Kolesterol 'Jahat' Justru Penting Selama Kehamilan! 27 Agustus 2009 MENDENGAR kata kolesterol, yang terbayang adalah lemak yang menumpuk di mana-mana pada bagian tubuh. Hmm, ternyata tak semua kelesterol itu "jahat", lho? Masa sih? Untuk Anda yang ingin mengetahui apa saja kolesterol jahat yang baik selama kehamilan, dr Ekky M Rahardja, MS, SpGK dari RS Royal Taruma, Jakarta Barat dan dr Cindy Rani Wirasti, SpOG dari RS Royal Taruma, Jakarta Barat memaparkannya. Pembentuk Hormon Kolesterol adalah lemak berwarna kekuningan dan berbentuk seperti lilin yang diproduksi oleh organ liver (hati) yang tidak dapat larut dalam darah. Sekitar tiga per empat dari total kolesterol tubuh dihasilkan di dalam tubuh, sementara hanya seperempat kolesterol yang ada di dalam makanan. Konsentrasi kolesterol tinggi yang ada dalam sel-sel tubuh berada di hati, syaraf tulang belakang, otak, atheroma, kelenjar adrenal dan organ reproduksi. Kolesterol melayani banyak fungsi penting. Tubuh kita memerlukan kolesterol untuk menjaga kesehatan dinding sel, membuat hormon, membuat vitamin D, dan membuat empedu acids. Tapi, jika kolesterol dalam tubuh terlalu tinggi, tentu tak baik juga bagi kesehatan. Perempuan setelah menopause cenderung memiliki kolesterol tinggi dibandingkan sebelumnya. Kolesterol terdiri dari 2 jenis, yaitu High Density Lipoproteins (HDL) yang biasa disebut kolesterol baik dan Low Density Lipoproteins (LDL) si kolesterol jahat. Peran LDL dalam Kehamilan Pada wanita dewasa normal yang tidak dalam keadaan hamil LDL dianggap sebagai kolesterol jahat, namun pada masa kehamilan justru LDL inilah yang memiliki peran penting dalam steroidogenesis (pembentukan steroid) yang mendukung proses kehamilan. Bahkan jika BuMil kekurangan kolesterol LDL bisa menyebabkan terjadinya kelainan dalam pembentukan kelamin dan kelainan-kelainan kongenital lainnya. Pada kehamilan trimester kedua kadar LDL biasanya cenderung meningkat. Pasalnya pada usia 3 bulan ke atas plasenta telah terbentuk sempurna dan akan menghasilkan hormon progesterone, selain itu bagian adrenal janin pun membentuk LDL. Adapun zat lipostat di bagian hipotalamus otak BuMil yang memicu hormon progesteron untuk menghasilkan LDL. Kolesterol Meningkat pada Usia Kehamilan 32 Minggu Jika dibuat grafik, peningkatan kolesterol seorang BuMil memang fluktuatif namun cenderung meningkat. Dan pada usia kehamilan 32 minggu terjadilah puncak peningkatan kadar kolesterol. Namun Anda tak perlu khawatir Moms, ia akan turun dengan sendirinya setelah Anda melahirkan karena tubuh memiliki autoregulasi. Nilai kadar kolesterol normal pada wanita hamil berkisar antara 10 - 20 persen di atas wanita normal biasanya. Waspada, Belum Hamil Sudah Berkolesterol Tinggi Yang patut diwaspadai adalah wanita yang memiliki riwayat kolesterol tinggi sebelum masa kehamilan. Karena pembuluh darahnya sudah menyempit dikhawatirkan dapat terjadi gangguan saat hamil ataupun melahirkan. Meskipun tubuh memiliki sistem autoregulasi yang dapat mengatur dan menyeimbangkan kadar kolesterol Anda semasa hamil, namun ada baiknya sebelum merencanakan kehamilan Anda mulai berolahraga dan mengatur pola hidup serta pola makan. http://rs-triadipa.com - rs-triadipa.com Powered by Mambo Generated:30 October, 2017, 21:02 Jika dalam waktu tiga bulan status kolesterol dalam darah belum juga turun, berkonsultasilah dengan dokter agar diberikan obat penurun kolesterol. Barulah setelah kadar kolesterol dalam darah stabil, program untuk memiliki momongan dapat direalisasikan. Berikut kadar normal kolesterol dalam darah pada wanita hamil: - LDL normal pada BuMil: 149 mg/dl (+/-) 10 - HDL normal pada BuMil: 59 mg/dl (+/-) 6 - Kolesterol Total normal pada BuMil: 200 - 259 mg/dl (+/-) 10 Kenali si "Jahat" dan si "Baik", Yuk! Pada wanita yang tidak dalam keadaan hamil, LDL kerap disebut sebagai "kolesterol buruk" karena jika terlalu banyak dapat menumpuk di dinding pembuluh darah arteri dan mengakibatkan tersumbatnya aliran darah menuju jantung dan otak. LDL disebutkan dapat menyebabkan atherosclerosis yang akhirnya dapat mengakibatkan serangan jantung atau stroke. Dalam jumlah tinggi dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung sehingga penting untuk menjaganya dalam kisaran normal. Sedangkan High Density Lipoproteins (HDL) di sisi lain disebut sebagai kolesterol baik, karena HDL dapat melindungi tubuh dari penyakit jantung dan mendeteksi serta menangkal serangan. HDL tidak menempel pada arteri melainkan meninggalkan arteri dan tidak masuk ke dalam hati. Contoh lemak baik adalah asam lemak omega 3 (ikan), asam lemak omega 6 (sayuran) dan asam lemak omega 9 (minyak zaitun). Cara Tepat Mengontrol Kadar Kolesterol Faktor penyebab kolesterol tinggi di antaranya adalah kegemukan, kurangnya olahraga, keturunan, peningkatan usia dan jenis kelamin. Makanan yang kita makan juga berperan besar dalam jumlah kolesterol dalam tubuh. Jika kita kelebihan makan makanan yang mengandung lemak jenuh, hati akan memroduksi kolesterol lebih banyak dibandingkan dengan kebutuhan tubuh. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan! - Kurangi mengonsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh yang berasal dari hewan karena mengandung kolesterol tinggi, contohnya daging sapi, babi, anak sapi. Juga makanan lain seperti susu, telur, mentega, krim dan keju. - Kurangi konsumsi makanan yang digoreng dengan menggunakan lemak hewan atau minyak tropis. - Masak makanan dengan menggunakan minyak nabati. - Konsumsi kacang-kacangan, gandum utuh, biji-bijian, buah-buahan dan sayuran. Karena faktanya sayuran tidak mengandung kolesterol apapun. - Lakukan diet rendah kolesterol dan kombinasikan dengan olahraga teratur. - Berkonsultasilah pada dokter jika kadar kolesterol tak juga turun meski sudah melakukan diet rendah kolesterol dan berolahraga. Biasanya Anda akan diberikan obat untuk membantu menurunkan kadar kolesterol. http://rs-triadipa.com - rs-triadipa.com Powered by Mambo Generated:30 October, 2017, 21:02