Bugar dengan Privasi

advertisement
14 | Health
MINGGU, 5 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA
Bugar dengan Privasi
KATA MEREKA
TERNYATA banyak juga perempuan mendambakan tempat fitness khusus. Alasannya beragam, dari bebas berpakaian, nyaman
karena lepas dari mata lelaki, sampai tak khawatir lagi dengan
penilaian orang tentang tubuhnya.
KHUSUS
PEREMPUAN:
Rasa nyaman dan
aman berolahraga
di pusat kebugaran
dapat meningkatkan
fokus untuk
membentuk tubuh
ideal dan sehat.
MI/PANCA SYURKANI
Tak perlu lagi risih
ditonton orang saat
tubuh mengikuti
gerakan instruktur
senam.
Vini Mariyane Rosya
B
AGI sebagian warga
urban, pusat kebugaran alias fitness center
sudah menjadi kebutuhan. Enda, 32, misalnya.
Dalam seminggu, dua atau
tiga kali, karyawati di Jalan
Sudirman, Jakarta, ini menyempatkan berolahraga di gym.
Pilihannya jatuh pada pusat
kebugaran yang berlokasi di
mal di tengah kota. Dekat dengan kantor, alasannya. Namun, Enda mengaku tidak terlalu nyaman ngegym di tempat
yang bisa dilihat orang banyak.
Apalagi di kota-kota besar seperti Jakarta, pusat kebugaran
yang menjamur dibuat seperti
etalase. Kegiatan di dalamnya
bisa terlihat jelas oleh orangorang yang lalu lalang di luar.
“Dulu aku biasa ke sana, tapi
agak enggak nyaman sih dengan tempat yang transparan
gitu,” kata dia, menyebutkan
sebuah pusat kebugaran di
sebuah mal besar di kisaran
Bundaran HI, Jakarta. “Risih
aja,” ujarnya saat dihubungi
Kamis (2/12) sore.
Verin, 33, tidak beda. Ia sendiri tidak rutin pergi ke gym, tapi
mengaku merasa tidak nyaman
jika harus berolahraga diiringi
pandangan orang banyak.
“Mungkin orang beda-beda,
ya. Ada teman yang kayaknya
cuek saja, mungkin karena
kepepet cari lokasi yang dekat
kantor dan kebetulan tempatnya transparan gitu. Mungkin
juga ada yang sekaligus ingin
menambah kenalan, atau memang ingin tampil, hahaha,”
tutur pekerja lepas bidang event
organizing itu.
Perempuan lajang yang tinggal di Cipulir, Jakarta Selatan,
itu mungkin benar. Memilih
pusat kebugaran tergantung
kebutuhan. Termasuk kebutuhan merasa nyaman saat berolahraga di fitness center tanpa
risih diikuti pandangan orang.
Apalagi buat perempuan.
Leluasa
Beberapa tempat pun berupaya memenuhi kebutuhan
itu. Di kawasan perbatasan
Jakarta Selatan dan Tangerang,
misalnya, terlihat sebuah salon bernama Tiaranisa yang
menyediakan fasilitas senam
hanya untuk perempuan di
sebuah ruko.
Jadi mereka enggak
perlu merasa malumalu bergerak atau
khawatir lagi ditonton
para pria.”
Yuyun Chandra
Instruktur fitness
Sementara itu, di Beji, Depok,
ada tempat fitness khusus mahasiswi di lahan sudut bangunan
kos, yang di papan namanya
bertuliskan Wisma Kartini. Di
dalam ruang berukuran sekitar
3x4 meter itu terlihat dua jenis
alat fitness dan beberapa barbel.
Pengunjungnya kebanyakan
mahasiswi atau karyawati
yang tinggal di sekitarnya. “Ya,
lumayanlah buat mahasiswa,
setidaknya bisa berkeringat,”
ungkap Ratu, mahasiswi yang
tengah menggunakan salah
satu alat fitness.
Bergeser ke kawasan pusat
Kota Jakarta, di daerah Kebon
Sirih, ada pula pusat kebugaran
khusus perempuan bernama
Azzuhra House of Beauty for
Ladies. Cut Meutia Rahmi,
pemiliknya, berujar, “Perempuan kan butuh keleluasaan
untuk memakai pakaian apa
pun yang dianggap nyaman,
semini apa pun, tanpa perlu dilihat laki-laki, terutama untuk
perempuan berjilbab seperti
saya,” ungkapnya saat ditemui
Media Indonesia, Senin (29/11).
