BAB III RANCANGAN SISTEM 3.1. Diagram Blok Rangkaian

advertisement
BAB III
RANCANGAN SISTEM
3.1. Diagram Blok Rangkaian
Diagram blok merupakan gambaran dasar dari rangkaian sistem yang akan
dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram
blok dari sistem yang dirancang adalah seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.1.
berikut ini:
Rangkaian Pembaca
Kode Bar
Mikrokontroler AT89S51
Saklar batas Buka
pintu
keypad
Driver Motor Stepper
Motor
Stepper
Saklar batas tutup
Pintu
Gambar 3.1. Diagram Blok Rangkaian
Universitas Sumatera Utara
1. Rangkaian pembaca kode bar berfungsi untuk membaca kode bar dari kartu.
2. Saklar batas buka pintu berfungsi untuk memberikan sinyal kepada
mikrokontroler jika pintu telah terbuka lebar.
3. Saklar
batas
tutup
pintu
berfungsi
untuk
memberitahukan
kepada
mikrokontroler ketika pintu sudah tertutup rapat.
4. Mikrokontroler AT89S51 berfungsi untuk mengendalikan semua sistem yang
ada.
5. Motor stepper berfungsi untuk menggerakkan pintu (membuka/menutup
pintu).
6. Keypad berfungsi untuk input password.
3.2.
Perancangan Program
## Terlampir ###
Universitas Sumatera Utara
3.3.
Perancangan Power Supplay (PSA)
Rangkaian ini berfungsi untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian
yang ada. Rangkaian PSA yang dibuat terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt dan 12
volt, keluaran 5 volt digunakan untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian,
sedangkan keluaran 12 volt digunakan untuk mensuplay tegangan ke motor stepper.
Rangkaian power supplay ditunjukkan pada gambar 3.2 berikut ini :
TIP32C
LM7805CT
12Volt
Vreg
IN
OUT
5Volt
100ohm
220V 50Hz 0Deg
330ohm
1N5392GP
2200uF
1N5392GP
1uF
100uF
TS_PQ4_12
Gambar 3.2. Rangkaian Power Supplay (PSA)
Trafo CT
merupakan trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan
tegangan dari 220 volt AC menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan
disearahkan dengan menggunakan dua buah dioda, selanjutnya 12 volt DC akan
diratakan oleh kapasitor 2200 μF. Regulator tegangan 5 volt (LM7805CT) digunakan
agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan
masukannya. LED hanya sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Transistor PNP
TIP 32 disini berfungsi untuk mensupplay arus apabila terjadi kekurangan arus pada
rangkaian, sehingga regulator tegangan (LM7805CT)
tidak akan panas ketika
rangkaian butuh arus yang cukup besar. Tegangan 12 volt DC langsung diambil dari
keluaran 2 buah dioda penyearah.
Universitas Sumatera Utara
3.4.
Perancangan Rangkaian Mikrokontroler AT89S51
Rangkaian mikrokontroler ini berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh
rangkaian yang ada pada alat ini.
Gambar rangkaian mikrokontroler AT89S51
ditunjukkan pada gambar 3.3 berikut ini :
Gambar 3.3. Rangkaian Mikrokontroler AT89S51
Mikrokontroler ini memiliki 32 port I/O, yaitu port 0, port 1, port 2 dan port 3.
Pin 40 dihubungkan ke sumber tegangan 5 volt. Dan pin 20 dihubungkan ke ground.
Rangkaian mikrokontroler ini menggunakan komponen kristal 12 MHz sebagai
sumber clocknya. Nilai kristal ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroler
dalam mengeksekusi suatu perintah tertentu.
Pada pin 9 dihubungkan dengan sebuah kapasitor 10 uF yang dihubungkan ke
positip dan sebuah resistor 10 Kohm yang dihubungkan ke ground. Kedua komponen
ini berfungsi agar programpada mikrokontroler dijalankan beberapa saat setelah
power aktip. Lamanya waktu antara aktipnya power pada IC mikrokontroler dan
aktipnya program adalah sebesar perkalian antara kapasitor dan resistor tersebut. Jika
dihitung maka lama waktunya adalah :
Universitas Sumatera Utara
t=
R x C =Ω
10 K x 10 µ F =
1 m det ik
Jadi 1 mili detik setelah power aktip pada IC kemudian program aktip.
Pin 17 yang merupakan P3.7 dihubungkan dengan transistor dan sebuah LED.
