BAB 2 LANDASAN TEORI

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Teori Umum
2.1.1. Teori Komunikasi
Kata komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio yang
berarti ‘pemberitahuan’ atau ‘pertukaran pikiran’. Jadi, secara garis besar,
dalam suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsur-unsur kesamaan
makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran dan pengertian antara
komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan).
Proses komunikasi dapat diartikan sebagai ‘transfer informasi’
atau pesan dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada
penerima sebagai komunikan. Dalam proses komunikasi tersebut
bertujuan untuk mencapai saling pengertian antara kedua belah pihak
yang terlibat dalam proses komunikasi. Dalam proses komunikasi,
komunikator mengirimkan pesan/informasi kepada komunikan sebagai
sasaran komunikasi.
Beberapa definisi komunikasi dari para pakar, sebagai berikut :
1. Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa yang
mengatakan apa dengan cara apa, kepada siapa dengan efek apa
(Laswell) (Tommy Suprapto, 2011).
16 17 2. Komunikasi adalah seni menyampaikan informasi, ide dan sikap
seseorang kepada orang lain (Edwin Emery) (Tommy Suprapto,
2011).
3. Komunikasi adalah suatu proses interaksi yang mempunyai arti antara
sesama manusia (Delton E, Mc Farland) (Tommy Suprapto, 2011).
4. Komunikasi merupakan proses pengalihan suatu maksud dari sumber
kepada penerima, proses tersebut merupakan suatu seni aktivitas,
rangkaian atau tahap-tahap yang memudahkan peralihan maksud
tersebut.
Dari beberapa definisi yang ada, maka dapat disimpulkan ke
dalam tiga pengertian utama komunikasi, yaitu pengertian secara
etimologis, terminologis, dan paradigmatik.
1. Secara etimologis
Komunikasi
dipelajari
menurut
asal-usul
kata,
yaitu
komunikasi berasal dari bahasa Latin ‘communicatio’ dan perkataan
ini bersumber pada kata ‘comminis’ yang berarti sama makna
mengenai suatu hal yang dikomunikasikan.
2. Secara terminologis
Komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh
seseorang kepada orang lain.
18 3. Secara paradigmatis
Komunikasi berarti pola yang meliputi sejumlah komponen
berkorelasi satu sama lain secara fungsionalis untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Contohnya seperti, ceramah, kuliah, dakwah, dan
sebagainya.
Dalam pengaplikasiannya, langkah-langkah dalam komunikasi
adalah sebagai berikut :
1. Langkah pertama
Ide/gagasan diciptakan oleh sumber/komunikator
2. Langkah kedua
Ide yang diciptakan tersebut kemudian dialihbentukkan
menjadi lambang-lambang komunikasi yang mempunyai makna dan
dapat dikirimkan.
3. Langkah ketiga
Pesan yang telah di-encoding tersebut selanjutnya dikirimkan
melalui saluran/media yang sesuai dengan karakteristik lambinglambang komunikasi ditujukan kepada komunikan.
4. Langkah keempat
Penerima menafsirkan isi pesan sesuai dengan persepsinya
untuk mengartikan maksud pesan tersebut.
19 5. Langkah kelima
Apabila pesan tersebut telah berhasil di decoding, khalayak
akan mengirimkan kembali pesan tersebut ke komunikator.
Berdasarkan hal-hal diatas, maka terdapat 5 komponen
komunikasi agar dapat terjadi proses komunikasi (Deddy Mulyana,
2010: 147) yaitu :
1. Komunikator
2. Pesan
3. Media
4. Komunikan
5. Pengaruh
Berdasarkan
konteks
dan
tingkatan
analisisnya,
teori
komunikasi dapat dibagi menjadi lima :
1. Komunikasi Intra Personal
Proses komunikasi yang terjadi dalam diri seseorang.
Fokusnya adalah pada bagaimana jalannya proses pengolahan
informasi yang dialami seseorang melalui sistem syaraf dan
inderanya. Umumnya membahas mengenai proses pemahaman,
ingatan, dan interpretasi terhadap simbol-simbol yang ditangkap
melalui pancainderanya.
20 2. Komunikasi Inter Personal
Komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi, baik
yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung. Fokus teori
ini adalah pada bentuk-bentuk dan sifat hubungan, percakapan,
interaksi, dan karakteristik komunikator.
3. Komunikasi Kelompok
Fokus pada interaksi antara orang-orang dalam kelompok
kecil. Komunikasi kelompok juga melibatkan komunikasi antar
pribadi, namun pembahasannya berkaitan dengan dinamika
kelompok, efisiensi dan efektifitas penyampaian informasi dalam
kelompok, pola dan bentuk interaksi, serta pembuatan keputusan.
4. Komunikasi Organisasi
Mengarah pada pola dan bentuk komunikasi yang terjadi
dalam konteks dan jaringan organisasi. Komunikasi organisasi
melibatkan bentuk-bentuk komunikasi formal dan informal.
Pembahasan teori ini menyangkut struktur dan fungsi organisasi,
hubungan
antara
manusia,
komunikasi
dan
proses
pengorganisasiannya serta budaya organisasi.
5. Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan
pada sejumlah khalayak yang besar. Proses komunikasi ini
melibatkan keempat teori sebelumnya. Teori ini secara umum
memfokuskan perhatiannya pada hal-hal yang menyangkut
21 struktur media, hubungan media dan masyarakat, hubungan antara
media dan khalayak, aspek-aspek budaya dari komunikasi massa,
serta dampak komunikasi massa terhadap individu.
2.1.2. Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi, ide, dan
sikap kepada banyak orang (biasanya menggunakan mesin atau emdia
yang diklasifikasikan ke dalam media massa, seperti radio siaran, televisi
siaran, surat kabar/majalah, dan film).
Ciri-ciri dari komunikasi massa adalah :
1. Berlangsung satu arah
Dalam komunikasi massa, feed back baru akan diperoleh setelah
komunikasi berlangsung.
