PENGARUH RAPAT ARUS DAN ADITIF p

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH RAPAT ARUS DAN ADITIF p-VANILIN
TERHADAP KUALITAS LAPISAN ELEKTROPLATING Zn–Ni
PADA SUBSTRAT BESI
Disusun Oleh :
TRI HADHI NUGROHO
NIM. M0303052
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian
persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Sains Kimia
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Maret, 2011
commit to user
i
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN
Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sebelas Maret Surakarta telah mengesahkan skripsi mahasiswa:
Tri Hadhi Nugroho NIM M0303052, dengan judul “ Pengaruh Rapat Arus dan
Aditif p-Vanilin terhadap Kualitas Lapisan Elektroplating Zn-Ni Pada Substrat
Besi”
Skripsi ini dibimbing oleh :
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Mudjijono, Ph.D.
Candra Purnawan, M.Sc.
NIP. 19540418 198601 1001
NIP. 19781228 200501 1001
Dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi pada :
Hari
: Selasa
Tanggal
: 29 Maret 2011
Anggota Tim Penguji :
1.
1. ……………………………………
Prof. Drs. Sentot Budi Rahardjo, Ph.D.
NIP. 19560507 198601 1001
2.
2. ……………………………………
Yuniawan Hidayat, M.Si.
NIP. 1979
Ketua Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Prof. Drs. Sentot Budi Rahardjo, Ph.D.
NIP. 19560507
commit to198601
user 1001
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
ii
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul
“PENGARUH RAPAT ARUS DAN ADITIF p-VANILIN TERHADAP
KUALITAS LAPISAN ELEKTROPLATING Zn – Ni PADA SUBTRAT BESI”
belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga belum pernah ditulis atau
dipublikasikan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini
dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta,
Maret 2011
TRI HADHI NUGROHO
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH RAPAT ARUS DAN ADITIF p-VANILIN TERHADAP
KUALITAS LAPISAN ELEKTROPLATING Zn-Ni
PADA SUBTRAT BESI
TRI HADHI NUGROHO
Jurusan Kimia. Fakultas MIPA. Universitas Sebelas Maret
ABSTRAK
Telah dilakukan pelapisan alloy Zn-Ni pada logam besi secara elektrolisis
dengan aditif p-vanilin. Senyawa p-vanilin dengan variasi konsentrasi 0,000;
0,010; 0,020; 0,030; 0,040 dan 0,050 g/L ditambahkan ke dalam larutan elektrolit
elektroplating Zn-Ni. Elektrolisis dilakukan pada variasi rapat arus 0,2; 0,3; 0,4;
0,5 dan 0,6 A/dm2 selama 30 menit pada suhu kamar (28 oC) dan jarak antara
kedua elektroda 3 cm. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh rapat arus
dan aditif p-vanilin terhadap kualitas lapisan elektroplating Zn-Ni ditinjau
berdasarkan karakter berat, kekerasan dan tekstur lapisan elektroplating Zn-Ni.
Karakterisasi lapisan elektroplating Zn-Ni dilakukan dengan menggunakan
neraca analitik Sartorius BP 310 S untuk mengetahui berat lapisan elektroplating
Zn-Ni, Mickrohardness Tester HWMMT X 7 Underwood untuk uji kekerasan
lapisan elektroplating Zn-Ni dan Mikroskop XSP-12 Series untuk mengetahui
tekstur permukaan lapisan elektroplating Zn-Ni.
Hasil penelitian menunjukkan kualitas lapisan yang paling baik pada rapat
arus 0,3 A/dm2 dan dengan penambahan p-vanilin 0,050 g/L, hasil karakterisasi
berat lapisan elektroplating Zn-Ni 21,5 mg, nilai kekerasan lapisan elektroplating
Zn-Ni sebesar 162,59 VHN dan tekstur permukaan halus.
Kata kunci : Alloy Zn-Ni, rapat arus, aditif p-vanilin, elektroplating
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
THE EFFECT OF CURRENT DENSITY AND p-VANILIN ADDITIVE ON
THE QUALITY OF Zn-Ni ELECTROPLATING LAYER
IN IRON SUBSTRATE
TRI HADHI NUGROHO
Department of Chemistry., Faculty of Mathematic and Science
Sebelas Maret University
ABSTRACT
The Zinc Nickel plating on the Iron substrate by electrolysis has been done
using p-vanilin additive. Various concentration of p-vanilin additives which were
added in Zinc Nickel plating solution, were 0.000, 0.010, 0.020, 0.030, 0.040 and
0.050 g/L. The electrolysis was operated at various current density were 0.2, 0.3,
0.4, 0.5 and 0,6 A/dm2 during 30 minutes with room temperature (28 oC) and
distance between two electrode is 3 cm. The purpose of the research was to
determine the effect of current density and p-vanilin additive on the quality of ZnNi electroplating layer viewed from the weight character, hardness, and Zn-Ni
electroplating layer texture.
The characterization of Zn-Ni electroplating layer was done using
Sartorius BP 310 S analytical balance to find out the weight of Zn-Ni
electroplating layer, Microhardness Tester HWMMT X 7 Underwood for
examining the hardness of Zn-Ni electroplating layer and Microscope XSP-12
Series to find out the texture of Zn-Ni electroplating layer surface.
The result of research shows that the best quality of layer in the current
density of 0.3 A/dm2 and with p-vanilin 0.050 g/L addition, the result of Zn-Ni
electroplating layer weight characterization is 21.5 mg, the hardness value of ZnNi electroplating layer is 162.59 VHN and the surface texture is smooth.
Keywords: Alloy Zn-Ni, current density, p-vanilin additive, electroplating
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Jadikanlah Sabar dan Sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah SWT
bersama orang yang Sabar (Q.S. Al Baqarah: 153)
Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, Maka apabila telah
selesai (dari suatu urusan), maka kerjakan urusan yang lainnya dengan
sungguh-sungguh (Q.S. Al-Insyirah: 6-7)
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya kecilku ini untuk:
Ibu, maaf… maaf… dan maaf…
Bapak (Alm), mohon maaf dan terima kasih atas pelajaran hidupnya
Kakak-kakakku, Keluarga besarku, Keponakan-keponakan,
Sahabat, Teman dan Semua orang di dekatku,
Yang selalu menyemangatiku untuk tak pernah berhenti berjuang.
Terima – kasih.
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala limpahan nikmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Rapat Arus dan Aditif p-Vanilin Terhadap Kualitas Lapisan
Elektroplating Zn-Ni Pada Substrat Besi”. Sholawat dan salam senantiasa penulis
haturkan kepada Rosulullah SAW sebagai pembimbing seluruh umat manusia.
Skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari banyak pihak
karena itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Drs. Sutarno, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA UNS
2. Bapak Prof. Drs. Sentot Budi Rahardjo, Ph.D selaku Ketua Jurusan Kimia
FMIPA UNS beserta seluuruh stafnya.
3. Bapak Drs. Mudjijono, PhD selaku Pembimbing I yang telah membimbing
penulis selama pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi.
4. Bapak Candra Purnawan, M.Sc. Selaku Pembimbing II yang juga telah
memberikan bimbingannya dalam penelitian dan penyusunan skripsi.
5. Ibu Sri Hastuti, M.Si dan Ibu Nestri Handayani, M.Si. Apt., Selaku
Pembimbing Akademik.
6. Bapak Dr. rer. nat. Atmanto Heru Wibowo, M.Si. Selaku Ketua Sub
Laboratorium Kimia Pusat UNS beserta seluruh stafnya.
7. Bapak/Ibu Dosen di Jurusan Kimia, FMIPA UNS atas seluruh ilmu dan
pengetahuan yang telah diajarkan.
8. Bapak (Alm) dan Ibu beserta kakak-kakakku tercinta atas segala
dukungannya, motivasi dan semangat untuk menyelesaikan skripsi.
9. Himamia FMIPA UNS terima kasih atas ilmu dan pengalaman berorganisasi.
10. Teman – teman angkatan 2003, 2004, 2005 dan 2006 terima kasih atas segala
keceriaan dan bantuannya selama ini.
11. Bapak Kentriyus, Bapak Basuki, Mbak Retno, Mbak Watik dan Mbak Tutik
selaku staf Sub Laboratorium Kimia Laboratorium Pusat FMIPA UNS.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas
semua bantuan dan doanya. commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh
Karena itu penulis sangat mengharapkan saran maupun kritik yang bersifat
membangun demi hasil yang lebih baik. Namun demikian, penulis berharap
semoga karya kecil ini bermanfaat bagi pembaca.
Surakarta,
Maret 2011
Tri Hadhi Nugroho
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................
ii
HALAMAN PERNYATAAN..........................................................................
iii
HALAMAN ABSTRAK..................................................................................
iv
HALAMAN ABSTRACT................................................................................
v
HALAMAN MOTTO.......................................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................
vii
KATA PENGANTAR......................................................................................
viii
DAFTAR ISI.....................................................................................................
x
DAFTAR TABEL............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................
xvi
DAFTAR TABEL LAMPIRAN.......................................................................
xvi
DAFTAR GAMBAR LAMPIRAN..................................................................
i
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................
xix
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................
1
B. Perumusan Masalah..............................................................................
1
1. Identifikasi Masalah.......................................................................
3
2. Batasan Masalah.............................................................................
3
3. Rumusan Masalah...........................................................................
4
C. Tujuan Penelitian..................................................................................
7
D. Manfaat Penelitian...............................................................................
7
BAB II. LANDASAN TEORI..........................................................................
7
A. Tinjauan Pustaka...................................................................................
8
1. Elektroplating.................................................................................
8
a. Pengertian Elektroplating..........................................................
8
b. Prinsip kerja elektroplating.......................................................
8
c. Faktor – faktor yang Berpengaruh pada Proses Elektro-
8
plating........................................................................................
commit to user
d. Elektroplating Zn-Ni.................................................................
9
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Elektrolisis.....................................................................................
12
3. Teori Proses Deposisi Logam Secara Elektrolisis.........................
13
4. Aditif Brightener...........................................................................
15
5. p-Vanilin.......................................................................................
16
6. Analisa
18
a. Berat Lapisan Elektroplating Zn-Ni.........................................
19
b. Uji
19
kekerasan..................................................................................
20
B. Difraksi Sinar-X...................................................................................
22
C. Kerangka Pemikiran..............................................................................
24
D. Hipotesa................................................................................................
28
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN........................................................
29
A. Metode Penelitian.................................................................................
29
B. Tempat dan Waktu Penelitian...............................................................
29
C. Alat dan Bahan yang digunakan...........................................................
29
1. Alat.................................................................................................
29
2. Bahan.............................................................................................
30
D. Prosedur Penelitian...............................................................................
30
1. Persiapan
Sampel
Substrat
Besi
sebelum
Elektroplating
(Treatmen Pra-plating)..................................................................
30
2. Pembuatan Alat Pengatur Arus Listrik..........................................
31
3. Pembuatan Larutan Elektroplating Zn-Ni......................................
33
4. Proses Elektroplating.....................................................................
33
a. Karakterisasi..............................................................................
34
b. Berat Lapisan Elektroplating Zn-Ni..........................................
34
c. Kekerasan Lapisan elektroplating Zn-Ni...................................
34
d. Tekstur Permukaan Lapisan elektroplating Zn-Ni....................
35
e. Difraksi Sinar-X lapisan elektroplating Zn-Ni..........................
38
E. Teknik Pengumpulan Data....................................................................
38
F. Teknik Analisis Data.............................................................................
commit to user
39
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................
42
A. Hasil Penelitian.....................................................................................
42
1. Pembahasan.........................................................................................
48
2. Identifikasi Senyawa yang Terbentuk dalam Lapisan Elektroplating
Zn-Ni...................................................................................................
3. Pengaruh
Variasi
Rapat
Arus
terhadap
Karakter
Lapisan
Elektroplating Zn-Ni...........................................................................
a. Pengaruh
Rapat
Arus
Terhadap
Berat
48
50
Lapisan
Elaktroplating Zn-Ni...............................................................
50
b. Pengaruh Rapat Arus Terhadap Nilai Kekerasan Lapisan
Elektroplating Zn-Ni...............................................................
c. Pengaruh
Rapat
Arus
Terhadap
Tekstur
53
Lapisan
Elaktroplating Zn-Ni...............................................................
55
4. Pengaruh Konsentrasi Aditif p-Vanilin Terhadap Karakter Lapisan
Elektroplating Zn-Ni...........................................................................
57
a. Pengaruh Konsentrasi Aditif p-Vanilin Terhadap Berat
Lapisan Elaktroplating Zn-Ni.................................................
57
b. Pengaruh Konsentrasi Aditif p-Vanilin Terhadap Nilai
Kekerasan Lapisan Elektroplating Zn-Ni...............................
60
c. Pengaruh Konsentrasi Aditif p-Vanilin Terhadap Tekstur
Lapisan Elaktroplating Zn-Ni.................................................
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................
62
65
A. Kesimpulan...........................................................................................
65
B. Saran......................................................................................................
66
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
67
LAMPIRAN......................................................................................................
70
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Nilai Kekerasan Vikers Beberapa Logam....................................
22
Tabel 2. Perhitungan Penetuan Arus Listrik untuk Proses Elektroplating
Zn-Ni...........................................................................................
31
Tabel 3. Data Standarisasi Mikroskop Optik XSP-12................................
36
Tabel 4. Kelas Tingkat Kehalusan Tekstur Lapisan Elektroplating Zn-Ni
37
Tabel 5. Model Tabulasi Teknik Pengumpulan Data.................................
39
Tabel 6. Bentuk Tabulasi Analisis Data Pengaruh Rapat Arus terhadap
Karakter Lapisan Elektroplating Zn-Ni.......................................
40
Tabel 7. Bentuk Tabulasi Analisis Data Pengaruh Aditif p-Vanilin
terhadap Karakter Lapisan Elektroplating Zn-Ni.........................
40
Tabel 8. Data Rata – rata Karakterisasi Lapisan Elektroplating Zn-Ni.....
43
Tabel 9.Identifikasi Senyawa Lapisan Elektroplating Zn-Ni dari
Difraktogam XRD.....................................................................
49
Tabel 10. Konstanta a,b dan R Trendline Persamaan Linier Hubungan
Berat Lapisan Elektroplating Zn-Ni Terhadap Rapat Arus
(pada rapat arus 0,2 – 0,5 A/dm2) dengan Berbagai Variasi
Konsentrasi Aditif p-Vanilin.....................................................
51
Tabel 11. Data perbandinga berat lapisan elektroplating Zn-Ni secara
perhitungan berdasarkan hukum Faraday dan percobaan..........
51
Tabel 12. Tingkat Kelas Tekstur Lapisan Elektroplating Zn-Ni................
64
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Proses elektroplating................................................................
8
Gambar 2. Potensial reduksi dari alloy Zn-Ni............................................
12
Gambar 3. Zona (A) Helmholtz layer; (B) Difusion layer dan
(C) Bulk solution (fase ruah)....................................................
15
Gambar 4. Mekanisme proses elektrodeposisi ion logam.........................
16
Gambar 5. Struktur p-Vanilin (4-hydroxy-3-methoxybenzaldehyde)........
18
Gambar 6. Kompleks Cu(II) vanilin..........................................................
19
Gambar 7.a Alat Uji Kekerasan Vickers....................................................
21
b Indentor Piramid Vickers........................................................
21
Gambar 8. Jejak Indentor Vickers..............................................................
21
Gambar 9. Jenis Jejak Indentor Vickers.....................................................
22
Gambar 10. Kondisi difraksi Bragg..........................................................
23
Gambar 11. Skema Rangkaian Alat Pengatur Arus Listrik......................
32
Gambar 12. Alat Pengatur Arus.................................................................
33
Gambar 13. Setting alat elektroplating.......................................................
34
Gambar 14a. Alat uji kekerasan Mickrohardness Tester HWMMT X 7
merk
Underwood dengan TV Display merk Matsuzawa...
35
b. Jejak indentasi uji kekerasan................................................
35
Gambar 15. Kurva standarisasi mikroskop XSP-12 series........................
36
Gambar 16. Setting alat foto tekstur permukaan........................................
37
Gambar 17a. Foto Tekstur Permukaan Sampel Elektroplating Zn-Ni
tanpa aditif p-vanilin dan 0,010 g/L p-vanilin
(pada variasi rapat arus 0,2; 0,3; 0,4 dan 0,5 A/dm2).......
45
Gambar 17b. Foto Tekstur Permukaan Sampel Elektroplating Zn-Ni
dengan aditif p-vanilin 0,020 dan 0,030 g/L
(pada variasi rapat arus 0,2; 0,3; 0,4 dan 0,5 A/dm2).......
46
Gambar 17c. Foto Tekstur Permukaan Sampel Elektroplating Zn-Ni
dengan aditif p-vanilin 0,040 dan 0,050 g/L
(pada variasi rapat arus 0,2; 0,3; 0,4 dan 0,5 A/dm2).......
commit to user
Gambar 18. Difraktogram sampel lapisan elektroplating Zn-Ni................
xiv
47
48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Gambar 19. Grafik hubungan berat lapisan elektroplating Zn-Ni
terhadap rapat arus pada berbagai variasi konsentrasi aditif
p-vanilin................................................................................
50
Gambar 20. Terbentuknya gas pada proses elektroplating Zn-Ni
pada rapat arus 0,6 A/dm2 dengan aditif vanilin 0,050 g/L.
52
Gambar 21. Grafik hubungan nilai kekerasan lapisan elektroplating ZnNi terhadap rapat arus pada berbagai variasi konsentrasi
aditif p-vanilin.......................................................................
53
Gambar 22a. Struktur Non-packed.............................................................
54
b. Struktur Close-packed..........................................................
54
Gambar 23. Grafik hubungan diameter butiran deposit elektroplating
Zn-Ni
terhadap rapat arus pada berbagai variasi
konsentrasi aditif p-vanilin...................................................
55
Gambar 24a. Grafik hubungan ∆ Ya terhadap ∆Xa pada berbagai variasi
rapat arus..............................................................................
57
b. Grafik hubungan berat lapisan elektroplating Zn-Ni per
rapat arus terhadap konsentrasi aditif p-vanilin...................
57
Gambar 25. Grafik hubungan ∆ Yb terhadap ∆ Xa pada berbagai variasi
rapat arus...............................................................................
60
Gambar 26. Grafik hubungan ∆ Yc terhadap ∆ Xa pada berbagai variasi
rapat arus...............................................................................
commit to user
62
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Desain Penelitian...................................................................
70
Lampiran 2. Perhitungan kekuatan ion larutan (µ), Koefisien aktifitas
ion, Aktifitas ion Zn & Ni, Potensial reduksi Zn&Ni..........
71
Lampiran 3. Perhitungan berat lapisan elektroplating Zn-Ni berdasarkan
rumus Faraday.......................................................................
76
Lampiran 4. Data Berat Lapisan Elektroplating Zn-Ni..............................
79
Lampiran 5. Data Ukuran Benda Standar untuk Standarisasi Mikroskop
XSP-12 Series.......................................................................
80
Lampiran 6. Data Nilai Kekerasan Lapisan Elektroplating Zn-Ni............
81
Lampiran 7.Data Pengukuran Diameter Butiran Deposit Lapisan
Elektroplating Zn-Ni.............................................................
84
Lampiran 8. Pola Trendline Linier grafik hubungan berat lapisan
elektroplating Zn-Ni terhadap rapat arus pada berbagai
variasi konsentrasi aditif p-vanilin........................................
