BAB II TINJAUAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2012:5) : “Marketing is a societal process by which individuals and groups obtain what they need and want through creating, offering, and freely exchanging products and services of value with others”. Pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan, dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain. Menurut AMA (Asosiasi pemasaran Amerika) yang dikutip oleh Kotler dan Keller (2012:5) definisi pemasaran adalah sebagai berikut : “Marketing is the activity, set of institutions, and processes for creating, communicating, delivering, and exchanging offerings that have value for customers, clients, partners, and society at large”. Dapat disimpulkan bahwa pengertian pemasaran adalah suatu kegiatan bisnis yang memiliki proses, dimulai dari mengetahui permintaan dan kebutuhan konsumen, lalu menciptakan nilai antara pembelian konsumen terhadap suatu produk atau jasa, serta meliputi strategi pemasaran yang efektif. 13 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 2. Jasa Jasa pada umumnya memiliki banyak arti. Jasa bisa disebut sebagai pelayanan (service). Jasa (service) yang dikemukakan oleh Kotler dan Amstrong (2012:224) adalah “an activity, benefit, or satisfaction offered for sale that is essentially intangible and does not result in the ownership of anything”. Jasa merupakan sebuah kegiatan, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Jasa (service) sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Jasa pada dasarnya merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik yang umumnya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah (misalnya, kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan). Dalam Lupiyoadi (2014:7) Bauran pemasaran jasa terdiri dari tujuh hal yaitu sebagai berikut : a. Produk (product): Jenis jasa yang ingin ditawarkan b. Harga (price): Bagaimana strategi penentuan harga c. Lokasi/tempat (place): Bagaimana sistem penyampaian yang akan diterapkan d. Promosi (promotion): Bagaimana promosi yang harus dilakukan e. Orang/SDM (people): Tipe kualitas dan kuantitas SDM yang akan terlibat dalam pemberian jasa f. Proses (process): Bagaimana proses dalam operasi jasa tersebut http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 g. Layanan pelanggan (customer service): Level layanan/jasa yang akan diberikan kepada konsumen. Karakteristik dan klasifikasi jasa menurut Lupiyoadi (2014:8) adalah sebagai berikut : a. Intangibility (tidak berwujud). Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Nilai penting dari hal ini adalah nilai tak berwujud yang dialami konsumen dalam bentuk kenikmatan, kepuasan, maupun rasa aman. b. Unstorability (tidak dapat disimpan). Jasa tidak mengenal persediaan atau penyimpanan dari produk yang telah dihasilkan. Karakteristik ini juga disebut inseparability (tidak dapat dipisahkan), jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. c. Cuztomization/Variability. Jasa di desain khusus yang memiliki berbagai jenis, tipe untuk kebutuhan pelanggan, sebagaimana pada jasa asuransi dan kesehatan. Berdasarkan klasifikasi Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization–WTO), sesuai dengan GATS/WTO-Central Product Classification, berbagai ruang lingkup klasifikasi bisnis jasa meliputi : a. Jasa bisnis b. Jasa komunikasi c. Jasa konstruksi dan jasa keahlian teknik terkait d. Jasa distribusi e. Jasa pendidikan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 f. Jasa lingkungan hidup g. Jasa keuangan h. Jasa kesehatan dan jasa sosial i. Jasa kepariwisataan dan jasa yang terkait dengan perjalanan j. Jasa rekreasi, budaya, dan olah raga k. Jasa pengangkutan l. Jasa lain Yang termasuk pelayanan jasa penerbangan dalam Rambat Lupiyoadi (2014) : 1. Pelayanan Air Traffic Services 2. Pelayananan telekomunikasi penerbangan 3. Pelayanan jasa metereologi 4. Pelayanan jasa Search and Rescue 5. Pelayanan Aeronautical Information Service 3. Harga Dalam penelitian (Adepoju, 2012) berdasarkan definisi yang diutarakan Kotler dijelaskan bahwa Harga adalah jumlah uang yang dibebankan untuk produk atau layanan, atau jumlah nilai yang pelanggan tukarkan sebagai manfaat memiliki menggunakan produk atau jasa. Dalam penelitian (Adepoju, 2012) menjelaskan bahwa perusahaan GSM di Nigeria harus memiliki tarif biaya yang adil dan dapat diterima untuk konsumen yang berlangganan dengan kesadaran pada sensitivitas harga mereka. Maka demikian, Harga merupakan hal yang diperhatikan konsumen saat melakukan pembelian suatu produk maupun jasa. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 Hanum (2013) menjelaskan bahwa “bagi maskapai Low Cost Carrier (LCC) menjadi jelas bahwa tarif harga mereka lebih rendah untuk penumpang yang menginginkan pengurangan biaya melalui efisiensi dalam operasi, daripada mengurangi standar pelayanan”. Sebagaimana diketahui penentuan harga memainkan peranan penting dalam proses bauran pemasaran, karena penentuan harga terkait langsung nantinya dengan pendapatan yang diterima oleh perusahaan. Penentuan harga juga memberikan persepsi tertentu dalam hal kualitas. Definisi menurut Lupiyoadi (2014:138), ditemukan bahwa semakin besar perbedaan positif antara manfaat yang diterima dan biaya yang dirasakan, semakin besar pula nilai bersihnya. Artinya apabila suatu produk mengharuskan konsumen mengeluarkan biaya yang dirasakan lebih besar daripada manfaat yang diterima maka yang terjadi adalah bahwa produk tersebut memiliki nilai negatif. a. Tujuan Penetapan Harga Dalam Lupiyoadi (2014:95) tujuan penetapan harga diantaranya : 1. Bertahan Merupakan usaha untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang meningkatkan laba ketika perusahaan sedang dalam kondisi pasar yang tidak menguntungkan. Bertahan demi kelangsungan hidup perusahaan adalah pilihan terbaik. 