BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Saat ini manajer keuangan memegang peranan yang sangat penting. Seiring dengan perkembangannya, tugas manajer keuangan tidak hanya mencatat, membuat laporan, mengendalikan posisi kas, membayar tagihan-tagihan, dan mencari dana. Akan tetapi, manajer keuangan juga harus mampu menginvestasikan dana, mengatur kombinasi sumber dana yang optimal, serta pendistribusian keuntungan (pembagian dividen) dalam rangka meningkatkan nilai perusahaan. Setiap perusahaan selalu membutuhkan dana dalam rangka memenuhi kebutuhan operasi sehari-hari maupun untuk mengembangkan perusahaan. Kebutuhan dana tersebut berupa modal kerja maupun untuk pembelian aktiva tetap. Untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut, perusahaan harus mampu mencari sumber dana dengan komposisi yang menghasilkan beban biaya paling murah. Menurut Gitman (2006 ; 4), bahwa manajemen keuangan atau sering disebut pembelanjaan dapat diartikan sebagai berikut : Management finance is concerned with the duties of the financial manager in the business firm. Financial managers actively manage the financial affairs of any type of business-financial and non financial, private and public, large and small, profit-seeking and not-for-profit. They perform such varied financial tasks as planning, extending credit to costumers, evaluating proposed large expenditures, and raising money to fund the firm s operation. Usaha mendapatkan dana disebut dengan pembelanjaan pasif; yang berada di sisi pasiva pada neraca. Sedangkan, usaha mengalokasian dana disebut dengan pembelanjaan aktif; yang berada di sisi aktiva pada neraca. Kemudian menurut Susan Irawati (2006 ; 1) bahwa manajemen keuangan adalah : "Seluruh aktivitas atau kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan upaya untuk mendapatkan dana perusahaan dengan meminimalkan biaya serta upaya penggunaan dan pengalokasian dana tersebut secara efisien dalam memaksimalkan nilai perusahaan." Sedangkan manajemen keuangan menurut Van Horne dan Machowicz (2005 ; 2) bahwa : "Financial management is concerns the acquisition, financing, and management of assets with some overall goal in mind" Artinya bahwa manajemen keuangan berhubungan dengan penambahan, pembiayaan, dan pengelolaan assets yang meliputi keseluruhan pencapaian sasaran perusahaan. Dari ketiga pengertian diatas, dapat ditarik simpulan bahwa, manajemen keuangan adalah keseluruhan aktivitas perusahaan yang bersangkutan dengan usaha untuk mendapatkan dana, menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut guna mencapai suatu tujuan yang diharapkan. 2.1.2 Fungsi Manajemen Keuangan Untuk mencapai tujuan perusahaan yang dikehendaki, perusahaan harus menjalankan fungsi-fungsi manajemen keuangan dengan baik. Fungsi manajemen keuangan menurut Sutrisno (2003 ; 5) terdiri dari tiga keputusan utama yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan, yaitu : 1. Keputusan investasi Keputusan investasi adalah masalah bagaimana manajer keuangan harus mengalokasikan dana ke dalam bentuk-bentuk investasi yang akan dapat mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang. Keuntungan di masa depan yang diharapkan dari investasi tersebut tidak dapat diperkirakan secara pasti. Oleh karena itu investasi akan mengandung risiko atau ketidakpastian. Risiko dan hasil yang diharapkan dari investasi itu akan sangat mempengaruhi pencapaian tujuan, kebijakan, maupun nilai perusahaan. 2. Keputusan Pendanaan Keputusan pendanaan ini sering disebut sebagai kebijakan struktur modal. Pada keputusan ini manajer keuangan dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari sumber-sumber dana yang ekonomis bagi perusahaan guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan usahaanya. 3. Keputusan Dividen Dividen merupakan bagian keuntungan yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegang saham. Keputusan dividen merupakan keputusan manajemen keuangan untuk menentukan : a. Besarnya prosentase laba yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk cash dividend. b. Stabilitas dividen yang dibagikan c. Dividen saham (stock dividend) d. Pemecahan saham (stock split), serta e. Penarikan kembali saham yang beredar, yang semuanya ditujukan untuk meningkatkan kemakmuran para pemegang saham. Dari hasil keuntungan tersebut manajer keuangan akan memberikan kompensasi kepada pemilik dana di pasar keuangan. Sumber dana hutang akan dibayarkan berupa bunga, sedangkan sumber dana modal sendiri akan dibayarkan dengan dividen. Namun dari keuntungan tersebut tidak semuanya dibagikan, tetapi ada sebagian yang diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan untuk mengembangkan perusahaan. 2.1.3 Tujuan Manajemen Keuangan Untuk dapat mengambil keputusan-keputusan keuangan yang benar, manajer keuangan perlu menentukan tujuan yang harus dicapai. Keputusan yang benar adalah keputusan yang akan membantu mencapai tujuan tersebut. Secara normatif tujuan keputusan keuangan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan (Husnan, 2004;6). Tujuan perusahaan adalah meningkatkan kemakmuran para pemegang saham atau pemilik. Kemakmuran para pemegang saham diperlihatkan dalam wujud semakin tingginya harga saham, yang merupakan pencerminan dari keputusankeputusan investasi, pendanaan, dan kebijakan dividen. Maka tujuan dari manajemen keuangan adalah bagaimana perusahaan mengelola baik itu mendapatkan dana maupun mengalokasikan dana guna mencapai nilai perusahaan yaitu kemakmuran para pemegang saham (Sutrisno, 2003:5). 2.2 Laporan keuangan 2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam suatu perusahaan, karena adanya laporan keuangan dapat menunjukkan seberapa sehat perusahaan serta mengetahui besarnya laba/rugi perusahaan serta informasi penting lainnya. Menurut Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) hal 2 par. (06-07) menyebutkan bahwa : Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan rugi/laba, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan . Sedangkan menurut Keown, Scott, Martin, and Petty (2005:31), bahwa: Financial statements that are used to understand how a firm is doing financially the income statement, or what is sometimes called the profit and loss statement, and the balance sheet . Artinya bahwa laporan keuangan merupakan suatu laporan yang digunakan untuk mengetahui bagaimana perusahaan tersebut melakukan suatu kegiatan keuangan yang hasilnya dapat dilihat dari laporan laba rugi dan neraca. Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan adalah suatu laporan yang dikeluarkan oleh perusahaan yang didalamnya terdapat kondisi posisi keuangan perusahaan sebagai suatu alat informasi bagi pihak manajemen perusahaan maupun pihak lain yang berkepentingan. 