Templat tugas akhir S1

advertisement
1
STRATEGI BISNIS USAHA
IKAN HIAS AIR TAWAR DI ILMI FISH FARM
TAJUR, KOTA BOGOR
MUKTI KAMARULLAH
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
2
3
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Strategi Bisnis Usaha
Ikan Hias Air Tawar Di Ilmi Fish Farm, Tajur, Kota Bogor” adalah benar karya
saya dengan arahan dari dosen pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2014
Mukti Kamarullah
H34104103
4
i
ABSTRAK
MUKTI KAMARULLAH. Strategi Binsis Usaha Ikan Hias Air Tawar di
Ilmi Fish Farm, Tajur, Kota Bogor. Dibimbing oleh SUHARNO.
Ilmi Fish Farm adalah salah satu organisasi bisnis ikan hias di Kota Bogor.
Kegiatan usaha yang dilakukan adalah menjual dan mendeder ikan hias. Penelitian
ini ditujukan untuk mencari strategi bisnis yang dapat dijalankan oleh Ilmi Fish
Farm. Dari analisis matriks IE, Ilmi Fish Farm berada pada kuadran V yaitu
menjaga dan mempertahankandengan strategi penetrasi psar dan pengembangan
produk. Dari hasil analisis SWOT terdapat 4 alternatif strategi; (1) Menambah
komoditas ikan hias, (2) menambah kuantitas aset untuk penampungan (3)
menggunakan metode intensifikasi untuk menambah kepadatan jumlah ikan hias
dan (4) menambah pemasok cacing sutera. Prioritas strategi yang didapat dari
QSPM adalah metode intensifikasi untuk menambah kepadatan ikan hias dengan
nilai STAS sebesar 3,56.
Kata kunci: alternatif strategi, Ilmi Fish Farm, Matiks IE, Matriks SWOT,
prioritas strategi, QSPM,
ABSTRACT
MUKTI KAMARULLAH. Business Strategies of Freshwater Ornamental
Fish Business in Ilmi Fish Farm, at Tajur, Bogor City. Supervised by Suharno.
Ilmi Fish Farm is one of the ornamental fish business organizations in Bogor city.
The operations are selling and rearing of ornamental fish. From IE matrix analysis, the
position of Ilmi Fish Farm is in quadrant V which is to hold and maintain with market
penetration and product development. From the results of the SWOT analysis, there are 4
alternative strategies; (1) Adding more ornamental fish commodities, (2) increase the
quantity of assets to be used as a shelter (3) using the method of intensification to
increase the density ratio of ornamental fish and (4) adding supplier of silk worms.
Priority strategy that receiveded from QSPM is intensification method to increase the
density ratio of ornamental fish with STAS value of 3.56.
Keywords: alternative strategies, Ilmi Fish Farm, IE Matrix, SWOT Matrix, QSPM,
Strategy Priority.
ii
iii
STRATEGI BISNIS USAHA
IKAN HIAS AIR TAWAR DI ILMI FISH FARM
TAJUR, KOTA BOGOR
Mukti Kamarullah
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
iv
v
vi
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subahanu wa ta’ala atas
segala rahmat dan karunia-Nya atas segala yang diberikan kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelsaikan karya ilmiah ini. Penelitian ini dilakukan
dari bulan Maret hingga Juli 2014 judul Strategi Bisnis Usaha Ikan Hias Air
Tawar di Ilmi Fish Farm, Tajur, Kota Bogor.
Penyelesaian skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Penulis
memberikan rasa hormat dan terimakasih kepada Bapak Dr. Ir. Suharno, M.Adev
yang telah membimbing, mengoreksi dan memberikan saran hingga karya ilmiah
ini dapat diselesaikan. Kepada Ibu Ir. Narni Farmayanti M.Sc selaku dosen
evaluator yang telah memberikan banyak masukan kepada penulis, Bapak Dr. Ir.
Wahyu Budi Priatna, M.Si selaku dosen komdik sidang dan Dr. Ir. Netti
Tinaprilla, MM selaku dosen penguji utama sidang yang telah memberi banyak
panduan untuk hasil akhir skripsi yang baik. Penulis mengucapkan terimakasih
sebagai bentuk penghargaan terhadap kedua orang tua, adik dan rekan-rekan yang
telah memberikan baik bantuan secara langsung ataupun motivasi dan do’a.
Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat kepada pihak manapun yang
membaca
Bogor, Juli 2014
Mukti Kamarullah
viii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Ikan Hias
Fungsi Pemasaran
Strategi
Visi, Misi dan Sasaran
Penilaian Internal
Penilaian Eksternal
Alternatif Pilihan Strategi
Matriks IFE dan EFE
Matriks IE
Matriks SWOT
Matriks QSPM
Kerangka Pemikiran Operasional
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Metode Pegumpulan data
Metode Pengambilan Responden
Metode Analisis Data
Analisis Deskriptif Lingkungan Eksternal dan Internal
Pembobotan Variabel Faktor Eksternal dan Internal
Matriks IFE dan EFE
Matriks IE
Matriks SWOT
QSPM
viii
x
x
xi
1
1
3
4
4
4
4
7
7
7
8
8
9
9
10
12
16
16
17
17
17
19
19
19
19
19
19
19
19
20
21
22
23
ix
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Sejarah dan Perkembangan
Letak dan Lokasi
Visi, Misi dan Tujuan
Struktur Organisasi
Sumber Daya Perusahaan
Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Fisik
Sumber Daya Modal
Kegiatan Operasional Perusahaan
Fungsi Pemasaran Perusahaan
ANALISIS LINGKUNGAN
Lingkungan Internal
Manajemen
Pemasaran
Operasional
Keuangan
Sumber Daya Manusia
Penelitian dan Pengembangan
Informasi
Lingkungan Eksternal
Ekonomi
Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan
Politik, Pemerintah dan Hukum
Teknologi
Pemasok
Pembeli
Pesaing
Faktor-Faktor Kekuatan dan Kelemahan
Kekuatan
Kelemahan
Faktor-Faktor Peluang dan Ancaman
Peluang
Ancaman
FORMULASI STRATEGI
Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)
Matriks EFE (External Factor Evaluation)
Matriks IE (Internal-External)
Matriks SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat)
Strategi S-O (Strength-Opportunity)
24
24
25
25
26
26
26
26
27
27
28
29
29
30
30
31
32
32
33
33
33
33
34
34
35
35
35
36
37
37
38
40
40
41
42
42
43
44
45
46
x
Strategi W-O (Weakness-Opportunity)
Strategi S-T (Strength-Threat)
Strategi W-T (Strength-Threat)
QSPM (Quantitative Strategic Planing Matrix)
KESMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
DAFRTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
47
47
47
48
48
48
49
49
51
62
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Negara tujuan ekspor ikan hias Indonesia tahun 2011-2012
Tabel 2 Nilai ekspor ikan hias air tawar periode tahun 2008-2012
Tabel 3 Penelitian terdahulu
Tabel 4 Penilaian bobot faktor-faktor eksternal perusahaan
Tabel 5 Penilaian bobot faktor-faktor eksternal perusahaan
Tabel 6 Matriks EFE
Tabel 7 Matriks IFE
Tabel 8 QSPM
Tabel 9 Sumber daya manusia Ilmi Fish Farm
Tabel 10 Aset (peralatan) Ilmi Fish Farm
Tabel 11 Daftar harga jual beberapa jenis ikan hias di Ilmi Fish Farm
Tabel 12 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)
Tabel 13 Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation)
Tabel 14 Urutan alternatif strategi Ilmi Fish Farm
1
2
6
20
20
21
21
24
26
27
27
43
44
48
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Operasional
Gambar 2 Matriks IE
Gambar 3 Matriks SWOT
Gambar 4 Matriks IE Ilmi Fish Farm
Gambar 5 Matriks SWOT
18
22
23
45
46
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisioner penentuan faktor internal dan eksternal
Lampiran 2 Kuisioner Penentuan Prioritas Strategi
Lampiran 3 Pembobotan Faktor-Faktor Internal
Lampiran 4 Pembobotan Faktor-Faktor Eksternal
Lampiran 5 Penilaian Skor Bobot Faktor Internal
Lampiran 6 Penilaian Skor bobot Eksternal
Lampiran 7 Dokumentasi
51
55
56
57
58
59
61
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki kekayaan hayati yang
besar dan memiliki banyak sektor yang dapat diandalkan untuk meningkatkan
GNP maupun GDP. Pada salah satu sub sektor dari sektor perikanan,yaitu pada
ikan hias. Kekayaan hayati Indonesia dapat dikatakan sangat mendukung kegiatan
usaha ikan hias yang dapat dilihat dari jumlah jenis ikan hias yang dimiliki
Indonesia, hampir setengah dari ikan hias yang diperdagangkan di manca negara
berasal dari Indonesia, tepatnya sekitar 400 dari 1.100 jenis ikan hias air tawar 1.
Sebagai perbandingan, Srilanka hanya memiliki165 jenis,Ethiopia 112 jenis,
Filipina memiliki 109 jenis, Kenya 69 jenis, Hawaii memiliki 60 jenis dan Puerto
Rico memiliki 49 jenis 2 . Selain kekayaan hayati, iklim tropis yang dimiliki
Indonesia memungkinkan pelaku usaha ikan hias dapat tetap melakukan kegiatan
usahanya sepanjang tahun. Menurut Kementrian Kelautan dan Perikanan, untuk
realisasi nilai perdagangan ikan hias non konsumsi keseluruhan, sejak tahun 2011
sudah melebihi target yang ditetapkan yaitu sebesar Rp. 565 miliar dari target
sebesar Rp 350 miliar3. Dari segi kuantitas, pada tahun 2012, nilai realisasi jumlah
ikan hias yang diekspor Indonesia juga melebihi target, yaitu 978 juta ekor dari
target yang ditetapkan sebesar 850 juta ekor4.
Tabel 1 Negara tujuan ekspor ikan hias Indonesia tahun 2011-2012
Negara
Hongkong
USA
Japan
Singapore
Malaysia
UK
China
Other Asia
Germany
Australia
Other
Total
Nilai Ekspor (US $ Juta)
2011
2012
2,92
3,73
2,00
2,68
2,30
2,63
2,31
2,40
1,52
0,79
0,87
0,79
1,02
0,71
0,66
0,71
0,54
0,64
0,37
0,62
5,35
5,32
19,90
21,02
Perubahan
(%)
25,88
34,05
14,64
3,68
-48,08
-9,09
-30,36
7,22
17,97
68,77
-0,54
5,63
Sumber: Kementrian Kelautan dan Perikanan (2013)
1
http://www.kkp.go.id/ikanhias/index.php/news/c/47/Mendongkrak-Devisa-Negara-Melalui-EksporIkan-Hias/?category_id=3
2
http://www.djpb.kkp.go.id/berita.php?id=509
3
http://www.kkp.go.id/ppn/index.php/arsip/c/251/Ikan-Hias-Sebagai-Komoditas-UnggulanBaru/?category_id=1
4
http://www.kkp.go.id/index.php/mobile/arsip/c/8997/PRODUKSI-IKAN-HIAS-TEMBUS-978JUTA-EKOR/?category_id=34
2
Indonesia memiliki peningkatan nilai ekspor ikan hias per tahun 2011
hingga 2012 sebesar 5,63 persen. Dari tabel tersebut diketahui Indonesia masih
memiliki lebih banyak negara tujuan ekspor ikan hias dengan nilai ekspor yang
meningkat dibandingkan dengan negara tujuan ekspor ikan hias dengan nilai
ekspor yang menurun.
Tabel 2 Nilai ekspor ikan hias air tawar periode tahun 2008-2012
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
Nilai (US$)
2.852.226
5.644.033
9.413.181
9.051.652
11.123.987
Sumber: Badan Pusat Statistik (2013)
Lebih jauh lagi, dari tabel dua dapat dilihat trend yang meningkat walaupun
pada tahun 2010 hingga tahun 2011 terdapat penurunan nilai. Kegiatan ekspor
Indonesia yang terus meningkat memberikan dampak riak (ripple effect). Dampak
riak tersebut akan berpengaruh tidak hanya kepada pelaku kegiatan ekspor ikan
hias, tapi hingga ke pembudidaya dan supplier ikan hias. Hal tersbut dikarenakan
sebagian dari yang diproduksi oleh para pembudidaya juga akan disalurkan oleh
supplier-supplier hingga ke para pengusaha eksportir yang berujung pada
peningkatan pemasukkan devisa dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Bogor merupakan salah satu kota yang sudah dikenal sebagai kota yang
memiliki keunggulan dalam perikanan, baik untuk komoditas perikanan konsumsi
dan non konsumsi. Air merupakan inti dari usaha perikanan apapun, dan Kota
Bogor memiliki ketersediaan air yang melimpah. Kondisi alam yang mendukung
dan keberadaan lembaga-lembaga penunjang menjadi pendorong usaha ikan hias
air tawar. Lembaga penunjang yang banyak berperan di sub sektor ikan hias
diantaranya adalah Cibinong Raiser sebagai lembaga yang disediakan KKP untuk
memfasilitasi pemberdayaan bagi pelaku usaha ikan hias, serta Institut Pertanian
Bogor sebagai lembaga institusi pertanian, yang mencakup perikanan di dalamnya,
sebagai salah satu institusi yang telah memiliki kredibilitas di dunia pertanian
sebagai tempat penelitian, sosialisator dan aplikator di lapangan.
Salah organisasi bisnis ikan hias di Kota Bogor adalah Ilmi Fish Farm. Pada
awalnya, Ilmi Fish Farm bergerak pada kegiatan produksi (pembenihan).
Kegiatan usaha dilakukan pada kondisi pasar yang belum tetap namun lambat laun
berkembang. Aset-aset pun ditambah dan lokasi usaha diperluas. Selain itu, Ilmi
Fish Farm mulai membudidayakan udang yang menjadi andalan hingga kegiatan
usaha semakin berkembang. Namun sesuai keadaan pasar yang berubah, Ilmi Fish
Farm mengubah kegiatan usaha dari pembudidaya menjadi pedagang ikan hias air
tawar. Ilmi Fish Farm juga melakukan kegiatan pendederan atau melakukan
penyetokan ikan hias. Beberapa jenis ikan hias yang dijual diantaranya adalah
Cardinal, Tetra, Corydoras, Rainbow, Botia dan lain-lain. Saat ini Ilmi Fish Farm
telah menjual ikan hias ke berbagai daerah seperti ke supplier ikan hias (agen
lokal) Bogor, supplier Bandung dan supplier Surabaya dan supplier Bandung
serta eksportir di Bogor. Penjualan kepada supplier-supplier tersebut menjadi
3
pemasukkan kepada Ilmi Fish Farm yaitu sekitar 70-80% dari pemasukan
perbulannya, dengan omset total per bulan sekitar 30-60 juta rupiah.
Perumusan Masalah
Paparan sebelumnya memperlihatkan bahwa perkembangan perikanan
khususnya ikan hias air tawar terus meningkat, bahkan nilai perdagangan ikan
non-konsumsi selalu melebihi target dari tahun 2011 hingga kini. terdapat indikasi
produksi dari sektor budidaya ikan hias yang meningkat seiring meningkatnya
nilai perdagangan ekspor. Kegiatan ekspor ikan hias Indonesia tidak hanya
mempengaruhi kegiatan usaha eksportir ikan hias saja, namun juga saluran
pemasaran di bawahnya termasuk Ilmi Fish Farm, sehingga strategi bisnis jangka
panjang layak dicari untuk Ilmi Fish Farm agar dengan permasalahan yang ada,
Ilmi Fish Farm dapat tetap melakukan kegiatan bisnisnya. Sesuai apa yang
diuarakan David (2009), strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka
panjang.
Persaingan tidak hanya mengacu pada ada atau tidaknya pesaing yang pada
saat bersamaan sedang menargetkan, mencoba atau telah merebut pasar, tapi juga
kepada segala hal yang menimbulkan potensi direbutnya suatu pasar. Kotler dan
Keller (2009) menyebutkan bahwa persaingan mencakup semua penawaran dan
produk substitusi yang ditawarkan oleh pesaing, baik yang aktual maupun
potensial. Jika mengacu pada pernyataan tersebut tidak ada alasan untuk
mengatakan tidak ada persaingan dalam suatu usaha, terlepas dari persaingan
tersebut dapat dikendalikan atau tidak. Ilmi Fish Farm menjual kepada eksportir
(Bogor), setelah eksportir tersebut memberikan daftar nama-nama ikan hias
diminta. Setelah itu pihak Ilmi Fish Farm menceklis nama-nama ikan hias yang
sanggup untuk dikirim dan dijual. Sisa jenis-jenis ikan hias dari daftar tersebut
yang tidak diceklis oleh Ilmi Fish Farm, akan diberikan kepada supplier atau
pembudidaya ikan hias lain. Setiap pihak yang memasarkan ikan hias kepada
eksportir tersebut men-supply jenis ikan hias yang berbeda pada sistem penjualan
tersebut. Walau demikian potensi persaingan tetap ada karena Ilmi Fish Farm
tidak mengetahui apakah jenis ikan hias yang biasa dijual ke eksportir tersebut
dimiliki atau tidak oleh supplier lain yang menjual ikan hiasnya ke eksportir
tersebut. Sama halnya dengan pelanggan yang Ilmi Fish Farm yang juga sesama
pedagang, masing-masing pelanggan tersebut juga memiliki pemasok-pemasok
lainnya yang tidak bisa dipastikan berpa jumlah dan lokasinya, sehingga dengan
hal tersebut dapat dikatakan adanya persaingan yang dihadapi Ilmi Fish Farm.
Masalah lainnya ada di Ilmi Fish Farm adalah terkait manajemen dan teknis.
Permasalahan mengenai manajemen adalah tidak terdapatnya SOP yang jelas
mengenai kegiatan operasional atau dalam kalimat lain hanya dilakukan dengan
improvisasi. Permasalahan yang terkait dengan manajemen tersebut jika tidak
ditangani maka akan memberikan dampak pada kegiatan operasional (teknis).
Guna mencari strategi untuk kegiatan bisnisn Ilmi Fish Farm, dimana
strategi menurut David (2009) adalah sarana bersama dengan tujuan jangka
panjang. Oleh karena itu, strategi yang didapatkan dapat memberikan kontribusi
untuk jangka panjang terhadap Ilmi Fish Farm. Pencarian strategi tersebut
dilakukan dengan pengkajian terhadap poin-poin yang menghasilkan alternatif
4
strategi yang mungkin diterapkan pada Ilmi Fish Farm serta prioritas strategi dari
alternatif-alternatif tersebut. Poin-poin tersebut adalah:
1.
2.
3.
Apa saja faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kegiatan bisnis
pada Ilmi Fish Farm?
Apa saja alternatif strategi yang dapat diterapkan pada kegiatan bisnis Ilmi
Fish Farm?
Bagaimana urutan prioritas dari alternatif strategi?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan di dalam penelitian ini
adalah:
1. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kegiatan
usaha di Ilmi Fish Farm
2. Menciptakan alternatif strategi yang dapat diterapkan pada kegiatan usaha di
Ilmi Fish Farm
3. Menentukan prioritas strategi usaha untuk Ilmi Fish Farm
Manfaat Penelitian
1.
2.
3.
Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah:
Sebagai proses pembelajaran terhadap penulis terutama dalam kemampuan
menulis dan menganalisis permasalahan.
Sebagai masukan kepada Ilmi Fish Farm dalam mengembangkan usahanya
Kepada siapa pun yang membaca dan memiliki kepentingan terhadap
penelitian ini.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dilakukan di lokasi kegiatan usaha Ilmi Fish Farm, hanya
mencakup kajian analisis strategi bisnis berdasarkan pertimbangan kondisi
internal dan eksternal perusahaan. Penerapan strategi yang didapat merupakan hak
penuh pemilik kegiatan usaha, bukan peneliti.
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian terdahulu dijadikan acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya
sebagai pembanding. Pengkajian terhadap peneltitian terdahulu dapat membuka
atau memberikan pemahaman tentang gambaran bagaimana penelitian akan
dilakukan baik dari segi alat analisis, konsep, lingkup ataupun komoditas.
Semua penelitian yang dijadikan acuan dalam penelitian ini merupakan
penelitian dengan kajian strategi pada komoditas ikan hias. Penelitian-penelitian
tersebut memiliki perbedaan pada jumlah alat analisis yang digunakan. Namun
semua penelitian-penelitian tersebut menggunakan alat analisis SWOT (StrengthsWeaknesses-Opportunities-Treats). Hal ini didasarkan pada alasan bahwa SWOT
5
dapat memberikan alternatif strategi yang bersifat teknis, sistematis atau spesifik.
