapa dan
kuning telur. Minyak kelapa yang digunakan sebanyak 4% dari total
pakan 100 g per ekor per hari. Minyak kelapa yang digunakan adalah
minyak kelapa curah yang dipanaskan pada suhu ± 1900 C sebanyak
dua kali selama 10 menit. Kuning elur ayam diberikan sebanyak 1
butir per ekor per hari. Dosis minyak kelapa berdasarkan penelitian
sebelumnya, yaitu yang dilakukan Jorge et al. (2005) yang
menggunakan minyak kelapa sebanyak 2% selama 45 hari, sedangkan
kuning telur ayam berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Budiasa
dan Jawi (2011)
b. Bahan penurun kolesterol yang digunakan adalah simvastatin dan
ekstrak kunyit. Dosis simvastatin yang digunakan yaitu sebanyak 1.2
mg/kg BB per ekor per hari (Lee et al. 2005). Pembuatan ekstrak
kunyit dilakukan dengan menyediakan kunyit seberat 300gram,
kemudian diparut untuk mempermudah saat proses maserasi.
Kemudian kunyit yang telah halus dimasukkan kedalam wadah kaca
yang telah dimodifikasi untuk proses maserasi. Proses maserasi
dilakukan dengan menambahkan etanol 95% kedalam parutan kunyit
dengan perbandingan 1 banding 3 kemudian dilapisi dengan plastik
kedap udara untuk menghindari dari penguapan etanol. Proses
maserasi dilakukan selama 3 hari dan penampungan dilakukan setiap
harinya. Hasil maserasi kunyit tersebut kemudian di evaporasi di lab
PAU FATETA IPB selama 2 jam dan didapatkan ekstrak kunyit dalam
bentuk padat. Ekstrak kunyit tersebut kemudian diencerkan dengan
tween 80 dan air untuk mendapatkan konsentasi 45%. Ekstrak kunyit
yang digunakan yaitu dengan dosis 1.66ml/kgBB (Ramirez et al. 1999)
Persiapan Hewan
Kelinci yang digunakan adalah kelinci lokal berjumlah 9 ekor dengan
umur rataan satu tahun dan berjenis kelamin jantan. Bobot badan kelinci yaitu
pada rentang antara 1.3 – 2.1 kg. Kelinci diadaptasikan selama 1 minggu dengan
pemberian pakan berupa campuran antara hijauan dan pelet, serta hari berikutnya
adalah hanya pakan pelet. Minum diberikan secara ad libitum
Kelinci dikelompokkan menjadi 3 kelompok perlakuan. Masing-masing
kelompok terdiri atas 3 ekor kelinci. Kelompok tersebut yaitu:
a. Kontrol negatif : kelinci hanya diberi pakan pelet standar dan minum
b. Kelinci
perlakuan
simvastatin:
kelinci
diberi
perlakuan
hiperkolesterolemia kemudian kelinci diberi simvastatin sesuai dosis.
5
c. Kelinci perlakuan ekstrak kunyit: kelinci diberi perlakuan
hiperkolesterolemia kemudian kelinci diberi ekstrak kunyit sesuai dengan
dosis
Parameter Penelitian
Parameter yang diukur di dalam penelitian ini adalah kadar kolesterol di
dalam darah serta bobot badan kelinci.
Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini diawali dengan masa adaptasi kelinci selama 1 minggu,
kemudian diambil sampel darahnya untuk nilai kontrol kadar kolesterol masingmasing kelinci sebanyak satu kali. Tahap selanjutnya, hewan diberi perlakuan
hiperkolesterolemia, untuk pemberian minyak kelapa dan kuning telur setiap hari
selama 3 minggu meningkatkan kadar kolesterol darah. Sampel darah diambil
untuk diukur kadar kolesterolnya pada minggu ke-2, ke-3 dan ke-4 penelitian.