Mimi, panggilan perempuan
35 tahun tersebut, juga sempat
geregetan mencari-cari pusat
kebugaran yang bisa memenuhi
kebutuhannya. “Kalau ibu-ibu
seperti saya ini jalan-jalan ke
mal, hampir selalu dapat ajakan untuk fitness dan gym. Tapi
pas sampai, tempatnya begitu
terbuka, orang-orang bisa lalu
lalang melihat kita melakukan
gerakan-gerakan sensual,”
paparnya.
Tingkatkan fokus
Selain membatasi area yang
boleh dimasuki laki-laki dan
membatasi karyawan laki-laki,
semua terapis dan instruktur di
Azzuhra adalah perempuan.
Meski tidak semewah pusat
kebugaran yang biasa ditemui
di mal, pusat kebugaran khusus
perempuan ini memiliki 11
alat fitness dan menyediakan
beragam jenis senam, termasuk
aerobik, pilates, body language,
body dances, serta yoga, dengan
instruktur masing-masing.
Rasa nyaman saat ngegym
rupanya bukan sekadar alasan.
Instruktur fitness dan aerobik
profesional Yuyun Chandra
mengakui, “Setelah bertahuntahun jadi instruktur senam,
saya memang melihat ada
pengaruh kepercayaan diri
dan semangat peserta dalam
berlatih,” tuturnya.
Rasa percaya diri yang terbangun juga membuat fokus
meningkat. “Mereka datang
untuk sehat, untuk membentuk
tubuh yang ideal, itu fokusnya. Jadi mereka enggak perlu
merasa malu-malu bergerak
atau khawatir lagi ditonton
para pria,” jelasnya.
Irma, salah satu peserta aerobik di Azzuhra, mengiyakan
Yuyun. “Pesertanya perempuan
semua, kita jadi tidak perlu memikirkan yang lain-lain. Bagi
saya kenyamanan ini yang paling penting,” ujar dia.
Nyatanya, menurut Mimi,
tidak hanya perempuan berjilbab yang menyambangi pusat
kebugaran khusus perempuan
yang didirikannya ini.
“Beberapa bulan lalu, perempuan-perempuan asing dari
kedutaan besar Amerika Serikat ternyata datang dan mengaku kagum dengan konsep
yang kami tawarkan. Ternyata
bule juga butuh area privasi lo,”
cerita Mimi. (M-3)
BUAT saya, fitness
sangat bagus untuk
membentuk paha
dan lengan. Bagian
yang sering membuat saya tidak nyaman. Kalau
sudah terbiasa fitness, jadi tahu
bagaimana mengatur intensitasnya.
Sebenarnya banyak yang meDewi Indriyani, 32
ngajak saya ke tempat-tempat
Karyawati
fitness campur itu, karena saya
kan memang tidak pakai jilbab. Tapi saya merasa kok tidak nyaman ya dilihat banyak orang lagi fitness. Apalagi ada gerakangerakan yang sebenarnya sangat menonjolkan bagian kewanitaan
seperti pilates, kan malu kalau di tempat campur, apalagi tempat
umum.
Kalau khusus perempuan, kita jadi bebas, mau pakai apa pun
juga bebas, tidak perlu merasa risih. Kita perempuan benar-benar
dikhususkan. Privasi banget, berbeda dengan sanggar fitness yang
lain yang dicampur antara laki-laki dan perempuan. (VB/M-3)
SAYA pasti belabelain fitness meski
jadwal sehari-hari
lagi padat. Apalagi
badan saya gampang melar, jadi harus seringsering dikontrol lewat fitness.
Sebenarnya dulu saya sempat
bingung memutuskan untuk
fitness, karena saya kan pakai Dewi Maharani, 34
jilbab, sedangkan tak ada tem- Ibu rumah tangga
pat yang benar-benar khusus
perempuan. Ya, sebenarnya bisa-bisa saja tetap pakai jilbab, tapi
saya kok tidak nyaman.