Penelitian Susanto (2012) dengan judul Kajian Strategi Pemasaran Ikan Hias di
Pasar Luar Negeri, penelitian Azizah (2011) dengan judul Strategi Usaha
Budidaya Ikan Hias Air Tawar Kelompok Pembudidaya Ikan Curug Jaya Kota
Depok Provinsi Jawa Barat, penelitian Kusniati (2007) dengan judul Strategi
Bisnis Ikan Hias Air Tawar Pada Kelompok Pembudidaya Ikan Hias Nusa Hias
dan penelitian Salahuddin (1996) dengan judul Analisis Strategi Pemasaran
Ekspor Ikan Hias di CV. Cahaya Baru Jakarta Selatan menggunakan analisis
SWOT. Susanto (2012) dan Kusniati (2007) menggunakan alat analisis matriks
IFE, matriks EFE, Matriks IE dan Matriks QSPM. Pada penelitian Susanto (2012)
alat analisis yang digunakan lebih banyak yaitu menggunakan juga matriks ansoff
dan BCG sebagai alat pencarian alternatif strategi. Pada Kusniati (2007), alat
analisis lebih banyak dengan tambahan Matriks SPACE dan GS sebagai alat
pencarian alternatif strategi.
Hasil Penelitian Susanto (2012), dari analisis QSPM, diperoleh prioritas
strategi dalam pemasaran ikan hias Indonesia di pasar luar negeri adalah
peningkatan produksi nasional dengan mutu dapat bersaing di pasar global
melalui pengembangan kawasan dan market driven, penguatan dan perluasan
pasar tujuan dan penguatan branding dan promosi dan dari perhitungan analisis
BCG, diperoleh gambaran bahwa Indonesia berada pada posisi Question Mark,
sehingga strategi yang dijalankan oleh Indonesia adalah strategi intensif, melalui
penetrasi pasar dan pengembangan pasar, atau pengembangan produk, serta
memperhatikan kombinasi antara mutu dengan harga agar bersaing. Penelitian
Azizah (2011) hanya menggunakan QSPM untuk mencari prioritas strategi, dan
hasil urutan prioritas strategi tersebut adalah mempertahankan kesinambungan
dan kuantitas serta mempertahankan kualitas, menambah jenis ikan hias,
meningkatkan kapasitas produksi, mempertahankan dan meningkatkan hubungan
baik dengan konsumen dengan pemberdayaan para pengurus dan sistem penjualan
satu pintu, meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam budidaya dan
administrasi, meningkatkan modal, memasarkan pada eksportir bertujuan selain
Amerika dan Uni Eropa serta pada pasar lokal, dan ikut aktif dalam pameran ikan
hias tahunan. Penelitian Kusniati (2007) menggunakan QSPM untuk mencari
prioritas strategi, dimana urutan prioritas strategi tersebut adalah pengembangan
pasar yang dilakukan dengan cara menambah areal usaha dan pemasaran,
penetrasi pasar yang dilakukan dengan kemitraan, promosi dan peningkatan
teknologi, serta pengembangan produk yang dilakukan dengan cara penambahan
jenis produk, kualitas dan mutu. Berbeda dengan Susanto (2012), Azizah (2011)
dan Kusniati (2007), penelitian Salahuddin (1996), hanya melakukan pembobotan
dan perangkingan pada alternatif strategi untuk mendapatkan prioritas strategi,
tanpa menggunakan QSPM, dimana hasilnya adalah, penetrasi pasar dengan
mendorong pelanggan untuk membeli lebih bannyak dengan frekuensi tinggi,
merekrut tenaga ahli pemasaran, melakukan promosi yang gencar dengan
menyebarluaskan brosur untuk pengembangan pasa ke pengecer/konsumen, dan
terakhirmembina kerja sama dengan pemasok melalui mitra kerja.
Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian terdahulu yang
dijadikan acuan oleh penulis yaitu dari segi komoditas yaitu ikan hias serta kajian
penelitian yaitu kajian strategi. Penelitian ini dilakukan pada jenis usaha pedagang,
6
sedangkan penelitian Susanto (2012) lebih kepada pedagang ikan hias yang
posisinya satu tingkat di atas yaitu eksportir sehingga cakupan penelitian Susanto
(2012) lebih luas, karena memandang Indonesia sebgai pelaku usaha. Azizah
(2011) melakukan penelitian pada kelompok pembudidaya. Salahuddin (1996)
melakukan penelitian pada kegiatan produksi dan ekspor ikan hias, namun
penelitian tersebut memperkecil cakupan penelitian hanya pada satu perusahaan.
Penelitian Kusniati (2007), tidak dilakukan pada kegiatan budidaya pada satu
perusahaan, tapi pada cakupan kelompok pembudidaya.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu ialah penelitian ini
ditujukan untuk mencari strategi untuk kegiatan usaha pada perusahaan yang
bergerak sebagai trader/supplier/pedagang dan berfokus hanya pada perusahaan
tersebut sebagai pelaku usaha, sehingga prioritas strategi yang akan dihasilkan
diharapkan merepresentasikan strategi yang dapat untuk diterapkan lebih spesifik
pada pengusaha trader/supplier/pedagang ikan hias air tawar.
Tabel 3 Penelitian terdahulu
Nama
Hadi Susanto
Annissa Milki
Azizah
Nia Kusniati
Muhammad Zulham
Salahuddin
Judul
Kajian Strategi
Pemasaran Ikan
Hias Di Pasar Luar
Negeri
Strategi Usaha
Budidaya Ikan Hias
Air Tawar
Kelompok
Pembudidaya Ikan
Curug Jaya Kota
Depok Provinsi
Jawa Barat
Strategi Bisnis Ikan
Hias Air Tawar
Pada Kelompok
Pembudidaya Ikan
Hias Nusa Hias,
Desa Cibitung
Tengah, Kecamatan
Tenjolaya ,
Kabupaten Bogor
Analisis Strategi
Pemasaran Ekspor
Ikan Hias CV.
Cahaya Baru,
Jakarta Selatan
Alat Analisis
Matriks IFE,
Matriks EFE,
Matriks IE, Matriks
SWOT, Matriks
BCG, Matriks
Ansoff dan QSPM
Matriks IFE,
Matriks EFE,
Matriks IE, Matriks
SWOT, QSPM
Tahun
2012
Matriks IFE,
Matriks EFE,
Matriks IE,Matriks
SWOT, Analisis
SPACE, Analisis
Grand Strategy,
QSPM
2007
Matriks SWOT
1996
2011
7
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Ikan Hias
Ikan hias adalah komoditas ikan yang nilai jualnya terdapat pada
penampilannya. Sesuai dengan namanya ornamental fish maka nilai ornamen atau
nilai hias yang menjadi daya tarik ikan hias (Lesmana: 2001). Sejak zaman
Romawi Kuno, telah ada kegiatan memelihara ikan hias sebagai hobi, namun baru
beberapa puluh tahun belakangan menjadi populer (Lesmana dan Deden: 2009).
Menurut Sakurai et al dalam Darti dan Deden (2009), dari sudut pandang
asal penyebaran, ikan hias dibagi menjadi beberapa kelompok:
1.
Characoidea, tersebar di sebagian besar benua Amerika Tengah, sebagian
besar benua Amerika Selatan dan sebagian besar benua Afrika
2.
Cypirind, tersebar di sebagian besar benua Amerika Utara, sebagian besar
benua Afrika dan sebagian besar benua Asia
3.
Loaches/Cobtidae, tersebar di hampir seluruh benua Asia, kecuali bagian
utara daerah Rusia dan Indonesia wilayah timur.
4.
Cichlid, tersebar di Benua Amerika tengah, sebagian besar Benua Amerika
Selatan dan sebagian besar benua Afrika
5.
Anabantoidae dan Luciocephalidae, tersebar di sebagian benua Afrika,
sebagian benua Asia selatan dan sebagian besar benua Asia Tenggara.
6.
Livebearer/Poecilidae, tersebar di sebagian kecil benua Amerika Utara,
sebagian besar benua Amerika Tengah dan sebagian benua Amerika Selatan.
7.
Catfishes/Siluridae, tersebar merata di seluruh benua, terkecuali sebagian
Benua Amerika Utara, sebagian kecil Benua Afrika, sebagian kecil benua
Asia dan sebagian kecil benua Australia.
8.
Rainbow dan Ikan Muara, hanya di Indonesia tepatnya di seluruh wilayah
Papua, di Papua Nugini dan sebagian benua Australia.
Menurut Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP), 2011, ikan hias dibagi
menjadi dua kelompok:
1.
Ikan hias air laut
2.
Ikan hias air tawar
Dari situs http://www.ava.gov.sg/ dalam Annissa (2011), Ikan yang hidup di
air tawar adalah ikan yang menghabiskan sebagian atau seluruh hidupnya di air
tawar, seperti sungai dan danau, dengan salinitas kurang dari 0,05 persen.
Menurut Lesmana (2002), daya tarik ikan hias terdiri dari:
1.
Warna
Warna ikan disebabkan adanya sel pigmen (kromatofora) yang terdapat
dalam dermis pada sisik. Sel pigmen ini diklasifikasikan menjadi lima
kategori warna dasar yaitu hitam (melanofora), kuning (xanthofora), merah
atau oranye (erythrofora), sel refleksi atau kemilau (iridofora) dan putih
(leukofora). Warna-warni pada ikan hias merupakan gabungan dari kelima
unsur pembentuk warna tersebut.
2.
Bentuk dan kelengkapan fisik
Setiap ikan memiliki perbedaan bentuk yang menjadi daya tariknya sendiri.
Bentuk ikan merupakan fungsi fisik bertahan di alam. Selain itu
8
3.
4.
kelengkapan atribut-atribut fisik pada ikan menjadi pertimbangan nilai yang
dimiliki, semakin bagus bentuk dan sempurna kelengkapan fisik ikan hias
semakin bernilai di mata konsumennya.
Perilaku
Setiap jenis ikan hias memiliki perilaku gerak-gerik yang berbeda yang
menjadi ciri khas, seperti gerakan ikan yang tenang, gesit, lemah lembut.
Semakin sesuai perilaku ikan hias dengan gerakan alamiahnya semakin
memiliki nilai jual
Kesehatan atau stamina
Kesehatan ikan hias relatif terlihat dari penampilan, keresponsifan serta
gerakannya. Dari penampilan, ikan hias yang sehat akan terlihat berwarna
cemerlang, sisik terlihat lebih licin.
Fungsi Pemasaran
Terdapat beberapa fungsi dalam kegiatan pemasaran. Fungsi-fungsi tersebut
bisa saja lengkap hadir pada kegiatan suatu perusahaan ataupun hanya sebagian.
Fungsi pemasaran pada penelitian ini bertujuan agar membantu penulis untuk
lebih memahami seperti apa kegiatan bisnis Ilmi Fish Farm. Menurut Kotler
(1997) terdapat 9 fungsi pemasaran. (1) Fungsi Informasi; adalah kegiatan
pengumpulan dan penyebaran informasi riset pemasaran mengenai pelanggan,
pesaing, serta pelaku, dan kekuatan lain yang ada saat ini maupun yang potensial
dalam lingkungan pemasaran.(2) Fungsi promosi; adalah kegiatan pengembangan
dan penyebaran komunikasi persuasif yang dirancang untuk menarik pelanggan
pada penawaran tersebut. (3) Fungsi negosiasi; adalah usaha untuk mencapai
persetujuan akhir mengenai harga dan syarat lain sehingga transfer kepemilikian
dapat diakukan. (4) Fungsi pemesanan; adalah kegiatan pengembangan dan
penyebaran komunikasi persuasif yang dirancang untuk menarik pelanggan pada
penawaran tersebut. (5) Fungsi pembiayanaan; adalah kegiatan untuk memperoleh
dan mengalokasikan dana yang dibutuhkan untuk membiayai persediaan pada
berbagai tingkat saluran pemasaran. (6) Fungsi pengambilan resiko; adalah proses
penanggungan resiko yang berhubungan dengan pelaksanaan fungsi saluran
pemasaran tersebut. (7) Fungsi perubahan fisik; adalah kesinambungan
penyimpanan dan pergerakan produk fisik dari bahan mentah sampai ke
pelanggan akhir. (8) Fungsi pembayaran; proses pembayaran oleh pembeli dengan
membayar ke penjual melalui bank dan institusi keuangan lainnya. (9) Fungsi hak
milik; adalah berpindhanya kepemilikan sebenarnya dari satu organisasi atau
orang ke organisasi atau orang lain.
Strategi
Strategi terkait erat dengan tujuan dari sebuah organisasi. Menurut David
(2009) strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak
dicapai. Sedangkan menurut Pearce dan Robinson (2009) dalam Azizah (2011),
strategi diartikan oleh para manajer sebagai rencana berskala besar dan
berorientasi masa depan yang diperuntukkan untuk berinteraksi dengan
lingkungan persaingan guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan.
9
Visi, Misi dan Sasaran
Visi adalah sudut pandang mengenai bagaimana semestinya suatu bisnis
dijalankan. Menurut David (2009), “Ingin seperti apakah kita?” merupakan
pertanyaan akan suatu visi perusahaan. Ketika visi adalah perusahaan yang
“seperti ini”, misi adalah kami perusahaan “yang akan” atau “yang bertekad”.
Misi perusahaan isi adalah refleksi dari visi perusahaan itu sendiri atau untuk apa
perusahaan itu berdiri. Menurut Drucker dalam David (2009), pertanyaan “apakah
bisnis kita?” sama dengan pernyataan “alasan tentang eksistensi” suatu
perusahaan itu berdiri. Tujuan adalah hasil-hasil spesifik yang ingin diraih suatu
organisasi terkait dengan misinya.
Penilaian Internal
Penilaian internal dilakukan untuk melihat sumberdaya yang dimiliki suatu
perusahaan yang mampu mendukung kegiatan perusahaan tersebut dalam lingkup
dalam perusahaan. Menurut David (2009) kekuatan dan kelemahan internal
merupakan aktivitas terkontrol suatu organisasi yang mampu dijalankan dengan
sangat baik atau buruk.
1.
Aspek Manajemen
Aspek manajemen terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian,
penempatan dan pengontrolan. Perencanaan merupakan langkah yang
pertamakali ditempuh sebelum suatu kegiatan dimulai. Dengan perencanaan,
kemungkinan mendapatkan hasil sedikit setelah kerja keras dapat dihindari.
Pengorganisasian merupakan cara yang terkoordinasi dengan cara
menentukan tugas dalam dan hubungan otoritas. Pengorganisasian dilakukan
dalam rangka memadukan setiap tindakan dalam tiap tanggung jawab dalam
suatu organisasi. Pemotivasian adalah proses mempengaruhi orang untuk
meraih tujuan tertentu. Dengan adanya motivasi, setiap individu yang
terlibat dalam perusahaan akan bertanggung jawab terhadap tugasnya.
Kepemimpinan yang baik merupakan salah satu unsur untuk memotivasi
setiap individu tersebut. Ketika manajer dan karyawan berjuang keras untuk
mencapai target, artinya para pembuat keputusan strategi telah menjadi
pemimpin yang baik. Penempatan staf, mencakup
perekrutan,
pewawancaraan, pengujian, penyeleksian, pengorientasian, pelatihan dan
lain-lain yang berhubungan dengan penempatan individu sesuai dengan
keriteria kemampuan yang dimiliki kepada tanggung jawab dan tugas yang
sesuai (disarikan dari David, 2009). Pengendalian adalah kegiatan untuk
memastikan bahwa kegiatan aktual sejalan dengan perencanaan. Tingkat
efisiensi kinerja suatu organisasi dievaluasi dengan proses pengendalian.
Menurut Umar manajemen adalah suatu proses yang berbeda terdiri dari
planning, organizing, actuating, dan controlling yang dilakukan untuk
mencapai tujuan yang ditentukan dengan menggunakan manusia dan
sumberdaya lainnya.
2.
Aspek Pemasaran
Bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari produk, harga,
tempat/saluran distribusi dan promosi sangat terkait dengan pemasaran.
McCarthy dalam Kotler dan Keller (2009), menyebutkan aktivitas
pemasaran merupakan saran dari bauran pemasaran.
10
a.
Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar
untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan (Kotler, 1997). Produk
memiliki baurannya sendiri yang terbagi atas; lebar produk yang
mengacu kepada banyak macam lini produk, panjang produk yang
mengacu pada jumlah unit produk dari setiap lini, kedalaman produk
yang mengacu pada jumlah variasi produk dari tiap unit dan terakhir
konsistensi produk yang mengacu kepada seberapa erat hubungan
berbagai lini atau kesamaan setiap lini dalam hal penggunaan akhir,
persyaratan produksi, saluran distribusi atau lainnya (disarikan dari
Kotler, 1997)
b.
Harga
Harga merupakan elemen bauran pemasaran yang menghasilkan
pendapatan dimana usnsur lainnya mengeluarkan biaya, dan harga itu
sendiri menjadi elemen bauran pemasaran yang paling fleksibel
dibanding elemen bauran pemasaran lainnya (Kotler, 1997).
c.
Tempat
Pemasaran pasti terkait dengan lokasi usaha. Elemen tempat memiliki
variabel-variabel
saluran,
cakupan,
pilihan
lokasi
dan
persediaan/sarana transportasi (disarikan dari Kotler dan Keller, 2009).
d.
Promosi
Elemen promosi dalam bauran pemasaran terdiri dari promosi
penjualan, periklanan tenaga penjualan, hubungan masyarakat dan
pemasaran langsung (disarikan dari Kotler dan Keller, 2009).
3. Aspek Keuangan
Keuangan merupakan isu sensitif, namun sangat penting untuk dikaji. Dalam
David (2009), keuangan seringkali disebut sebgai ukuran tunggal terbaik
posisi kompetitif perusahaan dan daya tariknya bagi investor.
4. Aspek Produksi/Operasional
Fungsi produksi/operasional mencakup semua kegiatan yang mengubah
input menjadi barang atau jasa (David, 2009). Selain itu kegiatan
operasional juga mecakup penanganan dan penambahan nilai.
5. Penelitian dan Pengembangan
Kegiatan yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas produk,
mengembangkan
produk-produk
baru,
efisiensi
kegiatan
produksi/operasional sehingga dapat meningkatkan pendapatan.
6. Aspek Informasi
Informasi merupakan input penting dalam pengambilan keputusan, karena
dengan infomasi sebuah organisasi dapat menilai dengan baik sumber daya yang
dimiliki apakah cukup atau kurang dalam menjalankan kegiatan usaha. Dalam
David (2009), Informasi merepresentasikan sumber penting kekuatan dan
kelemahan manajemen kompetitif.
Penilaian Eksternal
Penilaian eksternal dilakukan untuk melihat segala sesuatu yang datang dari
luar perusahaan namun akan mempengaruhi semua kegiatan perusahaan. Menurut
David (2009) peluang dan ancaman eksternal merujuk pada berbagai tren dan
11
kejadian ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan hidup, politik, hukum,
pemerintahan, teknologi dan kompetitif yang dapat secara signifikan
menguntungkan atau merugikan sutu oreganisasi di masa yang akan datang.
1.
Aspek Ekonomi
Kegiatan usaha apapun pasti terpengaruh oleh kondisi ekonomi. Begitu juga
dengan Ilmi Fish Farm dalam cost yang dikorbankan dalam menjalankan
kegiatan usaha. Selain itu faktor ekonomi dapat pula menjadi tolak ukur
daya beli konsumen. Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa pemasar
harus memperhatikan tren-tren yang mempengaruhi daya beli konsumen.
2.
Aspek Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan
Kondisi sosial, budaya, demografi dan lingkungan suatu daerah membentuk
karakter-karakter kelompok atau individu tershadap kegiatan apapun
termasuk pula kegiatan bisnis. Karakter pihak-pihak yang terlibat
mempengaruhi jalannya usaha. David (2009) menyatakan bahwa tren-tren
sosial, budaya, demografis, dan lingkungan membentuk cara orang hidup,
bekerja, memproduksi, dan mengonsumsi, Sehingga diamati bagaimana
budaya bekerja di Ilmi Fish Farm dengan kondisi budaya, demografi dan
lingkungan.
3.
Aspek Politik, Pemerintah dan Hukum
Terkait regulasi yang mengaturbaik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap jalannya kegiatan yang dilakukan oleh Ilmi Fish Farm. Menurut
David (2009), pemerintah baik pusat maupun daerah merupakan pembuat
regulasi, deregulasi, penyubsidi, pemberi kerja, dan konsumen utama
organisasi. Oleh karenanya faktor-faktor tersebut dapat merepresentasikan
peluang atau ancaman utama baik organisasi kecil maupun besar.
4.
Aspek Teknologi
Teknologi memiliki pengaruh secara teknis maupun manajerial terhadap
suatu organisasi dalam kegiatan bisnis. Menurut David (2009), kekuatan
teknologi merepresentasikan peluang dan ancaman bear yang harus
dipertimbangkan dalam perumusan strategi. Penelitian ini mengkaji sejauh
mana penggunaan teknologi dalam kegiatan bisnis Ilmi Fish Farm terutama
dalam kegiatan pemasaran.
5.
Aspek Pemasok
Hubungan dengan pemasok timbul karena organisasi dituntut untuk
memenuhi permintaan dari konsumen, sehingga dengan adanya hubungan
tersebut, organisasi dapat melakukan kegiatan pemasaran terhadap
konsumen. Hal tersebut selanjutnya masuk ke dalam kajian posisi tawar
organisasi dengan pemasok. Kebutuhan untuk menjaga hubungan yang baik
dengan pemasok perlu dilakukan oleh pelaku usaha untuk tetap menjaga
stabilitas usaha. Menurut David (2009), akan menguntungkan kepentingan
baik pemasok maupun produsen (dalam kasus ini Ilmi Fish Farm tidak
sebagai produsen/pembudidaya, namun sebagai trader/supplier/pedagang)
untuk saling membantu dengan harga yang masuk akal, kualitas yang baik,
pengembangan layanan baru, pengiriman yang tepat waktu dan biaya
persediaan yang lebih rendah, sehingga meningkatkan profitabilitas dalam
jangka waktu yang panjang.