2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga
Informasi yang disampaikan melalui media massa merupakan produk
bersama. Seorang komunikator dalam media massa bertindak atas
nama lembaga dan nyaris tidak memiliki kebebasan individual. Oleh
sebab itu, komunikatornya melembaga. Lebih dari itu, karena pesanpesan yang disebarkan melalui media massa merupakan hasil kerja
sama (collective), maka komunikatornya disebut juga collective
communicator.
22 3. Pesan-pesan bersifat umum
Pesan-pesan yang disampaikan melalui media massa pada umumnya
bersifat umum (untuk orang banyak).
4. Melahirkan keserempakan
Kekuatan sebuah radio siaran yang melalui acara tertentu mampu
memaksa pendengarnya untuk serempak mendengarkan acara
tersebut. Demikian pula dengan siaran televisi dan media cetak di
negara-negara maju yang pada saat yang sama paling tidak dibaca
oleh kurang lebih satu juta pembaca.
5. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen
Kemajemukan audience komunikasi massa ini yang menyebabkan
pelaksana komunikasi massa harus benar-benar mempersiapkan
semua ide atau informasi yang akan disampaikan sebaik mungkin
sebelum disebarluaskan.
2.1.3. Media Massa
Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian
pesan-pesan dari sumber kepada khalayak (menerima) yang luas dan
heterogen dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti
surat kabar, film, radio, TV. Media massa adalah faktor lingkungan yang
mengubah perilaku khalayak melalui proses pelaziman klasik, pelaziman
operan atau proses imitasi (belajar sosial).
23 Media massa digunakan dalam komunikasi apabila komunikasi
berjumlah banyak dan bertempat tinggal jauh. Media massa yang banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari umumnya adalah surat kabar,
radio, televisi, dan film bioskop, yang beroperasi dalam bidang informasi,
edukasi dan rekreasi, atau dalam istilah lain penerangan, pendidikan, dan
hiburan. Keuntungan komunikasi dengan menggunakan media massa
adalah bahwa media massa menimbulkan keserempakan artinya suatu
pesan dapat diterima oleh komunikan yang jumlah relatif banyak. Jadi
untuk menyebarkan informasi, media massa sangat efektif yang dapat
mengubah sikap, pendapat dan prilaku komunikasi.
Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain
adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media
massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak
terbatas. Media massa memberikan informasi tentang perubahan,
bagaimana hal itu bekerja dan hasil yang dicapai atau yang akan dicapai.
Fungsi utama media massa adalah untuk memberikan informasi pada
kepentingan yang menyebarluas dan mengiklankan produk. Ciri khas dari
media massa yaitu tidak ditujukan pada kontak perseorangan, mudah
didapatkan, isi merupakan hal umum dan merupakan komunikasi satu
arah. Peran utama yang diharapkan dihubungkan dengan perubahan
adalah sebagai pengetahuan pertama. Media massa merupakan jenis
sumber informasi yang disenangi oleh petani pada tahap kesadaran dan
minat dalam proses adopsi inovasi.
24 Jenis-jenis media massa :
1. Media massa tradisional
Media massa tradisional adalah media massa dengan otoritas dan
memiliki organisasi yang jelas sebagai media massa. Secara
tradisional media massa digolongkan sebagai berikut: surat kabar,
majalah, radio, televisi, film (layar lebar). Dalam jenis media ini
terdapat ciri-ciri seperti:
a. Informasi
dari
lingkungan
diseleksi,
diterjemahkan
dan
didistribusikan
b. Media massa menjadi perantara dan mengirim informasinya
melalui saluran tertentu.
c. Penerima pesan tidak pasif dan merupakan bagian dari
masyarakat dan menyeleksi informasi yang mereka terima.
d. Interaksi antara sumber berita dan penerima sedikit.
2. Media massa modern
Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan teknologi dan
sosial budaya, telah berkembang media-media lain yang kemudian
dikelompokkan ke dalam media massa seperti internet dan telepon
selular. Dalam jenis media ini terdapat ciri-ciri seperti:
a. Sumber
dapat
mendistribusikan
pesannya
penerima (melalui SMS atau internet misalnya)
kepada
banyak
25 b. Isi pesan tidak hanya disediakan oleh lembaga atau organisasi
namun juga oleh individual
c.
Tidak ada perantara, interaksi terjadi pada individu
d. Komunikasi mengalir (berlangsung) ke dalam
e. Penerima yang menentukan waktu interaksi
2.1.4. Televisi
Broadcasting
merupakan
suatu
kegiatan,
di
dalam
cara
menyampaikan pesan, ide, hasrat, kepada khalayak dengan menggunakan
fasilitas frequency. Broadcasting televisi bersifat audio dan video.
Broadcasting merupakan dunia penyiaran, dan ini dapat dikatakan suatu
kegiatan yang senantiasa selalu menarik perhatian khalayak masyarakat
luas, baik secara audiotorik dan visual. Martin Essin dalam Saktiyanti
Jahya 2006 mengatakan era sekarang ini adalah “The Age Of Television”
yang artinya, di mana broadcasting televisi menjadi sebuah kotak ajaib
yang dapat membius para penghuni gubug-gubug reyot masyarakat di
dunia ketiga (Cybers space).
Televisi broadcasting memiliki suatu keunggulan yang sangat
potensial, di mana masyarakat harus tetap terpaku, menatap layar kaca
bahkan tidak bergerak sampai lebih kurang enam jam lamanya terutama
pada anak-anak. Hal semacam ini yang membuat stasiun tv mempunyai
kesempatan yang besar untuk menayangkan program-program yang
sudah pasti disaksikan oleh banyak orang. Broadcasting televisi juga
26 merupakan sebuah jendela dunia pengetahuan dan merupakan suatu
bentuk hasil produk insan-insan kreatif.
