PT. Bandung Arta Mas merupakan perusahaan pengelola mall Bandung Electronic Centre ( BEC ) yang dalam aktivitas sehari-harinya mengelola segala kegiatan yang ada di BEC. Salahsatu aktivitas yang dilakukan adalah melakukan atau melayani segala keperluan dan kebutuhan konsumennya ( Tenant ) melalui jasa-jasa pelayanan yang diberikan / disediakan oleh pihak pengelola. Jasa layanan tersebut secara garis besarnya dibagi atas 5 dimensi kualitas pelayanan, antara lain yaitu Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance dan Emphaty. Dimensi Tangible meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi. Dimensi Reliability merupakan kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. Dimensi Responsiveness merupakan keinginan para staf untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap. Dimensi Assurance mencangkup pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, risiko dan keragu-raguan. Dan dimensi Emphaty meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan para pelanggan. Berdasarkan pengklasifikasian kualitas pelayanan ke dalam 5 dimensi kualitas, didapatkan 26 variabel jasa layanan yang terdapat di BEC. Kebijakan pengelola dalam memberikan layanan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan yang diberikan. Perbaikan kebijakan dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan demi peningkatan kepuasan konsumen. Identifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen dilakukan untuk mendapatkan suatu jasa layanan baru dimana jasa layanan ini belum terdapat pada pelayanan yang diberikan pihak pengelola ke Tenant. Pengidentifikasian ini merupakan langkah penyempurnaan / tambahan bagi pengelola dalam memberikan jasa layanan untuk masa yang akan datang. Pengukuran tingkat kepuasan konsumen atas pelayanan yang dirasakan saat ini dilakukan dengan menggunakan metoda ServQual dan analisis faktor. Metoda ServQual digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen atas pelayanan yang dirasakan berdasarkan pada nilai persepsi dan harapan konsumen. Konsumen akan merasa sangat memuaskan bila nilai TSQ positif karena nilai positif mengidentifikasikan bahwa nilai persepsi lebih besar disbanding nilai ekspektasi / harapan konsumen. Sebaliknya jika nilai TSQ negatif maka dapat disimpulkan bahwa konsumen merasa tidak puas atas pelayanan yang dirasakan saat ini. Jika nilai TSQ sama dengan nol maka dapat dikatakan konsumen puas atas pelayanan yang diterima. Analisis faktor digunakan untuk mengetahui preferensi dominan / faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepuasan konsumen atas pelayanan yang diterima berdasarkan nilai harapan / ekspektasi konsumen. Dari hasil kedua metoda tersebut ( metoda ServQual dan analisis faktor ) nantinya dapat dijadikan pedoman bagi pengelola untuk melakukan perbaikan-perbaikan.