2.2.2 Bagian-Bagian Laporan Keuangan Seperti yang telah diketahui bahwa yang dimaksud dengan laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misalnya, sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana, catatan atas laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan). Di samping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga-harga. Laporan keuangan berdasarkan SAK tahun 1994 paragraf 7 yang menyediakan informasi bagian-bagian dari laporan keuangan sebagai berikut : 1 . Neraca Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Neraca menyediakan informasi mengenai nilai dan jenis investasi perusahaan, kewajiban perusahaan kepada kreditor dan ekuitas pemilik neraca juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menghitung hasil pengembalian, mengevaluasi struktur modal perusahaan, dan memperhitungkan likuiditas dan fleksibilitas keuangan perusahaan. 2 . Laporan laba rugi Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, laba rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi menyediakan informasi bagi pemakai untuk meramalkan aliran kas di masa yang akan datang, mengevaluasi prestasi perusahaan di masa lalu, dan dipergunakann untuk mempelajari risiko yang dihadapi perusahaan. 3 . Laporan laba ditahan Laporan laba ditahan menyajikan informasi yang dapat membantu memperhitungkan prestasi secara keseluruhan dengan menyediakan informasi tambahan mengenai naik turunnya aktiva bersih dalam periode yang bersangkutan. 4 . Laporan arus kas Laporan arus kas menyajikan informasi berupa sumber dan penggunaan kas dalam periode yang bersangkutan dan informasi mengenai operasional, investasi, dan aktivitas perusahaan. 5. Catatan atas laporan keuangan Dimaksudkan untuk memberikan penekanan dan penjelasan terhadap komponen-komponen tertentu dalam laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan tersebut. 2.2.3 Analisis Rasio Keuangan Laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan akan berguna bagi investor apabila telah dianalisis. Analisis yang dilakukan bermanfaat untuk mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan perusahaan. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis finansiil adalah rasio keuangan. Analisis ini akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya di masa datang serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh seorang business enterprise. Untuk melakukan analisis rasio keuangan dapat dengan cara membandingkan prestasi satu periode dibandingkan dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan selama periode tertentu. Menurut Ridwan Sundjaja dan Inge Barlian (2002 ; 104), bahwa : "Analisis rasio adalah suatu metode perhitungan dan interpretasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status suatu perusahaan." Kemudian analisis rasio keuangan menurut Sutrisno (2003 ; 245) adalah : "Analisis rasio keuangan adalah menghubung-hubungkan elemenelemen yang ada di laporan keuangan." Dari pengertian diatas, dapat ditarik simpulan bahwa analisis rasio keuangan adalah suatu metode perhitungan yang digunakan oleh para pihak manajemen perusahaan dan pihak lain yang berkepentingan dalam mencerminkan aspek tertentu. 2.2.3.1 Pengertian Rasio Keuangan Dalam mengadakan interprestasi dan analisis laporan keuangan suatu perusahaan, seorang analis keuangan memerlukan adanya ukuran atau "yardstick ' tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio. Pengertian rasio itu sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam "aritrantical terms" yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data keuangan. Menurut Keown, Scott, Martin and Petty (2005;72), bahwa : "Financial ratios is restating the accounting data in relatif terms to indently some of the financial strength and weaknesses of a company." Artinya bahwa rasio keuangan adalah suatu laporan mengenai data perusahaan yang mengindentifikasikan mengenai kekuatan maupun kelemahan dari suatu perusahaan pada periode waktu tertentu. Kemudian menurut Susan Irawati (2006 ; 22), bahwa : Rasio keuangan merupakan suatu teknik analisis dalam bidang manajemen keuangan yang dimanfaatkan sebagai suatu alat ukur kondisi-kondisi keuangan suatu perusahaan dalam periode tertentu, ataupun hasil-hasil usaha dari suatu perusahaan pada periode tertentu dengan jalan membandingkan 2 buah variabel yang diambil dari laporan keuangan perusahaan, baik daftar neraca maupun laba rugi. Macamnya rasio keuangan banyak sekali, karena rasio dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisa. Penganalisa keuangan dalam mengadakan analisis rasio keuangan pada dasarnya dapat melakukannya dengan 2 macam cara perbandingan, yaitu : 1. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu yang lalu (ratio historis) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama. Dari cara perbandingan tersebut akan dapat diketahui perubahanperubahan dari rasio tersebut dari tahun ke tahun dan mengetahui faktorfaktor apa yang menyebabkan adanya perubahan tersebut. 2. Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan (rasio perusahaan atau company ratio) dengan rasio-rasio semacamnya dari perusahaan lain yang sejenis atau industri (ratio industri/rasio rata-rata/rasio standard) untuk waktu yang sama. Dengan membandingkan rasio perusahaan dengan rasio industri akan dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan itu dalam aspek keuangan tertentu berada di atas rata-rata industri (above avarage), berada pada rata-rata (avarage) atau terletak di bawah rata-rata (below avarage). 2.2.3.2 Manfaat Analisis Rasio Keuangan Analisis rasio perusahaan merupakan langkah awal dalam analisis keuangan, karena sebagaimana fungsinya rasio keuangan yang dirancang dapat digunakan untuk memberi gambaran hubungan perkiraanperkiraan laporan keuangan. Manfaat dari analisis rasio keuangan menurut Susan Irawati (2006 ; 24) dapat ditinjau dari dua sudut yaitu : 1. Pihak Intern ( Manajemen) Dalam sudut pandang pihak intern perusahaan atau manajemen, analisis ratio keuangan berguna sebagai cara untuk : a. Mengantisipasi keadaan di masa mendatang, dan b. Sebagai titik tolak bagi tindakan perencanaan yang akan mempengaruhi jalannya kejadian di masa mendatang. 2. Pihak Ekstern (Investor) Dalam sudut pandang pihak ekstern manfaat dari analisis rasio keuangan yaitu untuk meramalkan masa depan perusahaan, atau dengan kata lain dari sudut pandang pihak ekstern manfaat analisis rasio keuangan yaitu untuk menentuan/prediksi apakah perusahaan tersebut bisa berkembang dalam arti dapat melakukan operasionalnya kembali atau malah perusahaan tersebut gulung tikar, sehingga akan mempengaruhi keberadaan pihak ekstern di dalam perusahaan tersebut. 