BAB III RANCANGAN SISTEM 3.1. Diagram Blok Rangkaian Diagram blok merupakan gambaran dasar dari rangkaian sistem yang akan dirancanag. Setiap diagram blok mempunyai fungsi masing-masing. Adapun diagram blok dari sistem yang dirancang adalah seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.1. berikut ini: Rangkaian Pembaca Kode Bar Mikrokontroler AT89S51 Saklar batas Buka pintu keypad Driver Motor Stepper Motor Stepper Saklar batas tutup Pintu Gambar 3.1. Diagram Blok Rangkaian Universitas Sumatera Utara 1. Rangkaian pembaca kode bar berfungsi untuk membaca kode bar dari kartu. 2. Saklar batas buka pintu berfungsi untuk memberikan sinyal kepada mikrokontroler jika pintu telah terbuka lebar. 3. Saklar batas tutup pintu berfungsi untuk memberitahukan kepada mikrokontroler ketika pintu sudah tertutup rapat. 4. Mikrokontroler AT89S51 berfungsi untuk mengendalikan semua sistem yang ada. 5. Motor stepper berfungsi untuk menggerakkan pintu (membuka/menutup pintu). 6. Keypad berfungsi untuk input password. 3.2. Perancangan Program ## Terlampir ### Universitas Sumatera Utara 3.3. Perancangan Power Supplay (PSA) Rangkaian ini berfungsi untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian yang ada. Rangkaian PSA yang dibuat terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt dan 12 volt, keluaran 5 volt digunakan untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian, sedangkan keluaran 12 volt digunakan untuk mensuplay tegangan ke motor stepper. Rangkaian power supplay ditunjukkan pada gambar 3.2 berikut ini : TIP32C LM7805CT 12Volt Vreg IN OUT 5Volt 100ohm 220V 50Hz 0Deg 330ohm 1N5392GP 2200uF 1N5392GP 1uF 100uF TS_PQ4_12 Gambar 3.2. Rangkaian Power Supplay (PSA) Trafo CT merupakan trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 220 volt AC menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan disearahkan dengan menggunakan dua buah dioda, selanjutnya 12 volt DC akan diratakan oleh kapasitor 2200 μF. Regulator tegangan 5 volt (LM7805CT) digunakan agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya. LED hanya sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Transistor PNP TIP 32 disini berfungsi untuk mensupplay arus apabila terjadi kekurangan arus pada rangkaian, sehingga regulator tegangan (LM7805CT) tidak akan panas ketika rangkaian butuh arus yang cukup besar. Tegangan 12 volt DC langsung diambil dari keluaran 2 buah dioda penyearah. Universitas Sumatera Utara 3.4. Perancangan Rangkaian Mikrokontroler AT89S51 Rangkaian mikrokontroler ini berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh rangkaian yang ada pada alat ini. Gambar rangkaian mikrokontroler AT89S51 ditunjukkan pada gambar 3.3 berikut ini : Gambar 3.3. Rangkaian Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler ini memiliki 32 port I/O, yaitu port 0, port 1, port 2 dan port 3. Pin 40 dihubungkan ke sumber tegangan 5 volt. Dan pin 20 dihubungkan ke ground. Rangkaian mikrokontroler ini menggunakan komponen kristal 12 MHz sebagai sumber clocknya. Nilai kristal ini akan mempengaruhi kecepatan mikrokontroler dalam mengeksekusi suatu perintah tertentu. Pada pin 9 dihubungkan dengan sebuah kapasitor 10 uF yang dihubungkan ke positip dan sebuah resistor 10 Kohm yang dihubungkan ke ground. Kedua komponen ini berfungsi agar programpada mikrokontroler dijalankan beberapa saat setelah power aktip. Lamanya waktu antara aktipnya power pada IC mikrokontroler dan aktipnya program adalah sebesar perkalian antara kapasitor dan resistor tersebut. Jika dihitung maka lama