Perlakuan selanjutnya adalah pemberian ekstrak kunyit dan simvastatin selama 1
minggu, kemudian sampel darah diambil di hari terakhir pemberian ekstrak kunyit
dan simvastatin.
1
7
ADAPTASI
14
21
HIPERKOLESTEROl
L
28
35
PENGOBATAN
Gambar 1 Metode pelaksanaan penelitian
Keterangan:
Tanda panah: Pengambilan darah
Segitiga: Penimbangan bobot badan
Analisis Data
Data diolah dengan menggunakan Microsoft Ecel serta SPSS dengan
prosedur analisis data Analisis of Variance (ANOVA) pada selang kepercayaan
95%. Uji lanjut yang digunakan adalah uji Duncan
6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Rata-rata kadar kolesterol darah kelinci yang diberi perlakuan minyak
kelapa dan kuning telur, kemudian diberikan simvastatin dan ekstrak kunyit
disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Kadar kolesterol darah selama pengamatan (mg/dL)
Kelinci
Masa
Adaptasi
Minggu 1
Kontrol
Simvastatin
Kunyit
Perlakuan
Obat
Perlakuan Hiperkolesterol
Minggu 2
Minggu 3
Minggu 4
Minggu 5
351.7 ± 85.4
373.5 ± 38.9
401 ± 0.0
314.5 ± 31.8
401 ± 0.0
316 ± 71.1ab
273.7 ± 32.8b
400.3 ± 1.2a
302 ± 65.0ab
298.7 ± 80.ab
308.7 ± 68.1 ab 311.3 ± 40,5ab
391.6 ± 16.7a
369.6 ± 28.9ab
263 ± 65.5b
Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada
taraf uji 5%
a
450
400
350
mg/dL
300
250
200
150
100
50
0
Minggu 1
Minggu 2
Kontrol Positif
Minggu 3
Simvastatin
Minggu 4
Minggu 5
Kunyit
Gambar 2 Kadar kolesterol darah selama pengamatan
Penelitian ini menggunakan hewan uji kelinci jenis lokal (Oryctolagus
cuniculus) dengan jenis kelamin jantan. Kelinci digunakan karena adanya
kesamaan dengan manusia dalam hal adanya kantung empedu yang berisi cairan
empedu , berperan dalam pencernaan dan metabolisme lemak yang tidak dimiliki
pada hewan coba lain seperti mencit dan tikus. Pemilihan jenis kelamin jantan
digunakan karena sedikit terpengaruh oleh perubahan hormonal dibandingkan
dengan hewan betina (Sitepoe 1992). Pada hewan betina hormon estrogen dapat
mempengaruhi kadar kolesterol darah berbeda dengan jantan yang memiliki
7
hormon estrogen yang lebih sedikit (Ganong 2002). Estrogen akan menurunkan
kadar kolesterol dengan cara meningkatkan regulasi, katabolisme LDL, dan
lipoprotein. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan dimulai dari
aklimatisasi hewan selama 1 minggu untuk penyesuaian hewan terhadap
lingkungan, pemberian diet tinggi kolesterol berupa kuning telur dan minyak
kelapa selama 3 minggu serta perlakuan obat simvastatin dan kunyit selama 1
menit. Empat jenis lipid yang utama dalam tubuh manusia terdiri dari kilomikron,
VLDL (Very Low Density Lipoprotein) , LDL (Low Density Lipoprotein) dan HDL
(High Density Lipoprotin). LDL merupakan lipoprotein yang mengangkut lipid
dari hepar menuju ke perifer (ekstra hepatik) dan sering disebut kolesterol jahat.
