1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Kanker urutan serviks kedua menyerang merupakan kanker wanita paling dengan kanker yang banyak kasus di baru menempati dunia yang setiap tahun berjumlah lebih dari 500.000 kasus. Lebih dari 250.000 pasien meninggal menjadikan akibat kanker kanker serviks serviks urutan setiap ketiga tahun kanker pada wanita yang paling mematikan. Penyakit ini lebih banyak insidensinya pada negara berkembang. Sekitar lebih dari 80% kasusnya 2009; terjadi GLOBOCAN, di 2012; Negara WHO, berkembang 2013). Pada (Rasjidi, negara maju program skrining dapat berjalan dengan baik sehingga wanita dapat dilakukan skrining kanker serviks. Hal ini menyebabkan sebagian besar lesi prakanker dapat diidentifikasi pada stadium awal dan dapat dengan mudah diterapi. Terapi pada stage awal dapat mencegah 80% kanker pada negara maju. Di negara berkembang, program skrining belum berjalan dengan baik dan akses menuju pelayanan kesehatan untuk melakukan skrining yang efektif masih sulit sehingga banyak lesi prakanker yang tidak terdeteksi sampai akhirnya terjadi kanker 2 invasif. Selain itu pengobatan kanker pada tahap akhir juga tidak dapat dilakukan menyebabkan banyak kematian di negara berkembang (WHO, 2013). Di Indonesia, kanker mulut rahim masih merupakan masalah kesehatan kejadian dan perempuan angka sehubungan kematiannya dengan yang angka tinggi. Diperkirakan ditemukan 40 ribu kasus baru kanker mulut rahim setiap patologi di tahunnya. 13 pusat Menurut data laboratorium kanker berbasis patologi, kanker serviks merupakan penyakit kanker yang memiliki jumlah penderita terbanyak di Indonesia, yaitu lebih kurang 36% dari penduduk Indonesia (Rasjidi, 2009). Kanker Kanker serviks serviks karena pengobatan Beberapa pada awal risiko risiko dan yang dapat preinvasi sitology fase dicegah kanker fase skrining faktor merurunkan dapat termasuk memiliki pemeriksaan ini serviks terjadinya di dicegah yang efektif dapat diobati. panjang, tersedia (Berek, modifikasi kanker dan 2002). sehingga serviks seperti aktivitas berhubungan seksual, jumlah kehamilan, usia kehamilan, Herpes infeksi Simplex Human Virus type Papilloma 2, dan Virus, merokok infeksi (Rasjidi, 2009; Berek, 2002). Prognosis dari kanker serviks ini ditentukan oleh beberapa faktor seperti waktu 3 diagnosis, keadaan umum pasien, status sosioekonomi, sarana dan prasarana, jenis histopatologi dan derajat pendidikan (Rasjidi, 2009). Terapi kanker serviks dapat berupa pembedahan, radiasi dan kemoterapi. Pasien stadium awal memiliki pilihan terapi kemoterapi. berupa Sedangkan pembedahan, stadium radioterapi lanjut dapat dan diterapi dengan radioterapi saja atau kombinasi radioterapi dan kemoterapi 2004). RSUP (Arvas, 2010; Dr. Sardjito Edianto, 2006; menerapkan Andrijono, terapi kanker serviks stadium lanjut menggunakan kemoterapi kemudian dilanjutkan radioterapi. Keterbatasan kapasitas kamar rawat inap dan radioterapi di RSUP Dr. Sardjito menyebabkan pengobatan menjadi kurang optimal karena pasien harus mengantri lama. Secara histopatologi, kanker serviks terdiri dari beberapa jenis tergantung dari sel yang mengalami abnormalitas. Jenis yang paling banyak adalah karsinoma sel skuamosa. Jenis ini terdapat sekitar 80-85% dari seluruh jumlah penderita kanker serviks (Arvas, 2010; Schorge, 