Pernah juga saya ketemu tempat yang memisahkan perempuan
dan laki-laki, tapi sebelahnya tetap saja tempat fitness cowok,
para cowok itu masih bisa lalu-lalang. Ternyata memang ada rasa
yang beda kalau kita ada di lingkungan nyaman, makin semangat
saya fitness-nya. Rasanya bebas aja. Tidak perlu khawatir dengan
penilaian orang tentang tubuh kita. (VB/M-3)
BAGI saya, fitness
dan aerobik bikin
badan jadi segar,
dan tidak gampang
capek. Apalagi di
usia saya yang tidak muda
lagi ini.
Nah, waktu tahu ada fitness khusus perempuan, terus
terang saya langsung tertarik
Risdawati, 55
dan senang. Secara fisik dan
Ibu rumah tangga
pakaian, kita bisa bebas mau
pakai baju gaya apa. Mau pakai you can see atau baju seminim
apa pun, percaya diri aja, karena tidak ada laki-lakinya. Tidak
perlu malu-malu, mau bagaimanapun bentuk fisik kita, apalagi
saya sudah tidak muda lagi.
Selain itu, mungkin karena perempuan semua, instrukturnya
juga perempuan, kita di sini gampang dekat. Sama instruktur
itu sudah seperti teman, pokoknya serasa keluarga saja. Saking
dekatnya, jadi sering jalan bareng-bareng. Jadi malah bikin geng
sendiri. (VB/M-3)
miweekend@
mediaindonesia.com
FOTO-FOTO: DOK. PRIBADI
INFO SEHAT
Hati-Hati Pinggang Berlemak
Ukuran Jari Pertanda Kanker
Stres Kerja Picu Serangan Jantung
LEMAK di perut dan
pinggang memang buruk untuk kesehatan,
terutama bagi kesehatan tulang. Kondisi ini,
menurut sebuah studi
di AS, meningkatkan
risiko osteoporosis.
Dari 50 perempuan
pramenopause yang
kebanyakan mengalami
obesitas, mereka yang
memiliki banyak lemak
REUTERS
di lingkar pinggang
cenderung memiliki kepadatan mineral tulang yang rendah.
“Sekarang kita tahu, bahwa obesitas abdominal (perut) perlu dimasukkan sebagai faktor risiko osteoporosis,” kata Miriam Bredella, asisten profesor radiologi di Harvard Medical School, seperti dikutip Webmd.com.
Menggunakan MRI dan hasil pindaian CT, Bredella menunjukkan,
perempuan dengan lemak yang berlebihan di pinggang atau perut--disebut
lemak intra-abdominal--memiliki struktur tulang yang lebih berpori-pori.
Sementara lemak yang berlebihan hanya di bawah kulit--disebut lemak
subcutaneous--menunjukkan struktur tulang normal. (Wey/M-1)
LAKI-LAKI, perhatikan jemari
tangan Anda. Menurut studi
baru dalam British Journal of
Cancer, laki-laki yang jari telunjuknya lebih panjang daripada
jari manisnya berisiko lebih kecil
terserang kanker prostat, daripada laki-laki yang jari manisnya
lebih panjang. Ukuran jari ini
diperkirakan berkaitan dengan
hormon seks yang memapar bayi
dalam rahim.
Bayi yang terpapar sedikit hormon laki-laki testosteron cenderung memiliki jari telunjuk lebih
panjang ketimbang jari manisnya.
Periset yakin, terpapar lebih sedikit
SXC.HU
hormon testosteron sebelum lahir
berarti lebih terlindung dari kanker prostat di kemudian hari.
Ketua tim riset The Prostate Cancer Charity di Inggris, Helen Rippon,
mengingatkan, hasil riset ini bukan berarti orang yang jari telunjuknya
lebih pendek pasti akan terserang kanker prostat. “Diagnosis kanker prostat
bukan perkara mudah,”katanya seperti dikutip Webmd.com. (Wey/M-1)
HATI-HATI stres di
tempat kerja. Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan
perempuan yang stres
di tempat kerja lebih
cenderung mengalami
serangan jantung atau
bentuk lain dari penyakit jantung, ketimbang
perempuan pekerja
lain.
Periset menemukan,
SXC.HU
perempuan yang melaporkan mengalami tekanan tinggi pada pekerjaannya berarti menghadapi risiko 40% peningkatan penyakit kardiovaskuler secara umum, serta
berisiko 88% lebih tinggi mengalami serangan jantung.