12
6.
7.
Aspek Pembeli
Pembeli merupakan pihak yang memiliki permintaan yang menjadi sumber
pemasukan terhadap kegiatan usaha. Kotler dan Keller (2009)
mendefinisikan permintaan sebagai keinginan akan produk-produk tertentu
yang didukung oleh kemampuan untuk membayar. Mempertahankan
konsumen untuk tetap membeli adalah upaya organisasi tersebut yang
sedang atau telah mempertahankan posisi tawar di hadapan konsumen.
Menurut David (2009), disebutkan posisi tawar konsumen semakin tinggi
jika :
a.
Konsumen dapat dengan mudah dan murah beralih ke merek atau
pengganti pesaing.
b.
Konsumen menduduki tempat yang penting bagi penjual.
c.
Penjual menghadapi masalah menurunnya permintaan konsumen.
d.
Konsumen memegang informasi tentang produk, harga dan biaya
penjual.
e.
Konsumen memegang kendali mengenai apa dan kapan mereka bias
membeli produk.
Aspek Pesaing
Semua pihak yang secara aktual sedang merebut atau telah merebut pasar
dan semua pihak yang memiliki kesempatan, berkemampuan atau berpotensi
merebut pasar.
Alternatif Pilihan Strategi
Perusahaan akan bertindak sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki dalam
menjalankan usahanya. Menurut David (2009), strategi adalah tindakan potensial
yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumberdaya perusahaan
dalam jumlah besar. Alternatif-alternatif strategi tersebut adalah:.
1. Strategi Integrasi
Strategi integrasi disebut juga strategi vertikal. Strategi ini dilakukan untuk
mengendalikan pemasok, distributor, dan/atau pesaing. Strategi ini dibagi
menjadi:
a.
Integrasi ke Depan
Integrasi ke depan (forward integration) berkaitan dengan usaha untuk
memperoleh kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas distributor
atau peritel. Ada beberapa kondisi di mana strategi ini menjadi strategi
yang sangat efektif, kondisi tersebut adalah; (1) ketika distributor
organisasi saat ini menjadi sangat mahal, atau tidak dapat diandalkan,
atau tidak mampu memenuhi kebutuhan distribusi perusahaan. (2)
Ketika ketersediaan distributor yang berkualitas begitu terbatas untuk
menawarkan keunggulan kompetitif bagi perusahaan-perusahaan yang
melakukan integrasi ke depan. (3) Ketika sebuah organisasi
berkompetisi di industri yang tengah tumbuh dan diharapkan akan
terus berkembang pesat; ini menjadi sebuah faktor karena integrasi ke
depan mengurangi kemampuan organisasi untuk mendiversifikasi
industri dasarnya. (4) Ketika sebuah organisasi memiliki baik modal
maupun sumberdaya manusia yang dibutuhkan untuk mengelola
bisnnis baru pendistribusian produk-produknya sendiri. (5) Ketika
13
2.
kuntungan dari produksi yang stabil sangat tinggi; ini menjadi
pertimbangan karena organisasi dapat meningkatkan kemampuan
memprediksi permintaan untuk outputnya melalui integrai ke depan
b.
Integrasi ke belakang
Integrasi ke belakang (backward integration) adalah sebuah strategi
yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas
pemasok perusahaan. Beberapa kondisi di mana strategi ini sangat
baik digunakan adalah; (1) ketika pemasok oraginasi saat ini menjadi
sangat mahal, atau tidak dapat diandalkan, atau tidak mampu
memenuhi kebutuhan perusahaan. (2) Ketika jumlah pemasok sedikit
dan jumlah pesaing banyak. (3) Ketika perusahaan bersaing di sebuah
industri yang berkembang pesat; ini merupakan faktor karena strategi
jenis integratif (ke depan, ke belakang dan horizontal) mengurangi
kemampuan organisasi untuk melakukan diversiffikasi di industri yang
tengah mengalami kemerosotan. (4) Ketika organisasi memiliki
banyak modal maupun sumber daya manusia untuk mengelola bisnis
pemasokan bahan mentahnya sendiri yang baru. (5) Ketika keuntungan
dari harga yang stabil sangat penting; ini menjadi faktor karena
organisasi dapat menstabilkan biaya bahan mentahnya dan biaya-biaya
lain yang terkait dengan produknya melalui integrasi ke belakang. (6)
Ketika pemasok saat ini memiliki margin laba yang tinggi, yang
menunjukan bahwa bisnis pemasokan produk atau jasa di suatu
industri layak untuk dikembangkan. (7) Ketika organisasi perlu
mengakuisisi atau memperoleh sumber daya yang dibutuhkannya
secara tepat.
c.
Integrasi horizontal
Integrasi horizontal mengacu pada strategi yang mengupayakan
kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pesaing perusahaan.
Merger, akusisi dan ambil alih merupakan bagian dari strategi ini.
Beberapa kondisi yang tepat untuk menjalankan strategi ini adalah; (1)
Ketika organisasi dapat memperoleh karakteristik monopolistik di
suatu wilayah atau kawasan tertentu tanpa bertentangan dengan aturan
pemerintah yang melarang “penguasaan substansial” untuk
menghambat persaingan. (2) Ketika perusahaan bersaing di sebuah
industri yang sedang berkembang. (3) Ketika meningkatnya skala
ekonomi memberikan keunggulan kompetitif yang besar. (4) Ketika
organisasi memiliki baik modal maupun sumber daya manusia yang
dibutuhkan untuk mengelola dengan organisasi yang berekspansi. (5)
Ketika pesaing melemah karena kurangnya keterampilan manajerial
atau kebutuhan akan sumberdaya tertentu yang dimiliki sebuah
organisasi; perhatikan bahwa integrasi horizontal tidak akan tepat jika
pesaing mempunyai kinerja buruk, sebab dalam kasus ini penjualan
industri keseluruhan telah merosot.
Strategi Intensif
Penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk kadang
disebut sebagai strategi-strategi intensif sebab hal-hal tersebut
mengharuskan adanya upaya-upaya intensif jika posisi kompetitif srbuah
14
3.
perusahaan dengan produk yang ada saat ini ingin membaik. Strategi ini
dibagi menjadi:
a.
Penetrasi Pasar
Penetrasi pasar (market penetration) adalah strategi yang
mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang
ada di pasar saat ini melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih besar.
Kondisi di mana penetrasi pasar dapat digunakan sebagai strategi yang
efektif adalah: (1) Ketika pasar saat ini belum jenuh dengan produk
atau jasa tertentu. (2) Ketika tingkat pemakaian konsumen saat ini
dapat dinaikkan secara signifikan. (3) Ketika pangsa pasar pesaing
utama menurun sementara total penjualan industri meningkat. (4)
Ketika kegiatan pemasaran mampu mempengaruhi perilaku pasar. (5)
Ketika meningkatnya skala ekonomi memberikan keunggulan
keompetitif yang besar.
b.
Pengembangan Pasar
Pengembangan pasar (market development) meliputi pengenalan
produk atau jasa yang ada saat ini ke wilayah-wilayah geografis yang
baru. Kondisi di mana pengembangan pasar dapat dijadikan strategi
yang efektif adalah: (1) Ketika saluran distribusi baru yang tersedia
dapat diandalkan, tidak mahal dan berkualitas baik. (2) Ketika
organisasi sangat berhasil dalam bisnis yang dijalankannya. (3) Ketika
pasar baru yang belum dikembangkan dan belum jenuh muncul. (4)
Ketika organisasi mempunyai modal dan sumnberdaya manusia yang
dibutuhkan untuk mengelola perluasan operasi. (5) Ketika organisasi
memiliki kapasitas produksi yang berlebih. (6) Ketika industri dasar
organisasi dengan cepat berkembang menjadi global dalam
cakupannya
c.
Pengembangan Produk
Pengembangan produk (product development) adalah sebuah strategi
yang mengupayakan peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki
atau memodifikasi produk atau jasa yang ada saat ini. Kondisi di mana
pengembangan pasar dapat dijadikan strategi yang efektif adalah: (1)
Ketika organisasi memiliki produk-produk berhasil yang berada di
tahap kematangan dari siklus hidup produk; gagasannya di sini adalah
menarik konsumen yang terpuaskan untuk mencoba produk baru (yang
lebih baik) sebagai hasil dari pengalaman positif mereka dengan
produk atau jasa saat ini. (2) Ketika organisasi berkompetisi di industri
yang ditandai oleh perkembangan teknologi yang cepat. (3) Ketika
pesaing utama menawarkan produk berkualitas lebih baik dengan
harga “bagus”. (4) Ketika organisasi bersaing dalam industri dengan
tingkat pertumbuhan tinggi. (5) Ketika organisasi memiliki kapabilitas
penelitian dan pengembangan yang sangat kuat.
Strategi Diversifikasi
Strategi ini dilakukan untuk menambah produk baru, baik yang terkait
ataupu tidak terkait. Strategi diversifikasi terbagi menjadi:
a.
Diversifikasi Terkait
15
4.
Diversifikasi terkait dapat diartikan sebagai tindakan menambah
poduk baru namun masih berkaitan dengan produk yang sudah ada.
Diversifikasi terkait diterapkan pada kondisi; (1) ketika organisasi
berkompetensi di sebuah industri yang tidak mengalami pertumbuhan
atau pertumbuhannya lambat. (2) Ketika menambahkan produk yang
baru namun terkait akan secara signifikan mendongkrak penjualan saat
ini. (3) Ketika produk yang baru namun terkait dapat ditawarkan
dengan harga yang bersaing. (4) Ketika produk yang baru namun
terkait memiliki tingkat penjualan musiman yang dapat mengimpangi
puncak dan jurang penjualan yang ada saat ini di perusahaan. (5)
Ketika produk organisasai yang ada saat ini sedang dalam tahap
penurunan dari siklus hidup produk. (6) Ketika organisasi memiliki
tim manajemen yang kuat.
b.
Diversifikasi Tidak Terkait
Diversifikasi tidak terkait memberikan peluang portofolio usaha yang
lebih luas karena tidak bergerak hanya pada satu jenis produk.
Diversifikasi tidak terkait diterapkan pada kondisi; (1) Ketika
pendapatan dari produk atau jasa yang saat ini dimiliki organisasi akan
meningkat secara signifikan dengan penambahan produk baru yang
tidak terkait. (2) Ketika organiasai bersaing di sebuah industri yang
sangat kompetitif dan/atau tidak mengalami pertumbuhan
sebagaimana diindikasikan oleh marjin laba dan pengembalian industri
yang rendah. (3) Ketika saluran distribusi organisasi saat ini dapat
digunakan untuk memasarkan produk-produk baru kepada konsumen
yang ada. (4) Ketika produk baru memiliki pola penjualan kontrasiklis
bila dibandingkan dengan produk organisasi saat ini. (5) Ketika
industri dasar suatu organisasi mengalami penurunan dalam penjualan
dalam penjualan dan laba tahunan. (6) Ketika organisasi memilki
modal dan talenta manajerial yang dibutuhkan untuk bersaing dengan
biak di industri baru. (7) Ketika organisasi memiliki peluang untuk
mebeli bisnis tak terkait yang menarik secara investasi. (8) Ketika ada
sinergi finansial antara perusahaan yang diakuisisi dan mengakuisisi.
(9) Ketika pasar yang ada sudah jenuh dengan produk organisasi saat
ini. (10) Ketika aksi antitrust dapat didakwakan terhadap organisasi
yang secara historis telah berkonsentrasi pada satu jenis industri.
Strategi Defensif
a.
Penciutan
Penciutan (retrenchment) dilakukan untuk membalikan keadaan dari
penjualan dan laba yang menurun dengan cara mengurangi biaya dan
aset. Beberapa kondisi yang menjadikan strategi penciutan menjadi
efektif adalah: (1) Ketika sebuah organisasi memiliki kompetensi
khusus yang jelas namun gagal untuk secara konsisten memenuhi
maksud dan tujuannya dari waktu ke waktu. (2) Ketika organisasi
merupakan salah satu pesaing terlemah di suatu industri tertentu. (3)
Ketika organisasi ditandai oleh ketidakefisienan, profitabilitas yang
rendah, semangat kerja karyawan yang buruk dan tekanan dari
pemegang saham untuk memperbaiki kinerja organisasi. (4) Ketika
16
b.
c.
organisasi gagal untuk memanfaatkan peluang eksternal,
meminimalkan ancaman eksternal, mengambil keuntungan dari
kekuatan internal dan mengatasi kelemahan internal dari waktu ke
waktu (dapat dikatakan dalam kondisi ini manajer strategis telah
gagal). (5) Ketika organisasi tumbuh membesar terlampau cepat
sehingga reorganisasi internal besar-besaran dibutuhkan.
Divestasi
Strategi yang dilakukan dengan ccara menjual satu atau bagian dari
suatu organisasi. Strategi ini digunakan untuk mendapatkan modal
guna akusisi atau investasi strategis yang lebih jauh. Kondisi dimana
strategi ini baik untuk dijalankan adalah: (1) Ketika sebuah organissasi
menjalankan strategi penciutan dan gagal untuk mencapai perbaikan
yang diperlukan. (2) Ketika suatu divisi membutuhkan lebih banyak
sumber daya agar lebih kompetitif dari yang dapat disediakan oleh
perusahaan. (3) Ketika suatu diisi bertanggung jawab terhadap kinerja
keseluruhan organisasi yang buruk. (4) Ketika suatu divisi tidak
mampu menyesuaikan diri dengan bagian organisasi yang lain; ini bisa
merupakan akibat dari pasar, konsumen, manajer, karyawan, nilai-nilai
atau kebutuhan yang secara radikal berbeda. (5) Ketika sejumlah besar
dana dibutuhkan dalam waktu dekat dan tidak dapat diperoleh dengan
cara lain. (6) Ketika tindakan antitrust pemerintah mengancam sebuah
organisasi.
Likuidasi
Menjual seluruh aset kekayaan perusahaan. Merupakan deklarasi
kekalahan dan konsekuensinya menjadi keputusan yang sangat
emosional. Kondisi yang menjadikan strategi ini dijalankan adalah; (1)
Ketika sebuah organisasi menjalankan strategi penciutan dan divestasi,
namun tidak berhasil. (2) Ketika hanya tersisa alternatif untuk
menyatakan bangkrut. Merupakan cara yang paling sistematis untuk
mendapatkan sumber daya dari penjualan asset perusahaan. (3) Ketika
pemegang saham perusahaan dapat meminimalkan kerugian
perusahaan mereka hanya dengan menjual asset organisasi
Matriks IFE dan EFE
Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) merupakan langkah dalam
melaksanakan audit manajemen strategis internal, serta sebagai alat untuk
meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam area-area
fungsional bisnis, juga menjadi landasan untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi hubungan di antara area tersebut (David 2009).
Matriks EFE (External Internal Evaluation) merupakan sebuah alat
perumusan strategi yang memungkan para penyusun strategi untuk meringkas dan
mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan, politik,
pemerintahan, hukum, teknologi dan kompetitif (David 2009).
Matriks IE
Matriks IE (Internal-External) merupakan langkah untuk menentukan posisi
strategi bisnis unit ke dalam matriks yang teerdiri dari 9 sel (kuadran) (Umar
17
2008). Input dari matriks IE adalah output dari matriks IFE dan EFE. Output dari
matriks IE adalah alternatif strategi berdasarkan posisi strategi perusahaan stelah
dipetakan ke dalam matriks, di mana terdapat 3 area dengan alternatif strategi
yang berbeda. Kuadran I, II dan IV akan menghasilkan alternatif strategi tumbuh
dan berkembang kuadran III, V dan VII akan menghasilkan strategi pertahankan
dan pelihara, terakhir kuadran VI, VIIi dan IX akan menghasilkan strategi panen
dan divestasi (David 2009)
Matriks SWOT
Dalam David (2009) disebutkan, matriks SWOT (Strengths-WeaknessesOpportunites-Threats) merupakan matriks yang membantu para manajer dalam
mengembangkan empat jenis strategi, yaitu strategi SO (kekuatan-peluang),
strategi WO (kelemahan-peluang) strategi ST (kekuatan-ancaman) dan stratei WT
(kelemahan-ancaman).
Strategi SO memanfaatkan kekuatan internal perusahaan untuk mendapatkan
keuntungan atau kekuatan dari peluang eksternal. Strategi WO bertujuan untuk
memperbaiki kelemahan dengan menangkap peluang eksternal yang ada. Strategi
ST dilakukan untuk menghindari atau meminimalisir dampak dari ancaman
eksternal dengan kekuatan yang dimiliki. Strategi WT merupakan strategi
protektif atau defensif untuk melindungi kelemahan yang ada dari ancaman yang
mungkin akan merugikan.
Matriks QSPM
Dengan didapatnya altenatif-alternatif strategi, langkah selanjutnya adalah
menentukan strategi mana yang penjadi prioritas untuk diimplementasikan. Dalam
David (2009) disebutkan, QSPM adalah alat yang memungkinkan para penyusun
strategi mengevaluasi berbagai strategi alternatif secara objektif, berdasarkan
faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal yang diidentifikasi
sebelumnya. Langkah tersebut dilakukan dengan menggunakan alat analisis
QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix).Dengan kata lain menentukan
strategi yang paling baik, secara objektif dengan QSPM.
Kerangka Pemikiran Operasional
Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis perumusan strategi bisnis
yang tepat untuk Ilmi Fish Farm di Tajur, Kota Bogor. Ilmi Fish Farm telah
memiliki pasar dan merasa perlu melakukan kajian terhadap kegiatan pemasaran
Perumusan strategi dimulai dari dengan mengidentifikasi visi, misi dan
tujuan Ilmi Fish Farm. Setelah itu dilakukan analisis faktor internal dan eksternal
yang mempengaruhi kegiatan bisnis Ilmi Fish Farm. Faktor internal yang akan
dianalisis berupa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, dan faktor eksternal
yang akan dianalisis berupa peluang dan ancaman.Analisis lingkungan internal
mencakup organisasi, sumber daya manusia dan pemasaran.Analisis lingkungan
eksternal terbagi dua, yaitu lingkungan eksternal makro dan lingkunagn eksternal
mikro. Lingkungan eksternal makro terdiri atas faktor ekonomi, budaya,
demografi, lingkungan, pemerintah dan hukum.Lingkungan eksternal mikro
terdiri atas faktor teknologi, daya tawar pemasok dan daya tawar konsumen.
18
Langkah selanjutnya yaitu memasukan faktor-faktor internal dan eksternal
yang akan didapatkanke dalam SWOT.Pada matriks SWOT, dikelompokan
faktor-faktor internal yang akan masuk ke dalam unsur kekuatan dan kelemahan,
serta faktor-faktor eksternal yang akan dikelompokan ke unsur peluang dan
ancaman. Setelah didapat alternatif-alternatif strategi, langkah terakhir adalah
mencari strategi mana yang menjadi prioritas dengan menggunakan matriks
QSPM.
Ilmi Fish Farm
Permasalahan:
 Manajerial tidak terstruktur
 Persaingan
Formulasi strategi usaha






Analisis Lingkungan
Internal:
Manajemen
Pemasaran
Keuangan
Operasional
Penelitian dan
Pengembangan
Sistem Informasi
Visi, Misi dan
Tujuan
Perusahaan







Identifikasi kekuatan dan
kelemahan
Analisis Lingkungan
Eksternal:
Ekonomi
Sosial, budaya,
demografi, lingkungan
Politik, pemerintah,
hukum
Teknologi
Pemasok
Pembeli
Pesaing
Identifikasi kekuatan dan
kelemahan
Matriks IFE
Matriks EFE
Matriks IE dan SWOT:
Alternatif Strategi
QSPM: Prioritas Strategi
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Operasional
19
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Ilmi Fish Farm, Tajur, Kota Bogor. Pemilihan
tempat penelitian tersebut dilakukan dengan sengaja berdasarkan pertimbangan
kemudahan mencari data. Penelitian dilakukan bulan Mei-Juli 2014.
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer didapat dari wawancara dan kuisioner dengan pemilik dan
karyawan. Data sekunder didapat dari literatur buku dan internet, serta pihakpihak yang memiliki kompetensi di bidang ikan hias.
Metode Pegumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara yaitu proses tanya jawab.
Diskusi yaitu wawancara namun dengan proses bertukar pikiran dan penyamaan
persepsi. Pengamatan yaitu melihat dengan langsung kegiatan di lokasi penelitian.
Kuisioner yaitu dengan memberikan daftar sejumlah pertanyaan akan mendukung
proses pencarian alternatif dan prioritas strategi.
Metode Pengambilan Responden
Metode pengambilan responden dilakukan dengan sengaja. Responden yang
dipilih dalam penelitian ini adalah pemilik usaha dengan alasan hanya pemilik
usaha yang memahami kegiatan usahanya dengan utuh.
