BAB II DASAR TEORI 1.1 Definisi Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, berkembang untuk mendapatkan laba. Kegiatan pemasaran dirancang untuk memberi arti melayani dan memuaskan kebutuhan konsumen yang dilakukan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Untuk menuju tercapainya tujuan perusahaan ini diperlukan konsep pemasaran.Pemasaran merupakan fungsi yang memiliki kontak paling besar dengan lingkungan eksternal, padahal perusahaan hanya memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan eksternal. Oleh karena itu pemasaran memainkan peranan penting dalam pengembangan strategi perusahaan (Tjiptono, 2008). Ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli tentang pengertian pemasaran. Menurut Kurzt (2008), pemasaran adalah fungsi organisasi dan sebuah proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan mengirimkan nilai untuk konsumen dan mengatur hubungan dengan konsumen sebagai cara menguntungkan perusahaan dan juga pihak berkepentingan. Menurut Kotler & Lane (2009:13), mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk 14 15 yang bernilai dengan produk lain. Dan dari pemasaran ini memiliki tujuan : mengetahui dan memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan selanjutnya menjual dirinya sendiri. 1.1.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Dewasa ini, pemasaran mempunyai arti baru, yaitu pemuasanakan kebutuhan konsumen atau pelanggan. Suatu produk akan dapat dijualdengan mudah apabila bagian pemasaran suatu perusahaan dapat memahami kebutuhan konsumen, melakukan pengembangan produk, menetapkan harga yang sesuai, melakukan pendistribusian, dan kegiatanpromosi dengan efektif. Untuk lebih jelas mengenai pemasaran, peneliti mengutip beberapa pendapat dari pakar-pakar ekonomi. Pengertian pemasaran menurut Philip Kotler (2009:7) Pemasaran adalah suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai di pihak lain. Setelah mengetahui beberapa definisi pemasaran diatas, maka kita dapat mengetahui lebih lanjut mengenai pengertian dari Manajemen Pemasaran, menurut Philip Kotler (2009:7), manajemen pemasaran adalah : “seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga dan menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan dan mengomunikasikan nilai pelanggan yang unggul”. 2.2 PERILAKU KONSUMEN Perilaku konsumen adalah perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan 16 jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka (Sciffman dan Kanuk, 2007). Sedangkan The American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis dari pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek hidupnya. Dalam kata lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan perasaanyang dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi (Peter & Olson, 2005). Pemahaman mengenai perilaku konsumen sangatlah penting dalam pemasaran. Menurut Engel, et al (1994), perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, ternasuk keputusan mendahului dan menyusuli tindakan ini. Terdapat dua elemen penting dari arti perilaku konsumen, yaitu (1) proses pengambilan keputusan, (2) kegiatan fisik yang melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan menggunakan barand dan jasa ekonomis. Menurut Kotler dan Amstrong (2001), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, diantaranya yaitu faktor psikologis. Adapun macam dari faktor psikologis ini antara lain : 1. Motivasi, adalah suatu kebutuhan yang secara cukup dirangsang untuk membuat seseorang mencari kepuasan atas kebutuhannya; 2. Persepsi, adalah proses dimana seseorang memilih, mengatur, dan menginteepresentasikan informasi untuk membentuk gambaran yang berarti mengenai duni; 3. Pembelajaran, adalah perubahan pada perilaku individu yang muncul 17 dari pengalaman; 4. Keyakinan, adalah pemikiran deskriptif seseorang mengenai sesuatu, dan sikap, menggambarkan penilaian, perasaan, dan kecenderuangan ytang relatif konsisten dari seseorang atas sebuah obtek atau gagasan. 1.3 Kualitas Produk Menurut Kotler and Armstrong (2012:283) arti dari kualitas produk adalah “the ability of a product to perform its functions, it includes the product’s overall durability, reliability, precision, ease of operation and repair, and other valued attributes” yang artinya kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya. Tjiptono (2008:98) mengungkapkan bahwa produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Menurut Kotler dan Amstrong (2008:283) kualitas produk adalah kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal itu termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian dan reparasi produk juga atribut produk lainnya. Kotler dan Amstrong (2006:347) menyatakan bahwa untuk merencanakan penawaran produk, seorang pemasar perlu memahami tingkatan produk, sebagai berikut. 