2.2.3.3 Penggolongan Analisis Rasio Keuangan Ada dua penggolongan jenis-jenis rasio keuangan. Menurut Susan Irawati (2006 ; 24) yang dapat dilihat berdasarkan sumber data dan tujuan atau informasi kondisi keuangan yaitu : 1. Ditinjau dari Sumber Data a. Financial Analysis Ratio (Balance sheet ratios) Merupakan rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari elemenelemen neraca, misalnya current ratio, acid test ratio, current assets to total assets ratio, current liabilities to total assets ratio, dan lain-lain. Operating Analysis Ratio (Income statement ratios) Merupakan rasio-rasio yang disusun dari data laporan laba rugi, misalnya gross profit margin, net operating margin, dan lain-lain. b. Operating Financial Analysis Ratio ( Inter-statement ratios) Merupakan rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainnya yang berasal dari laporan laba rugi, misalnya assets turnover, inventory turnover, receivable turnover, dan lain-lain. 2. Ditinjau dari Tujuan atau Informasi kondisi Keuangan a. Ratio Likuiditas (Liquidity ratios) Merupakan rasio yang digunakan sebagai alat ukur kemampuan perusahaan dalam membayar pinjaman jangka pendek pada saat jatuh tempo atau dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (financial-nya yang harus segera dipenuhi). Jika perusahaan mampu melakukan pembayaran artinya keadaan perusahaan dalam keadaan likuid, tetapi jika perusahaan tidak mampu, maka perusahaan dikatakan tidak dalam keadaan likuid. b. Ratio Leverage (Leverage ratios) Merupakan rasio yang digunakan sebagai alat ukur sampai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang atau seberapa jauh perusahaan menggunakan hutangnya untuk jangka panjang. Apabila perusahaan tidak menggunakan leverage dalam stuktur modalnya, maka perusahaan dalam beroperasi sepenuhnya menggunakan modal sendiri, sehingga risiko perusahaan menjadi kecil. Semakin besar tingkat leverage perusahaan, akan semakin besar jumlah pinjaman yang digunakan, sehingga risiko keuangan yang dihadapi perusahaan semakin besar. c. Ratio Aktivitas (Activity ratios) Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber dananya. Semakin efektif dalam memanfaatkan dana, semakin cepat perputaran dana tersebut. d. Ratio Profitabilitas (Profitability ratios) Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. Semakin besar tingkat keuntungan menunjukkan semakin besar manajemen dalam mengelola perusahaan. e. Ratio Penilaian (Valuation ratios) Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar kemampuan manajemen untuk menciptakan nilai pasar agar melebihi biaya modalnya. Ratio penilaian ini juga menghubungkan harga saham perusahaan dengan laba dan nilai buku per saham. Ratio ini memberikan manajemen petunjuk mengenai apa yang dipikirkan investor atas kinerja perusahaan di masa lalu serta prospek di masa mendatang. 2.3 Return On Investment (ROI) 2.3.1 Pengertian Return On Investment (ROI) ROI merupakan salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksud untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Menurut Suad Husnan dan Eny Pudjiastuti (2004 ; 74): ROI menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan Sedangkan menurut Gitman (2006 ; 62): Roi, measure the overall effectiveness of management in generating profit wih its available assets Artinya ROI menunjukkan ukuran keseluruhan efektivitas manajemen dalam menghasilkan keuntungan dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dari setiap Rp 1 aset yang digunakan. Dengan demikian mengetahui rasio ini, kita bisa menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan aktivitasnya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. 2.3.2 Pengukuran Return On Investment (ROI) ROI menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. Karena itu dipergunakan angka laba setelah pajak dan (rata-rata) kekayaan perusahaan. Menurut Harahap (2004 ; 305) rasio ROI dihitung berdasarkan rumus berikut : Semakin tinggi nilai ROI dari suatu perusahaan berarti semakin baik perusahaan tersebut menggunakan aktivanya. 2.4 Return On Equity (ROE) 2.4.1 Pengertian Return On Equity (ROE) Profitabilitas modal sendiri dalam hal ini adalah pengembalian atas equitas saham biasa yang digunakan untuk mengukur tingkat laba yang dihasilkan dari investasi pemegang saham. Investasi memandang bahwa Return On Equity (ROE) merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam melakukan tugasnya yakni menghasilkan keuntungan modal yang maksimal. Return On Equity atau sering disebut rate of return on net work merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan dalam memperhitungkan profitabilitas perusahaan independent terhadap dana yang dipakai. ROE secara eksplisit menganalisis profitabilitas perusahaan bagi pemilik saham biasa. Adapun pendapat para ahli sebagai berikut : Menurut Keown, et. a1l (2005; 81), bahwa : "Return on common equity is indicated the accounting rate of return of the stockholder's invesment as measured by net income relatif to common equity." Artinya bahwa pengembalian atas modal sendiri mengindikasikan tingkat pengembalian dari investasi pemegang saham yang diukur dengan laba bersih relatif pada modal sendiri. Kemudian menurut Marton dan Harjito (2003 ; 60), bahwa : "Return on equity sering disebut rantabilitas modal sendiri dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri." Sedangkan Return On Equity (ROE) menurut Brigham dan Houston (2004 ; 88) "The ratio of net income to common equity ; measure the rate of return on common stockholders' investment." Artinya bahwa rasio dari pendapatan bersih (EAT) terhadap modal sendiri ; mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham biasa. Dari pengertian diatas dapat diambil suatu simpulan bahwa Return on Equity (ROE) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai tingkat keuntungan yang diperoleh pada periode waktu tertentu dibandingkan dengan modal yang dimiliki perusahaan. 2.4.2 Pengukuran Return On Equity (ROE) Return On Equity (ROE) adalah perbandingan antara laba yang tersedia bagi pemegang saham setelah pajak (dikurangi dividen saham biasa) dengan ekuitas yang telah diinvestasikan selama periode perhitungan dilakukan. Menurut Brigham dan Houston (2004 ; 88), Return On Equity (ROE) dapat dihitung sebagai berikut : Atau ukuran yang pada umumnya digunakan adalah : Menurut Susan Irawati (2006 ; 61) penjelasan rumus diatas dapat berarti bahwa Return On Equity (ROE) yang tinggi, perusahaan tersebut memiliki peluang untuk memberikan pendapatan yang besar bagi pemegang saham dan hal ini akan berdampak pada peningkatan harga saham. Laba yang digunakan dalam menganalisis kinerja tersebut adalah laba bersih dipotong pajak dan bunga atau EAT. Rasio ini sangat umum digunakan oleh investor karena rasio ini merefleksikan kemungkinan tingkat laba yang bisa diperoleh pemegang saham, karena pemegang saham berarti sebagai pemilik dari perusahaan. Dengan demikian Return on Equity yang tinggi berarti perusahaan tersebut memiliki peluang untuk memberikan pendapatan yang besar bagi para pemegang saham. Kondisi perusahaan yang baik akan menghasilkan laba yang tinggi, sehingga kemungkinan menghasilkan tingkat pengembalian saham yang besar. 