Kelahiran prinsip-prinsip penyiaran broadcasting televisi adanya
perpaduan inspirasi system keharmonisan dari kesatuan beberapa pakar
ilmuan dunia. Pada tahun 1884 seorang mahasiswa kebangsaan Jerman di
Berlin yang bernama Paul Nipkow menemukan system elemen gambargambar kecil yang dibentuk oleh elemen-elemen secara beraturan dan
masih dilakukan secara mekanis. Gerakan-gerakan mekanis ini dapat
menghasilkan dorongan-dorongan elektrik bila kepadanya dilakukan
penyinaran
yang
mengandung
“Photoelectric
Cell”.
Penemuan
“Photoelectric Cell” ini disempurnakan kembali dalam bentuk lingkaran
“Nipkow” dan dengan inilah perjalanan sistem komunikasi penyiaran
broadcasting televisi dapat tercipta dengan baik.
James Maxwell yang mendapat julukan “Scientific Father Of
Wireless” berhasil menemukan rumus yang diduga mewujudkan
Gelombang Elektromagnetis (GE), yaitu gelombang yang digunakan
pada televisi tahun 1865. Perkembangan televisi dengan menggunakan
media gelombang elektromagnetis mengalami bermacam-macam proses
dalam waktu yang tidak sebentar. Pada tahun 1929 seorang ilmuwan yang
bernama John L. Baini mengadakan suatu percobaan televisi pertama di
dunia dan dilanjutkan di Laboratorium Perusahaan Telephone Bell. Pada
tahun 1941-1954 saluran UHF (Ultra High Frequency) menjadi system
televisi berwarna.
27 Kemajuan arus komunikasi sedemikian berkembang sangat pesat.
Melihat hal ini, serta tuntutan akan sebuah kebutuhan informasi informasi
berita teknologi secraa cepat, akurat di era globalisasi, mau tidak mau
telah masuk ke Negara Indonesia. Dengan masuknya system komunikasi
visual
atau
broadcasting
televisi
ke
Indonesia,
tentunya
akan
mempengaruhi tatanan Negara baik secara perekonomian, politik,
budaya, dan perilaku sossial secara global.
Di Indonesia usia media televisi masih relative muda. Awal
kehadiran media broadcasting televisi di Indonesia muncul dengan
terpilihnya Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggara Asian Games
IV dan siaran pertama di TVRI dikoordinir oleh Organizing comitte
Asian Games IV di bawah naungan khusus Biro Radio dan Televisi. Pada
tahun 1961, Menteri Penerangan, R. Maladi berharap agar media televisi
dapat digunakan sebagai langkah awal dari pembangunan media televisi
nasional. Usulan ini didukung oleh Presiden Soekarno. TVRI merupakan
slaah satu “Proyek Politik Mercusuar” Presiden Soekarno. Sebuah proyek
yang menempatkan suatu gengsi bagi masyarakat Indonesia di mata dunia
luar.
Tepat pada Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17
Agustus 1962, Presiden Soekarno meresmikan suatu uji coba siaran di
Indonesia yang saat itu masih menggunakan system televisi hitam putih.
TVRI sendiri diresmikan pada tanggal 24 Agustus 1962.
Untuk menambah jaringan sistem komunikasi, pada tanggal 8 Juli
1976 diluncurkan Satelit Palapa (SKSD) dan baru dapat berfungsi pada
28 16 Agustus 1976. Berfungsinya Satelit Palapa membuat Indonesia masuk
dalam Era Informasi Global dan harus menerima kebijakan udara
terbuka.
Pada era modern saat ini, televisi semakin canggih. Mulai dari
bentuknya yang tidak lagi kotak besar, namun sekarang ada televisi yang
tipis bernama LCD dan LED, dan dari segi konten acara yang disajikan
juga semakin maju dan modern sesuai dengan perkembangan jaman dan
teknologi yang terjadi. Dilihat dari segi programnya, televisi saat ini
menyajikan program-program yang beragam, menarik, dan berguna bagi
masyarakat.
2.1.5. Program Televisi
Produksi penyiaran broadcasting televisi dibagi menjadi dua
kategori besar, yaitu
2.1.5.1. Program Artistik
Program artistik berkepentingan dengan keindahan rasa dan
imajinatif,
improvisasi
relative
tidak
terbatas
di
dalam
mengekspresikan peran. Selain itu, program artistic dapat
diungkapkan dan diproses dari abstraksi yang bersifat iminatif dan
imajinatif (Eva Arifin, Broadcasting to be a Broadcaster : p. 220).
29 2.1.5.1.1. Produksi Non Drama
Produksi non drama dapat diartikan sebagai format program
yang proses penciptaannya berdasarkan pada kejadiankejadian, aktifitas dalam keseharian. Kebalikan dengan Drama,
Non Drama mengesampingkan unsur fiksi dan dramatisasi
yang berlebihan dan lebih mengedepankan pada unsur
kreatifitas dan hiburannya.
Program yang masuk dalam kategori Non Drama, antaranya :
a. Talk Show
Sebuah program bincang-bincang, debat atau sharing yang
mengupas satu atau beberapa topik permasalahan. Biasa
dipandu oleh satu atau 2 orang host. Program ini biasa
berdurasi antara 30 menit hingga 1 jam.
b. Game Show
Merupakan program hiburan yang bersumber dari sebuah
permainan. Game show ini bisa diperuntukkan bagi anakanak, remaja atau dewasa, tergantung dari jenis permainan
itu sendiri.
Biasanya berdurasi antara 30 menit hingga 1 jam dan
dipandu oleh 1 orang host atau lebih.
30 c. Kuis
Program yang menguji kecerdasasan pemirsa lewat ajang
tanya jawab, tebakan atau mengupas satu persoalan.
Biasa dipandu oleh seorang host, berdurasi 30 menit
hingga 1 jam.
d. Magazine Show
Mengambil istilah ”magazine” atau majalah, dikenal juga
dengan nama : Majalah Udara. Program yang umumnya
berdurasi 30 menit ini merupakan program informasi
laiknya sebuah majalah. Terdiri dari beberapa item
unggulan yang merupakan corak dari program tersebut.