2. Memaksimalkan laba Penentuan harga bertujuan untuk memaksimalkan laba dalam periode tertentu http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 3. Memaksimalkan penjualan. Penentuan harga bertujuan untuk membangun pangsa pasar dengan melakukan penjualan pada harga awal yang merugikan. 4. Gengsi dan prestise Tujuan penetapan harga untuk memposisikan jasa perusahaan tersebut sebagai jasa yang ekslusif. 5. Tingkat pengembalian investasi (return on investment-ROI) Didasarkan atas pencapaian tingkat pengembalian investasi yang diinginkan. b. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi harga Sementara faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan harga adalah : a. Penentuan posisi jasa b. Sasaran perusahaan c. Tingkat kompetensi d. Daur hidup dari jasa e. Elastisitas permintaan f. Struktur biaya g. Sumber daya yang digunakan h. Kondisi ekonomi secara umum i. Kapasitas jasa http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 c. Dimensi Harga Adapun dimensi yang dikemukakan oleh (Adepoju,2012) adalah : a) Perceived price Adalah bagaimana konsumen menerima harga, tinggi, sedang, rendah memiliki pengaruh pada niat membeli dan kepuasan pembelian. Jika konsumen merasa ditipu dari segi harga maka akan mempengaruhi kepuasan pembelian. Loyalitas tidak tercapai, melainkan word of mouth negatif yang muncul dari konsumen. b) Reference price tensile Adalah harga yang digunakan konsumen sebagai dasar pebanding untuk menilai harga lainnya meyakinkan konsumen bahwa harga lebih murah. Format berbeda digunakan pada iklan penjualan didasarkan pada reference prices. Dari defisini tersebut, maka peneliti menyimpulkan bahwa indikator dari dimensi harga yakni sebagai berikut : a. Penetapan harga b. Kompetisi harga c. Kesesuaian harga dengan layanan. d. Kesesuaian harga dengan daya beli 4. Promosi Setiap perusahaan ataupun organisasi pasti memiliki keterampilan dalam mempromosikan produk atau jasanya. Promosi dalam bauran pemasaran melibatkan pemberitahuan kepada pelanggan target bahwa produk yang tepat http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 tersedia di tempat dan pada harga yang tepat. Promosi adalah kerap dilakukan perusahaan demi tercapainya keberhasilan jangka pendek dan panjang perusahaan. a. Tujuan Promosi (McCarthy, 2011) tujuan dari promosi yaitu sebagai penginformasian, pembujukan, dan pengingatan. 1. Penginformasian Artinya, menginformasikan adalah mengedukasikan tentang sebuah produk atau jasa kepada pelanggan jika ingin melakukan pembelian. 2. Pembujukan Artinya, perusahaan tidak hanya harus menginformasikan kepada pelanggan bahwa produk atau jasanya tersedia, tetapi juga membujuk pelanggan untuk membelinya. Tujuan pembujukan yaitu untuk mengembangkan serangkaian sikap yang menguntungkan perusahaan sehingga pelanggan akan membeli, dan terus membeli produknya. 3. Pengingatan Pentingnya bagi perusahaan untuk memberikan hubungan yang baik kepada pelanggan. Pelanggan yang pernah tertarik dan melakukan pembelian masih menjadi target para kompetitor. Maka diperlukan pengiklanan-pengiklanan yang ditujukan untuk mengingatkan pelanggan. Dari penjelasan diatas, promosi merupakan suatu usaha untuk mengomunikasikan, mengenalkan produk maupun jasa kepada konsumen dengan tujuan untuk mencari laba, menjaga kestabilan penjualan ketika terjadi lesu pasar, untuk mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan, hingga http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 untuk membedakan serta mengunggulkan produk dibanding produk pesaing. Adapun promosi-promosi yang dilakukan perusahaan akan berperan bagi keberhasilan perusahaan untuk mencapai laba yang diinginkan. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Promosi Ada beberapa faktor yang mempengaruhi promosi menurut Djaslim Saladin (2006:129) adalah : 1. Jumlah dana yang digunakan untuk promosi Jumlah dana yang tersedia merupakan faktor penting yang mempengaruhi promosi. Perusahaan yang memiliki dana lebih besar, kegiatan promosinya akan jauh lebih efektif dibandingkan dengan perusahaan yang hanya mempunyai sumber daya terbatas. 2. Sifat pasar a. Luas pasar secara geografis Perusahaan yang hanya memiliki pasar lokal sering mengadakan kegiatan promosi yang berbeda dengan perusahaan yang memiliki pasar nasional b. Konsentrasi pasar Konsentrasi pasar ini dapat mempengaruhi strategi promosi yang dilakukan oleh perusahaan terhadap jumlah calon pembeli, jumlah pembeli potensial yang macamnya berbeda-beda. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 c. Macam pembeli Strategi promosi yang dilakukan oleh perusahaan juga dipengaruhi oleh obyek atau sasaran dalam kampanye penjualannya, apakah merupakan pembeli industri, rumah tangga atau pembeli lainnya. 