2.5 Earning Per Share (EPS) 2.5.1 Pengertian Earning Per Share (EPS) Kadang-kadang pemilik juga menginginkan data mengenai keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembarnya. Earning per Share atau laba per saham merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik. Laba yang digunakan sebagai ukuran adalah laba bagi pemilik atau EAT. Adapun pendapat beberapa ahli sebagai berikut : Menurut Gitman (2005 ; 15), bahwa : "Earning per Share (EPS) is the amount earned during the accounting period on each outstanding share of common, calculated by during the period's total earning available for the firm's common stoclholder's by the number of shares of common stock outstanding." Artinya Earning per Share (EPS) adalah jumlah yang diperoleh selama periode akuntansi pada tiap saham yang beredar, dihitung selama periode total pendapatan yang tersedia untuk para pemegang saham dengan jumlah saham dari saham biasa yang beredar. Kemudian menurut Hanafi dan Abdul Halim (2005 ; 194), bahwa : " Earning per Share (EPS) adalah rasio keuangan yang sering digunakan oleh investor saham untuk menganalisis kemampuan perusahaan mencetak laba berdasarkan saham yang dimilki." Sedangkan menurut Gitman (2005 ; 68) : " The firm's earning per share (EPS) is generally of interest to present or prospective stockholders and management ". Artinya Earning Per Share (EPS) sebuah perusahaan biasanya menarik perhatian untuk menghadirkan atau memberi harapan bagi pemegang saham dan manajemen. Bedasarkan pengertian diatas dapat ditarik simpulan bahwa EPS merupakan rasio profitabilitas sebagai informasi yang digunakan untuk menganalisis kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba untuk tiap lembar saham bagi seorang investor. 2.5.2 Pengukuran Earning Per Share (EPS) Earning Per Share (EPS) adalah perbandingan antara laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa (laba setelah pajak dikurangi dividen saham preferen) dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar selama periode perhitungan yang dilakukan. Gitman (2005 ; 68) mengatakan bahwa EPS dapat dirumuskan sebagai berikut : Atau ukuran yang sering digunakan oleh investor sebagai berikut : Sedangkan menurut Gallagher dan Andrew (2003 ; 106) : To calculate EPS, we divide earning available to common stockholders by number of share of common stock. Artinya EPS dihitung dengan cara membagi jumlah pendapatan yang tersedia bagi pemegang saham biasa dengan jumlah saham biasa yang beredar. Alasan pemilihan variabel ini adalah dengan mempertimbangkan bahwa semakin besar tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham bagi pemiliknya, maka akan memberikan koreksi yang positif terhadap harga saham. Hal ini akan mempengaruhi investor dalam membuat keputusannya di pasar modal. Perusahaan yang stabil biasanya akan memperlihatkan stabilitas pertumbuhan EPS-nya, dan sebaliknya perusahaan yang tidak stabil akan menunjukkan EPS yang berfluktuasi. Rasio ini juga mencerminkan pertumbuhan laba perusahaan. Tingkat EPS yang tinggi menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dan memberikan pendapatan kepada pemegang saham tinggi. 2.6 Pasar Modal 2.6.1 Pengertian Pasar Modal Setiap perusahaan membutuhkan pasar keuangan atau financial market untuk mendukung sumber dananya. Pasar keuangan terdiri dari pasar uang (money market) dan pasar modal (capital market). Money market atau pasar uang berkaitan dengan penyediaan dana-dana yang berjangka pendek, sementara pasar modal atau capital market berkaitan dengan penyediaan dana-dana yang berjangka panjang. Pasar uang lebih banyak dimanfaatkan oleh perbankan dan sebagian kecil perusahaan-perusahaan besar, sedangkan pasar modal banyak dimanfaatkan oleh perusahaanperusahaan untuk mencari dana dalam jumlah besar serta dimanfaatkan para investor untuk menanamkan dananya. Dengan demikian pasar modal bisa digunakan sebagai salah satu alternatif sumber dana bagi perusahaan dan sebagai instrumen investasi bagi para investor. Pasar modal dan industri sekuritas merupakan salah satu indikator untuk menilai perekonomian suatu negara berjalan dengan baik atau tidak. Pengertian pasar modal secara umum menurut Keputusan Menteri Keuangan RI No. 1548/KMK/1990 tentang peraturan pasar modal, adalah : "Suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk di dalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara di bidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar." Sedangkan dalam arti sempit pasar modal adalah "Suatu tempat dalam pengertian fisik yang mengorganisasikan transaksi penjualan efek atau disebut sebagai bursa efek." Bursa efek atau Stock Exchange adalah suatu sistem yang terorganisir yang mempertemukan antara penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun melalui wakil-wakilnya, yang berfungsi untuk menjaga kontinuitas pasar dan menciptakan harga efek yang wajar melalui mekanisme permintaan dan penawaran. Definisi pasar modal menurut Kamus Pasar Uang dan Modal (2002 ; 156), adalah : "Pasar konkret atau abstrak yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan memerlukan dana jangka panjang, yaitu jangka satu tahun ke atas." Abstrak dalam pengertian pasar modal adalah transaksi yang dilakukan melalui mekanisme Over the Counter (OTC) Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri. Van Horne dan Wachowicz (2005 ; 26) menjabarkan pasar modal sebagai berikut : " Capital market is the market for relatively long-term (greates than one years original maturity) financial statement ( e,g., bond and stocks)." Artinya bahwa pasar modal adalah suatu wadah atau tempat untuk memperjualbelikan instrumen keuangan (berupa obligasi dan saham), biasanya untuk jangka panjang (biasanya lebih dari jangka waktu satu tahun). Pasar modal mempertemukan dua kelompok yang saling berhadapan dengan kepentingan yang saling mengisi, yaitu pemodal (investor) di satu pihak dan emiten yang membutuhkan dana jangka menengah atau jangka panjang di lain atau dapat juga dikatakan bahwa pasar modal merupakan tempat bertemunya penawaran dan permintaan dana jangka menengah atau jangka panjang. Pasar modal merupakan sumber utama bagi perusahaan-perusahaan yang membutuhkan dana dalam jumlah yang besar dan akan terikat waktu yang panjang. Emiten dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham yang kemudian dibeli oleh investor. Investor membeli saham dengan harapan akan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang melalui dividen atau dengan menjual kembali ketika harga jual saham naik. Pasar modal dalam bentuk kongkritnya adalah bursa efek (stock exchange). Dalam bursa efek, investor baik besar maupun kecil atau perseorangan maupun lembaga dapat membeli atau menjual saham atau efek-efek lainnya seperti obligasi, saham preferen, ataupun waran. Pasar modal memiliki beberapa fungsi strategi yang menyebabkan lembaga ini mempunyai daya tarik baik bagi pihak yang membutuhkan dana, pihak yang memiliki dana, maupun pemerintah. Pemerintahan sangat berkepentingan dalam pembinaan pasar modal, karena dengan membaiknya kondisi pasar modal bisa mencegah terjadinya capital flight atau pelarian modal ke luar negeri. Bila di suatu negara tidak ada pasar modal kemungkinan besar akan terjadi capital flight karena tidak adanya sarana investasi bagi para pemilik dana. Oleh karena itu menurut Sutrisno (2003 ; 342) bahwa pasar modal mempunyai beberapa fungsi antara lain : 1. Sebagai Sumber Penghimpunan Dana Kebutuhan dana perusahaan bisa dipenuhi dari berbagai sumber pembiayaan. Salah satu sumber dana yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan adalah pasar modal selain sistem perbankan yang selama ini dikenal sebagai media perantara keuangan secara konvensional. 