waktunya adalah : Universitas Sumatera Utara t= R x C =Ω 10 K x 10 µ F = 1 m det ik Jadi 1 mili detik setelah power aktip pada IC kemudian program aktip. Pin 17 yang merupakan P3.7 dihubungkan dengan transistor dan sebuah LED. Ini dilakukan hanya untuk menguji apakan rangkaian minimum mikrokontroller AT89S51 sudah bekerja atau belum. Dengan memberikan program sederhana pada mikrokontroller tersebut, dapat diketahui apakah rangkaian minimum tersebut sudah bekerja dengan baik atau tidak. Jika LED yang terhubug ke Pin 17 sudah bekerja sesuai dengan perintah yang diberikan, maka rangkaian minimum tersebut telah siap digunakan. Namun setelah seluruh rangkaian disatukan, LED yang terhubung ke in 17 ini tidak digunakan lagi. 3.5. Perancangan Rangkaian Display Seven segmen Untuk menampilkan angka dari setiap penekanan tombol, maka dibutuhkan sebuah display untuk menampilkannya. Pada alat ini, display yang digunakan adalah display seven segmen, yang terdiri dari 4 buah seven segmen, sehingga display ini dapat menampilkan 4 digit bilangan. Display seven segmen ini akan diaktipkan oleh IC 4094 yang merupakan IC serial to paralel (serial in paralel out). Jadi data dimasukkan ke dalam IC ini dengan mengirimkan data serial. Keluaran dari IC 4094 ini langsung dihubungkan ke seven segmen, sehingga data serial yang diterima oleh input IC ini akan ditampilkan nilainya pada seven segmen. Universitas Sumatera Utara Rangkaian ini terhubung ke P3.0 dan P3.1, yang mempunyai fungsi khusus sebagai pengiriman data secara serial. Sehingga nilai yang akan tampil pada display seven segmen akan dapat dikendalikan oleh mikrokontroler AT89S51. 3. 6 Perancangan Rangkaian Password Rangkaian password terdiri dari 13 tombol, dimana 10 tombol merupakan tombol angka, yaitu dari angka 0 sampai angka 9. Dan tiga tombol yang lainnya merupakan tombol setting, tombol run dan tombol untuk mengganti password. Rangkaian password ini dihubungkan dengan port 1 dan port 2. Pada port 1 terdapat 8 tombol dan pada port 2 terdapat 5 tombol. Dalam kondisi biasa, port 1 dan port 2 mendapatkan logika high (1), saat terjadi penekanan salah satu tombol, maka pin yang terhubung ke tombol tersebut akan terhubung ke ground, sehingga mengirimkan sinyal low (0). Perubahan kondisi dari high (1), menjadi low (0) inilah yang merupakan tanda adanya penekanan pada salah satu tombol. Seterusnya mikrokontroler akan menampilkan nilai dari tombol yang ditekan pada display seven segmen, kemudian membandingkannya dengan nilai password yang benar, jika benar maka pintu akan terbuka. Universitas Sumatera Utara Rangkaian keypad ditunjukkan pada gambar berikut ini : Tbl 1 Tbl 2 Tbl 3 Tbl A P2.0 P2.1 P2.2 P2.3 P2.4 P2.5 P2.6 P2.7 Gambar 3.4 Rangkaian keypad Rangkaian keypad yang digunakan adalah rangkaian keypad yang telah ada dipasaran. Keypad ini terdiri dari 13 tombol yang hubungan antara tombol-tombolnya seperti tampak pada gambar di atas. Rangkaian ini dihubungkan ke port 2 mikrokontroler AT89S51. Untuk membuka pintu, maka password yang diberikan harus benar, jika tidak benar, maka pintu tidak akan terbuka. Rangkaian password ini terdiri dari 13 tombol, seperti gambar di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Tombol Setting P1.7 (A T89S51) P2.4 (A T89S51) P2.3 (A T89S51) P2.2 (A T89S51) P2.1 (A T89S51) P2.0 (A T89S51) P1.0 (A T89S51) Tombol 1 Tombol 2 Tombol 3 Tombol 4 Tombol 5 Tombol 6 Tombol 7 P1.1 (A T89S51) Tombol 8 P1.2 (A T89S51) P1.3 (A T89S51) P1.4 (A T89S51) P1.5 (A T89S51) Tombol 9 Tombol 0 Tombol Ganti Tombol Run