BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Perkembangan kegiatan wisata Pantai Kuta berpengaruh pada dinamika kehidupan masyarakat kawasan pesisir Kuta. Dampak perkembangan kegiatan dan kawasan wisata di kawasan pesisir Pantai Kuta cenderung positif karena seiring dengan perkembangan dari kegiatan wisata terjadi pembangunan fisik kawasan yaitu fasilitas akomodasi, usaha layanan jasa, perdagangan, dan kesehatan serta sarana umum, akses kawasan juga semakin membaik sehingga memberikan kemudahan dalam mobilitas bagi pengunjung dan masyarakat lokal. Perkembangan kegiatan wisata, pembangunan dan terbukanya peluang usaha menyebabkan tingkat permintaan lahan di kawasan Kuta semakin tinggi yang diikuti oleh peningkatan harga penawaran lahan. Dampak positif yang paling dirasakan masyakat adalah kondisi perekonomian yang semakin membaik karena berkembangnya kegiatan wisata membuka peluang usaha, meningkatkan kegiatan ekonomi dan pendapatan masyarakat. Kuantitas interaksi sosial masyarakat di kawasan Kuta meningkat karena bertambahnya jumlah wisatawan dan pendatang, interaksi yang terjadi membentuk sikap keterbukaan dalam menerima informasi dan perubahan baik dari wisatawan maupun pendatang. Dampak positif yang lain yaitu terbukanya lapangan kerja dan usaha yang menyebabkan pergeseran mata pencaharian ke sektor wisata yang memiliki daya tambah lebih. Perkembangan kegiatan dan kawasan wisata juga memiliki dampak negatif yang berfokus pada masalah lahan mulai dari perubahan guna lahan yang menyebabkan berkurangnya lahan terbuka, pergeseran kepemilikan lahan pada pihak luar, dan masalah pembebasan lahan untuk proyek Mandalika yang menyebabkan konflik antar pihak berkepentingan. Selain itu terdapat tantangan bagi masyarakat untuk mampu bertahan dalam persaingan usaha dengan meningkatnya animo pengusaha dan pendatang dari luar. 127 6.2 Saran Berikut beberapa masukan dan saran bagi para pihak terkait dengan dampak perkembangan kegiatan pariwisata kawasan pesisir Pantai Kuta. Penulis memberikan saran bagi masyarakat, pemerintah, ilmu/perencana yang dapat berguna sebagai suatu ide untuk solusi masalah dalam kasus penelitian. 6.2.1 Saran untuk Masyarakat a. Masyarakat harus memiliki sikap keterbukaan dalam menerima wisatawan dengan berbagai karakteristiknya dan menghadapi perubahan yang terjadi agar tercipta hubungan yang harmonis dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, b. Masyarakat harus lebih tanggap, peka dan aktif untuk berpartisipasi terlibat menjaga kawasan, menaati aturan pembangunan, dan mendukung rencana pemerintah yang berdampak positif bagi kawasan Kuta, c. Masyarakat lokal sebaiknya ikut ambil bagian atau terlibat dalam forum terkait pembangunan proyek secara continue, agar didapatkan suatu keputusan yang bisa mengakomodasi kepentingan semua pihak terkait tanpa ada yang merasa dirugikan, d. Perkumpulan masyarakat BMW (Bina Masyarakat Wisata) harus diorganisasi dengan baik agar tetap terjaga keberlangsungannya sebagai wadah aspirasi dan partisipasi masyarakat dalam sektor wisata, e. Masyarakat yang membuka usaha di bidang wisata harus bisa meningkatkan ketrampilan, kreativitas, komunikasi dan pengetahuan agar mampu bertahan dalam persaingan dengan pendatang yang membuka usaha di kawasan wisata, f. Masyarakat seharusnya memiliki rencana perhitungan arahan modal jangka panjang dan investasi usaha sebelum menjual lahannya kepada pihak luar. 128 6.2.2 Saran untuk Pemerintah Dalam menangani perubahan dan dampak yang terjadi karena perkembangan kegiatan pariwisata kawasan Pantai Kuta, hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah sebagai koordinator dan pemegang kuasa daerah menurut peneliti yaitu: a. Melakukan sosialisasi, pelatihan dan pemberdayaan SDM untuk meningkatkan wawasan masyarakat mengenai sektor pariwisata secara menyeluruh sehingga masyarakat dapat bertahan dalam persaingan usaha, b. Melibatkan masyarakat pada forum yang berkaitan dengan pembahasan pengembangan kawasan agar keputusan yang diambil dapat mengakomodasi kepentingan masayarakat, c. Menetapkan sanksi yang jelas mengenai pelanggaran aturan pembangunan dikawasan pesisir dan memberikan peringatan jika tidak ada langkah perbaikan oleh pelanggar maka dapat diambil tindakan yang tegas, d. Mengontrol perkembangan secara intensif terhadap kawasan dan masyarakat terkait perubahan yang terjadi dari semua aspek termasuk fisik kawasan, e. Memberikan dukungan dalam bentuk perbaikan sarana dan prasarana penunjang, f. Menertibkan pembangunan usaha tidak berizin, usaha diatas lahan bermasalah dan bangunan yang belum memiliki izin serta lahan yang tidak jelas kepemilikannya, agar memperjelas pemungutan pajak bumi dan bangunan dan meredam konflik akibat masalah tersebut. 6.2.3 Saran untuk Ilmu/Perencana Kawasan pesisir yang berperan sebagai objek wisata merupakan kawasan yang rentan akan perubahan baik dari fisik wilayah maupun karakteristik masyarakat. Bagi civitas akademika dan perencana jika melakukan pengembangan atau perencanaan suatu kawasan pesisir harus memperhatikan semua aspek termasuk perkiraan dampak yang akan terjadi untuk memaksimalkan dampak positif dan mengantisipasi perubahan atau dampak yang negatif. Perlu juga dilakukan penelitian untuk mengembangkan model kawasan wisata pesisir 129 terpadu serta melakukan penelitian sejenis dilokasi kawasan yang berbeda karakteristiknya. Fakta bahwa dampak pariwisata memiliki banyak aspek yang saling berkaitan satu dan lainnya menjadikan perencanaan dan pengelolaan pariwisata bukan suatu hal yang mudah. Mason (2003) mengemukakan bahwa dalam perencanaan pariwisata perlu dipertimbangkan teknik pendekatan yang akan digunakan dan harus sesuai dengan kondisi destinasi wisata, perlu disusun guideline terlebih dahulu sebagai bentuk interpretasi dan regulasi dari asumsi penting dalam perencanaan dan manajemen pariwisata. Selain itu perlu dipertimbangkan kolaborasi antar pelaku kunci menjadi salah satu syarat penting dalam pengembangan pariwisata. 130