Metode Analisis Data
Analisis Deskriptif Lingkungan Eksternal dan Internal
Menganalisis secara deskriptif lingkungan eksternal dan internal yang ada
pada perusahaan. Langkah membantu mendapatkan faktor-faktor internal yaitu
kekuatan dan kelemahan serta faktor-faktor eksternal yaitu peluang dan ancaman.
Pembobotan Variabel Faktor Eksternal dan Internal
Selanjutnya dilakukan pembobotan pada poin-poin yang telah didapat dari
analisis lingkungan internal dan eksternal. Menurut David (2009) bobot
mengindikasikan signifikansi relatif dari suatu faktor terhadap keberhasilan
perusahaan. Langkah pertama dilakukan dengan membandingkan faktor-faktor di
dalam tabel secara vertikal dan horizontal, lalu faktor-faktor yang telah dimasukan
pada kolom akan dibandingkan dengan yang terdapat dalam baris dengan
menggunakan skala 1 sampai 3. Setelah itu nilai setiap variabel, dibagi dengan nilai
keseluruhan variabel-variabel sehingga didapatkan bobot untuk setiap variabel
eksternal atau internal.
20
Tabel 4 Penilaian bobot faktor-faktor eksternal perusahaan
Faktor Eksternal
A
B
C
D
Total Bobot
A
B
C
D
Total
Sumber : Kinnear dan Taylor (1991) dalam Saputro (2006)
Tabel 5 Penilaian bobot faktor-faktor eksternal perusahaan
Faktor Eksternal
A
B
C
D
Total Bobot
A
B
C
D
Total
Sumber : Kinnear dan Taylor (1991) dalam Saputro (2006)
1 = Jika indikator horizontal kurang penting terhadap indikator vertikal
2 = jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal
3 = jika indikator horizontal lebih penting dibanding indikator vertikal
Rumus yang digunakan adalah :
Keterangan:
Xi
i
n
= bobot faktor-faktor eksternal ke-i
= nilai faktor-faktor eksternal ke-i
= 1, 2, 3, .... 10
= jumlah variabel
Matriks IFE dan EFE
Setelah didapat nilai bobot untuk faktor-faktor eksternal dan internal,
dilakukan pemberian rating pada setiap faktor. Untuk faktor eksternal diberikan
rating 1 hingga 4, dimana jika 1 = sangat lemah, 2 = lemah, 3 = kuat dan 4 =
sangat kuat. Untuk faktor internal kekuatan diberikan rating 3 untuk kekuatan
sedang atau 4 untuk kekuatan besar, dan untuk faktor internal kelemahan
diberikan rating 1 untuk kelemahan kecil atau dua untuk kelemahan besar. Untuk
mendapatkan skor bobot, bobot dan rating yang telah didapat dikalikan.
21
Tabel 6 Matriks EFE
Faktor-faktor eksternal utama
Peluang
A
B
C
D
Ancaman
A
B
C
D
Total
Bobot
Rating
Skor Bobot
Rating
Skor Bobot
Sumber : David (2009)
Tabel 7 Matriks IFE
Faktor-faktor internal utama
Kekuatan
A
B
C
D
Kelemahan
A
B
C
D
Total
Bobot
Sumber : David (2009)
Matriks IE
Matriks IE digunakan untuk menunjukan posisi perusahaan pada kuadran
sembilan sel, dimana posisi tersebut ditentukan titik potong yang dihasilkan oleh
koordinat sumbu x yang merepresentasikan range total nilai tertimbang dari IFE
dan koordinat sumbu y yang merepresentasikan range total nilai tertimbang dari
EFE.
22
Skor Bobot Total IFE
Tinggi
Sedang
0.3
Skor bobot total EFE
Tinggi
Rendah
0.2
0.1
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
0.3
Sedang
0.2
Rendah
0.1
Gambar 2 Matriks IE
Matriks SWOT
Setelah faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang
didapat dari penilaian internal dan eksternal didapat, faktor-faktor tersebut
dikelompokan ke dalam matriks SWOT Untuk mendapatkan alternatif strategi
yang lebih mempertimbangkan setiap faktor yang telah didapat.
Langkah yang dilakukan dalam menyusun matriks SWOT adalah:
1. Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal dan
mencatat hasilnya dalam sel strategi SO
2. Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan peluang-peluang eksternal dan
mencatat hasilnya dalam sel strategi WO
3. Cocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan
mencatat hasilnya dalam sel strategi ST
4. Cocokkan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman eksternal
dan mencatat hasilnya dalam sel strategi WT
23
Kekuatan (Strength)
1……
2……
3……
Kelemahan (Weakness)
1……
2……
3……
Peluang (Opportunities)
1……
2……
3……
Strategi SO:
Memanfaatkan kekuatan
untuk mencari
keuntungan dari peluang
Strategi WO:
Memperbaiki kelemahan
dengan memanfaatkan
peluang
Ancaman (Threats)
1……
2……
3……
Strategi ST:
Memanfaatkan kekuatan
untuk menghindari
peluang
Strategi WT:
Mengurangi kelemahan
dengan menghindari
ancaman
Gambar 3 Matriks SWOT
QSPM
QSPM digunakan untuk menetukan prioritas strategi dari alternatif-alternatif
strategi yang telah didapatkan sebelumnya. David (2009) menyebutkan QSPM
adalah alat yang memungkinkan ahli strategi untuk mengevaluasi strategi alternatif
secara obyektif, berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal
yang diidentifikasi sebelumnya.
Langkah-langkah menyusun QSPM adalah:
1.
Buatlah daftar berbagai peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan
kelemahan internal utama di kolom kiri QSPM.
2.
Berilah bobot pada setiap faktor eksternal dan internal utama tersebut sesuai
dengan bobot paa matriks IFE dan EFE.
3.
Masukkan strategi-strategi alternatif yang sudah ditemukan dan
dipertimbangkan untuk diterapkan dalam organisasi
4.
Tentukanlah skor daya tarik (AS – Attractiveness Score) dari masing-masing
strategi untuk setiap faktor. Skor daya tarik adalah nilai numerik yang
mengindikasikan daya tarik relatif dari setiap strategi di rangkaian alternatif
tertentu. Secara khusus, skor daya tarik harus diberikan pada setiap strategi
untuk menunjukkan daya tarik relatif suatu strategi atas strategi yang lain,
dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Kisaran skor dari 1 sampai „jumlah
strategi yang dievaluasi‟ dan pemberian skor yang sama dalam satu baris harus
dihindari.
5.
Hitunglah skor daya tarik total. Skor daya tarik total didefinisikan sebagai hasil
kali antara bobot dengan skor daya tarik di setiap baris.
6.
Hitunglah jumlah keseluruhan daya tarik total. Jumlah keseluruhan daya tarik
total menunjukkan strategi yang paling menarik di setiap rangkaian alternatif.
24
Faktor-faktor kunci
Bobot
Tabel 8 QSPM
Alternatif Strategi
Strategi 1
Strategi 2
AS
TAS
AS
TAS
Peluang
A
B
C
D
Ancaman
A
B
C
D
Kekuatan
A
B
C
D
Kelebihan
A
B
C
D
Jumlah total daya
tarik
Keterangan
AS
= Nilai daya tarik
TAS = Total nilai daya tarik
Sumber : David (2009)
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Sejarah dan Perkembangan
Ilmi Fish Farm adalah sebuah organisasi bisnis yang bergerak sebagai
pedagang ikan hias yang berlokasi di Wangun Cibalok RT04/RW06, Kelurahan
Sindangsari, Kecamatan Bogor Timur, Jawa Barat, yang didirikan oleh Muykeu
Febriana. Ilmi Fish Farm berdiri pada tahun 2007 dengan bermodalkan aset 30
akuarium dan peralatan pendukungnya pada lahan bangunan. Pada awalnya usaha
dimulai dengan membudidayakan ikan hias Agamisis (Agamyxis pectinifrons)
25
yang kala itu terbilang jenis baru dengan harga Rp. 10.000,-/ekor ukuran satu inch.
Setelah itu Ilmi Fish Farm menambah luas lahan usaha dengan membeli tanah
seluas 72 m2, menambah aset yaitu sejumlah 50 akuarium dan 10 bak semen, dan
mulai menambah komoditas ikan hias yang dibudidaya seperti Platidoras,
Sinodontis dan Stenofoma. Setelah agak lama berjalan Ilmi Fish Farm
mengalihkan komoditas andalan pada udang redbee, dengan negara pasar tujuan
Jepang. Pada saat tersebut, indukan-indukan ikan hias dijual dan hanya tersisa
indukan dan anakan udang.
Pada tahun 2008 Jepang yang menjadi negara tujuan ekspor Ilmi Fish Farm
dilanda bencana tsunami dan karena alasan tertentu Jepang berhenti beberapa
waktu untuk mengimpor udang hias redbee yang mnjadi komoditas andalan Ilmi
Fish Farm. Kondisi stok udang hias Ilmi Fish Farm saat itu menumpuk,
sementara stok ikan hias kosong sama sekali, Ilmi Fish Farm berada pada kondisi
usaha yang sulit. Untuk membalikkan keaadaan keadaan, Pemilik mencari selah
usaha dengan mencari order penjualan ikan hias apapun yang dapat diusahakan
ada dengan cara membeli.
Lambat laun Ilmi Fish Farm dapat kembali merintis kegiatan usahanya. Kini
dengan aset 130 akuarium ukuran standar (100cm x 50cm x 40cm), 44 akuarium
ukuran kecil (25cm x 50cm 25cm), dan 20 bak semen (ukuran 1m x 1m) kegiatan
usaha Ilmi Fish Farm sudah stabil dan sepenuhya menjadi pedagang ikan hias
dengan target pasar eksportir dan pedagang ikan hias retail. Kini omset usaha Ilmi
Fish Farm berkisar antara 30 hingga 60 juta rupiah dengan modal berkisar antara
23 – 53 juta rupiah per bulan
Pemilik Ilmi Fish Farm juga tergabung pada kelompok tani ikan hias yang
bernama Minakarya Bersama dengan kedudukan sebagai ketua kelompok dimana
kelompok tersebut terdiri dari 9 anggota pembudidaya ikan hias (ketika kelompok
tersebut berdiri, kegiatan usaha Ilmi Fish Farm masih sebagai pembudidaya).
Letak dan Lokasi
Lokasi penelitian dilakukan di Ilmi Fish Farm yang beralamat di Wangun
Cibalok RT04/RW06, Kelurahan Sindangsari, Kecamatan Bogor Timur, Jawa
Barat.
Visi, Misi dan Tujuan
Visi Ilmi Fish Farm adalah, memandang kegiatan usaha ikan hias kegiatan
usaha yang dapat dilakukan dengan langkah mudah, sederhana yang tidak
mempersulit baik diri sendiri ataupun pihak lain yang berkepentingan. Misi Ilmi Fish
Farm adalah, memanfaatkan dan menggunakan celah ekonomi, sumberdaya dan link
yang ada guna berjalannya kegiatan ekonomi, serta memperkuat kerjasama dengan
menciptakan kenyamanan kerjasama, memberikan timbal balik dan kontribusi
terhadap pihak-pihak yang terkait. Tujuan dari Ilmi Fish Farm adalah mencapai
kesejahteraan ekonomi baik diri sendiri dan semua pihak yang dapat saling membantu
dalam kegiatan ekonomi dalam hubungan bisnis jangka panjang yang didapat dari
kenyamanan kerjasama.
26
Struktur Organisasi
Struktur organisasi di Ilmi Fish Farm sangat sederhana yaitu. hanya pemilik,
bagian pembukuan dan karyawan. Pemilik merangkap banyak tugas fungsi organisasi
seperti, pemasaran, dokumentasi dan penjualan.
Sumber Daya Perusahaan
Sumber daya merupakan hal yang menjadikan suatu organisasi bisnis mampu
melakukan kegiatan untuk mencari profit. Beberapa sumber daya tersebut adalah
sumber daya manusia, sumberdaya fisik (aset) dan sumber daya modal.
Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting karena hanya dengan
sumber daya manusialah sumber daya yang lain dapat dimanfaatkan. Menurut
Madura (2007), sumber daya manusia adalah manusia yang mampu melakukan
kegiatan bisnis. Dengan sumber daya manusia yang baik, kemungkinan penggunaan
sumber daya tidak optimal semakin kecil.
Ilmi Fish Farm memiliki sumber daya manusia yang kecil dari segi kuantitas.
Sumber daya tersebut dapat dilihat pada tabel 9 di berikut
Tabel 9 Sumber daya manusia Ilmi Fish Farm
No
Nama
Jabatan (tugas)
1
Muykeu Febriana
Pemilik
Pemasaran
Operasional
2
Hafni Aghnia
Pembukuan keuangan
3
Ihsan
Karyawan
Sumber : Ilmi Fish Farm (2014)
Sumber Daya Fisik
Sumber daya fisik merupakan aset yang akan digunakan oleh organisasi secara
umum dan digunakan oleh sumber daya manusia secara khusus dalam kegiatan bisnis.
Ilmi Fish Farm memiliki luas lahan usaha sebesar 110 m2 ynag terbagi atas dua
ruangan ruangan yang pertama seluas 70 m2 dan ruangan kedua seluas 40 m2. Sumber
daya tersebut dapat dilihat pada tabel 10 di berikut.
27
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Tabel 10 Aset (peralatan) Ilmi Fish Farm
Nama
Jumlah
Akuarium besar
130
Akuarium Kecil
44
Bak semen
10
Kontainer (plastik)
Blower
Pompa air
Tabung O2
Serokan
Selang
2
3
3
2
3
3
Sumber : Ilmi Fish Farm (2014)
Sumber Daya Modal
Sumber daya modal adalah sumber daya yang digunakan oleh perushaan
sehingga sumber daya manusia sanggup menggunakan sumber daya fisik sehingga
tujuan untuk menjalankan bisnis dapat tercapai. Sumber daya modal Ilmi Fish Farm
berasal dari dana pribadi pemilik perusahaan dan dana pinjaman dari bank.
Kegiatan Operasional Perusahaan
Ilmi Fish Farm melakukan kegiatan bisnis dengan cara membeli ikan hias dan
menjual kembali. Pada kegiatannya, yang menjadi pemasok terhadap Ilmi Fish Farm
adalah petani/pembudidaya dan sesama penjual/pengumpul/supplier ikan hias.
Beberapa jenis ikan hias yang biasa dijual ditampilkan pada tabel berikut (tipe ukuran
yang digunakan tidak selalu sama).
Tabel 11 Daftar harga jual beberapa jenis ikan hias di Ilmi Fish Farm
Nama Ikan Hias
Ukuran
Harga Jual
Rainbow Balloon
2 inch
Rp 3.500
Baby Dolphin
2 inch
Rp 4.000
Platydoras
1 inch
Rp 1.000
Agamyxis
1,5 inch
Rp 2.250
Red Lizard
2 inch
Rp 12.000
Guppy
1,5 inch
Rp 700
Cardinal Tetra
M-L (Medium-Large)
Rp 1.300
Corydoras Panda
1 Inch
Rp 900
Discuss Torquise
2 Inch
Rp 10.000
Discuss Blue Diamond
2 Inch
Rp 17.250
Ctenophoma
1,5 Inch
Rp 2.000
Manfish Tri Colour
M
Rp 700
Manfish Red Eye
M (Medium)
Rp 900
Santa Claus
3 cm
Rp 1.000
Snow White
1 Inch
Rp 1.000
Pink Damio
M
Rp 400
Blue Eye
M
Rp 350
Sinodontis
1 Inch
Rp 750
Leporinus
2 Inch
Rp 12.000
Sumber : Ilmi Fish Farm (2014)
28
Pedagang/pengumpul ikan hias dan petani/pembudidaya memiliki kelebihan
dan kekurangn masing. Petani menawarkan harga yang lebih murah dibandingkan
dengan pengumpul, namun varian stok ikan hias yang dimiliki kecil dan sebagian
besar homogen. Pengumpul di pihak lain memiliki varian ikan hias yang beragam
dibanding petani namun menawarkan harga yang lebih tinggi. Ilmi Fish Farm
seringkali memprioritaskan sesama pedagang/pengumpul sebagai pemasok ikan hias
dengan alasan keberagaman stok ikan hias yang dimiliki.
Beberapa jenis ikan melalui proses penambahan nilai setelah dibeli oleh Ilmi
Fish Farm untuk dijadikan stok ikan hias, sehingga dapat dikatakan Ilmi Fish Farm
melakukan proses pendederan. Ikan hias lainnya dijual langsung tanpa melalui proses
penambahan nilai atau menjadi stok di Ilmi Fish Farm. Proses pemilihan pembelian
jenis ikan hias yang akan menjadi stok di Ilmi Fish Farm dilakukan berdasarkan
pertimbangan jenis ikan tersebut jarang ada di pasaran, memberikan keuntungan
pantas ketika dijual dan/atau telah ada permintaan yang konstan dari pelanggan. Jenis
ikan hias yang biasa dibeli dan menjadi stok di Ilmi Fish Farm diantaranya Rainbow
Balloon, Baby Dolphin, Leporinus, Agamyxis dan Guppy. Pembelian dilakukan
dengan cara tunai dan kredit. Ikan hias yang dijadikan stok dilakukan dengan cara
tuna ikan hias yang dibeli untuk langsung dijual sebagian besar dilakukan dengan
pembelian kredit.
Fungsi Pemasaran Perusahaan
9 fungsi pemasaran yang ada dijalankan seutuhnya pada kegiatan usaha Ilmi
Fish Farm. Penjelasan untuk setiap fungsi pemasaran yang diterapkan adalah
sebagai berikut:
1.
Informasi
Informasi yang dicari oleh Ilmi Fish Farm adalah, informasi mengenai jenis
ikan apa yang sedang banyak beredar, dan jenis ikan apa yang dimiliki oleh
pemasok (pembudidaya/petani dan pedagang), harga ikan hias (yang biasa
didapat oleh pembeli, harga di pemasok
2.
Promosi
Promosi yang dilakukan secara langsung oleh Ilmi Fish Farm biasanya
ketika ada pameran dan lomba ikan hias. Promosi lainnya dilakukan secara
pasif, yaitu mengandalkan promosi yang dilakukan mulut ke mulut, atau
rekomendasi oleh para pembelinya.
3.
Negosiasi
Ilmi Fish Farm melakukan fungsi negosiasi dengan cara; (1) pemilik
menawarkan harga secara langsung pada pembeli, (2) Pemilik bertanya
kepada pembeli tentang berapa harga yang biasa diterima oleh pembeli lalu
menawarkan harga kepada pembeli dan (3) menerima harga yang
ditawarkan pembeli baik secara langsung ataupun menawar kembali. Proses
negosiasi biasanya berjalan dengan singkat (tidak berjalan alot).
4.
Pemesanan
Pemesanan dilakukan oleh Ilmi Fish Farm dengan mengkontak pemasok
segera setelah ada pesanan pembelian dari pelanggan. Selain itu pemesanan
ke pemasok juga dilakukan tanpa ada pesanan dari pelanggan. Hal tersebut
dilakukan saat ikan hias yang dipesan dimaksudkan untuk menjadi stok ikan
hias atau kegiatan pendederan.
29
5.
6.
7.
8.
9.
Pembiayaan
Pendapatan dari usaha ikan hias diputarkan lagi untuk kegiatan usaha, yaitu
pembelian ke pemasok dan penjualan kepada pelanggan, walaupun demikian
persentase pendapatan yang akan dialokasikan lagi pada kegiatan usaha
tidak selalu sama. Hal tersebut selain bergantung pada keperluan kegiatan
usaha, namun juga pada sejumlah dana dari pendapatan yang akan
digunakan untuk keperluan pribadi pemiilik perusahaan.
Pengambilan Resiko
Ilmi Fish Farm melakukan fungsi pengambilan resiko khususnya ketika
melakukan pembelian ikan hias untuk tujuan stok atau pendederan. Pada
kegiatan menyimpan ikan hias, Ilmi Fish Farm menanggung resiko
penanganan. Resiko yang dihadapi tidak jauh berbeda dengan resiko-resiko
yang biasa dihadapi oleh pembudidaya seperti resiko fluktuasi cuaca,
kesehatan ikan, kematian ikan dan lain-lain. Pengambilan resiko juga
dilakukan ketika melakukan pembelian utnuk langsung dijual lengsung
kembali. Alasannya adalah, ketika Ilmi membeli ke pemasok dan ada
masalah saat menjual seperti, kantong plastik bocor, perubahan cuaca yang
ekstrim begitu pembelian ikan hias dilakukan sementara ikan tersebut belum
sempat dijual, dan resiko saat pengiriman ikan hias, contohnya ketika ada
ikan yang mati saat transportasi.
Pertukaran/perubahan fisik
Pada fungsi perubahan fisik terdapat proses pertambahan nilai yang akan
menigkatkan harga jual. Fungsi ini ada pada Ilmi Fish Farm di kegiatan
pendederan ikan hias. Pada kegiatan pendederan ukuran ikan hias akan
bertambah sehingga meningkatkan harga jual. Selain pertambahan ukuran,
penambahan nilai ikan hias juga ada pada kesehatan ikan hias yang
membaik dan tampilan ikan hias seperti warna.
Pembayaran
Ilmi Fish Fam menerima pembayaran dengan cara transfer melalui rekening
dari pada pembelinya. Pembayaran kepada para pemsaoknya, Ilmi Fish
Farm tidak selalu melakukan pembayaran melaui transfer.