90
Lampiran 9. Analisa pengaruh konsentrasi p-vanilin terhadap berat
lapisan elektroplating Zn-Ni.................................................
91
Lampiran 10. Pola Trendline Linier grafik hubungan rapat arus
terhadap nilai kekerasan lapisan elektroplating Zn-Ni.......
93
Lampiran 11. Analisa pengaruh konsentrasi p-vanilin terhadap nilai
kekerasan lapisan elektroplating Zn-Ni..............................
94
Lampiran 12. Pola Trendline Linier grafik hubungan diameter butiran
lapisan elektroplating Zn-Ni terhadap rapat arus pada
berbagai variasi konsentrsi aditif p-vanilin........................
96
Lampiran 13. Analisa pengaruh konsentrasi p-vanilin terhadap diameter
butiran lapisan elektroplating Zn-Ni...................................
97
Lampiran 14. Data Difraktogram XRD sampel lapisan elektroplating
Zn-Ni..................................................................................
99
Lampiran 15. Data JCPDS beberapa senyawa Zn, Ni dan Zn-Ni..............
108
Lampiran 16. Data Identifikasi senyawa lapisan elektroplating Zn-Ni.....
commit to user
111
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL LAMPIRAN
Halaman
Tabel Lampiran 1. Molaritas bahan – bahan dalam larutan elektrolit...............
71
Tabel Lampiran 2. Perhitungan Arus Listrik yang digunakan untuk
Elektroplating Zn-Ni...........................................................
76
Tabel Lampiran 3. Data Berat Lapisan Elektroplating Zn-Ni...........................
79
Tabel Lampiran 4. Data Ukuran Benda Standar untuk Standarisasi
Mikroskop XSP-12 Series ..................................................
80
Tabel Lampiran 5. Data Nilai Kekerasan Lapisan Elektroplating Zn-Ni tanpa
p-Vanilin.............................................................................
81
Tabel Lampiran 6. Data Nilai Kekerasan Lapisan Elektroplating Zn-Ni
dengan Aditif p-Vanilin 0,010 g/L.....................................
81
Tabel Lampiran 7. Data Nilai Kekerasan Lapisan Elektroplating Zn-Ni
dengan Aditif p-Vanilin 0,020 g/L.....................................
82
Tabel Lampiran 8. Data Nilai Kekerasan Lapisan Elektroplating Zn-Ni
dengan Aditif p-Vanilin 0,030 g/L....................................
82
Tabel Lampiran 9. Data Nilai Kekerasan Lapisan Elektroplating Zn-Ni
dengan Aditif Vanilin 0,040 g/L........................................
83
Tabel Lampiran 10. Data Nilai Kekerasan Lapisan Elektroplating Zn-Ni
dengan Aditif Vanilin 0,050 g/L........................................
83
Tabel Lampiran 11. Ukuran Diameter Butiran Deposit Lapisan
Elektroplating Zn-Ni tanpa p-Vanilin...............................
84
Tabel Lampiran 12. Ukuran Diameter Butiran Deposit Lapisan
Elektroplating Zn-Ni dengan Aditif p-Vanilin 0,010 g/L
85
Tabel Lampiran 13. Ukuran Diameter Butiran Deposit Lapisan
Elektroplating Zn-Ni dengan Aditif p-Vanilin 0,020 g/L
85
Tabel Lampiran 14. Ukuran Diameter Butiran Deposit Lapisan
Elektroplating Zn-Ni dengan Aditif p-Vanilin 0,030 g/L
87
Tabel Lampiran 15. Ukuran Diameter Butiran Deposit Lapisan
Elektroplating Zn-Ni dengan Aditif p-Vanilin 0,040 g/L
commit to user
xvii
88
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel Lampiran 16. Ukuran Diameter Butiran Deposit Lapisan
89
Elektroplating Zn-Ni dengan Aditif p-Vanilin 0,050g/L
Tabel Lampiran 17. Data Selisih Berat Lapisan Set Eksperimen dengan Set
91
Kontrol.............................................................................
Tabel Lampiran 18. Data Selisih Nilai Kekerasan Lapisan Set Eksperimen
94
dengan Set Kontrol...........................................................
Tabel Lampiran 19. Data Selisih Diameter Butiran Set Eksperimen dengan
97
Set Kontrol.......................................................................
Tabel Lampiran 20. Data Identifikasi Senyawa pada Sampel Lapisan Zn-Ni
111
tanpa Vanilin....................................................................
Tabel Lampiran 21. Data Identifikasi Senyawa pada Sampel Lapisan Zn-Ni
dengan Aditif Vanilin 0,030 g/L......................................
commit to user
xviii
112
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR LAMPIRAN
Halaman
Gambar Lampiran 1. Grafik hubungan berat lapisan elektroplating ZnNi terhadap rapat arus pada berbagai variasi
konsentrasi aditif p-vanilin.....................................
90
Gambar Lampiran 2. Grafik hubungan ∆ Ya terhadap ∆ Xa pada
berbagai variasi rapat arus......................................
92
Gambar Lampiran 3. Grafik hubungan rapat arus terhadap nilai
kekerasan lapisan elektroplating Zn-Ni pada
berbagai variasi aditif p-vanilin..............................
93
Gambar Lampiran 4. Grafik hubungan ∆ Yb terhadap ∆ Xa pada
berbagai variasi rapat arus......................................
95
Gambar Lampiran 5. Grafik hubungan diameter butiran lapisan
elektroplating Zn-Ni terhadap rapat arus pada
berbagai variasi konsentrsi aditif p-vanilin.............
96
Gambar Lampiran 6. Grafik hubungan ∆ Yc terhadap ∆ Xa pada
berbagai variasi rapat arus......................................
97
Gambar Lampiran 7. Foto Mikroskop Benda standar untuk standarisasi
mikroskop XSP – 12...............................................
113
Gambar Lampiran 8. Foto sampel yang menunjukkan lapisan kusam
pada rapat arus 0,6 A/dm2.......................................
commit to user
xix
114
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Besi merupakan logam yang banyak digunakan dalam kehidupan seharihari. Misalnya, di bidang industri, otomotif, konstruksi bangunan, elektronika dan
alat-alat rumah tangga. Besi memiliki kelebihan seperti kuat, mudah di dapatkan,
mudah dibentuk dan harga relatif murah. Namun, apabila besi dibiarkan dalam
lingkungan, besi mudah teroksidasi oleh udara sekitar dan mengalami korosi
(Hartomo, 1992). Korosi pada besi akan merusak struktur material dan
menggurangi nilai kekuatan besi. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu
penanganan terkait masalah korosi pada besi.
Salah satu metode yang dilakukan untuk mencegah korosi pada besi
adalah dengan melapisi besi dengan logam lain secara lapis listrik atau disebut
elektroplating. Proses elektroplating merupakan teknik pengendapan (deposisi)
ion logam secara elektrolisis dimana endapan logam (deposit) melekat pada suatu
elektroda, dengan tujuan untuk melindungi dan melapisi permukaan elektroda
dengan sifat dan dimensi yang berbeda (ASTM 374-96). Seng (Zn) merupakan
logam yang sering digunakan untuk melapisi besi secara lapis listrik
(elektroplating Zn) karena bersifat proteksi anodik terhadap besi, mudah
didapatkan dan harga relatif murah (Nasoetion dkk., 2005).
Dewasa ini, penelitian elektroplating Zn dikembangkan pada coating alloy
(pelapisan paduan logam) salah satunya adalah elektroplating Zn-Ni. Penambahan
sedikit logam Ni dalam komposisi lapisan elektroplating Zn akan memodifikasi
potensial reduksi Zn karena secara elektrokimia berdasarkan nilai potensial
reduksi Ni lebih mulia dari Zn (Wynn et al., 2001). Selain itu, material alloy ZnNi dalam sifat mekanik terjadi peningkatan kekerasan karena berdasarkan sifat
karakteristiknya Ni lebih keras daripada Zn (Hariyanti, 2007). Berdasarkan
Shivakumara et al. (2007) lapisan elektroplating Zn–Ni pada substrat besi dengan
komposisi Ni antara 8% sampai 14% berat mampu memberikan perlindungan
to user lapisan elektroplating Zn.
korosi lima hingga enam kali lebihcommit
kuat dibanding
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2
Proses elektroplating Zn–Ni dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti:
rapat arus, tegangan listrik, komposisi dan konsentrasi elektrolit, pH larutan,
konduktivitas larutan, suhu larutan, jenis elektroda, jarak anoda – katoda dan
waktu elektrolisa (Purwanto dan Huda, 2005). Adapun tekstur hasil pelapisan
logam yang diperoleh dari proses elektroplating dipengaruhi oleh orientasi
pengendapan depositnya dan adanya komponen lain yang terbentuk. Tekstur
permukaan yang kasar dapat diperbaiki dengan penambahan bahan aditif tertentu
dengan konsentrasi tertentu (Adamson, 1990).
Bahan aditif di dalam industri elektroplating sering digunakan untuk
meningkatkan kualitas lapisan elektroplating. Salah satu bahan aditif adalah bahan
pencerah (brightener). Brightener sengaja diberikan di dalam larutan elektroplating untuk mengontrol pertumbuhan deposit agar diperoleh kualitas lapisan
yang baik meliputi: kecerahan (bright), kerataan lapisan (leveling) dan kekerasan
(hard) (Purwanto dan Huda, 2005).
Kim et al. (2004) menyatakan o-vanilin dapat berfungsi sebagai brightener
dalam elektroplating Zn dengan hasil tekstur permukaan lapisan lebih halus,
ukuran butiran deposit lebih kecil dan spektrum reflektansi tinggi. Selain itu,
Ravindran et al. (2006) menyatakan senyawa aldehide seperti acetaldehide,
anisaldehide, benzaldehide, formaldehide dan furfuraldehide dapat digunakan
sebagai brightener dalam elektroplating Zn-Ni. Senyawa o-vanilin (2-hidroksi-3metoksi benzaldehide) merupakan golongan aldehide. Oleh karena itu,
berdasarkan latar belakang diatas maka dimungkinkan o-vanilin dapat digunakan
sebagai brightener dalam elektroplating Zn-Ni.
Berdasarkan uraian diatas, penelitian tentang aditif vanilin sebagai
brightener dalam elektroplating Zn-Ni sangat menarik untuk dilakukan karena
dapat menambah nilai guna dari vanilin. Dalam penelitian ini akan dilakukan
elektroplating Zn-Ni pada substrat besi dengan aditif vanilin pada larutan
elektrolit Zn-Ni. Sehingga diharapkan didapatkan material besi lapis Zn-Ni yang
memiliki aspek protektif (tahan terhadap korosi) dan aspek dekoratif (warna
lapisan tampak lebih cerah).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3
B. Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Rapat arus merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam proses
elektroplating Zn-Ni. Rapat arus didefinisikan besarnya arus yang diberikan per
satuan luas bidang elektroplating (pelapisan). Rapat arus dalam proses
elektroplating berhubungan dengan transfer elektron dan laju deposisi ion logam
dalam larutan elektrolit. Semakin besar rapat arus menyebabkan transfer elektron
dan laju deposisi ion logam semakin besar sehingga akan semakin cepat
mendapatkan berat lapisan dan dengan ketebalan lapisan tertentu. Rapat arus yang
tinggi juga dapat menyebabkan terjadinya panas dalam larutan elektrolit sehingga
akan mengakibatkan lapisan elektroplating Zn-Ni menjadi kusam dengan ditandai
warna lapisan yang menghitam (Fauzi, 1994). Oleh karena itu perlu dikaji rapat
arus yang digunakan dalam proses elektroplating Zn-Ni dengan melakukan variasi
rapat arus sehingga didapatkan kualitas lapisan elektroplating Zn-Ni yang baik.
Aditif brightener di dalam proses elektroplating merupakan bahan
tambahan pada larutan elektrolit dengan jumlah sedikit dimaksudkan untuk
mengatur pertumbuhan deposit logam Zn dan Ni. Pertumbuhan deposit yang
teratur menghasilkan lapisan elektroplating Zn-Ni dengan kualitas baik meliputi
kecerahan (bright) dan kekerasan (hard) (Purwanto dan Huda, 2005). Kim et al.
(2004) menyatakan bahwa o-vanillin dapat berfungsi sebagai brightener. Vanilin
dibedakan menjadi 2 berdasarkan rumus strukturnya yaitu: o-vanillin (2-hidroksi3-metoksi benzaldehide dan p-vanillin (4-hidroksi-3-metoksi benzaldehide).
Senyawa o-vanillin dapat diperoleh dari sintesis guaiakol (o-metoksi phenol)
melalui reaksi Reimer-Tiemann (Suwarso dkk., 2002) sedangkan untuk senyawa
p-vanillin dapat diperoleh dari ekstrak biji vanila (Widajanti dkk.,2002). Struktur
o-vanilin dan p-vanilin dibedakan pada posisi gugus hidroksi yang terikat
sedangkan untuk massa rumus molekul (MR) adalah sama. Berdasarkan latar
belakang tersebut kemungkinan p-vanillin dapat digunakan sebagai brightener
dalam elektroplating Zn-Ni. Konsentrasi p-vanilin yang ditambahkan akan
berpengaruh terhadap proses deposisi ion Zn2+ dan Ni2+ ke katoda. Konsentrasi
user sedikit antara 100 µM sampai 10
aditif o-vanillin yang ditambahkancommit
adalahtosangat
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4
mM (Kim. et al., 2004). Oleh karena itu, perlu dikaji konsentrasi aditif p-vanilin
yang akan digunakan sebagai brightener dengan melakukan variasi konsentrasi.
Lapisan elektroplating Zn-Ni tersusun atas deposit logam Zn dan Ni,
membentuk suatu sistem kristal logam. Terdapat beberapa metode yang
digunakan untuk identifikasi senyawa dalam lapisan elektroplating, diantaranya
adalah metode XRF (X-Ray Fluoresence) dan XRD (X-Ray Diffraction).
Keduanya merupakan metode analisa non-destruktif (tidak merusak/mengakibatkan perubahan pada sampel). Analisa dengan metode XRF dapat
menunjukkan komposisi unsur – unsur yang terdapat dalam lapisan elektroplating,
sedangkan analisa dengan XRD menunjukkan struktur kristal logam yang
terbentuk dalam lapisan elektroplating (Bicelli et al., 2008).
Kualitas lapisan elektroplating Zn-Ni dapat ditinjau berdasarkan sifat
karakterisasi dari alloy tersebut. Karakterisasi alloy Zn-Ni meliputi banyak hal
antara lain: berat lapisan, ketebalan, komposisi, tekstur permukaan, kekerasan,
kecerahan, korosivitas, sifat elektrik, sifat magnetik dan stabilitas termal.
Sehingga perlu ditentukan karakterisasi alloy lapisan elektroplating Zn-Ni
disesuaikan dengan kajian penelitiaan untuk mengetahui kualitas dari lapisan
elektroplating Zn-Ni.
2. Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas perlu adanya batasan masalah dalam
penelitian ini, antara lain:
a. Penelitian berfokus pada pengaruh rapat arus dan aditif vanilin, sehingga
faktor - faktor lain dalam proses elektroplating Zn-Ni dibuat tetap.
1) Rapat arus yang digunakan di variasi yaitu: 0,2; 0,3; 0,4; 0,5 dan 0,6
A/dm2. Variasi rapat arus yang digunakan merujuk pada penelitian
Shivakumara et al. (2007).
2) Proses elektroplating Zn-Ni menggunakan sistem 2 elektroda yaitu: katoda
dan anoda. Katoda yang dipakai adalah plat besi yang merupakan substrat
yang akan dilapisi. Sampel plat besi merupakan jenis strip plat. Sampel
commit to user
besi didapatkan dari Pasar besi Kusumodilagan Surakarta. Ukuran dimensi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5
sampel substrat besi ditetapkan panjang x lebar: (5 cm x 2,65 cm). Anoda
yang dipakai adalah platina (Pt). Logam platina dipilih sebagai anoda
karena bersifat inert sehingga platina tidak akan teroksidasi tetapi yang
teroksidasi adalah air.
3) Komposisi larutan elektrolit untuk elektroplating Zn-Ni mengacu pada
penelitian Shivakumara et al. (2007) yaitu:
a) ZnSO4.7H2O : 56,60 %
d) H3BO3 : 7,56 %
b) NiSO4.6H2O : 3,77 %
e) EDTA : 5,66 %
c) Na2SO4
f) NaLS
: 22,64 %
: 3,77 %
Keterangan:
a) ZnSO4.7H2O dan NiSO4.6H2O sebagai sumber ion Zn dan Ni. Bahan
ZnSO4.7H2O dan NiSO4.6H2O dipilih karena mudah larut dalam air
dan anion sulfatnya mempunyai pengaruh relatif lebih kecil terhadap
konduktifitas elektrolit bila dibandingkan dengan anion klorida.
b) Na2SO4 ditambahkan dalam larutan elektrolit dimaksudkan untuk
meningkatkan konduktifitas (daya hantar listik) larutan elektrolit.
Apabila konduktifitas besar maka hambatan dalam larutan elektrolit
menjadi kecil.
c) H3BO3 berfungsi sebagai larutan penyangga (buffer) yang dapat
mempertahankan pH larutan elektrolit. Selain itu juga dapat membantu
meningkatkan daya hantar listik larutan elektrolit (Shivakumara et al.,
2007).
d) EDTA berfungsi sebagai bahan pengompleks. Ion Zn dan Ni lebih
stabil dalam bentuk kompleksnya, sehingga diharapkan tidak terbentuk
endapan Zn(OH)2 atau Ni(OH)2 (Purwanto dan Huda, 2005).
e) NaLS merupakan surfaktan yang berfungsi sebagai wetting agent
(agen pembasah) yaitu dapat menurunkan tegangan permukaan dari
gas H2 yang teradsorpsi pada permukaan katoda. Adanya gas H2 akan
menghalangi deposisi ion Zn dan Ni ke katoda (Purnawan, 2003).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6
4) Jarak anoda dan katoda ditetapkan 3 cm.
Jarak anoda – katoda menentukan hantaran arus listrik dan berpengaruh
terhadap keseragaman tebal lapisan. Apabila jarak anoda-katoda dekat,
maka konduktifitas besar dan hambatan mejadi kecil, karena konduktifitas
(L) berbanding terbalik dengan hambatan (R) (Dogra, 1990). Jarak anoda
dan katoda ditetapkan 3 cm karena jaraknya tidak terlalu jauh. Selain itu,
menyesuaikan dengan dimensi dari bak elektroplating.
5) Suhu operasi elektroplating pada suhu ruang + 28 oC.
Semakin tinggi suhu elektroplating menyebabkan konduktivitas larutan
makin besar sehingga mempercepat hantaran arus listrik. Tetapi pada suhu
yang terlalu tinggi dapat menyebabkan lapisan menjadi terbakar (kusam)
dan menyebabkan terjadinya kerusakan aditif (Purwanto dan Huda, 2005).
Sehingga elektroplating dilakukan pada suhu ruang + 28 oC.
b. Vanilin yang digunakan sebagai brightener adalah jenis p-vanilin. Konsentrasi
aditif p-vanilin dalam larutan elektrolit divariasi dengan konsentrasi: 0,000;
0,010; 0,020; 0,030; 0,040; dan 0,050 g/L. Variasi konsentrasi aditif vanilin
yang digunakan, merujuk pada penelitian Kim et al. (2004) yaitu dalam range
konsentrasi antara 100 µM sampai 10 mM.
c. Identifikasi struktur dalam lapisan elektroplating Zn-Ni dilakukan dengan
instrumen X-Ray Difractometer (X-RD).
d. Karakterisasi lapisan elektroplating Zn-Ni pada penelitian ini dibatasi pada :
1) Berat lapisan elektroplating Zn-Ni. Berat lapisan elektroplating Zn-Ni
merupakan berat total dari campuran deposit logam Zn dan Ni. Uji berat
dilakukan secara gravimetri dengan neraca analitis.
