BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya seni (fine art) telah menjadi salah satu komoditas yang banyak diminati secara global. Dalam laporan hasil riset tahunannya yang berjudul Art Market Trends 2010, Artprice, sebuah lembaga riset leader dunia dalam bidang penyediaan informasi mengenai pangsa pasar karya seni, menyatakan bahwa sejak terjadinya inflasi harga antara tahun 2004 hingga 2008 dan beberapa kontraksi pasar dari Oktober 2008 hingga musim panas 2009, diikuti dengan pemulihan yang sangat cepat, pangsa pasar karya seni ini telah meningkat tajam secara tidak terduga. Survei tersebut dilakukan kepada 5,4 juta pelelangan yang dilakukan oleh 3.600 tempat pelelangan karya seni yang tersebar di seluruh dunia selama 10 tahun terakhir ini (Ehrmann, 2011, p6). Sumber : Ehrmann, 2011, p9 Gambar 1.1 Pelelangan karya seni dunia per semester tahun 2000 – 2010 1 2 Perkembangan pangsa pasar karya seni yang cukup menakjubkan ini tidak terlepas dari peranan teknologi. Lebih lanjut, dalam laporan riset Artprice menyatakan bahwa salah satu tren yang berkembang dalam beberapa dekade terakhir yang mendukung perkembangan pangsa pasar karya seni ini adalah karena adanya mutasi perubahan dalam cara berbisnis barang karya seni, dimana struktur pasar telah berubah seiring dengan evolusi dari Internet (Ehrmann, 2011, p5). Dalam hal ini, teknologi telah dimanfaatkan sebagai salah satu strategi kunci kesuksesan dan inovasi secara global. Seiring dengan perkembangan ICT yang semakin maju, kini teknologi mulai beralih kepada mobile technology sebagai sebuah bentuk inovasi baru dalam persaingan global yang semakin kompetitif. Usaha pelelangan karya seni pertama yang meluncurkan sistem aplikasi pelelangan mobile adalah Saffronart [http 1]. Hingga kini, meskipun mobile technology telah menjadi tren dalam dunia bisnis global, tetapi masih sangat sedikit sekali balai lelang karya seni yang telah memanfaatkan teknologi ini. Salah satu balai lelang ternama yang berasal dari Indonesia, yaitu Larasati Auctioneers, hingga saat ini masih memanfaatkan teknik pemasaran yang primitif yang menggunakan SMS, email, dan BlackBerry Messenger dalam mempublikasikan pengumuman kepada para kolektor pembeli dan penjual mereka. Di tengah persaingan dengan balai lelang global, penerapan teknologi mobile auction dalam Larasati Auctioneers tentunya akan dapat menjadi salah satu bentuk inovasi layanan kepada para kolektor peminat karya seni dengan tingkat mobilitas yang tinggi, sekaligus dapat meningkatkan kinerja pemasaran dari Larasati Auctioneers. 3 1.2 Perumusan Masalah Beberapa hal yang akan dikaji dalam penelitian ini antara lain : 1. Apa saja fitur–fitur Larasati Mobile Auction yang dibutuhkan oleh para kolektor pembeli dan kolektor penjual dari Larasati Auctioneers sebagai aplikasi pemasaran yang dikembangkan berdasarkan 7C framework? 2. Bagaimana desain aplikasi Larasati Mobile Auction yang dapat memenuhi fitur– fitur yang telah diidentifikasikan berdasarkan kebutuhan kolektor penjual dan kolektor pembeli guna meningkatkan pemasaran Larasati Auctioneers? 3. Apa saja manfaat pengimplementasian Larasati Mobile Auction terhadap kinerja pemasaran dan dampak terhadap tingkat pengembalian nilai investasi pemasaran Larasati Auctioneers jika Larasati Mobile Auction diimplementasikan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai oleh Peneliti dari penelitian ini antara lain : 1. Mengidentifikasikan fitur–fitur dari Larasati Mobile Auction yang dibutuhkan oleh para kolektor pembeli dan penjual Larasati Auctioneers sebagai aplikasi pemasaran yang dikembangkan berdasarkan 7C framework. 