BAB I PENDAHULUAN

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber
dari alat-alat proses produksi dan/atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu
dapat menimbulkan gangguan pendengaran.(Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Nomor Per.13/Men/X/2011 Tahun 2011).
Kebisingan mempengaruhi pendengaran yaitu organ Corti di koklea
terutama sel-sel rambut. Daerah yang pertama terkena adalah sel-sel rambut luar
yang menunjukkan adanya degenerasi yang meningkat sesuai dengan intensitas
dan lama paparan. Stereosilia pada sel-sel rambut luar menjadi kurang kaku
sehingga mengurangi respon terhadap stimulasi. Dengan bertambahnya intensitas
dan durasi paparan akan dijumpai lebih banyak kerusakan seperti hilangnya
stereosilia. Daerah yang pertama kali terkena adalah daerah basal. Dengan
hilangnya stereosilia, sel-sel rambut mati dan digantikan oleh jaringan parut.
Semakin tinggi intensitas paparan bunyi, sel-sel rambut dalam dan sel-sel
penunjang juga rusak. Dengan semakin luasnya kerusakan pada sel-sel rambut,
dapat timbul degenerasi pada saraf yang juga dapat dijumpai di nukleus
pendengaran pada batang otak. Dengan terus-menerus terpapar kebisingan maka
akan mengakibatkan ketulian (Dobie, 2011).
Soemirat (2011), mengatakan bahwa bising adalah campuran dari berbagai
suara yang tidak dikehendaki ataupun yang merusak kesehatan. Suara bising
adalah suatu hal yang dihindari oleh siapa pun, lebih-lebih dalam melaksanakan
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
suatu pekerjaan, karena konsentrasi pekerja akan dapat terganggu sehingga maka
pekerjaan yang dilakukan akan banyak timbul kesalahan ataupun kerusakan
sehingga akan menimbulkan kerugian (Anizar, 2012).
Nilai ambang batas kebisingan (NAB) berdasarkan waktu yang telah di
tetapkan yaitu 1 sampai 8 jam perhari untuk intensitas kebisingan antara 85 dB
dan 94 dB. Pada satuan menit, waktu yang telah ditetapkan adalah 0,94 sampai 30
menit perhari untuk intensitas kebisingan antara 97 dB sampai 112 dB. Sedangkan
dalam satuan detik, waktu yang telah ditetapkan adalah 0,11 sampai 28,12 detik
perhari
untuk
intensitas
kebisingan
antara
115dB
sampai
139dB
(PER.13/MEN/X/2011).
Pada februari 2015, WHO menyatakan bahwa sekitar 1,1 miliar anakanak remaja dan orang dewasa muda berisiko mengalami gangguan pendengaran
karena tidak amannya penggunaan perangkat audio pribadi, termasuk penggunaan
handphone, dan terpapar tingkat suara bising yang merusak seperti di tempat
hiburan yang bising, contoh : klub malam, bar dan acara olahraga, menurut WHO.
Gangguan pendengaran berpotensi menimbulkan konsekuensi buruk bagi
kesehatan, pendidikan dan pekerjaan fisik dan mental.
Data dari penelitian di negara-negara berpenghasilan menengah dan tinggi
yang dianalisis oleh WHO menunjukkan bahwa di kalangan remaja dan dewasa
muda berusia 12-35 tahun, hampir 50% terkena tingkat suara yang tidak aman dari
penggunaan perangkat audio pribadi. dan sekitar 40% terjadi penurunan tingkat
pendengaran akbiat dari suara bising tempat hiburan malam. Tingkat kebisingan
yang tidak aman di misalkan : terpapar lebih dari 85 desibel (dB) selama delapan
jam atau 100dB selama 15 menit.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
Di Amerika lebih dari 35 juta jiwa pada usia 18 tahun ke atas
mengalami gangguan pendengaran dan semakin parah dengan bertambah usianya
(Hyeong, 2011). Penelitian yang dilakukan di India menyatakan dari 50 pekerja
yang terpajan kebisingan, terdapat 80% pekerja mengalami kehilangan
pendengaran pada frekuensi kurang dari 4000 Hz (speech frequency) dan 90 %
pekerja pada frekuensi 4000 Hz (Tekriwal, 2011).
Berdasarkan data RISKESDAS (Riset Kesehatan Dasar) 2013 Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia, pada usa ≥ 5 tahun didapatkan prevalensi
gangguan pendengaran usia 5 – 14 tahun dan 15 – 24 tahun mengalami gangguan
pendengaran masing – masing 0,8% serta prevalensi ketulian pada usia yang sama
yaitu masing –masing 0,04%. Berdasarkan provinsi, prevalensi gangguan
pendengaran tertinggi terdapat di Nusa Tenggara Timur (3,7%), Sulawesi utara
(2,4%) dan terendah di Banten (1,6%).
Dunia industri merupakan salah satu penyumbang kebisingan terbesar jika
dibandingkan dengan beberapa sumber kebisingan lainnya. Hal ini mengakibatkan
banyaknya kasus gangguan pendengaran akibat bising di kawasan perindustrian.
PT ABC adalah salah satu industri yang bekerja di industri pertambangan.
Unit kerja yang dilakukan oleh PT ABC berisiko menghasilkan kebisingan
melalui proses kerja yang dilakukan dan mesin-mesin yang digunakan. Risiko
kebisingan dapat berdampak pada gangguan pendengaran pekerja jika melebihi
NAB yang telah ditentukan dan mempengaruhi produktivitas pekerja. Penurunan
pendengaran di dapati daru dua factor, yaitu factor internal (Usia pekerja) dan
factor eksternal (suara bising dari mesin di lokasi kerja)
Parameter terkait tingkat kebisingan dan waktu yang diizinkan untuk
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
beberapa tingkat bising antara lain 85 dB untuk waktu pemajana 8 jam, 88 dB
untuk waktu pemajanan 4 jam, 91 dB untuk waktu pemajanan 2 jam dan 94 dB
untuk waktu pemajanan 1 jam. Akan tetapi pekerja yang bekerja di department
solution terpapar bising di atas 85db dalam pemajangan lebih dari batas ambang
kebisingan yaitu 8 jam.
Kami bekerja di barge sea hevan 6. Ada beberapa tempat yang
terindikasi memiliki nilai bising di atas abang batas 85db untuk bekerja di
atas 8 jam, yaitu powerpack, HT-400 pump dan weldden pump.
Pekerja yang berada di departemen production solution PT ABC rata-rata
bekerja lebih 12 jam dalam sehari. Sementara nilai ambang kebisingan
dibeberapa
lokasi
kerja telah
melebihi
batas. Dan pekerja mengeluhkan
suara bising karena bisa menurunkan fungsi pendengaran telinga dan
mengganggu ketenangan bekerja. Dan kebisingan juga menurut pekerja di area
tersebut bisa menimbulkan kesalahan komunikasi bahkan kebisingan bisa
menjadikan salah satu sebab target bekerja tidak tercapai karena kurangnya atau
cepat menurunya konsentrasi. Oleh
karena
itu perlu di lakukan penelitian
apakah ada hubungan antara usia dan suara bising terhadap produktifitas kerja dan
pada tingkat kebisingan berapakah pekerja dari semua kalangan usia dapat bekerja
dengan baik sehingga output yang di hasilkan akan mencapai produktivitas kerja
yang optimal.
1.2 Rumusan Masalah
Pekerja PT ABC khususnya di department production solution rata-rata
bekerja 12 jam sehari. Sementara berdasarkan Peraturan Kementrian Tenaga
Kerja dan Transmigrasi NO.PER.13/MEN/X/2011 dengan tingkat kebisingan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
lebih dari 85 dB hanya diperbolehkan bekerja selama 8 jam.
Perumusan masalah yang timbul berdasarkan uraian di atas adalah sebagai
berikut :
1. Waktu yang diperlukan dalam mengoperasikan Control Cabin.
2. Pada tingkat kebisingan berapakah operator dapat menghasilkan
output kerja yang optimal.
3. Berapa jumlah pemasangan CT packer yang bisa di lakukan oleh
pekerja dengan tiap tiap tingkatan kebisingan.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Menentukan waktu yang diperlukan dalam mengoperasikan Control Cabin.
2. Mengetahui nilai minimum dan maksimum tingkat kebisingan dari suara
unit di lokasi kerja.
3. Menentukan tingkat kebisingan operator yang dapat menghasilkan output
kerja yang optimal.
4. Mengetahui nilai korelasi antara faktor internal (Usia) dan faktor eksternal
(Suara bising) terhadap produktifitas kerja di PT. ABC.
1.4 Batasan Masalah
Dalam melakukan penelitian ini di berikan batasan batasan agar masalah yang di
bahas tidak terlalu luas. Untuk menghindari pembiasan masalah dan penelitian
yang di lakukan maka permasalahan hanya di batasi sebagai berikut :
1. Penelitian di lakukan di department production solution dan hanya di
lakukan pada operator Control Cabin.
2. Hanya membahas tentang uji korelasi suara bising dan usia pekerja
terhadap produktifitas kerja.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
3. Tingkat kepercayaan yang di ambil sebesar 95%.
4. Studi waktu di asumsikan operator sudah pernah mengopersikan
controlcabin dan memiliki kemampuan rata rata.
5. Penelitian di lakukan di area kerja barge sea hevan-6 blok Mahakam.
6. Dari banyak aspek yang mempengaruhi penurunan produktifitas kerja,
baik itu teknikal maupun non teknikal, penelitian ini hanya di lihat dari
aspek usia dan suara bising saja.
7. Penelitian di lakukan hanya pada tahap pemasangan CT packer
menggunakan alat control cabin.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan digunakan agar dalam penyusunannya dapat
tersaji secara sistematis, maka dilakukan penyusunan sistematika penulisan
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan Latab Belakang, Tujuan Penelitian, Perumusan
Masalah, Batasan Masalah, dan Sistematika Penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan teori-teori mengenai konsep dan prinsip prinsip
dasar yang di perlukan untuk memecahkan dan metode yang
digunakan didapatkan dari buku-buku literatur serta sumbersumber terpercaya lainnya.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
Bab ini menjelaskan jenis dan variabelisasi data, metoda
pengambilan data, metoda pengolahan data, metoda analisis data
dan langkah-langkah penelitian.
BAB IV DATA DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini berisikan data yang telah dikumpulkan sesuai dengan data
yang menunjang dalam penelitian ini. Dan pengolahan data data
tersebut diambil dan di lakukan pendekatan pendekatan yang sesuai
dengan metode yang di gunakan.
BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang pembahasan serta analisa terhadap hasil yang
di dapat.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan akhir yang merupakan Jawaban dari
tujuan penelitian beserta saran sebagai masukan yang bersifat
membangun dan agar dapat lebih baik lagi pada penelitian
selanjutnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download