w-31(4)09-draft-pasca lebaran-1

advertisement
Dapat pula dibuat tempat penampungan air untuk penyiraman.
Penyiraman stum harus dilakukan
secara teratur. Untuk mengurangi
penguapan, bekas potongan stum
dioles dengan lilin lalu ditutup plastik atau aluminum foil. Permukaan
tanah di sekitar tegakan stum diberi
mulsa.
Prospektif Dikembangkan
Pengalaman menanam stum OMT
pada puncak musim kemarau menunjukkan, pertumbuhan tanaman
yang langsung ditanam di lapang
lebih cepat dibanding di polibeg.
Makin rendah kadar air tanah dalam polibag, tinggi tanaman maupun diameter batang makin tertekan. Penurunan kadar air tanah
akan mempengaruhi penyerapan
air tanah dan unsur hara oleh akar
serta pertumbuhan tanaman. Dengan demikian, menanam bibit
karet dalam bentuk stum pada
musim kemarau dapat dilakukan
sepanjang persediaan air mencukupi kebutuhan tanaman. Perakaran stum menentukan per-
tumbuhan tanaman dan ketahanannya terhadap kekeringan.
Pada tanaman karet, daun
tumbuh secara bertahap dan setiap
pertumbuhannya meninggalkan
bekas tangkai daun dan membentuk nodus. Setiap karangan daun
disebut payung daun. Payung daun
dibentuk sejalan dengan bertambahnya umur tanaman. Pembentukan setiap payung daun memerlukan waktu 2-3 bulan. Pertumbuhan payung daun mengikuti
tinggi tanaman. Bila lahan disiapkan dengan baik dan diberi pupuk
kandang maka pertumbuhan tanaman akan lebih baik. Bila perakaran telah berkembang maka
pertumbuhan daun atau tunas makin cepat. Jumlah payung, luas daun, bentuk daun, dan kedudukan
daun merupakan ciri morfologis
setiap klon.
Kemarau panjang tidak mempengaruhi pertumbuhan payung
daun. Pada tanaman yang tumbuh
normal, pertumbuhan daun juga
sempurna. Dengan demikian,
tanaman karet yang tetap hidup
telah melampaui masa kritis pada
saat kemarau panjang.
Senjata Ampuh untuk Mengendalikan
Lalat Buah
Serangan lalat buah (Bactrocera dorsalis) mengakibatkan kerugian yang
besar, bahkan menjadi penghambat perdagangan antarnegara. Salah
satu cara mengendalikan lalat buah adalah menggunakan perangkap
dengan metil eugenol (ME). Namun, harga ME di pasaran tergolong
mahal sehingga petani enggan menggunakannya. Balai Penelitian
Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro) telah menghasilkan ME
yang ampuh dan murah.
L
alat buah merupakan hama yang
sangat merepotkan karena
buah yang terserang menjadi rontok atau busuk. Lalat buah juga
menjadi penghambat perdagangan
(trade barrier) antarnegara, karena
sering dijadikan alasan untuk menolak suatu komoditas buah-buahan
dari suatu negara oleh negara lain
8
untuk mencegah masuknya lalat
buah.
Jenis lalat buah di Indonesia
cukup banyak, namun yang paling
merugikan adalah genus Bactrocera, terutama Bactrocera dorsalis
kompleks. Lalat buah jenis ini
mempunyai tanaman inang yang
beragam, seperti jambu biji, jambu
Membangun kebun entres pada musim kemarau dapat dilakukan bila didukung pemeliharaan
yang intensif, terutama penyiraman. Pertumbuhan tinggi tanaman,
lilit batang, dan jumlah payung tidak terpengaruh oleh kekeringan.
Bila perlu, tanaman disemprot
pupuk daun.
Penanaman yang dipersiapkan
dengan teliti akan meningkatkan
ketahanan tanaman terhadap kekeringan. Lubang tanam disiapkan
lebih awal, diberi pupuk kandang,
tersedia tempat penampungan air,
air tersedia dan cukup untuk penyiraman, dan menggunakan mulsa
untuk mengurangi penguapan air
tanah (Indyah Sulistya Indraty).
Informasi lebih lanjut hubungi:
Balai Penelitian Getas
Jalan Patimura km 6,
Kotak Pos 804
Salatiga 50702
Telepon : (0298) 322504
Faksimile : (0298) 323075
E-mail
: rubbergetas@indo.
net.id
air, belimbing, mangga, pepaya,
apel, nangka, cabai merah, dan
tomat. Disebut kompleks karena
dalam genus ini banyak spesies
yang mirip (sibling), sehingga sulit
dibedakan oleh masyarakat awam,
seperti B. papayae dan B. carambolae.