2) Tingkat kekerasan lapisan elektroplating Zn-Ni. Uji kekerasan dalam
penelitian ini mengunakan alat Mickrohardness Tester.
3) Tekstur permukaan lapisan elektroplating Zn-Ni. Tekstur permukaan
berhubungan dengan ukuran butiran deposit yang terbentuk. Karakterisasi
tekstur permukaan lapisan elektroplating Zn-Ni menggunakan mikroskop
optik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka rumusan
masalah yang akan diungkapkan dalam penelitian ini adalah :
a. Bagaimana pengaruh rapat arus terhadap:
1) berat lapisan elektroplating Zn-Ni?
2) tingkat kekerasan lapisan elektroplating Zn-Ni?
3) tekstur lapisan elektroplating Zn-Ni?
b. Bagaimana pengaruh aditif p-vanilin terhadap:
1) berat lapisan elektroplating Zn-Ni?
2) tingkat kekerasan lapisan elektroplating Zn-Ni?
3) tekstur lapisan elektroplating Zn-Ni?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh rapat arus terhadap berat, tingkat kekerasan dan tekstur
lapisan elektroplating Zn-Ni.
2. Mengetahui pengaruh aditif p-vanilin terhadap berat, tingkat kekerasan dan
tekstur lapisan elektroplating Zn-Ni.
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan manfaat yaitu:
1. Secara praktis, memberikan metode alternatif tentang salah satu cara
pencegahan korosi pada besi yaitu dengan elektroplating Zn-Ni.
2. Secara teoritis, dapat memberikan informasi tentang pengaruh rapat arus dan
penggunaan aditif p-vanilin sebagai brightener dalam hal peningkatan kualitas
lapisan elektoplating Zn-Ni.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Elektroplating
a. Pengertian Elektroplating
Proses elektroplating merupakan teknik pengendapan (deposisi) suatu ion
logam secara elektrolisis, dimana endapan logam melekat pada suatu elektroda,
dengan tujuan untuk melindungi dan melapisi permukaan elektroda dengan sifat
dan dimensi yang berbeda (ASTM 374-96). Ion logam diperoleh dari elektrolit
maupun berasal dari pelarutan anoda logam ke dalam elektrolit. Pengendapan
terjadi pada benda kerja yang berlaku sebagai katoda. Lapisan logam yang
mengendap disebut deposit. Selama pengendapan akan terjadi reaksi kimia pada
elektroda dan larutan elektrolit, baik reaksi oksidasi maupun reduksi (Purwanto
dan Huda, 2005).
b. Prinsip kerja elektroplating
Gambar 1 menjelaskan tentang proses elektroplating. Sumber listrik arus
searah (Dirrect Current / DC) dihubungkan elektroda di dalam larutan elektrolit.
Elektroda pada kutub negatif disebut katoda sedangkan kutub positif disebut
anoda. Benda yang akan dilapisi harus bersifat konduktif dan berfungsi sebagai
katoda. Besarnya arus terbaca oleh amperemeter. Tahanan berfungsi mengatur
besarnya arus yang masuk. Sedangkan voltmeter berfungsi mengukur besarnya
beda potensial antara anoda dan katoda.
Arah aliran elektron
Tahanan
Amperemeter
-
Sumber tegangan (DC)
+
Voltmeter
Katoda ( - ) reaksi reduksi
Anoda (+) reaksi oksidasi
Larutan Elektrolit
Bak Plating
- Anion migrasi ke anoda
Ion + kation migrasi ke katoda
commit to user
Gambar 1. Proses elektroplating
8
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
c. Faktor – faktor yang Berpengaruh pada Proses Elektroplating
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses elektroplating diantaranya
adalah:
1) Konsentrasi elektrolit
Konsentrasi elektrolit selama berlangsungnya proses elektroplating akan
mengalami perubahan terutama karena adanya perpindahan ion logam dari larutan
yang mengendap di katoda. Pada umumnya kelebihan kadar logam akan
menyebabkan menurunnya kekilapan dan kerataan lapisan. Apabila kadar logam
rendah terjadi penurunan konduktivitas sehingga proses plating menjadi lambat.
Oleh karena itu konsentrasi elektrolit perlu dijaga konstan dengan melakukan
analisis larutan secara teratur (Purwanto dan Huda, 2005).
2) Konduktivitas larutan
Konduktivitas/Daya hantar listrik larutan bergantung pada konsentrasi dan
jenis ion dalam larutan. Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu
ion dalam larutan. Ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang
besar (Hendayana dkk., 1994).
L = k (A/l) …………..……………………… (1)
Keterangan:
L adalah daya hantar listrik (mho)
A adalah luasan daerah elektroda (m2)
l adalah jarak antara elektroda (m)
k adalah hantaran jenis (mho m-1)
3) Rapat arus (Current density)
Berdasarkan hukum faraday, banyaknya endapan sebanding dengan kuat
arus. Akan tetapi dalam praktek, besaran yang diperlukan untuk elektroplating
adalah rapat arus yaitu arus per satuan luas, biasanya dinyatakan dalam
Ampere/dm2 (A/dm2) atau Ampere/foot2 (A/ft2). Rapat arus dirumuskan:
……………………………………. (2)
Keterangan : J = Rapat arus (Current density) (A/dm2)
I = Arus listrik (Ampere)
A = Luas permukaancommit
(dm2) to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
Rapat arus perlu diperhatikan agar menghasilkan lapisan yang berkualitas
baik. Pada rapat arus kecil, ion mempunyai kecepatan deposisi rendah. Rapat arus
terlalu rendah menyebabkan pelepasan ion menjadi lambat. Idealnya laju
pertumbuhan deposit permulaan (initial stage deposition) lebih cepat daripada laju
pembentukan deposit baru (deposisi berikutnya) tetapi karena laju yang sangat
rendah mengakibatkan (initial stage deposition) belum sempurna sehingga seluruh
area pelapisan tidak terlapisi dengan sempurna.
Sedangkan ketika rapat arus mulai dinaikkan, akan mempercepat ion
logam membentuk inti kristal logam (nuclei) dan menyebabkan pertumbuhan
deposit permulaan (initial stage deposition) mulai mengalami peningkatan,
sehingga kemungkinan deposit menjadi lebih fine-grained (berbentuk butiran
yang bagus) (Glasstone, 1962).
Kondisi rapat arus jika terlalu tinggi, menyebabkan laju deposisi sangat
cepat dan deposit tidak mampu menata/mengarahkan diri ke posisi yang stabil,
karena deposisi permulaan belum sempurna selesai, tetapi sudah disusul deposisi
berikutnya. Sehingga pertumbuhan deposit akan berupa butiran kristal
menyebabkan tekstur menjadi kasar (Glasstone, 1962). Selain hal itu, rapat arus
yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan timbulnya panas. Akibatnya
menghasilkan deposit yang terbakar dengan ditandai warna yang menghitam
(Purwanto dan Huda, 2005). Fenomena tersebut diterangkan oleh Hukum Joule
berikut ini:
E listrik = V. I . t
E listrik = E panas
(konversi energi)
E panas ~ V. I . t ………………..…………….. (3)
4) Tegangan listrik (voltase)
Arus listrik yang menghasilkan perubahan kimia, mengalir melalui mediun
(logam atau elektrolit). Oleh karena adanya beda potensial (tegangan listrik)
antara elektroda menyebabkan ion-ion dalam sistem bergerak ke elektroda. Agar
terjadi proses elektrolisis, diperlukan potensial listrik sekurang-kurangnya sama
dengan potensial standar dari ion yang akan direduksi. Sehingga tegangan yang
diperlukan untuk proses elektroplating tergantung dari jenis, komposisi dan
commit to user
kondisi elektrolit.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
Hubungan antara beda potensial dan arus listrik dirumuskan melalui
hukum Ohm, yaitu:
V = I x R ......................................................... (4)
Keterangan:
V = Tegangan listrik/Beda potensial (volt)
I = Arus Listrik (Ampere)
R = Tahanan (Ohm)
Sesuai dengan hukum Ohm, bila hambatan (R) yang diberikan tetap/konstan maka
besarnya beda potensial (V) sebanding dengan besarnya arus listrik (A).
Rapat arus dapat dinaikkan dengan menaikkan tegangan, akan tetapi ini
dapat menyebabkan terjadinya polarisasi dan dapat tercapainya tegangan batas.
Pada keadaan tegangan batas, tidak terjadi aliran arus melalui elektrolit, dan bila
tegangan dinaikkan atau akan terjadi potensial lebih (over potensial) yang
menyebabkan terjadinya elektrolisis air yang menghasilkan gas hidrogen dan
oksigen (Hiskia, 1992).
5) Waktu elektrolisa
Berdasarkan hukum faraday I:
……………………………………… (5)
Berat lapisan elektroplating (w) berbanding linier dengan waktu elektrolisa (t).
Semakin lama waktu elektrolisa makin banyak endapan yang terbentuk.
6) Jarak Anoda – katoda
Jarak anoda – katoda menentukan hantaran arus listrik dan sangat
berpengaruh terhadap keseragaman tebal lapisan. Besarnya konduktivitas
berbanding terbalik dengan jarak anoda dan katoda, lihat rumus (1). Apabila jarak
anoda-katoda kecil, maka konduktifitas besar dan hambatan mejadi kecil. karena
konduktifitas (L) berbanding terbalik dengan hambatan (R) (Dogra, 1990).
L = 1/R ………………………………………. (6)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
7) Temperatur
Temperatur berpengaruh terhadap konduktivitas. Temperatur semakin
tinggi menyebabkan konduktivitas larutan makin besar sehingga mempercepat
hantaran arus listrik. Temperatur yang terlalu tinggi dapat menyebabkan endapan
terbakar dan terjadi kerusakan aditif (Purwanto dan Huda, 2005).
d. Elektroplating Zn-Ni
Teknologi coating alloy elektroplating Zn-Ni dikembangkan sebagai
pengganti untuk elektroplating Cd (Kadmium). Hal ini karena logam Cd bersifat
racun, berbahaya untuk kesehatan, dan menyebabkan pencemaran lingkungan
selain itu juga memiliki biaya operasional yang tinggi (Zaki and Budman, 1991).
Penelitian dan pengembangan produk elektroplating Zn, telah difokuskan
pada pengembangan coating alloy (lapisan paduan logam) yang mengandung
sejumlah kecil unsur lain, seperti Fe, Co, Sn dan Ni. Dimasukkannya unsur lain ke
dalam komposisi lapisan elektroplating Zn akan memodifikasi potensial reduksi
alloy tersebut. Karena paduan ini secara elektrokimia berdasarkan nilai potensial
reduksi lebih mulia dari seng (Wynn et al., 2001). Sebagai contoh adalah
potensial reduksi alloy Zn-Ni mengalami kenaikan bila dibandingkan potensial Zn
ditunjukkan pada Gambar 2.
Gambar 2. Potensial
reduksi
commit
to userdari alloy Zn-Ni
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
Proses coating alloy juga akan mengakibatkan perubahan sifat fisik,
mekanik, dan sifat teknologi suatu material. Salah satu contoh perubahan fisik
ketika material dilapis dengan nikel adalah bertambahnya daya tahan material
tersebut terhadap korosi, serta bertambahnya kapasitas konduktifitasnya. Adapun
dalam sifat mekanik, terjadi perubahan kekuatan tarik maupun tekan/kekerasan
dari suatu material sesudah mengalami pelapisan dibandingkan sebelumnya
(Hariyanti, 2007).
2. Elektrolisis
Istilah elektrolisis berasal dari Yunani yaitu: electro artinya sifat mengenai
listrik dan lysis artinya terurai. Pada elektrolisis oleh energi listrik zat-zat dapat
terurai. Alat tempat berlangsungnya elektrolisis disebut sel elektrolisis. Dalam sel
ini terdapat:
a) Elektroda adalah penghantar tempat listrik masuk ke dalam dan ke luar dari
zat – zat yang bereaksi.
b) Perpindahan elektron antara elektroda dan zat-zat dalam sel menghasilkan
reaksi terjadi pada permukaan elektroda.
c) Zat-zat yang dapat dielektrolisi, adalah leburan ion dan larutan yang
mengandung zat terlarut.
Pada anoda terjadi reaksi oksidasi, yaitu anion (ion negatif) ditarik oleh
anoda dan jumlah elektronnya berkurang sehingga bilangan oksidasinya
bertambah. Reaksi di anode tergantung pada jenis anoda dan anion (Romdhoni,
2010).
1) Anode inert (Karbon (C), Platina (Pt), Emas (Au))
a) Ion sisa asam yang mengandung oksigen (misalnya NO3-, SO42-, PO43-)
tidak mengalami oksidasi, tetapi yang teroksidasi adalah air. Reaksinya:
Anode (+) : 2H2O ( l ) → 4H+ (aq) + O2 (g) + 4eb) Ion sisa asam yang lain (Contoh: Cl-, Br- ,I-) akan teroksidasi
Anode (+) : 2Cl- (aq) → Cl2 (g) + 2eAnode (+) : 2Br- (aq) → Br2 (g) + 2eAnode (+) : 2I- (aq) →
I2 (g) + 2ecommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
c) Ion OH- dioksidasi menjadi H2O dan O2. Reaksinya
Anode (+) :4OH- (aq) → 2H2O ( l ) + O2 (g) + 4e2) Anoda tak inert (contoh: Ag, Cu, Zn) akan teroksidasi. Reaksinya:
Anode (+) : Ag (s) → Ag+ (aq) + eAnode (+) : Cu (s) → Cu2+(aq) + 2eAnode (+) : Zn (s) → Zn2+ (aq) + 2eSedangkan pada katoda terjadi reaksi reduksi, yaitu kation (ion positif)
ditarik oleh katoda dan menerima tambahan elektron, sehingga bilangan
oksidasinya berkurang. Reaksi di katode tergantung pada jenis kation (ion logam)
(Romdhoni, 2010).
1) Kation logam golongan alkali IA (Li+, Na+, K+), alkali tanah IIA (Mg2+, Ca2+,
Sr2+, Ba2+), Al3+ dan Mn2+ tidak tereduksi, tetapi air yang mengalami reduksi.
Katode (-) : 2H2O (aq) + 2e- → H2 (g) + 2OH- (aq)
2) Kation logam lain (misalnya: Ag+, Zn2+, Ni2+dan lainnya) mengalami reduksi.
Katode (-) : Ag+ (aq) + e- → Ag (s)
Katode (-) : Zn2+(aq) + 2e- → Zn (s)
Katode (-) : Ni2+ (aq) + 2e- → Ni (s)
3) Ion H+ direduksi menjadi H2. Reaksinya:
2H+ (aq) + 2e- → H2 (g)
Elektroplating Zn-Ni merupakan reaksi elektrolisis. Berdasarkan teori
diatas dapat dituliskan reaksi yang terjadi yaitu:
Elektrolisis larutan Zn dan Ni dengan elektroda Pt, reaksinya:
Katoda (reduksi)
: 2 Zn2+ (aq) + 4e- → 2 Zn (s)
2 Ni2+ (aq) + 4e- → 2 Ni (s)
4 H+ (aq) + 4e- → 2 H2(g)
Anoda (Oksidasi) : 6 H2O (l) → 12 H+ (aq) + 3 O2 (g) + 12 e——————————————————————————————— +
Reaksi redoks total:
2 Zn2+(aq) + 2 Ni2+(aq) + 6 H2O (l) → 2 Zn(s) + 2 Ni(s)+ 2 H2(g) + 8 H+(aq) + 3 O2(g)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
3. Teori Proses Deposisi Logam Secara Elektrolisis
Elektroplating sering juga disebut dengan istilah elektrodeposisi
(electrodeposition), bentuk singkatan dari electrolytic deposition. Proses tersebut
menggunakan arus listrik untuk mereduksi ion logam dari larutan dan dilapiskan
pada suatu material substrat.
Reaksi yang terjadi, di dalam praktek elektrodeposisi tidaklah sederhana,
melainkan lebih rumit. Terdapat tiga buah pembagian zona, yang dibedakan
berdasarkan jarak zona dengan katoda seperti terlihat pada Gambar 3 yaitu: Zona
(A) disebut sebagai Helmholtz layer berada pada batas antar muka dengan katoda.
Zona (B) disebut sebagai Difusion layer jarak dari katoda lebih jauh daripada
Helmholtz layer. Zona (C) disebut sebagai Bulk solution (fase ruah/elektrolit).
Pada zona difusi, pergerakan ion dipengaruhi oleh perbedaan kepekatan
konsentrasi
ion
antara
zona
Helmholtz
dan
zona
elektrolit
(http://electrochem.cwru.edu/ed/encycl/art-e01-electroplat.htm).
Gambar 3. Zona (A) Helmholtz layer; (B) Difusion layer dan
(C) Bulk solution (fase ruah/elektrolit)
Proses pergerakan (deposisi) ion logam ke katoda di bawah pengaruh arus
(yang diberikan). Penjelasan mekanisme proses deposisi ion logam ke katoda
commit
(substrat) dijelaskan dalam Gambar
4. to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
Gambar 4. Mekanisme proses elektrodeposisi ion logam
Keterangan Penjelasan Gambar 4:
1) Ion-ion logam dalam larutan elektrolit merupakan hydrate-cation artinya ion
logam ter-solvasi oleh molekul air. Hydrate-cation di dalam larutan
bermigrasi dari zona fase ruwah (bulk) memasuki zona double layer (gouy
chapman layer). Proses ini disebut dengan istilah mass transfer, yang
dipengaruhi oleh 3 faktor: arus (gaya elektrostatik), difusi konsentrasi, dan
konveksi (misal: jika diberi perlakuan pengadukan).
2) Ketika hydrate-cation memasuki zona helmholtz layer, molekul air dari
hydrate-cation tersebut mulai terdistorsi oleh elektron dari permukaan katoda
dan terdekomposisi (terlepas) dari kation.
3) Ion logam (kation) yang telah kehilangan molekul airnya (dehydrated cation)
siap menerima elektron untuk dinetralkan/direduksi membentuk atom logam
dan selanjutnya teradsorp pada permukaan katoda.
4) Molekul air terbebas dari stuktur kompleks hydrate, Sedangkan atom/kristal
logam yang teradsorp kemudian menuju titik pertumbuhan pada permukaan
katoda (Lower, 2004).
4. Aditif Brightener
Aditif brightener merupakan bahan tambahan dengan jumlah kecil
dimaksudkan untuk mengatur pertumbuhan kristal sehingga diperoleh hasil
plating dengan kualitas yang baik
meliputi
kecerahan dan kekerasan (Purwanto
commit
to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
dan Huda, 2005). Bahan aditif brightener ditambahkan dalam jumlah yang sangat
kecil antara 100 µM sampai 10 mM, namun mampu meningkatkan kualitas
deposit yaitu: menghasilkan deposit mikrokrsital yang lembut dan butiran yang
tidak kasat (fine-grained). Aditif brightener umumnya berupa senyawa organik
yang bekerja pada rentang temperature tertentu dan dapat rusak selama proses
berlangsung (Kim et al., 2004).