Hak Milik
Terlepas dari cara pembayaran tunai, hak kepemilikkan setiap ikan yang
dijual berada pada Ilmi Fish Farm. Hal tersebut dikarenakan Ilmi Fish Farm
tidaj melakukan penjualan dengan cara konsinyasi (penjualan dengan cara
penitipan, di mana hak milik masih berada pada pihak yang menitipkan).
ANALISIS LINGKUNGAN
Lingkungan Internal
Lingkungan yang akan dibahas adalah lingkungan yang mempengaruhi kegiatan
usaha Ilmi Fish Farm, dimana lingkungan tersebut dapat dikendalikan oleh Ilmi Fish
Farm sendiri. Lingkungan Internal didapat dari hasil wawancara melalui kuisioner
yang telah disiapkan utnuk kepentingan penelitian. Lingkungan Internal Ilmi Fish
Farm selanjutnya dijelaskan pada poin-poin di bawah.
30
Manajemen
Ilmi Fish Farm memiliki struktur organisasi yang sederhana dimana hanya
terdiri dari 3 orang, yaitu; (1) pemilik yang merangkap sebagai pemasaran dan
operasional, (2) pencatat pembukuan keuangan dan (3) karyawan. Kondisi tersebut
menyebabkan kegiatan manajerial pun menjadi lebih sederhana namun memiliki
kompensasi pada pembagian waktu dan tenaga yang harus dikelola dengan baik.
Planning (perencanaan) kegiatan usaha dilakukan oleh pemilik dengan pertimbangan
kondisi keuangan yang ada dan kondisi farm (kepadatan ikan, stok varian ikan,
kondisi kesehatan ikan, dan lain-lain) sehingga dalam perencanaan Pemilik
berkoordinasi dengan bagian keuangan dan karyawan. Pengambilan keputusan
dilakukan dengan waktu relatif singkat dikarenakan sederhananya struktur organisasi.
Organizing (pengorganisasian) melingkupi dengan langkah apa yang harus diambil
terkait pembagian tugas dan actuating (pelaksanaan) adalah upaya menggerakkan
anggota dalam organisasi dalam kegiatan usaha. Kedua kegiatan tersebut dilakukkan
oleh pemilik secara langsung dengan menjelaskan apa saja yang harus dilakukan,
bagaimana dilakukan dan bagaimana menggerakkan dua anggota organisasi terutama
karyawan dengan pertimbangan pemilik yang paling menguasai ilmu teknis di
lapangan. Hal tersebut dilakukan berdasarkan perencanaan yang dilakukan di awal.
Controlling (pengendalian) dilakukan setiap hari oleh pemilik dengan turun langsung
pada kegiatan operasional.
Kendala yang terdapat pada lingkungan manajemen adalah, pencatatan yang
belum rapih. Hal tersebut dikarenakan pencatatan dilakukan dengan memasukkan
data pada komputer (Microsoft Excel) dan penanganan ketika komputer bermasalah
tidak dilakukan dengan baik, sehingga kadangkala ada data penjualan yang tidak
tercatat atau tidak dapat diakses.
Pemasaran
1. Product (Produk)
Jenis Ikan Hias yang dipasarkan oleh Ilmi Fish Farm adalah Rainbow
Balloon, Baby Dolphin, Platydoras, Agamyxis, Leporinus, Red Lizard, Guppy,
Cardinal Tetra, Neon Tetra, Corydoras, Discuss, Ctenophoma, Pandagara,
Palmas Endly Cherry, Black Ghost, Blue Electric, Denisonii dan lain-lain. Ilmi
Fish Farm melakukan pembelian stok ikan hias untuk jenis-jenis yang memiliki
permintaan rutin dari pembeli, atau berdasarkan pertimbangan ikan hias yang
jarang ada di pasaran. Jenis-jenis ikan hias tersebut adalah Rainbow Balloon,
Baby Dolphin, Platydoras, Agamyxis, Leporinus, guppy dan lain-lain.
2. Place (Tempat)
Lokasi usaha Ilmi Fish Farm berada di Kotamadya Bogor Kecamatan Bogor
Timur, dengan suhu rata-rata 24-27oC. Saluran pemasaran Ilmi Fish Farm
sebagian besar kepada supplier atau pedagang, sisanya ke toko-toko ikan
hias dan eksportir. Jangkauan saluran tidak hanya di dalam Kota Bogor,
namun juga ke kota-kota lain yaitu Bandung, Malang dan Surabaya.
3. Price (Harga)
Harga yang ditetapkan oleh Ilmi Fish Farm dibuat berdasarkan
pertimbangan harga beli, harga yang ada di pasaran dan ketersediaan jenis
ikan hias yang akan dijual kepada pembeli. Kesepakatan harga dilakukan
dengan negosiasi dengan pembeli. Negosiasi dilakukan dengan beberapa
cara seperti yang telah diejelaskan pada gambaran umum perusahaan, (1)
pemilik menawarkan harga secara langsung pada pembeli, (2) Pemilik
31
4.
bertanya kepada pembeli tentang berapa harga yang biasa diterima oleh
pembeli lalu menawarkan harga kepada pembeli dan (3) menerima harga
yang ditawarkan pembeli baik secara langsung ataupun menawar kembali.
Beberapa contoh harga yang biasa ditawarkan untuk jenis ikan hias tertentu;
Rainbow ukuran 2 inch seharga Rp 3.500, Dolphin ukuran 2 inch seharga Rp
4.000, Guppy ukuran 1,5 inch seharga Rp 700, Leporinus ukuran 2 inch
seharga Rp 12.000, Agamyxis ukuran 1,5 inch seharga Rp 2.250.
Promotion (Promosi)
Promosi yang dilakukan Ilmi Fish Farm dilakukan dari mulut ke mulut. Ilmi
Fish Farm mengandalkan promosi secara pasif yaitu dari rekomendasi dari
pembeli lama kepada calon pembeli baru. Hal tersebut dilakukan dengan
pertimbangan pengalaman yang seringkali berhadapan dengan pembeli baru
yang didapat bukan dari rekomendasi pembeli lama, yang cenderung
komplain baik kepada fisik ikan hias dan komplain harga pada negosiasi
yang alot. Ilmi Fish Farm juga melakukan promosi dengan mengikuti
lomba-lomba, atau pameran ikan hias. Misal Ilmi Fish Farm bekerjasama
dengan Dinas Pertanian sehingga informasi mengenai kegiatan pameran,
lomba tersebut terbuka. Salah satu peluang yang didapat dari hal tersebut
adalah kegiatan yang dilakukan selama dua minggu pada awal bulan Juni,
yaitu mengikuti pameran ikan hias di Malang untuk mewakili Kota Bogor,
yang menjadi sub acara PENAS (Pekan Nasional), yang bekerja sama
dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Sekretariat Badan koordinasi
Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.
Operasional
Ilmi Fish Farm berperan sebagai pedagang ikan hias sehingga tidak ada
budidaya pada kegiatan operasionalnya. Kegiatan operasional Ilmi Fish Farm adalah
membeli ikan hias dari pemasok baik petani atau pedagang untuk dijual kembali.
Namun selain kegiatan membeli dan menjual ikan hias, Ilmi Fish Farm juga
melakukan kegiatan penambahan nilai kepada ikan yang dibeli untuk menjadi stok
ikan hias. Pada kegiatan tersebut terdapat salah satu fungsi yang terdapat pada fungsi
pemasaran yang telah dijelaskan, yaitu fungsi perubahan fisik. Hal tersebut
dikarenakan ikan hias akan bertambah ukurannya selama menjadi stok perusahaan.
Selain itu terdapat juga penambahan nilai pada atribut-atribut tertentu karena ikan
hias yang menjadi stok di-treatment untuk mempertahankan atau menambah nilai
atribut-atribut ikan hias seperti kesehatan, kelengkapan fisik, kecerahan warna,
ukuran dan lain-lain.
Karyawan bekerja dari pukul 08.00 hingga pukul 16.00. Kegiatan yang
dilakukan karyawan adalah memberi makan ikan, men-treatment ikan yang tidak
sehat, mengatur kepadatan ikan hias (jika ukuran sudah bertambah dan atau
kepadatan akuarium sudah tinggi), mengatur keadaan air seperti men-syphon
(kebersihan air), mengatur ketinggian air, mengganti air dan lain-lain. Untuk kegiatan
packing dilakukan pukul 18.30. Untuk ikan hias yang dibeli untuk langsung dijual,
kegiatan tersebut disebut jug repacking atau Re-Ox karena dilakukan dengan cara
membuka plastik (mengganti plastik packing jika terdapat kerusakan) dan memberi
oksigen yang baru ke dalam plastik tersebut dan menutup kembali. Semua kegiatan
tersebut dilakukan dengan pengawasan pemilik perusahaan yang bertempat tinggal
32
bersebelahan dengan lokasi (bangunan) usaha. Karyawan diarahkan baik sebelum
bekerja atau saat sedang bekerja.
pemilik mengatakan pada saat wawancara mengenai kendala perusahaan,
bahwa sarana operasional Ilmi Fish Farm dirasa kurang mencukupi, terutama
kuantitas akuarium. Hal tersebut dikarenakan karena luas bangunan yang ada belum
dapat menampung bila jumlah akuarium ditambah. Selain itu karena sederhananya
struktur organisasi, menyebabkan manajemen waktu dan tenaga sangat penting untuk
diperhatikan.
Keuangan
Sumber keuangan Ilmi Fish Farm adalah uang pribadi pemilik perusahaan,
dana pinjaman dari Bank dan waktu tertentu bantuan dari dinas terkait. Manajemen
keuangan tidak dilakukan dengan langkah atau prosedur baku. Modal yang masuk
pada kegiatan operasional digunakan hingga mendapatkan profit tertentu namun
profit belum tentu didapat pada waktu bersamaan. Oleh karena itu manajemen
keuangan hanya dilakukan dengan mengikuti jalannya operasional.
pemilik mengatakan pada saat wawancara, bahwa pada saat ini kondisi
keuangan Ilmi Fish Farm tidak dalam keadaan yang terlalu baik. Hal tersebut
dikarenakan pemilik pernah meminjam sejumlah dana ke Bank di mana pencairan
dana tersebut gagal dialokasikan kepada kegiatan operasional.
Sumber Daya Manusia
Pemilik Ilmi Fish Farm yang juga melakukan tugas pemasaran dan operasional,
merupakan lulusan Institut Pertanian Bogor jurusan Budidaya Perikanan. Sehingga
ilmu untuk kegiatan operasional terkait teknis perawatan ikan dapat dikatakan
mendukung. Sementara pemahaman tentang pemasaran dan manajemen perusahaan,
pemilik mempelajari saat bekerja di farm ikan hias, di eksportir ikan hias sebagai
manajemen produksi & marketing dan koperasi sebagai penyuluh petani. Bagian
pembukuan/pencatatan keuangan di Ilmi Fish Farm sebelumnya juga pernah bekerja
di koperasi yang sama di bagian keuangan, sehingga sudah dapat dikatakan terbiasa
dengan pembukuan. Karyawan di Ilmi Fish Farm adalah lulusan SMA dan tidak
memiliki dasar-dasar ilmi tentang penanganan ikan hias. Pemilik mengajarkan kepada
karyawan mengenai hal-hal yang perlu untuk diketahui untuk kegiatan operasional.
Perekrutan dilakukan pemilik secara pribadi karena karyawan adalah tetangga dari
pemilik. Gaji pokok yang diterima karyawan adalah sebesar Rp 500.000 dengan
bonus Rp 50.000 per pengiriman penjualan ikan hias.
Pengawasan SDM dilakukan setiap hari di lokasi usaha, terutama karyawan.
Dari wawancara, pemilik tidak menutup-nutupi ilmu terkait penanganan ikan hias,
karena pemilik juga pernah bekerja ke pengusaha ikan hias, yang selain untuk
mencari pemasukkan, saat itu pemilik juga mencari ilmu untuk merintis usaha ikan
hias. Karyawan tidak hanya diajarkan mengenai cara penanganan ikan hias saja,
ketika ada kesempatan, karyawan diikutsertakan pada pelatihan penanganan ikan hias.
Kendala yang ada pada pada lingkungan SDM terkait dengan kendala yang ada
pada lingkungan manajemen, yaitu sedikitnya kuantitas SDM. Hal tersebut menjadi
kendala apabila, pemilik berkepentingan keluar kota dan karyawan bekerja tanpa ada
pengawasan ataupun sebaliknya, karyawan bmemiliki keperluan pribadi yang
menyebabkan tidak bisa masuk kerja, sehingga pemilik turun langsung ke lapangan
dengan tugas-tugas lain yang harus dikerjakan dengan waktu hampir bersamaan
seperti mengambil ikan dan lain-lain ataupun urusan pribadi keluarga sehari-hari.
33
Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan di Ilmi Fish Farm, diakui oleh pemilik tidak
signifikan. Hal tersebut diartikan sebagai; kegiatan operasional cenderung tidak
mengalami perubahan pada aspek teknologi pada proses operasional selama
perusahaan berjalan sejauh ini, karena perusahaan hanya melakukan
penambahan/penggantian sarana seperti akuarium dan blower untuk meningkatkan
skala usaha.
Informasi
Aspek informasi yang telah dikaji pada penelitian ini merupakan informasi
terkait kegiatan operasional Ilmi Fish Farm seperti kapan ikan hias pesanan dari
petani akan dikirim, seberapa banyak ikan hias yang akan dikirim tersebut, kapan
pasokan pakan cacing akan dikirim, seberapa banyak ikan yang tidak sehat, seberapa
banyak akuarium yang dapat digunakan, berapa banyak jumlah yang dipesan oleh
pembeli, dan lain-lain. Dari hasil wawancara dengan pemilik, informasi-informasi
tersebut menjadi penentu vital pada kegiatan operasional terutama mengenai kapan
pemilik harus memutuskan sesuatu dan seberapa cepat keputusan tersebut dapat
diambil. Informasi yang masuk kepada pemilik (yang merangkap berbagai fungsi
organisasi) cepat dan utuh.
Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal Ilmi Fish Farm didapat dari hasil wawancara, dimana
poin-poin tersebut didapat dari literatur yang pada ntinya mendefinisikan lingkungan
eksternal sebagai lingkungan yang mempengaruhi kegiatan usaha namun tidak dapat
dikendalikan oleh perusahaan yang bersangkutan. Lingkungan eksternal Ilmi Fish
Farm selanjutnya dijelaskan pada poin-poin di bawah
Ekonomi
Dengan pemberlakuan Asian Free Trade Area (AFTA), General Agreement
on Trade (GATT), dan Chinese Asian Free Trade Area (CAFTA) diakui oleh
pemilik Ilmi Fish Farm berimbas kepada industri ikan hias baik kepada eksportir,
pembudidaya dan supplier atau pedagang. Pemberlakuan perjanjian-perjanjian
dagang tersebut memang mempengaruhi secara langsung terhadap kegiatan
ekspor ikan hias. Pembeli ikan hias Ilmi Fish Farm adalah terdiri dari satu
Eksportir, dan sisanya sebagian besar adalah supplier (penyuplai atau pedagang).
Walaupun demikian supplier-supplier tersebut juga menjual sebagian ikannya
kepada eksportir. Sehingga dapat dikatakan perjanjian-perjanjian dagang tersebut
berimbas terhadap industri ikan hias baik pada kegiatan ekspor atau kegiatan di
dalam negeri.
Tingkat suku bunga pinjaman Bank saat ini berpengaruh terhadap kegiatan
yang berkaitan dengan agribisnis. Dari hasil wawancara dengan pemilik,
kemungkinan untuk mencairkan dana dengan kisaran 10 juta hingga 20 juta saat
ini sangat mudah dengan bunga yang kecil. Salah satunya adalah pencairan dana
pinjaman ke Bank dengan agunan BPKB kendaraan. Hal tersebut sudah diketahui
sejak lama walaupun pemilik belum pernah mencoba dengan alasan masih
memiliki kewajiban membayar hutang.
34
Masih dari wawancara dengan pemilik, inflasi sejauh ini tidak terlalu
mempengaruhi usahanya, karena dalam usahanya inflasi biasanya mempengaruhi
harga barang-barang yang menjadi aset tetap seperti harga blower dan akuarium
serta hal-hal non operasional seperti harga tanah dan harga barang-barang yang
digunakan untuk mendirikan bangunan seperti semen, batu-bata dan lain-lain.
Barang-barang tersebut bukan barang-barang yang rutin dibeli untuk kegiatan
operasional sehingga pemilik mengatakan inflasi tidak terlalu mempengaruhi
usahanya.
Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan
Pada musim hujan, masyarakat Indonesia masih memiliki aktivitas yang
relatif tidak berubah. Berbeda dengan masyrakat negara yang memiliki 4 musim,
biasanya pada musim dingin,banyak kegiatan yang diliburkan. Di saat tersebut
orang-orang lebih memilih untuk mengurangi aktifitas dan banyak menghabiskan
waktu di dalam rumah. Ikan hias menjadi salah satu alternatif yang dapat
memberikan nilai rekreasi di dalam rumah. Hobiis atau penghobi merupakan
konsumen akhir ikan hias di dalam negeri. Indonesia yang beriklim tropis
memiliki masyarakat dengan sudut pandang yang berbeda mengenai manfaat yang
didapat dari pembelian ikan hias dengan masyarakt di negara yang memiliki 4
musim. Hobi adalah kesukaan terhadap suatu hal yang dapat memberikan
kesenangan kepada penghobinya.
Ilmi Fish Farm tidak memiliki toko yang menjual ikan hias kepada
konsumen akhir serta tidak melakukan kegiatan ekspor. Namun jumlah hobiis
ikan hias dalam negeri dan peminat ikan hias di mancanegara menjadi konsumen
akhir dari mata rantai ikan hias yang dijual oleh pedagang ikan hias yang tidak
melakukan kegiatan ekspor, tidak memiliki toko ikan hias (hanya bertindak
sebagai supplier).
Lingkungan geografis lokasi usaha Ilmi Fish Farm melembah dan diapit
dengan dua sungai. Kondisi tersebut mendukung kegiatan usaha Ilmi Fish Farm
karena secara geografis dengan kondisi tersebut sumber air melimpah. Suhu ratarata 24-27oC sangat cocok untuk kegiatan usaha ikan hias, namun kondisi cuaca
Kota Bogor yang terkadang fluktuatif menjadi faktor yang tidak mendukung.
Lokasi yang terletak di Kotamadya dan dekat dengan akses jalan tol (Ciawi)
menjadi faktor yang mendukung saluran distribusi pemasaran Ilmi Fish Farm.
Namun kekurangannya adalah jalan/gang menuju Ilmi Fish Farm sempit hanya
dapat dialalui 1 mobil. Selain itu sedikitnya jumlah pembudidaya ikan hias di
Kotamadya Bogor dibandingkan dengan wilayah Kabupaten diakui pemilik
terkadang menjadi kendala dalam hal pasokan ikan hias.
Politik, Pemerintah dan Hukum
Ilmi Fish Farm memiliki Surat Keterangan (SK) dari Kelurahan yang
tujuannya hanya untuk mengkonfirmasi keberadaan kegiatan usaha sehingga
mempermudah untuk melakukan kerja sama dengan instansi terkait. Disimpulkan
dari hasil wawancara dengan pemilik, faktor peran pemerintah mempengaruhi
secara langsung dan tidak langsung terhadap kegiatan usaha Ilmi Fish Farm.
Peran pemerintah secara langsung yaitu seperti pelatihan dan pemberian dana.
Salah satu contoh bantuan langsung dari pemerintah adalah ketika Kelompok
35
Tani yang diketuai oleh pemilik Ilmi Fish Farm pernah mendapat dana sebesar 65
juta untuk sepuluh anggota (termasuk Ilmi Fish Farm) dari program
Pengembangan Usaha Mina Pedesaan Perikanan Budidaya (PUMP PB) yang
diadakan oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Selain itu bantuan
pelatihan dengan nama progam TEMATIK untuk karyawan Ilmi Fish Farm
selama dua hari dari Dinas Pertanian.
Peran pemerintah secara tidak langsung terhadap kegiatan usaha Ilmi Fish
Farm salah satunya adalah upaya pemerintah dalam memotong mata rantai ekspor
ikan hias Indonesia promosi dengan cara pameran-pameran ikan hias di mancanegara,
terutama negara-negara yang berpotensi menjadi tujuan ekspor ikan hias Indonesia,
sehingga peserta pameran memiliki kesempatan untuk mendapat akses langsung
kepada pihak calon pembeli. Dengan hal tersebut, harapannya adalah Indonesia dapat
mengekspor ke negara-negara yang menjadi pembeli akhir dari ikan hias produksi
dalam negeri dan tidak selalu harus mengekspor ke Singapura (notabene banyak
mengimpor ikan hias dari Indonesia) yang saat ini menjadi salah satu eksportir ikan
hias terbesar di dunia. Dampaknya Indonesia akan dapat bersaing harga dengan
negara pengekspor ikan hias lainnya. Menurut wawancara dengan pemilik kendala
yang dihadapi Indonesia dalam bersaing harga adalah masih banyaknya pungli
(pungutan liar) karantina untuk ekspor, sehingga biaya pungli tersebut dibebankan
pada harga jual.