Biasa dipandu oleh 1 atau 2 orang host.
Ada banyak program magazine yang terkenal di dunia
pertelevisian tanah air. Jenis dan corak program ini
biasanya mengacu pada segmen dan pasar penonton dari
program itu sendiri.
e. Program Musik
Sesuai dari namanya, program ini penuh dengan musik.
Ditilik dari segmen pemirsa, bisa dikategorikan ke dalam
musik anak-anak, remaja, dan dewasa. Dilihat dari jenis
musiknya sendiri bisa dikelompokkan ke dalam program
musik
jazz,
keroncong,
pop,
rock,
dll.
Program yang biasanya dilangsungkan selama 1 jam ini
bisa dilakukan di studio atau juga outdoor.
31 f. Variety Show
Merujuk pada namanya, variety atau various : corak /
ragam, program ini merupakan perpaduan beberapa unsur,
bisa musik, talk show, atau game / kuiz. Biasanya berdurasi
1 jam.
Variety show tergolong program favorit yang banyak
diminati pemirsa lantaran variasi item hiburan yang
terkandung di dalamnya.
g. Religious Program
Sebuah program keagamaan yang mencoba menghadirkan
unsur dakwah dan perenungan ke dalam sebuah layar
televisi.
Bisa merupakan renungan singkat berdurasi 3 atau 5 menit
atau juga program panjang 30 hingga 1 jam.
h. Reality Show
Format ini terbilang masih cukup baru. Sebuah acara yang
dikemas berdasarkan kejadian atau pengalaman hidup
dengan tujuan memancing emosi dan perasaan pemirsanya.
Kebanyakan reality show berdurasi 30 menit.
32 2.1.5.1.2. Produksi Drama
Produksi drama diartikan sebagai format program yang
proses penciptaannya berdasarkan pada cerita fiksi atau
kisah-kisah dramatik yang ditulis ulang ke dalam sebuah
skrip atau skenario.
Banyak kisah fiksi yang mengilhami lahirnya program
drama hingga secara genre, format ini pun bisa dibagi lagi
kedalam beberapa jenis, diantaranya drama komedi, drama
percintaan, drama aksi, drama horror, drama legenda, dan
lain-lain.
2.1.5.2. Program Jurnalistik
Program jurnalisik/berita biasanya berisi liputan berbagai
peristiwa berita dan informasi lainnya, apakah yang diproduksi
secara lokal oleh stasiun radio atau televisi, atau oleh suatu
jaringan penyiaran. Program jurnalistik mencakup hard news
(berita actual seputar ekonomi, sosial, politik, dll) dan soft news
(berita yang lebih mengarah kepada human interest, bukan berita
yang sedang menjadi topic pembicaraan masyarakat). Program
berita juga bisa berisi materi tambahan seperti liputan olahraga,
prakiraan cuaca, laporan lalulintas, komentar serta bahan lain
yang oleh penyiar berita dianggap relevan dengan pendengar
ataupun pemirsanya. Program berita haruslah segar, faktual,
33 komukikatif, akurat, terpercaya, dan tidak memihak (Eva Arifin,
Broadcasting to be a Broadcaster : p. 207).
2.1.6. Program Musik
Program musik merupakan program yang menampilkan lagu,
nyanyian, serta tarian. Program music biasanya diisi oleh penampilan dari
band-band dengan berbagai aliran musik. Program musik juga terbagi ke
dalam dua macam, yaitu on air dan off air.
2.1.6.1. Program musik on air
Program on air merupakan program yang khusus dibuat untuk
ditayangkan di televisi sebagai salah satu program yang hadir rutin
(harian, mingguan, bulanan). Tayangan on air dapat berlangsung
secara live (langsung), namun bisa juga dalam bentuk taping
(rekaman).
2.1.6.2. Program musik off air
Program off air biasanya adalah program yang dibuat tapi bukan
untuk ditayangkan di televisi. Walaupun awalnya tayangan off air
merupakan tayangan yang bukan untuk disiarkan di televisi,
namun belakangan ini program-program dan acara-acara off air
banyak yang ditayangkan di televisi. Program off air yang
ditayangkan di televisi biasanya menjadi acara / program khusus,
bukan merupakan program rutin televisi.
34 Saat ini, banyak dijumpai program khusus yang muncul di
televisi. Biasanya televisi yang menyiarkan suatu acara off air,
memiliki hak eksklusif untuk merekam keseluruhan acara (bukan
liputan). Contoh program off air besar yang ditayangkan di
televisi adalah konser Erwin Gutawa
yang berjudul “A
Masterpiece of Erwin Gutawa”. Acara ini merupakan sebuah
konser musik yang ditayangkan di televisi menjadi sebuah
program khusus. Uniknya, program off air ini di produksi oleh
sebuah stasiun tv yaitu Kompas Gramedia TV. Dalam
produksinya, Kompas Gramedia TV bekerja sama dengan banyak
pihak di luar KGTV untuk menjalankan acara tersebut. Dengan
banyaknya pihak yang terlibat dalam acara ini, yang tentunya dari
kelompok yang berbeda, diperlukan komunikasi yang baik dan
lancar, supaya mencapai ke dalam satu tujuan yang sama dan
tidak ada perbedaan persepsi.
Komunikasi yang mendasari kelompok-kelompok yang
terlibat yaitu, komunikasi organisasi. Komunikasi organisasi
menjelaskan mengenai alur komunikasi yang terjadi, baik dalam
satu kelompok maupun antar kelompok.
35 2.2.
Teori Khusus
2.2.1. Teori Komunikasi Organisasi
Pada penelitian kali ini, penulis menggunakan teori komunikasi
organisasi. Komunikasi organisasi pada umumnya membahas tentang
struktur dan fungsi organisasi, hubungan antar manusia, komunikasi dan
proses pengorganisasian serta budaya organisasi.Komunikasi organisasi
diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat
hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi
vertikal dan horisontal.