1) Produk utama atau inti (core benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari 18 setiap produk. Aspek mendasar ini harus bisa dipenuhi dengan baik oleh produsen. 2) Produk generik (generic product) yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling dasar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi). 3) Produk harapan (expected product), yaitu produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal (layak) diharapkan dan disepakati untuk dibeli. 4) Produk pelengkap (augmented product), yaitu berbagi atribut produk yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan dapat dibedakan dengan produk pesaing. Augmented product merupakan suatu nilai tambah yang berada diluar dari apa yang dibayangkan oleh konsumen. 5) Produk potensial (potencial product), yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mugkin dikembangkan untuk suatu produk di massa mendatang 2.3.1 Indikator Kualitas Produk Indikator yang mencirikan Kualitas Produk yang digunakan penelitian ini, yaitu: a. Keiritan bahan bakar b. Produk tidak mudah rusak dan memiliki umur ekonomis yang lama c. Daya tahan mesin d. Penampilan produk 19 e. Teknologi yang dihadirkan . Dengan demikian, dapat ditarik suatu hipotesis sebagai berikut : H1 : Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan Pembelian 1.4 Layanan Purna Jual Pelayanan merupakan bagian yang penting dari kegiatan pemasaran produk. Pihak konsumen menuntut pula bagaimana pelayanan purna jual dari produk yang dibelinya. Pelayanan purna jual adalah pelayanan yang diberikan oleh perusahaan kepada konsumen setelah proses transaksi terjadi. Pelayanan purna jual dilakukan perusahaan untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan menjalin kerja sama dengan konsumen, menjaga hubungan baik dan menciptakan loyalitas pelanggan www. ammarawirausaha.blogspot.com (diakses tanggal 23 januari 2013). Pemberian pelayanan purna jual biasanya dilakukan sebagai suatu bentuk tanggung jawab yang diberikan oleh penjual atas barang yang telah mereka jual. Pelayanan ini diberikan dalam bentuk pemberian garansi, penggantian barangbarang rusak, pemeliharaan dan penyediaan suku cadang (Barata, 2003). Menurut (Tjiptono, 2000) terdapat beberapa alternatif strategi yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya ketidakpastian adalah dengan penyediaan pelayanan purna jual yaitu pemberian garansi untuk mengurangi persepsi konsumen terhadap risiko pembelian, jasa reparasi, dan penyediaan suku cadang pengganti. 20 Menurut (Levitt, 2000) mengatakan bahwa semakin canggih tekhnologi suatu produk generik misalnya mobil, mesin, fotocopy, komputer maka penjualannya akan tergantung pada kualitas dan penyediaan pelayanan pelanggan yang menyertainya seperti ruang pajangan (show room), fasilitas pengantaran, perbaikan dan pemeliharaan, bantuan aplikasi, pelatihan operator, konsultasi instalasi dan pemberian garansi. Pada dasarnya penjualan atas dasar kedekatan dengan pelanggan dapat menciptakan loyalitas pelanggan atas produk tersebut. Selain itu pemasar juga dapat memperoleh pelanggan baru dari pelayanan yang mereka lakukan. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pelayanan purna jual adalah suatu pelayanan yang diberikan oleh perusahaan kepada konsumen setelah pembelian untuk mengurangi ketidakpuasan dengan jalan memberikan garansi, jasa reparasi dan penyediaan suku cadang. 2.4.1 Indikator Layanan Purna Jual Indikator yang mencirikan layanan purna jual yang digunakan penelitian ini, yaitu: a. Ketersediaan bengkel resmi b. Kemudahan mencari suku cadang c. Pelayanan karyawan d. Penanganan keluhan konsumen e. Warranty Mesin 3 tahun sepeda motor Dengan demikian, dapat ditarik suatu hipotesis sebagai berikut : H2 : Layanan purna jual berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan 21 Pembelian 1.5 Keputusan Pembelian Pengertian keputusan pembelian sendiri adalah keputusan mengenai preferensi atas merek-merek yang ada dalam kumpulan pilihan (Kotler, dan Keler, 2009:240). Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan. Proses pembelian merupakan suatu perilaku konsumen untuk menentukan suatu proses pengembangan keputusan dalam membeli suatu produk. Proses tersebut merupakan sebuah penyelesaian masalah harga yang terdiri dari lima tahap (Kotler dan Keller, 2007). Lima tahap proses keputusan pembelian dapat dilihat dalam gambar berikut : Pengenalan MasalahMasalah Pencarian Informasi Penilaian Alternatif Keputusan Pembelian Perilaku setelah pembelian Sumber : Kotler dan Keller 2007 Gambar 2. 1 Proses Keputusan Pembelian 1. Pengenalan Masalah Proses pembelian dimulai dengan pengenalan masalah atau kebutuhan. Jika kebutuhan diketahui maka konsumen akan serta memahami kebutuhan yang belum perlu segera dipenuhi atau masalah dapat ditunda pemenuhannya, serta kebutuhan yang sama-sama harus segera dipenuhi. Jadi pada tahap inilah proses pembelian itu mulai dilakukan. 