Teknologi
Perkembangan teknologi pada kegiatan operasional ikan hias cenderung
datar atau tidak banyak berubah. Dimana teknologi yang tersedia seperti
penggunaan filter untuk menjaga kualitas air, blower untuk aerasi, heater untuk
menjaga suhu dan penggunaan genset untuk menjaga kestabilan suplai listrik,
hampir tidak memerlukan keahlian karyawan untuk dapat dioperasikan. Selain itu
untuk sangat mudah untuk mendapatkan peralatan tersebut.
Pemasok
Ilmi Fish Farm memiliki sejumlah pemasok yang terdiri dari tujuh supplier/
pedagang ikan hias dan tiga puluhan pembudidaya ikan hias. Dalam pembelian
ikan hias, Ilmi Fish Farm terlebih dahulu mencari ikan hias kepada pedagang
dengan alasan ketersediaan ikan hias dengan varian yang banyak sedangkan
petani memiliki komoditas ikan hias yang homogen (satu orang pembudidaya
memiliki hanya satu jenis. Selain itu jika memesan ikan hias kepada pedagang,
ikan hias yang dipesan akan diantarkan sedangkan petani harus didatangi. Namun
keunggulan yang dimiliki oleh petani adalah dapat menawarkan harga yang lebih
murah. Sistem pembayaran yang dilakukan oleh Ilmi Fish Farm adalah tunai dan
kredit. Ilmi Fish Farm biasanya melakukan pembayaran tunai untuk ikan hias
yang dibeli untuk dijadikan stok khususnya kepada petani. Di antara Ilmi Fish
Farm dan pemasoknya tidak ada kesepakatan yang mengharuskan pemasok untuk
menjual ikan hiasnya kepada Ilmi Fish Farm.
Pembeli
Penjualan dilakukan oleh Ilmi Fish Farm kepada beberapa pembeli yang
berlokasi di Bogor, Bandung, Malang dan Surabaya. Pembeli di Bogor terdiri atas 1
eksportir, 7 pedagang ikan hias dan 8 toko ikan hias. Pembeli di Bandung terdiri atas
36
3 pedagang ikan hias. Pembeli di Malang terdiri atas 1 pedagang ikan hias yang juga
memiliki 1 toko ikan hias. Pembeli Surabaya terdiri atas 3 pedagang yang masingmasing memiliki 1 toko ikan hias dan terakhir ke 1 toko ikan hias. Selain para
pembeli tersebut, pemasok Ilmi Fish Farm dikategorikan sebagai supplier/pedagang
juga dapat bertindak sebagai pembeli Ilmi Fish Farm.
Daya tawar Ilmi Fish Farm dinilai dari poin-poin yang telah dijelaskan
sebelumnya pada metodologi penelitian, yaitu; (1) konsumen dapat dengan mudah
dan murah beralih ke merek atau pengganti pesaing, (2) konsumen menduduki
tempat yang penting bagi penjual, (3) penjual menghadapi masalah menurunnya
permintaan konsumen, (4) konsumen memegang informasi tentang produk, harga
dan biaya penjual, dan terakhir (5) konsumen memegang kendali mengenai apa
dan kapan mereka bias membeli produk. Poin pertama, pelanggan Ilmi Fish Farm
di Bogor (eksportir) memiliki kerjasama dalam manajemen operasional yang
dilkaukan dengan cara; Pemilik Ilmi Fish Farm membawa beberapa orang untuk
melakukan packing dan pemilik menghitung kembali jumlah ikan yang ada. Hal
tersebut dapat dilkukan karena, Ilmi Fish Farm merupakan pemasok lokasinya
paling dekat ke eksportir tersebut. Dapat dikatakan hubungan bisnis tersebut tidak
hanya penting untuk Ilmi Fish Farm namun untuk eksportir yang dipasok juga.
Untuk pembeli di kota lain, Ilmi Fish Farm tidak mematok harga yang terbilang
tinggi untuk para pembeli tersebut. Dari wawancara yang dilakukan, pemilik
mementingkan kerjasama yang panjang, sehingga harga jual dapat menyesuaikan
selama masih ada marjin yang masuk akal. Poin kedua, pemilik mengatakan para
pembeli memiliki posisi yang penting dari segi hubungan bisnis, namun tidak
dapat dikatakan posisi yang penting dalam konteks seperti atasan dan bawahan,
dengan alasan selama ini tidak ada pembeli yang dapat menekan Ilmi Fish untuk
menjual ikan hiasnya. Untuk poin ketiga, disimpulkan dari wawancara dengan
pemilik, Ilmi Fish Farm jarang sekali mengalami kondisi penurunan permintan.
Untuk poin keempat, untuk pemasok-pemasok non petani (supplier/pedagang)
yang juga pembeli, mereka mengetahui harga, tempat masing masing pemasok
(supplier lainnya), dan biaya penjual. Terakhir poin kelima, karena pembeli
membeli dengan sistem pemesanan, Ilmi Fish Farm menjual jenis ikan hias yang
diinginkan oleh pembeli sesuai ketersediaan di farm atau di pemasok. Untuk
kapan dapat membeli, pembeli dan Ilmi Fish Farm saling mengkomunikasikan
kapan pembeli menginginkan adanya ikan hias dan kapan Ilmi Fish Farm dapat
mengirim ikan hias. Namun sejauh ini kedua belah pihak lebih sering sepakat
mengenai hal tersebut.
Pesaing
Pesaing Ilmi Fish Farm dalam kegiatannya meyuplai ke eksportir di Bogor ada
dua pihak selain Ilmi Fish Farm yang diketahui. Untuk setiap pemasok Ilmi Fish
Farm yang bukan petani juga merupakan pesaing karena, setiap pemasok tersebut dan
Ilmi Fish Farm saling menjual ikan hiasnya satu sama lain, terkadang membeli atau
menjual. Untuk kegiatan menyuplai ke supplier-supplier/pedagang-pedagang di
Bandung, Malang dan Surabaya, Ilmi Fish Farm tidak mengetahui jumlah masingmasing pesaing di saluran pemasaran tersebut.
37
Faktor-Faktor Kekuatan dan Kelemahan
Dari analisis lingkungan internal yang dilakukan sebelumnya, faktor-faktor
yang ada dikelompokkan menjadi faktor-faktor kekuatan dan faktor-faktor
kelemahan yang ada pada Ilmi Fish Farm. Faktor-faktor tersebut selanjutnya
dijelaskan pada poin-poin di bawah,
Kekuatan
1.
Kecepatan Arus dan Keutuhan Informasi Internal Operasional
Kecepatan arus dan keutuhan informasi internal Ilmi Fish Farm dipengaruhi
oleh sederhananya struktur organisasi. Pemilik merangkap berbagai tugas
seperti mencari ikan hias, mengambil ikan dari pemasok, mengirim ikan
pada pembeli, membantu karyawan di hatchery, packing ikan hias dan lainlain. Oleh karena itu arus informasi internal perusahaan mengenai kegiatan
teknis, pemasaran, harga dan lain-lain menjadi utuh dan cepat ditangkap
oleh pemilik.
2.
Kecepatan Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan perusahaan seperti melakukan pembelian ikan hias,
untuk menjual dengan harga berapa, menjual ke siapa saja, kapan membeli
stok obat-obatan, membeli pakan, men-treatmen ikan yang kondisinya tidak
sehat dan lain-lain dilakukan dengan waktu yang cenderung cepat. Hal
tersebut terkait faktor sebelumnya yaitu arus informasi internal yang utuh
dan cepat ditangkap.
3.
Manajemen Ikan Keluar-Masuk
Menurut pemilik dengan keterbatasan jumlah akuarium, manajemen ikan
yang akan dibeli dan dijual harus dilakukan dengan baik. Pembelian harus
direncanakan sesuai dengan ketersediaan akuarium yang dapat dijadikan
ikan sementara (jika ikan tidak bisa dijual segera setelah ikan yang diantar
datang pada proses pembelian) sekitar 1-2 hari. Harus direncanakan dengan
cermat juga kapan ikan yang dideder untuk dijual pada ukuran berapa. Halhal tersebu dipelajari pemilik seiringan dengan kegiatan usaha yang
dijalankan. Manajemen ikan keluar masuk dapat diterapkan dengan baik
karena pemilik mengawasi kegiatan operasional setiap hari.
Manajemen tersebut juga tidak selalu melibatkan akuarium, ketika memang
tidak bisa menampung lagi namun pembelian dilakukan sesuai dengan
waktu pengiriman. Sehingga yang dilakukan adalah repacking.
4.
Kepercayaan Bisnis Pembeli
Mennjaga kepercayaan pembeli merupakan hal penting ketika menjalankan
kegiatan bisnis. Menurut pemilik, selama ini kegiatan bisnis Ilmi Fish Farm
diusahakan sebisa mungkin berjalan dengan tidak kehilangan kepercayaan
pembeli. Ilmi Fish Farm memprroritaskan pelanggan lama ketika ada dua
pelanggan yang memesan di saat yang bersamaan. Cara lainnya adalah
memberitahukan harga pasaran ikan hias di Bogor ketika pelanggan yang
berlokasi di luar Bogor bertanya, karena dikhawatirkan ketika pelanggan
tersebut bertanya harga pasaran suatu jenis ikan hias di Bogor, lalu pemilik
memberitahukan harga yang tidak sesuai, dan entah dengan suatu cara
pelanggan tersebut mengetahui harga tersebut tidak sesuai, kepercayaan
pelanggan akan hilang.
38
5.
6.
7.
Kompetensi Pemilik
Penguasaan ilmu dan pengetahuan yang dimaksud adalah yang bersifat
teknis atau yang terkait dengan cara menangani ikan hias. Pemilik sendiri
adalah lulusan Institut Pertanian Bogor Jurusan Budidaya Perikanan tahun
2001. Selain itu pemilik memang memiliki hobi memelihara ikan hias, serta
pernah bekerja di tempat pembudidaya/petani ikan hias, eksportir ikan hias
dan koperasi ikan hias.
Kompetensi Karyawan
Karyawan Ilmi Fish Farm adalah salah satu dari warga sekitar, lulusan SMA
(Sekolah Menengah Atas). Karyawan tidak memiliki ilmu dasar-dasar yang
terkait dengan penanganan ikan hias. Namun poin ini dimasukkan ke dalam
kategori faktor kekuatan karena berdasarkan wawancara pemilik, karyawan
yang memang belum genap setahun tersebut dapat menyesuaikan dengan
cepat bagaimana bekerja di usaha ikan hias. Dari wawancara dengan pemilik,
karyawannya memang menaruh minat pada ikan hias, sehingga menurutnya
hal tersebut yang mungkin menjadi motivasi karyawan untuk bekerja sambil
mencari ilmu untuk menangani ikan hias. Kekurangan yang ada pada
karyawan tesebut adalah penggunaan bahasa-bahasa ilmiah dan hal tersebut
relatif tidak mengganggu
Kompetensi pencatat pembukuan
Bagian pembukuan Ilmi Fish Farm adalah istri dari pemilik perusahaan
yang pernah bekerja juga di bagian keuangan di koperasi yang sama di
tempat pemilik pernah bekerja. Oleh karena itu, pencatat keuangan dianggap
memiliki kompetensi dalam hal kerapihan pencatatan.
Kelemahan
1.
Pencatatan
Pencatatan dilakukan yang dilakukan oleh Ilmi Fish Farm dilakukan dengan
menginput data ke komputer menggunakan Microsoft Excel, berdasarkan
bon-bon yang ada dari hasil transaksi. Pemilik mengatakan, fungsinya
melakukan pencatatan adalah untuk mengetahui harga jenis-jenis ikan hias
yang fluktuatif atau harga jenis-jenis ikan hias yang jarang dijual. Pencatatan
tidak dilakukan ketika, komputer bermasalah seperti terserang virus,
kerusakan pada operating system, dan masalah-masalah teknis lainnya.
Pemilik mengatakan seringkali enggan untuk menangani masalah tersebut
sehingga beberapa waktu pencatatan tidak dilakukan. Sehingga dapat
dikatakan kelemahan pencatatan yang ada pada Ilmi Fish Farm tidak terkait
kompetensi pencatatan pembukuan keuangan, namun lebih ke sarana
pencatatan yaitu komputer yang dimiliki seringkali bermasalah.
2.
Pembagian Tenaga dan Waktu
Pembagian tenaga terkait dengan sederhanya struktur organisasi. Hal
tersebut dikarenakan pemilik hampir melakukan semua tugas kecuali
sebagian besar tugas teknis karyawan dan sebagian besar tugas pencatatan.
Pemilik yang merangkap melakukan beberapa tugas kadangkala kesulitan
membagi waktu, misalnya pada contoh kasus pegawai yang sedang ada
keperluan atau pelatihan, di waktu yang hampir berdekatan pemilik harus
39
3.
4.
5.
6.
7.
8.
ikut membantu packing dan mengambil ikan di petani. Hal-hal tersebut
dapat membatasi kegiatan jika tidak dilakukan dengan cermat.
Pemanfaatan Teknologi Informatika (IT) sebagai sarana promosi
Pemilik mengatakan jarang sekali memanfaatkan tekonologi informasi untuk
kepentingan usahanya terutama untuk kegiatan promosi. Walaupun
sebenarnya Ilmi Fish Farm memang tidak begitu memfokuskan untuk
mempromosikan komoditas ikan hiasnya melalui saluran IT (web, blog,
social media dan lain-lain), pemilik mengakui hal tersebut sebagai salah satu
kekurangan Ilmi Fish Farm.
Kuantitas Aset
Mengenai masalah kuantitas aset khususnya jumlah akuarium, diakui
pemilik sebagai kekurangan perusahaannya. Hal tersebut tentu saja terkait
dengan luasan lahan usaha. Oleh karena itu kuantitas aset dikategorikan
sebagai kelemahan karena untuk menambah aset, Ilmi Fish Farm harus
menambah bangunan baru dengan biaya yang tidak murah.
Utang
Utang yang dimiliki oleh Ilmi Fish Farm kepada Bank, benar-benar menjadi
kelemahan yang Ilmi Fish Farm. Dari wawancara dengan pemilik, pada
awalnya pemilik meminjam sejumlah dana untuk kegiatan operasionalnya,
dengan harapan usahanya dapat berkembang drastis. Namun Ilmi Fish Farm
mengalami kejadian tidak terduga yaitu dinding salah satu bangunan farmnya runtuh sehingga dana pinjaman tersebut digunakan untuk memperbaiki
bangunan tersebut dan hanya teralokasikan sedikit sekali kepada kegiatan
operasionalnya. Hingga saat ini pemilik masih harus membayar cicilan dari
pinjamannya setiap bulan sementara pinjaman tersebut tidak terlalu
mempengaruhi kegiatan operasionalnya, walaupun faktor tak terduga yaitu
runtuhnya bangunan farm dapat diatasi.
Kondisi Keuangan Ilmi Fish Farm
Kondisi Keuangan Ilmi Fish Farm menjadi kelemahan perusahaan karena
faktor kelemahan kelima yaitu utang kepada Bank yang mengurangi
pemasukan, serta kuantitas aset yang belum bertambah membuat kondisi
keuangan Ilmi Fish Farm dalam kondisi yang tidak baik. Dari hasil
wawancara, menurut pemilik sendiri salah satu indikasi kondisi
keuangannya kurang baik yaitu usahanya hingga saat ini memang berjalan
lancar, namun jarang ada bagian dari pemasukkan yang didapat untuk
melakukan saving.
Manajerial Perusahaan
Manajerial perusahaan dikatakan sebagai salah satu kelemahan karena,
belum adanya SOP baku mengenai kegiatan apa saja yang harus dilakukan
dan siapa saja yang harus melakukan. Hal-hal yang seperti jadwal kerja
karyawan, kapan pemilik membantu packing, apa yang harus dilakukan
ketika karyawan berhalangan masuk, ketika ada hal tak terduga dihadapi
karyawan pada kegiatan operasional di saat pemilik tidak ada di farm, kapan
dilakukan pencatatan dan lain-lain masih dilakukan dengan cara improvisasi.
Penelitian dan Pengembangan (R&D)
Dari hasil wawancara, selama ini R&D relatif tidak dilakukan atau dalam
kalimat lain, cenderung tidak ada perubahan pada kegiatan operasional yang
40
disebabkan oleh dilakukannya penelitian. Kalaupun ada, hanya penambahan
jumlah akuarium dan bangunan dari awal Ilmi Fish Farm berkembang, hal
tersebut oleh pemilik dikatakan hal yang wajar untuk siapa pun yang melakukan
kegiatan usaha, sehingga R&D di Ilmi Fish Farm merupakan suatu kelemahan.
Faktor-Faktor Peluang dan Ancaman
Faktor-faktor peluang dan ancaman didapat dari analisis lingkungan
eksternal Ilmi Fish Farm, dimana faktor-faktor tersebut berjalan di luar kendali
perusahaan. Faktor-faktor tersebut selanjutnya dijelaskan pada poin-poin di bawah
Peluang
1.
Kegiatan Ekspor Ikan Hias Indonesia
Kesepakatan dagang seperti Asian Free Trade Area (AFTA), General
Agreement on Trade (GATT), dan Chinese Asian Free Trade Area
(CAFTA) menjadi faktor peluang untuk kegiatan usaha Ilmi Fish Farm.
Kesepakatan-kesepakatan dagang tersebut memberikan dampak riak (ripple
effect) sehingga mempengaruhi jenis utama terutama ekspor-impor yang
selanjutnya mempengaruhi saluran pemasaraan di bawahnya seperti
pengumpul, pedagang dan produsen/petani. Beberapa tahun terakhir ini nilai
ekspor ikan hias terus meningkat. Sebagai contoh Data United Nation
Commodity Trade Statistics Database menyebutkan bahwa ekspor ikan hias
Indonesia pada 2012 meningkat 21,015 juta dolar AS atau 8,12% dari total
nilai ekspor ikan hias secara global.
Ilmi Fish Farm sebagai salah satu saluran pemasaran di bawah eksportir
terkena dampak positif tersebut. Menurut pemilk hal tersebut dikarenakan,
walaupun Ilmi Fish Farm bukan eksportir ikan hias, namun sebagian besar
pembelinya yang sesama supplier juga menjual ikan hias kepada eksportir.
2.
Potensi Lingkungan dan Lokasi Usaha
Ilmi Fish Farm berlokasi di Kota Bogor dengan kondisi alam yang
mendukung kegiatan bisnis ikan hias dari segi cuaca, curah hujan dan
ketersediaan air. Lokasi Ilmi Fish Farm dari segi geografis agak melembah
dan diapit dua sungai yaitu sungai Cibalok dan Sungai Seuseupan sehingga
sumber air melimpah. Lokasi usaha berada di Kotamadya dengan kedekatan
akses jalan tol yang memudahkan untuk mendistribusikan ikan hias yang
dijual.
3.
Jarak ke Pemasok (Pembudidaya)
Ilmi Fish Farm memiliki sekitar 30-an pemasok, sebagian besar berada di
daerah Kotamadya Bogor Timur, seperti Tajur, Ciawi dan Gadog. Biasanya
jika membeli ikan hias kepada pembudidaya, pemilik yang mendatangi
pembudidaya-pembudidaya ikan hias tersebut. Oleh karena itu, pemilik
mengatakan jarak antara pemasok-pemasok pembudidaya yang berdekatan
membantu kegiatan operasional Ilmi Fish Farm.
4.
Teknologi operasional
Teknologi yang digunakan untuk kegiatan ikan hias mudah untuk ditangani,
biaya teknologi terbilang terjangkau serta pembaharuan teknologi tersebut
terbilang datar dari tahun ke tahun. Dengan pertimbangan siapa pun dapat
41
5.
6.
7.
8.
9.
menggunakan teknolgi tersebut, pada saat wawancara, pemilik mengatakan
teknologi untuk usaha ikan hias yang ada saat ini menjadi peluang.
Perkembangan Teknologi Informatika (IT)
Seperti yang sudah dijelaskan pada faktor internal, kegiatan mengakses
teknologi informatika yang dilakukan Ilmi Fish Farm dikategorikan sebagai
kelemahan, namun terlepas dari hal tersebut, perkembangan IT yang pesat
saat ini memang memudahkan siapa pun untuk mengakses informasi apapun
dengan biaya yang tidak terlalu mahal. Oleh karena itu perkembangan
teknologi informatika dikateorikan sebagai faktor eksternal peluang pada
kegiatan usaha Ilmi Fish Farm. Biasanya teknologi IT yang ada
dimanfaatkan pemilik ketika sudah tidak memiliki solusi untuk jenis ikan
hias terutama yang jarang dijual oleh Ilmi Fish Farm.
Kerjasama dengan Instansi Terkait
Manfaat yang didapat dari faktor peluang ini adalah bantuan langsung dari
pemerintah seperti yang sudah dijelaskan pada analisis lingkungan eksternal,
program pelatihan serta kegiatan promosi dari pameran dan ikan hias.
Selain itu menurut pemilik, terbukanya peluang sebagai percontohan
pengusaha ikan hias dan pengajuan kerjasama untuk menjadi mentor
program pelatihan ikan hias.