Menurut Murray et al. (1996), LDL mengandung setengah hingga dua
pertigakolesterol. Kadar LDL yang tinggi beresiko menyebabkan terjadinya
aterosklerosis. Selanjutnya, HDL atau disebut juga kolesterol baik merupakan
lipoprotein yang mengangkut lipid dari perifer menuju ke hepar. Karena
molekulnya yang relatif kecil dibanding lipoprotein yang lain, HDL dapat
melewati sel endotel vaskular dan masuk ke dalam intima untuk mengangkut
kembali kolesterol yang terkumpul dalam makrofag. HDL juga mempunyai sifat
antioksidan yang dapat mencegah terjadinya oksidasi LDL. Rendahnya kadar
HDL di dalam darah akan meningkatkan resiko aterosklerosis dan penyakit
jantung koroner.
Hasil analisis kadar kolesterol darah dapat dilihat pada Tabel 1. Selama
masa adaptasi hewan diambil darahnya sebagai kontrol untuk masing – masing
individu. Dari hasil pengamatan didapatkan tidak adanya perbedaan nyata
(P>0.05) untuk masing – masing perlakuan yaitu kontrol 351 mg/dL, simvastatin
316 mg/dL, dan kunyit 308.7 mg/dL. Hal ini karena kelinci yang digunakan
diambil dari peternakan yang sama sehingga dari segi pakan dan nutrisi lain tidak
berbeda.
Perlakuan diet kaya kolesterol dilakukan pada minggu ke-2 sampai dengan
menggu ke-4 dengan menggunakan minyak kelapa dan kuning telur. Minyak
kelapa yang digunakan sebelumnya dipanaskan dengan tujuan diharap terjadi
pemutusan ikatan rangkap dalam minyak dan terjadi pemutusan isomer cismenjadi trans- (Edward et al. 2011). Menurut Trimulyono (2008), suhu
pemanasan minyak normal adalah 163-1960C. Pembentukan asam lemak transberlebihan menurunkan kadar HDL dan meningkatkan kadar LDL dalam darah.
Dampak lain dari konsumsi asam lemak jenuh rantai panjang (C14-C24) akan
menaikkan kadar kolesterol darah dan total LDL sehingga dapat meningkatkan
resiko arterosklerosis (Edward et al. 2011). Pada minggu pertama perlakuan
hiperkolesterol ini untuk kelompok perlakuan kontrol 373. mg/dL dan kunyit
mulai terlihat penaikan kadar kolesterol 311,3 mg/dL. Namun pada kelompok
perlakuan simvastatin mengalami penurunan 273.7 ± 32.8 mg/dL . Hal ini
diakibatkan oleh tingginya tingkat stress pada kelinci kelompok ini selama masa
adaptasi. Kondisi stress tersebut mengakibatkan terjadi pelepasan glukokortikod
yang melebihi batas normal. Glukokortikoid berperan terhadap metabolisme
karbohidrat, lipid, dan protein. Pada metabolisme karbohidrat, glukokortikoid
berperan meningkatkan glukoneogenesis. Glukokortikoid berperan meningkatkan
pemecahan protein menjadi asam amino di jaringan perifer kemudian digunakan
untuk glukoneogenesis. Pada metabolisme lemak berperan meningkatkan lipolisis
di jaringan lemak, termasuk metabolisme kolesterol yang mengakibatkan
8
tingginya kadar kolesterol dalam darah. Pada minggu ke-2 perlakuan diet kaya
kolesterol didapatkan hasil peningkatan untuk kontrol, simvastatin, dan kunyit
yaitu masing – masing 401 mg/dL, 400 mg/dL, 391.6 mg/dL dan menunjukkan
hasil yang berbeda nyata (P<0.05), hal ini menunjukkan bahwa minggu ke-2
pemberian diet kaya kolesterol (minyak kelapa dan kuning telur) terbukti efektif
menaikkan kadar kolesterol darah. Hal ini sesuai dengan penelitian Jorge et al.