Ini dilakukan hanya untuk menguji apakan rangkaian minimum mikrokontroller
AT89S51 sudah bekerja atau belum. Dengan memberikan program sederhana pada
mikrokontroller tersebut, dapat diketahui apakah rangkaian minimum tersebut sudah
bekerja dengan baik atau tidak. Jika LED yang terhubug ke Pin 17 sudah bekerja
sesuai dengan perintah yang diberikan, maka rangkaian minimum tersebut telah siap
digunakan. Namun setelah seluruh rangkaian disatukan, LED yang terhubung ke in 17
ini tidak digunakan lagi.
3.5.
Perancangan Rangkaian Display Seven segmen
Untuk menampilkan angka dari setiap penekanan tombol, maka dibutuhkan
sebuah display untuk menampilkannya. Pada alat ini, display yang digunakan adalah
display seven segmen, yang terdiri dari 4 buah seven segmen, sehingga display ini
dapat menampilkan 4 digit bilangan.
Display seven segmen ini akan diaktipkan oleh IC 4094 yang merupakan IC
serial to paralel (serial in paralel out). Jadi data dimasukkan ke dalam IC ini dengan
mengirimkan data serial. Keluaran dari IC 4094 ini langsung dihubungkan ke seven
segmen, sehingga data serial yang diterima oleh input IC ini akan ditampilkan nilainya
pada seven segmen.
Universitas Sumatera Utara
Rangkaian ini terhubung ke P3.0 dan P3.1, yang mempunyai fungsi khusus
sebagai pengiriman data secara serial. Sehingga nilai yang akan tampil pada display
seven segmen akan dapat dikendalikan oleh mikrokontroler AT89S51.
3. 6
Perancangan Rangkaian Password
Rangkaian password terdiri dari 13 tombol, dimana 10 tombol merupakan
tombol angka, yaitu dari angka 0 sampai angka 9. Dan tiga tombol yang lainnya
merupakan tombol setting, tombol run dan tombol untuk mengganti password.
Rangkaian password ini dihubungkan dengan port 1 dan port 2. Pada port 1
terdapat 8 tombol dan pada port 2 terdapat 5 tombol. Dalam kondisi biasa, port 1 dan
port 2 mendapatkan logika high (1), saat terjadi penekanan salah satu tombol, maka
pin yang terhubung ke tombol tersebut akan terhubung ke ground, sehingga
mengirimkan sinyal low (0). Perubahan kondisi dari high (1), menjadi low (0) inilah
yang merupakan tanda adanya penekanan pada salah satu tombol.
Seterusnya mikrokontroler akan menampilkan nilai dari tombol yang ditekan
pada display seven segmen, kemudian membandingkannya dengan nilai password
yang benar, jika benar maka pintu akan terbuka.
Universitas Sumatera Utara
Rangkaian keypad ditunjukkan pada gambar berikut ini :
Tbl 1
Tbl 2
Tbl 3
Tbl A
P2.0
P2.1
P2.2
P2.3
P2.4
P2.5
P2.6
P2.7
Gambar 3.4 Rangkaian keypad
Rangkaian keypad yang digunakan adalah rangkaian keypad yang telah ada
dipasaran. Keypad ini terdiri dari 13 tombol yang hubungan antara tombol-tombolnya
seperti tampak pada gambar di atas. Rangkaian ini dihubungkan ke port 2
mikrokontroler AT89S51.
Untuk membuka pintu, maka password yang diberikan harus benar, jika tidak
benar, maka pintu tidak akan terbuka. Rangkaian password ini terdiri dari 13 tombol,
seperti gambar di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tombol Setting
P1.7
(A T89S51)
P2.4
(A T89S51)
P2.3
(A T89S51)
P2.2
(A T89S51)
P2.1
(A T89S51)
P2.0
(A T89S51)
P1.0
(A T89S51)
Tombol 1
Tombol 2
Tombol 3
Tombol 4
Tombol 5
Tombol 6
Tombol 7
P1.1
(A T89S51)
Tombol 8
P1.2
(A T89S51)
P1.3
(A T89S51)
P1.4
(A T89S51)
P1.5
(A T89S51)
Tombol 9
Tombol 0
Tombol Ganti
Tombol Run
P1.6
(A T89S51)
Gambar 3.5 Rangkaian Password
Rangkaian password ini terhubung ke Port 2 dan port 1, dimana P1.7
merupakan tombol setting, P2.4 merupakan tombol 1, P2.3 merupakan tombol 2, P2.2
merupakan tombol 3, P2.1 merupakan tombol 4, P2.0 merupakan tombol 5, P1.0
merupakan tombol 6, P1.1 merupakan tombol 7, P1.2 merupakan tombol 8, P1.3
merupakan tombol 9, P1.4 merupakan tombol 0, P1.5 merupakan tombol untuk
mengganti password, P1.6 merupakan tombol Run. Jika tombol setting ditekan maka
P1.7 akan terhubung ke ground, menyebabkan P1.7 mendapatkan sinyal low. Sinyal
low inilah yang merupakan indikasi bahwa ada penekanan pada tombol setting. Cara
kerja yang sama juga berlaku pada ketiga belas tombol lainnya.