Jumlah Pemasok (Pembudidaya)
Jumlah petani yang menjadi pemasok Ilmi Fish Farm saat ini berjumlah tiga
puluh enam. Banyaknya pemasok yang ada di Ilmi Fish Farm menurut
pemilik membantu kegiatan usaha Ilmi Fish Farm yang sudah berjalan
sejauh ini, walaupun kadang ada kendala ketersediaan pasokkan. Banyaknya
jumlah pemasok tersebut juga menurut pemilik memberikan kebebasan
untuk membeli dengan pilihan komoditas ikan hias yang cukup banyak.
Jumlah Pemasok (Pedagang)
Jumlah pemasok non petani yang dimiliki oleh Ilmi Fish Farm saat ini
berjumlah tujuh. Menurut pemilik, jumlah pemasok non petani yang dimiliki
Ilmi Fish Farm dikategorikan sebagai peluang karena jumlah pemasok non
petani tersebut mengimbangi jumlah pemasok petani yang memiliki
komoditas ikan hias yang homogen atau dapat dikatakan adanya tujuh
pemosk non petani tersebut membantu kegiatan usaha Ilmi Fish Farm dalam
hal pasokkan ikan hias baik yang menjadi stok atau langsung dijual. Walau
demikian
Jumlah Pembeli
Dari hasil wawancara, jumlah pembeli ikan hias Ilmi Fish Farm sudah
mencukupi dilihat dari skala usaha Ilmi Fish Farm. Yang dilihat dalam
penelitian ini dari jumlah petani adalah intensitas pembeli. Hal tersebut
diindikasikan dari kegiatan operasional dimana ikan hias yang ada tidak
pernah ditampung lama hingga kelebihan stok.
Ancaman
1.
Harga Pakan Pelet
Harga pakan pelet dalam setahun bisa mengalami beberapa kali mengalami
kenaikan. Hal tersebut karena sebagian besar perusahaan produsen pakan
pelet membeli bahan baku dengan cara impor.
2.
Harga Obat
42
3.
4.
5.
6.
Harga obat yang dibahas pada poin ini adalah obat yang digunakan untuk
packing saat akan mengirim ikan. Harga obat tersebut satu botol (250 ml)
adalah 200 ribu rupiah dan digunakan untuk sepuluh kali pengiriman.
Menurut pemilik harga obat tersebut naik drastis terakhir kali naik yaitu dari
harga 100 ribu rupiah sekitar 3 bulan yang lalu.
Ketersediaan pakan cacing
Pertimbangan cacing sutera sebagai pakan ikan hias adalah selain karena
memang sebgaian besar ikan hias berukuran kecil, cacing sutera tidak
mengotori air dibandingkan pakan pelet. Harga cacing sutera per satu taker
(0,8-1 L) adalah Rp 8.000. harga cacing memang lebih mahal dari pelet,
namun relatif jarang mengalami kenaikan dengan frekuensi dan tingkat yang
tinggi. Penjual cacing sutera mengandalkan dari tangkapan alam untuk bisa
menjual. Cacing sutera biasanya didapat dari sungai dan irigasi sawah. Oleh
karena itu ketersediaan cacing sutera sangat dipengaruhi oleh cuaca. Cuaca
hujan akan menyulitkan pencari cacing untuk mencari cacing di sungai
karena dengan cuaca hujan, arus sungai semakin deras dan sebagian besar
cacing hanyut akan terbawa arus.
Jarak Lokasi Pemasok (pedagang)
Sebagian besar pemasok non petani Ilmi Fish Farm berada agak jauh dari
Ilmi Fish Farm yaitu sebagian besar berada di Kabupaten Cibinong.
Jumlah Pesaing
Jumlah pesaing tidak dapat dipastikan secara spesifik berapa jumlahnya oleh
pemilik Ilmi Fish Farm, namun para pembelinya memiliki skala usaha besar,
sehingga masing-masing pembeli memiliki pemasok yang tidak sedikit.
Jarak Pembeli
Sebagian besar pembeli ikan hias Ilmi Fish Farm berada di luar Kota Bogor.
Hal tersebut menjadi ancaman jika pembeli-pembeli tersebut mendapatkan
pemasok lain selain Ilmi Fish Farm, yang berjarak lebih dekat dan lebih
dapat dikontrol.
FORMULASI STRATEGI
Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)
Pembandingan berpasangan (paired comparison) dilakukan terlebih dahulu
sebelum menyusun Matriks IFE, yang dilakukan dengan cara membandingkan
tiap faktor internal dengan faktor internal lainnya, untuk mendapatkan bobot
untuk setiap faktor tersebut dengan cara membandingkan faktor mana yang lebih
penting, kurang atau sama penting pada tiap faktor.
Penentuan bobot dan rating pada faktor-faktor internal dilakukan oleh
Bapak Muykeu Febriana selaku pemilik Ilmi Fish Farm. Perhitungan tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut
43
Tabel 12 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)
No
Kekuatan
1 Keutuhan informasi manajemen
2 Kecepatan pengambilan keputusan
3 Management ikan keluar masuk
4 Keprcayaan bisnis dengan pembeli
5 Kompetensi Pemilik
6 Kompetensi Karyawan
7 Kompetensi Pembukuan
Kelemahan
8 Sarana Pencatatan
9 Pembagian tenaga dan waktu tidak teratur
10 Kegiatan mengakses teknologi informatika
11 Kuantitas aset
12 Utang
13 Kondisi keuangan Ilmi Fish Farm
14 Penelitian dan pengembangan
Total IFE
Bobot
Rating
Skor
0,063
0,065
0,079
0,038
0,052
0,082
0,068
4
4
4
4
4
3
3
0,252
0,263
0,318
0,153
0,208
0,247
0,206
0,087
0,096
0,101
0,068
0,046
0,049
0,098
1
2
2
2
1
2
2
0,087
0,192
0,203
0,137
0,046
0,098
0,197
2,61
Tabel di atas menunjukan nilai faktor kekuatan yang memiliki skor tertinggi
adalah faktor manajemen ikan keluar masuk Ilmi Fish Farm dengan skor sebesar
0,31. Dengan jumlah permintaan ikan yang tidak selalu diimbangi oleh kuantitas
aset yang dimiliki, manajemen ikan keluar masuk menjadi prioritas dalam
kegiatan operasional Ilmi Fish Farm. Sebenarnya faktor tersebut berkaitan erat
dengan faktor dengan nilai skor kedua terbesar yaitu, kecepatan pengambilan
keputusan dengan skor sebesar 0,26. Sedangkan kelemahan terbesar Ilmi Fish
Farm adalah utang yang dimiliki dengan skor sebesar 0,04. Utang tersebut berupa
cicilan kepada Bank yang harus dibayar setiap bulan selama 2 tahun. Tahun 2014
sudah tahun kedua berjalan. Faktor tidak terduga yaitu runtuhnya salah satu
dinding bangunan usaha menjadikan dana pinjaman dialokasikan bukan pada
kegiatan operasional. Adanya cicilan yang harus dibayarkan tersebut mengurangi
pemasukan setiap bulannya, sehingga sekitar selama satu tahun terakhir
mengurangi pemasukkan Ilmi Fish Farm sementara kegiatan operasional relatif
tidak bertambah. Nilai total skor IFE yang didapat yaitu sebesar 2,61.
Matriks EFE (External Factor Evaluation)
Langkah untuk menyusun matriks EFE sama seperti langkah untuk
menyusun matriks IFE, hanya saja faktor eksternal yang menjadi input untuk
dievaluasi. Penentuan bobot dan rating pada faktor-faktor internal dilakukan oleh
Bapak Muykeu Febriana selaku pemilik Ilmi Fish Farm. Perhitungan tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut
44
Tabel 13 Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation)
No
Peluang
1 Kegiatan ekspor indonesia
2 Potensi lingkungan dan lokasi usaha
3 Jarak ke pemasok (Pembudidaya)
4 Teknologi operasional
5 Perkembangan teknologi informatika
6 Kerjasama dengan dinas/instansi terkait
7 Jumlah pemasok (pembudidaya)
8 Jumlah pemasok (non-petani)
9 Jumlah pembeli
Ancaman
10 Harga pakan
11 Harga obat
12 Ketersediaan cacing
13 Jarak ke pemasok (non petani)
14 Jumlah Pesaing
15 Jarak pembeli
Total EFE
Bobot
Rating
Skor
0,033
0,047
0,073
0,085
0,088
0,052
0,050
0,050
0,050
4
4
3
3
2
4
4
2
4
0,133
0,190
0,220
0,263
0,180
0,209
0,199
0,099
0,199
0,095
0,090
0,083
0,073
0,050
0,050
2
3
3
3
2
1
0,095
0,175
0,249
0,147
0,149
0,076
2,58
Tabel di atas menunjukan nilai faktor peluang yang memiliki skor tertinggi
adalah faktor Teknologi operasional dengan skor sebesar 0,26. Perkembangan
yang cenderung datar pada teknologi-teknologi ikan hias yang tersedia
menyebabkan kemudahan untuk mengakses, menggunakan serta membeli.
Peluang Ilmi Fish Farm untuk memanfaatkan teknologi yang ada masih terbuka
luas, seperti penggunaan genset atau memanfaatkan teknologi yang masih tersedia
dengan mempertimbangkan biaya dan pemasukkan yang akan didapat. Ancaman
yang paling besar pada kegiatan usaha Ilmi Fish Farm adalah ketersediaan cacing
dengan skor 0,24. Ketersediaan cacing yang terganggu akan menyebabkan kondisi
ikan tidak sehat. Masalah biasanya datang pada musim hujan dimana ketersediaan
cacing berkurang. Hal tersebut dikarenakan habitat hidup cacing sutera berada di
sungai yang pada saat musim hujan arus semakin deras dan akan menghanyutkan
sebagian besar cacing sutera. Selain berdampak pada kegiatan operasional Ilmi
Fish Farm, ketersediaan cacing yang berkurang di musim hujan juga berbanding
lurus dengan jumlah ikan hias yang dipasok terutama oleh pembudidaya yang juga
sangat bergantung pada cacing sutera. Nilai total skor EFE yang didapat adalah
sebesar 2,58.
Matriks IE (Internal-External)
Input untuk analisis matriks IE adalah skor total dari matriks IFE dan EFE.
Terdapat 9 kuadran pada matriks IE yang didasarkan oleh nilai skor total EFE
pada sumbu vertikal dan nilai skor total IFE pada sumbu hrizontal. Titik potong
keduanya menentukan posisi perusahaan berada pada kuadran yang ada pada
mtriks IE. Ilmi Fish Farm dengan skor total IFE sebesar 2,61 dan skor total EFE
sebesar 2,58 berada pada kuadran V matriks IE.
45
Skor Bobot Total IFE
Tinggi
Sedang
0.3
Rendah
0.2
0.1
(2,61)
Skor bobot total EFE
Tinggi
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
0.3
Sedang
(2,58)
0.2
Rendah
0.1
Gambar 4 Matriks IE Ilmi Fish Farm
Strategi yang dapat diterapkan pada kuadran V matriks IE adalah strategi
menjaga dan mempertahankan (hold and maintain) yang diterapkan dengan cara
penetrasi pasar dan pengembangan produk. Penetrasi pasar adalah upaya untuk
meningkatkan pangsa pasar di untuk produk yang ada di pasar saat ini. Upaya
yang dapat dilakukan adalah mulai mencari pasar baru dari baik dari jaringan
langganan yang sudah lama ataupun media teknologi seperti Internet.
Pengembangan produk dapat dilakukan dengan menambah jenis ikan hias yang
akan dijual.
Matriks SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat)
Data yang digunakan sebagai input untuk penyusunan Matriks SWOT
adalah data matriks IFE dan EFE, analisis matriks SWOT dapat dilakukan.
Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada pada Ilmi Fish Farm
selanjutnya disusun atau dikombinasikan sehingga menghasilkan beberapa jenis
strategi.
46
Peluang :
1. Kegiatan
ekspor
Indonesia
2. Potensi Lingkungan dan
lokasi usaha
3. Jarak
ke
pemasok
(pembudidaya)
4. Teknologi operasional
5. Perkembangan teknologi
Infornatika (IT)
6. Kerjasama
dengan
dinas/instansi terkait
7. Jumlah
pemasok
(pembudidaya)
8. Jumlah pemasok (nonpetani)
9. Jumlah pembeli
Ancaman
1. Harga pakan
2. Harga obat
3. Ketersediaan cacing
4. Jarak
ke
pemasok
(pembudidaya)
5. Jumlah pesaing
6. Jarak pembeli
Kekuatan:
1. Keutuhan
informasi
manajemen
2. Kecepatan pengambilan
keputussan
3. Manajemen ikan keluar
masuk
4. Kepercayaan
bisnis
dengan pembeli
5. Kompetensi pemilik
6. Kompetensi karyawan
7. Kompetensi pembukuan
Strategi S-O:
 Menambah komoditas
ikan hias yang dijual (S5,
O1, O4, O7)
Kelemahan:
1. Sarana pencatatan
2. Pembagian tenaga dan
waktu
3. Kegiatan
mengakses
teknologi informatika
4. Kuantitas aset
5. Utang
6. Kondisi keuangan
7. Penelitian
dan
pengembangan
Strategi S-T
 Mencari tahu
karakterisktik pesaing
(S3, S4, S5)
Strategi W-T
 Mencari tambahan suplai
cacing (W2, O3)
Strategi W-O
 Intensifikasi pemeliharaan
(W4, W6, O1)
Gambar 5 Matriks SWOT
Strategi S-O (Strength-Opportunity)
Strategi S-O dilakukan dengan menambah komoditas ikan hias yang dijual,
khususnya jenis-jenis ikan hias yang memiliki harga tinggi atau jenis-jenis ikan
hias yang jarang ditemui di Bogor namun banyak dicari oleh para pembeli Ilmi
Fish Farm. Strategi ini diciptakan berdasarkan faktor kekuatan kompetensi
pemilik dalam menangani ikan hias untuk menangkap peluang potensi permintaan
yang terus meningkat dipengaruhi kegiatan ekspor Indonesia, peluang kemudahan
penggunaan teknologi operasional ikan hias yang ada dan peluang jumlah
pembudidaya pemasok yang dimiliki. Tambahan jenis-jenis ikan hias yang
mungkin dijual Ilmi Fish Farm seperti, Panamense, Barbatum, Duboise, atau
udang hias redbee. Strategi ini dapat mulai dijalankan dengan cara mencarikan
indukan jenis ikan-ikan hias yang akan ditambah untuk dijual atau dipinjamkan
kepada pembudidaya-pembudidaya ikan hias yang menjadi pemasok Ilmi Fish
Farm. Setelah pembudidaya-pembudidaya sudah berhasil menernakan ikan-ikan
47
tersebut, Ilmi Fish Farm membeli baik secara tunai ataupun kredit dan menjual
kepada pelanggannya. Menambah jenis ikan hias baru dengan mencari indukan
untuk selanjutnya dijual atau dipinjamkan kepada petani pemasok dan membeli
kembali hasil ternaknya, masih lebih masuk akal (diterima/diterapkan oleh Ilmi
Fish Farm) karena masih dapat dilakukan dengan biaya yang lebih murah
dibandingakan menernakan sendiri indukan-indukan tersebut. Ilmi Fish Farm
dapat lebih mempertahankan/meningkatkan posisi tawar dan daya saing dengan
menawarkan semakin banyak jenis ikan hias kepada pelanggannya.
Strategi W-O (Weakness-Opportunity)
Strategi yang didapatkan dari pertimbangan adalah intensifikasi
pemeliharaan yang diartikan sebagai kegiatan pemeliharaan dengan memodifikasi
teknik pemeliharaan tersebut seperti meningkatkan pemberian pakan, menambah
intensitas penyifonan (membersihkan kotoran dalam akuarium) dan menambah
intensitas pergantian air yang bertujuan untuk menambah padat tebar ikan hias
pada akuarium. Strategi ini disusun berdasarkan pertimbangan adanya kesempatan
untuk menutupi kelemahan yaitu kuantitas aset yang dimiliki dan kondisi
keuangan Ilmi Fish Farm dengan peluang jumlah pembeli yang ada dan
permintaan ikan hias yang tidak pernah turun akibat dampak yang ditimbulkan
dari kegiatan ekspor Indonesia. Dengan pemeliharaan intensif, Ilmi fish Farm
dapat menambah jumlah ikan hias yang dijual dengan biaya yang masih
terjangkau dibandingkan dengan harus menambah kuantitas aset untuk menambah
jumlah ikan hias yang akan dijual. Tujuan akhirnya adalah kemampuan bersaing
Ilmi Fish Farm dapat lebih dipertahankan dan bertambah.
Strategi S-T (Strength-Threat)
Strategi ini dapat dilakukan dengan mencari tahu jumlah pesaing secara
spesifik, serta karakteristik pesaing seperti, komoditas yang biasa dijual, skala
usaha dan harga yang biasa ditetapkan. Strategi ini didasarkan pada faktor
kelemahan jumlah pesaing dan kekuatan arus manjemen ikan keluar masuk,
kepercayaan bisnis dengan pembeli dan faktor kelemahan jumlah pesaing. Strategi
ini diharapkan membuat Ilmi Fish Farm dapat menyesuaikan manajemen ikan
keluar masuk dengan kebiasaan permintaan jenis ikan hias pembeli namun juga
dengan kebiasaan pesaing. Dengan hal tersebut diharapkan para pesaing yang ada
tidak menggeser kedudukkan Ilmi Fish Farm pada pasar yang sudah ada di mata
pembeli dan nilai kepercayaan bisnis semakin tinggi.
Strategi W-T (Strength-Threat)
Strategi ini dilakukan dengan mencari tambahan suplai cacing sutera dengan
pertimbangan selama ini Ilmi Fish Farm memiliki ancaman pasokan cacing
karena hanya memiliki satu orang pedagang cacing sutera untuk pasokan pakan
cacing yang dilakukan dengan cara mengantar ke Ilmi Fish Farm. Masalah timbul
ketika pedagang tersebut tidak dapat atau hanya bisa memberikan sedikit suplai
cacing, sehingga pemilik harus keluar mencari pedagang cacing satu persatu. Hal
tersebut memberatkan kegiatan operasional terutama faktor kelemahan pembagian
tenaga dan waktu.
48
QSPM (Quantitative Strategic Planing Matrix)
Keempat strategi yang didapat dari matriks SWOT menjadi input untuk
menyusun QSPM dimana dimasukan juga faktor-faktor intenal dan eksternal pada
baris (beserta bobot masing-masing yang didapat dari IFE dan EFE) dan alternatif
strategi yang didapat pada kolom. Kemudian alternatif-alternatif strategi tersebut
dibandingkan dengan faktor-faktor yang telah dimasukkan dan ketika terdapat
pengaruh faktor terhadap strategi yang dibuat, diberikan nilai daya tarik
(attractive Score) dari 1 hingga 4, dan ketika tidak ada maka cell dikosongkan.
Setelah didapat nial AS, masing-masing nilai AS tersebut dikalikan dengan bobot
yang telah dimasukkan sehingga didapat nialai daya tarik total (Total Attractive
Scores). Terakhir, nilai TAS tersebut dijumlahkan ke sehingga didapatkan nilai
keseluruhan total daya tarik (Sum of Total Attractive Score) yang
merepresentasikan urutan alternatif strategi, dimana semakin besar nilai STAS,
semakin diprioritaskan strategi tersebut.
Urutan prioritas strategi pada Ilmi Fish Farm dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 14 Urutan alternatif strategi Ilmi Fish Farm
Alternatif
strategi
S-O
W-O
S-T
W-T
STAS
Urutan Prioritas Strategi
3,21
4,05
2,51
1,83
II
I
III
IV
Berdasarkan hasil perhitungan QSPM yang diperlihatkan pada tabel 13,
alternatif strategi yang menjadi prioritas Ilmi Fish Farm adalah:
1. Intensifikasi pada kegiatan penampungan atau pemeliharaan/pendederan
untuk meningkatkan kepadatan ikan hias dengan STAS sebesar 4,05
2. Menambah komoditas ikan hias yang dijual dengan STAS sebesar 3,21
3. Mencari informasi karakteristik pesaing STAS sebesar 2,51
4. Menambah pemasok cacing untuk operasional dengan STAS sebesar 1,83
KESMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditarik kesimpulan diantaranya
adalah;
1. Dari analisis faktor internal didapatkan faktor-faktor kekuatan dan kelemahan.
Faktor-faktor kekuatan yang didapat yaitu; kecepatan arus & keutuhan
informasi manajemen/operasional, kecepatan pengambilan keputusan,
manajemen ikan keluar masuk, kepercayaan bisnis dengan pembeli,
kompetensi pemilik, kompetensi karyawan dan kompetensi pencatat
pembukuan. Faktor-faktor kelemahan yang didapat yaitu; pencatatan,
pembagian tenaga & waktu, kegiatan mengakses teknologi informasi,
49
2.
3.
kuantitas aset, utang, kondisi keuangan, manajemen organisasi dan penelitian
& pengembangan.
Dari analisis faktor eksternal didapatkan faktor-faktor peluang dan ancaman.
Faktor-faktor peluang yang didapat yaitu; kegiatan ekspor Indonesia, potensi
lingkungan & lokasi usaha, jarak ke pemasok (pembudidaya), teknologi
operasional, perkembangan teknologi informasi, kerjasama dengan dinas &
instansi terkait, jumlah pemasok (pembudidaya), jumlah pemasok (nonpetani) dan jumlah pembeli. Faktor-faktor ancaman yang didapat yaitu; harga
pakan pelet, harga obat, ketersediaan cacing, jarak ke pemasok (non-petani),
jumlah pesaing dan jarak pembeli.
