PENDAHULUAN Latar Belakang Enterobacter sakazakii (E.sakazakii) merupakan bakteri patogen yang dilaporkan menyebabkan beberapa kasus kematian serta penyakit pada bayi-bayi yang lahir prematur dalam kurun waktu 20 tahun terakhir. Beberapa laporan mengidentifikasikan bahwa susu formula dan makanan bayi merupakan sumber infeksi dan sarana penularan E.sakazakii. E.sakazakii bersifat berbahaya pada bayi yang baru lahir (neonatal) dengan status kesehatan yang rendah, termasuk di dalamnya bayi baru lahir berusia 28 hari, bayi prematur, bayi yang berbobot lahir rendah, bayi yang secara spesifik mengalami immuno-compromised, serta bayi dari ibu yang terinfeksi HIV. Review kasus antara tahun 1961 hingga 2003 menemukan bahwa 25 kasus (52 persen) terjadi pada bayi yang berbobot rendah yang mengkonsumsi susu formula (Anonim, 2004). E.sakazakii merupakan mikroorganisme vegetatif yang termasuk dalam famili Enterobacteriaceae, merupakan patogen oportunistik yang banyak ditemukan di lingkungan. Selama beberapa tahun data yang dipublikasikan hanyalah isolasi E.sakazakii pada kasus bayi baru lahir yang mengalami meningitis atau necroitizing enterocolitis yang berkaitan dengan konsumsi susu bubuk formula (van Acker et al. 2001). Pada beberapa kasus dilaporkan bahwa organisme ini diisolasi dari peralatan-peralatan seperti pengaduk yang digunakan pada botol-botol susu. Meskipun dalam beberapa kasus E.sakazakii tidak dapat diisolasi dari makanan bayi / susu formula, namun hubungan kausal atau penyebabnya telah diasumsikan. Publikasi terakhir menunjukkan bahwa mikroorganisme ini dapat ditemukan pada berbagai jenis makanan, air, dan lingkungan, termasuk rumah dan rumah sakit. E.sakazakii juga dilaporkan diisolasi di rumah sakit dari sampel klinis orang dewasa. Sebagai bakteri yang dapat menyebar luas, E.sakazakii dapat ditemukan pada lingkungan pengolahan makanan bayi dan ini yang biasanya menjadi sumber dari keberadaan mikroba ini pada bubuk makanan bayi (Kandhai et al. 2004). Secara umum, level yang sangat rendah dari E.sakazakii ini pada makanan dan susu formula untuk bayi, atau kontaminasi selama persiapan peralatan dianggap tidak berbahaya, namun jika 1 pertumbuhan E.sakazakii ini dibiarkan selama penanganan serta penyimpanan yang tidak layak dapat menjadikannya tumbuh semakin banyak dan membahayakan. (Anonim, 2004). Angka mortalitas dari kejadian infeksi oleh E.sakazakii ini tinggi yaitu bervariasi antara 10 hingga 80% (van Acker et al. 2001, Lai et al. 2001). Pasien biasanya meninggal atau jika sembuh akan mengalami sequele pada otak yang menyebabkan hydrocephalus, quadriplegia, dan keterbelakangan dalam perkembangan mental. Identifikasi Masalah Keberadaan E.sakazakii dalam produk pangan di Indonesia pertama kali dilaporkan oleh Estuningsih et al. (2006) yang melakukan penelitian terhadap 74 kemasan makanan bayi. E.sakazakii berhasil diisolasi dari 10 kemasan makanan bayi yang berasal dari 2 manufaktur. Data mengenai patogenisitas isolat tersebut serta karakteristiknya dalam bahan pangan khususnya susu formula dan makanan bayi juga belum tersedia. Oleh karena itu perlu diketahui keberadaan E.sakazakii dalam susu formula dan makanan bayi, serta pengaruh suhu rekonstitusi pada isolat lokal E.sakazakii yang berguna dalam manajemen resiko bakteri ini. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mendapatkan isolat E.sakazakii dari produk susu formula dan makanan bayi yang beredar di pasaran, terutama yang diperuntukkan untuk bayi berusia 6 bulan ke bawah (untuk susu formula) atau tahap 1 (untuk makanan bayi). 2. Melakukan karakterisasi sifat genotip E.sakazakii yang diperoleh dengan menggunakan isolat yang diperoleh sebelumnya oleh Estuningsih (2006) dan isolat ATCC E.sakazakii sebagai pembanding. 3. Mengkarakterisasi sifat ketahanan (survival) isolat dalam susu setelah direkonstitusi. 2