Universitas Sumatera Utara
Program untuk mengetahui penekanan pada tombol password adalah sebagai
berikut :
Tbl_Setting
Bit
P1.7
Tbl_1
Bit
P2.4
Tbl_2
Bit
P2.3
Tbl_3
Bit
P2.2
Tbl_4
Bit
P2.1
Tbl_5
Bit
P2.0
Tbl_6
Bit
P1.0
Tbl_Ganti
Bit
P1.5
Tbl_Run
Bit
P1.6
. . . . .
Di awal program dibuat inisialisasi tombol, dimana inisialisasi ini akan berguna untuk
mempermudah mengingat hubungan tiap-tiap tombol dengan pin pada mikrokontroler.
Jb Tbl_Setting,$
Perintah di atas akan merupakan perintah untuk menunggu penekanan pada tombol
setting dan akan terus menunggu sampai ada penekanan pada tombol setting.
mov 60h,#Bil0
mov 61h,#Bil0
mov 62h,#Bil0
mov 63h,#Bil0
Acall Display
Perintah-perintah di atas akan memasukkan nilai 0 ke alamat 60h yang merupakan
alamat untuk mengisi nilai ribuan, memasukkan nilai 0 ke alamat 61h yang
merupakan alamat untuk mengisi nilai ratusan, memasukkan nilai 0 ke alamat 62h
Universitas Sumatera Utara
yang merupakan alamat untuk mengisi nilai puluhan dan memasukkan nilai nol ke
alamat 63h yang merupakan alamat untuk mengisi nilai satuan. Sehingga dengan
demikian akan tampil pada display nilai 0000.
Cek_no11:
Jb Tbl_1,Cek_no21
mov 70h,#1
mov 60h,#bil1
Acall Display
Jnb Tbl_1,$
Acall Tunda
Ljmp Cek_Password2
Cek_no21:
Jb Tbl_2,Cek_no31
mov 70h,#2
mov 60h,#bil2
Acall Display
Jnb Tbl_2,$
Acall Tunda
Ljmp Cek_Password2
Program di atas akan mengecek penekanan pertama dari masing-masing
tombol password, yaitu penekanan pada tombol 1, tombol 2, tombol 3 s/d tombol 0.
Jika tidak ada penekanan pada tombol 1, maka program akan mengecek tombol 2, jika
tombol 2 juga tidak ditekan, maka program akan mengecek tombol 3, dan seterusnya.
Jika terjadi penekanan pada tombol 1, maka program akan memasukkan nilai 1 ke
alamat 70h. Nilai ini yang nantinya akan dibandingkan dengan nilai password yang
Universitas Sumatera Utara
benar untuk nilai password pertama. Kemudian program akan memasukkan nilai
bil1 ke alamat 60h agar tampil di display angka 1. Selanjutnya program akan
melanjutkan untuk mengecek penekanan kedua dari tombol password
Namun jika tombol yang ditekan adalah tombol 2, maka program akan
memasukkan nilai 2 ke alamat 70h. Nilai ini
yang nantinya akan dibandingkan
dengan nilai password yang benar untuk nilai password pertama. Kemudian program
akan memasukkan nilai bil2 ke alamat 60h agar tampil di display angka 2.
Selanjutnya program akan melanjutkan untuk mengecek penekanan kedua dari tombol
password
Demikian juga halnya yang terjadi jika tombol yang ditekan adalah tombol 3,
4, 5 dan seterusnya.