Fungsi dari aditif brightener adalah mengatur pertumbuhan kristal
(deposit) yaitu dengan cara menghambat laju deposisi dari ion logam (Purwanto
dan Huda, 2005). Mekanisme yang dipercayai untuk menjelaskan prinsip
brightener adalah dengan pengompleksan ion logam, yaitu dengan menambahkan
ligan yang berikatan koordinasi dengan ion logam. Penjelasan tentang aditif
brightener menghambat laju deposisi ion logam, dapat dijelaskan berdasarkan
teori elektrodeposisi (Gambar 4). Ketika senyawa aditif (ligan) dengan struktur
yang lebih besar dari hydrate (misal: p-vanilin) ditambahkan dalam larutan
elektrolit, jumlah hydrate-cation akan berkurang karena terbentuk kompleks
vanilin-cation. Mekanisme aditif brightener pada proses elektrodeposisi sebagai
berikut:
a. Kompleks vanilin-cation (aditif) dapat mengalami reaksi reduksi. Reaksi
reduksi pada senyawa kompleks akan mengkibatkan jarak ikatan, sudut ikatan
antara logam dengan unsur yang terkoordinasi berubah dan pada saat tertentu
keseluruhan struktur kompleks dapat terdistorsi atau bahkan senyawanya dapat
terdekomposisi (Takeuci, 2006). Mekanisme reduksi kompleks vanilin-cation
sama seperti mekanisme reduksi pada hydrate-cation (lihat Gambar 4), tetapi
karena secara struktural molekul kompleks vanilin-cation (aditif) lebih besar
daripada molekul hydrate-cation mengakibatkan laju deposisi vanilin-cation
(aditif) lebih lambat.
b. Komplek vanilin-cation (aditif), menghalangi proses deposisi hydrate-cation.
Karena hydrate-cation mendapatkan rintangan/halangan sterik dari kompleks
vanilin-cation (aditif) mengakibatkan menurunnya laju deposisi dari hydratecation.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
Ketika pergerakan deposisi ion logam menjadi lambat (tidak terlalu cepat),
akan dihasilkan deposit yang teratur dan penuh (close packed), karena deposit
memiliki waktu rileks dan memungkinkan deposit menata/mengarahkan diri ke
titik-titik pertumbuhan pada permukaan katoda. Dengan kata lain, adanya
senyawa aditif berfungsi menghambat laju deposisi ion logam untuk
memproduksi kristal kecil (fine grain) dan lembut (smooth), sehingga dihasilkan
lapisan yang terlihat cerah.
.
5. p-Vanilin
Vanilin secara umum digunakan sebagai bahan-bahan/agen pemberi rasa
dan aroma (flavor) dalam industri makanan, minuman dan farmasi (Widayanti,
2002). p-Vanilin atau (4-hydroxy-3-methoxybenzaldehyde), merupakan senyawa
organik dengan rumus molekul C8H8O3 dan berat molekul 152,15 g/mol. pVanillin mudah larut dalam air, dengan tingkat kelarutan 1 g/100ml air (pada suhu
25 oC). p-Vanilin memiliki kelompok gugus fungsional meliputi aldehida, eter,
dan fenol (Wikipedia). Struktur p-vanilin dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Struktur p-vanilin (4-hydroxy-3-methoxybenzaldehyde)
Struktur p-vanilin mempunyai beberapa atom donor elektron, yaitu O pada
gugus ›C=O, C–O–C dan –O-H serta elektron π yang terdelokalisasi (awan
elektron) pada cincin benzena. Apabila p-vanilin ditambahkan dalam larutan
elektrolit Zn-Ni, dengan adanya atom donor elektron pada gugus vanilin
memungkinkan vanilin berinteraksi dengan ion Zn2+ dan Ni2+ membentuk suatu
ikatan koordinasi menghasilkan senyawa kompleks. Ion Zn2+ dan/atau Ni2+
sebagai atom pusat, sedangkan p-vanilin
commit bertindak
to user sebagai ligan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
Kozlevčar et al. (2004) telah melakukan sintesa kompleks dengan pvanilin sebagai ligan dengan atom pusatnya adalah ion Cu2+. Hasil struktur
kompleks Cu(II) vanilin disajikan dalam Gambar 6.
Gambar 6. Kompleks Cu(II) vanilin (Kozlevčar et al., 2004)
6. Analisa
a. Berat Lapisan Elektroplating Zn-Ni
Berat lapisan elektroplating Zn-Ni merupakan berat total endapan logam
Zn dan Ni pada katoda. Apabila elektoplating hanya satu macam logam,
hubungan antara banyaknya logam yang mengendap pada katoda dengan arus
listrik yang dialirkan digunakan dalam proses elektroplating berdasarkan Hukum
Faraday yaitu:
1) Pada elektrolit zat yang diendapkan berbanding lurus dengan waktu dan arus
listrik.
2) Jumlah arus listrik yang sama akan membebaskan sejumlah zat pada elektroda
Hukum Faraday I dirumuskan :
………..………………..………….. (7)
Untuk elektroplating 2 logam, misal Zn dan Ni karena dilakukan secara
bersamaan maka arus yang dialirkan digunakan untuk mereduksi kedua logam Zn
dan Ni, sehingga arus yang dialirkan berhubungan dengan aktifitas ion dari
masing – masing logam Zn dan Ni.
W total = W Zn + W Ni …………...………………………………………….. (8)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
……………...……………………………………(9)
=
+
…..…..(10)
Keterangan:
W = Berat logam yang diendapkan (gram)
e = (Ar/n) atau ( berat atom logam/elektron valensi logam)
= aktivitas ion logam
i
= Arus listrik (Ampere)
t
= waktu elektrolisa (detik)
n = elektron valensi logam
F = Bilangan Faraday ( 96487)
Secara teknis, berat lapisan elektroplating Zn-Ni dihitung dengan cara
sebagai berikut :
∆W = W1 - W0 ...................................................... (11)
Keterangan W0 = berat substrat besi sebelum elektroplating Zn-Ni
W1 = berat substrat besi setelah elektroplating Zn-Ni
∆W = berat lapisan elektroplating Zn-Ni
b. Uji kekerasan
Kekerasan (Hardness) adalah salah satu sifat mekanik (Mechanical
properties) dari suatu material. Kekerasan didefinisikan sebagai kemampuan
suatu material untuk menahan beban identasi atau penetrasi (penekanan). Uji
kekerasan dengan cara indentansi terdapat beberapa metode yang sering
digunakan yaitu : metode Brinnel, metode Rockwell dan metode Vickers. Untuk
mengetahui tingkat kekerasan lapisan elektroplating Zn-Ni digunakan uji
kekerasan metode Vickers. Alat Uji kekerasan Vickers pada Gambar 7a Uji
kekerasan Vickers menggunakan indentor berbentuk piramida dari bahan intan
dengan sudut puncak piramida 136o, indentor vickers tersaji pada Gambar 7b
(www.physicaltestsolutions.com).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b.
a.
Gambar 7.a Alat uji kekerasan vickers
b Indentor piramid vickers
Harga kekerasan vickers sebanding dengan berat beban indentor (p) dibagi
luas permukaan bidang jejak yang diindentasi. Dirumuskan :
VHN =
( 2 ) = 1,854 p ……………………………(12)
2 p Sin q
d2
d2
Keterangan:
VHN = Vickers Hardness Number (angka kekerasan vickers) (Kg/mm2)
p = Beban indentor yang diberikan (Kg)
d = Panjang diagonal jejak indentor (mm)
θ = Sudut puncak piramida indentor (136O)
Hasil jejek indentasi pada permukaan lapisan material berbentuk segi
empat seperti pada Gambar 8.
Gambar 8. Jejak indentor vickers
Indentansi sempurna akan berbentuk bujur sangkar sempurna seperti pada
Gambar 9a. Kelainan dapat juga terjadi yaitu bentuk bujur sangkar cekung
kedalam Gambar 9b, hal ini disebabkan oleh penyusutan logam ke dalam
permukaan datar dari piramid indentor dan mengakibatkan pengukuran diagonal
yang terlalu panjang (over estimate). Kelainan yang lain adalah bentuk bujur
to user pada proses pengerjaan dingin,
sangkar cembung pada Gambarcommit
9c, ditemui
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
mengakibatkan pengukuran lebih pendek harga kekerasan meningkat. Uji
kekerasan vickers dapat dilakukan pada logam dengan kekerasan yang lunak
hingga logam yang paling keras yaitu pada 5 – 1500 VHN (Anggara, 2007).
.
a
b
c
Gambar 9. Jenis Jejak Indentor Vickers
Nilai kekerasan beberapa logam dengan 2 macam tipe pembuatan yaitu
secara metalurgi dan elektrodeposisi tersaji dalam Tabel 1. Semakin tinggi angka
kekerasan vikers (VHN) menunjukkan logam semakin keras (Hariyanti, 2007).
Tabel 1. Nilai Kekerasan Vikers Beberapa Logam
No.
Logam
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Cadmium (Cd)
Krom (Cr)
Kobalt (Co)
Tembaga(Cu)
Nikel (Ni)
Seng (Zn)
Timah (Sn)
Nilai Kekerasan vikers (VHN) (Kg/mm2)
Proses Pembuatan
Metallurgical
Elektrodeposisi
30
50
350
1000
200
500
50
150
150
500
30
130
10
10
c. Difraksi Sinar-X
Lapisan elektroplating Zn-Ni disusun dari deposit Zn dan Ni membentuk
suatu sistem kristal logam. Kisi kristal logam terdiri atas atom logam yang terikat
dengan ikatan logam. Elektron valensi dalam atom logam mudah dikeluarkan
(karena energi ionisasinya yang kecil) menghasilkan kation. Bila dua atom logam
saling mendekat, orbital atom terluarnya akan tumpang tindih membentuk orbital
molekul. Bila atom ketiga mendekati kedua atom tersebut, interaksi antar
orbitalnya terjadi dan orbital molekul baru terbentuk. Jadi, sejumlah besar orbital
molekul akan terbentuk oleh sejumlah besar atom logam dan orbital molekul yang
dihasilkan akan tersebar di tiga dimensi. Karena orbital atom bertumpangtindih
to terluar
user setiap atom akan dipengaruhi
berulang-ulang, elektron-elektroncommit
di kulit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
oleh banyak atom lain. Elektron semacam ini tidak harus dimiliki oleh atom
tertentu, tetapi akan bergerak bebas dalam kisi yang dibentuk oleh atom-atom ini.
Jadi, elektron-elektron ini disebut dengan elektron bebas (Takeuci, 2006).
Metode yang digunakan untuk menganalisis zat padat berupa kristal secara
kualitatif dan kuantitatif adalah XRD atau difraksi sinar X. Analisa XRD
merupakan metode analisa non-destruktif artinya tidak merusak atau mengubah
bahan yang akan dianalisa.
Difraksi sinar-X terjadi dalam suatu zat, bila jarak antar partikelpartikelnya yang tersusun teratur dan panjang gelombang cahaya yang digunakan
sebanding. Gelombang terdifraksi akan saling menguatkan bila gelombangnya
sefasa, tetapi akan saling meniadakan bila tidak sefasa. Bila Kristal dikenai sinarX monokromatis, akan diperoleh pola difraksi. Pola difraksi ini bergantung pada
jarak antar titik kisi yang menentukan apakah gelombang akan saling menguatkan
atau meniadakan.
Gambar 10. Kondisi difraksi Bragg.
Andaikan panjang gelombang sinar-X adalah λ (Gambar 10). Bila selisih
antara lintasan optik sinar-X yang direfleksikan oleh atom di lapisan pertama dan
oleh atom yang ada di lapisan kedua adalah xy + yz = 2d sinθ, sama dengan
kelipatan bulat panjang gelombang maka gelombang-gelombang itu akan saling
menguatkan dan menghasilkan pola difraksi. Intensitas pola difraksi akan
memberikan maksimum bila:
nλ = 2dsinθ ……………………………….. (11)
Persamaan ini disebut dengan kondisi Bragg
Keterangan :
d
= Jarak interplanar (titik kisi)
l
= Panjang gelombang logam standar
q
= sudut kisi diffraksi sinar X
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
Nilai d spasing tidak dapat digunakan untuk menentukan jarak interatom
dari suatu molekul, namun dapat digunakan untuk merefleksikan jarak interplanar
atau jarak interlayer antar kisi-kisi atom dalam suatu material. Pengaturan atomatom tersebut dapat diinterpretasikan melalui analisa d spasing dari data diffraksi
sinar X. Selain nilai d spasing, observasi tingkat kristalinitas bahan dan perubahan
struktur dapat pula diketahui melalui data diffraksi sinar X. Puncak yang melebar
menunjukkan kristalinitas rendah (amorf), sedangkan puncak yang meruncing
menunjukkan kristalinitas yang lebih baik (Takeuci, 2006).
Identifikasi senyawa yang terdapat dalam sampel dilakukan dengan cara
membandingkan puncak – puncak difraksi sampel dengan puncak difraksi standar
hasil konversi dari data JCPDS (Joint Committe on Powder Diffraction Standars).
B. Kerangka Pemikiran
Elektroplating Zn-Ni merupakan sel elektrolisis dimana energi listrik
digunakan untuk berlangsungnya suatu reaksi kimia (Dogra, 1990). Dengan
diberikannya aliran arus searah dengan potensial (voltase) luar yang melebihi
potensial deposisi (E
deposisi)
dari ion Zn dan Ni dalam larutan elektrolit, maka
akan terjadi transfer elektron yang mengakibatkan terjadinya reaksi redoks.
Reaksi reduksi pada terjadi katoda dan reaksi oksidasi terjadi pada anoda. Reaksi
yang terjadi dalam elektroplating Zn-Ni adalah:
Katoda (reduksi) : Zn2+(aq)
+ 4e- → 2 Zn (s)
Ni2+ (aq) + 4e- → 2 Ni (s)
2 H+ (aq) + 4e- →
H2( g)
Anoda (Oksidasi): 2 H2O (l) → 4 H+ (aq) + O2 (g) + 4 eHubungan arus listrik (i) dan berat endapan elektrolisis (W) dirumuskan
oleh Faraday yaitu:
W=eit/F
Untuk waktu elektrolisis yang sama (ditetapkan), berat endapan elektrolisis (W)
berbanding linier terhadap arus listrik (i). Semakin besar arus listrik maka berat
endapan elektrolisis akan semakin
besar.
Pada penelitian ini, rapat arus (J)
commit
to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
sebanding dengan arus listrik (i) karena luas bidang pelapisan (A) sama, sehingga
semakin besar rapat arus (J) maka berat endapan elektrolisis (W) akan semakin
besar.
Rapat arus berhubungan dengan laju deposisi ion Zn2+ dan Ni2+ dan
transfer elektron. Laju deposisi berpengaruh pada proses deposisi dan deposit
yang terbentuk. Rapat arus yang terlalu kecil menyebabkan transfer elektron
sedikit dan laju deposisi ion lambat, mengakibatkan pertumbuhan deposit belum
sempurna melapisi seluruh luas bidang pelapisan. Sedangkan untuk rapat arus
yang terlalu tinggi menyebabkan transfer electron banyak dan laju deposisi sangat
cepat. Transfer elektron yang besar menyebabkan ion logam yang terdeposisi
semakin banyak. Laju deposisi yang cepat menyebabkan deposit tidak mampu
menata/mengarahkan diri ke posisi yang stabil sehingga pertumbuhan depositnya
menghasilkan susunan yang tidak teratur, tidak penuh (non-packed) dan berupa
deposit dengan butiran besar (bergerombol).
Rapat arus yang tinggi juga mengakibatkan terbentuknya gas H2 (hasil
reaksi reduksi ion H+) semakin banyak. Apabila Gas H2 teradsorp pada
permukaan lapisan elektroplating Zn-Ni maka akan menghasilkan pori (lubang)
dan menyebabkan lapisan tidak rata. Adanya pori tersebut menghasilkan lapisan
yang rapuh. Fenomena ini disebut sebagai kerapuhan hidrogen (hydrogen
embritlemen) (Purnawan, 2003). Rapat arus tinggi juga dapat menyebabkan
timbulnya panas dan mengakibatkan deposit menjadi kusam dengan ditandai
warna yang menghitam (Purwanto dan Huda, 2005).
Kaitannya dalam penelitian ini, Pengaruh rapat arus terhadap kualitas
lapisan elektroplating Zn-Ni ditinjau dari aspek karakter berat, nilai kekerasan dan
tekstur lapisan elektroplating Zn-Ni adalah sebagai berikut:
a) Semakin besar rapat arus menghasilkan berat lapisan elektroplating Zn-Ni
yang semakin besar. Akan tetapi, pada rapat arus yang besar lapisan yang
dihasilkan kemungkinan rapuh dan ikatan antar deposit kurang kuat sehingga
dimungkinkan pada rapat arus yang tinggi akan terjadi penurunan berat
lapisan elektroplating Zn-Ni.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
b) Kekerasan suatu material berhubungan dengan keteraturan penataan atom dan
jenis atom penyusunnya. Dalam proses deposisi, susunan deposit yang teratur
dan penuh (close-paked) akan menghasilkan lapisan yang keras. Semakin
cepat penyusunan suatu sistem akan menghasilkan sesuatu yang tidak teratur.
Semakin besar rapat arus menghasilkan susunan deposit yang tidak teratur
dan tidak penuh (non-packed). Hal ini akan mengakibatkan semakin
menurunnya tingkat kekerasan lapisan elektroplating Zn-Ni. Rapat arus yang
menghasilkan lapisan elektroplating Zn-Ni dengan nilai kekerasan tertinggi di
duga adalah pada rapat arus rendah.
c) Tekstur permukaan berhubungan dengan orientasi penataan deposit dan
ukuran deposit. Semakin besar rapat arus maka laju deposisi semakin besar,
menghasilkan pertumbuhan deposit yang tidak teratur dan berupa deposit
dengan butiran besar (bergerombol). Semakin tinggi rapat arus akan
mengakibatkan tekstur menjadi kasar. Rapat arus yang menghasilkan tekstur
lapisan elektroplating Zn-Ni paling halus di duga adalah pada rapat arus
rendah.
Variasi rapat arus pada proses elektroplating Zn-Ni akan memberikan
pengaruh terhadap berat, tekstur dan nilai kekerasan dimana pada rapat arus
tertentu, akan diperoleh berat, tekstur dan nilai kekerasan optimum. Berdasarkan
penelitian sebelumnya, rapat arus optimum pada 0,4 A/dm2 karena pada rapat arus
yang lebih besar terbentuk lapisan yang kusam dan rapuh (Shivakumara et al.,
2004). Lapisan elektroplating Zn-Ni dengan kualitas yang baik adalah lapisan
yang telah melapisi seluruh area substrat, dengan tekstur yang halus dan tingkat
kekerasan yang tinggi.
Salah satu upaya meningkatkan kualitas lapisan elektroplating Zn-Ni
adalah dengan menambahkan p-vanilin sebagai brightener dalam larutan
elektroplating Zn-Ni. Aditif brightener berfungsi untuk mengatur pertumbuhan
deposit Zn dan Ni. Mekanisme aditif brightener dalam mengatur pertumbuhan
deposit pada proses elektroplating Zn-Ni adalah dengan menghambat laju deposisi
ion Zn2+ dan Ni2+.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
p-Vanilin memiliki atom donor yang memiliki pasangan elektron bebas.
