Bank dinilai belum serius garap KUR, Proposal kredit sektor UMKM diakui sering tidak akurat Written by Artikel Tuesday, 01 June 2010 15:43 - Last Updated Thursday, 10 June 2010 17:02 JAKARTA Kementerian Koperasi dan UKM meminta agar perbankan tidak langsung tiarapketika menerima permintaan kredit dari pelaku usaha mikro dan kecil. Choirul Djamhari, Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM, menegaskan akibat tindakan perbankan tersebut, program pemberdayaan untuk sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) menjadi kurang optimal. "Kredit usaha rakyat (KUR) sampai saal ini masih dijangkiti penyakit lama. Sektor perdagang-an umum dan jasa masih mendominasi penyaluran. Ketika perbankan disodori proposal oleh usaha bidang pertanian, lamban memprosesnya. Apalagi jika yang mengajukan UKM perikanan tangkap, pagi-pagi sekali mereka sudah tiarap," ungkapnya pekan lalu. Penyakit paling kronis adalah, sebaran KUR masih terkonsentrasi di seluruh Pulau Jawa, lanjutnya. Karena itu, Kementerian Koperasi dan UKM sebagai instansi yang menjadi koordinator lapangan program KUR, pada periode penyaluran berikut akan melakukan verifikasi, terutama terhadap infrastruktur yang dimiliki perbankan penyalur KUR. Kredit tersebut sampai saat ini masih ditangani oleh enam bank, yakni Bank BTN, Bank BNI, Bank BRI, Bank Mandiri, Bank Syar-haih Mandiri, dan Bank Bukopin. Sejumlah 13 perbankan dari kelompok Bank Pembangunan aerah (BDP) memang telah berpartisipasi, tetapi target penyaluran ke-13 BPD tersebut masih terlalu rendah, sehingga kurang signifikan mencapai target penyaluran oleh pemerintah sebesar Rp20 triliun per tahun. Ke-13 BPD adalah BankPapua, Bank Malku, Bank Sulut, Bank Kalteng, Bank Kalsel, Bank Kalbar, Bank NTB, BankJatim, Bank DIY, Bank Jateng, Bank Jabar Banten, Bank Nagari, dan Bank DKI. Ke-13 Bank ini hanya menargetkan penyaluran sebesar Rp2 triliun pada periode 2010 yang dimulai awal Maret 2010. Choirul sudah berkali-kali mengingatkan perbankan penyalur agar tidak mengedepankan alasan permanen. Misalnya, tidak memproses pengajuan usaha mikro dan kecil. Terutama yangterkait dengan kelengkapan persyaratan yang mereka ajukan "Kalaupun proposal itu tidak diproses karena kurang lengkap, sebaiknya calon debitor diberitahu bahwa persyaratan proposal masih belum lengkap. Jangan hanya didiamkan, dan tidak diproses," tambahnya. Kurang akurat Dikemukakannya, bank sebenarnya tidak berada pada posisi menolak secara mentah-mentah proposal tersebut. Diakui, proposal dari usaha mikro dan kecil, memang kerap kurang akurat. Misalnya, tidak mencantumkan sistem pengembalian dana kredit. Meski demikian, kekurangan tersebut harus disampaikan agar bisa diperbaiki. Termasuk kali-matnya yang bertele-tele. Jika tindakan seperti itu terus dilakukan perbankan. Choirul 1/2 Bank dinilai belum serius garap KUR, Proposal kredit sektor UMKM diakui sering tidak akurat Written by Artikel Tuesday, 01 June 2010 15:43 - Last Updated Thursday, 10 June 2010 17:02 mengingat-kan bahwa apa yang telah digembar-gemborkan pemerintah bahwa KUR mudah diakses, tidak sesuai dengan fakta ketika pelaku usaha mengajukan proposal. "Memang memusingkan bagi petugas bank ketika membaca proposal tersebut. Mereka datang ke bank tanpa ilmu pengetahuan dan informasi yang kurang lengkap. Jika kemudian ditolak, mereka berkeluh-kesah yang menimbulkan suasana psikologi agak frustasi." Sementara itu menurut Deputi Bidang Pembiayaan Menteri Koperasi UKM Agus Muharram, dalam kuartal 1/2010 KUR yang dikucurkan baru terserap Rp2 triliun, padahal direncanakan per kuartal terserap Rp5 miliar. "Agar terpenuhi rencana Kementrian KUR dapat terserap Rp20 miliar per tahun," katanya. Sumber : Bisnis Indonesia 2/2