2008). Jenis lain yang sering dijumpai adalah jenis adenokarsinoma sekitar jenis adenoskuamosa. Jenis 10-15%, lain yang dan 5% jarang adalah ditemui 4 adalah clear cell, small cell, verucous, dan lain-lain (Rasjidi, 2009; Schorge, 2008). Umumnya jenis adenokarsinoma memiliki prognosis yang lebih buruk dibanding karsinoma sel skuamosa (Lee, 2010; Farley et al., 2002; Yoo-Young et al, 2010). Menurut penelitian yang dilakukan Farley et al. (2002) jenis adenokarsinoma memiliki prognosis yang lebih buruk hanya pada stadium lanjut. Tetapi penelitian yang dilakukan Lee et al. (2010) menunjukkan hasil pasien adenokarsinoma memiliki prognosis lebih buruk daripada karsinoma sel skuamosa pada stadium awal (IB-IIA). I.2. PERUMUSAN MASALAH Apakah terdapat perbedaan respon terapi pada pasien kanker serviks stadium lanjut (IIB-IVA) jenis karsinoma sel skuamosa dan adenokarsinoma? I.3. TUJUAN PENELITIAN Mengetahui kanker serviks perbedaan stadium respon lanjut skuamosa dan adenokarsinoma. terapi jenis pada pasien karsinoma sel 5 I.4. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan memiliki beberapa manfaat sebagai berikut: 1. Bagi praktisi kesehatan hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dibidang onkologi sehingga dapat mengoptimalkan pelayanan pasien kanker serviks. 2. Bagi masyarakat penelitian ini diharapkan dapat menambah kesadaran dan kewaspadaan masyarakat mengenai kanker serviks. 3. Bagi institusi kesehatan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan yang lebih menyeluruh untuk menangani pasien kanker serviks. I.5. KEASLIAN PENELITIAN Penelitian ini sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti di Indonesia maupun di luar negeri tetapi memiliki perbedaan dengan penelitian ini. Diantaranya: 1. Irvan Bahar melakukan penelitian dengan judul “Respon Radioterapi pada Kanker Serviks Stadium Lanjut Tipe Sel Squamous dan Adenocarcinoma di RSUD Dr. Soetomo.” tahun 2012. Perbedaan dengan 6 penelitian ini adalah waktu, tempat penelitian dan terapi yang diberikan. 2. Broto Sulistyo melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi Radiasi Klinik Pada Penderita Karsinoma Epidermoid Adenokarsinoma Bulan Pasca Dibandingkan Serviks Uteri Radiasi dengan Stadium Lengkap” III tahun 4 2004. Penelitian ini berbeda pada tempat dan waktu penelitian. 3. Yoo-Young Lee, Chel Hun Choi, Tae-Joong Kim, Jeong-Won Lee, Byoung-Gie Kim, Je-Ho Lee, DukSoo Bae melakukan penelitian dengan judul “A comparison of pure adenocarcinoma and squamous cell carcinoma of the hysterectomy in tahun Perbedaan 2010. stage cervix after radical IB–IIA” di Korea dengan penelitian pada ini adalah lokasi, waktu, dan karakteristik subjek penelitian. 4. John H. Farley et al. 2002. “Adenosquamoush Histology predict a poor outcome for patient with advanced cervical dilakukan stage, carcinoma”. berbeda but not Penelitian dari early stage, yang pernah penelitian ini pada 7 tempat penelitian, waktu penelitian, dan outcome penelitian. 5. Nakanishi T, Ishikawa H, Suzuki Y, Inoue T, Nakamura S, Kuzuya K, 2000. ‘A Comparison of Prognosis of Pathologic Stage Ib Adenocarcinoma and Squamous Cervix’. berbeda Cell Carcinoma of yang pernah Penelitian dari penelitian ini the Uterine dilakukan pada tempat penelitian, waktu penelitian, subyek penelitian dan outcome penelitian.