P1.6 (A T89S51) Gambar 3.5 Rangkaian Password Rangkaian password ini terhubung ke Port 2 dan port 1, dimana P1.7 merupakan tombol setting, P2.4 merupakan tombol 1, P2.3 merupakan tombol 2, P2.2 merupakan tombol 3, P2.1 merupakan tombol 4, P2.0 merupakan tombol 5, P1.0 merupakan tombol 6, P1.1 merupakan tombol 7, P1.2 merupakan tombol 8, P1.3 merupakan tombol 9, P1.4 merupakan tombol 0, P1.5 merupakan tombol untuk mengganti password, P1.6 merupakan tombol Run. Jika tombol setting ditekan maka P1.7 akan terhubung ke ground, menyebabkan P1.7 mendapatkan sinyal low. Sinyal low inilah yang merupakan indikasi bahwa ada penekanan pada tombol setting. Cara kerja yang sama juga berlaku pada ketiga belas tombol lainnya. Universitas Sumatera Utara Program untuk mengetahui penekanan pada tombol password adalah sebagai berikut : Tbl_Setting Bit P1.7 Tbl_1 Bit P2.4 Tbl_2 Bit P2.3 Tbl_3 Bit P2.2 Tbl_4 Bit P2.1 Tbl_5 Bit P2.0 Tbl_6 Bit P1.0 Tbl_Ganti Bit P1.5 Tbl_Run Bit P1.6 . . . . . Di awal program dibuat inisialisasi tombol, dimana inisialisasi ini akan berguna untuk mempermudah mengingat hubungan tiap-tiap tombol dengan pin pada mikrokontroler. Jb Tbl_Setting,$ Perintah di atas akan merupakan perintah untuk menunggu penekanan pada tombol setting dan akan terus menunggu sampai ada penekanan pada tombol setting. mov 60h,#Bil0 mov 61h,#Bil0 mov 62h,#Bil0 mov 63h,#Bil0 Acall Display Perintah-perintah di atas akan memasukkan nilai 0 ke alamat 60h yang merupakan alamat untuk mengisi nilai ribuan, memasukkan nilai 0 ke alamat 61h yang merupakan alamat untuk mengisi nilai ratusan, memasukkan nilai 0 ke alamat 62h Universitas Sumatera Utara yang merupakan alamat untuk mengisi nilai puluhan dan memasukkan nilai nol ke alamat 63h yang merupakan alamat untuk mengisi nilai satuan. Sehingga dengan demikian akan tampil pada display nilai 0000. Cek_no11: Jb Tbl_1,Cek_no21 mov 70h,#1 mov 60h,#bil1 Acall Display Jnb Tbl_1,$ Acall Tunda Ljmp Cek_Password2 Cek_no21: Jb Tbl_2,Cek_no31 mov 70h,#2 mov 60h,#bil2 Acall Display Jnb Tbl_2,$ Acall Tunda Ljmp Cek_Password2 Program di atas akan mengecek penekanan pertama dari masing-masing tombol password, yaitu penekanan pada tombol 1, tombol 2, tombol 3 s/d tombol 0. Jika tidak ada penekanan pada tombol 1, maka program akan mengecek tombol 2, jika tombol 2 juga tidak ditekan, maka program akan mengecek tombol 3, dan seterusnya. Jika terjadi penekanan pada tombol 1, maka program akan memasukkan nilai 1 ke alamat 70h. Nilai ini yang nantinya akan dibandingkan dengan nilai password yang Universitas Sumatera Utara benar untuk nilai password pertama. Kemudian program akan memasukkan nilai bil1 ke alamat 60h agar tampil di display angka 1. Selanjutnya program akan melanjutkan untuk mengecek penekanan kedua dari tombol password Namun jika tombol yang ditekan adalah tombol 2, maka program akan memasukkan nilai 2 ke alamat 70h. Nilai ini yang nantinya akan dibandingkan dengan nilai password yang benar untuk nilai password pertama. Kemudian program akan memasukkan nilai bil2 ke alamat 60h agar tampil di display angka 2. Selanjutnya program akan melanjutkan untuk mengecek penekanan kedua dari tombol password Demikian juga halnya yang terjadi jika tombol yang ditekan adalah tombol 3, 4, 5 dan seterusnya. Cek_Password2: Jb Tbl_1,Cek_no22 mov 71h,#1 mov 61h,#bil1 Acall Display1 Jnb Tbl_1,$ Acall Tunda Ljmp Cek_Password3 Cek_no22: Jb Tbl_2,Cek_no32 mov 71h,#2 mov 61h,#bil2 Acall Display1 Jnb Tbl_2,$ Universitas Sumatera Utara Acall Tunda Ljmp Cek_Password3 Program di