2. Sebagai Sarana Investasi Pada umumnya perusahaan yang menjual surat berharga (saham atau obligasi) ke pasar modal adalah perusahaan yang sudah mempunyai reputasi bisnis dan kredibel, sehingga efek-efek yang dikeluarkan akan laku dijualbelikan di bursa. 3. Pemerataan Pendapatan Pada dasarnya apabila perusahaan tidak melakukan go public, pemilik perusahaan terbatas pada personal-personal pendiri perusahaan yang bersangkutan. Dengan go public-nya perusahaan memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk ikut serta memiliki perusahaan tersebut. Dengan demikian akan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk ikut menikmati keuntungan dari perusahaan berupa keuntungan atau dividen. 4. Sebagai Pendorong Investasi Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan memajukan pembangunan membutuhkan investasi besar. Pemerintah tidak akan mampu untuk melakukan investasi sendiri tanpa dibantu oleh pihak swasta nasional dan asing. Pemerintah harus mampu menciptakan iklim investasi yang kondusif yaitu likuidnya pasar modal. Semakin baik pasar modal, semakin banyak perusahaan yang akan masuk ke pasar modal dan semakin banyak investor baik nasional maupun asing yang bersedia menginvestasikan dananya ke Indonesia melalui pembelian surat berharga di pasar modal. 2.6.2 Pelaku Pasar Modal Semaraknya aktivitas pasar modal tidak terlepas dengan adanya pemainpemain pasar di bursa. Menurut Sutrisno (2003 ; 370), bahwa ada beberapa pemain yang ikut andil dalam bursa tersebut, yaitu : 1. Investor Yakni instansi atau individu yang melakukan jual beli instrumen pasar modal yang bertujuan kepemilikkan efek dalam jangka panjang. Contohnya yayasan dana pensiun, perusahaan asuransi, dan perusahaan-perusahaan lainnya. 2. Spekulator Adalah instansi atau individu yang melakukan jual beli instrumen investasi pasar modal untuk tujuan jangka pendek. Biasanya pemain ini di bursa lebih banyak. 3. Acquisitor Merupakan instansi yang tujuan dalam pembelian saham untuk ikut mengendalikan perusahaan yang mengeluarkan saham. Biasanya Acquisitor ini akan masuk pasar modal bila terjadi penjualan saham secara besar-besaran melalui tender over, sehingga bila membeli dalam porsi yang besar dan bisa ikut dalam manajemen perusahaan. Dari ketiga pemain tersebut menurut Sutrisno (2003 ; 370) di atas yang lebih banyak terlibat dalam transaksi sehari-hari adalah spekulator dan investor. Bila dibandingkan antara investor dan spekulator, maka perbedaannya dapat dilihat dari : 1. Karakteristik Dilihat dari karakteristiknya, investor mempunyai time frame jangka panjang, sehingga perputaran efek yang dimiliki lambat dan tingkat risiko yang diambil rendah demikian pula tingkat keuntungannya. Sebaliknya bagi spekulator time framenya berjangka pendek, sehingga perputaran efek yang dimiliki cepat. Tingkat risikonya tinggi namun tingkat keuntungannya juga tinggi. 2. Strategi Investor akan membeli saham bila dinilai harganya wajar (fair value) dengan jenis saham yang mempunyai trend meningkat, sehingga dalam jangka panjang harga saham meningkat dan bila nantinya dijual akan mendapatkan capital gain. Sedangkan spekulator dalam membeli saham memilih saham yang berharga bergejolak atau price movement, dan akan membeli saham pada saat harga rendah (under value) dan menjualnya pada saat harga tinggi. 3. Tujuan Investor dalam menanamkan dananya untuk tujuan mendapatkan dividen dan capital gain, sedangkan spekulator hanya mengharapkan keuntungan dari capital gain. 2.6.3 Penggolongan Pasar Modal Penjualan saham oleh perusahaan yang go public kepada masyarakat dilakukan dengan berbagai cara sesuai dengan jenis dasar dan sekuritas yang akan dijual. Menurut Sutrisno (2001 ; 344) bahwa jenis-jenis pasar digolongkan menjadi 3, yaitu : 1. Pasar Perdana atau Primary Market Pada dasarnya perusahaan yang mengeluarkan saham atau emiten tidak bisa menjual saham atau obligasinya secara langsung ke bursa. Perusahaan yang akan go public menjual sahamnya langsung kepada masyarakat pada saat go public melalui pasar perdana. Pasar perdana adalah penawaran saham dari perusahaan yang menerbitkan saham atau emiten kepada investor selama waktu yang ditentukan oleh pihak yang menerbitkan sebelum saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. 2. Pasar Sekunder atau Secondary Market Seperti diuraikan di atas bahwa setelah pasar perdana selesai yang dilanjutkan dengan pendaftaran saham ke bursa, barulah investor bisa menjual dan membeli saham ke lantai bursa. Jual beli surat berharga yang dilakukan di bursa ini disebut sebagai pasar sekunder. Bila pasar perdana harga saham ditentukan bersama antara emiten dan penjamin emisi, maka pada pasar sekunder harga yang terjadi tergantung dari permintaan dan penawaran oleh pembeli dan penjual efek. 3. Bursa Paralel atau Over the Counter Market Bursa paralel sering disebut sebagai Over the Counter Market menurut PakDes 1987, merupakan suatu sistem perdagangan efek yang terorganisasi di luar bursa efek resmi. Bursa paralel ini untuk menampung perusahaan-perusahaan yang tidak bisa masuk ke bursa efek karena persyaratannya tidak terpenuhi. 2.6.4 Instrumen Pasar Modal Instrumen investasi di pasar modal sering disebut dengan efek yaitu semua surat-surat berharga yang umum diperjualbelikan melalui pasar modal. Menurut UU no. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, efek adalah : "Setiap surat pengakuan hutang, setiap right, waran, opsi, atau derivatif dari efek, atau setiap instrumen yang ditetapkan sebagal efek." Menurut Sutrisno (2003 ; 372), instrumen yang sering dijualbelikan di pasar modal Indonesia yaitu : 1. Saham Merupakan surat bukti kepemilkian perusahaan atau penyertaan pada perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Di pasar modal Indonesia transaksi saham sangat dominan dibandingkan obligasi. Saham ini dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu saham preferen (preferred stock) dan saham biasa (common stock). 