Karyawan BTN Menolak Akuisisi Analis menilai aksi akuisisi ini akan mengguntungkan Bank Mandiri dan BTN JAKARTA. Rencana akuisisi Bank Tabungan Negara oleh Bank Mandiri menuai protes. Perlawanan kali ini datang dari dalam. Ratusan karyawan BTN dari berbagai daerah, kemarin (20/4), mendatangi kantor pusat BTN di kawasan Harmoni, Jakarta Pusat. Mengenakan kaos hitam dan ikat kepala bertuliskan Tolak Akuisisi BTN, aturan karyawan menentang akuisisi bank spesialisasi kredit pemilikan rumah itu. Aksi ini terpicu dari bocoran akuisisi Serikat Pekerja BTN Senin (14/4). Kian memanas lantaran Menteri BUMN Dahlan Iskan benar-benar memberi lampu hijau akuisisi di media Kamis (17/4). “Kami keberatan!” kata Satya Wijayantara, Ketua Umum Serikat Pekerja Bank BTN, dalam demontrasi kemarin. Ada dua alas an serikat pekerja menolak akuisisi BTN. Pertama, rencana itu pada hakikatnya bukan akuisisi, tapi merger yang akan berimplikasi seluruh karyawan BTN bisa terkena pemutusan hubungan kerja (PHK). Kedua, segmen pasar Mandiri dan BTN berbeda, Mandiri focus ke pembiayaan korporasi, sedangkan BTN menyasar ritel, terutama KPR. Ada kecurigaan proses akuisisi ini malu main potong kompas. Sebagai perusahaan publik dan BUMN, seharusnya akuisisi BTN masuk Komite Privatisasi. Selanjutnya ke DPR untuk diputuskan. “Ini semua dipangkas. Kenapa begitu cepat, tiba-tiba dan menabrak aturan?” ungkap Satya. Dahlan, Iskan sebelumnya menegaskan Mandiri akan mengakuisisi BTN, bukan melalui skema merger.”BTN tidak dilebur, tapi diperkuat,” kata dia, pekan lalu (KONTAN, 19 April 2014). Pengamat pasar modal, Satrio Utomo menilai, yang paling masuk akal adalah akuisisi. Ini mempertimbangkan ukuran kedua perusahaan. Adapun protes pekerja tidak akan signifikan menghambat akuisisi BTN. “Prosesnya lama tapi sampai akhir tahun bisa selesai karena mengejar berakhirnya masa kerja Pak Dahlan,” ujar dia. Pemegang saham publik BTN juga akan mempertimbangkan efek dan manfaat kedatangan Mandiri. “Selama in BTN kekurangan likuiditas. Investor menilai akuisisi bisa jadi akan memperbesar laba BTN karena terbantu Mandiri,” jelas Satrio. Analis IndoPremier Securities Stephan Hasjim, dalam riset terbarunya menyebutkan, jika akuisisi tersebut terwujud, akan menguntungkan kedua bank, terutama Mandiri. Bank Mandiri akan mendapatkan tambahan portofolio kredit ritel, terutama KPR. Akuisisi ini juga sejalan dengan rencana strategis Mandiri selama lima tahun (20092014). Di periode itu, Mandiri ingin porsi kredit ritel meningkat menjadi 40% pada tahun 2014. Di tahun lalu, porsinya sebesar 31%. Target itu tidak mungkin dicapai pada tahun ini tanpa akuisisi,” tulis Stephan. KONTAN, Senin 21 April 2014