atas akan mengecek penekanan password kedua dari masing-masing tombol password. Sama seperti sebelumnya, jika tidak ada penekanan pada tombol 1, maka program akan mengecek tombol 2, jika tombol 2 juga tidak ditekan, maka program akan mengecek tombol 3, dan seterusnya. Jika terjadi penekanan pada tombol 1, maka program akan memasukkan nilai 1 ke alamat 70h. Nilai ini yang nantinya akan dibandingkan dengan nilai password yang benar untuk nilai password kedua. Kemudian program akan memasukkan nilai bil1 ke alamat 60h agar tampil di display angka 1. Selanjutnya program akan melanjutkan untuk mengecek penekanan ketiga dari tombol password Namun jika tombol yang ditekan adalah tombol 2, maka program akan memasukkan nilai 2 ke alamat 70h. Nilai ini yang nantinya akan dibandingkan dengan nilai password yang benar untuk nilai password kedua. Kemudian program akan memasukkan nilai bil2 ke alamat 60h agar tampil di display angka 2. Selanjutnya program akan melanjutkan untuk mengecek penekanan ketiga dari tombol password Demikian juga halnya yang terjadi jika tombol yang ditekan adalah tombol 3, 4, 5 dan seterusnya. Dan juga penekanan untuk penekanan ketiga dan keempat dari tombol password. Universitas Sumatera Utara 3.7 Perancangan Rangkaian Driver Motor Stepper Untuk mengendalikan perputaran motor stepper dibutuhkan sebuah driver. Driver ini berfungsi untuk memutar motor stepper searah/berlawanan arah dengan arah jarum jam. Mikrokontroler tidak dapat langsung mengendalikan putaran dari motor stepper, karena itu dibutuhkan driver sebagai perantara antara mikrokontroler dan motor stepper, sehingga perputaran dari motor stepper dapat dikendalikan oleh mikrokontroler. Rangkaian driver motor stepper ditunjukkan pada gambar 3.8 berikut: I III II IV Gambar 3.6 Rangkaian driver motor stepper Untuk mempermudah penjelasan, maka rangkaian di atas dikelompokkan menjadi 4 rangkaian. Pada rangkaian di atas, jika salah input rangkaian I yang dihubungkan ke mikrokontroler diberi logika high dan input pada rangkaian lainnya diberi logika low, maka kedua transistor tipe NPN C945 pada rangkaian I akan aktip. Hal ini akan membuat kolektor dari kedua transistor C945 pada rangkaian I akan mendapat tegangan 0 volt dari ground. Kolektor dari transistor C945 yang berada di sebelah kiri atas diumpankan ke basis dari transistor tipe PNP TIP 127 sehingga basis Universitas Sumatera Utara dari transistor TIP 127 mendapatkan tegangan 0 volt yang menyebabkan transistor ini aktip (transistor tipe PNP akan aktip jika tegangan pada basis lebih kecil dari 4,34 volt). Aktipnya transistor PNP TIP 127 ini akan mengakibatkan kolektornya terhubung ke emitor sehingga kolektor mendapatkan tegangan 15 volt dari Vcc. Kolektor dari transistor TIP 127 dihubungkan ke kumparan, sehingga kumparan akan mendapatkan tegangan 6 volt. Hal ini akan mengakibatkan kumparan menimbulkan medan magnet. Medan magnet inilah yang akan menarik motor untuk mengarah ke arah kumparan yang menimbulkan medan magnet tersebut. Sedangkan rangkaian II, III dan IV karena pada inputnya diberi logika low, maka kumparannya tidak menimbulkan medan magnet, sehingga motor tidak tertarik oleh kumparan-kumparan tersebut. Demikian seterusnya untuk menggerakkan motor agar berputar maka harus diberikan logika high secara bergantian ke masing-masing input dari masing-masing rangkaian. 