RINGKASAN MARIO HANDRIKOVARO. Desain Lanskap Terminal

advertisement
RINGKASAN
MARIO HANDRIKOVARO. Desain Lanskap Terminal-3 Bandara
Internasional Soekarno-Hatta (dibimbing oleh ANDI GUNAWAN dan DEWI
REZALINI ANWAR).
Bandara internasional merupakan gerbang suatu negara yang menjadi akses
masuk berbagai aspek politik, sosial-budaya, ekonomi dan wisata. Bandara
Internasional Soekarno-Hatta (Bandara Soetta) merupakan bandara internasional
terbesar di Indonesia, namun belakangan ini terjadi peningkatan jumlah
penumpang per tahunnya. Oleh karena itu, PT (Persero) Angkasa Pura II sebagai
pihak pengelola bandara menambah jumlah kapasitas penumpang untuk
meningkatkan pelayanan dengan membangun Terminal 3 yang memiliki kapasitas
total sebesar 20 juta per tahun. Dilain sisi, bertambahnya kapasitas bandara akan
berpotensi lebih besar dalam memberikan dampak pencemaran lingkungan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendesain lanskap Terminal 3 Bandara
Internasional Soekarno-Hatta guna meningkatkan kualitas lingkungan kawasan
dan mendukung konsep eco-airport. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif dan jenis datanya terdiri dari data primer dan sekunder, seperti data
fisik, biofisik, dan sosial.
Dalam melakukan analisis, Grand Design Bandara Soetta digunakan
sebagai pedoman selama proses mendesain, serta karakteristik Terminal 3, seperti:
1) lanskap, keadaan fisik dan biosik pada tapak; 2) arsitektur, desain bangunan
minimalis dan modern; 3) perilaku pengguna, keadaan sosial pada tapak; dan 4)
ketentuan (rule of thomb), kebijakan/aturan yang berlaku pada kawasan bandara
agar tidak membahayakan keselamatan dan keamanan pengguna selama
operasional bandara.
Konsep dasar yang digunakan pada Terminal 3 adalah Eco-Airport. Dalam
proses mendesain perlu diperhatikan kriteria-kriteria eco-airport agar dapat
mewujudkan bandara yang ramah lingkungan. Berdasarkan tinjauan kriteria
dalam eco-airport tersebut, terdapat tiga hal yang paling penting untuk
diperhatikan, yaitu mengurangi emisi polutan atmosfer, mengurangi emisi gas
rumah kaca, dan mempromosikan pengurangan limbah, serta daur ulang limbah.
Konsep desain yang dikembangkan pada lanskap Terminal 3 adalah
Tropical Rainforest. Konsep ini merupakan turunan dari konsep dasar (ecoairport) dengan cara menciptakan hutan pada lanskap Terminal 3. Konsep ini
akan menghadirkan stratifikasi dan permainan tegakan pohon yang ditanam secara
tidak teratur, serta keberagaman keanekaragaman hayati dengan vegetasi lokal
sebagai hasil transformasi dari lanskap hutan hujan tropis.
Pengembangan konsep pada Terminal 3 diaplikasikan dalam beberapa
bentuk, seperti a) konsep tata ruang: zona penerimaan, pelayanan, pemanfaatan,
konservasi, dan pembatas; b) konsep fasilitas; c) konsep sirkulasi: sirkulasi terbagi
kedalam sirkulasi kendaraan, pejalan kaki, dan kereta api bandara (monorail); d)
konsep vegetasi: vegetasi display, pengarah, peneduh, pembatas, dan konservasi;
dan e) konsep visual.
Pada bagian depan bangunan utama Terminal 3 terdapat pepohonan yang
berfungsi untuk menyerap polutan, menciptakan iklim mikro yang nyaman, dan
menyaring sinar matahari secara langsung terhadap bangunan tersebut. Pada
bagian timur bangunan utama Terminal 3 terdapat area konservasi yang berfungsi
untuk memperbaiki kualitas visual dan lingkungan pada bandara, khususnya
mengurangi polutan dan kebisingan akibat operasional bandara. Pada zona
pembatas dipilih tanaman yang mampu menyerap polutan, daunnya tidak mudah
rontok, dan batangnya tidak mudah patah. Selain itu, di setiap sisi jalur sirkulasi
kendaraan, pejalan kaki, dan kereta bandara terdapat beragam jenis vegetasi, baik
jenis perdu maupun semak.
Keunggulan dalam pemilihan vegetasinya, yaitu 87,5 % merupakan
tanaman lokal asli Indonesia dan 33,3 % memiliki kemampuan yang baik dalam
menyerap polutan. Didalam desain ini, terdapat sejumlah ruang kosong (lawn
area) agar matahari masih bisa masuk ke permukaan tanah sehingga
kelembabannya terjaga, serta mencegah hewan liar (khususnya jenis Aves) untuk
datang dan berkembangbiak. Rencana fasilitas yang dapat mendukung terciptanya
bandara ramah lingkungan, antara lain seperti area konservasi, taman lingkungan,
biodiversity boardwalk, fasilitas kereta bandara (monorail), stasiun kereta
bandara, gedung parkiran, teknologi Solar Panel, dan Photocatalysts.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan pedoman
dalam pembangunan Terminal 3 Bandara Soetta untuk mewujudkan eco-airport.
Selain itu, diharapkan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dengan pendekatan
arsitektural dan teknologi yang ramah lingkungan, dengan tujuan melengkapi
desain eco-airport di Terminal 3 Bandara Soetta.
Download