(2005) bahwa pemberian minyak kelapa sebanyak 2% dari total 100 g pakan
setiap ekor per hari dalam 45 hari dapat menaikkan kolesterol darah. Pemberian
diet hiperkolesterol pada minggu ke-3 terjadi penurunan untuk seluruh perlakuan
uji. Penurunan ini terjadi diakibatkan karena hewan uji sudah mulai
menyeimbangkan kandungan kolesterol dalam tubuhnya (homeostasis) untuk
mengembalikan ke kolesterol darah ke kadah yang normal.
Perlakuan obat simvastatin dan kunyit dilakukan pada minggu ke-5
pengamatan, didapatkan penurunan untuk kelompok perlakuan obat yaitu
simvastatin dan kunyit masing – masing 298.7 mg/dL dan 263 mg/dL. Pemberian
simvastatin dapat mengurangi kadar LDL (low density lipoprotein), yang akan
akan melalui penghambatan secara langsung aktivitas enzim HMG-CoA (3hidroksi-3-metilglutaril koenzim A). Penghambatan aktivitas enzim ini
menyebabkan tidak terbentuknya mevalonat dari HMG-CoA, yang pada kondisi
biasa diubah menjadi skualen, lanosterol, dihidrolanosterol, D 8-dimetilsterol, 7dihidrokolesterol dan akhirnya menjadi kolesterol (Wahyuono 1999).
Gambar 3 Penghambatan HMG Co-A
reduktase
oleh
simvastatin.
Perlakuan ekstrak kunyit terbukti menurunkan kadar kolesterol darah secara
signifikan dibandingkan simvastatin. Menurut Soudamini et al. (1989)
mengatakan curcumin pada kunyit dapat menurunkan kadar kolesterol darah.
Curcumin dapat membantu memulihkan kondisi tubuh yang berhubungan dengan
9
peroxide-induced seperti kerusakan hati dan penyakit pembuluh darah. Pemberian
ekstrak kunyit dilaporkan terbukti berhasil menjaga rendahnya total kolesterol dan
trigliserida (Deshpande et al 1997) dan (Chang 1987). Efek curcumin adalah
mampu meningkatkan sekresi cairan empedu dan pankreas serta ekskresi
kolesterol melalui feses (Liang et al 1985) dan (Ozaki 1988). Penyerapan lemak
melalui emulsi oleh cairan empedu menjadi partikel-partikel kecil akan terbentuk
monogliserida dan asam lemak. Untuk selanjutnya membentuk agregat
polinuklear yang disebut misel. Misel inilah yang mampu menembus mukosa
usus kecil untuk diserap (Kartari 1988). Kurkumin yang berperan meningkatkan
produksi dan sekresi cairan empedu serta sekresi lipase pankreas. Pada perlakuan
kelompok kontrol cenderung mengalami kenaikan. Hal ini karena kolesterol
dapat berasal selain dari hati juga berasal dari makanan yang mengandung
kolesterol, jadi kadar kolesterol darah tetap tinggi.
Parameter lain yang diamati dalam penelitian ini adalah bobot badan yang
dilakukan setiap minggu adaptasi, hiperkolesterol minggu ke-1, ke-2, ke-3 dan
masa pemberian obat. Nilai rata-rata bobot badan kelinci yang diberi perlakuan
minyak kelapa dan kuning telur disajikan dalam Tabel 2.
Tabel 2 Bobot badan kelinci selama pengamatan (kg)
Masa
Adaptasi
Kelinci
Minggu 1
Perlakuan
Obat
Perlakuan Hiperkolesterol
Minggu 2
Minggu 3
Minggu 4
Minggu 5
Kontrol
1.5 ± 0,28
1.89 ± 0,15
1.99 ± 0,367
1.8 ± 0,42
1.8 ± 0,00
Simvastatin
1.9 ± 0,20
1.8 ± 0,45
1.88 ± 0,15
1.88 ± 0,21
1.78 ± 0,12
1.7 ± 0,10
1.9 ± 0,86
1.84 ± 0,50
1.8 ± 0,50
1.85 ± 0,13
Kunyit
Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada
taraf uji 5%
a
kg
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Minggu 1
Minggu 2
Kontrol
Minggu 3
Minggu 4
Simvastatin
Minggu 5
Kunyit
Gambar 4 Bobot badan kelinci selama pengamatan
Berdasarkan pengamatan bobot badan selama penelitian, rata-rata bobot
badan antara masa adaptasi, perlakuan hiperkolesterolemia, dan masa pemberian
10
obat tidak menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P>0.05). Kelinci yang diberi
diet kaya kolesterol tidak menunjukkan penambahan bobot badan meskipun
terjadi peningkatan kadar kolesterol darah. Pada masa pemberian obat yang
mengalami penurunan kadar kolesterol darah tetapi untuk bobot badan cenderung
statis dan tidak menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P>0.05), hal ini
disebabkan karena waktu pemberian obat yang tidak optimal sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Muliasari (2009) bahwa obat golongan statin
termasuk simvastatin mampu menurunkan bobot badan kelinci selama 10 minggu
perlakuan.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Diet minyak kelapa dengan dosis 4% dari total 100 g pakan per ekor per hari
dan kuning telur dengan dosis 1 butir per ekor per hari dapat meningkatkan kadar
kolesterol darah dalam 3 minggu. Pemberian simvastatin dengan dosis 1.2
mg/kgBB per ekor cenderung menurunkan kadar kolesterol darah dalam 1 minggu
(P>0.05) atau kurang efektif dalam menurunkan kadar kolesterol darah dan
ekstrak kunyit dengan dosis 1.66 ml/kgBB per ekor per hari terbukti efektif dapat
menurunkan kadar kolesterol darah dalam 1 minggu (P<0.05).
Saran
Perlu adanya penelitian lanjutan terkait efektivitas kunyit dan simvastatin
sebagai obat penurun kolesterol dengan waktu pemberian lebih dari 1 minggu agar
menunjukkan penurunan yang lebih signifikan. Pengukuran kimia darah lain
seperti glukosa juga perlu dilakukan untuk parameter pembanding terkait
metabolisme yang terjadi dalam tubuh hewan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Asai A, Miyazawa T. 2001. Dietary curcuminoids prevent high-fat diet-induced
lipid acumulation in rat liver and epididymal adipose tissue. J Nutr.
131(11):2932-2935
Awasthi S, Srivatava SK, Piper JT, Singhal S, Chaubey M, Awasthi YC. 1996.
Curcumin protect against 4-hidroxy-2-trans—none-nal-induced cataract
formation in rat lenses. AM J Clin Nutr . 64:761-766
Budiasa K, Jawi I M. 2011. Effect Ethanol Extract of Storage Root Balinese Sweet
Purple Potato (Ipomoea Batatas L) on Total Cholesterol and Total
Antioxidant of Blood in Local Rabbit with Hyperchlosterol Diet. Kongres
Nasional Pertama, Asosiasi Farmakologi dan Farmasi Veteriner Indonesia;
Denpasar, Indonesia. Denpasar (ID): Universitas Udayana
Chang H, But P. 1987. Pharmachology and applications. Chin Med Mat. vol 2.
Singapore: World Scientific.
Dalimartha S. 2001. 36 Resep Tumbuhan Untuk Menurunkan Kolesterol. Jakarta:
Penebar Swadaya
Damron M. 2003. Klasifikasi Makhluk Hidup Mamalia. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Deshpande UR, Joseph LT, Manjure SS, Samuel AM, Pillai D, Bhide SV. 1997.
Effect of turmeric extract on lipid profile in human subject. Med Sci Res .
25:695-8
Edwar Z, Suyuthie, Yerizel E, Sulastri F D. 2011. Pengaruh pemanasan terhadap
kejenuhan asam lemak minyak goreng sawit dan minyak goreng jagung. J
Indones Med Assoc. 61(6):248-252.
Farrel DJ and YC Rahardjo. 1984. The potensial for meat production from rabbits.