2. Obligasi Obligasi merupakan surat hutang yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan nilai nominal tertentu yang akan dibayarkan saat jatuh tempo dan memberikan bunga tertentu. Obligasi bisa diterbitkan oleh perusahan swasta, badan Usaha Milik Negara (BUMN), maupun BUMD. Obligasi tersebut mempunyai nilai nominal tertentu, dan nilai nominal ini biasanya tidak sama dengan harga jualnya, hal ini disebabkan karena tingkat diskonto yang diberikan lebih besar dibandingkan dengan suku bunga obligasi. Ada beberapa jenis obligasi menurut Sutrisno (2003 ; 373) yang bisa ditawarkan oleh perusahaan, antara lain : a. Obligasi bunga tetap atau fixed rate bond Merupakan obligasi yang memberikan bunga secara tetap sampai masa jatuh temponya. Obligasi ini paling banyak diterbitkan di pasar modal, dan biasanya bunga atau sering disebut sebagai coupon dibayarkan setiap 6 bulan sekali. Kupon bunga ini biasanya disertakan bersamaan dengan sertifikat obligasinya. b. Obligasi bunga mengambang atau floating rate bond Obligasi jenis ini memberikan bunga yang besar berfluktuasi sesuai dengan suku bunga pasar. Bila suku bunga pasar turun, maka bunga obligasi juga turun. Dan sebaliknya bila suku bunga pasar naik, maka bunga obligasi juga naik. c. Obligasi tanpa bunga Adalah obligasi yang tidak pernah memberikan bunga kepada pemegangnya, sehingga keuntungan yang diperoleh oleh pemegang obligasi adalah diskonto yang diberikan. d. Obligasi tanpa jatuh tempo atau perpetual bond Merupakan obligasi yang tidak menetapkan jatuh temponya, sehingga jatuh tempo tergantung pada penerbitnya, bila penerbitnya menginginkan untuk melunasi, penerbit akan mengumumkan kepada pemegangnya, tetapi bunga akan terus dibayarkan oleh penerbitnya sebelum ditarik kembali oleh penerbitnya. e. Obligasi Konversi atau convertible bond Yaitu obligasi yang disertai dengan hak untuk dikonversi dengan saham yang dikeluarkan oleh perusahaan penerbitnya. Obligasi ini dikeluarkan untuk menarik investor agar mau membeli obligasinya. Keuntungan diperoleh adalah bila harga saham perusahaan meningkat pada saat jatuh tempo obligasi. 2.6.5 Peranan Pasar Modal Hampir semua negara didunia ini mempunyai pasar modal, yang bertujuan menciptakan fasilitas bagi keperluan industri dan keseluruhan entitas dalam memenuhi permintaan dan penawaran modal. Pasar modal dalam suatu negara bisa berperan: Sebagai sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi. (Jogiyanto 2003:11) 1. Pasar Modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien. Investor dapat melakukan investasi pada beberapa perusahaan melalui pembelian efekefek yang baru ditawarkan ataupun yang diperdagangkan di Pasar Modal. Sebaliknya, perusahaan dapat memperoleh dana yang dibutuhkan dengan menawarkan instrumen keuangan jangka panjang melalui Pasar Modal tersebut. 2. Pasar Modal sebagai alternatif investasi. Pasar Modal memudahkan alternatif berinvestasi dengan memberikan keuntungan dengan sejumlah risiko tertentu. 3. Memungkinkan para investor untuk memiliki perusahaan yang sehat dan berprospek baik. Perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek yang baik, sebaiknya tidak hanya dimiliki oleh sejumlah orang-orang tertentu saja, karena penyebaran kepemilikan secara luas akan mendorong perkembangan perusahaan menjadi lebih transparan. 4. Pelaksanaan manajemen perusahaan secara profesional dan transparan. Keikut sertaan masyarakat dalam kepemilikan perusahaan mendorong perusahaan untuk menerapkan manajemen secara lebih profesional, efisien dan berorientasi pada keuntungan, sehingga tercipta suatu kondisi good corporate governance serta keuntungan yang lebih baik bagi para investor. 5. Peningkatan aktivitas ekonomi nasional. Dengan keberadaan Pasar Modal, perusahaan-perusahaan akan lebih mudah memperoleh dana, sehingga akan mendorong perekonomian nasional menjadi lebih maju, yang selanjutnya akan menciptakan kesempatan kerja yang luas, serta meningkatkan pendapatan pajak bagi pemerintah. 2.7 Harga saham 2.7.1 Pengertian Harga Saham Pasar modal pada dasarnya merupakan tempat bertemunya pihak yang mempunyai kelebihan dana (surplus funds) dengan cara melakukan investasi dalam surat berharga yang diturunkan oleh perusahaan dan pihak yang membutuhkan dana (entities) dengan cara menawarkan surat berharga dengan cara listing terlebih dahulu pada badan otoritas di pasar modal sebagai perusahaan. Saham adalah surat bukti atau kepemilikkan bagian modal suatu perusahaan. Saham adalah salah satu sumber dana yang diperoleh perusahaan yang berasal dari pemilik modal dengan konsekuensi perusahaan harus membayarkan dividen. Menurut Bambang Riyanto (2001 ; 240) : "Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu PT." Dalam pasar modal yang efisien semua sekuritas diperjualbelikan pada harga pasar. Harga pasar saham adalah harga yang ditentukan oleh investor melalui pertemuan permintaan dan penawaran. Pertemuan ini dapat terjadi karena para investor sepakat terhadap harga suatu saham. Menurut Agus Sartono (2001 ; 70) tentang terbentuknya harga pasar saham sebagai berikut : "Harga pasar saham terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal." Harga saham mengalami perubahan naik atau turun dari satu waktu ke waktu lain. Perubahan tersebut tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran. Apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan, maka harga cenderung naik. Sebaliknya kalau terjadi kelebihan penawaran, harga saham cenderung turun. 2.7.2 Jenis-jenis Harga Saham Harga dari suatu saham digambarkan dengan nilai pasar (market value). Dimana nilai pasar (market value) yaitu harga saham biasa yang terjadi di pasar modal atas dasar permintaan dan penawaran, seperti yang dinyatakan oleh Van Home dan Machowichz (2005 ; 534), bahwa : "The market value per share is the current price at which the stock is traded" Artinya bahwa nilai pasar per lembar saham merupakan nilai sesungguhnya dari saham yang diperdagangkan. Keputusan investor memilih suatu saham sebagai objek investasinya membutuhkan data historis terhadap pergerakan saham yang beredar di bursa baik secara individual, kelompok, maupun gabungan. Bentuk informasi historis yang dipandang secara tepat untuk menggambarkan pergerakan harga saham dimasa lalu adalah suatu indeks harga saham yang memberikan deskripsi harga-harga saham pada suatu saat tertentu maupun dalam periodisasi tertentu pula. Indeks harga saham yang terjadi di pasar modal akan menggambarkan perubahan-perubahan atau pergerakan harga saham yang terjadi. Tentu saja, penyajian indeks harga saham berdasarkan satuan angka dasar yang telah disepakati di pasar modal. Menurut Sunariyah (2004 ; 127), bahwa harga saham yang ada dibedakan menjadi 3, yaitu : 1. Harga Nominal Harga nominal ini merupakan nilai yang ditetapkan oleh perusahaan untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominalnya biasanya tergantung keinginan perusahaan. 2. Harga Perdana Harga perdana merupakan harga sebelum saham dicatatkan di bursa (harga yang ditawarkan kepada investor). Besarnya harga perdana tergantung pada persetujuan antara emisi dan penjamin emisi. 3. Harga Pasar Harga pasar merupakan harga jual antara investor yang satu dengan investor yang lain setelah saham dicatatkan di bursa. Transaksi ini tidak lagi melibatkan perusahaan dan penjamin emisi. Harga saham memiliki ketergantungan pada kekuatan permintaan dan penawaran di pasar sekunder. 