Ketika p-vanilin ditambahkan dalam larutan elektrolit elektroplating Zn-Ni,
dengan adanya atom donor elektron memungkinkan vanilin berinteraksi dengan
ion Zn2+ dan/atau Ni2+ membentuk ikatan koordinasi menghasilkan senyawa
kompleks Zn-vanilin dan/atau Ni-vanilin. Dengan terbentuknya kompleks tersebut
diduga dapat menurunkan laju deposisi ion Zn2+ dan Ni2+. Hal ini dapat terjadi
karena:
1. Deposisi ion Zn2+ dan Ni2+ menuju katoda (substrat) mendapatkan
rintangan/halangan sterik dari kompleks vanillin. Sehingga laju deposisi ion Zn2+
dan Ni2+ menjadi terhambat.
2. Kompleks vanilin dapat mengalami reaksi reduksi/terdeposisi ke katoda.
Kompleks vanilin secara struktural lebih besar dari ion Zn2+ dan Ni2+, sehingga
laju deposisi kompleks vanilin lebih lambat daripada laju deposisi ion Zn2+ dan
Ni2+.
Ketika pergerakan deposisi Zn2+ dan Ni2+ menjadi lambat (tidak terlalu
cepat), maka deposit memiliki waktu rileks untuk menata/mengarahkan diri ke
titik-titik pertumbuhan (posisi yang nyaman) pada permukaan katoda sehingga
akan menghasilkan pertumbuhan deposit yang teratur, berukuran kecil (fine grain)
dan menghasilkan susunan yang penuh (close packed). Dengan kata lain
menghasilkan lapisan terlihat lebih cerah.
Konsentrasi aditif yang ditambahkan adalah sangat sedikit antara 100 µM
sampai 10 mM (Kim et al., 2004). Konsentrasi aditif p-vanillin yang ditambahkan
akan mempengaruhi laju deposisi ion Zn2+ dan Ni2+ ke katoda. Semakin besar
konsentrasi p-vanilin yang ditambahkan maka dimungkinkan laju deposisi ion
Zn2+ dan Ni2+ akan semakin dihambat/menurun. Tetapi diduga, p-vanilin akan
terjebak/terdeposis pada lapisan elektroplating Zn-Ni karena terbawa arus deposisi
ion dan juga kompleks-vanilin mengalami reduksi. Adanya p-vanilin pada lapisan
elektroplating Zn-Ni akan berpengaruh menurunkan kualitas lapisan elektroplating Zn-Ni yaitu: menurunkan nilai kekerasan dan memperbesar ukuran butiran
deposit (kasar).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
Berdasarkan penelitian sebelumnya, konsentrasi o-vanillin yang efektif
menghambat laju deposisi dalam elektroplating Zn adalah pada konsentrasi
165µM (0,025 g/L) dengan hasil tekstur permukaan lapisan lebih halus, ukuran
butiran deposit lebih kecil dan spektrum reflektansi tinggi (Kim et al., 2004)
C. Hipotesa
Berdasarkan uraian diatas dapat diambil hipotesis/dugaan awal yaitu :
1. Semakin besar rapat arus berpengaruh
a. meningkatkan berat lapisan elektroplating Zn-Ni, dengan berat optimum
pada rapat arus 0,4 A/dm2.
b. menurunkan tingkat kekerasan lapisan elektroplating Zn-Ni, dengan
tingkat kekerasan lapisan yang paling keras pada rapat arus 0,2 A/dm2.
c. menyebabkan tekstur lapisan elektroplating Zn-Ni semakin kasar, dengan
tekstur yang halus pada rapat arus 0,2 A/dm2.
2. Semakin besar konsentrasi aditif p-vanilin yang ditambahkan berpengaruh
a. menurunkan berat lapisan elektroplating Zn-Ni, dengan penurunan berat
paling banyak pada konsentrasi 0,020 g/L
b. meningkatkan tingkat kekerasan lapisan elektroplating Zn-Ni, dengan
peningkatan kekerasan paling tinggi pada konsentrasi 0,020 g/L.
c. memperhalus tekstur lapisan elektroplating Zn-Ni, dengan tekstur yang
paling halus pada konsentrasi 0,020 g/L.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen secara
kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini mempelajari pengaruh rapat arus dan
konsentrasi aditif p-vanilin terhadap berat, tingkat kekerasan dan tekstur lapisan
elektroplating Zn-Ni.
B. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Penelitian dilakukan di Bengkel Sub Lab. Fisika Laboratorium Pusat
MIPA UNS, Sub Lab. Kimia Laboratorium Pusat F MIPA UNS, Laboratorium
Material Teknik Mesin UNS dan Laboratorium Kimia Analitik jurusan Kimia
FMIPA UGM. Penelitian dilakukan selama 9 bulan mulai dari bulan oktober 2009
sampai dengan Juni 2010.
C. Alat dan Bahan
1. Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. 1 set alat elektroplating (hand made)
b. Power Supply, 5 A; 3; 4,5; 6; 7,5; 9 dan 12 V, Model: N-905 P, merk Sisson
c. 3 buah Digital Multimeter merk Excel DT 9205A
d. 1 buah Bak elektroplating (gelas beker 100 ml)
e. Stopwatch sport timer merk Hanhart
f. Neraca analitis Sartorius BP 310 S dengan spesifikasi: max = 310 g; d =
0,001 g
g. Electronic Digital Caliper merk Bdq
h. Microscope XSP-12 Series
i. Lampu penerangan mikroskop
j. Kamera digital Kodak color science 8.0 megapixels.
k. Mickrohardness Tester HWMMT X 7 merk Underwood dengan TV display
merk matsuzawa.
l. X Ray Difraction (X-RD) Shimadzu 6000
m. Alat – alat gelas.
commit to user
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
2. Bahan
Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini:
a. Logam Besi (Katoda)`
b. Logam platina (anoda)
c. ZnSO4.7H2O p.a (Merck)
d. NiSO4.6H2O p.a (Merck)
e. Na2SO4 p.a (Merck)
f. H3BO3 p.a (Merck)
g. p-Vanilin p.a (Merck)
h. NaLS p.a (Merck),
i. EDTA p.a (Merck)
j. Aquades
k. Kertas abrasive 100; 240; 360; 500 dan1000
l. Autosol
m. Aseton p.a (Merck)
n. HCl p.a (Merck)
o. Isolatip Elecktrical tape merk unibell
D. Prosedur Penelitian
1. Persiapan Sampel Substrat Besi sebelum Elektroplating
(Treatmen Pra-plating)
Plat logam besi dipotong, dibuat ukuran 5 x 2,65 cm2 kemudian disebut
sebagai sampel substrat. Permukaan sampel substrat dihaluskan dengan kertas
abrasif yang ditempelkan pada gerinda listrik, dengan tingkat kekasaran bertingkat
dari kasar ke halus. yaitu mulai dari ukuran 100; 240; 360; 500 dan 1000.
Tujuannya untuk mendapatkan permukaan yang rata. Kemudian sampel dipoles
dengan menggunakan autosol.
Sampel substrat dilakukan penghilangan lemak, minyak dan kotoran
(degreasing) dengan dibersihkan dengan kain yang telah diberi aseton. Sampel
substrat dilakukan penghilangan karat ataupun oksida besi (pickling acid) dengan
cara dicelupkan dalam larutan HCl 0,1 M kemudian dibilas (rinsing) dengan
commit
to user
aquadest dan dikeringkan (Purnawan,
2003).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
Permukaan sampel yang akan dilapisi, diukur dengan panjang 4 cm.
Permukaan sampel substrat yang tidak dilapisi, ditutup dengan isolatif electrical
tape untuk mendapatkan satu muka pelapisan. Sampel substrat ditimbang
dilaporkan sebagai berat substrat besi awal (W0).
2. Pembuatan alat pengatur arus listrik (untuk arus terkontrol)
Alat pengatur arus di buat untuk mengatur besarnya arus listrik yang
diberikan selama proses elektroplating berlangsung. Dalam penelitian ini, rapat
arus (J) yang digunakan ditetapkan 0,2; 0,3; 0,4; 0,5 dan 0,6 A/dm2 dan luas
permukaan pelapisan (A) ditetapkan adalah 4 cm x 2,65 cm = 10,6 cm2 = 0,106
dm2. Besarnya arus listrik yang diberikan dihitung dengan menata ulang rumus
merujuk persamaan (2) menjadi:
I=J.A
Keterangan:
J = Rapat arus (A/dm2)
I = Arus listrik (Ampere)
A = Luas permukaan (dm2)
Arus yang diberikan pada proses elektroplating pada tiap rapat arus
disajikan dalam Tabel
Tabel 2. Perhitungan Penentuan Arus Listrik untuk Proses Elektroplating Zn-Ni
No
Rapat Arus ( J )
Luas Permukaan (A)
Arus (I)
A/dm2
dm2
Ampere
1.
0,2
0,106
0,0212
2.
0,3
0,106
0,0318
3.
0,4
0,106
0,0424
4.
0,5
0,106
0,0530
5.
0,6
0,106
0,0636
Arus yang diberikan dalam proses elektroplating (Tabel 2) diatur melalui
hambatan geser (yang mempunyai range nilai hambatan) dalam rangkaian dan
dapat diketahui dari amperemeter. Adapun skema rangkaian disajikan dalam
commit to user
Gambar 11 :
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
Gambar 11. Skema Rangkaian Alat Pengatur Arus Listrik
Keterangan Gambar:
1. Input adalah power supply (adaptor DC) sebagai sumber arus yang berfungsi
merubah arus tegangan bolak – balik (AC) menjadi arus searah (DC).
2. R1 adalah hambata geser 1 berfungsi mengatur arus yang melewati jalur dari a
sampai b
3. R2 adalah hambatan geser 2 berfungsi mengatur arus yang melewati jalur dari c
sampai d.
4. A1 adalah Amperemeter 1 berfungsi mengetahui besarnya arus yang lewat pada
jalur dari a - b.
5. A2 adalah Amperemeter 2 berfungsi mengetahui besarnya arus yang lewat pada
jalur dari c - d (arus yang diberikan ke dalam sistem larutan elektrolit). Apabila
arus yang melewati jalur c - d terlalu besar, dapat dikurangi dengan menurunkan
nilai hambatan geser R1.
6. V adalah Voltmeter berfungsi mengetahui besarnya beda potensial (voltase)
antara anoda dan katoda.
7. Output adalah anoda (platina) dan katoda (substrat besi)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
A
Gambar 12. Alat Pengatur Arus
b
a. Tampak depan b. Tampak belakang
3. Pembuatan Larutan Elektroplating Zn-Ni
Sebanyak 15 g ZnSO4.7H2O, 1 g NiSO4.6H2O, 6 g Na2SO4, 2 g H3BO3,
1,5 g EDTA dan 1 g NaLS dilarutkan dengan 400 mL aquades dalam gelas beker
500 ml disetai pengadukan dengan magnetik stirer agar homogen. Larutan
dipindah dalam labu ukur 1 L dan dilakukan pembilasan pada gelas beker dengan
aquades secara berulang kemudian dimasukkan dalam labu ukur 1 L. Selanjutnya
ditambahkan aquades tepat sampai tanda batas labu ukur 1 L.
Larutan elektrolit dengan penambahan p-vanilin dibuat dengan cara yang
sama seperti langkah di atas, ditambahkan dengan berat dari variasi p-vanilin.
Variasi p-vanilin yang ditambahkan yaitu: 0,010; 0,020 ; 0,030; 0,040 dan 0,050
g.
4. Proses Elektroplating
Proses elektroplating Zn-Ni menggunakan prinsip elektrolisis sistem dua
elektroda, yang terdiri dari anoda dan katoda. Substrat besi sebagai katoda,
merupakan logam yang dilapisi sedangkan platina sebagai anoda. Jarak antar
elektroda adalah 3 cm. Elektrolisis dilakukan selama 30 menit. Rapat arus
divariasi 0,2; 0,3; 0,4; 0,5 dan 0,6 A/dm2. Untuk setiap pengerjaan elektroplating
Zn-Ni menggunakan 100 ml larutan elekrolit.
Setelah proses elektroplating selesai, sampel substrat ditimbang dan
dilaporkan sebagai berat sampel substrat besi setelah elektroplating (W1).
Percobaan elektroplating dilakukan dua kali (duplo). Setting alat elektroplating
dapat dilihat pada Gambar 13.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
Keterangan:
1. Power Supply DC (adaptor) ; 2. Pengatur arus (untuk arus terkontrol); 3. Amperemeter 1 ;
4. Amperemeter 2 ; 5. Voltmeter ; 6. statif ; 7. Anoda (Pt) ; 8.Katoda (plat besi) ; 9. Larutan
elektrolit; 10. stopwatch.
Gambar 13. Setting alat elektroplating
5. Karakterisasi
a. Berat Lapisan Elektroplating Zn-Ni
Pengukuran berat lapisan elektroplating Zn-Ni dilakukan secara gravimetri
menggunakan neraca analitik Sartorius BP 310 S dengan ketelitian 0,001 gram.
Berat lapisan elektroplating Zn-Ni yang melapisi sampel substrat besi dihitung
dengan cara:
∆W = W1 - W0
Keterangan W0 = berat sampel substrat besi sebelum elektroplating Zn-Ni
W1 = berat sampel substrat besi setelah elektroplating Zn-Ni
∆W = berat lapisan elektroplating Zn-Ni
Percobaan elektroplating Zn-Ni dilakukan dua kali (duplo) sehingga didapatkan
berat rata-rata lapisan elektroplating Zn-Ni.
b. Kekerasan Lapisan elektroplating Zn-Ni
Alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kekerasan lapisan
elektroplating Zn–Ni adalah Microhardness Tester tipe Vikers. Pengujian yang
dilakukan menggunakan indentor dengan beban 50 gram dan waktu pengindenan
10 detik. Indentor yang dipakai adalah piramida intan jenis Vickers (Ravindran et
commit to user
al., 2006).
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
Setiap sampel elektroplating Zn-Ni dilakukan pengujian kekerasan lapisan
pada 3 titik area yang berbeda sehingga akan menghasilkan nilai kekerasan ratarata lapisan elektroplating Zn-Ni. Hasil pengujian ini didapatkan ukuran panjang
diagonal jejak indentor (d). Semakin besar ukuran panjang diagonal jejak indentor
(d) menunjukkan nilai kekerasan yang kecil (lunak). Nilai kekerasan lapisan
elektroplating Zn-Ni (VHN: Vikers Hardness Number) dihitung dengan rumus:
VHN =
( 2 ) = 1,854 p
2 p Sin q
d2
d2
Keterangan:
p = Beban indentor yang diberikan (Kg)
d = Panjang diagonal jejak indentor (mm)
θ = Sudut puncak piramida indentor (136O)
a.
b.
Gambar 14 a. Alat uji kekerasan Mickrohardness Tester HWMMT X 7 merk
Underwood dengan TV Display merk Matsuzawa.
b. Jejak indentasi uji kekerasan.
c.Tekstur Permukaan Lapisan elektroplating Zn-Ni
Analisis mikroskopik permukaan lapisan elektroplating Zn-Ni ditujukan
untuk mengetahui tekstur mikroskopik permukaan deposit (kualitatif) dan
diameter deposit (kuantitatif). Tekstur permukaan lapisan dianalisis dengan alat
mikroskop optik XSP-12 ditangkap dengan kamera digital Kodak color science
8.0 megapixels. Pengambilan foto tekstur permukaan pada bagian tengah sampel
commit to user
karena mewakili luas daerah pelapisan.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
1) Standarisasi alat mikroskop optik XSP-12
Standarisasi ini dilakukan untuk mengetahui tingkat perbesaran setting
alat mikroskop optik XSP-12. Prinsip standarisasi ini adalah membandingkan
ukuran nyata benda standar dengan ukuran benda standar hasil foto mikroskop
yang diukur melalui software Adobe Photoshop CS4.
Hasil standarisasi
mikroskop optik XSP-12 disajikan pada Tabel 3 dan Gambar 15.
Tabel 3. Data Standarisasi Mikroskop Optik XSP-12
No. Standar
Ukuran rata-rata
Ukuran rata – rata
Benda standar (mm)
foto mikroskop benda standar (mm)
1.
Standar 1
0,093 + 0,012
59,967 + 0,611
2.
Standar 2
0,113 + 0,012
73,667 + 3,402
3.
Standar 3
0,127 + 0,012
83,700 + 0,917
4.
Standar 4
0,163 + 0,012
106,667 + 1,901
5.
Standar 5
0,217 + 0,012
140,567 + 0,902
Keterangan:
Standar yang digunakan adalah serabut kabel tembaga dengan
berbagai ukuran. Data pengukuran standar selengkapnya
terdapat pada Lampiran 5.
Ukuran foto mikroskop benda
standar (mm)
Standarisasi mikroskop XSP-12 SERIES
160
120
80
y = 651.18x
R² = 0.9994
40
0
0.000
0.100
0.200
0.300
Ukuran nyata benda standar (mm)
Gambar 15. Kurva standarisasi mikroskop XSP-12 series
Berdasarkan Gambar 15 diperoleh persamaan linier y = 651,18 x dengan harga
slope (b) menunjukkan tingkat perbesaran foto mikroskop. Hasil standarisasi
commit to user
menunjukkan perbesaran seting alat mikroskop adalah 651,18 kali.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
Keterangan :
1. Kamera Digital ; 2. Mikroskop optik XSP-12; 3. Tempat sampel ; 4.
Lampu sumber cahaya; 5. Komputer dan 6. Sumber Listrik
Gambar 16. Setting alat foto tekstur permukaan
2) Pengukuran Diameter Deposit Elektroplating Zn-Ni
Pengukuran diameter butiran deposit dilakukan menggunakan software
adobe photoshop CS4. Dengan menata ulang persamaan hasil standarisasi
menjadi x = y/ 651,18 dimana x adalah ukuran diameter butiran deposit
elektroplating Zn-Ni dan y adalah ukuran diameter butiran deposit foto
mikroskop hasil pengukuran dengan software adobe photoshop CS4 maka
dapat diketahui ukuran diameter butiran deposit elektroplating Zn-Ni.
Kemudian masing – masing sampel dikelompokan ke dalam kelas
A,B,C,D dan E berdasarkan ukuran rata-rata diameter butiran. Pengelompokan
dimulai dari tingkat sangat halus hingga tingkat sangat kasar. Kategori kelas
tekstur lapisan elektroplating Zn-Ni berdasarkan ukuran diameter butiran
tersaji dalam Tabel 4.
Tabel 4. Kelas Tingkat Kehalusan Tekstur Lapisan Elektroplating Zn-Ni
Kelas
Keterangan
A
Sangat halus
0,1
–
1,49
B
halus
1,5
–
2,99
C
agak kasar
3,0
–
4,49
D
kasar
4,5
–
5,99
E
commit
Sangat
kasarto user
Ukuran butiran ( µm )
>6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
d. Difraksi Sinar-X lapisan elektroplating Zn-Ni
Karakterisasi ini dilakukan dengan tujuan untuk identifikasi senyawa yang
terbentuk dalam lapisan elektroplating Zn-Ni. Tidak semua sampel lapisan
elektroplating Zn-Ni dianalisis dengan XRD, tetapi hanya mengambil beberapa
sampel yaitu: sampel elektroplating Zn-Ni tanpa penambahan p-vanilin pada rapat
arus 0,4 A/dm2 dan sampel elektroplating Zn-Ni dengan aditif p-vanilin 0,030
pada rapat arus 0,4 A/dm2.
Sampel lapisan elektroplating Zn-Ni dianalisis dengan alat X Ray
Difraction (X-RD) Shimadzu 6000, dengan kondisi pengukuran sebagai berikut:
sumber sinar-X dari lampu tabung dengan logam target Cu (1,54060 oA); voltase
= 40,0 kV; arus = 30,0 mA, scan range 2θ = 10o – 100o; scan mode = continous
scan; scan speed = 5 (deg/min); preset time = 0,24 sec.
E. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian yang dilakukan melibatkan variabel bebas (X) dan variabel
terikat (Y). Variabel terikat atau variabel respon adalah variabel yang terjadi/hasil
dari variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:
Xa = variasi konsentrasi p-vanilin dan
Xb = variasi rapat arus
Sedangkan data yang diperoleh dari hasil penelitian adalah variabel terikat yaitu:
Ya = Berat lapisan hasil elektroplating Zn – Ni (mg)
Yb = Nilai kekerasan lapisan elektroplating Zn – Ni (VHN)
Yc = Diameter butiran deposit elektroplating Zn – Ni (µm)
dan untuk analisis dengan instrumen XRD didapatkan data difraktogram.
Pengumpulan data diberikan dalam Tabel 5 berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
Tabel 5. Model Tabulasi Teknik Pengumpulan Data
No
Set
Variabel
Bebas
Xa
konsentrasi
p-vanilin
(g/L)
1.
2.
Kontrol
Eksperime
n
Ya
berat
lapisan
(mg)
Xb
variasi rapat arus
Terikat
Yb
Yc
nilai
diameter
kekerasan
butiran (µm)
(VHN)
0
0,010
0,020
0,030
0,040
0,050
Keterangan:
Set kontrol adalah pada X = 0 (tanpa penambahan p-vanilin)
Set eksperimen adalah variasi penambahan p-vanilin dengan Xa1 sampai dengan
Xa5 berturut-turut adalah 0,010; 0,020; 0,030; 0,040 dan 0,050 g/L dan variasi
rapat arus dengan Xb1 sampai dengan Xb5 berturut-turut adalah 0,2; 0,3; 0,4; 0,5
dan 0,6 A/dm2.
F. Teknik Analisis Data
1. Identifikasi senyawa dalam lapisan elektroplating Zn-Ni dari data difraktogram
XRD
Identifikasi senyawa dilakukan dengan cara membandingkan sudut
difraksi (2θ) dan intensitas data difraktogram XRD sampel dengan sudut difraksi
(2θ) dan intensitas dari data JCPDS (Joint Committe on Powder Diffraction
Standars). Kemudian puncak-puncak yang spesik setiap difraktogram dari sampel
dibuat tabel hubungan intensitas (I) dengan 2θ.
2. Pengaruh rapat arus terhadap karakter lapisan elektroplating Zn-Ni
Analisis data pada penelitian ini dengan membuat tabel antara Xb, Ya, Yb,
dan Yc.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
Tabel 6. Bentuk Tabulasi Analisis Data Pengaruh Rapat Arus terhadap Karakter
Lapisan Elektroplating Zn-Ni
Xb
variasi rapat arus
(A/dm2)
Xa
konsentrasi p-vanilin (g/L)
Ya
Yb
Yc
berat lapisan (mg)
nilai kekerasan
diameter butiran
(VHN)
(µm)
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
Selanjutnya dilakukan analisis trendline dari program excel dengan cara
dibuat grafik hubungan Ya terhadap Xb, Yb terhadap Xb, Yc terhadap Xb.
Analisis trendline digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat hubungan
antara variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y) dengan melihat nilai faktor R.
Apabila nilai R sama dengan satu ataupun mendekati satu maka hubungan antara
X dan Y sangat dekat/berpengaruh. Selain itu juga dapat dilihat trend dari
hubungan antara X dan Y, apakah meningkat ataupun menurun. Sehingga dapat
diketahui pengaruh rapat arus terhadap berat, ukuran diameter butiran deposit dan
nilai kekerasan lapisan elektroplating Zn-Ni.
3. Pengaruh aditif p-vanilin terhadap karakter lapisan elektroplating Zn-Ni
Analisis data pada penelitian ini dengan menggunakan selisih set
eksperimen dengan set kontrol pada variabel – variabel terikat dan bebas, dengan
rumus
∆ Xa = Xai - Xao dan ∆ Y = Yi - Yo
Fungsi set kontrol adalah untuk harga dasar. Kemudian dibuat tabel analisis data
seperti tersaji dalam Tabel 7.
Tabel 7. Bentuk Tabulasi Analisis Data Pengaruh Aditif p-Vanilin terhadap
Karakter Lapisan Elektroplating Zn-Ni
∆ Xa
(g/L)
0,010
0,020
0,030
0,040
0,050
∆ Ya
(mg)
commit to user
∆ Yb
(VHN)
∆ Yc
(µm)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
Selanjutnya dilakukan juga analisis trendline dari data yang dihasilkan
dengan cara dibuat grafik hubungan ∆ Ya terhadap ∆ Xa, grafik hubungan ∆ Yb
terhadap ∆ Xa, dan grafik hubungan ∆ Yc terhadap ∆ Xa. Tujuannya untuk
mengetahui pengaruh aditif p-vanilin terhadap berat, nilai kekerasan lapisan dan
ukuran diameter butiran deposit elektroplating Zn-Ni.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian
Penelitian tentang pengaruh rapat arus dan aditif p-vanilin terhadap
kualitas lapisan elektroplating Zn-Ni merupakan penelitian yang bersifat kualitatif
dan kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi rapat
arus dan konsentrasi aditif p-vanilin terhadap berat, nilai kekerasan dan tekstur
lapisan elektroplating Zn-Ni. Rapat arus dan konsentrasi aditif p-vanilin sebagai
variabel bebas sedangkan berat, diameter ukuran deposit, nilai kekerasan sebagai
variabel terikat. Variasi rapat arus yang digunakan adalah 0,2; 0,3; 0,4; 0,5 dan
0,6 A/dm2 dan variasi konsentrasi aditif p-vanilin adalah tanpa p-vanilin; 0,010;
0,020; 0,030; 0,040 dan 0,050 g/L.
Data yang dihasilkan dari penelitian ini meliputi berat, nilai kekerasan,
diameter ukuran deposit dan difraktogram XRD lapisan elektoplating Zn-Ni. Data
berat lapisan, data nilai kekerasan, data ukuran butiran deposit lapisan
elektroplating Zn-Ni dan data difraktogram XRD terlampir pada lampiran 4, 6, 7
dan 14. Dari data tersebut, kecuali difraktogram XRD dihitung nilai rata-rata dan
dengan nilai standar deviasi + 2 Sd. Data rata-rata dengan standar deviasi, disusun
dalam Tabel Tabulasi Pengumpulan Data tersaji dalam Tabel 8 dengan format
tabel mencakup set percobaan, variabel konsentrasi aditif p-vanilin dalam satuan
g/L, rapat arus dalam satuan A/dm2 dan data rata – rata hasil percobaan dengan
data standar deviasi + 2 Sd. Gambar foto tekstur permukaan lapisan elektroplating
Zn-Ni disajikan pada Gambar 17a, 17b dan 17c. Selanjutnya untuk analisis data,
dibuat grafik hubungan antara variabel bebas (rapat arus dan konsentrasi aditif pvanillin) terhadap masing – masing variabel terikat (berat lapisan, ukuran dimeter
butiran deposit dan nilai kekerasan lapisan) kemudian dilakukan analisis trendline,
sehingga dapat diamati pengaruh dari variasi rapat arus dan konsentrasi aditif pvanillin. Untuk data difraktogram XRD sampel elektroplating Zn-Ni dan standar
JCPDS disajikan dalam Gambar 18.
commit to user
42
Tabel 8. Data Rata – rata Karakterisasi Lapisan Elektroplating Zn-Ni
No
Set
Variabel
Bebas
konsentrasi
p-vanilin
(g/L)
2
Rapat arus 0,2 A/dm
Terikat
berat lapisan nilai kekerasan
diameter
(mg)
(VHN)
butiran (µm)
16,00 + 0,00 145,84 + 4,76
4,00 + 0,96
Rapat arus 0,3 A/dm2
Terikat
berat lapisan nilai kekerasan
diameter
(mg)
(VHN)
butiran (µm)
24,50 + 4,24 125,83 + 12,95
3,11 + 1,06
1.
Kontrol
0
2.
Eksperimen
0,010
13,00 + 0,00
174,81 + 22,27
4,53 + 1,24
18,50 +
4,24
153,20 + 20,95
2,43 + 0,70
0,020
9,50 + 1,41
140,12 + 25,44
5,08 + 1,46
17,00 +
2,83
132,60 + 19,82
2,89 + 0,70
0,030
11,00 + 0,00
157,75 + 6,12
4,99 + 1,40
17,50 +
1,41
128,14 + 13,43
3,31 + 0,97
0,040
12,50 + 1,41
180,10 + 11,89
4,68 + 1,22
18,00 +
2,83
146,09 + 35,07
4,54 + 1,70
0,050
13,50 + 1,41
190,37 + 13,01
2,57 + 0,78
21,50 +
1,41
162,59 + 14,79
2,98 + 1,05
No
Set
Variabel
Rapat arus 0,4 A/dm
Terikat
berat lapisan nilai kekerasan
diameter
(mg)
(VHN)
butiran (µm)
Rapat arus 0,5 A/dm2
Terikat
berat lapisan nilai kekerasan
diameter
(mg)
(VHN)
butiran (µm)
0
28,00+ 5,66
110,37 + 7,73
4,16 + 1,00
35,00 + 5,66
108,65 + 6,66
5,68 + 1,63
0,010
24,00+ 2,83
121,92 + 6,14
3,51 + 1,19
29,00 + 2,83
107,42 + 12,40
5,37 + 2,14
0,020
24,00+ 2,83
118,52 + 6,36
3,74 + 1,09
27,50 + 1,41
109,07 + 1,97
6,10 + 1,57
0,030
24,00+ 2,83
121,10 + 15,04
4,61 + 1,51
30,00 + 5,66
103,71 + 4,51
5,96 + 2,33
0,040
25,00+ 0,00
126,36 + 13,55
6,16 + 1,72
29,00 + 2,83
104,08 + 12,65
5,48 + 1,54
0,050
27,00+ 2,83
137,05 + 22,01
4,35 + 1,35
29,50 + 4,24
116,40 + 4,31
5,47 + 1,39
Bebas
konsentrasi
p-vanilin
(g/L)
1.
Kontrol
2.
Eksperimen
2
43
No
Set
Bebas
konsentrasi
p-vanilin
(g/L)
1.
Kontrol
2.
Eksperimen
Variabel
Rapat arus 0,6 A/dm2
Terikat
berat lapisan nilai kekerasan
diameter
(mg)
(VHN)
butiran (µm)
0
33,50 + 4,24
-
13,00 + 5,66
-
0,010
0,020
12,50 + 4,24
-
-
0,030
18,50 + 1,41
-
-
0,040
18,50 + 7,07
-
-
23,50 + 4,24
-
-
0,050
-
Keterangan :
a) Set kontrol adalah tanpa penambahan aditif p-vanilin.
b) pada rapat arus 0,6 A/dm2 tidak dilakukan uji kekerasan dan pengukuran diameter butiran, karena lapisan yang terbentuk rapuh dan
rontok.
44
Konsentrasi
p-vanilin
(g/L)
Rapat arus 0,2 A/dm2
Rapat arus 0,3 A/dm2
Rapat arus 0,4 A/dm2
Rapat arus 0,5 A/dm2
- Warna agak cerah
- Butiran agak kasar (C)
- Warna agak cerah
- Butiran agak kasar (C)
- Warna agak kusam
- Butiran agak kasar (C)
- Warna kusam
- Butiran kasar (D)
- Warna cerah
- Butiran kasar (D)
- Warna cerah
- Butiran halus(B)
- Warna agak kusam
- Butiran agak kasar (C)
- Warna kusam
- Butiran kasar (D)
Tanpa p-vanilin
Keterangan
0,010
Keterangan
Gambar 17a. Foto Tekstur Permukaan Sampel Elektroplating Zn-Ni tanpa aditif p-vanilin dan 0,010 g/L p-vanilin
(pada variasi rapat arus 0,2; 0,3; 0,4 dan 0,5 A/dm2)
45
Konsentrasi
p-vanilin
(g/L)
Rapat arus 0,2 A/dm2
Rapat arus 0,3 A/dm2
Rapat arus 0,4 A/dm2
Rapat arus 0,5 A/dm2
0,020
Keterangan
- Warna cerah
- Butiran kasar (D)
- Warna cerah
- Butiran halus (B)
- Warna cerah
- Butiran agak kasar (C)
- Warna agak kusam
- butiran sangat kasar (E)
- Warna cerah
- Butiran kasar (D)
- Warna cerah
- Butiran agak kasar (C)
- Warna cerah
- Butiran kasar (D)
- Warna kusam
- Butiran kasar (D)
0,030
Keterangan
Gambar 17b. Foto Tekstur Permukaan Sampel Elektroplating Zn-Ni dengan aditif p-vanilin 0,020 dan 0,030 g/L
(pada variasi rapat arus 0,2; 0,3; 0,4 dan 0,5 A/dm2)
46
Konsentrasi
p-vanilin
(g/L)
Rapat arus 0,2 A/dm2
Rapat arus 0,3 A/dm2
Rapat arus 0,4 A/dm2
Rapat arus 0,5 A/dm2
0,040
Keterangan
- Warna cerah
- Butiran agak kasar (D)
- Warna kusam
- Butiran agak kasar (D)
- Warna cerah
- Butiran sangat kasar (E)
- Warna kusam
- Butiran kasar (D)
- Warna cerah
- Butiran halus(B)
- Warna cerah
- Butiran halus (B)
- Warna agak kusam
- Butiran agak kasar(C)
- Warna kusam
- Butiran kasar(D)
0,050
Keterangan
Gambar 17c. Foto Tekstur Permukaan Sampel Elektroplating Zn-Ni dengan aditif p-vanilin 0,040 dan 0,050 g/L
(pada variasi rapat arus 0,2; 0,3; 0,4 dan 0,5 A/dm2)
47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48
B. Pembahasan
1. Identifikasi Senyawa yang Terbentuk dalam Lapisan Elektroplating Zn-Ni
Identifikasi struktur kristal yang ada dalam sampel elektroplating Zn-Ni
dengan cara membandingkan sudut difraksi (2θ) dan intensitas sampel dengan
sudut difraksi (2θ) dan intensitas dari data JCPDS (Joint Committe on Powder
Diffraction Standars). Kemudian puncak-puncak yang spesik setiap difraktogram
dari sampel dibuat tabel hubungan intensitas (I) dengan 2θ. Data difraktogram
sampel dan standar JCPDS dapat dilihat pada Gambar 18 dan untuk tabel
hubungan intensitas (I) dengan 2θ puncak difraksi disajikan dalam Tabel 9.
Gambar 18. Difraktogram sampel lapisan elektroplating Zn-Ni
to sama
user 0,4 A/dm2)
(pada rapat commit
arus yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49
Tabel 9. Identifikasi Senyawa Lapisan Elektroplating Zn-Ni dari Difraktogam
XRD
Sampel
Puncak
2θ
Intensitas
Lapisan Zn-Ni
tanpa p-vanilin
a
b
c
d
e
f
g
h
i
a
b
c
d
e
f
g
h
i
33,6766
37,3036
39,4649
43,8172
45,1798
55,1417
71,0572
82,6958
87,0009
36,1239
38,3167
42,6734
44,0370
54,0350
70,0083
70,3200
85,9955
87,9005
9
39
38
100
32
13
17
20
8
34
40
100
34
13
18
10
9
5
Lapisan Zn-Ni
dengan 0,030
g/L p-vanilin
d spacing
sampel
standar
(JCPDS)
2,6592
2,6640
2,4086
2,4190
2,2815
2,3000
2,0644
2,0900
2,0053
1,9950
1,6643
1,6870
1,3256
1,3267
1,1660
1,1729
1,1190
1,1103
2,4845
2,4730
2,3472
2,3080
2,1171
2,1180
2,0546
2,0334
1,6957
1,6870
1,3428
1,3420
1,3377
1,3320
1,1295
1,1316
1,1099
1,1103
hkl
10 2 0
13 1 1
004
101
542
102
110
112
201
002
100
13 1 3
011
102
103
110
112
201
Senyawa Hasil Identifikasi
berdasarkan JCPDS
NiZn3 JCPDS 47-1019
NiZn3 JCPDS 47-1019
δ-Ni3 Zn22 JCPDS 10-0209
NiZn JCPDS 06-067
NiZn3 JCPDS 47-1019
Zn JCPDS 04-0831
Ni JCPDS 45-1027
Zn JCPDS 04-0831
Ni JCPDS 45-1027
Zn JCPDS 04-0831
Zn JCPDS 04-0831
NiZn3 JCPDS 47-1019
Ni JCPDS 45-1027
Zn JCPDS 04-0831
Zn JCPDS 04-0831
Zn JCPDS 04-0831
Ni JCPDS 45-1027
Ni JCPDS 45-1027
Berdasarkan hasil identifikasi (Tabel 9) senyawa berdasarkan data JCPDS
(Joint Committe on Powder Diffraction Standars), senyawa yang teridentifikasi
dalam lapisan elektroplating Zn-Ni diantaranya adalah :
a) Lapisan Zn-Ni tanpa aditif p-vanillin adalah : NiZn3, δ-Ni3Zn22, NiZn, Zinc
dan Nickel.
b) Lapisan Zn-Ni dengan 0,030 g/L aditif p-vanillin adalah : Zinc, NiZn3 dan
Nickel.
Hasil analisis dengan XRD menunjukkan bahwa sampel tanpa p-vanilin dan
dengan penambahan 0,030 g/L p-vanilin menunjukkan terbentuknya struktur
kristal Zn-Ni. Struktur kristal Zn-Ni pada lapisan elektroplating Zn-Ni tanpa pvanilin lebih beragam dari pada lapisan elektroplating Zn-Ni dengan penambahan
0,030 g/L p-vanilin. Selain itu, berdasarkan puncak dengan intensitas tertinggi
dari kedua difraktogram, difraktogram dengan penambahan 0,030 g/L p-vanilin
mengalami pergeseran nilai 2θ menjadi lebih kecil daripada tanpa aditif p-vanillin.
Hal ini mengindikasikan bahwa adanya p-vanilin berpengaruh terhadap proses
penyusunan atom logam Zn dan Ni membentuk struktur kristal dalam lapisan
commit to user
elektroplating Zn-Ni.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
2. Pengaruh Variasi Rapat Arus Terhadap Karakter
Lapisan Elektroplating Zn-Ni
a. Pengaruh Rapat Arus Terhadap Berat Lapisan Elektroplating Zn-Ni
Pengaruh rapat arus terhadap berat lapisan elektroplating Zn-Ni dianalisa
melalui grafik hubungan berat lapisan elektroplating Zn-Ni terhadap rapat arus
pada berbagai variasi konsentrasi aditif p-vanilin ditunjukkan pada Gambar 19.