Definisi tekanan di tempat kerja di sini meliputi pekerjaan yang penuh
tuntutan tapi tanpa kewenangan sebagai pengambil keputusan, atau tekanan untuk menggunakan keterampilan dan daya kreasinya. Sementara
itu, diberitakan Nytimes.com, risiko penyakit dan serangan jantung ini tidak
menimpa perempuan pekerja yang cemas akan kehilangan pekerjaan.
(Wey/M-1)
Pendiri: Drs. H. Teuku Yousli Syah MSi (Alm)
Direktur Utama: Rahni Lowhur-Schad
Direktur Pemberitaan: Saur M. Hutabarat
Direktur Pengembangan Bisnis: Alexander Stefanus
Dewan Redaksi Media Group: Elman Saragih (Ketua), Ana
Widjaya, Andy F.Noya, Bambang Eka Wijaya, Djadjat Sudradjat, Djafar H. Assegaff, Laurens Tato, Lestari Moerdijat, Rahni
Lowhur Schad, Saur M. Hutabarat, Sugeng Suparwoto, Suryopratomo, Toeti Adhitama
Redaktur Senior: Elman Saragih, Laurens Tato, Saur M. Hutabarat
Deputi Direktur Pemberitaan: Usman Kansong
Kepala Divisi Pemberitaan: Kleden Suban
Kepala Divisi Artistik, Foto & Produksi: Syahmedi Dean
Kepala Divisi Content Enrichment: Gaudensius Suhardi
Deputi Kepala Divisi Pemberitaan: Abdul Kohar
Sekretaris Redaksi: Teguh Nirwahyudi
Asisten Kepala Divisi Pemberitaan: Ade Alawi, Fitriana Siregar, Haryo Prasetyo, Ono Sarwono, Rosmery C.Sihombing
Asisten Kepala Divisi Foto: Hariyanto
Redaktur: Agus Mulyawan, Anton Kustedja, Cri Qanon Ria Dewi,
Eko Rahmawanto, Eko Suprihatno, Hapsoro Poetro, Henri Salomo
Siagian, Ida Farida, Jaka Budisantosa, Mathias S. Brahmana, Mochamad Anwar Surahman, Sadyo Kristiarto, Santhy M. Sibarani,
Soelistijono
Staf Redaksi: Adam Dwi Putra, Agung Wibowo, Ahmad Maulana,
Ahmad Punto, Akhmad Mustain, Amalia Susanti, Andreas Timothy,
Aries Wijaksena, Asep Toha, Basuki Eka Purnama, Bintang Krisanti,
Clara Rondonuwu, Cornelius Eko, David Tobing, Denny Parsaulian
Sinaga, Deri Dahuri, Dian Palupi, Dinny Mutiah, Dwi Tupani Gunarwati, Edwin Tirani, Edy Asrina Putra, Emir Chairullah, Eni Kartinah,
Eri Anugerah, Fardiansah Noor, Gino F. Hadi, Heru Prihmantoro,
Heryadi, Iis Zatnika, Intan Juita, Irana Shalindra, Irvan Sihombing, Iwan Kurniawan, Jajang Sumantri, Jerome Eugene W, Jonggi
Pangihutan M., K. Wisnubroto, Kennorton Hutasoit, M. Soleh, Maya
Puspitasari, Mirza Andreas, Mohamad Irfan, Muhamad Fauzi, Nurulia Juwita, Raja Suhud V.H.M, Ramdani, Ratna Nuraini, Rommy
Pujianto, Selamat Saragih, Sica Harum, Sidik Pramono, Siswantini
Suryandari, Sitriah Hamid, Sugeng Sumariyadi, Sulaiman Basri,
Sumaryanto, Susanto, Syarief Oebaidillah, Thalatie Yani, Tutus
Subronto, Usman Iskandar, Wendy Mehari, Windy Dyah Indriantari, Zubaedah Hanum
Biro Redaksi: Eriez M. Rizal (Bandung); Kisar Rajagukguk (Depok); Firman Saragih (Karawang); Yusuf Riaman (NTB); Baharman
(Palembang); Parulian Manulang (Padang); Haryanto (Semarang);
Widjajadi (Solo); Faishol Taselan (Surabaya)
MICOM
Asisten Kepala Divisi: Tjahyo Utomo, Victor J.P. Nababan
Redaktur: Agus Triwibowo, Asnawi Khaddaf, Patna Budi Utami,