3. Jenis produk Strategi promosi yang akan dilakukan oleh perusahaan dipengaruhi oleh jenis produk sendiri, apakah barang konsumsi, atau industri. c. Dimensi Promosi Bauran promosi dalam Lupiyoadi (2014:97) yaitu : 1. Periklanan (advertising). Merupakan bentuk dari komunikasi impersonal yang digunakan oleh perusahaan dalam mengomunikasikan produknya, baik barang maupun jasa. Terdapat dua elemen periklanan yaitu : a. Pesan : setiap iklan akan memberikan gambaran dengan memuat suatu pesan yang akan ditransfer kepada target pasarnya (konsumen). Pesan yang baik dapat berupa lisan maupun tulisan yang dikemas dengan berbagai media pendukung. b. Media : penyampaian iklan membutuhkan media-media tertentu agar sukses dalam menyampaikan pesan. Media yang dipakai dapat berupa spanduk, poster, dan lain sebagainya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 Fungsi periklanan dalam pemasaran jasa adalah sebagai berikut : a. Informing (penginformasian) : menginformasikan suatu produk atau jasa yang ada kepada konsumen. b. Influencing (mempengaruhi) : mempengaruhi konsumen agar terjadi keinginan untuk mencoba produk atau jasa. c. Reminding and Increasing salience (mengingatkan dan meningkatkan keunikan) : membedakan produk atau jasa sehingga memiliki ciri khas tersendiri. d. Adding Value (meningkatkan nilai tambah) : meningkatkan nilai tambah bagi konsumen dan perusahaan. e. Assisting other company efforts (membantu, mendampingi upaya perusahaan lain) : Sebagaimana diketahui bahwa periklanan adalah jangkar yang dapat mengikat elemen iklan lain. 2. Penjualan perseorangan (personal selling) Penjualan perseorangan memiliki beberapa bentuk yaitu : a. House to house sellling : Salesman mengunjungi calon pembeli secara langsung ke rumah. b. Salesman yang bekerja pada pedagang besar lalu bertugas mengunjungi retailer. c. Across the counter selling : Umumnya ada pada toko-toko pengecer dan salesman yang akan melayani calon pembeli. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 d. Order taker : salesman tidak mencari pesanan, namun ditugaskan memperkenalkan produk, memberikan nasihat serta petunjuk dan bimbingan pada pelanggan. 3. Promosi penjualan (sales promotion) Merupakan kegiatan untuk meningkatkan arus barang atau jasa dari produsen sampai pada penjualan akhirnya. 2. Hubungan masyarakat (public relation) Merupakan kiat pemasaran dimana perusahaan tidak hanya harus berhubungan dengan pelanggan, pemasok, dan penyalut, tetapi juga dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih besar. a. Informasi dari mulut ke mulut (word of mouth) Pelanggan akan berbicara pada pelanggan lain yang berpotensi tentang pengalamannya dalam menerima jasa sehingga informasi dari mulut ke mulut (word of mouth) ini sangat berpengaruh besar dan dampaknya terhadap pemasaran jasa dibandingkan dengan aktivitas komunikasi lainnya. 3. Surat langsung (direct mail) Terdapat enam dari pemasaran langsung yaitu : a. Surat langsung b. Pesanan melalui pos c. Penjualan langsung d. Telemarketing e. Pemasaran digital http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 Bauran promosi yang dilakukan pada penelitian (Wan Ping-pi, 2011) diantaranya: a. Member rewards Yaitu bentuk dari promosi yang diberikan kepada anggota (member) sebagai imbalan bagi anggota tersebut. Contohnya pada maskapai penerbangan yang memberikan penghargaan kepada pelanggannya yang telah merekomendasikan produk atau jasa kepada orang lain. b. Airline package Yaitu berupa paket penerbangan yang dipromosikan kepada pelanggan atau konsumen. c. Lucky draws Dapat berupa layaknya undian atau sejenis hadiah yang jarang atau sukar didapat oleh seseorang. d. Discounted tickets Tiket diskon yaitu beberapa kegiatan promosi yang melibatkan potonganpotongan pada suatu harga tiket tertentu. e. Charity Yaitu berupa bentuk yang sukarelawan, karena berupa amal dari seseorang. f. Referral rewards Referral rewards merupakan suatu bentuk kegiatan promosi yang dapat mencerminkan kepercayaan dan loyalitas pelangggan di maskapai Citilink g. Buy one get one free Bentuk kegiatan promosi yang mencerminkan bahwa beli satu gratis satu http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 h. Free shuttle bus service Umumnya pada layanan maskapai penerbangan akan ada free shuttle bus service yang menjadi sebuah fasilitas dari maskapai tersebut yang tidak lainnya untuk konsumennya agar tidak beralih ke pesaing. i. Discount in cooperative shops Yaitu pemotongan belanja yang diberikan pada saat kegiatan promosi berlangsung. Dari defisini tersebut, maka peneliti menyimpulkan bahwa indikator dari dimensi promosi adalah : a. Media b. Pesan promosi c. Discount ticket d. Program promosi e. Manfaat promosi 5. Trust in Brand a. Merek dan kepercayaan konsumen (Brand Trust) Hasil dari studi kasus yang dilakukan oleh (Nicole Gartner, 2015) menunjukkan bahwa kepercayaan merek berbeda dari konsep-konsep merek yang terkait erat, seperti brand attitude, brand affect, brand attachment, dan brand love. Oleh karena itu, penting untuk pemasar untuk mengambil perbedaanperbedaan ini menjadi pertimbangan ketika menerapkan konsep-konsep ini. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 Dalam penelitian (Po-Hung Lin, 2013) semenjak orang biasanya membeli produk di Internet, kepercayaan merupakan salah satu faktor penting untuk mempertimbangkan dalam hubungan penjual dan pembeli. Adanya kepercayaan akan menciptakan rasa aman dan kredibel dan mengurangi persepsi konsumen akan risiko dalam pertukaran (Gabriel, 2003). (Silfiena.S, 2007), kepercayaan merek adalah kemauan konsumen mempercayai merek dengan segala resikonya, karena adanya harapan merek tersebut dapat memberikan hasil yang positif bagi mereka. Kepercayaan terhadap merek menyebabkan konsumen tanpa keraguan memilih barang atau jasa dan menjadikan suatu merek tersebut sebagai referensi dalam dirinya. Sesuai dengan pendapat (Delgado, 2004) Kepercayaan merek adalah harapan akan kehandalan dan intensi baik merek. Berdasarkan definisi ini kepercayaan merek merefleksikan 2 komponen penting yakni brand reliability dan brand intention. Brand reliability atau kehandalan merek yang bersumber pada keyakinan konsumen bahwa produk tersebut mampu