Cek_Password2:
Jb Tbl_1,Cek_no22
mov 71h,#1
mov 61h,#bil1
Acall Display1
Jnb Tbl_1,$
Acall Tunda
Ljmp Cek_Password3
Cek_no22:
Jb Tbl_2,Cek_no32
mov 71h,#2
mov 61h,#bil2
Acall Display1
Jnb Tbl_2,$
Universitas Sumatera Utara
Acall Tunda
Ljmp Cek_Password3
Program di atas akan mengecek penekanan password kedua dari masing-masing
tombol password. Sama seperti sebelumnya, jika tidak ada penekanan pada tombol 1,
maka program akan mengecek tombol 2, jika tombol 2 juga tidak ditekan, maka
program akan mengecek tombol 3, dan seterusnya. Jika terjadi penekanan pada
tombol 1, maka program akan memasukkan nilai 1 ke alamat 70h. Nilai ini yang
nantinya akan dibandingkan dengan nilai password yang benar untuk nilai password
kedua. Kemudian program akan memasukkan nilai bil1 ke alamat 60h agar tampil di
display angka 1. Selanjutnya program akan melanjutkan untuk mengecek penekanan
ketiga dari tombol password
Namun jika tombol yang ditekan adalah tombol 2, maka program akan
memasukkan nilai 2 ke alamat 70h. Nilai ini
yang nantinya akan dibandingkan
dengan nilai password yang benar untuk nilai password kedua. Kemudian program
akan memasukkan nilai bil2 ke alamat 60h agar tampil di display angka 2.
Selanjutnya program akan melanjutkan untuk mengecek penekanan ketiga dari tombol
password
Demikian juga halnya yang terjadi jika tombol yang ditekan adalah tombol 3,
4, 5 dan seterusnya. Dan juga penekanan untuk penekanan ketiga dan keempat dari
tombol password.
Universitas Sumatera Utara
3.7
Perancangan Rangkaian Driver Motor Stepper
Untuk mengendalikan perputaran motor stepper dibutuhkan sebuah driver.
Driver ini berfungsi untuk memutar motor stepper searah/berlawanan arah dengan
arah jarum jam. Mikrokontroler tidak dapat langsung mengendalikan putaran dari
motor stepper, karena itu dibutuhkan driver sebagai perantara antara mikrokontroler
dan motor stepper, sehingga perputaran dari motor stepper dapat dikendalikan oleh
mikrokontroler. Rangkaian driver motor stepper ditunjukkan pada gambar 3.8 berikut:
I
III
II
IV
Gambar 3.6 Rangkaian driver motor stepper
Untuk mempermudah penjelasan, maka rangkaian di atas dikelompokkan
menjadi 4 rangkaian. Pada rangkaian di atas, jika salah input rangkaian I yang
dihubungkan ke mikrokontroler diberi logika high dan input pada rangkaian lainnya
diberi logika low, maka kedua transistor tipe NPN C945 pada rangkaian I akan aktip.
Hal ini akan membuat kolektor dari kedua transistor C945 pada rangkaian I akan
mendapat tegangan 0 volt dari ground. Kolektor dari transistor C945 yang berada di
sebelah kiri atas diumpankan ke basis dari transistor tipe PNP TIP 127 sehingga basis
Universitas Sumatera Utara
dari transistor TIP 127 mendapatkan tegangan 0 volt yang menyebabkan transistor ini
aktip (transistor tipe PNP akan aktip jika tegangan pada basis lebih kecil dari 4,34
volt). Aktipnya transistor PNP TIP 127 ini akan mengakibatkan
kolektornya
terhubung ke emitor sehingga kolektor mendapatkan tegangan 15 volt dari Vcc.
Kolektor dari transistor TIP 127 dihubungkan ke kumparan, sehingga
kumparan akan mendapatkan tegangan 6 volt. Hal ini akan mengakibatkan kumparan
menimbulkan medan magnet. Medan magnet inilah yang akan menarik motor untuk
mengarah ke arah kumparan yang menimbulkan medan magnet tersebut.
Sedangkan rangkaian II, III dan IV karena pada inputnya diberi logika low,
maka kumparannya tidak menimbulkan medan magnet, sehingga motor tidak tertarik
oleh kumparan-kumparan tersebut.
Demikian seterusnya untuk menggerakkan motor agar berputar maka harus
diberikan logika high secara bergantian ke masing-masing input dari masing-masing
rangkaian.