2. Pencarian Informasi 22 Seorang konsumen yang telah mengetahui kebutuhannya dapat atau tidak dapat mencari informasi lebih lanjut jika dorongan keinginan kuat, jika tidak kuat maka kebutuhan konsumen itu hanya akan menjadi ingatan belaka. Konsumen mungkin melakukan pencarian lebih banyak atau segera aktif mencari informasi yang mendasari kebutuhan. 3. Penilaian Alternatif Setelah melakukan pencarian informasi sebanyak mungkin, konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi beberapa merek alternatif dalam satu susunan pilihan. 4. Keputusan Pembelian Jika keputusan yang diambil adalah membeli, maka pembeli akan menjumpai serangkaian keputusan yang menyangkut jenis pembelian, waktu pembelian, dan cara pembelian. Pada tahap ini konsumen benarbenar membeli produk. 5. Perilaku Setelah Membeli Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkatan kepuasan atau ketidakpuasan yang dirasakan, ada kemungkinan bahwa pembeli memiliki ketidakpuasan setelah melakukan pembelian karena tidak sesuai dengan keinginan atau gambaran sebelumnya, dan lain sebagainya. Keputusan pembelian merupakan kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam pemgambilan keputusan untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh penjual. Proses pengambilan keputusan pembelian sangat bervariatif. Ada yang 23 sederhana dan ada pula yang kompleks. Hawkins et al. (1992) dan Engel at al. (1990) dalam Pamujo (2011) membagi proses pengambilan keputusan ke dalam tiga jenis : 1. Proses pengambilan keputusan yang luas Jenis pengambilan keputusan yang paling lengkap, bermula dari pengenalan masalah konsumen yang dapat dipecahkan melalui pembelian beberapa produk. 2. Proses pengambilan keputusan terbatas Apabila konsumen mengenal masalahnya, kemudian mengevaluasi beberapa alternatif produk atau merek berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tanpa berusaha (atau hanya melakukan sedikit usaha) mencari informasi baru tentang produk atau merek tersebut. 3. Proses pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan Proses ini sangat sederhana, yaitu konsumen mengenal masalahnya kemudian langsung mengambil keputusan untuk membeli merek favorit/kegemarannya (tanpa mengevaluasi alternatif). Buchari Alma menegaskan, setelah melakukan penilaian maka diambillah keputusan membeli atau tidak membeli (2009:59). 2.5.1 Indikator Keputusan Pembelian Indikator yang mencirikan Keputusan Pembelian yang digunakan penelitian ini, yaitu: a. Kebutuhan berkendara b. Kebutuhan transportasi 24 c. Rekomendasi dari teman, tetangga dan keluarga fleksibel d. Pembelian Ulang e. Kualitas produk sebanding dengan dana yang di keluarkan Dengan demikian, dapat ditarik suatu hipotesis sebagai berikut : Y : Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian 1.6 Kerangka Pemikiran Teoritis Berdasarkan pada rumusan masalah dan telaah pustaka yang telah diuraikan dimuka mengenai variabel kualitas produk dan layanan purna jual serta pengaruhnya terhadap keputusan pembelian, maka kerangka pemikiran teoritis yang diajukan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Teoritis Kualitas Produk X1 X2 Keputusan Pembelian Y Layanan purna jual Sumber : Konsep yang dikembangkan dalam penelitian ini 1.7 Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang bertujuan mengarahkan dan memberikan pedoman dalam pokok 25 permasalahan serta tujuan penelitian. Maka dari uraian masalah yang ada, dapat dimunculkan suatu hipotesis penelitian sebagai berikut : H1 : Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. H2 : Layanan purna jual berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan Pembelian Y : Keputusan pembel 2.8 Penelitian Terdahulu Tabel 2.3 TPenelitian Terdahulu Penulis Judul Pengaruh Kualitas Rosiana Produk,Harga dan Dewi Layanan Purna Jual (2010) Terhadap Keputusan Pembelian Honda Jazz Hasil Hasil penelitian : kualitas produk (X1) mempunyai pengaruh positif dan signifikan, harga (X2) mempunyai Terhadap Keputusan Pembelian Honda Jazz (Studi Kasus pada Honda Semarang Center). pengaruh positif dan signifikan, dan (Studi Kasus pada layanan purna jual (X3) mempunyai Honda Semarang pengaruh positif dan signifikan Center) Made Analisis Pengaruh Kualitas produk (X1) memiliki Novand Kualitas Produk, pengaruh positif signifikan, harga (X2) ri Harga, dan Iklan memiliki pengaruh positif signifikan, Terhadap Keputusan dan iklan (X3) memiliki pengaruh SN, Pembelian Sepeda positif yang signifikan terhadap 2010 Motor Yamaha Pada keputusan pembelian. Harpindo Jaya Cabang Ngaliyan Relevansi Dapat diartikan bahwa variabel kualitas produk, Layanan Purna jual dapat dijadikan salah satu variabel independen, karena berperan besar dalam kaitannya dengan keputusan pembelian , untuk diuji kembali. Dapat diartikan bahwa variabel kualitas produk dapat dijadikan salah satu variabel independen, karena berperan besar dalam kaitannya dengan keputusan pembelian, untuk diuji kembali