memenuhi nilai yang dijanjikan atau dengan kata lain persepsi bahwa merek tersebut mampu memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan. Sedangkan Brand intention didasarkan pada keyakinan konsumen bahwa merek tersebut mampu mengutamakan kepentingan konsumen ketika masalah dalam konsumsi produk muncul secara tidak terduga. Kedua komponen kepercayaan merek menurut (Ferrinadewi, 2008), berdasar pada penilaian konsumen yang subyektif atau didasarkan pada beberapa persepsi, yaitu : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 1. Persepsi konsumen terhadap manfaat yang dapat diberikan produk/merek Delgado (2004), 2. Persepsi konsumen akan reputasi merek, persepsi konsumen akan kesamaan kepentingan dirinya dengan penjual, dan persepsi mereka pada sejauh mana konsumen dapat mengendalikan penjual dan persepsi (Walzuch, 2001). Maka dapat disimpulkan bahwa seorang pelanggan yang memiliki kepercayaan terhadap suatu merek akan mencoba untuk berbagi resiko di dalam menggunakan merek yang sama. Sehingga, kepercayaan terhadap merek entitas yang dipercayai bukan orang, tetapi simbol dari produk tersebut. b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepercayaan Pada Merek Menurut Lau dan Lee (1999:344) terdapat 3 faktor yang mempengaruhi kepercayaan terhadap merek. Ketiga faktor ini berhubungan dengan tiga entitas yang tercakup dalam hubungan antara merek dan konsumen. Adapun ketiga faktor tersebut adalah merek sendiri, perusahaan pembuat merek, dan konsumen. Hubungan ketiga faktor tersebut dengan kepercayaan merek digambarkan sebagai berikut: 1. Karakteristik Merek (Brand Characteristic) Mempunyai peran yang penting dalam menentukan pengambilan keputusan konsumen untuk mempercayai suatu merek. Hal ini disebabkan konsumen melakukan penilaian sebelum membelinya. Karakteristik merek yang berkaitan dengan kepercayaan merek meliputi : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 a. Reputasi Merek (Brand Reputation) Reputasi merek (brand reputation) adalah opini orang lain bahwa merek baik dan dapat dipercaya. Bila konsumen merasa bahwa orang lain berpendapat bahwa perusahaan yang berada dibalik merek yang dipilihnya terkenal adil dan bijaksana, konsumen tersebut akan merasa lebih aman dalam menerima dan menggunakan produk perusahaan tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, persepsi konsumen perusahaan memiliki reputasi kesetaraan sangat berkaitan erat dengan kepercayaan konsumen terhadap merek tersebut. b. Peramalan terhadap merek (Brand Predictability) Sebuah merek yang dapat diramalkan adalah satu dari acuan pengguna merek (konsumen) untuk mengantisipasi dan membentuk kepercayaan yang rasional sehingga akan membentuk kepercayaan terhadap suatu merek. c. Kompetensi Merek (Brand Competence) Kompetensi merek adalah merek yang memiliki kemampuan untuk dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi konsumen dan memenuhi segala kebutuhannya. Jika diyakini bahwa mereka mampu memecahkan permasalahannya maka konsumen akan percaya terus pada merek tersebut. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 2. Karakteristik Perusahaan (Company Characteristic) Karakteristik perusahaan yang ada dibalik suatu merek juga dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen terhadap merek tersebut. Karakteristik perusahaan yang diperkirakan dapat mempengaruhi kepercayaan konsumen terhadap perusahaan (trust in company) adalah reputasi perusahaan (company reputation), motivasi yang dirasakan oleh perusahaan (perceive motive of the company) dan integritas perusahaan yang dirasakan (company integration) a. Kepercayaan terhadap perusahaan (Trust in Company) Ketika suatu entitas dipercaya oleh konsumen, maka bagian-bagian kecil dari entitas tersebut juga cenderung dipercaya oleh konsumen. Dilihat dari sudut perusahaan dan produk yang dihasilkan, perusahaan yang lebih besar merupakan entitas yang lebih besar pula, sementara merek merupakan bagian kecil. Jadi, konsumen yang menaruh kepercayaan pada perusahaan maka akan menaruh pula kepercayaan pada merek produk yang dihasilkan perusahaan tersebut. b. Reputasi Perusahaan (Company Reputation) Jika konsumen menganggap pendapat orang lain bahwa perusahaan dibalik sebuah merek adalah benar dan jujur, maka konsumen akan merasakan lebih aman dalam memakai dan menggunakan merek perusahaan tersebut. Dengan kata lain bahwa kepercayaan akan lebih besar terhadap merek tersebut. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 c. Motif yang menguntungkan bagi perusahaan (Company Perceived Motives) Motif yang dirasakan dari partner jual beli mempengaruhi kepercayaan tehadap partner tersebut. Dengan demikian bahwa pandangan konsumen bahwa perusahaan memiliki motif yang menguntungkan sangat berkaitan dengan kepercayaan konsumen terhadap merek yang diluncurkan perusahaan tersebut. d. Integritas Perusahaan (Company Integrity) Integritas perusahaan merupakan persepsi konsumen yang sesuai dengan prinsip-prinsip yang logis, misalnya berlaku jujur. Jika perusahaan dirasakan mempunyai integritas, maka merek produknya akan dipercaya oleh konsumen. 