3.8 Perancangan Rangkaian Saklar Batas Ketika mikrokontroler memerintahkan motor untuk membuka pintu gerbang, mikrokontroler tidak mengetahui apakah pintu gerbang sudah terbuka lebar atau belum. Hal yang sama juga terjadi ketika mikrokontroler memerintahkan motor untuk menutup pintu gerbang, mikrokontroler tidak mengetahui apakah pintu gerbang sudah tertutup rapat atau belum. Karena itu dibutuhkan sebuah saklar batas yang dapat mengetahui kedua keadaan tersebut. Universitas Sumatera Utara Dalam hal ini digunakan sebuah saklar batas untuk buka pintu gerbang, yang berfungsi untuk mengetahui apakah pintu gerbang sudah terbuka lebar atau belum, dan sebuah saklar batas untuk tutup pintu gerbang yang berfungsi untuk mengetahui apakah pintu gerbang sudah tertutup rapat atau belum. Rangkaian ssaklar batas untuk buka pintu gerbang hanya terdiri dari sebuah saklar yang dihubungkan ke ground dan ke mikrokontroler AT89S51 Rangkaiannya seperti gambar dibawah ini, (AT89S51) Gambar 3.7 Rangkaian Saklar batas untuk Buka Pintu Ketika saklar batas dalam keadaan terbuka, kondisi outputnya adalah high. Namun jika pintu gerbang menyentuh saklar, maka outputnya akan terhubung ke ground, yang menyebabkan kondisi outputnya akan berubah dari high (1), menjadi low (0). Perubahan kondisi pada outputnya inilah yang dikenali oleh mikrokontroler sebagai tanda bahwa pintu gerbang telah terbuka lebar, maka mikrokontroler akan memerintahkan motor stepper untuk berhenti berputar, sehingga pintu gerbang tidak terbuka lebih lebar lagi. Saklar batas untuk tutup pintu gerbang juga mempunyai rangkaian dan cara kerja yang sama dengan rangkaian saklar batas untuk buka pintu, perbedaannya hanya terletak pada hubungannya dengan mikrokontroler AT89S51. Universitas Sumatera Utara BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN PROGRAM 4.1 Pengujian Rangkaian Power Supplay (PSA) Pengujian pada bagian rangkaian power supplay ini dapat dilakukan dengan mengukur tegangan keluaran dari rangkaian ini dengan menggunakan volt meter digital. Dari hasil pengujian diperoleh tegangan keluaran sebesar + 5,1 volt. Tegangan ini dipergunakan untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian. Mikrokontroler AT89S51 dapat bekerja pada tegangan 4,0 sampai dengan 5,5 volt, sehingga tegangan 5,1 volt ini cukup untuk mensupplay tegangan ke mikrokontroler AT89S51. Tegangan keluaran kedua sebesar 13,7 volt. Tegangan ini digunakan untuk mensupplay tegangan ke motor stepper. 4.2. Pengujian Rangkaian Mikrokontroller AT89S51 Untuk mengetahui apakah rangkaian mikrokontroller AT89S51 telah bekerja dengan baik, maka dilakukan pengujian.Pengujian bagian ini dilakukan dengan memberikan program sederhana pada mikrokontroller AT89S51. Programnya adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Loop: Setb P3.7 Acall tunda Clr P3.7 Acall tunda Sjmp Loop Tunda: Mov r7,#255 Tnd: Mov r6,#255 Djnz r6,$ Djnz r7,tnd Ret Program di atas bertujuan untuk menghidupkan LED yang terhubung ke P3.7 selama ± 0,13 detik kemudian mematikannya selama ± 0,13 detik secara terus menerus. Perintah Setb P3.7 akan menjadikan P3.7 berlogika high yang menyebabkan transistor aktif, sehingga LED menyala. Acall tunda akan menyebabkan LED ini hidup selama beberapa saat. Perintah Clr P3.7 akan menjadikan P3.7 berlogika low yang menyebabkan transistor tidak aktif sehingga LED akan mati. Perintah Acall tunda akan menyebabkan LED ini mati selama beberapa saat. Perintah Sjmp Loop akan menjadikan program tersebut berulang, sehingga akan tampak LED tersebut tampak berkedip. Universitas Sumatera Utara Lamanya waktu tunda dapat dihitung dengan perhitungan sebagai berikut : Kristal yang digunakan adalah kristal 12 MHz, sehingga membutuhkan waktu = 1 siklus mesin 12 = 1 mikrodetik. 