Tanpa p-vanilin
Berat Lapisan Elektroplating Zn-Ni
(mg)
40
Penambahan 0,010 g/L pvanilin
Penambahan 0,020 g/L pvanilin
Penambahan 0,030 g/L pvanillin
Penambahan 0,040 g/L pvanilin
Penambahan 0,050 g/L pvanilin
Linear (Tanpa p-vanilin)
30
20
10
0
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
Linear (Penambahan 0,010
g/L p-vanilin)
Linear (Penambahan 0,020
g/L p-vanilin)
Linear (Penambahan 0,030
g/L p-vanillin)
Linear (Penambahan 0,040
g/L p-vanilin)
Linear (Penambahan 0,050
g/L p-vanilin)
Rapat Arus (A/dm2)
Gambar 19. Grafik hubungan berat lapisan elektroplating Zn-Ni terhadap rapat
arus pada berbagai variasi konsentrasi aditif p-vanilin
Analisa
trendline
(Gambar
19)
grafik
hubungan
berat
lapisan
elektroplating Zn-Ni terhadap rapat arus menunjukkan trend peningkatan linier
pada rapat arus 0,2 sampai 0,5 A/dm2 yang berarti bahwa semakin besar rapat arus
(dari 0,2 sampai 0,5 A/dm2) menghasilkan berat lapisan elektroplating Zn-Ni yang
semakin besar untuk semua variasi konsentrasi p-vanilin. Hal tersebut sesuai
dengan hukum Faraday W = eit/nF. Pada penelitian ini waktu elektroplating (t)
untuk semua sampel sama 30 menit dan arus listrik (i) berbanding linier dengan
rapat arus (J) karena luas permukaan bidang elektroplating (A) untuk semua
sampel adalah sama. Oleh karena itu, berat lapisan Zn-Ni (W) berbanding linier
terhadap rapat arus (J) (pada rapat arus 0,2 – 0,5 A/dm2). Sedangkan untuk rapat
arus 0,6 A/dm2 berat lapisan mengalami penurunan karena lapisan elektroplating
commit to user
Zn-Ni yang terbentuk rapuh dan rontok.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
Konstanta a, b dan faktor R dari persamaan linier hubungan berat lapisan
elektroplating Zn-Ni terhadap rapat arus (pada rapat arus 0,2 – 0,5 A/dm2) dengan
berbagai variasi konsentrasi aditif vanilin ditunjukkan pada Tabel 10.
Tabel 10.Konstanta a,b dan R Trendline Persamaan Linier Hubungan Berat
Lapisan Elektroplating Zn-Ni Terhadap Rapat Arus (pada rapat arus 0,2
– 0,5 A/dm2) dengan Berbagai Variasi Konsentrasi Aditif p-Vanilin
R2
faktor
R
Factor
60,5
0,9777
0,9888
53,5
0,9995
0,9997
-1,85
61
0,9766
0,9882
0,030
-1,6
63,5
0,9996
0,9998
0,040
1,35
56,5
0,9902
0,9951
0,050
4,15
53,5
0,9497
0,9745
[p-vanilin]
(g/L)
konstanta
a
tanpa p-vanillin
4,7
0,010
2,4
0,020
konstanta
b
Nilai faktor koreksi R pada Tabel 10 dari masing – masing variasi pvanilin mendekati 1 (satu), menunjukkan pola trend linier pada rapat arus 0,2 –
0,5 A/dm2 yang berarti pada rapat arus 0,2 – 0,5 A/dm2 memberikan pengaruh
yang linier terhadap berat lapisan elektroplating Zn-Ni.
Perbandingan nilai berat lapisan elektroplating Zn-Ni antara perhitungan
berdasarkan hukum Faraday dengan hasil percobaaan disajikan dalam Tabel 11.
Tabel 11. Data Perbandingan Berat lapisan Elektroplating Zn-Ni Secara
Perhitungan dan Percobaan
No.
keterangan
0,2 A/dm2
1.
2.
Perhitungan
Percobaan
a. Tanpa p-vanilin
b. 0,010 g/L pvanillin
c. 0,020 g/L pvanillin
d. 0,030 g/L pvanillin
e. 0,040 g/L pvanillin
f. 0,050 g/L pvanillin
Berat lapisan elektroplating Zn-Ni (mg)
Variasi Rapat Arus
0,3 A/dm2
0,4 A/dm2 0, 5 A/dm2
0,6 A/dm2
13,051
19,576
26,102
32,628
39,153
16,00
24,50
28,00
35,00
33,50
13,00
18,50
24,00
29,00
13,00
9,5
17,00
24,00
27,50
12,50
11,00
17,50
24,00
30,00
18,50
12,50
18,00
25,00
29,00
18,50
13,50
21,50
27,00
29,50
23,50
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
Perhitungan berat lapisan elektroplating Zn-Ni berdasarkan hukum
Faraday tersaji pada Lampiran 3. Perhitungan yang dilakukan tanpa memasukkan
aktivitas dari p-vanilin, hal ini dikarenakan tidak diketahuinya derajat disosiasi pvanilin didalam larutan elektrolit elektroplating Zn-Ni. Berdasarkan Tabel 11,
perbedaan nilai berat lapisan elektroplating Zn-Ni antara percobaan dan
perhitungan tidak terlalu menyimpang jauh, kecuali pada rapat arus 0,6 A/dm2
menunjukkan berat lapisan elektroplating Zn-Ni yang lebih rendah dari hasil
perhitungan untuk semua variasi konsentrasi vanilin.
Penurunan berat lapisan elektroplating Zn-Ni pada rapat arus 0,6 A/dm2
diakibatkan karena laju deposisi ion Zn2+ dan Ni2+ yang cepat. Laju deposisi yang
cepat mengakibatkan penataan deposit kurang teratur menghasilkan struktur yang
tidak penuh (non-packed). Struktur ini menghasilkan ikatan antar deposit kurang
kuat. Selain laju deposisi yang cepat, pada rapat arus yang besar mengakibatkan
pembentukan gas H2 (hasil reduksi H+) semakin banyak. Adanya gas H2 yang
teradsorp
pada
katoda
mengakibatkan
terbentuknya
pori
pada
lapisan
elektroplating Zn-Ni. Fenomena ini sering disebut hydrogen embritlement
(kerapuhan hidrogen). Sebagai akibatnya lapisan deposisi yang terbentuk rapuh.
Lapisan deposisi yang tidak terikat kuat dan rapuh, mengakibatkan lapisan
tersebut akan mudah lepas dan rontok pada dasar bak elektroplating. Hasil
pengamatan terbentuknya gas pada proses elektroplating Zn-Ni pada rapat arus
0,6 A/dm2 dengan aditif vanilin 0,050 g/L dapat dilihat pada Gambar 20.
Gambar 20. Terbentuknya gas pada proses elektroplating Zn-Ni
2
pada rapat arus 0,6
A/dm
dengan aditif p-vanilin 0,050 g/L.
commit
to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
Hasil penelitian menunjukkan ternyata dengan rapat arus yang besar, tidak
selalu menghasilkan berat lapisan yang besar. Hal ini terbukti pada rapat arus 0,6
A/dm2, berat lapisan elektroplating Zn-Ni menjadi menurun karena terbentuk
lapisan yang rapuh dan rontok.
b. Pengaruh Rapat Arus Terhadap Nilai Kekerasan Lapisan Elektroplating Zn-Ni
Pengaruh rapat arus terhadap nilai kekerasan lapisan elektroplating Zn-Ni
dianalisa melalui grafik hubungan nilai kekerasan lapisan elektroplating Zn-Ni
terhadap rapat arus pada berbagai variasi konsentrasi aditif p-vanilin, ditunjukkan
pada Gambar 21.
Tanpa p-vanillin
Nilai Kekerasan Lapisan elektroplating Zn-Ni
(VHN)
200
0,010 g/L pvanillin
0,020 g/L pvanillin
0,030 g/L pvanillin
0,040 g/L pvanillin
0,050 g/L pvanillin
Linear (Tanpa pvanillin)
Linear (0,010 g/L
p-vanillin)
Linear (0,020 g/L
p-vanillin)
Linear (0,030 g/L
p-vanillin)
Linear (0,040 g/L
p-vanillin)
Linear (0,050 g/L
p-vanillin)
180
160
140
120
100
80
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
Rapat Arus (A/dm2)
Gambar 21. Grafik hubungan nilai kekerasan lapisan elektroplating Zn-Ni
terhadap rapat arus pada berbagai variasi konsentrasi
aditif p-vanilin
Gambar 21 menunjukkan trendline linier dengan pola penurunan. Semakin
besar rapat arus (pada rapat arus 0,2 sampai 0,5 A/dm2) menyebabkan nilai
kekerasan lapisan elektroplating Zn-Ni semakin menurun untuk semua variasi
konsentrasi aditif p-vanilin. Penurunan nilai kekerasan ini dapat disebabkan
commit to user
karena: pertama, semakin besar rapat arus menyebabkan laju deposisi ion Zn2+
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
dan Ni2+ semakin cepat, sehingga meghasilkan penataan deposit Zn dan Ni
menjadi semakin tidak teratur dan tidak penuh (non-packed). Contoh susunan
struktur non-packed dan struktur close packed berdasarkan hoogenboom. et al
(2003) dan wulff. et al (1964) disajikan dalam Gambar 22a dan 22b.
a.
b.
Gambar 22a. Struktur Non-packed
b. Struktur Close-packed
Struktur non-packed menghasilkan susunan atom yang tidak teratur (acak)
dan terbentuk rongga-rongga, sedangkan untuk struktur close-packed susunan
atomnya lebih teratur dan penuh. Susunan struktur non-packed, apabila diuji
tingkat
kekerasannya
menghasilkan
nilai
kekerasan
yang
lebih
lunak
dibandingkan struktur close-packed.
Kedua, semakin besar rapat arus mengakibatkan terbentuknya gas H2
(hasil reduksi ion H+) pada katoda semakin banyak. Gas H2 tersebut dapat
teradsorp/terjebak pada lapisan elektroplating Zn dan Ni, sehingga menimbulkan
pori-pori pada lapisan elektroplating Zn-Ni. Dengan adanya pori-pori pada lapisan
elektroplating Zn-Ni mengakibatkan tingkat kekerasan lapisan elektroplating ZnNi menjadi menurun/lunak.
Apabila Nilai kekerasan lapisan elektroplating Zn-Ni dihubungkan dengan
dengan berat lapisan elektroplating Zn-Ni, mempunyai hubungan yang
berbanding terbalik. Semakin besar rapat arus (0,2 – 0,5 A/dm2) maka semakin
besar berat lapisan elektroplating Zn-Ni tetapi kekerasan semakin menurun. Hal
ini dapat dianalisa kemungkinan dipengaruhi oleh ketebalan lapisan elektroplating
Zn-Ni. Semakin besar rapat arus (pada rapat arus 0,2 - 0,5 A/dm2) menghasilkan
berat lapisan yang besar. Karena luas permukaan semua sampel sama maka
commit to lapisan
user semakin tebal. Semakin tebal
peningkatan berat lapisan mengakibatkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
lapisan didukung dengan terbentuknya pori dari adanya gas H2 yang
teradsorp/terjebak pada lapisan elektroplating Zn-Ni dimungkinkan dapat
menyebabkan semakin menurunya nilai kekerasan lapisan elektroplating Zn-Ni.
Berdasarkan analisa data, rapat arus yang menghasilkan kekerasan lapisan
elektroplating Zn-Ni tertinggi adalah pada rapat arus 0,2 A/dm2.
c. Pengaruh Rapat Arus Terhadap Tekstur Lapisan elektroplating Zn-Ni
Pengaruh rapat arus terhadap tekstur lapisan elektroplating Zn-Ni dianalisa
melalui grafik hubungan diameter butiran lapisan elektroplating Zn-Ni terhadap
rapat arus pada berbagai variasi konsentrasi aditif p-vanilin, ditunjukkan pada
Gambar 23. Tekstur lapisan elektroplating Zn-Ni disajikan dalam Gambar 17a,
17b dan 17c.
Diameter Butiran Deposit elektroplating Zn-Ni
(µm)
7.00
Tanpa p-vanillin
0,010 g/L p-vanillin
6.00
0,020 g/L p-vanillin
0,030 g/L p-vanillin
5.00
0,040 g/L p-vanillin
0,050 g/L p-vanillin
4.00
Linear (Tanpa p-vanillin)
Linear (0,010 g/L p-vanillin)
3.00
Linear (0,020 g/L p-vanillin)
Linear (0,030 g/L p-vanillin)
2.00
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
Rapat Arus (A/dm2)
0.6
Linear (0,040 g/L p-vanillin)
Linear (0,050 g/L p-vanillin)
Gambar 23. Grafik hubungan diameter butiran deposit elektroplating Zn-Ni
terhadap rapat arus pada berbagai variasi konsentrasi aditif p-vanilin
Ukuran diameter butiran deposit dapat menunjukkan tekstur lapisan
elektroplating Zn-Ni karena semakin besar ukuran diameter butiran menunjukkan
tekstur yang semakin kasar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
56
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan Gambar 23, pada rapat arus 0,3 - 0,5 A/dm2 menunjukkan
trend peningkatan linier untuk semua variasi konsentrasi aditif p-vanilin, yang
berarti semakin besar rapat arus (0,3 - 0,5 A/dm2) menghasilkan ukuran diameter
butiran deposit elektroplating Zn-Ni yang semakin besar atau mengakibatkan
tekstur menjadi semakin kasar. Hal tersebut dapat dianalisa karena semakin besar
rapat arus (pada rapat arus 0,3 - 0,5 A/dm2) menyebabkan laju deposisi ion Zn2+
dan Ni2+ menjadi semakin besar. Laju deposisi yang besar menghasilkan penataan
deposit menjadi semakin tidak teratur dan deposit bergerombol membentuk
deposit yang besar, sebagai akibatnya teksturnya menjadi semakin kasar.
Rapat arus 0,2 sampai 0,3 A/dm2 untuk variasi konsentrasi: tanpa pvanilin; 0,010; 0,020 dan 0,030 g/L p-vanilin menunjukkan trend penurunan. Hal
ini dikarenakan pada rapat arus 0,2 A/dm2 terdapat beberapa deposit yang
menunjukkan ukuran diameter butiran deposit lebih besar daripada rapat arus 0,3
A/dm2. Fenomena tersebut menurut Glasstone (1962) dan Hiskia (1992)
disebabkan karena pada rapat arus yang rendah (0,2 A/dm2), ion logam
mempunyai laju deposisi yang rendah. Pada keadaan tersebut pertumbuhan kristal
akan lebih besar daripada kecepatan deposisi atom logam ke katoda. Atau dengan
kata lain, sebelum terdeposisi pada katoda, interaksi antar atom - atom logam
lebih cenderung berikatan membentuk susunan kristal sebagai akibatnya deposit
yang terbentuk mempunyai ukuran yang besar dan tekstur menjadi kasar.
Untuk konsentrasi aditif p-vanilin 0,040 dan 0,050 g/L vanilin pada rapat
arus 0,2 A/dm2 ukuran butiran deposit tetap lebih kecil dari pada rapat arus 0,3
A/dm2. Hal ini dapat dianalisa karena interaksi antar atom logam untuk
membentuk deposit dengan susunan kristal kemungkinan cenderung lebih sedikit
terjadi. Hal tersebut karena adanya p-vanilin yang banyak menjadikan sistem
larutan elektrolit menjadi meruah (bulk) akibatnya p-vanilin dapat menghalangi
interaksi antar atom logam membentuk deposit dengan susunan kristal atau dapat
juga ion logam cenderung berikatan koordinasi dengan p-vanilin membentuk
kompleks vanilin.
Rapat arus yang menghasilkan tekstur lapisan elektroplating Zn-Ni yang
commit
2
halus adalah pada rapat arus 0,3 A/dm
. to user
57
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Pengaruh
Konsentrasi Aditif p-Vanilin Terhadap
Karakter Lapisan Elektroplating Zn-Ni
a. Pengaruh Konsentrasi Aditif p-Vanilin terhadap Berat Lapisan
Elektroplating Zn-Ni
Pengaruh konsentrasi aditif p-vanilin dianalisa dengan melalui dua
pendekatan. Pertama, analisa melalui grafik hubungan ∆ Ya terhadap ∆ Xa,
ditunjukkan pada Gambar 24a. Perhitungan nilai ∆ Ya dan ∆ Xa disajikan pada
Lampiran 9. Analisa kedua, melalui grafik hubungan nilai berat lapisan
elektroplating Zn-Ni per rapat arus terhadap konsentrasi p-vanilin, ditunjukkan
pada Gambar 24b. Nilai berat lapisan elektroplating per rapat arus adalah nilai
slope (b) persamaan linier hubungan berat lapisan elektroplating Zn-Ni terhadap
rapat arus pada berbagai variasi konsentrasi p-vanilin merujuk pada Tabel 10.
0.00
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
∆ Ya (mg)
-5.00
-10.00
-15.00
-20.00
-25.00
∆ Xa (g/L)
Rapat arus 0,2
A/dm2
Rapat Arus 0,3
A/dm2
Rapat Arus 0,4
A/dm2
Rapat Arus 0,5
A/dm2
Rapat Arus 0,6
A/dm2
Linear (Rapat arus
0,2 A/dm2)
Linear (Rapat Arus
0,3 A/dm2)
Linear (Rapat Arus
0,4 A/dm2)
Nilai Berat Lapisan
elektroplating Zn-Ni per
Rapat Arus
Keterangan:
∆ Ya :Selisih berat lapisan elektroplating Zn-Ni antara set eksperimen (variasi
konsentrasi p-vanillin) dengan set kontrol (tanpa aditif p-vanillin) (mg)
∆ Xa :Selisih konsentrasi aditif p-vanilin antara set eksperimen dengan set kontrol
(g/L)
a.
70
65
60
55
50
45
40
Berat lapisan
per Rapat Arus
y = 500x + 49,333
R² = 0,9231
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
y = -500x + 77,833
R² = 0,9494
Konsentrasi aditif p-vanilin (g/L)
b.
Gambar 24a. Grafik hubungan ∆ Ya terhadap ∆Xa pada berbagai variasi rapat arus
b. Grafik hubungan berat lapisan elektroplating Zn-Ni
commit
to user aditif p-vanilin
per rapat arus terhadap
konsentrasi
perpustakaan.uns.ac.id
1).
digilib.uns.ac.id
58
Analisa berdasarkan grafik hubungan ∆ Ya terhadap ∆Xa pada berbagai variasi
rapat arus (Gambar 24a)
Analisa pola trendline Gambar 24a, untuk masing – masing variasi rapat
arus menunjukkan trend penurunan dan trend peningkatan, kecuali unuk rapat
arus 0,4 A/dm2 tidak menunjukkan trend penurunan tetapi trend konstan
(datar) pada penambahan 0,010 – 0,030 g/L p-vanilin.
Trend penurunan terjadi pada penambahan 0,010 – 0,020 g/L p-vanilin
untuk semua variasi rapat arus, kecuali rapat arus 0,4 A/dm2. Trend
peningkatan trejadi pada penambahan 0,020 – 0,050 g/L vanilin untuk rapat
arus 0,2;0,3;0,5 dan 0,6 A/dm2, sedangkan untuk rapat arus 0,4 A/dm2 trend
peningkatan terjadi pada penambahan 0,030 - 0,050 g/L vanilin.
Berdasarkan Gambar 24a, Nilai ∆ Ya < 0, menunjukkan bahwa berat
lapisan elektroplating Zn-Ni set eksperimen (variasi konsentrasi p-vanillin)
lebih kecil dari set kontrol (tanpa aditif p-vanillin). Variasi konsentrasi pvanillin menyebabkan penurunan berat lapisan elektroplating Zn-Ni untuk
semua variasi rapat arus, yang berarti dengan adanya aditif p-vanilin dapat
menghambat laju deposisi ion Zn2+ dan Ni2+, tetapi efektivitas penghambatan
laju deposisi pada tiap – tiap konsentrasi aditif p-vanilin berbeda, dilihat dari
berat lapisan elektroplating Zn-Ni yang dihasilkan. Hal tersebut dapat
disebabkan kemungkinan p-vanilin tidak hanya menghambat laju deposisi,
tetapi juga ikut terjebak/terdeposisi dalam lapisan elektroplating Zn-Ni.
