efektivitas brain gym dalam meningkatkan kecakapan matematika

advertisement
EFEKTIVITAS BRAIN GYM DALAM MENINGKATKAN KECAKAPAN
MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR
Evelin Adriani dan Setiyo Purwanto
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Abstract
One of factors that affect mathematical skill is physical factor. The lesson will be easier to understand
when using the whole brain. One of exercises which can be used to help understanding the lesson is
brain gym. Brain gym gives positive effect in improving memories, mathematical skill, attention,
awareness, and brain functions in planning, response, and decision making. This research aim was to
investigate the effectivity of brain gym on improving mathematical skill. The result of the research
showed that brain gym was very effective on improving mathematical skill in calculating operations.
Keywords : brain gym, skill, mathematical.
PENDAHULUAN
Belajar
siswa yang secara nyata mengalami
adalah
suatu
proses
kesulitan dalam tugas-tugas akademik
yang dilakukan secara rutin yang
khusus
ditandai dengan adanya perubahan
disebabkan
pada diri seseorang yang semakin hari
neurologis, proses psikologis maupun
semakin baik, bukan semakin buruk.
sebab-sebab
Menurut Slametto (dalam Rizki, 2008)
belajar anak rendah dan beresiko tinggi
belajar dapat didefinisikan sebagai
tinggal kelas (Yusuf, 2003).
maupun
oleh
umum,
adanya
lain
baik
disfungsi
sehingga
prestasi
suatu proses usaha yang dilakukan
Seperti yang dikemukakan oleh
seseorang untuk memperoleh suatu
Noor (2008) kemampuan membaca,
perubahan tingkah laku yang baru
menulis, dan berhitung di sekolah
secara
hasil
dasar (SD) akan mempengaruhi mutu
dalam
pendidikan pada tingkat pendidikan
keseluruhan
pengalamannya
sebagai
sendiri
interaksi dengan lingkungannya.
dasar (SD). Hal ini diyakini bahwa
Gangguan belajar merupakan
membaca,
menulis,
dan
berhitung
salah satu permasalahan yang banyak
merupakan
ditemui
pendidikan.
menumbuhkan kemampuan berpikir
menyangkut
logis,
dalam
Gangguan
belajar
ketidakmampuan
menyelesaikan
dunia
siswa
untuk
tugas-tugas
dasar
sistematis,
dan
untuk
keterampilan
merefleksikan pikiran dan ide siswa.
Menurut
Djojonegoro
(2009)
akademiknya secara cepat.. Siswa yang
bahwa hasil belajar matematika masih
mengalami gangguan belajar adalah
jauh dari yang diharapkan. Pernyataan
Efektifitas Brain Gym Dalam Meningkatkan Kecakapan…(Evelin A, dkk)
125
tersebut didukung oleh kenyataan di
mengaktifkan sensasi dalam tubuh
lapangan yang menunjukkan bahwa
perlu keadaan yang rileks dan suasana
prestasi belajar matematika murid
yang menyenangkan, karena dalam
SDN 227 Larompong masih rendah
keadaan tegang, seseorang tidak akan
jika dibanding dengan mata pelajaran
dapat menggunakan otaknya dengan
lain. Menurut Mulyono (2009) banyak
maksimal
anak
kosong (Denisson, 2008).
yang
masih
menganggap
karena
pikiran
menjadi
matematika sebagai suatu kegiatan
Mengingat pentingnya pelajaran
yang cukup sulit. Dalam hal ini
matematika dan banyaknya siswa yang
matematika merupakan salah satu
mengalami
mata pelajaran yang harus ditempuh
matematika, maka tidak ada salahnya
setiap anak.
jika orangtua ataupun guru mulai
Kesulitan belajar matematika
kesulitan
belajar
mengajari anak belajar matematika
belajar
sedini mungkin. Penanaman konsep
terbanyak disamping membaca dan
dasar matematika memang sebaiknya
menulis.
keterampilan
dilakukan sejak usia dini, mengingat
matematika merupakan sarana yang
banyak anak berkesulitan berhitung
sangat
penting
bidang
studi
sebagai
sarana
merupakan
jenis
kesulitan
Padahal,
mengatasi
untuk
menguasai
akibat
lainnya
disamping
mempelajari
komunikasi
berbagai
untuk
masalah
kehidupan sehari-hari (Yusuf, 2003).
kekurangsiapan
matematika
untuk
mata
.