Pengendalian lalat buah jenis B.
dorsalis di negara maju banyak
caranya, mulai dari penggunaan
serangga mandul, umpan beracun,
insektisida sintetis, perangkap
dengan metil eugenol (ME), hingga
sanitasi kebun. Pada umumnya
pengendalian dilakukan secara serempak pada areal yang luas, sehingga tidak ada lagi daerah yang
akan menjadi sumber penularan
lalat buah. Di Indonesia, pengendalian lalat buah umumnya menggunakan perangkap ME, karena
lalat buah jenis B. dorsalis mudah
ditangkap dengan senyawa ter-
Belatung lalat buah pada jambu biji.
sebut. Namun, cara pengendalian
tersebut masih dilakukan secara
parsial sehingga daerah yang tidak
dikendalikan akan menjadi sumber
penularan bagi daerah lainnya. Oleh
karena itu, populasi lalat buah di
Indonesia tetap tinggi. Salah satu
alasan petani enggan menggunakan perangkap ME adalah harganya mahal. Satu botol kecil ME
volume 5 ml harganya berkisar antara Rp6.000-Rp10.000, atau
Rp1,2- Rp2,0 juta per liter.
Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu dicari ME yang murah
dan mudah diperoleh petani. Balai
Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (Balittro) berhasil membuat
ME dari tanaman aromatik. Selain
Metil eugenol Balittro untuk
mengendalikan lalat buah.
murah dan mudah diaplikasikan
petani, ME yang dihasilkan Balittro
lebih unggul dari segi proses membuatnya. ME Balittro diperoleh
secara langsung dengan menyuling
(destilasi) bahan tanaman aromatik
dan menghasilkan ME 80-90%. ME
komersial didapat melalui dua
tahap, yaitu memperoleh eugenol
terlebih dahulu lalu dilakukan proses
metilasi untuk menghasilkan ME.
Mungkin karena proses yang lebih
panjang inilah harga ME komersial
lebih mahal dibanding ME Balittro.
Harga ME Balittro hanya Rp400
ribu/liter, jauh lebih murah dibandingkan dengan ME komersial yang
berkisar antara Rp1,2-Rp2,0 juta
per liter. Dari segi efektivitas, pene-
Lalat buah pada perangkap ME.
litian di lapangan menunjukkan bahwa ME Balittro memberikan hasil
yang setara dengan ME komersial.
Bahkan pada beberapa kasus,
efektivitasnya lebih baik daripada
ME komersial (Agus Kardinan).
Untuk informasi lebih lanjut
hubungi:
Balai Penelitian Tanaman Obat
dan Aromatik
Jalan Tentara Pelajar No. 3
Bogor 16111
Telepon : (0251) 8321879
Faksimile: (0251) 8327010
E-mail : [email protected]
Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol. 31, No. 4 2009
Kemitraan dalam Manajemen Rantai
Pasok Pisang Mas Kirana
Kabupaten Lumajang ditetapkan sebagai daerah pengembangan pisang
mas Kirana di Jawa Timur pada tahun 2005. Sejak itu, minat petani
untuk mengembangkan pisang yang terkenal manis ini meluas. Pihak
swasta pun menjalin kemitraan dengan petani sehingga lebih
memberikan manfaat ekonomi dan sosial, selain meningkatkan
kemampuan petani dalam menanam pisang mas Kirana.
P
isang merupakan salah satu
komoditas hortikultura unggulan di Indonesia, terutama Jawa
Timur. Sentra produksi dan pe-
ngembangan pisang di provinsi ini
adalah Kabupaten Lumajang. Sejak
ditetapkan sebagai daerah pengembangan pisang mas Kirana pada
tahun 2005, pemerintah setempat
melakukan berbagai upaya pengembangan melalui ekstensifikasi
dan intensifikasi. Lahan yang tersedia luas serta kondisi lingkungan
yang sesuai menjadi salah satu
alasan untuk memperluas pengembangan pisang mas Kirana.
Sebelum tahun 2005, petani di
Lumajang hanya menanam pisang
di pekarangan atau kebun dengan
pengelolaan kurang intensif. Namun
sejak dilepas Menteri Pertanian
sebagai tanaman hortikultura unggulan Jawa Timur, pisang mas
Kirana dikembangkan secara intensif dan ekstensif. Untuk memasarkan hasilnya, petani menjalin
9
Download