2.7.3 Analisis Harga Saham Untuk menentukan nilai saham, pemodal harus melakukan analisis terlebih dahulu terhadap saham-saham yang ada di pasar modal (bursa efek) guna menentukan saham-saham atau melakukan portofolio yang dapat memberikan return paling optimal. Tujuan analisis saham adalah untuk menilai apakah penetapan harga saham suatu perusahaan ditawar secara wajar atau tidak. Menurut Sunariyah (2004 ; 168), ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menilai harga suatu saham, dimana pendekatan yang dikenal yaitu : 1. Pendekatan Tradisional Dengan pendekatan tradisional digunakan 2 analisis, yaitu : a. Analisis Teknikal (Technical Analysis) Analisis teknikal merupakan suatu teknik analisis yang menggunakan data atau catatan mengenai pasar itu sendiri untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu sahan tertentu atau pasar seacra keseluruhan. Pendekatan analisis ini menggunakan data pasar yang dipublikasikan, seperti harga saham, volume perdagangan, indeks harga saham gabungan dan individu, serta faktor-faktor lain yang bersifat teknis. Sasaran yang ingin dicapai pada pendekatan ini adalah ketepatan waktu dalam memprediksi pergerakan harga (price movement) jangka pendek suatu saham maupun suatu indikator pasar. Para analisis teknikal lebih menekankan perhatian dan perubahan harga daripada tingkat bunga. Oleh sebab itu analisis ini lebih ditekankan untuk meramal trend perubahan harga tersebut. Beberapa kesimpulan menyangkut pendekatan analisis teknikal sebagai berikut : 1) Analisis teknikal didasarkan pada data pasar yang dipublikasikan 2) Fokus analisis teknikal adalah ketepatan waktu. Penekanannya hanya pada perubahan harga. 3) Teknikal analisis berfokus pada faktor-faktor internal melalui analisis pergerakan di dalam pasar dan/atau suatu saham. 4) Para analisis teknikal cenderung lebih berkonsentrasi pada jangka pendek, teknik-teknik analisis teknikal dirancang untuk mendeteksi pergerakan harga saham dalam jangka waktu yang relatif pendek. b. Analisis Fundamental (Fundamental Analysis) Pendekatan ini didasarkan pada suatu anggapan bahwa setiap saham memiliki nilai intrinsik. Nilai intrinsik inilah yang diestimasikan oleh para pemodal atau analis. Nilai intrinsik merupakan suatu fungsi dari variabelvariabel perusahaan yang dikombinasikan untuk menghasilkan suatu return yang diharapkan dan suatu risiko yang melekat pada saham tersebut. Hasil estimasi nilai intrinsik kemudian dibandingkan dengan harga pasar sekarang (current market price). Harga pasar suatu saham merupakan refleksi dari rata-rata nilai intrinsiknya. Ada 2 pendekatan fundamental yang umum digunakan dalam melakukan penilai saham, yaitu : 1) Pendekatan Laba ( Price Earning Ratio) Pendekatan ini paling banyak digunakan oleh para pemodal dan analis sekuritas. Pendekatan ini didasarkan hasil yang diharapkan pada perkiraan laba atau saham di masa yang akan datang, sehingga dapat diketahui berapa lama investasi saham akan kembali. Ukuran formula yang digunakan untuk menentukan harga saham yang wajar berlaku sebagai berikut : Dimana : Po : Harga saham sekarang DIVi : Dividen yang diharapkan per lembar saham Pi : Harga saham yang diharapkan pada akhir tahun Return : Return yang diharapkan 2) Pendekatan Nilai Sekarang ( Present Value) Dalam pendekatan ini, nilai suatu saham diestimasikan dengan cara mengkapitalisasikan pendapatan. Oleh sebab itu, maka disebut capitalisation income methode. Nilai sekarang suatu saham adalah sama dengan nilai sekarang dari arus kas di masa yang akan datang yang pemodal harapkan diterima dari investasi pada saham tersebut. Secara matematis, formula untuk nilai intrinsik sebagai berikut : Dimana : k : Tingkat return yang diharapkan (risk free rate of return + risk premium) 3) Pendekatan Portofolio Modern Terlepas dari pendekatan fundamental mana yang digunakan, bila seorang pemodal atau analis ingin menggunakan analisis secara cermat, maka dia memerlukan kerangka kerja (frame work). Kerangka kerja tersebut berupa tahapan analisis yang harus dilakukan secara sistematik. Tahapan analisis diantaranya : a) Analisis Ekonomik Analisis ekonomik bertujuan untuk mengetahui jenis serta prospek bisnis suatu perusahaan. Aktivitas ekonomik akan mempengaruhi laba perusahaan. Apabila tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara rendah, pada umumnya tingkat laba yang dicapai oleh suatu negara rendah. Jadi, lingkungan ekonomi yang sehat akan sangat mendukung perkembangan perusahaan. b) Analisis Industri Dalam analisis industri perlu diketahui kelemahan dan kekuatan jenis industri perusahaan yang bersangkutan. Pengetahuan yang memadai mengenai sektor utama aktivitas ekonomi perusahaan. Hal-hal penting yang perlu dipertimbangkan para pemodal dan analisis saham. Misalnya seperti penjualan dan laba perusahaan, permenen industri, sikap dan kebijakan pemerintah terhadap industri, kondisi persaingan dan harga saham perusahaan sejenis c) Analisis Perusahaan Analisis perusahaan untuk mengetahui kinerja perusahaan, para penanam modal memerlukan informasi tentang perusahaan yang relevan sebagai dasar pembuatan keputusan investasi. Informasi tersebut termasuk baik informasi intern maupun ekstern perusahaan. Informasi tersebut antara lain tentang laporan keuangan periode tertentu. Di samping itu, dapat pula dianalisis mengenai solvabilitas, rentabilitas atau profitabilitas, dan likuiditas perusahaan. Informasi yang penting lagi adalah informasi yang bersifat ekspektasi yaitu informasi tentang proyeksi keuangan atau forecasting. Hal itu mengingat bahwa kebutuhan informasi didasarkan pertimbangan bahwa harga saham ditentukan oleh kinerja perusahaan di masa lalu dan ekpektasi di masa mendatang. Berdasarkan keterangan diatas, maka para investor dalam melakukan investasi di pasar modal harus menggunakan dua pendekatan analisis tersebut, supaya tidak mengalami kerugian ataupun melepaskan keuntungan yang mungkin akan didapat. Analis saham menganjurkan atau merekomendasikan permintaan dan penawaran saham sesuai dengan harapan pemodal. Analis saham mempunyai misi untuk membuat penanam modal menginvestasikan dalam saham yang wajar. 