Arus komunikasi dalam organisasi meliputi komunikasi vertikal dan
komunikasi
horizontal.
mempunyai
perbedaan
Komunikasi
Masing-masing
fungsinya
organisasi
(Tommy
arus
komunikasi
masing-masing.
Empat
Suprapto,
Pengantar
tersebut
Dimensi
Ilmu
Komunikasi:2011) :
1. Downward communication
Komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada
tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus
komunikasi dari atas ke bawah ini adalah:
a. Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction)
b. Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk
dilaksanakan (job retionnale)
36 c. Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku
(procedures and practices)
d. Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
2. Upward communication
Komunikasi yang terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan
kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah:
a. Penyampaian informai tentang pekerjaan pekerjaan ataupun tugas
yang sudah dilaksanakan
b. Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun
tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan
c. Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan
d. Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun
pekerjaannya.
3. Horizontal communication
Komunikasi ini berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian
yang memiliki kedudukan yang setara.
horisontal ini adalah:
a. Memperbaiki koordinasi tugas
Fungsi arus komunikasi
37 b. Upaya pemecahan masalah
c. Saling berbagi informasi
d. Upaya pemecahan konflik
e. Membina hubungan melalui kegiatan bersama.
4. Interline communication
Komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas fungsional.
Spesialis staf biasanya paling aktif dalam komunikasi lintas-saluran ini
karena biasanya tanggung jawab mereka berhubungan dengan jabatan
fungsional. Karena terdapat banyak komunikasi lintas-saluran yang
dilakukan spesialis staf dan orang-orang lainnya yang perlu berhubungan
dalam rantai-rantai perintah lain, diperlukan kebijakan organisasi untuk
membimbing komunikasi lintas-saluran.
Di dalam penelitian ini, penulis akan membahas mengenai peran dari
stage management di dalam hubungan dan komunikasinya dengan pihak
stasiun tv dalam memproduksi suatu acara. Bagaimana komunikasi yang
terjalin dari dua organisasi yang berbeda sehingga dapat menciptakan
kesamaan suara, persamaan persepsi, dan akhirnya memproduksi suatau
acara besar yang sukses.
38 2.2.2. Stage Management
Menurut buku The Backstage Guide to stage management, Stage
Management adalah
Stage management is the practice of organizing and coordinating a
theatrical production. It encompasses a variety of activities, including
organizing the production and coordinating communications between
various personnel (e.g., between director and backstage crew, or actors and
production management). Stage management is a sub-discipline of
stagecraft.
Bila diterjemahkan, stage management berarti praktek mengorganisir
dan mengkoordinasi suatu produksi teater. Ini mencakup berbagai kegiatan,
termasuk menyusun produksi dan koordinasi komunikasi antara berbagai
pihak (misalnya, antara sutradara dan kru belakang panggung, atau aktor dan
manajemen produksi).
Memang pada awalnya istilah dan tugas stage management muncul
dari bidang produksi suatu pertunjukan teater. Menurut Thomas A. Kelly
It is impossible to make good theatre without good stage
management. The stage management must think ahead. They should never
explain why something doesn’t work or isn’t there as a justification for
failure; they have to get it to work, they have to create an atmosphere in
which everything is possible.(The Backstage Guide to Stage Management)
Menurut Thomas, sebuah stage management seharusnya berfungsi
untuk mewujudkan dan menjalankan apa yang diinginkan sutradara, bukan
mengatakan bahwa hal yang diinginkan itu tidak dapat dilakukan.
Suatu stage management mempunyai seorang pimpinan yang
dinamakan stage manager. Menurut Daniel A. Ionazzi
39 Maintain the artistic intentions of the Director and the Producer after
opening, to the best ability, including calling correctional rehearsals of the
company when necessary, and preparation of the understudies, replacements,
Extras and Supers, when and if the director and the Producer declines this
prerogative. Therefore, if an Actor finds him/herself unable to satisfactorily
work out an artistic difference of opinion with the Stage Manager regarding
the intensions of the Director and Producer, the Actor has the option of
seeking clarification from the Director or Producer.
Menurut Daniel, intinya adalah seorang stage manager bertugas
untuk mewujudkan dan menyatukan keinginan dari sutradara dan produser,
mengenai hal-hal artistik yang diinginkan untuk diwujudkan dalam suatu
pementasan. Dalam perjalanannya, stage manager akan bekerja sama dengan
aktor-aktor yang terlibat di dalamnya. Mengkoordinir, mengatur, dan
menyatukan berbagai ide dan masukan yang keluar dari banyak pihak yang
terlibat untuk mencapai satu kesepakatan yang disetujui bersama.
Definisi lain dari stage manager menurut Thomas A. Kelly
Stage Managers are responsible and adaptable communicators who
have the ability to handle and coordinate diverse groups of artistic
personalities with tactful discipline and a sense of humor. They establish a
creative environment by combining the ability to prioritize and anticipate
and solve problems, with calm sensitivity and grace under pressure. Their
ability to do the above stems from organizational ability, acquired technical
knowledge (sound, music, lights, design, and construction, typing, use of
computers, and so on), familiarity with union requirements, and an
inspirational personality that creates positive energy.
Pada intinya, pengertian stage manager menutur Daniel dan Thomas
sama. Stage manager merupakan orang yang dapat menyatukan berbagai
masukan dan pendapat dari berbagai pihak yang terlibat dalam suatu
produksi, mengkoordinirnya sehingga mencapai satu kesepakatan dan satu
40 kesatuan yang disetujui semua pihak dan akhirnya membuat pertunjukan
menjadi spektakuler.
Menurut buku The Backstage Guide to Stage Management yang
disusun oleh Thomas A. Kelly, Tahap pra produksi terbagi menjadi :
1. Menganalisis Naskah
Menurut Thomas A. Kelly di bukunya yang berjudul The
Backstage Guide to Stage Management, ia menuliskan
All stage managerial preproduction work begin with the
reading of the script. This will give you an idea of the tone and
style of the play before you start seeking out detailed information.