Berdasarkan matriks IE Ilmi Fish Farm berada pada kuadran V dimana
strategi yang baik untuk diterapkan adalah menjaga dan mempertahankan
(hold and maintain) yang dilakukan dengan cara penetrasi pasar dan
pengembangan produk. Dari hasil analisis SWOT, ada 4 alternatif strategi
yang dapat dijalankan, yaitu (1) Intensifikasi pada kegiatan penampungan
atau pemeliharaan/pendederan untuk meningkatkan kepadatan ikan hias per
akuarium, (2) Menambah komoditas ikan hias yang dijual, (3) Mencari
informasi karakteristik pesaing dan (4) menambah pemasok cacing untuk
operasional. Dari hasil QSPM strategi terbaik untuk diterapkan adalah;
intensifikasi pada kegiatan penampungan atau pemeliharaan/pendederan
untuk meningkatkan kepadatan ikan hias dengan STAS sebesar 4,05.
Saran
1.
2.
Agar Ilmi Fish Farm menyusun SOP operasional yang diharapakan dapat
menjadi panduan kegiatan operasional Ilmi Fish Farm yang memiliki struktur
organisasi sederhana dan dapat membantu menerapkan prioritas strategi yang
didapat dari QSPM.
Ilmi Fish Farm perlu mencermati biaya yang akan dikeluarkan atas
pertimbangan kondisi keuangan Ilmi Fish Farm yang kurang stabil, karena
akan ada integrasi yang harus kuat ke belakang dan ke depan untuk
menerapkan prioritas strategi yang didapat.
DAFRTAR PUSTAKA
Azizah, A.M. 2011. Strategi Usaha Budidaya Ikan Hias Air Tawar Kelompok
Pembudidaya Ikan Hias Curug Jaya Kota Depok, Provinsi Jawa Barat.
[Skripsi]. Bogor: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut
Pertanian Bogor.
Badan Pusat Statistik. 2014. Ekspor Ikan Hias Indonesia 1999-2013. Jakarta.
David, F.R. 2009. Manajemen Strategis: Konsep. Edisi 12. Salemba Empat.
Jakarta.
Husein, Umar. 2008. Strategic Management in Action. PT Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
50
Komar, D.Y. Mendongkrak Devisa Negara Melalui Ekspor Ikan Hias [Internet].
[Diakses
pada
29
Desember
2012].
Tersedia
pada:
http://www.kkp.go.id/ikanhias/index.php/news/c/47/Mendongkrak-DevisaNegara-Melalui-Ekspor-Ikan-Hias/?category_id=3
Kotler, Philip dan Keller, K.L. 2009. Manajemen Pemasaran: Analisis,
Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. Jilid 1. Edisi 13. Erlangga. Jakarta.
Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi
dan Kontrol. Jilid 2. Edisi 9. Prenhalindo. Jakarta.
Kusniati, Nia. 2007. Strategi Bisnis Ikan Hias Air Tawar Pada Kelompok
Pembudidaya Ikan Hias Nusa Hias, Desa Cibitung Tengah, Kecamatan
Tenjolaya [Skripsi]. Bogor: Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut
Pertanian Bogor.
Lesmana, D.S. 2001. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Lesmana, D.S. dan Daelami, Deden. 2009. Panduan Lengkap Ikan Hias Air Tawar
Populer. Penebar Swadaya. Jakarta.
Madura, Jeff. 2007. Pengantar Bisnis. Edisi 4. Buku 1. Salemba Empat. Jakarta
Perter, M.E.1991. Strategi bersaing. PT Gelora Aksara Pratama. Jakarta
Salahuddin, M.Z. 1996. Analisis Strategi Pemasaran Ekspor Ikan Hias CV.
Cahaya Baru, Jakarta Selatan. [Skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian. Institut
Pertanian Bogor.
Susanto, Hadi. 2012. Kajian Strategi Pemasaran Ikan Hias di Pasar Luar Negeri
[Tesis]. Bogor: Sekolah Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.
51
LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisioner penentuan faktor internal dan eksternal
1. Profil, Sejarah dan Gambaran Umum Kelompok Ilmi Fish Farm
a. Bagaimana sejarah Ilmi Fish Farm berdiri?
b. Apa visi, misi dan tujuan Ilmi Fish Farm?
c. Bagaimana struktur organisasi?
2. Analisis Lingkungan Internal
a. Aspek Manajemen:
 Seperti apa manajemen yang diterapkan?
 Seperti apa perencanaan dilakukkan dalam kegiatan usaha?
 Seperti apa pengorganisasian diterapkan?
 Apakah kegiatan manajemen tersebut berjalan baik?
 Kendala apa saja yang terdapat pada aspek manajemen?
b. Aspek Pemasaran
 Seperti apa kegiatan pemasaran yang dilakukan?
 Saluran distribusi dalam pemasaran?
 Strategi atau langkah apa yang saat ini dijalankan?
 Tujuan apa yang hendak dicapai dalam kegiatan pemasaran?
 Apakah ada promosi mengenai produk ?
 Jika ada, seperti apa kegiatan promosi tersebut?
 Apakah kegiatan pemasaran berjalan dengan baik?
 Kendala apa saja yang terdapat dalam kegiatan pemasaran?
c. Produksi (Operasional)
 Bagaimana ketersediaan sarana operasional?
 Bagaimana proses operasional dilakukan?
 Kendala operasional apa yang dihadapi Ilmi Fish Farm?
d. Keuangan
 Dari mana sumber modal untuk kegiatan usaha?
 Bagaiman sistem manajemen keuangan dijalankan?
 Sudah efektifkah pengelolaan keuangan yang dijalankan?
e. Sumberdaya Manusia
 Berapa jumlah SDM (pemilik, manajemen, karyawan dll) pada kegiatan
usaha Ilmi Fish Farm?
 Bagaimana tingkat keterampilan setiap individu yang terlibat dalam kegiatan
usaha?
 Bagaimana penanganan dan pengelolaan SDM?
f. Penelitian dan Pengembangan
 Apakah ada inovasi terbaru dalam kegiatan operasional, pemasaran atau
manajmen?
3. Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan
a. Aspek Ekonomi
52



b.









c.




d.





e.




f.



g.


Bagaimana keadaan ekonomi mempengaruhi kegiatan usaha Ilmi Fish
Farm?
Adakah perubahan harga bahan baku?
Apakah perubahan bahan baku memberikan dampak yang terasa pada
kegiatan usaha Ilmi Fish Farm?
Aspek Sosial, Budaya, Demografi dan Lingkungan
Pernahkah perusahaan melakukan kegiatan sosial?
Adakah bentuk tanggung jawab sosial pada masyarakat?
Bagaimana pekerjaan penduduk di sekitar perusahaan?
Jumlah penduduk di sekitar perusahaan yang bekerja?
Kondisi penduduk di sekitar perusahaan?
Apakah gaya hidup masyarakat mempengaruhi kegiatan usaha?
Bagaimana kondisi lingkungan (geografis) Ilmi Fish Farm?
Bagaimana lingkungan geografis dari pihak-pihak yang terkait (pemasok,
pembeli, dll)?
Adakah permasalahan terkait sosial, budaya, demografi, lingkungan terhadap
kegiatan usaha Ilmi Fish Farm?
Aspek Teknologi
Berapa besar biaya untuk memenuhi kebutuhan teknologi?
Sejauh mana teknologi diterapkan?
Bagaimana kemampuan dalam mengakses informasi?
Adakah permasalahan terkait aspek teknologi?
Aspek Pemerintah, Hukum dan Politik
Apakah ada aturan tentang pendirian usaha?
Adakah instansi atau dinas pemerintah yang terkait atau melakukan
kerjasama?
Jika ada, seperti apa pengaruh keterkaitan atau kerjasama tersebut terhadap
kegiatan usaha?
Seperti apa pengaruh pemerintah, hukum dan politik terhadap kegiatan
usaha?
Adakah permasalahan terkait pemerintah, hukum dan politik?
Pemasok
Berapa jumlah pemasok ikan hias Ilmi Fish Farm
Fish Farm terhadap pemasok?
Kendala apa yang ada pada hubungan dengan pemasok?
Apakah pemasok terikat untuk menjual kepada Ilmi Fish Farm?
Pembeli
Berapa pembeli ikan hias Ilmi Fish Farm?
Kendala apa yang ada pada hubungan dengan pembeli?
Apakah Ilmi Fish Farm terikat untuk menjual kepada pembeli (tertentu)?
Pesaing
Berapa jumlah pesaing?
Kendala apa yang ada pada hubungan dengan pesaing?
53
4. Penentuan faktor internal (kekuatan dan kelemahan)
Tabel 1 Analisis faktor internal perusahaan
No
Faktor Internal
Kekuatan
Kelemahan
Rating
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
.....
Tujuan : Mengelompokan variabel-variabel yang terdapat pada faktor-faktor
internal kepada kekuatan dan kelemahan.
Petunjuk pengisian :
1. Beri tanda ceklis (√) pada kolom kekuatan jika variabel tersebut
dikategorikan sebagai kekuatan perusahaan, atau pada kolom kelemahan jika
variabel tersebut dikategorikan sebagai kelemahan perusahaan.
2. Beri tanda ceklis (√) pada kolom angka untuk rating. Beri nilai 1 atau 2
untuk kelemahan dengan nilai 1 jika kelemahan termasuk kelemahan
terbesar dan nilai 2 untuk kelemahan kecil. Beri nilai 3 atau untuk kekuatan
dengan nilai 3 untuk kekuatan kecil dan 4 untuk kekuatan besar.
5. Penentuan faktor eksternal (Peluang dan Ancaman)
Tabel 2 Analisis faktor eksternal perusahaan
No
Faktor Eksternal
Peluang
Ancaman
Rating
1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
.....
Tujuan : Mengelompokan variabel-variabel yang terdapat pada faktor-faktor
internal kepada kekuatan dan kelemahan.
Petunjuk pengisian :
1. Beri tanda ceklis (√) pada kolom peluang jika variabel tersebut dikategorikan
sebagai peluang bagi perusahaan, atau pada kolom ancaman jika variabel
tersebut dikategorikan sebagai ancaman bagi perusahaan.
2. Beri tanda ceklis (√) pada kolom angka untuk rating. Pada angka 1 jika;
faktor tersebut berpengaruh sangat lemah, pada angka 2 jika; faktor tersebut
berpengaruh lemah, pada angka 3 jika; faktor tersebut berpengaruh kuat dan
pada angka 4; jika faktor tersebut berpengaruh sangat kuat.
54
6. Pembobotan variabel-variabel faktor internal
Tabel 2 Penilaian bobot faktor-faktor eksternal perusahaan
Faktor internal
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
Total
Total
Bobot
Tujuan : Mencari bobot untuk setiap variabel-variabel yang termasuk ke dalam
faktor eksternal perusahaan.
Petunjuk pengisian :
Berikan nilai 1 hingga 3 pada sel dengan petunjuk:
1 = Jika indikator horizontal kurang penting terhadap indikator vertikal
2 = jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal
3 = jika indikator horizontal lebih penting dibanding indikator vertikal
7. Pembobotan variabel-variabel faktor eksternal
Tabel 3 Penilaian bobot faktor-faktor eksternal perusahaan
Faktor eksternal
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
Total
Total
Bobot
Tujuan : Mencari bobot untuk setiap variabel-variabel yang termasuk ke dalam
faktor internal perusahaan.
Petunjuk pengisian:
Berikan nilai 1 hingga 3 pada sel dengan petunjuk:
1 = Jika indikator horizontal kurang penting terhadap indikator vertikal
2 = jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal
3 = jika indikator horizontal lebih penting dibanding indikator vertikal
55
Lampiran 2 Kuisioner Penentuan Prioritas Strategi
Faktor-faktor kunci
Bobot
Alternatif Strategi
Strategi 1
Strategi 2
AS
TAS
AS
TAS
Peluang
A
B
C
Ancaman
A
B
C
Kekuatan
A
B
C
Kelebihan
A
B
C
Jumlah total daya
tarik
Tujuan :
Penentuan alternatif strategi dengan QSPM dilakukan untuk menentukan daya
tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan
kunci internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. QSPM secara objektif
akan mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik untuk dilakukan.
Petunjuk Pengisian :
Tentukan Attractive Score (AS) atau daya tarik masing-masing faktor internal
(kekuatan dan kelemahan) serta faktor eksternal (peluang dan ancaman) untuk
masing-masing alternatif strategi pengembangan yang sudah ada
diatas.Mengajukan pertanyaan, apakah faktor sukses kritis ini mempengaruhi
pilihan strategi yang dibuat. Jika jawabannya “tidak”, maka kolom AS tidak perlu
diisi, Jika jawabannya “Ya” maka kolom AS diisi dengan :
1 = Jika alternatif strategi tidak menarik dibandingkan relatif dengan alternatif
lain
2 = Jika alternatif strategi agak menarik dibandingkan relatif dengan alternatif lain
3 = Jika alternatif strategi cukup menarik dibandingkan relatif dengan alternatif
lain
4 = Jika alternatif strategi sangat menarik dibandingkan relatif dengan alternatif
lain
56
Lampiran 3 Pembobotan Faktor-Faktor Internal
Faktor
Internal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
1
2
3
4
5
6
7
8
0
3
1
1
2
3
1
1
1
1
1
1
1
3
1
0
1
1
1
2
1
3
1
1
1
1
1
2
3
3
0
2
2
3
1
1
1
1
3
3
3
3
3
3
2
0
3
3
1
2
1
1
2
2
2
3
2
3
2
1
0
3
1
2
1
1
1
2
1
3
1
2
1
1
1
0
1
1
1
1
1
1
1
2
3 3
3 1
3 3
3 2
3 2
3 3
0 1
3 0
3 1
3 1
2 1
3 3
3 3
3 3
Total
9 10 11 12 13 14 total
3
3
3
3
3
3
1
3
0
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
3
2
0
2
3
2
3
3
3
1
2
3
3
2
3
2
2
0
3
3
3
3
3
1
2
2
3
1
1
1
1
1
0
1
2
3
3
1
2
3
3
1
1
1
2
1
3
0
3
1
2
1
1
1
2
1
1
1
1
1
2
1
0
32
35
23
24
29
37
14
25
17
18
19
30
25
36
364
bobot
0,087912088
0,096153846
0,063186813
0,065934066
0,07967033
0,101648352
0,038461538
0,068681319
0,046703297
0,049450549
0,052197802
0,082417582
0,068681319
0,098901099
1
57
Lampiran 4 Pembobotan Faktor-Faktor Eksternal
Faktor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 total
Eksternal
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
0
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
0
1
3
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
0
1
1
1
1
2
3
1
1
1
1
1
1
1
1
3
0
1
2
2
3
3
1
1
1
1
1
1
1
3
3
3
0
3
3
3
3
3
2
2
2
2
3
1 1
3 3
3 3
2 2
1 1
0 2
2 0
3 3
3 3
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
2 2
Total
1
3
2
2
1
1
1
0
2
1
1
1
1
1
2
1
3
1
1
1
1
1
2
0
1
1
1
1
1
2
1
3
3
3
1
3
3
3
3
0
2
2
2
2
3
1
3
3
3
2
3
3
3
3
2
0
2
2
2
3
1
3
3
3
2
3
3
3
3
2
2
0
2
2
3
1
3
3
3
2
3
3
3
3
2
2
2
0
2
3
1
3
3
3
2
3
3
3
3
2
2
2
2
0
3
1
3
3
3
1
2
2
2
2
1
1
1
1
1
0
14
40
37
35
20
31
31
37
38
22
21
21
21
21
32
421
bobot
0,033254157
0,095011876
0,087885986
0,083135392
0,047505938
0,073634204
0,073634204
0,087885986
0,090261283
0,052256532
0,049881235
0,049881235
0,049881235
0,049881235
0,076009501
1
58
Lampiran 5 Penilaian Skor Bobot Faktor Internal
Kekuatan
1
2
3
4
5
6
7
keutuhan informasi manajemen
kecepatan pengambilan keputusan
management ikan keluar masuk
keprcayaan bisnis dengan pembeli
penguasaan ilmu (pemilik)
penguasaan ilmu (karyawan)
penguasaan ilmu (pencatatan
keuangan)
Kelemahan
1 pencatatan
2 pembagian tenaga
3 kegiatan mengakses teknologi
informasi
4 kuantitas aset
5 utang (bank)
6 kondisi keuangan
7 penelitian dan pengembangan
Total
skor bobot
0,252747253
0,263736264
0,318681319
0,153846154
0,208791209
0,247252747
0,206043956
0,087912088
0,192307692
0,203296703
0,137362637
0,046703297
0,098901099
0,197802198
2,615384615
59
Lampiran 6 Penilaian Skor bobot Eksternal
Peluang
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Ancaman
1
2
3
4
5
6
kondisi ekonomi
Lokasi Usaha
Jarak ke pemasok (petani)
harga teknologi operasional
(peralatan)
perkembangan teknologi
informasi
kerjasama instansi/dinas terkait
jumlah pemasok (petani)
jumlah pemasok (setingkat)
jumlah pembeli
harga pakan (pelet)
harga obat
ketersediaan cacing
Jarak ke pemasok (setingkat)
jumlah pesaing
jarak pembeli
total
Skor Bobot
0,133016627
0,190023753
0,220902613
0,263657957
0,180522565
0,209026128
0,199524941
0,09976247
0,199524941
0,095011876
0,175771971
0,249406176
0,147268409
0,149643705
0,076009501
2,589073634
60
Faktor-faktor
bobot
AS
PELUANG
kondisi ekonomi
Lokasi Usaha
Jarak ke pemasok (petani)
harga teknologi operasional (peralatan)
perkembangan teknologi informasi
kerjasama instansi/dinas terkait
jumlah pemasok (petani)
jumlah pemasok (setingkat)
jumlah pembeli
ANCAMAN
harga pakan (pelet)
harga obat
ketersediaan cacing
Jarak ke pemasok (setingkat)
jumlah pesaing
jarak pembeli
KEKUATAN
keutuhan informasi manajemen
kecepatan pengambilan keputusan
management ikan keluar masuk
keprcayaan bisnis dengan pembeli
penguasaan ilmu (pemilik)
penguasaan ilmu (karyawan)
penguasaan ilmu (pencatatan keuangan)
KELEMAHAN
pencatatan
pembagian tenaga
kegiatan mengakses teknologi informasi
kuantitas aset
utang (bank)
kondisi keuangan
penelitian dan pengembangan
0,033254157
0,047505938
0,073634204
0,087885986
0,090261283
0,052256532
0,049881235
0,049881235
0,049881235
0,095011876
0,087885986
0,083135392
0,073634204
0,049881235
0,076009501
0,063186813
0,065934066
0,07967033
0,038461538
0,052197802
0,082417582
0,068681319
0,087912088
0,096153846
0,101648352
0,068681319
0,046703297
0,049450549
0,098901099
AS
W-O
TAS
AS
S-T
TAS
4
3
2
3
0,133017
0,142518
0,147268
0,263658
4
4
2
4
0,133017
0,190024
0,147268
0,351544
4
0,199525
4
0,199525
4
4
4
0,199525
0,199525
0,199525
2
4
0,175772
0,332542
2
0,175772
3
0,149644
3
0,149644
4
4
0,199525
0,304038
3
2
4
4
4
2
0,18956
4
4
4
4
4
3
0,252747
0,263736
0,318681
0,153846
0,208791
0,247253
3
3
2
4
4
2
0,18956
0,197802
0,159341
0,153846
0,208791
0,164835
2
3
2
2
S-O
TAS
0,318681
0,153846
0,208791
0,164835
0,093407
0,148352
0,197802
3,218743
4
3
3
3
0,274725
0,14011
0,148352
0,296703
4,050788
AS
W-T
TAS
4
0,190024
2
0,095012
4
4
4
0,199525
0,199525
0,199525
3
3
3
0,149644
0,149644
0,149644
4
0,332542
4
0,252747
4
0,318681
4
0,384615
3
0,148352
2,514689
1,832529
61
Lampiran 7 Dokumentasi
62
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Indianapolis, Lafayette, USA pada 03 September 1989.
Penulis adalah putera dari pasangan Ir. Endang Setiawan, MSF dan Enok Rohani
Kartiana BScF. Penulis merupakkan anak pertama dengan adik bernama Rosalin
Nur Ajani.
Penulis menyelesaikan pendidikan pada tahun 2001 di SD Negeri Panaragan
2 Kota Bogor. Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 7
Bogor dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan
pendidikan di SMS Negeri 9 Bogor hingga lulus pada tahun 2007. Pada tahun
2007 penulis melanjutkan pendidikan di Institut Pertanian Bogor Program
Diploma dengan Program Keahlian Supervisr Jaminan Mutu Pangan dan lulus
pada tahun 2010. Terakhir penulis melanjutkan pendidikan di Program Alih Jenis
Institut Pertanian Bogor jurusan Agribisnis pada tahun 2010.
Download