2.7.3.1 Perbedaan Analisis Teknikal dan Analisis Fundamental Kedua analisis, yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental mempunyai perbedaan. Perbedaan Analisis Teknikal dan Analisis Fundamental Tabel 2.1 No Variabel Fundamental Teknikal 1. Fokus perhatian (overvalued/undervalued) Timing 2. harga Horison waktu Jangka Jangka pendek menengah dan panjang Psikologis investor 3. Informasi utama Perusahaan atau emiten 4. Motif utama Dividen atau pertumbuhan Capital gain 5. Strategi utama Beli dan simpan Berpindah 6. Karakter investor Penabung dan investasi Pedagang dan institutional Sumber : Kamaruddin Ahmad (2002:83) 2.7.4 Menentukan Harga Saham Harga saham di pasar modal ditentukan oleh permintaan dan penawaran para investor suatu saham. Jadi hukum permintaan dan penawaran berlaku sepenuhnya untuk perdagangan saham di bursa. Permintaan dan penawaran para investor yang membentuk harga saham dapat terjadi karena para investor sepakat terhadap harga suatu saham. Kesepakatan investor telah didasarkan pada analisis masing-masing investor. Melalui analisis fundamental, investor mempelajari pengaruh kondisi perusahaan terhadap harga saham suatu perusahaan. Menurut Sutrisno (2002 ; 355) adalah : "Harga saham atau harga pasar saham adalah nilai saham yang terjadi akibat diperjualbelikannya saham tersebut di pasar sekunder." Dapat disimpulkan harga saham merupakan perkiraan atau estimasi, seberapa besar harga saham yang diperjualbelikan kemudian dapat menjadi harga saham sesungguhnya. 2.8 Pengaruh Return On Investment (ROI), Return on Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham 2.8.1 Pengaruh Return On Investment (ROI) Terhadap Harga Saham Analisis ROI ini sudah merupakan teknik analisi yang lazim digunakan oleh manajemen perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan ROI itu sendiri adalah salahsatu bentuk rasio profitabiitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Menurut John J. Wild K.R. Subramanyam dan Robert F. Hasley (2005:62): hubungan antara retrun dengan pengembalian atas investasi (ROI), merupakan ukuran kinerja perusahaan yang diakui secara luas Dengan ROI kita dapat membandingkan keberhasilan perusahaan atas pengelolaan investasi. Ukuran ini juga memungkinkan kita untuk menilai pengembalian perusahaan. Semakin tinggi nilai ROI, semakin baik keadaan perusahaan, karena ROI yang tinggi, selain menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang tinggi dari keseluruhan investasi yang ditanamkan dalam bentuk aktiva, juga bisa berati terjaminnya kebutuhan dana bagi perusahaan dalam beroperasi di masa yang akan datang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ROI berpengaruh terhadap return para investor. 2.8.2 Pengaruh Return on Equity (ROE) Terhadap Harga Saham Return on Equity (ROE) ini sering disebut dengan Rate Of Return on Net Worth yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ini ada yang menyebut sebagai rentabilitas modal sendiri. Rasio Return on Equity (ROE) ini digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan yang dihasilkan dari investasi yang menjadi hak pemilik modal sendiri. Rasio ini sangat umum digunakan oleh investor karena rasio ini merefleksikan kemungkinan tingkat laba yang bisa diperoleh pemegang saham, karena pemegang saham berarti sebagai pemilik dari perusahaan. Dengan demikian ROE yang tinggi berarti bahwa perusahaan tersebut memiliki peluang untuk memberikan pendapatan yang besar bagi para pemegang saham. Kondisi perusahaan yang baik akan menghasilkan laba yang tinggi sehingga kemungkinan menghasilkan tingkat pengembalian atas saham yang besar. Tingkat ROE yang tinggi dapat diartikan bahwa perusahaan akan memberikan peluang tingkat pengembalian atau pendapatan yang cukup besar bagi para investor. Tingkat pengembalian yang tinggi memiliki kemungkinan pendapatan yang diharapkan oleh investor akan naik pula dan hal ini akan berdampak pada peningkatan harga saham. Menurut Van Horne (2002 ; 361), bahwa : "This ratio tells us the earning power on shareholders' book investment and is frequently used in comparing two or more firm in an industry. The figure for shareholders' equity used in ratio may be expressed in term of market value in stead of book value." Artinya bahwa rasio ini menggambarkan tingkat kekuatan pendapatan yang akan diperoleh oleh para pemegang saham atas investasi yang dilakukan dan rasio ini pula dapat digunakan untuk membandingkan dua perusahaan atau lebih dalam satu industri. Gambaran untuk pemegang saham dalam penggunaan modal dalam rasio mungkin dapat digambarkan dalam nilai pasar dalam manfaat nilai buku. Jika suatu perusahaan mempunyai masa depan yang baik dan dapat memberikan keuntungan bagi para investor, maka transaksi saham perusahaan mengalami peningkatan dan tingkat harga saham akan mengikuti laju perkembangan dari kondisi keuangan tersebut. Menurut Suad Husnan (2001 ; 317), bahwa : "Kalau kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat maka harga saham akan meningkat, dengan kata lain tingkat profitabilitas akan mempengaruhi harga saham." Berlakunya hukum permintaan dan penawaran juga akan mempengaruhi harga saham di lantai bursa. Hal tersebut dipengaruhi oleh keadaan perekonomian, kondisis pasar dan industri. Semakin banyak permintaan, semakin tinggi pula harga saham tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan apabila suatu perusahaan yang memiliki tingkat Return on Equity yang cukup baik, maka para investor akan lebih tertarik dan menanamkan modalnya pada saham perusahaan yang bersangkutan karena dianggap bahwa perusahaan tersebut dapat memberikan pengembalian atas sahamnya yang baik pula. Semakin banyak investor yang membeli saham, permintaan akan naik. Kenaikan permintaan ini akan diikuti pula dengan kenaikan harga saham perusahaan yang bersangkutan. 2.8.3 Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham EPS merupakan ukuran kemampuan menghasilkan keuntungan per lembar saham bagi pemiliknya. Analisis EPS sering digunakan oleh para investor karena mencerminkan kemungkinan tingkat laba yang diperoleh pemegang saham. EPS yang tinggi dapat diartikan bahwa perusahaan akan memberikan peluang tingkat pengembalian atau pendapatan yang cukup besar bagi para investor. Semakin besar tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham bagi pemiliknya, maka hal ini akan mempengaruhi terhadap kenaikan harga saham tersebut. Demikian pula sebaliknya, apabila tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan per lembar saham bagi pemiliknya rendah, maka akan mempengaruhi terhadap penurunan harga saham. Perusahaan yang stabil biasanya memperlihatkan stabilitas pertumbuhan EPS yang baik. Menurut Agus Sartono (2001 ; 9), bahwa : "Kemakmuran pemegang saham akan meningkat apabila harga saham yang dimilikinya meningkat. Sementara itu harga saham terbentuk di pasar modal dan ditentukan oleh beberapa faktor seperti laba per lembar saham." Kemudian Menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian (2002 ; 60) adalah : "Mengetahui pendapatan per lembar saham (PPS) adalah penting, sebab (PPS) merupakan komponen penting dari hasil investasi perusahaan (aliran dana) yang mempengaruhi harga per lembar saham perusahaan." Hasil penelitian dari para investor mengakibatkan terjadinya permintaan dan penawaran saham tertentu dan sejalan dengan itu akan terjadi perubahan harga maupun jumlah saham yang diperdagangkan. Jika suatu perusahaan mempunyai masa depan yang dapat memberikan keuntungan bagi investor maka transakasi saham perusahaan tersebut akan mengalami kenaikan dan tingkat harga akan mengikuti perkembangan kondisi perusahaan tersebut.