3.8 Perancangan Rangkaian Saklar Batas
Ketika mikrokontroler memerintahkan motor untuk membuka pintu gerbang,
mikrokontroler tidak mengetahui apakah pintu gerbang sudah terbuka lebar atau
belum. Hal yang sama juga terjadi ketika mikrokontroler memerintahkan motor untuk
menutup pintu gerbang, mikrokontroler tidak mengetahui apakah pintu gerbang sudah
tertutup rapat atau belum. Karena itu dibutuhkan sebuah saklar batas yang dapat
mengetahui kedua keadaan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal ini digunakan sebuah saklar batas untuk buka pintu gerbang, yang
berfungsi untuk mengetahui apakah pintu gerbang sudah terbuka lebar atau belum,
dan sebuah saklar batas untuk tutup pintu gerbang yang berfungsi untuk mengetahui
apakah pintu gerbang sudah tertutup rapat atau belum. Rangkaian ssaklar batas untuk
buka pintu gerbang hanya terdiri dari sebuah saklar yang dihubungkan ke ground dan
ke mikrokontroler AT89S51 Rangkaiannya seperti gambar dibawah ini,
(AT89S51)
Gambar 3.7 Rangkaian Saklar batas untuk Buka Pintu
Ketika saklar batas dalam keadaan terbuka, kondisi outputnya adalah high.
Namun jika pintu gerbang menyentuh saklar, maka outputnya akan terhubung ke
ground, yang menyebabkan kondisi outputnya akan berubah dari high (1), menjadi
low (0). Perubahan kondisi pada outputnya inilah yang dikenali oleh mikrokontroler
sebagai tanda bahwa pintu gerbang telah terbuka lebar, maka mikrokontroler akan
memerintahkan motor stepper untuk berhenti berputar, sehingga pintu gerbang tidak
terbuka lebih lebar lagi.
Saklar batas untuk tutup pintu gerbang juga mempunyai rangkaian dan cara
kerja yang sama dengan rangkaian saklar batas untuk buka pintu, perbedaannya hanya
terletak pada hubungannya dengan mikrokontroler AT89S51.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
PENGUJIAN ALAT DAN PROGRAM
4.1 Pengujian Rangkaian Power Supplay (PSA)
Pengujian pada bagian rangkaian power supplay ini dapat dilakukan dengan
mengukur tegangan keluaran dari rangkaian ini dengan menggunakan volt meter
digital. Dari hasil pengujian diperoleh tegangan keluaran sebesar + 5,1 volt. Tegangan
ini dipergunakan untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian. Mikrokontroler
AT89S51 dapat bekerja pada tegangan 4,0 sampai dengan 5,5 volt, sehingga tegangan
5,1 volt ini cukup untuk mensupplay tegangan ke mikrokontroler AT89S51. Tegangan
keluaran kedua sebesar 13,7 volt. Tegangan ini digunakan untuk mensupplay tegangan
ke motor stepper.
4.2. Pengujian Rangkaian Mikrokontroller AT89S51
Untuk mengetahui apakah rangkaian mikrokontroller AT89S51 telah bekerja
dengan baik, maka dilakukan pengujian.Pengujian bagian ini dilakukan dengan
memberikan program sederhana pada mikrokontroller AT89S51. Programnya adalah
sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Loop:
Setb P3.7
Acall tunda
Clr P3.7
Acall tunda
Sjmp Loop
Tunda:
Mov r7,#255
Tnd:
Mov r6,#255
Djnz r6,$
Djnz r7,tnd
Ret
Program di atas bertujuan untuk menghidupkan LED yang terhubung ke P3.7
selama
± 0,13 detik kemudian mematikannya selama ± 0,13 detik secara terus
menerus. Perintah Setb P3.7 akan menjadikan P3.7 berlogika high yang menyebabkan
transistor aktif, sehingga LED menyala. Acall tunda akan menyebabkan LED ini
hidup selama beberapa saat. Perintah Clr P3.7 akan menjadikan P3.7 berlogika low
yang menyebabkan transistor tidak aktif sehingga LED akan mati. Perintah Acall
tunda akan menyebabkan LED ini mati selama beberapa saat. Perintah Sjmp Loop
akan menjadikan program tersebut berulang, sehingga akan tampak LED tersebut
tampak berkedip.
Universitas Sumatera Utara
Lamanya waktu tunda dapat dihitung dengan perhitungan sebagai berikut :
Kristal yang digunakan adalah kristal 12 MHz, sehingga
membutuhkan waktu =
1 siklus mesin
12
= 1 mikrodetik.