2. Mendeskripsikan desain aplikasi Larasati Mobile Auction yang dapat memenuhi fitur–fitur yang telah diidentifikasikan berdasarkan kebutuhan para kolektor penjual dan kolektor pembeli guna meningkatkan pemasaran Larasati Auctioneers. 3. Mendeskripsikan manfaat dan mensimulasikan tingkat pengembalian nilai investasi pemasaran dari Larasati Auctioneers jika Larasati Mobile Auction diimplementasikan. 4 1.4 Manfaat Penelitian Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini antara lain : 1. Bagi Larasati Auctioneers : Dengan menggunakan Larasati Mobile Auction, kinerja pemasaran dari Larasati Auctioneers diharapkan dapat meningkat dalam hal menurunkan biaya pemasaran yang harus dikeluarkan dan meningkatkan kinerja pemasaran, memenuhi tujuan utama Larasati Auctioneers yang ingin membawa sisi edukasi dari karya seni, dapat memenuhi kebutuhan dari para kolektor, serta dapat menjangkau para kolektor secara global. 2. Bagi kolektor karya seni : Larasati Mobile Auction diharapkan dapat membantu para kolektor peminat karya seni dalam mendapatkan berbagai informasi terkini dari Larasati Auctioneers dan dunia karya seni, memperoleh sisi edukasi dari sebuah karya seni yang dapat mendukung keputusan investasi, menyalurkan minat mereka terhadap barang karya seni, serta mempermudah mereka untuk mengikuti proses pelelangan karya seni yang diinginkan dimana pun mereka berada. 1.5 Batasan Masalah Beberapa hal yang tidak dibahas dalam penelitian ini antara lain : 1. Pengembangan Larasati Mobile Auction pada mobile platform lain selain Android yang merupakan penguasa 48 persen pangsa pasar smartphone [http 2], 2. Tidak membahas keamanan jaringan dan infrastruktur jaringan mobile, 3. Tidak membahas prosedur implementasi dan evaluasi aplikasi, 4. Tidak membahas art appraisal dari suatu barang karya seni. 5 1.6 Metodologi Penelitian Berikut ini adalah uraian metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. 1.6.1 Desain Penelitian Unit analisis mengacu kepada tingkat agregasi dari data yang dikumpulkan selama tahap analisis data berjalan. Contoh unit analisis antara lain individual, dyad, grup, divisi, organisasi, industri, atau negara (Sekaran & Roger, 2010, p116-118). Apabila dikaji dari segi waktu, penelitian dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu cross-sectional study dan longitudinal study. Penelitian yang dilakukan dimana peneliti hanya melakukan satu kali penarikan data dalam jangka waktu tertentu disebut dengan cross-sectional study, sedangkan jika peneliti melakukan penarikan data lebih dari satu kali disebut longitudinal study (Sekaran & Roger, 2010, p119). Tabel 1.1 Desain analisis Tujuan Metode Penelitian Penelitian T-1 Deskriptif T-2 Deskriptif T-3 Deskriptif Unit Analisis Individu → Kolektor pembeli dan kolektor penjual Organisasi → Larasati Auctioneers Organisasi → Larasati Auctioneers Time Horizon Cross-sectional Cross-sectional Cross-sectional 6 1.6.2 Data dan Sumber Data Penelitian Dalam menentukan data penelitian, terdapat dua jenis sumber data, yaitu data primer (primary data) dan data sekunder (secondary data). Data primer adalah informasi yang didapatkan secara langsung oleh peneliti mengenai variabel yang diinginkan untuk tujuan studi yang spesifik, sedangkan data sekunder adalah informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada (Sekaran & Roger, 2010, p180). Jenis data terbagi menjadi dua, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data yang dapat diukur dengan angka. Berdasarkan dari perumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini, maka berikut ini adalah jenis data dan sumber data yang akan digunakan : Tabel 1.2 Jenis dan sumber data penelitian Data Proses bisnis pelelangan dan metode pemasaran Larasati Auctioneers Fitur – fitur Larasati Mobile Auction berdasarkan 7C framework Fitur – fitur yang