Widhoroso
Staf Redaksi: Heni Rahayu, Hillarius U. Gani, Nurtjahyadi, Prita
Daneswari, Retno Hemawati, Rina Garmina, Wisnu Arto Subari
Staf: Abadi Surono, Abdul Salam, Alfani T. Witjaksono, Charles
Silaban, M. Syaifullah, Panji Arimurti, Rani Nuraini, Ricky Julian,
Vicky Gustiawan, Widjokongko
DIVISI TABLOID, MAJALAH, DAN BUKU (PUBLISHING)
Asisten Kepala Divisi: Gantyo Koespradono, Jessica Huwae
Redaktur: Agus Wahyu Kristianto, Lintang Rowe
Staf Redaksi: Adeste Adipriyanti, Arya Wardhana, Handi Andrian,
Nia Novelia, Rahma Wulandari, Regina Panontongan
CONTENT ENRICHMENT
Asisten Kepala Divisi: Yohanes S. Widada
Periset: Heru Prasetyo (Redaktur), Desi Yasmini S, Radi Negara
Bahasa: Dony Tjiptonugroho (Redaktur), Adang Iskandar, Mahmudi, Ni Nyoman Dwi Astarini, Riko Alfonso, Suprianto
ARTISTIK
Redaktur: Diana Kusnati, Gatot Purnomo, Marjuki, Prayogi, Ruddy
Pata Areadi
Staf Redaksi: Ali Firdaus, Ananto Prabowo, Andi Nursandi, Annette Natalia, Bayu Wicaksono, Budi Haryanto, Budi Setyo Widodo,
Dharma Soleh, Donatus Ola Pereda, Endang Mawardi, Gugun Permana, Hari Syahriar, Haryadi, Lisa Putra, Marionsandez G, M. Rusli,
Muhamad Nasir, Muhamad Yunus, Nana Sutisna, Novi Hernando,
Nurkania Ismono, Permana, Putra Adji, Tutik Sunarsih, Warta Santosi, Winston King
Manajer Produksi: Bambang Sumarsono
Deputi Manajer Produksi: Asnan
PENGEMBANGAN BISNIS
Kepala Divisi Marketing Communication: Fitriana Saiful Bachri
Asisten Kepala Divisi Iklan: Gustaf Bernhard R
Asisten Kepala Divisi Marketing Support & Publishing: Andreas
Sujiyono
Asisten Kepala Divisi Sirkulasi-Distribusi: Tweki Triardianto
Perwakilan Bandung: Arief Ibnu (022) 4210500; Medan: M. Isroy
(061) 4514945; Surabaya: Tri Febrianto (031) 5667359; Bogor:
Sohirin (0251) 8349985, Semarang: Desijhon (024) 7461524; Yogyakarta: Andi Yudhanto (0274) 523167; Palembang: Andi Hendriansyah, Ferry Mussanto (0711) 317526, Makassar: Bambang
Irianto 081351738384.
Telepon/Fax Layanan Pembaca: (021) 5821303, Telepon/
Fax Iklan: (021) 5812107, 5812113, Telepon Sirkulasi: (021)
5812095, Telepon Distribusi: (021) 5812077, Telepon Percetakan: (021) 5812086, Harga Langganan: Rp67.000 per bulan
(Jabodetabek), di luar P. Jawa + ongkos kirim, No. Rekening
Bank: a.n. PT Citra Media Nusa Purnama Bank Mandiri - Cab.
Taman Kebon Jeruk: 117-009-500-9098; BCA - Cab. Sudirman: 035-306-5014, Diterbitkan oleh: PT Citra Media Nusa
Purnama, Jakarta, Alamat Redaksi/Tata Usaha/Iklan/Sirkulasi: Kompleks Delta Kedoya, Jl. Pilar Raya Kav. A-D, Kedoya
Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat - 11520, Telepon: (021)
5812088 (Hunting), Fax: (021) 5812102, 5812105 (Redaksi)
e-mail: [email protected], Percetakan: Media Indonesia, Jakarta, ISSN: 0215-4935, Website: www.mediaindonesia.com,
DALAM MELAKSANAKAN TUGAS JURNALISTIK, WARTAWAN
MEDIA INDONESIA DILENGKAPI KARTU PERS DAN TIDAK
DIPERKENANKAN MENERIMA ATAU MEMINTA IMBALAN DENGAN ALASAN APA PUN
Download