12 MHz
Mnemonic
Siklus
Waktu Eksekusi
MOV Rn,#data
2
2 x 1 μd = 2 μd
DJNZ
2
2 x 1 μd = 2 μd
RET
1
1 x 1 μd = 1 μd
Tunda:
mov r7,#255
Tnd: mov r6,#255
djnz r6,$
djnz r7,Tnd
ret
Jadi waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan program di atas adalah 130.058
μdetik atau 0,130058 detik dan dapat dibulatkan menjadi 0,13 detik.
Jika program tersebut diisikan ke mikrokontroller AT89S51, kemudian
mikrokontroller dapat berjalan sesuai dengan program yang diisikan, maka rangkaian
minimum mikrokontroller AT89S51 telah bekerja dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
4.3. Pengujian Rangkaian Driver motor stepper
Pengujian pada rangkaian driver motor stepper ini dilakukan dengan
menghubungkan input rangkaian driver motor stepper ini dengan rangakaian
mikrokontroler AT89S51 dan menghubungkan output dari rangkaian driver motor
stepper ini dengan motor stepper, kemudian memberikan program sebagai berikut:
Loop:
Clr P0.3
Setb P0.0
Acall Tunda
Clr P0.0
Setb P0.1
Acall Tunda
Clr P0.1
Setb P0.2
Acall Tunda
Clr P0.2
Setb P0.3
Acall Tunda
Sjmp Loop
Tunda:
Mov R7,#50
Universitas Sumatera Utara
Tnd:
Mov R6,#255
Djnz r6,$
Djnz r7,Tnd
Ret
Program di atas akan memberikan logika high secara bergantian pada input dari driver
motor stepper, dimana input dari jembatan masing-masing dihubungkan ke P0.0,P0.1,
P0.2 dan P0.3. Dengan program di atas maka motor akan bergerak searah dengan arah
putaran jarum jam (menutup pintu). Untuk memutar dengan arah sebaliknya, maka
diberikan program sebagai berikut :
Loop:
Clr P0.0
Setb P0.3
Acall Tunda
Clr P0.0
Setb P0.3
Acall Tunda
Clr P0.2
Setb P0.1
Acall Tunda
Clr P0.1
Setb P0.0
Acall Tunda
Sjmp Loop
Universitas Sumatera Utara
Tunda:
Mov R7,#50
Tnd:
Mov R6,#255
Djnz r6,$
Djnz r7,Tnd
Ret
Dengan program di atas, maka motor akan berputar berlawanan arah dengan
arah putaran jarum jam (membuka pintu). Tunda digunakan untuk mengatur
kecepatan putar dari motor. Semakin besar nilai yang diberikan pada tunda, maka
perputaran motor akan semakin lambat, dan sebaliknya.
4.4. Pengujian Rangkaian Saklar batas
Pengujian pada rangkaian ini dilakukan dengan cara menekan saklar batas.
Pada saat saklar batas tidak ditekan, maka tegangan output dari rangkaian ini sebesar 5
volt. Namun saat saklar batas ditekan, maka tegangan output dari rangkaian ini
sebesar 0 volt. Dengan demikian maka rangkaian ini telah berfungsi dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan perancangan alat hingga pengujian dan pembahasan
sistem maka penulis dapat menarik kesimpulan, antara lain:
a.
Memasukkan nilai password yang salah dengan batas penekanan 3 kali maka
pintu tidak akan terbuka dan menyebabkan alarm akan berbunyi
b.
Bahwa pada dasarnya untuk kerja mikrokontroller sangat bergantung pada urutan
instruksi yang dijalankannya yaitu program yang ditulis di ROM
5.2 Saran
Setelah melakukan penelitian ini diperoleh beberapa hal yang dapat dijadikan
saran untuk dapat melakukan penelitian lebih lanjut, yaitu:
a.
Agar sistem atau rangkaian yang digunakan tidak terganggu, sebaiknya alat ini
dikemas dalam bentuk yang lebih aman dan terlindungi, sehingga penggunaannya
lebih efektif.
b.
Untuk di masa yang akan datang, agar alat ini dapat lebih ditingkatkan dan
dikembangkan, seperti dilengkapinya dengan penggunaan Mikrokontroller.
c.
Alangkah baiknya jika alat ini dimanfaatkan dan disosialisasikan kegunaannya
dikalangan mahasiswa, guna mengembangkan inovasi dan teknologi di kalangan
mahasiswa.
Universitas Sumatera Utara
Download