3. Karakteristik Merek Pelanggan (Consumer Brand Characteristic) Hubungan bukanlah suatu cara yang mutlak, karena kedua kelompok saling mempengaruhi hubungan diantara mereka. Oleh karena itu karakteristik konsumen merek dapat mempengaruhi kepercayaan konsumen terhadap suatu merek. Konsep diri merupakan totalitas pemikiran dan perasaan individu dengan acuan dirinya sebagai suatu obyek. Sebuah analogi popular yang digunakan dalam konteks pemasaran adalah merek sama dengan orang. Jadi suatu merek dapat memiliki kesan antar kepribadian. Kepribadian merek adalah asosiasi yang terikat dengan merek yang diingat oleh konsumen dalam menerimanya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 a. Persamaan antara konsep diri dan merek (Similarity between consumer self concept and brand). Jika ciri-ciri fisik suatu merek dinilai sesuai dengan kesan dari konsumen terhadap suatu produk, kemungkinan besar konsumen akan percaya pada merek tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, kesamaan antara konsep diri konsumen dengan kepribadian merek sangat berkaitan dengan kepercayaan konsumen terhadap merek tersebut. b. Kegemaran terhadap suatu merek (brand liking). Liking menunjukkan kesukaan yang dimiliki oleh suatu kelompok terhadap kelompok lain karena kesamaan visi dan daya tariknya. Secara formal dapat dinyatakan, simpati konsumen terhadap suatu merek sangat berhubungan dengan kepercayaan konsumen terhadap merek tersebut. c. Pengalaman merek (brand experience) Brand experience adalah pengalaman masa lalu konsumen dengan merek tersebut, khususnya dalam lingkup pemakaian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengalaman konsumen terhadap suatu merek sangatlah berkaitan dengan kepercayaan terhadap merek tersebut. d. Kepuasan terhadap merek (brand satisfaction). Kepuasan terhadap suatu merek dapat didefinisikan sebagai hasil evaluasi subyektif terhadap apa yang telah dicapai oleh merek http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 terpilih dalam rangka memenuhi apa yang diharapkan oleh konsumen. Indikator Trust In Brand Dalam Nicole Gartner (2015) indikator yang digunakan adalah terdiri dari ; Pertama, keyakinan terhadap suatu merek yang memiliki kemampuan kinerja yang baik (I confident in (brand’s) ability to perform well). Sebagaimana diketahui bahwa kepercayaan terhadap suatu merek di dasari oleh sebuah keyakinan terhadap merek tersebut. Kedua, indikator yang menyatakan bahwa kepercayaan terhadap merek akan mewujudkan pelanggan yang semakin percaya (I trust brand). Ketiga, Merupakan maksud dari bahwa seseorang yang memiliki kepercayaan terhadap suatu merek, maka orang tersebut akan secara nyata mengandalkan produk atau jasa yang mereka pilih (I rely on Brand). Keempat, (brand) is safe, merupakan arti dari merek adalah aman. Merek yang telah dipercaya akan diandalkan oleh siapa saja hingga merek tersebut diyakini aman dalam suatu hal. Kelima, I expect (brand) to deliver its promise, merupakan arti dari bahwa suatu merek dapat menepati janji-janjinya. 6. Loyalitas Pelanggan a. Definisi Loyalitas Dalam literatur penelitian Po-Hung Lin (2013) persaingan yang begitu ketat dalam segi layanan, loyalitas pelanggan telah menjadi perhatian utama dalam industri jasa. Sikap pelanggan yang jangka panjang dapat digambarkan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 sebagai loyalitas pelanggan. Pelanggan yang loyal mempunyai semacam fanatisme yang relatif permanen dalam jangka panjang terhadap suatu produk/jasa atau suatu perusahaan yang telah menjadi pilihannya. Dikemukakan oleh Po-Hung Lin (2013) bahwa loyalitas itu sendiri dilakukan melalui media komunikasi layaknya word of mouth, dan berbagai tindakan untuk merekomendasikan ke pelanggan lain, hingga pembelian berulang. Pelanggan yang loyal adalah pelanggan yang bersedia melakukan pembelian ulang (repeat purchase) dari produsen yang sama, atau mungkin juga tidak melakukan melakukan pembelian untuk semua lini produk, melaksanakan word of mouth yang positif terhadap perusahaan kepada pembeli potensial, dan kebal terhadap bujukan dari pesaing. Hill (2003:16) dalam Manajemen Ritel (2008) terbagi atas 6 tahapan yaitu : 1. Suspects, this segmen includes all the buyers of the product/service category in the marketplace. Suspects are either unaware of your organization’s product or service or have no inclination to purchase. Suspect : meliputi semua orang yang akan membeli barang/jasa perusahaan. Kita menyebutnya suspect karena yakin bahwa mereka akan membeli namun belum mengetahui apapun tentang perusahaan serta barang dan jasa yang ditawarkan. 2. Prospects, are potential customers who have some attraction towards your organization but have not yet taken to step of doing bissiness with you. Adalah orang orang yang memiliki kebutuhan akan produk atau jasa tertentu dan memiliki kemampuan untuk membelinya. Walaupun belum melakukan pembelian, mereka telah mengetahui keberadaan perusahaan serta barang/jasa http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 yang ditawarkan, karena seseorang telah merekomendasikan tentang barang atau jasa itu kepadanya. Sedangkan Disqualified prospect : merupakan prospect yang telah mengetahui keberadaan atau barang jasa tertentu, tetapi tidak memiliki kebutuhan akan barang/jasa tersebut atau tidak mempunyai kemampuan untuk membeli barang/jasa tersebut 3. Customers, typically a one-off purchaser of your product (although the category may include some repeat buyers) who has no feeling of loyalty towards your organization. First Time Customers : adalah pelanggan yang membeli untuk pertama kalinya. Mereka masih merupakan pelanggan baru untuk perusahaan. Sedangkan Repeat Customer : adalah pelanggan yang telah melakuan pembelian terhadap suatu produk sebanyak dua kali atau lebih. Mereka melakukan pembelian atas produk/jasa sebanyak dua kali atau lebih atau membeli dua macam produk/jasa yang berbeda dalam dua kesempatan yang berbeda pula. 4. Clients. Repeat customers who have positive feelings of loyalty towards your organization but who support is passive rather than active, alty towards your organization. Merupakan semua pelanggan yang membeli semua produk/jasa yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan mereka. Pembelian dilakukan secara teratur. Hubungan mereka dengan perusahaan sudah kuat dan berlangsung lama yang membuat mereka tidak tertarik atau terpengaruh kepada produk/jasa pesaing. 