BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Setiap organisasi tidak

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Setiap organisasi tidak dapat lepas dari manajemen operasionl. Manajemen
operasional merupakan serangkaian kegiatan yang menghasilkan nilai dalam bentuk
barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output (Jay Heizer dan Barry
Render, 2005). Sepuluh keputusan manajemen operasi dikemukakan oleh (Jay Heizer
dan Barry Render, 2005) sebagai berikut: Perancangan barang dan jasa berkaitan
dengan SDM, mutu atau kualitas produk, perancangan proses dan kapasitas,
pemilihan lokasi berkaitan dengan manajemen rantai pasok, perancangan tata letak
SDM dan rancangan kerja, faktor sumber daya manusia, manajemen rantai pasokan,
persediaan, penjadwalan, dan pemeliharaan.
Dalam setiap keputusan operasional, dibutuhkan langkah langkah yang
inovatif. Hal ini diperlukan untuk terus meperbaiki dan mengembangkan organisasi.
Menurut (Salim dan Sulaiman, 2011), penelitian secara empiris dan historis
menyatakan ada hubungan yang positif anatara inovasi dan kinerja organisasi.
Untuk melakukan inovasi pada perusahaan, diperlukan iklim kerja yang
mendukung proses inovasi. Van de Ven (1986) mengatakan salah satu masalah
penting mengelola inovasi organisasi adalah mangelola perhatian. Mengelola
perhatian menjadi sulit karena setiap individu pada sebuah organisasi secara bertahap
beradaptasi dengan lingkungannya dan lama kelamaan keinginan untuk melakukan
inovasi semakin menghilang kecuali dalam keadaan terdesak. Banyak teori yang
mengatakan bahwa iklim organisasi secara lagsung berhubungan dengan inovasi
(Amabile, 1988); (Isaken, 1987); (Kanter, 1988). (James, Hater, Gent, dan Bruni, 1978)
mendefinisikan iklim organisasi sebagai representasi kognitif atas kondisi perusahaan.
Karakteristik iklim organisasi yang inovatif sendiri terdiri dari adanya dukungan
terhadap inovasi (kanter, 1983) dan adanya pasokan sumberdaya untuk berinovasi
(amabile, 1988)
Dewasa ini muncul berbagai macam perusahaan periklanan advertising. Ada
kios berukuran 1x1m yang menawarkan jasa pembuatan cap dan papan nama toko,
di luar kiosnya terpampang ‘Biro Iklan’. Ada rumah kecil yang memberikan pelayanan
fotokopi dan agen langganan surat kabar dan majalah. Di bawah tulisan terima
Fotokopi tertulis ‘Biro Iklan’. Ada gedung berlantai banyak, berkarpet tebal,
pegawainya berdasi corak mutakhir, setiap ruangan disejukkan oleh AC dan di luar
ada prasasti kuningan yang tertulis ‘Advertising Agency’. perusahaan ini sering disebut
‘Full Service Advertising Agency’. Sebuah biro iklan yang mendukung predikat ini
adalah biro yang mempunyai kapasitas untuk memberi pelayanan di tiga bidang yaitu,
pertama, konsultasi komunikasi pemasaran, kedua pelayanan perencanaan dan
pemesanan media, dan ketiga pelayanan kreatif.
Dalam perkembangannya, persaingan dalam dunia periklanan semakin ketat.
Dewasan ini, biro iklan tidak hanya bersaing dengan sesama biro iklan. Dengan
semakin mudahnya internet dan media social, semakin banyak alternatif bagi calon
penggunan untuk memilih media yang akan digunakan. Dalam segi pengeluaran,
pajak reklame yang merupakan pajak bagi usaha ini juga terus meningkat. Misalnya
saja pada tahun 2015 kenaikan pajak reklame di kota Surakarta naik hingga 30%.
Selain itu isu lingkungan seperti sampah visual menjadi tantangan baru bagi
perusahaan biro iklan. Sampah visual adalah sampah yang kebanyakan terdiri dari
berbagai iklan (termasuk didalamnya iklan produk dagang dan promosi partai politik)
luar ruang biasanya berbentuk baliho, spanduk, shop sign ,umbul-umbul dan
billboardyang ditempelkan di tempat- tempat umum yang ramai publik dantidak
memiliki izin resmi dari pemerintah . Bahkan iklan yang memiliki izin pun jika itu
mengganggu tatanan kota dan merusak pemandangan mata maka iklan tersebut bisa
dikatan sampah visual. Jika diperhatikan sampah visual ini bukan hanya menggangu
pemandangan mata dan mengotorit atanan kota tapi sampah visual yang kebanyakan
terdiri dari iklan luar ini juga dapat membahayakan keselamatan. Masalah samapah
visual bukan hanya dikarenakan pelaksanaannya, akan tetapi belum lengkapnya
kejelasan peraturan terhadap hal tersebut. Misalnya saja di jalan Slamet Riyadi
penggunaan billboard dikurangi, akan tetapi perusahaan perusahaan tetap memasang
iklan di lahan milik pribadi. Hal ini tetntu diluar kendali hukum yang dan menimbulkan
kecemburuan social bagi pengusaha biro iklan. Selain tidak mendapat penghasilan,
pemerintah dan masyarakat juga tetap tidak bias merasakan daerah yang bersih dari
sampah visual.1
Untuk terus bertahan, perusahaan biro iklan perlu untuk melakukan inovasi.
Inovasi sendiri muncul dari anggota anggota perusahaan yang mencari ide ide
creative. Perkembangan dan Tantangan dalam dunia periklanan menjadi alasan
utama karya ilmiah ini untuk melakukan penelitian pada biro iklan. Berdasarkan
penjelasan tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh
dukungan dan pasokan sumber daya untuk inovasi terhadap perilaku perusahaan di
biro iklan.
2. Rumusan masalah
Peneitian ini bermaksud untuk menguji perngaruh dukungan dan pasokan
sumber daya untuk inovasi terhadap perilaku inovatif. Berdasarkan penjelasan
tersebut maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagau berikut:
Bagaimana pengaruh dukungan dan pasokan sumberdaya inovasi terhadap perilaku
inovatif.
3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1
Suara merdeka, 2015, Asppro Keberatan Pajak Reklame Naik, harian Suara Merdeka, Semarang
1. Menguji secara empiris pengaruh dukungan untuk inovasi terhadap perilaku
inovatif pada perusahaan manufaktur.
2. Menguji secara empiris pengaruh pasokan sumber daya untuk inovasi
terhadap perilaku inovatif pada perusahaan manufaktur.
4. Manfaat Penelitian
Berdasarkan dari latar belakang, rumusan masalah dan tujuan yang telah
diuraikan di atas, manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:
1. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap
literatur dan bahan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang ekonomi,
khususnya yang terkait dengan ilmu manajemen operasi dan lebih spesifik
menjadi bahan acuan dalam penelitian yang berkaitan dengan organisasi dan
inovasi.
2. Bagi praktisi pada industri, khususnya di Kota Surakarta, penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam memberikan ide gagasan dan
juga memberikan gambaran penentuan keputusan manajerial berkaitan
dengan pengelolaan dukungan dan pasokan sumber daya untuk inovasi juga
perilaku inovatif
3. Bagi Peneliti, hasil yang disajikan dari penelitian ini diharapkan mampu
sebagai sarana untuk lebih mendalami teori – teori yang didapat selama
penelitian serta mendapat tambahan ilmu pengetahuan mengenai dukungan
dan pasokan sumber daya untuk inovasi juga perilaku inovatif.
Download