Central Research for Animal Science Central Research Institut for Animal,
Bogor.
Ganong WF. 1995. Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-17. Penerjemah
Widjajakusumah M. Jakarta: EGC
Grundy SM. 1991. Multifactorial etiology of hipercolesterolemia: implication for
Prevention of coronary heart disease. Arterioscler Thromb Vasc Biol.
11:1619-1635
Jorge P, Almeida E A, Ozaki M R, Jorge M, Carneiro A. 2005. Effect of
atorvastatin, fluvastatin, pravastatin, and simvastatin on endhotelium
function,
lipid
peroxidation,
and
aortic
artherosclerois
in
hipercholesterolemic rabbits. Arquivos Brasileiros de Cardiologica. 84(4):
2-4
Kartari. 1988. The Lipid Metabolism. Medica. 10 : 659-667.
Katzung BG. 2002. Basic and Clinical Farmacology, ed ke-3, Penerjemah:
Bagian Farmakology Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Surabaya:
Salemba Medika
Lee T M, Lin M S, Chou T F, Chang N C. 2005. Effect of simvastatin on left
ventricular mass in hypercholesterolemic rabbits. Am J Physiol Hearth Circ
Physiol. 288: 1352-1358
Mayes PA. 2003. Sintesis, Pengangkutan, dan Ekskresi kolesterol, dalam: Bani
AP, Sikumbang TMN, editor. Biokimia Harper edisi ke-25. Jakarta: EGC.
12
Murray R K, Granner D K, Mayes PA, Rodwell VW. 1997. Harper’s
Biochemistry 23rd edition. USA: Prentice Hall International Inc
Ozaki Y, Liang. 1988. Cholagogic Action The Essential Oils Abtained from
Curcuma xanthorriza Roxb. Shoyaku zasshi .24(4):257-263.
Piliang WG, Djojosoebagio S. 2006. Fisologi Nutrisi. Volume ke-1. Bogor: IPB
Press.
Ramirez M C, Mesa M D, Aguilera M C, Quiles J L, Baro L, Ramirez C L,
Martinez E, Gil A. 1999. Oral administation of a turmeric extract inhibit
LDL oxidation adn has hyphocholesteerolemic effect in rabbits with
experimental atherosclerosis. Arterosclerosis . 147:371 – 378
Sitepoe M. 1992. Kolesterol Fobia Keterkaitannya Dengan Penyakit Jantung,
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Soudamini K, Kuttan R. Inhibition of chemical carcinogenesis by curcumin. 1989.
J Ethnopharmacol . 27:227-233.
Sarwono B. 1981. Beternak Kelinci Unggul Ed ke-1. Jakarta: Yayasan Tani
Membangun
Trimulyono H. 2008. Penerimaan konsumen terhadap minyak goreng curah yang
difortifikasi vitamin A [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Winarto WP. 2005. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Jakarta: Agromedia Pustaka.
World Health Organization. 2011 Global atlas untuk pencegahan dan
penanggulangan penyakit kardiovaskular. Geneva
13
LAMPIRAN
Descriptives
kontrol
Me
N
Adaptasi
an
351
,6667
373
,5000
401
,0000
314
,5000
401
,0000
366
,8182
3
Hiperkolester
ol 1
Hiperkolester
ol 2
Hiperkolester
ol 3
Obat
2
2
2
2
Total
Std.
Deviation
11
Std.
Error
85,447
84
38,890
87
,00000
31,819
81
,00000
52,965
68
49,
33333
27,
50000
,00
000
22,
50000
,00
000
15,
96975
95% Confidence
Maximu
Interval for Mean
Minimum m
Lower
Upper
Bound
Bound
13
563,
25
40
9,4025
9309
3,00
1,00
24,
722,
34
40
0794
9206
6,00
1,00
40
401,
40
40
1,0000
0000
1,00
1,00
28,
600,
29
33
6104
3896
2,00
7,00
40
401,
40
40
1,0000
0000
1,00
1,00
33
402,
25
40
1,2354
4010
3,00
1,00
Test of Homogeneity of Variances
kontrol
Levene
Statistic
df1
df2
4
6
6,9
04
Sig.
