127 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

advertisement
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Perkembangan kegiatan wisata Pantai Kuta berpengaruh pada dinamika
kehidupan masyarakat kawasan pesisir Kuta. Dampak perkembangan kegiatan dan
kawasan wisata di kawasan pesisir Pantai Kuta cenderung positif karena seiring
dengan perkembangan dari kegiatan wisata terjadi pembangunan fisik kawasan
yaitu fasilitas akomodasi, usaha layanan jasa, perdagangan, dan kesehatan serta
sarana umum, akses kawasan juga semakin membaik sehingga memberikan
kemudahan
dalam
mobilitas
bagi
pengunjung
dan
masyarakat
lokal.
Perkembangan kegiatan wisata, pembangunan dan terbukanya peluang usaha
menyebabkan tingkat permintaan lahan di kawasan Kuta semakin tinggi yang
diikuti oleh peningkatan harga penawaran lahan.
Dampak positif yang paling dirasakan masyakat adalah kondisi
perekonomian yang semakin membaik karena berkembangnya kegiatan wisata
membuka peluang usaha, meningkatkan kegiatan ekonomi dan pendapatan
masyarakat. Kuantitas interaksi sosial masyarakat di kawasan Kuta meningkat
karena bertambahnya jumlah wisatawan dan pendatang, interaksi yang terjadi
membentuk sikap keterbukaan dalam menerima informasi dan perubahan baik
dari wisatawan maupun pendatang. Dampak positif yang lain yaitu terbukanya
lapangan kerja dan usaha yang menyebabkan pergeseran mata pencaharian ke
sektor wisata yang memiliki daya tambah lebih.
Perkembangan kegiatan dan kawasan wisata juga memiliki dampak negatif
yang berfokus pada masalah lahan mulai dari perubahan guna lahan yang
menyebabkan berkurangnya lahan terbuka, pergeseran kepemilikan lahan pada
pihak luar, dan masalah pembebasan lahan untuk proyek Mandalika yang
menyebabkan konflik antar pihak berkepentingan. Selain itu terdapat tantangan
bagi masyarakat untuk mampu bertahan dalam persaingan usaha dengan
meningkatnya animo pengusaha dan pendatang dari luar.
127
6.2 Saran
Berikut beberapa masukan dan saran bagi para pihak terkait dengan
dampak perkembangan kegiatan pariwisata kawasan pesisir Pantai Kuta. Penulis
memberikan saran bagi masyarakat, pemerintah, ilmu/perencana yang dapat
berguna sebagai suatu ide untuk solusi masalah dalam kasus penelitian.
6.2.1
Saran untuk Masyarakat
a. Masyarakat harus memiliki sikap keterbukaan dalam menerima wisatawan
dengan berbagai karakteristiknya dan menghadapi perubahan yang terjadi
agar tercipta hubungan yang harmonis dalam kehidupan sosial
kemasyarakatan,
b. Masyarakat harus lebih tanggap, peka dan aktif untuk berpartisipasi
terlibat menjaga kawasan, menaati aturan pembangunan, dan mendukung
rencana pemerintah yang berdampak positif bagi kawasan Kuta,
c. Masyarakat lokal sebaiknya ikut ambil bagian atau terlibat dalam forum
terkait pembangunan proyek secara continue, agar didapatkan suatu
keputusan yang bisa mengakomodasi kepentingan semua pihak terkait
tanpa ada yang merasa dirugikan,
d. Perkumpulan masyarakat BMW (Bina Masyarakat Wisata) harus
diorganisasi dengan baik agar tetap terjaga keberlangsungannya sebagai
wadah aspirasi dan partisipasi masyarakat dalam sektor wisata,
e. Masyarakat yang membuka usaha di bidang wisata harus bisa
meningkatkan ketrampilan, kreativitas, komunikasi dan pengetahuan agar
mampu bertahan dalam persaingan dengan pendatang yang membuka
usaha di kawasan wisata,
f. Masyarakat seharusnya memiliki rencana perhitungan arahan modal
jangka panjang dan investasi usaha sebelum menjual lahannya kepada
pihak luar.
128
6.2.2
Saran untuk Pemerintah
Dalam
menangani
perubahan
dan
dampak
yang terjadi
karena
perkembangan kegiatan pariwisata kawasan Pantai Kuta, hal yang dapat dilakukan
oleh pemerintah sebagai koordinator dan pemegang kuasa daerah menurut peneliti
yaitu:
a. Melakukan sosialisasi, pelatihan dan pemberdayaan SDM untuk meningkatkan
wawasan masyarakat mengenai sektor pariwisata secara menyeluruh sehingga
masyarakat dapat bertahan dalam persaingan usaha,
b. Melibatkan masyarakat pada forum yang berkaitan dengan pembahasan
pengembangan kawasan agar keputusan yang diambil dapat mengakomodasi
kepentingan masayarakat,
c. Menetapkan sanksi yang jelas mengenai pelanggaran aturan pembangunan
dikawasan pesisir dan memberikan peringatan jika tidak ada langkah perbaikan
oleh pelanggar maka dapat diambil tindakan yang tegas,
d. Mengontrol perkembangan secara intensif terhadap kawasan dan masyarakat
terkait perubahan yang terjadi dari semua aspek termasuk fisik kawasan,
e. Memberikan dukungan dalam bentuk perbaikan sarana dan prasarana
penunjang,
f. Menertibkan pembangunan usaha tidak berizin, usaha diatas lahan bermasalah
dan bangunan yang belum memiliki izin serta lahan yang tidak jelas
kepemilikannya, agar memperjelas pemungutan pajak bumi dan bangunan dan
meredam konflik akibat masalah tersebut.
6.2.3
Saran untuk Ilmu/Perencana
Kawasan pesisir yang berperan sebagai objek wisata merupakan kawasan
yang rentan akan perubahan baik dari fisik wilayah maupun karakteristik
masyarakat. Bagi civitas akademika dan perencana jika melakukan pengembangan
atau perencanaan suatu kawasan pesisir harus memperhatikan semua aspek
termasuk perkiraan dampak yang akan terjadi untuk memaksimalkan dampak
positif dan mengantisipasi perubahan atau dampak yang negatif. Perlu juga
dilakukan penelitian untuk mengembangkan model kawasan wisata pesisir
129
terpadu serta melakukan penelitian sejenis dilokasi kawasan yang berbeda
karakteristiknya.
Fakta bahwa dampak pariwisata memiliki banyak aspek yang saling
berkaitan satu dan lainnya menjadikan perencanaan dan pengelolaan pariwisata
bukan suatu hal yang mudah. Mason (2003) mengemukakan bahwa dalam
perencanaan pariwisata perlu dipertimbangkan teknik pendekatan yang akan
digunakan dan harus sesuai dengan kondisi destinasi wisata, perlu disusun
guideline terlebih dahulu sebagai bentuk interpretasi dan regulasi dari asumsi
penting dalam perencanaan dan manajemen pariwisata. Selain itu perlu
dipertimbangkan kolaborasi antar pelaku kunci menjadi salah satu syarat penting
dalam pengembangan pariwisata.
130
Download