mengemukakan
pelajaran
Santrock
bahwa
(2004)
usia
dini
dikenal sebagai “usia emas” dalam
Fenomena ini juga melibatkan
proses perkembangan anak. Saat-saat
perasaan kita, seperti perasaan yang
keemasan ini tidak akan pernah terjadi
muncul selama belajar. Kecakapan
dua kali, oleh karena itu dimasa inilah
matematika yaitu kemampuan anak
anak sebaiknya memperoleh stimulasi
belajar
yang tepat,
menggunakan
penalaran
yang
Ada tiga macam cara belajar
diperoleh sebagai akibat logis dari
yaitu VISUAL (belajar dengan cara
kebenaran
sebelumnya
melihat),
keterkaitan
antar
deduktif
dengan
konsep
konsep
sehingga
dalam
dengan
AUDIOTORIAL
cara
(belajar
mendengar),
matematika bersifat sangat kuat dan
KINESTETIK
jelas. Kecakapan adalah kemampuan
bergerak, bekerja dan menyentuh).
atau kepandaian dalam melakukan
Anak adalah seorang siswa yang aktif.
sesuatu pekerjaan dalam hal ini pandai
Mereka membutuhkan gerak untuk
dalam
belajar. Dalam proses belajar, bergerak
126
matematika.
Untuk
(belajar
dengan
dan
cara
Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, VOL. 2, NO. 2, DESEMBER 2009 Hal 125-130
ketelitian
Brain
Penelitian
serangkaian
latihan
gerak
Beighle, (2008) menyatakan bahwa
sederhana
untuk
memudahkan
78%
kegiatan
dengan
keterampilan,
disertai
rasa
gembira.
anak
laki-laki
perempuan
dan
menghabiskan
63%
waktu
istirahat mereka dalam aktivitas fisik.
Salah satu cara belajar yang
gym
belajar
adalah
dan
suatu
yang
penyesuaian
dengan tuntutan sehari-hari. Brain gym
membuka bagian-bagian otak yang
sebelumnya tertutup atau terhambat
efektif adalah belajar melalui gerakan,
sehingga
yang sering disebut dengan istilah
berlangsung
kinestetik yaitu belajar dengan cara
otak atau whole brain (Ayinosa, 2009).
bergerak,
bekerja
Gerakan
Seperti
yang
dan
menyentuh.
tertuang
dalam
kegiatan
belajar/bekerja
menggunakan
Brain
menstimulasi
gym
seluruh
dibuat
(Dimensi
untuk
lateralitas),
Educational Kinesiology (Edu-K), yaitu
meringankan (Dimensi Pemfokusan),
studi
atau merelaksasi (Dimensi Pemusatan)
tentang
kaitannya
dengan
integrasi otak dan penerapan gerakan
siswa
untuk
pembelajaran
belajar tertentu, sehingga brain gym
keterampilan
dapat
proses
sebagaimana
pada
yang
terlibat
dijadikan
solusi
untuk
menangani
hubungan
kesulitan dalam belajar matematika.
dan
metode
mengalami
Olahraga dan latihan pada Brain
kreativitas (Hyatt et al, 2007).
Pemilihan
yang
situasi
intelektual dan atletis, komunikasi,
interpersonal
siswa
dalam
berhitung
gym
dapat
memberikan
pengaruh
yang tepat bisa menjadi solusi terbaik
positif pada peningkatan daya ingat,
bagi
kecakapan
orangtua
dan
guru
dalam
matematika,
atensi,
mengajarkan matematika pada anak,
kewaspadaan dan kemampuan fungsi
sehingga
terhadap
otak untuk melakukan perencaaan,
materi pelajaran matematika. Salah
respon dan membuat keputusan. Brain
satunya dengan menawarkan suatu
gym
alat bantu pembelajaran. Brain gym
kemampuan
(senam otak) menjadi suatu alat bantu
umur. Gerakan-gerakan dalam brain
pembelajaran
efektif.
gym digunakan oleh para murid di
Menurut Denisson (2008) brain gym
Educational Kinesiology Foundation,
bisa dilakukan untuk menyegarkan
California, USA untuk meningkatkan
fisik
kemampuan belajar mereka dengan
anak
dan
antusias
yang
pikiran
sangat
siswa
setelah
bisa
menjalani proses pembelajaran yang
menggunakan
membutuhkan konsentrasi tinggi yang
(Fanny, 2009).
juga
belajar
meningkatkan
tanpa
keseluruhan
batasan
otak
mengakibatkan kelelahan pada otak.