Also, in reading full play. You can save time and guesswork as
you prepare lists and notes by knowing how intricate and vital to
the plot various props and furniture pieces are and if they have
any special needs.
Having read the script once to get a general idea of the
plot and technical requirements, a good stage manager will go
back through it like a detective, searching out every possible
technical clue and every acting or stage direction that could
cause problems.
Menurut Thomas, dengan melakukan analisis naskah,
semua pihak yang terlibat bisa mempunyai gambaran mengenai
apa yang akan dibuat, serta bagaimana mengemaskan menjadi
sesuatu yang menarik. Menurut Thomas, stage manager yang baik
akan menganalisa naskah untuk mencari dan menemukan apa saja
kemungkinan teknis yang dapat dilakukan dan apa saja yang dapat
menimbulkan masalah.
At this point it is a good idea to do a production analysis.
It will serve as a starting point for discussions at later production
meetings with directors, designers, and the management or
producer when tryin to work out a budget.
41 Dari tahap analisis naskah, langkah selanjutnya dapat
ditempuh, yaitu melakukan analisis produksi.
2. Merancang Sebuah Analisis Produksi
Analasis produksi adalah suatu catatan berbentuk kolom
yang berisi detail dari tiap adegan yang terjadi.
Tabel 2.1. Cue Sheet
ACT/SC./P.# CAST/COST. SET LIGHTS PROPS
SOUND
SPECIAL EFFECTS
SPECIAL NOTES
Sumber : The Backstage Guide to Stage Management
Kolom pertama berisi mengenai penomoran dalam tiap
adegan, atau sering disertakan dengan pencantuman halaman
sesuai naskah.
Kolom kedua berisi tentang aktor yang akan bermain pada
scene tersebut, serta kostum yang akan digunakannya.
Kolom ketiga yang bertuliskan set, adalah set apa yang
akan muncul pada adegan-adegan yang sesuai dengan scene yang
tercantum.
Kolom keempat, berisikan mengenai pencahayaan yang
akan ditampilkan pada scene tertentu.
Kolom kelima akan dijabarkan mengenai properti apa saja
yang akan digunakan pada tiap scene, untuk menghindarinya
adanya properti yang terabaikan.
Kolom keenam akan menjelaskan mengenai lagu apa yang
akan dimainkan serta microphone mana yang harus menyala.
42 Pada kolom ketujuh biasanya tidak di setiap scene ada.
Kolom ini hanya akan memberikan keterangan pada kolom mana
akan digunakan efek khusus, seperti efek ledakan, confetti, dan
lain sebagainya.
Kolom kedelapan merupakan catatan, biasanya merupakan
hal-hal yang memerlukan perhatian khusus.
Jika seluruh kolom sudah terisi lengkap untuk semua
adegan, maka lembaran inilah yang nantinya akan menjadi acuan
seseorang untuk menjalankan pertunjukkan.
3. Bertemu dengan pihak yang terlibat
Seringkali orang menyebutnya dengan istilah rapat.
Your first meeting with producer or manager should also
include a discussion of any unusual expenses you have discovered
through the development of your production analysis and through
your previous meeting with the director.
Di dalam meeting yang berlangsung, tetap mengacu pada
analisis produksi yang telah dibuat. Analisis produksi itu
kemudian akan terus mengalami perbaikan dan perubahan untuk
menuju kearah yang lebih baik dan lebih sempurna.
4. Menentukan Staff Produksi
Pada tahap ini, akan dipilih dan ditentukan siapa saja staff
produksi yang akan terlibat dalam merealisasikan pertunjukkan
ini.
43 In any production situation, you must try to form as
positive a team effort as possible.
Dalam menentukan staff produksi, harus dipilih orangorang yang sudah terbiasa melakukan pekerjaan dalam bidang ini
agar terciptanya tim yang baik serta mendapatkan hasil yang
positif.
Pihak-pihak yang termasuk dalam staff produksi adalah :
a.
Production Supervisor
Production
supervisor
atau
yang
lebih
umum
dinamakan production manager.
Production supervisors will take overall responsibility
from the outset for the coordination of the technical elements
of a show. They will help with the budgeting, scheduling,
selection of scenic shops for the building of sets and costumes,
and the rental of sound and light equipment.
Pimpinan produksi adalah orang yang bertanggung
jawab atas semua hal yang akan dipergunakan dalam suatu
pertunjukan, mulai dari panggung yang akan didirikan, set,
properti,
sound
system,
peralatan
pencahayaan,
dan
sebagainya.
Pimpinan produksi lah yang membawahi para penyalur
peralatan yang diperlukan (atau lebih sering disebut dengan
vendor).
b. Production carpenter
44 Menurut Thomas A. Kelly
The production carpenter will be responsible for
everything having to do with the set and scenery for a
show, incuding its rigging, hanging, and movement.
Production carpenter bertanggung jawab untuk
membuat seluruh set, baik yang akan digantung
maupun
yang
didorong.
Mereka
harus
dapat
memastikan seluruh set dan pembagian hanging plot
baik untuk set, lighting, curtain, dan sebagainya
menempati posisi yang tepat. Selain itu pendiri
panggung (stage builder) juga masuk dalam kategori
production
carpenter.
Mereka
yang
akan
merealisasikan bentuk panggung yang diinginkan.
Production carpenter biasanya merupakan sebuah
vendor (supplier) yang berada di bawah production
manager.
c. Production Electrician
Production Electrician merupakan orang yang
bertanggung jawab dalam hal kelistrikan.
The production electrician is responsible to
checks and provide all the power supply for the show
requirements.
45 Production electrician adalah pihak yang
bertanggung jawab akan penyediaan power supply,
baik in house maupun dalam bentuk genset.
d. Production Sound Supervisor
Menurut buku The Backstage Guide To Stage
Management
The stage manager must work closely with the
sound person on the ordering and installation of the
internal communication systems and headsets. On a
show that requires lots of sound effects, music, or
other aural elements, there usually will be a sound
designer.