12 MHz Mnemonic Siklus Waktu Eksekusi MOV Rn,#data 2 2 x 1 μd = 2 μd DJNZ 2 2 x 1 μd = 2 μd RET 1 1 x 1 μd = 1 μd Tunda: mov r7,#255 Tnd: mov r6,#255 djnz r6,$ djnz r7,Tnd ret Jadi waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan program di atas adalah 130.058 μdetik atau 0,130058 detik dan dapat dibulatkan menjadi 0,13 detik. Jika program tersebut diisikan ke mikrokontroller AT89S51, kemudian mikrokontroller dapat berjalan sesuai dengan program yang diisikan, maka rangkaian minimum mikrokontroller AT89S51 telah bekerja dengan baik. Universitas Sumatera Utara 4.3. Pengujian Rangkaian Driver motor stepper Pengujian pada rangkaian driver motor stepper ini dilakukan dengan menghubungkan input rangkaian driver motor stepper ini dengan rangakaian mikrokontroler AT89S51 dan menghubungkan output dari rangkaian driver motor stepper ini dengan motor stepper, kemudian memberikan program sebagai berikut: Loop: Clr P0.3 Setb P0.0 Acall Tunda Clr P0.0 Setb P0.1 Acall Tunda Clr P0.1 Setb P0.2 Acall Tunda Clr P0.2 Setb P0.3 Acall Tunda Sjmp Loop Tunda: Mov R7,#50 Universitas Sumatera Utara Tnd: Mov R6,#255 Djnz r6,$ Djnz r7,Tnd Ret Program di atas akan memberikan logika high secara bergantian pada input dari driver motor stepper, dimana input dari jembatan masing-masing dihubungkan ke P0.0,P0.1, P0.2 dan P0.3. Dengan program di atas maka motor akan bergerak searah dengan arah putaran jarum jam (menutup pintu). Untuk memutar dengan arah sebaliknya, maka diberikan program sebagai berikut : Loop: Clr P0.0 Setb P0.3 Acall Tunda Clr P0.0 Setb P0.3 Acall Tunda Clr P0.2 Setb P0.1 Acall Tunda Clr P0.1 Setb P0.0 Acall Tunda Sjmp Loop Universitas Sumatera Utara Tunda: Mov R7,#50 Tnd: Mov R6,#255 Djnz r6,$ Djnz r7,Tnd Ret Dengan program di atas, maka motor akan berputar berlawanan arah dengan arah putaran jarum jam (membuka pintu). Tunda digunakan untuk mengatur kecepatan putar dari motor. Semakin besar nilai yang diberikan pada tunda, maka perputaran motor akan semakin lambat, dan sebaliknya. 4.4. Pengujian Rangkaian Saklar batas Pengujian pada rangkaian ini dilakukan dengan cara menekan saklar batas. Pada saat saklar batas tidak ditekan, maka tegangan output dari rangkaian ini sebesar 5 volt. Namun saat saklar batas ditekan, maka tegangan output dari rangkaian ini sebesar 0 volt. Dengan demikian maka rangkaian ini telah berfungsi dengan baik. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil pelaksanaan perancangan alat hingga pengujian dan pembahasan sistem maka penulis dapat menarik kesimpulan, antara lain: a. Memasukkan nilai password yang salah dengan batas penekanan 3 kali maka pintu tidak akan terbuka dan menyebabkan alarm akan berbunyi b. Bahwa pada dasarnya untuk kerja mikrokontroller sangat bergantung pada urutan instruksi yang dijalankannya yaitu program yang ditulis di ROM 5.2 Saran Setelah melakukan penelitian ini diperoleh beberapa hal yang dapat dijadikan saran untuk dapat melakukan penelitian lebih lanjut, yaitu: a. Agar sistem atau rangkaian yang digunakan tidak terganggu, sebaiknya alat ini dikemas dalam bentuk yang lebih aman dan terlindungi, sehingga penggunaannya lebih efektif. b. Untuk di masa yang akan datang, agar alat ini dapat lebih ditingkatkan dan dikembangkan, seperti dilengkapinya dengan penggunaan Mikrokontroller. c. Alangkah baiknya jika alat ini dimanfaatkan dan disosialisasikan kegunaannya dikalangan mahasiswa, guna mengembangkan inovasi dan teknologi di kalangan mahasiswa. Universitas Sumatera Utara