5. Advocates, clients who actively support your organization by recommending it to others. Seperti layaknya klien, advocate membeli seluruh barang/jasa http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 yang ditawarkan sesuai kebutuhannya serta melakukan pembelian secara teratur. Disamping itu mereka juga memberikan rekomendasi tenteng produk/jasa 6. Partners, is the strongest form of customers supplier relationship which is sustained both parties see it as mutually benetifial. Merupakan pelanggan yang memiliki hubungan paling kuat dan terlihat sebagai bagian yang menguntungkan. b. Karakteristik Loyalitas Pelanggan Pelanggan yang loyal merupakan aset yang tak ternilai bagi perusahaan, karena karakterisitik dari konsumen yang loyal menurut Griffin (2011) antara lain: 1. Melakukan pembelian ulang secara teratur (Makes regular repeat purchase). Makes regular repeat purchase, yang menunjukan bahwa pelanggan yang melakukan pembelian secara berulang terhadap perusahaan dalam suatu waktu tertentu pelanggan yang loyal. 2. Membeli diluar lini produk atau jasa (Purchase accross product and service lines). Pelanggan yang loyal tidak hanya membeli satu macam produk saja, melainkan juga membeli atas lini produk dan jasa lain pada perusahaan yang sama. 3. Merekomendasikan produk lain (refers other). Pelanggan yang loyal akan merekomendasi dan mencerminkan hal-hal atas pengalaman positif mengenai produk dan jasa dari perusahaan kepada http://digilib.mercubuana.ac.id/ 37 rekannya atau pelanggan lain, agar mereka tidak membeli produk dan jasa dari perusahaan yang lain. 4. Menunjukan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing (demonstrates an immunity to the full of competition . c. Faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Pelanggan Faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan dalam (Vanessa, 2007) yaitu : 1. Satisfaction (Kepuasan) Kepuasan pelanggan merupakan perbandingan antara harapan sebelum melakukan pembelian dengan kinerja yang diterima atau dirasakan. 2. Emotional bonding (Ikatan emosi) Dimana konsumen dapat terpengaruh oleh sebuah merek yang memiliki daya tarik sehingga konsumen dapat diidentifikasikan dalam sebuah merek. Ikatan yang tercipta dari sebuah merek ialah ketika konsumen merasakan ikatan yang kuat dengan konsumen lain yang menggunakan produk atau jasa yang sama. 3. Trust (kepercayaan) Kemauan seseorang untuk mempercayakan perusahaan atau sebuah merek untuk melakukan atau menjalankan sebuah fungsi. 4. Choice reduction and habit (kemudahan) Pembelian produk secara teratur dapat didasari pada akumulasi pengalaman setiap saat. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 38 5. History with company (pengalaman dengan perusahaan) Bila seseorang memiliki pengalaman terhadap perusahaan maka dapat membentuk perilaku. Contohnya, jika seseorang mendapatkan pelayanan yang baik dari perusahaan, maka ia akan mengulangi perilakunya kembali. d. Dimensi Loyalitas Dalam penelitian yang dilakukan Mei-Lien Li (2011) Loyalitas pelanggan umumnya dibedakan dalam tiga pendekatan. 1. Word Of Mouth Communication. Pelanggan akan berbicara pada pelanggan lain yang berpotensi tentang pengalamannya dalam menerima jasa sehingga informasi dari mulut ke mulut (word of mouth) ini sangat berpengaruh besar dan dampaknya terhadap pemasaran jasa dibandingkan dengan aktivitas komunikasi lainnya. 2. Price Insensitivity. Merupakan tingkatan dimana dan bagaimana perilaku konsumen bisa dipengaruhi oleh harga suatu produk atau layanan. Artinya seberapa jauh penjualan suatu produk atau jasa bisa terpengaruh oleh harga. Dengan demikian perilaku pelanggan akan dapat dipahami. 3. Purchase Intentions Merupakan kecenderungan untuk membeli suatu merek produk atau jasa. Minat beli yang akan muncul ketika menemukan kriteria yang sesuai dengan keinginan pelanggan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 39 7. Hubungan Antar Variabel a. Harga dengan Loyalitas Pelanggan Menurut (Kotler, 2012) harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk suatu produk atau jasa, jumlah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Keputusan penentuan harga begitu penting dalam menemukan seberapa jauh sebuah layanan jasa dinilai oleh konsumen dan juga dalam proses membangun tingkat loyalitas konsumen (Lupiyoadi, 2014). Hal terpenting adalah berbagai keputusan penentuan harga tersebut harus konsisten dengan keseluruhan strategi pemasaran, memberikan harga yang berbeda dalam pasar yang berbeda juga perlu dipertimbangkan. Bila suatu produk mengharuskan konsumen mengeluarkan biaya yang lebih besar dibanding manfaat yang diterima, maka yang terjadi adalah bahwa produk tersebut memiliki nilai negatif sehingga tingkat loyalitas konsumen juga akan menurun, begitu sebaliknya (Lupiyoadi, 2014). b. Promosi dengan Loyalitas Pelanggan Pelanggan yang tidak mengetahui sebuah produk yang ditawarkan akan memperkecil loyalitas pelanggan yang loyal atau setia (Wan Ping-pi, 2011). Untuk itu perusahaan perlu melakukan promosi agar dapat mengkomunikasikan atau memperkenalkan produknya kepada para pelanggan, dan membuat pelanggan bereaksi untuk membeli barang/jasa yang ditawarkan yang kemudian dapat menimbulkan loyalitas pelanggan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 40 c. Trust in Brand dengan Loyalitas Pelanggan Kepercayaan merek akan mempengaruhi kepuasan konsumen (Hess, 1995; Selnes 1998, Chiou et al, 2002) dan loyalitas (Morgant Hunt, 1994). Maka kepercayaan merek memiliki peran penting bagi merek. Kepercayaan merek didasarkan pada pengalaman konsumen dengan suatu merek yang akan mempengaruhi konsumen dalam konsumsi, penggunaan atau kepuasan secara langsung atau tidak langsung dengan merek (Costabile, 2002). (Morgan hunt, 1994) mengatakan bahwa kepercayaan dan komitmen merupakan perantara kunci dalam membangun loyalitas (Ramadania, 2002), sedangkan Ramadania (2002) memperoleh hasil bahwa kepercayaan merupakan bagian mendasar bagi terbentuknya komitmen, dan komitmen mempunyai kecenderungan untuk melawan preferensi yang menjadi sebuah kunci perintis untuk loyalitas. 8. Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian mengenai harga, promosi, trust in brand, dan loyalitas pelanggan. Beberapa penelitian terdahulu akan dijadikan sebagai bahan rujukan agar peneliti dapat memperoleh informasi mengenai topik pembahasan penelitian yang akan dilakukan. Pertama adalah penelitian (Wan-Ping Pi dan Hsieh Hong Huang, 2011) dalam Effects of Promotion on Relationship Quality and Customer Loyalty in The Airline Industry : The Relationship Marketing Approach, penelitian ini adalah untuk mengetahui efek dari relationship-oriented promotion terhadap loyalitas pelanggan. Relationship-oriented promotion ini di definisikan sebagai aktifitas http://digilib.mercubuana.ac.id/ 41 yang memiliki efek jangka panjang, didalam penelitian ini penulis menggunakan relationship-oriented promotion sebagai variabel independen, sedangkan trust, tingkat kepuasan, komitmen sebagai variabel perantara, dan variabel dependennya adalah loyalitas pelanggan. Objek penelitian ini adalah industri penerbangan yang berada di CSK, Taiwan yang menjadi populasinya. Dengan menggunakan kuesioner kepada 200 responden, hasil penelitian ini yaitu jika pelanggan merasakan relationship oriented promotion yang lebih tinggi, maka kepuasan dan kepercayaan mereka pun juga tinggi pada industri penerbangan tersebut. Kotler (1991) juga mengkonfirmasi bahwa kepuasan dapat memepengaruhi tingkat pembelian kembali yang salah satunya merupakan kriteria yang menggambarkan loyalitas. Beberapa penelitian terdahulu lainnya dapat dijelaskan pada tabel berikut ini : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 42 Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu No (1) 1 Judul dan Peneliti (2) Amir Mahmud, Kamaruzaman Jusoff, St. Hadijah.(2013). The Effect Service Quality and Price on Satisfaction and Loyalty Customer of Customer of Commercial Flight Services Industry. World Applied Sciences Journal. Metode (3) Metode Kuantitatif/Survei Variabel (4) Kualitas Layanan, Harga (X). Kepuasan Pelanggan, Loyalitas (Y). Hasil Penelitian (5) Pada industri jasa penerbangan harga berpengaruh signifikan secara negative pada loyalitas konsumen, tapi berpengaruh signifikan pada kepuasan konsumen, sedangkan kualitas pelayanan berpengaruh kuat dan negatif pada kepuasan konsumen maupun loyalitas. 2 Arjun Chanduri dan Holbrook Morris B.(2001). The Chain of Effects from Brand Trust and Brand Effect to Brand Performance : The Role of Brand Loyalty. Journal of Marketing Metode Kuantitatif/Survei Brand Trust, Brand Equity (X), Kinerja merek Loyalitas Merek (Y) Brand trust mempunyai hubungan yang positif dengan loyalitas konsumen secara tunggal. 3 Wan-Ping Pi., dan Hsieh-Hang Huah.(2011). Effects of promotion on relationship quality and customer loyalty in the airline industry: The relationship marketing approach. African Journal of Bussiness Management Metode Kuantitatif/Survei Relationship-oriented Promotion (X), Loyalitas Pelanggan (Y) Tingkat relationship oriented promotion memiliki efek positif terhadap loyalitas pelanggan. 4 Cakra Aditia Rakhmat.(2011). Pengaruh Promosi Penjualan Terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi pada Starbucks Coffee).Skripsi. Metode Kuantitatif/Survei Promosi Penjualan (X), Loyalitas Pelanggan(Y) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel loyalitas pelanggan 59,2% dapat dijelaskan oleh variabel independen promosi penjualan. Sedangkan sisanya 40,8% dipengaruhi oleh faktor lain. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 43 No (1) 5 Judul dan Peneliti (2) Muchsin Saggaff Shihab dan AnantoSukendar.(2009) . Pengaruh Brand Trust dan Brand Equity Terhadap Loyalitas Konsumen. Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis dan Terapan Metode (3) Metode Kuantitatif/Survei Variabel (4) Brand Trust, Brand Equity (X), Loyalitas Konsumen(Y) Hasil Penelitian (5) Menunjukkan bahwa brand trust dan brand equity secara bersamasama dan parsial mempengaruhi secara nyata atau signifikan terhadap loyalitas konsumen. 6 Jirawat, Anuwichanont.(2011).T he Impact of Price Perception on Customer Loyalty in The Airline Context. Journal of Bussiness and Economics Research Metode Kuantitatif/Survei Persepsi Harga (X), Loyalitas Pelanggan (Y) 7 Zarin Hossain.(2013). The Effects of Customer Satisfaction, Pricing, Technology on Customer Loyalty of Fedex. Metode Kuantitatif/Survei Kepuasan Pelanggan, Harga, Teknologi (X), Loyalitas Pelanggan (Y) 8 Dr. Adepoju Adeleke dan Suraju Abiodun Aminu.