Vendor untuk pengadaan sound system (sound
equipments) terdapat disini. Vendor juga bertanggung
jawab untuk penyediaan seluruh peralatan sound
system, seperti mixer, headset, microphone, dan
sebagainya.
e. Production Lighting
Dalam sebuah
pertunjukan,
tata
acahaya
merupakan hal yang penting untuk memperindah
penampakan di atas panggung. Sebuah pertunjukan
jika tidak didukung pencahayaan yang bagus, juga
tidak akan tampak bagus dan menarik. Maka perlu
seorang lighting designer yang akan mengatur
46 pencahayaan yang terjadi di atas panggung, yang
merupakan ide kreatifnya juga masukan dari produser
atau sutradara.
5. Production Meeting
Meeting atau rapat dilakukan dengan tujuan mempertemukan seluruh
pihak yang berkepentingan dalam terselenggaranya sebuah acara,
untuk membicarakan, menyebarkan informasi, berkoordinasi, dan
menyelesaikan masalah yang dihadapi.
A good stage manager fuctions as a combination of host and
master of ceremonies of these meetings, always reffering back to that
valueable first production analysis to make sure that everything that
needs to be addressed is properly discussed.
Seorang stage manager bertugas untuk mengatur jadwal rapat
dan memimpin rapat, serta membahas semua poin yang akan dibahas,
untuk menyelesaikan maslaah dan mencari solusi atau jalan keluar
untuk masalah yang timbul, serta menghindarkan dari miss
communication.
6. The Production Schedule
Jadwal latihan sangatlah penting, karena jadwal inilah yang menjadi
pegangan para individu yang terlibat dalam suatu acara.
The single most important preproduction responsibility of a
stage manager is the preparation of the production schedule.
Therefore, it is important to include deadlines, delivery dates and
completion dates for everything involved in the production.
47 Stage manager harus mematuhi dan menjalankan jadwal
sesuai dengan production schedule, agar semuanya dapat berjalan
dengan rapi dan sesuai dengan tanggalyang telah ditentukan, sehingga
jika ada masalah, dapat diantisipasi dengan benar sen=hingga
tidakterlambat dan berlarut-larut.
7. Rehearsal
Tahap latihan masuk ke dalam tahap pra produksi. Latihan
sangatlah penting karena disini, sutradara, produser, dan aktor akan
merealisasikan konsep dan naskah sehingga menjadi suatu tata gerak
dan visual yang menarik. Latihan berulang kali diperlukan untuk
melatih semua pengisi acara yang terlibat untuk menciptakan alur
yang baik dan tidak bertabrakan.
8. Production Load in
Pada tahap ini, Production team (yang juga bagian dari stage
management) akan melakukan tugasnya untuk memasukkan barangbarang yang diperlukan untuk pertunjukan ke tempau acara,
mendirikan panggung yang telah disepakati, dan memastikan segala
hal yang berhubungan dengan teknikal sudah siap untuk digunakan,
sebelum para pengisi acara melakukan latihan di atas panggung.
48 9. Technical Rehearsal dan Run Through
Technical rehearsal adalah latihan yang terjadi di atas
panggung
yang
akan
digunakan
untuk
pertunjukan,
dengan
menggunakan set dan properti sungguhan yang akan digunakan dalam
pertunjukan. Hal ini dilakukan untuk membiasakan sang pengisi acara
dalam melakukan aksinya di panggung.
Run through dilakukan sebagai latihan untuk keseluruhan
pertunjukan dari awal sampai akhir tanpa terputus, hal ini dilakukan
untuk memperlancar alur sekaligus melihat dan memastikan bahwa
alurnya sudah benar.
Seluruh elemen yang disebutkan di atas merupakan bagian
dari stage management dalam sebuah pertunjukan teater, namun
elemen-elemen itu sama dengan yang ada pada suatu event off air.
Ada beberapa perbedaan yang tidak ada di dalam pertunjukan
teater namun ada di dalam acara off air. Di dalam pertunjukan teater,
tidak ada istilah show director, semua yang bertanggung jawab adalah
stage manager, namun berbeda dengan event off air. Istilah show
director akan lebih sering disebut-sebut dalam sebuah pertunjukan off
air. Show director juga termasuk dalam sebuah stage management.
49 2.3. Kerangka Berpikir
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir
STAGE
MANAGEMENT
PRODUKSI
•
•
•
OFF AIR
TELEVISI
(ON AIR)
•
TEORI
KOMUNIKASI
ORGANISASI
TEORI STAGE
MANAGEMENT
KUALITAS
PRODUKSI
PROGRAM
Sumber : Penulis
Kerangka berpikir yang digunakan penulis dalam penelitian, memiliki urutan,
yaitu :
1. Produksi
Dalam penelitian mengenai stage management yang bekerja sama dengan
pihak televisi, terdapat dua kategori produksi acara. Penulis membagi
kategori tersebut menjadi :
a. Produksi off air
Acara off air merupakan acara yang diselenggarakan bukan untuk
ditayangkan di televisi. Acara ini biasanya diselenggarakan di atas
panggung yang disaksikan langsung oleh banyak orang (penonton).
Dalam sebuah program off air, penonton yang menyaksikannya secara
langsung dapat melihat kreatifitas penyelenggara mulai dari tata
panggung, tata cahaya, sampai dengan alur acara yang dibuat menarik.
50 Susunan acara off air sangat memperhatikan feel atau rasa yang ingin
diciptakan dan diharapkan dapat dirasakan oleh semua penonton.
Saat ini acara off air bukan hanya sekedar acara yang dapat disaksikan
hanya satu kali, belakangan ini banyak acara off air yang direkam dan
ditayangkan di televisi. Pada tahap inilah sebuah acara off air berubah
fungsi menjadi acara on air.
b. Produksi on air
Acara on air adalah acara yang ditayangkan di televisi. Acara ini bisa
merupakan siaran langsung atau siaran yang telah direkam sebelumnya.
