Hubungan Disonansi Kognitif dan Perilaku Merokok pada Mahasiswa Linda Lindiawati 14512218 Latar Belakang • • • • Indonesia menganggap bahwa merokok sebagai perilaku yang wajar dan lumrah. Perilaku tersebut sudah menjadi bagian dari kehidupan sosial serta gaya hidup masyarakat Indonesia, selain itu individu yang merokok tidak memahami risiko dan bahaya yang disebabkan oleh rokok bagi kesehatan tubuhnya serta orang lain yang ada di sekitar. Individu juga tidak menyadari bahwa dirinya sudah terjerat dalam kondisi ketergantungan sehingga sangat sulit untuk melepaskan diri dari rokok. Menurut hasil survey GATS (Global Adult Tobacco Survey) pada tahun 2011, prevalensi perokok di Indonesia rankingnya naik menjadi nomor 2 terbesar di dunia. Melihat dari fenomena di atas perilaku merokok di Indonesia kian mengkhawatirkan bagi kelangsungan hidup sebagian penduduk, sehingga diperlukan sebuah penelitian lebih lanjut untuk mengungkap permasalahan terbesar yang terjadi pada perokok dewasa, khususnya mahasiswa. Adanya informasi mengenai dampak buruk rokok bagi kesehatan serta kenyamanan yang diberikan oleh rokok untuk menghilangkan stres menjadi pemikiran utama yang menyebabkan terjadinya ketidakselarasan pada kognisi individu, sehingga terjadilah disonansi kognitif (Aronson, Wilson & Akert, 2006). Perumusan Masalah Mengetahui ada atau tidak adanya hubungan disonansi kognitif dan perilaku merokok pada mahasiswa. Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat adanya hubungan disonansi kognitif dan perilaku merokok pada mahasiswa. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu bagi penelitian selanjutnya mengenai psikologi sosial dan psikologi kesehatan tentang disonansi kognitif yang berkaitan dengan perilaku merokok pada mahasiswa. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam upaya-upaya untuk mengendalikan atau menghentikan perilaku merokok pada mahasiswa dengan mempertimbangkan efek dari disonansi kognitif. Landasan Teori 1. Disonansi Kognitif Myers (2005) mengatakan bahwa disonansi kognitif berasumsi untuk mengubah ketidaknyamanan dan merasionalisasikan tindakan diri sendiri. Artinya seseorang akan merasa tegang (disonansi) ketika dua pikiran atau keyakinan (kognisi) diakses secara bersamaan maka terjadilah psikologis yang tidak konsisten. 2. Perilaku Merokok Komasari dan Helmi (2000) mengemukakan definisinya mengenai perilaku merokok, yaitu aktivitas seseorang yang berhubungan dengan merokok, diukur melalui intensitas, tempat, waktu, dan fungsi merokok dalam kehidupan sehari-hari. 3. Mahasiswa Ahmad dan Ananda (1996) mendefinisikan mahasiswa sebagai seseorang yang belajar di perguruan tinggi, pengertian tersebut dikhususkan untuk laki-laki. Hipotesis • Penelitian ini mengajukan hipotesis adanya hubungan disonansi kognitif dan perilaku merokok pada mahasiswa. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian • Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Terikat : Perilaku Merokok 2. Variabel Bebas : Disonansi Kognitif Subjek Penelitian • Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat III dan IV di sebuah perguruan tinggi swasta kota Depok. • Sampel Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik non-probability sampling yang berjenis purposive sampling. Subjek penelitian ini ini adalah mahasiswa tingkat III dan IV yang masih aktif di sebuah perguruan tinggi swasta kota Depok, mahasiswa tersebut adalah seorang perokok dan pernah mencoba berhenti merokok. Sampel yang diambil berjumlah 100 orang. Teknik Pengumpulan data • Teknik pengambilan data menggunakan kuesioner hasil pengembangan dari 2 alat ukur yang skalanya berbentuk Likert. Skala Perilaku Merokok (Glover dan Nilsson, 2005) Skala Skala Disonansi Kognitif (Keutzer, 1968) Validitas dan Reliabilitas • Validitas Validitas yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada isi, artinya validitas ini menelaah dan merevisi butir-butir pernyataan berdasarkan pendapat profesional para penelaah (Suryabrata, 2013). • Reliabilitas Alat ukur perilaku merokok yang diadaptasi dari Glover-Nilsson smoking behavioral questionnaire (GNSBQ) memiliki reliabilitas sebesar 0,81 (Ebbert, Severson, Danaher, schroeder & Glover, 2013), sedangkan pada alat ukur disonansi kognitif yang dikembangkan oleh Keutzer (1968) tidak memiliki reliabilitas. Teknik Analisis Data • Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode analisis korelasi pearson product moment, yaitu metode korelasi antara dua variabel yang masing-masing mempunyai skala pengukuran interval.