(2012). The Determinants of Customer Loyalty in Nigeria’s GSM Market. International Journal of Bussiness and Social Science Metode Kuantitatif/Survei Kepuasan Konsumen, Kualitas layanan, Harga, Image Perusahaan (X), Loyalitas (Y) Pada Industri jasa penerbangan, tidak terdapat hubungan yang dihipotesiskan antara harga dengan loyalitas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa harga tidak mempengaruhi loyalitas. Loyalitas konsumen akan meningkat apabila Fedex memberikan harga yang kompetitif dan jelas kepada konsumennya, sehingga dapat disimpulkan bahwa harga mempengaruhi loyalitas, demikian juga dengan kepuasan konsumen yang berpengaruh pada loyalitas konsumen, sedangkan faktor teknologi tidak mempunyai pengaruh pada loyalitas konsumen. Harga tidak berpengaruh pada loyalitas konsumen di pasar GSM Nigeria, hal ini banyak dipengaruhi oleh sedikitnya pilihan yang ada sehingga konsumen dihadapkan pada pilihan yang terbatas terutama pada harga, demikian pula kepuasan konsumen, kualitas layanan, dan image perusahaan yang tidak mempunyai pengaruh yang signifikan pada loyalitas konsumen. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 44 No (1) 9 Judul dan Peneliti (2) Nadia Hanum Amiruddin (2013).Price Service Quality.And Customer Loyalty : A Case of Air Asia. South East Asia Journal of Contemporary Bussiness Economics Bussiness and Law Metode (3) Metode Kuantitatif/Survei Variabel (4) Harga, Kualitas (X), Loyalitas (Y) 10 Kurniawan, Aditya Shendi. (2011). Pengaruh Trust in Brand Terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi pada Starbucks Coffee di Semarang). Skripsi Metode Kuantitatif/Survei Trust in Brand (X), Loyalitas Pelanggan (Y) 11 Li, M.-L. (2011). Impact of Marketing Strategy, Customer Perceived Value, Customer Satisfaction, Trust, and Commitment on Customer Loyalty. Ann Arbor, Lynn University. 3455302: 296. Metode Kuantitatif /Survei Analisis persepsi nilai pelanggan, kepuasan pelanggan, kepercayaan dan komitmen (X) terhadap loyalitas pelanggan (Y) http://digilib.mercubuana.ac.id/ Hasil Penelitian (5) Diantara kualitas layanan dan harga, faktor hargalah yang paling mempengaruhi loyalitas konsumen dari Air Asia, bila harga yang ditetapkan rendah, maka konsumen akan semakin loyal, sedangkan kualitas layanan meskipun mempunyai pengaruh pada loyalitas, tetapi tidak sekuat pengaruh dari harga pada loyalitas. Seluruh variabel baik merek itu sendiri (brand characteristic), perusahaan pembuat merek (company characteristic) dan konsumen (consumer brand characteristic) berpengaruh positif dan signifikan terhadap brand loyalty, sedangkan untuk penelitian masing-masing variabel bebas, juga terhadap pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel brand loyalty pelanggan Starbuck Coffee di Semarang. Hasil analisis menggunakan PASW Statistik 18. Dari keempat hipotesis ditemukan bahwa kepercayaan, komitmen, price deal dan perceive quality signifikan dan positif mempengaruhi loyalitas pelanggan, komunikasi w-o-m, sensitivitas harga, dan purchase intention. Ditemukan juga intensitas distribusi memiliki hubungan yang positif sementara periklanan memiliki 45 No (1) Judul dan Peneliti (2) Metode (3) Variabel (4) 12 Po-Hung Lin (2013).Shopping Motivations On The Internet: An Empirical Study of Trust , Satisfaction, and Loyalty. Internation Journal of Electronic Bussiness Management. Metode Kuantitaif/Survei Analisis Motivasi berbelanja di Internet 13 Nicole Koshatche Fishcer (2011). Brand Trust : Scale Development and Validation. Metode Kuantitatif/Survei Analisis Konsep Brand Trust dengan 14 Rezah Pahlevi, Rina Suthia Hayu (2014). Pengaruh Kepuasan, Kepercayaan, dan Harga Terhadap Loyalitas Konsumen pada Green Product (Lampu Hemat Energi). Metode Kuantitatif/Survei Kepuasan (X1), Kepercayaan (X2), Harga (X3), Loyalitas Konsumen (Y) http://digilib.mercubuana.ac.id/ Hasil Penelitian (5) hubungan negatif dengan komunikasi w-o-m. Hasil menggunakan SEM diketahui bahwa setiap variabel memiliki hubungan positif diantara kepercayaan, kepuasan, loyalitas. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa kepercayaan merek berbeda dari konsepkonsep merek yang terkait erat, seperti brand attitude, brand affect, brand attachment, dan brand love. Secara parsial, koefisien t hitung pada variabel kepuasan memberikan nilai signifikan lebih besar dari 0,05 yang menunjukan variabel kepuasan secara parsial tidak berpengaruh terhadap loyalitas konsumen, sedangkan untuk variabel kepercayaan dan harga berpengaruh terhadap loyalitas konsumen produk lampu hemat energi. Dari hasil perhitungan uji F yang menguji pengaruh secara bersama-sama dapat mengindikasikan bahwa Kepuasan, Kepercayaan, Harga dan Loyalitas secara simultan mempunyai pengaruh positif terhadap loyalitas konsumen. 46 B. Rerangka Pemikiran Harga (X1) 1 2 Loyalitas Pelanggan (Y) Promosi (X2) 3 Trust In Brand (X3) 4 Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran Rerangka Pemikiran Harga, Promosi, dan Trust in Brand Terhadap Loyalitas Pelanggan Sumber : Hasil dari interpretasi peneliti http://digilib.mercubuana.ac.id/ 47 C. Hipotesis Hypothesis atau hipotesis (H) adalah suatu pernyataan yang kedudukannya belum terbukti atau preposisi mengenai sebuah faktor atau fenomena yang menjadi minat peneliti. Hipotesis merupakan anggapan sementara yang perlu diuji kebenarannya (Sopiah, 2010). Adapun hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Ha1 : Diduga Terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel harga, promosi, dan trust in brand secara bersama-sama. Ha2 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel harga terhadap loyalitas pelanggan. Ha3 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel promosi terhadap loyalitas pelanggan. Ha4 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel trust in brand terhadap loyalitas pelanggan. http://digilib.mercubuana.ac.id/