Sebuah produksi acara taping (yang telah direkam sebelumnya) dibuat
memang untuk tujuan ditayangkan di televisi, jadi semua yang terjadi di
atas panggung, dilakukan demi kepentingan di layar kaca. Lain halnya
dengan acara off air yang ditayangkan di televisi. Acara off air yang
ditayangkan di televisi biasanya lebih mengutamakan penampakan acara
yang terlihat bagus dan menarik secara off air. Acara off air lebih mentreatment penonton yang menyaksikan secara langsung, namun bukan
berarti bahwa acara off air ini tidak memperhatikan segi on air nya.
Hanya aja, jika biasanya pada acara on air, acara dilakukan dengan
terpotong-potong dan dapat diulang dengan tujuan mendapatkan gambar
yang bagus dan mengurangi kekurangan yang terjadi di atas panggung,
tidak sama halnya dengan acara off air. Meskipun acara ini disiarkan di
televisi, namun alur acara ini sama sekali tidak boleh terpotong dan tidak
dapat diulang jika terjadi kesalahan. Selain alur acara, kadangkala yang
51 menjadi masalah dalam penggabungan antara acara off air dan on air
adalah pencahayaan. Dalam acara off air, dapat dilakukan yang
dinamakan dengan blackout. Blackout biasanya bertujuan untuk
mengganti setting yang ada di atas panggung, atau kebutuhan untuk
meletakkan properti pada pertengahan acara, juga bisa merupakan
pergantian dari satu segmen ke segmen lain. Hal inilah yang tidak boleh
dilakukan dalam sebuah tayangan on air. Pada acara on air, panggung
harus selalu terlihat terang, bahkan tidak boleh redup. Beberapa hal inilah
yang membedakan antara acara off air dan on air.
2. Stage Management
Dalam penelitian kali ini, penulis memusatkan perhatian kepada stage
management. Stage management merupakan sebuah bagian penting yang ada
di dalam sebuah produksi acara, baik off air maupun on air. Dalam
pembahasan stage management, penulis menggunakan dua teori, yaitu :
a. Teori Komunikasi Organisasi
Stage management merupakan sebuah organisasi yang di dalamnya
mempunyai sebuah struktur organisasi sendiri. Di dalam sebuah struktur
organisasi pasti memerlukan sebuah komunikasi yang terjalin dengan
baik, agar semua informasi yang didapatkan dapat diterima oleh semua
pihak dengan benar. Komunikasi yang ada dalam stage management
bukan hanya downward communication (dari atasan ke bawahan), namun
52 juga upward communication (dari bawahan ke atasan) dan horizontal
communication (komunikasi yang terjalin antara jabatan yang setara). Di
dalam sebuah stage management, masing-masing individu harus mau
mendengarkan satu sama lain. Stage crew harus mendengarkan perintah
stage manager, namun stage manager juga harus mau mendengarkan
masukan dari stage crew. Sesama stage crew juga harus mau
mendengarkan masukan dan kritikan dari satu sama lain. Semua itu
bertujuan untuk menciptakan suasana kerja yang nyaman.
b. Teori stage management
Dalam sebuah stage management dikenal istilah stage manager. Stage
manager adalah pimpinan stage crew (kru panggungg). Segala hal dan
informasi yang berhubungan dengan sebuah acara yang dikerjakan oleh
stage management akan disampaikan kepada stage manager dan stage
managerlah yang kan menyampaikannya kepada kru panggung yang
bertugas, dan kru panggung akan melaksanakan semua perintah yang
keluar dari stage manager. Selain stage manager dan stage crew, di
dalam stage management juga terdapat jabatan yang dinamakan show
director dan production manager. Show director adalah orang yang
mempimpin suatu produksi acara hanya sampai dengan latihan selesai.
Show director bukan orang yang mempimpin dan memberikan perintah
saat acara sudah dimulai. Segala perintah saat pertunjukan berlangsung
hanya keluar dari seorang stage manager. Di dalam beberapa acara, show
director dan stage manager dipegang oleh orang yang sama, hal ini
sering dilakukan karena show director sudah paham betul detail acara
53 yang akan dijalankan, maka seorang show director juga bisa memimpin
saat acara berlangsung, namun namanya berubah menjadi stage manager.
Lain halnya dengan production manager. Manajer produksi adalah orang
yang bertanggung jawab atas produksi yang bersifat teknis, dari mulai
pendirian panggung, pemasangan lampu (untuk pencahayaan), pengadaan
properti yang dibutuhkan, dan bertanggung jawab penuh atas semua hal
yang bersifat teknis.
Dalam beberapa kasus, manajer produksi
merupakan bagian terpisah dari stage management, namun hal ini bukan
menjadi masalah karena komunikasi tetap harus terjalin antara manajer
produksi dengan stage manager dan show director.
3. Kualitas Produksi Program
Tujuan dari urutan kerangka berpikir yang disusun penulis adalah kualitas
program yang dihasilkan. Penonton tidak pernah peduli dengan segala hal
yang terjadi di belakang panggung. Mulai dari penggabungan antara
acara off air dan on air yang mempunyai banyak kendala, komunikasi
dan pembagian tugas yang terjadi di dalam stage management dan pihak
lainnya, sampai pada produksi yang terjadi di atas panggung, semuanya
bertujuan untuk menghasilkan suatu program yang bagus dan memiliki
kualitas yang tinggi.
Seluruh acara yang dibuat (baik off air maupun on air) mempunyai tujuan
untuk selalu diingat oleh masyarakat.
54 Apapun yang terjadi baik sebelum acara maupun saat acara berlangsung
semuanya hanya bertujuan untuk menghasilkan suatu acara yang bagus
dan menarik, sehingga masyarakat yang menyaksikannya mendapatkan
kepuasan.
Download