Efektifitas Brain Gym Dalam Meningkatkan Kecakapan…(Evelin A, dkk)
127
Penelitian
tentang
Prihastuti,
“Pengaruh
(2009)
Brain
Terhadap
Peningkatan
Berhitung
Siswa
Gym
statistik Non Parametrik Uji Mann
Whitney U Test.
Kecakapan
Sekolah
Dasar”
HASIL DAN PEMBAHASAN
adanya
Sebelum dilakukan analisis data
aktivitas belajar siswa
penelitian, terlebih dahulu dilakukan
dalam berhitung. Sehubungan dengan
uji kesetaraan skor pre-test pada kedua
hal
peneliti
kelompok. Hal ini dilakukan untuk
masalah
meyakinkan bahwa perubahan yang
antara
terjadi benar-benar karena pemberian
dengan
perlakuan, bukan karena perbedaan
menyatakan
bahwa
peningkatan
tersebut,
mengajukan
“Apakah
maka
rumusan
ada
pemberian
pengaruh
Brain
gym
peningkatan kecakapan matematika
skor
pada anak?”.
homogenitas levens test menunjukkan
Tujuan
adalah
dari
uji
kelompok yang homogen dengan nilai
subjek
memiliki
sebelum
diberi
(p
>
0,05)
makna
skor
tersebut
bahwa
kedua
Gym,
mengetahui
kelompok memiliki kondisi yang setara
kecakapan
matematika
sebelum menerima perlakuan.
Brain
sejauhmana
dari
sejauhmana
p=0,358
perlakuan
awal.
bahwa kedua kelompok merupakan
kecakapan matematika yang dimiliki
penelitian
sejak
ini
penelitian
mengetahui
subjek
yang dimiliki subjek penelitian setelah
Hasil
analisis
menggunakan
diberi perlakuan Brain Gym dan tanpa
teknik statistik Non Parametrik Uji
diberi
Mann-Whitney
perlakuan
mengetahui
Brain
Gym
Brain
Gym,
sejauhmana
dalam
dan
efektivitas
meningkatkan
U-Tes.
Angka-angka
yang digunakan untuk mengetahui
perubahan
tingkat
kecakapan
matematika diperoleh dari skor tes
kecakapan matematika pada anak.
operasi hitung bilangan sebelum dan
sesudah diberi pelatihan Brain Gym.
METODE PENELITIAN
ini
Hasil analisis menggunakan Mann-
adalah siswa-siswi kelas 4 SD Negeri
Whitney U-Tes diperoleh nilai U sebesar
Dawung Tengah No.191 yang berusia
105.500; p = 0.017 (p < 0.05). Dengan
10-11.
yang
demikian hasil ini menunjukkan ada
digunakan dalam penelitian ini yaitu
pengaruh yang sangat signifikan antara
dengan menggunakan tes
pelatihan
Subjek
dalam
penelitian
Pengumpulan
data
operasi
Brain
Gym
dalam
mengukur
meningkatkan kecakapan matematika.
Metode
Nilai rata-rata kecakapan matematika
analisis data yang digunakan yaitu
pada kelompok eksperimen = 24.64
hitung
bilangan
kecakapan
128
untuk
matematika.
Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, VOL. 2, NO. 2, DESEMBER 2009 Hal 125-130
Nilai rata-rata kecakapan matematika
SARAN
pada kelompok kontrol = 16.02.. Nilai
1. Bagi
Kepala
Sekolah,
yang
rata-rata ini dapat dinterpretasi bahwa
mempunyai
peranan
ada peningkatan atau selisih rata-rata
pengambil
keputusan
kecakapan matematika antara kedua
penentuan kebijakan diharapkan
kelompok.
dapat mengatur dan mengawasi
pelaksanaan
pada
dan
Gym ini
di
dalam kegiatan belajar mengajar.
KESIMPULAN
1. Tingkat
Brain
sebagai
kecakapan
subjek
matematika
sebelum
diberi
2. Bagi
Guru,
diharapkan
mengaplikasikan
dapat
kegiatan
Brain
kelompok
Gym saat belajar mengajar agar
eksperimen memiliki rerata yang
para siswa menjadi relaks dalam
termasuk dalam kategori tinggi (ME
kegiatan
= 38.89), sedangkan pada kelompok
meningkatkan
kontrol
akademik siswa.
perlakuan
pada
memiliki
rerata
yang
termasuk dalam kategori tinggi (ME
3. Bagi
dan
dapat
kemampuan
Ilmuwan
Psikologi,
diharapkan dapat mengembangkan
= 42.86).
2. Tingkat
subjek
belajar
kecakapan
setelah
pada
diberi
kelompok
matematika
penelitian mengenai Brain Gym
perlakuan
agar kegiatan ini dapat menjadi
eksperimen
alternatif
dalam
menunjukkan kenaikan rerata (ME
masalah
= 50) yang termasuk dalam kategori
khususnya
tinggi, sedangkan pada kelompok
peningkatan
kontrol yang tanpa diberi perlakuan
matematika pada anak saat belajar.
menunjukkan adanya penurunan
uraian
di
diartikan bahwa
menyatakan
dalam
Brain
atas
diterima.
pada
dapat
hipotesis yang
Gym
meningkatkan
matematika
dunia
pendidikan
untuk
masalah
kecakapan
4. Bagi Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah
rerata (ME = 42.86).
Dari
di
menghadapi
efektif
kecakapan
anak
bisa
diharapkan
Surakarta,
dapat
penelitian
mendukung
serupa
agar
pengaplikasian Brain Gym lebih
baik dari penelitian sebelumnya.
5. Bagi
peneliti
seyogyanya
selanjutnya.
mengendalikan
terlebih dahulu variabel-variabel
ekstra
yang
invaliditas
mempengaruhi
dalam
penelitian,
sehingga perubahan yang terjadi
Efektifitas Brain Gym Dalam Meningkatkan Kecakapan…(Evelin A, dkk)
129
(Y) benar-benar disebabkan karena
bukan dari faktor lain (variabel
perlakuan
lain).
atau
intervensi
(X)
DAFTAR PUSTAKA
Ayinosa. 2009. Brain Gym (Senam Otak). Diakses tanggal 15 Januari 2010. Diperoleh dari
http://book.store.co.id/2009
Beighle, A., et al. 2008. Children’s Physical Activity During Recess and Outside of School. The
Journal of School Health; Dec 2008; 76, 10; Academic Research Library pg. 516.
Dennison, PE. 2008. Brain Gym and Me. Jakarta : Gramedia.
Fanny, R. 2009. Brain Gym Tingkatkan Potensi Seseorang. Diakses tanggal 15 Januari 2010.
Diperoleh dari http://kiatsehat.com/2009.
Hyatt, JK., et al. 2007. Brain Gym: Building Stronger Brains or Wishful Thingking. Journal
Remedial and Special Education; Mar/Apr 2007; 28, 2; Academic Research Library pg.
117.
Maya, I. 2009. Usaha Peningkatan Kepercayaan Diri Siswa Mengerjakan Soal Matematika Melalui
Pembelajaran dengan Pendekatan Interaktif. Skripsi. (Tidak diterbitkan). Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMS: Surakarta
Mulyono, T. 2009. Ketika Anak Berbicara Tentang Pengalaman Ketidaksukaan belajar matematika.
Diakses pada tanggal 13 Maret 2010. http://rusgianto.blogspot.com/.../ketika-anakberbicara-tentang-pengalaman-ketidaksukaan-belajar-matematika.html
Noor, I. 2008. Model Membaca, Menulis, dan Berhitung di Sekolah Dasar. Diakses pada tanggal 13
Maret 2010. http://www.depdiknas.go.id/publikasi/balitbang/071/j71_06.pdf
Prihastuti. 2009. Pengaruh Brain Gym Terhadap Peningkatan Kecakapan Berhitung Siswa Sekolah
Dasar. Diakses dari http://lpm.uny.ac.id/downloadcenter/CPFebruari2009.pdf
pada tanggal 11 Maret 2010.
Rentschler, M. 2007. The Basics Of Educational Kinesiology. Journal of Behavioral Optometry,
vol.16/2007/number 4/page 95.
Rizki, D. 2008. Usaha Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Dengan Brain Gym Siswa
Tingkat SMP Konsep Operasi Hitung Bentuk Aljabar. Skripsi. (Tidak diterbitkan).
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UMS: Surakarta
Santrock, JW. 2004. Child Development. Mc Graw Hill: New York
Yusuf, S. 2003. Pendidikan bagi Anak dengan Problema Belajar. PT. Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri: Solo:
130
Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, VOL. 2, NO. 2, DESEMBER 2009 Hal 125-130
Download