Ternyata dengan adanya aditif p-vanilin mampu menurunkan berat
lapisan elektroplating Zn-Ni. Penurunan berat lapisan elektroplating Zn-Ni
paling banyak ditunjukkan pada penambahan 0,020 g/L p-vanilin untuk semua
variasi rapat arus, kecuali untuk rapat arus 0,4 A/dm2.
2). Analisa berdasarkan grafik hubungan berat lapisan elektroplating Zn-Ni per
rapat arus terhadap konsentrasi aditif p-vanilin (Gambar 24b)
Analisa kedua, berdasarkan Gambar 24b, pada konsentrasi tanpa
penambahan p-vanilin (set kontrol), berat lapisan elektroplating Zn-Ni per
rapat arus menunjukkan nilai 60,5 merujuk pada Tabel 10. Dengan adanya
commit to user
aditif p-vanilin menyebabkan nilai berat lapisan elektroplating Zn-Ni per rapat
59
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
arus berubah, yaitu terdapat peningkatan dan penurunan. Berarti variasi
konsentrasi aditif p-vanilin berpengaruh terhadap nilai berat lapisan
elektroplating Zn-Ni per rapat arus. Penurunan nilai berat lapisan per rapat arus
dapat mengindikasikan konsentrasi aditif p-vanilin yang lebih bersifat efektif
menghambat laju deposisi.
Berdasarkan Gambar 24b menunjukkan 2 pola trendline yaitu trend
penurunan dan trend peningkatan. Hal ini dapat dilihat, yaitu:
a) Pada konsentrasi 0,010 – 0,030 g/L p-vanilin, menunjukkan trend
peningkatan nilai berat lapisan elektroplating Zn-Ni per rapat arus. Pada
konsentrasi penambahan 0,010 g/L p-vanilin menunjukkan nilai berat
lapisan elektroplating Zn-Ni per rapat arus yang lebih kecil dari set kontrol
(tanpa penambahan p-vanilin), sedangkan untuk konsentrasi
0,020 dan
0,030 g/L p-vanilin menunjukkan nilai berat lapisan elektroplating Zn-Ni
per rapat arus yang lebih besar dari pada tanpa penambahan p-vanilin. Hal
ini menunjukkan pada konsentrasi penambahan 0,010 g/L p-vanilin lebih
bersifat menghambat laju deposisi ion Zn2+ dan Ni2+ dari pada konsentrasi
0,020 dan 0,030 g/L p-vanilin.
b) Pada konsentrasi 0,030 – 0,050 g/L p-vanilin menunjukkan trend penurunan
nilai berat lapisan per rapat arus. Pada konsentrasi penambahan 0,050 g/L
vanilin menunjukkan nilai berat lapisan elektroplating Zn-Ni per rapat arus
lebih kecil dari set kontrol (tanpa penambahan p-vanilin) dan juga pada
konsentrasi penambahan 0,030 dan 0,040 g/L p-vanilin. Hal ini
menunjukkan pada 0,050 g/L p-vanilin, lebih bersifat menghambat laju
deposisi ion Zn2+ dan Ni2+ daripada konsentrasi penambahan 0,030 dan
0,040 g/L p-vanilin.
Hasil analisa data berdasar Gambar 24b, menunjukkan konsentrasi 0,010
dan 0,050 g/L p-vanillin lebih efektif menghambat laju deposisi ion Zn2+ dan
Ni2 karena mampu menurunkan nilai berat lapisan elektroplating Zn-Ni per
rapat arus.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
Berdasarkan analisa kedua data dari Gambar 24a dan Gambar 24b
menunjukkan, ternyata semakin besar penambahan aditif p-vanilin tidak selalu
menghasilkan penghambatan laju deposisi yang semakin besar dan konsentrasi
yang menunjukkan penghambat laju deposisi yang efektif juga berbeda pada
masing-masing konsentrasi aditif p-vanilin. Hal ini dapat dilihat pada Gambar
24a, penurunan berat lapisan elektroplating Zn-Ni paling banyak pada konsentrasi
0,020 g/L p-vanilin dan pada Gambar 24b, penurunan berat lapisan elektroplating
Zn-Ni per rapat arus paling besar pada konsentrasi 0,010 dan 0,050 g/L p-vanilin.
Oleh karena itu, perlu ditinjau lebih lanjut dari hasil karakterisasi yang lain.
b. Pengaruh Aditif p-Vanilin Terhadap Nilai Kekerasan Lapisan
Elektroplating Zn-Ni
Pengaruh konsentrasi aditif p-vanilin terhadap nilai kekerasan lapisan
elektroplating Zn-Ni dianalisa melalui grafik hubungan ∆Yb terhadap ∆ Xa pada
berbagai variasi rapat arus disajikan pada Gambar 25. Perhitungan nilai ∆Yb dan
∆ Xa tersaji dalam Lampiran 11.
50.00
Rapat Arus 0,2 A/dm2
Rapat Arus 0,3 A/dm2
40.00
∆ Yb (VHN)
Rapat Arus 0,4 A/dm2
30.00
Rapat Arus 0,5 A/dm2
20.00
10.00
0.00
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
Linear (Rapat Arus 0,2
A/dm2)
Linear (Rapat Arus 0,3
A/dm2)
Linear (Rapat Arus 0,4
A/dm2)
Linear (Rapat Arus 0,5
A/dm2)
-10.00
∆ Xa (g/L)
Keterangan:
∆ Yb : Selisih nilai kekerasan lapisan elektroplating Zn-Ni antara set eksperimen (variasi
konsentrasi p-vanillin) dengan set kontrol (tanpa aditif p-vanillin) (VHN)
∆ Xa : Selisih konsentrasi aditif p-vanilin antara set eksperimen dengan set kontrol (g/L)
Gambar 25. Grafik hubungan ∆ Yb terhadap ∆ Xa pada berbagai variasi rapat
arus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
61
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan Gambar 25, secara umum sebagian besar menunjukkan nilai
∆Yb > 0, kecuali pada konsentrasi 0,020 g/L vanilin pada rapat arus 0,2 A/dm2
dan konsentrasi 0,010 – 0,040 untuk rapat arus 0,5 A/dm2. ∆ Yb > 0,
menunjukkan nilai kekerasan lapisan set kontrol (tanpa aditif p-vanilin) lebih kecil
dari set eksperimen (variasi konsentrasi aditif p-vanilin). Berarti adanya aditif pvanilin mampu meningkatkan nilai kekerasan lapisan elektroplating Zn-Ni, tetapi
untuk masing – masing konsentrasi menghasilkan nilai kekerasan yang berbeda.
Gambar 25 menunjukkan 2 buah pola trendline yaitu trend penurunan dan
trend peningkatan. yaitu:
1) Trend penurunan : Trend penurunan terjadi pada penambahan p-vanilin 0,010
dan 0,020 g/L (untuk rapat arus 0,2 dan 0,4 A/dm2) dan pada penambahan pvanilin 0,010 – 0,030 g/L (untuk rapat arus 0,3 dan 0,5 A/dm2).
2) Trend peningkatan : Trend peningkatan terjadi pada penambahan p-vanillin
0,020 – 0,050 g/L (untuk rapat arus 0,2 dan 0,4 A/dm2) dan penambahan pvanillin 0,030 – 0,050 g/L (untuk rapat arus 0,3 dan 0,5 A/dm2).
Gambar 25 menunjukkan, bahwa faktor rapat arus juga berpengaruh
terhadap hubungan variasi konsentrasi aditif p-vanillin dengan nilai kekerasan
lapisan. Hal ini dapat diketahui dari titik optimum yang dihasilkan pada tiap
variasi rapat arus menunjukkan nilai yang berbeda. Pada rapat arus 0,2 dan 0,4
A/dm2 optimum pada penambahan 0,020 g/L p-vanilin, sedangkan untuk rapat
arus 0,3 dan 0,5 A/dm2 optimum pada penambahan 0,030 g/L p-vanillin. Nilai
optimum pada Gambar 25, menunjukkan nilai optimum yang negatif, artinya
menunjukkan nilai penurunan kekerasan yang paling besar.
Ternyata semakin banyak aditif p-vanillin tidak menunjukkan satu pola
trend peningkatan nilai kekerasan karena efektivitas penghambatan laju deposisi
pada masing – masing konsentrasi aditif p-vanilin berbeda. Pada konsentrasi
penambahan 0,020 dan 0,030 g/L p-vanillin menunjukkan penurunan nilai
kekerasan dibandingkan dengan penambahan 0,010, 0,040 dan 0,050 g/L pvanilin. Hal tersebut kemungkinan dikarenakan pada konsentrasi 0,020 dan 0,030
g/, p-vanillin lebih cenderung bersifat teradsorp/terdeposisi dari pada menghambat
commit
to user
laju deposisi sehingga menurunkan
nilai kekerasan.
62
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Konsentrasi aditif p-vanillin yang menghasilkan nilai kekerasan tertinggi
adalah pada 0,050 g/L untuk semua variasi rapat arus. Hal ini menunjukkan
bahwa pada konsentrasi tersebut p-vanillin bersifat lebih efektif menghambat laju
deposisi ion Zn2+ dan Ni2+ dan menghasilkan penataan deposit yang lebih teratur
(close-packed) sehingga meningkatkan kekerasan lapisan elektroplating Zn-Ni.
Berkaitan dengan nilai kekerasan lapisan elektroplating Zn-Ni, bahwa
salah satu faktor nilai kekerasan lapisan bergantung pada komposisi atom Zn dan
Ni karena berdasarkan sifat karakteristik kekerasan Nikel (Ni) lebih keras dari
pada Seng (Zn). Berdasarkan hal itu, perlu kiranya mengetahui pengaruh aditif pvanilin terhadap komposisi Zn dan Ni dalam lapisan elektroplating Zn-Ni. Apakah
dengan adanya p-vanilin dapat lebih spesifik menghambat laju deposisi salah satu
ion Zn atau Ni. Oleh karena itu, disarankan perlu dilakukannya penelitian tentang
komposisi Zn dan Ni dalam lapisan elektroplating Zn-Ni.
c.
Pengaruh Konsentrasi Aditif p-Vanilin Terhadap Diameter Butiran Deposit
Elektroplating Zn-Ni
Pengaruh konsentrasi aditif p-vanilin terhadap diameter butiran deposit
elektroplating Zn-Ni dianalisa melalui grafik hubungan ∆ Yc terhadap ∆ Xa pada
berbagai variasi rapat arus disajikan pada Gambar 26. Perhitungan nilai ∆ Yc dan
∆ Xa tersaji dalam lampiran 13.
∆ Yc (µm)
Rapat
Arus 0,2
A/dm2
1.00
0.00
-1.00
-2.00
0 0.010.020.030.040.050.06
∆ Yc (µm)
2.00
2.00
0.00
-1.00
∆ Xa (g/L)
∆ Xa (g/L)
(C)
0 0.010.020.030.040.050.06
∆ Xa (g/L)
(B)
0.80
∆ Yc (µm)
∆ Yc (µm)
(A)
3.00
2.00
Rapat
1.00
Arus 0,4
0.00
A/dm2
-1.00 0 0.010.020.030.040.050.06
-2.00
Rapat
Arus 0,3
A/dm2
1.00
Rapat Arus
0,5 A/dm2
0.40
0.00
-0.40
0 0.010.020.030.040.050.06
∆ Xa (g/L)
(D)
Keterangan:
∆ Yc : Selisih diameter butiran deposit elektroplating Zn-Ni antara set eksperimen (variasi konsentrasi pvanillin) dengan set kontrol (tanpa aditif p-vanillin) (µm)
∆ Xa : Selisih konsentrasi aditif p-vanilin antara set eksperimen dengan set kontrol (g/L)
Gambar 26. Grafik hubungan ∆ Yc terhadap ∆ Xa pada berbagai variasi rapat
2
arus: (A) Rapat arus commit
0,2 A/dm
; (B) Rapat arus 0,3 A/dm2; (C) Rapat
to user
2
arus 0,4 A/dm ; dan (D) Rapat arus 0,5 A/dm2
63
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan Gambar 26, menunjukkan 2 pola trendline yaitu trend
peningkatan dan trend penurunan, tetapi terdapat perbedaan pada titik
optimumnya.
1) trend peningkatan, pada konsentrasi aditif p-vanilin 0,010 - 0,020 g/L (untuk
rapat arus 0,2 dan 0,5 A/dm2) dan konsentrasi 0,010 - 0,040 g/L (untuk rapat
arus 0,3 dan 0,4 A/dm2). Trend peningkatan ukuran diameter butiran deposit
elektroplating Zn-Ni dapat disebabkan karena senyawa p-vanilin dan/atau
kompleks vanilin teradsorp/terdeposisi pada lapisan elektroplating Zn-Ni.
Dengan adanya senyawa p-vanilin dan/atau kompleks vanilin dalam komposisi
lapisan Zn-Ni mengakibatkan ukuran butiran deposit menjadi lebih besar dan
penataan butiran deposit menjadi tidak teratur.
Berdasarkan Kim., et al (2004) menyatakan bahwa o-vanilin teradsorp
pada lapisan elektroplating Zn. p-Vanilin dapat teradsorp/terdeposisi pada
lapisan elektroplating Zn-Ni. Hal ini dapat dianalisa karena:
a) Mula – mula p-vanilin dapat menghambat laju deposisi ion Zn2+ dan Ni2+,
karena seiring berjalannya waktu elektrolisis, p-vanilin ikut terbawa arus
deposisi ion Zn2+ dan Ni2+, sehingga menjadi semakin dekat dengan
permukaan katoda dan akhirnya teradsorp pada lapisan deposit Zn-Ni.
b) p-Vanillin dapat berikatan koordinasi dengan ion Zn2+ dan/atau Ni2+
membentuk kompleks Zn-vanilin dan/atau Ni-vanilin. Pada saat elektrolisis,
Kompleks Zn-vanilin dan/atau Ni-vanilin dapat mengalami reaksi reduksi
(terdeposisi). Reaksi reduksi pada senyawa kompleks akan mengkibatkan
jarak ikatan, sudut ikatan antara logam dengan unsur yang terkoordinasi
berubah dan pada saat tertentu keseluruhan struktur kompleks dapat
terdistorsi atau bahkan ligan dapat terdekomposisi dari atom pusat
(Takeuci,2006). Apabila pada saat reduksi kompleks vanilin, ikatan
koordinasi
antara
ion
logam
dan
ligan
p-vanilin
tidak
dapat
lepas/terdekomposisi, maka deposit yang dihasilkan tetap berikatan dengan
p-vanilin sehingga terbentuk deposit yang besar.
2) Trend penurunan, pada konsentrasi aditif p-vanilin 0,020 – 0,050 g/L (untuk
to user aditif p-vanillin 0,040 – 0,050
rapat arus 0,2 dan 0,5 A/dm2) commit
dan konsentrasi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
g/L (untuk rapat arus 0,3 dan 0,4 A/dm2). Trend penurunan ukuran diameter
butiran deposit elektroplating Zn-Ni dikarenakan p-vanilin lebih bersifat
menghambat laju deposisi ion Zn2+ dan Ni2+ dari pada teradsorp/terdeposisi.
Sebagai akibatnya menghasilkan penataan deposit menjadi lebih teratur dan
menghasilkan deposit dengan ukuran yang kecil.
Ternyata faktor rapat arus juga berpengaruh terhadap hubungan variasi
konsentrasi aditif p-vanillin dengan ukuran diameter butiran deposit elektroplating
Zn-Ni. Hal tersebut diketahui dari titik optimum yang dihasilkan pada tiap variasi
rapat arus menunjukkan nilai yang berbeda.
Berdasarkan Gambar 26, menunjukkan secara umum bahwa pada
penambahan aditif p-vanilin 0,010 dan 0,050 g/L menghasilkan butiran yang lebih
kecil dibandingkan konsentrasi 0,020; 0,030 dan 0,040 g/L p-vanilin. Sedangkan
pada konsentrasi penambahan 0,020; 0,030 dan 0,040 g/L p-vanilin menyebabkan
butiran menjadi lebih besar (kasar).
Pengelompokkan kelas tekstur lapisan elektroplating Zn-Ni pada berbagai
variasi rapat arus dan konsentrasi aditif p-vanilin disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12. Tingkat Kelas Tekstur Lapisan Elektroplating Zn-Ni
Kelas Tekstur Tingkat Kehalusan
Lapisan Elektroplating Zn-Ni
Variasi Rapat Arus (A/dm2)
Variasi
penambahan
p-vanilin
(gr/L)
0,2
0,3
0,4
0,5
1.
Tanpa vanilin
C
C
C
D
2.
0,010
D
B
C
D
3.
0,020
D
B
C
E
4.
0,030
D
C
D
D
5.
0,040
D
D
E
D
6.
0,050
B
B
C
D
No.
Keterangan kelas tekstur:
A : Sangat halus
B : Halus
C : Agak kasar
D : Kasar
E : Sangat kasar
Berdasarkan Tabel 12, konsentrasi aditif p-vanilin yang menunjukkan tekstur
commit to user
yang baik diperoleh pada konsentrasi 0,050 g/L.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Bedasarkan data hasil penelitian dan uraian pembahasan, disimpulkan
sebagai berikut :
1. Pengaruh rapat arus terhadap kualitas lapisan elektroplating Zn-Ni:
a. Rapat arus yang besar tidak selalu menghasilkan berat lapisan elektroplating
Zn-Ni yang besar. Rapat arus yang menghasilkan berat lapisan
elektroplating Zn-Ni optimum adalah pada 0,5 A/dm2.
b. Semakin besar rapat arus menurunkan nilai kekerasan lapisan elektroplating
Zn-Ni. Rapat arus yang menghasilkan nilai kekerasan tertinggi pada 0,2
A/dm2.
c. Rapat arus yang kecil tidak selalu menghasilkan tekstur lapisan
elektroplating Zn-Ni yang halus. Rapat arus yang menghasilkan tekstur
yang halus pada 0,3 A/dm2.
Rapat arus yang menghasilkan kualitas yang baik untuk proses elektroplating
Zn-Ni adalah pada rapat arus 0,3 A/dm2.
2. Pengaruh aditif p-vanilin terhadap kualitas lapisan elektroplating Zn-Ni:
a. Aditif p-vanilin mampu menurunkan berat lapisan elektroplating Zn-Ni.
Penurunan berat lapisan elektroplating Zn-Ni paling banyak pada
konsentrasi penambahan 0,020 g/L p-vanilin.
b. Aditif p-vanillin mampu meningkatkan kekerasan lapisan elektroplating ZnNi. Konsentrasi penambahan 0,050 g/L p-vanilin menghasilkan nilai
kekerasan paling tinggi.
c. Aditif p-vanillin mampu memperhalus tekstur lapisan elektroplatig Zn-Ni.
Konsentrasi penambahan 0,050 g/L p-vanilin menghasilkan tekstur paling
halus.
Konsentrasi aditif p-vanilin yang menghasilkan kualitas yang baik untuk proses
elektroplating Zn-Ni adalah pada konsentrasi 0,050 g/L
commit to user
65
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
B. Saran
Untuk penelitian lebih lanjut, perlu kiranya dilakukan penelitian tentang:
1. Uji komposisi lapisan elektroplating Zn-Ni untuk mengetahui pengaruh aditif
p-vanilin terhadap komposisi deposit Zn dan Ni dalam lapisan elektroplating
Zn-Ni.
2. Pengaruh variasi temperatur, voltase, pH larutan, jarak elektroda dan
kecepatan pengadukan terhadap kualitas lapisan elektroplating Zn-Ni.
commit to user
Download