,02
0
ANOVA
kontrol
Between
Groups
Within
Groups
Total
Sum
of
Squares
109
25,970
171
27,667
280
53,636
Post Hoc Tests
Homogeneous Subsets
kontrol
df
4
6
10
Mean
Square
2731,4
92
2854,6
11
F
,95
7
Sig.
,49
3
14
Duncan
Subset for
alpha
= .05
perlakuan
Hiperkoles
N
1
314
2
terol 3
,5000
Adaptasi
351
3
,6667
Hiperkoles
373
2
terol 1
,5000
Hiperkoles
401
2
terol 2
,0000
Obat
401
2
,0000
Sig.
,16
3
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 2,143.
b The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error
levels are not guaranteed.
Descriptives
kunyit
N
Adapt
asi
Hiperkolester
ol 1
Hiperkolester
ol 2
Hiperkolester
ol 3
Obat
Total
Mean
3
3
3
3
3
15
308
,6667
311
,3333
391
,6667
369
,6667
263
,0000
328
,8667
Std.
Deviatio
n
Std.
Error
9
4,04432
4
0,46398
1
6,16581
2
8,91943
6
5,82553
6
7,51282
54,2
9651
23,3
6189
9,33
333
16,6
9664
38,0
0439
17,4
3174
Test of Homogeneity of Variances
kunyit
Lev
ene
Statistic
1,5
53
df1
df2
4
10
Sig.
,26
0
95% Confidence
Interval for Mean
Minimum
Maximum
Lower
Upper
Bound
Bound
75,0
542,
213,
401,
476
2857
00
00
210,
411,
286,
358,
8152
8514
00
00
351,
431,
373,
401,
5086
8248
00
00
297,
441,
344,
401,
8268
5065
00
00
99,4
426,
204,
334,
803
5197
00
00
291,
366,
204,
401,
4793
2540
00
00
15
ANOVA
Kunyit
Su
m of
Squares
319
87,067
318
24,667
638
11,733
Between
Groups
Within
Groups
Total
Mean
Square
7996,7
67
3182,4
67
df
4
10
F
2,5
13
Sig.
,10
8
14
Post Hoc Tests
Homogeneous Subsets
kunyit
Duncan
Subset for alpha
= .05
perlakuan
Obat
Adaptasi
N
3
1
263
,0000
308
,6667
311
,3333
369
,6667
2
308
,6667
Hiperkoles
311
3
terol 1
,3333
Hiperkoles
369
3
terol 3
,6667
Hiperkoles
391
3
terol 2
,6667
Sig.
,05
,12
6
4
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.
3
Descriptives
simvastatin
N
Mean
Std.
Deviation
95% Confidence Interval
for Mean
Std. Error
Lower
Bound
Adaptasi
Hiperkolesterol 1
Hiperkolesterol 2
Hiperkolesterol 3
3
3
3
3
3
16,0000
2
73,6667
4
00,3333
3
02,0000
71
,08446
32
,80752
1,
15470
65
,02307
41,0
4063
18,9
4143
,666
67
37,5
4109
Minimum Maximum
Upper Bound
139,4
164
192,1
683
397,4
649
140,4
737
492,5836
355,1651
403,2018
463,5263
24
7,00
23
6,00
39
9,00
23
6,00
389,0
0
296,0
0
401,0
0
366,0
0
16
Obat
3
Total
15
2
98,6667
3
18,1333
80
,13322
66
,38294
46,2
6494
17,1
4000
99,60
47
281,3
717
497,7286
354,8950
Test of Homogeneity of Variances
simvastatin
Lev
ene
Statistic
1,5
04
df1
df2
4
10
Sig.
,27
3
ANOVA
simvastatin
Between
Groups
Within
Groups
Total
Su
m of
Squares
281
33,733
335
60,000
616
93,733
df
4
10
Mean
Square
7033,4
33
3356,0
00
14
Post Hoc Tests
Homogeneous Subsets
simvastatin
Duncan
Subset for alpha
= .05
perlakuan
Hiperkoles
terol 1
Obat
N
3
1
273
,6667
298
,6667
302
,0000
316
,0000
2
298
,6667
Hiperkoles
302
3
terol 3
,0000
Adaptasi
316
3
,0000
Hiperkoles
400
3
terol 2
,3333
Sig.
,42
,07
3
3
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.
3
F
2,0
96
Sig.
,15
6
21
6,00
21
6,00
376,0
0
401,0
0
17
Descriptives
Type
III Sum of
Squares
Source
Intercept Hypothesis
df
Mean
Square
87,037
1
87,037
,204
6,6
77
,031(a)
,102
2
,051
Error
Per
Hypothesis
1,747
34
,051(b)
Kel
Error
Hypothesis
,045
2
,023
Error
1,747
34
,051(b)
F
284
1,970
Sig.
,00
0
,99
0
,38
2
,44
1
,64
7
a ,723 MS(Kel) + ,277 MS(Error)
b MS(Error)
Expected Mean Squares(a,b)
Variance Component
Var
Var
Qua
urce
(Kel)
(Error)
dratic Term
Int
9,1
1,0
Inter
ercept
43
00 cept, Per
Pe
,00
1,0
Per
r
0
00
K
12,
1,0
el
643
00
Er
,00
1,0
ror
0
00
a For each source, the expected mean square equals the sum of the coefficients in the cells times
the variance components, plus a quadratic term involving effects in the Quadratic Term cell.
b Expected Mean Squares are based on the Type III Sums of Squares.
So
Post Hoc Tests
Perlakuan
Homogeneous Subsets
Bobot Badan
Duncan
Sub
set
Perlakua
n
N
adpatasi
Obat
hiperkol
esterol
8
7
24
1
1,7
44
1,7
71
1,8
57
18
Sig.
,30
7
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on Type III Sum of Squares
The error term is Mean Square(Error) = ,051.
a Uses Harmonic Mean Sample Size = 9,692.
b The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error
levels are not guaranteed.
c Alpha = ,05.
19
RIWAYAT HIDUP
Andi Fitra Ardiansyah lahir di Sinjai, Sulawesi Selatan pada tanggal 7 April
1992 merupakan anak ketiga dari pasangan Arifuddin Patturungi dan Rosmiati.
Penulis menempuh pendidikan Sekolah Menengah Atas pada tahun 2007 di
SMA Negeri 2 Sinjai. Penulis masuk melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB
(USMI) jalur nilai rapot dan diterima di Fakultas Kedokteran Hewan Institut
Pertanian Bogor pada tahun 2010.
Selama menjadi mahasiswa IPB penulis aktif sebagai staf community
development di unit kegiatan mahasiswa (UKM) kerohanian yaitu BKIM IPB
periode 2011-2012, anggota organisasi mahasiswa daerah (OMDA) Ikatan
Keluarga Mahasiswa Sulawesi (IKAMI), aktif sebagai wakil ketua umum
himpunan minat profesi ornithologi dan unggas Fakultas Kedokteran Hewan IPB
periode 2011-2013, aktif sebagai pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa FKH IPB
2011-2013. Pernah menjadi pelaksana kontes ayam ketawa nasional menteri
pertanian pada tahun 2012 dan sebagai wakil ketua pelaksana dan tahun 2013
sebagai ketua pelaksana.
Selain aktif di UKM penulis mempunyai prestasi di bidang karya ilmiah
yaitu proposal didanai Program Kreativitas Mahasiswa pada tahun 2013 dan 2014.
Download