diinginkan oleh para kolektor pembeli dan kolektor penjual Sumber Data Jenis Tujuan Penelitian Sekunder Kualitatif T-1 Sekunder Kualitatif T-2 Primer Kuantitatif T-1, T-2 Sekunder Kuantitatif T-2 Sekunder Kuantitatif T-2 Primer Kuantitatif T-3 Primer Kuantitatif T-3 Informasi acara pelelangan, katalog, seluruh barang karya seni yang dilelang, dan biografi perupa Hasil pelelangan terbaru Estimasi biaya pemasaran dan pendapatan acara pelelangan Larasati Auctioneers Estimasi persentase penurunan biaya pemasaran yang harus dikeluarkan 7 1.6.3 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner, wawancara, dan studi literatur. 1. Wawancara dengan Ibu Christin Elisabeth selaku assistant to managing director dan specialists dari Larasati Auctioneers untuk mendapatkan data mengenai proses bisnis pelelangan dan metode pemasaran dari Larasati Auctioneers. 2. Studi literatur mengenai riset pengembangan aplikasi mobile yang menggunakan 7C framework untuk mendapatkan fitur–fitur apa saja yang harus tercakup di dalam sebuah mobile auction dalam hal pemasaran. 3. Kuesioner yang diberikan kepada kolektor penjual dan kolektor pembeli dari Larasati Auctioneers untuk mengetahui kebutuhan fitur–fitur Larasati Mobile Auction yang harus dikembangkan. 4. Wawancara dengan tim manajemen Larasati Auctioneers untuk mendapatkan informasi mengenai perkiraan biaya pemasaran yang harus dikeluarkan setiap acara pelelangan serta perkiraan peningkatan kinerja pemasaran apabila Larasati Mobile Auction ini diterapkan. 8 1.6.4 Metode Analisis Berikut ini adalah metode analisis yang digunakan sebagai tools dalam penelitian dan pengolahan data hasil penelitian ini. Tabel 1.3 Metode analisis Tujuan Metode Analisis Penelitian T-1 T-2 Analisis faktor Analisis dan desain berorientasi objek (OOAD), T-3 1.7 7C Framework Statistik deskriptif Sistematika Penulisan Secara garis besar, penulisan skripsi ini akan diuraikan dalam beberapa BAB, antara lain : BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan yang digunakan. BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini akan menjelaskan kerangka teori dan kerangka pikir yang digunakan sebagai dasar konsep dari berbagai studi yang digunakan dalam penelitian ini. Teori-teori utama yang digunakan antara lain sistem, manajemen, mobile commerce, pemasaran, 9 manajemen pemasaran, dan e-marketing, 7C framework, pelelangan, analisis dan desain sistem, pengembangan sistem, system development methodology dan Unified Process, analisis faktor. Pada bab ini akan digambarkan pula kerangka pikir yang digunakan sebagai garis besar dari penelitian ini. BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN Bab ini akan menjelaskan analisis proses bisnis Larasati Auctioneers dan uraian mengenai web Larasati Auctioneers yang dipetakan dengan 7C framework, sehingga didapatkan pemetaan 7C framework yang akan dibandingkan dengan hasil pemetaan 7C framework dari hasil analisis faktor yang akan dijelaskan pada bab pembahasan. BAB 4 PEMBAHASAN Bab ini akan menjelaskan hasil analisis faktor yang dilakukan untuk mendapatkan fiturfitur Larasati Mobile Auction yang kemudian dipetakan dalam 7C framework dan dibandingkan dengan 7C framework web Larasati Auctioneers, perancangan Larasati Mobile Auction yang berbasiskan Android, serta peningkatan kinerja pemasaran Larasati Auctioneers apabila Larasati Mobile Auction diimplementasikan. Selain itu, akan diuraikan pula implikasi pengimplementasian dari Larasati Mobile Auction dalam hal program pemasaran yang dapat dilakukan dan spesifikasi kebutuhan guna mengimplementasikan aplikasi ini. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjelaskan mengenai kesimpulan dan saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan.