BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah perbankan di

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia
Belanda. Pada masa itu De javasche Bank, NV didirikan di Batavia pada tanggal
24 Januari 1828 kemudian menyusul Nederlandsche Indische Escompto
Maatschappij, NV pada tahun 1918 sebagai pemegang monopoli pembelian hasil
bumi dalam negeri dan penjualan keluar negeri serta terdapat beberapa bank yang
memegang peranan penting di Hindia Belanda. Bank-bank yang ada antara lain
ialah De Javasce NV, De Post Poar Bank, Hulp en Spaar Bank, De
Algemenevolks Crediet Bank, Nederland Handles Maatscappi (NHM), Nationale
Handles Bank (NHB), De Escompto Bank NV, dan Nederlansche Indische
Handelsbank.
Kondisi dunia perbankan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan dari
waktu ke waktu. Perubahan ini selain di sebabkan oleh perkembangan internal
dunia perbankan, juga tidak lepas dari pengaruh perkembangan di luar dunia
perbankan, seperti sektor riil dalam perekonomian, politik, hukum, dan sosial.
Perkembangan
faktor-faktor
internal
dan
eksternal
perbankan
tersebut
menyebabkan kondisi perbankan di Indonesia secara umum dapat di kelompokkan
dalam empat periode.
Keempat periode itu adalah :
a. Kondisi perbankan di Indonesia sebelum serangkaian paket-paket deregulasi di
sektor riil dan moneter yang dimulai sejak 1990-an,
1
2
b. Kondisi perbankan di Indonesia setelah munculnya deregulasi sampai dengan
masa sebelum terjadinya krisis ekonomi pada akhir 1990-an,
c. Kondisi perbankan di Indonesia pada masa krisis ekonomi sejak akhir 1990-an,
d. Kondisi perbankan di Indonesia pada saat sekarang ini.
Kemajuan zaman dan perkembangan teknologi yang semakin canggih saat ini
cenderung mendorong tumbuhnya kegiatan perbankan. Hal ini memacu
masyarakat untuk mengetahui informasi mengenai dunia perbankan. Kegiatan
dunia perbankan ini tidak terlepas dari peranan pelaku bisnis didalamnya. Para
pelaku bisnis pun mulai membutuhkan informasi mengenai kondisi keuangan
suatu perbankan yakni melalui laporan pertanggung jawaban yang disebut dengan
laporan keuangan.
Menurut Rivai (2012:375) “Laporan keuangan adalah laporan periodik yang
disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang
status keuangan dari individu, asosiasi, atau organisasi bisnis”. Adapun informasi
yang tersaji dalam laporan keuangan antara lain: neraca dan laporan laba rugi
serta laporan perubahan modal, dimana neraca menggambarkan jumlah aktiva,
hutang dan modal dari suatu perusahaan pada waktu tertentu. Sedangkan laporan
laba rugi menggambarkan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan serta biaya
yang terjadi selama periode tertentu dan laporan perubahan modal menunjukan
sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal
perusahaan.
Analisis laporan keuangan yang meliputi perhitungan dan interprestasi rasio
keuangan digunakan untuk memahami laporan keuangan tersebut. Analisis
3
dengan rasio akan memberikan hasil yang terbaik, jika digunakan dalam
kombinasi untuk menunjukan suatu perubahan kondisi keuangan atau kinerja
operasional pada periode tertentu.
Interpretasi laporan keuangan tersebut dapat dilakukan dengan membuat rasio
analisis laporan keuangan. Menurut Munawir (2004:37) “Analisis rasio keuangan
adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan pos-pos tertentu dalam
neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan
tersebut”. Tujuannya adalah memberikan gambaran kelamahan dan kemampuan
finansial perusahaan dari tahun ke tahun.
Tabel 1.1
Kodisi PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk
(Periode 2010 – 2014)
Tahun Total aset
Aset tetap
Total kewajiban
2010
Rp 404.285.602 Rp 5.405.013
Rp 367.612.492
2011
Rp 469.899.284 Rp 5.990.344
Rp 420.078.955
2012
Rp 551.336.790 Rp 7.218.807
Rp 486.455.011
2013
Rp 626.182.926 Rp 8.817.641
Rp 546.855.504
2014
Rp 801.955.021 Rp 11.584.301 Rp 704.217.592
Sumber: www.idx.co.id (data diolah)
Total ekuitas
Rp 36.673.110
Rp 49.820.329
Rp 64.881.779
Rp 79.327.422
Rp 97.737.429
Kondisi laporan keuangan pada PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk. Pada tahun
2010 total aset sebesar Rp 404.285.602, aset tetap Rp 5.405.013, liabilitas
Rp 367.612.492, dan ekuitas 36.673.110. Pada tahun 2011 total aset sebesar
Rp 469.899.284, aset tetap Rp 5.990.344, liabilitas Rp 420.078.955, dan ekuitas
Rp 49.820.329. Pada tahun 2012 total aset sebesar Rp 551.336.790, aset tetap
Rp 7.218.807, liabilitas Rp 486.455.011, dan ekuitas Rp 64.881.779. Pada tahun
2013 total aset sebesar Rp 626.182.926, aset tetap Rp 8.817.641, liabilitas
Rp 546.855.504, dan ekuitas Rp 79.327.422. Pada tahun 2014 total aset sebesar
Rp 801.955.021, aset tetap Rp 11.584.301, liabilitas Rp 704.217.592, dan ekuitas
Rp 97.737.429.
4
Di tahun 2014, aset BRI mengalami peningkatan sebesar 28,07% dibandingkan
tahun sebelumnya menjadi sebesar Rp801,96 triliun. Peningkatan aset tersebut
disebabkan kenaikan penyaluran kredit yang tumbuh 13,91% menjadi sebesar
Rp510,69 triliun dari angka Rp448,34 triliun di tahun sebelumnya. Selain itu,
aktiva produktif lainnya seperti, penempatan pada bank lain dan surat berharga
yang diimiliki mengalami peningkatan sebesar 80,86% dari Rp 120,20 triliun di
tahun 2013 menjadi Rp 217,39 triliun di tahun 2014. Walaupun aktiva produktif
lainnya meningkat tajam, pinjaman masih merupakan komponen utama dari aset
BRI dengan proporsi pada akhir tahun 2014 adalah sebesar 63,68% dari total aset
Perseroan.
Saat ini kita sering kali mendengar atau bahkan melihat ada perusahaan yang
tidak mampu atau tidak sanggup untuk membayar seluruh atau sebagian
kewajibannya yang sudah jatuh tempo pada saat ditagih, atau terkadang
perusahaan juga sering tidak memiliki dana untuk membayar kewajibannya tepat
waktu. Hal itu terjadi karena perusahaan tidak memiliki dana yang cukup untuk
menutupi utang yang jatuh tempo tersebut.
Kasus seperti ini akan sangat mengganggu hubungan baik perusahaan dengan
para kreditor, atau juga dengan para distributor. Dalam jangka panjang, kasus ini
akan berdampak pula kepada para konsumen. Artinya pada akhirnya perusahaan
akan memperoleh krisis kepercayaan dari berbagai pihak yang selama ini
membantu kelancaran usahanya. Padahal kita tahu bahwa kepercayaan dari
berbagai pihak terhadap perusahaan merupakan modal utama perusahaan dalam
mencapai target yang telah ditetapkan.
5
Penyebab utama kejadian kekurangan dan ketidakmampuan perusahaan untuk
membayar kewajibannya tersebut sebenarnya adalah akibat kelalaian manajemen
perusahaan
dalam
menjalankan
usahanya.
Apabila
perusahaan
sudah
menganalisis rasio yang berhubungan dengan hal tersebut, perusahaan dapat
mengetahui dengan mudah kondisi dan posisi perusahaan sebenarnya. Kemudian,
perusahaan dapat berusaha untuk mencari jalan keluarnya. Analisis laporan
keuangan yang berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk membayar utang
dan kewajibannya dikenal dengan analisis rasio likuiditas.
Menurut Kasmir (2008:221) “Rasio likuiditas bank merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kemampuan
jangka pendek pada saat ditagih”. Dengan kata lain, bank dapat membayar
kembali pencairan dana para deposan pada saat ditagih serta dapat mencukupi
permintaan kredit yang telah diajukan. Semakin besar rasio ini, maka semakin
likuid. Suatu bank dikatakan liquid apabila bank bersangkutan dapat memenuhi
kewajiban utang-utangnya, dapat membayar kembali semua depositonya, serta
dapat memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan.
Dengan menyadari pentingnya dilakukan analisis terhadap rasio keuangan suatu
perusahaan dalam pengambilan keputusan berbagai pihak, maka penulis tertarik
untuk membahasnya dalam Tugas Akhir dengan judul “ Analisis Rasio
Likuiditas Berdasarkan Laporan Keuangan Pada PT Bank Rakyat Indonesia
(persero) Di Bursa Efek Indonesia” .
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi pokok
permasalahan dalam penelitian ini ialah bagaimana perubahan rasio
6
likuiditas pada PT BRI yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun
2010 sampai dengan tahun 2014?
C.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi
perubahan rasio likuiditas pada PT BRI yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
D.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dalam hal:
a. Bagi Penulis
1. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan diploma III
Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Jurusan
Manajemen Keuangan.
2. Menambah pengetahuan penulis agar dapat mengembangkan ilmu
yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan di Universitas Sumatera
Utara Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Jurusan Manajemen Keuangan.
b. Masyarakat
Sebagai referensi bagi masyarakat yang hendak melakukan penelitian di
bidang perbankan khususnya tentang tingkat likuiditas bank. Selain itu,
penelitian ini juga bermanfaat bagi masyarakat dalam mengambil
keputusan khususnya yang berkaitan dengan likuiditas suatu bank.
Download