2000 BPHN KEPPRES 78/2004, PENGESAHAN PERSETUJUAN

advertisement
Copyright (C) 2000 BPHN
KEPPRES 78/2004, PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK BULGARIA MENGENAI
PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN ATAS PENANAMAN MODAL
*51771 KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA (KEPPRES)
NOMOR 78 TAHUN 2004 (78/2004)
TENTANG
PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH
REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK
BULGARIA MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN
ATAS PENANAMAN MODAL
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang :
a.
bahwa di Jakarta, pada tanggal 13 September 2003 Pemerintah
Republik Indonesia telah menandatangani persetujuan antara
Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik
Bulgaria mengenai Peningkatan dan Perlindungan atas
Penanaman Modal, sebagai hasil perundingan antara
Delegasi-delegasi Pemerintah Republik Indonesia dan
Pemerintah Republik Bulgaria;
b.
bahwa sehubungan dengan itu, dipandang perlu untuk
mengesahkan Persetujuan tersebut dengan Keputusan Presiden;
Mengingat :
1.
Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 11 Undang-Undang Dasar 1945;
2.
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2000 tentang Perjanjian
Internasional (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 185,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4012);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK BULGARIA
MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN ATAS PENANAMAN MODAL.
Pasal 1
Mengesahkan Persetujuan antara Pemerintah Republik Indonesia dan
Pemerintah Republik Bulgaria mengenai Peningkatan dan
Perlindungan atas Penanaman Modal, yang telah ditandatangani
Pemerintah Republik Indonesia di Jakarta, pada tanggal 13
September 2003, sebagai hasil perundingan antara
Delegasi-delegasi Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah
Republik Bulgaria yang salinan naskah aslinya dalam bahasa
Indonesia, Bulgaria dan Inggris sebagaimana terlampir pada
Keputusan Presiden ini.
Pasal 2
Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Keputusan Presiden ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia.
*51772 Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 September 2004
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd.
MEGAWATI SOEKARNOPUTRI
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 27 September 2004
SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
BAMBANG KESOWO
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2004 NOMOR 99
PERSETUJUAN
ANTARA
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
DAN
PEMERINTAH REPUBLIK BULGARIA
MENGENAI PENINGKATAN DAN PERLINDUNGAN
ATAS PENAMAMAN MODAL
Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Bulgaria
(selanjutnya disebut sebagai "Para Pihak");
Mengingat persahabatan dan hubungan kerjasama yang telah terjalin
antara kedua negara dan rakyatnya dan keinginan untuk
mengembangkan kerjasama ekonomi antara mereka.
Bermaksud untuk menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi
penanaman modal oleh para penanam modal dari satu Pihak
didasarkan pada kedaulatan yang sama dan saling menguntungkan;
dan
Mengakui bahwa Persetujuan mengenai Peningkatan dan Periindungan
atas Penanaman Modal tersebut akan mendorong untuk merangsang
kegiatan investasi di kedua Negara;
TELAH MENYETUJUI HAL-HAL SEBAGAI BERIKUT:
PASAL I
Definisi
Untuk tujuan Persetujuan ini :
1.
Istilah "penanaman modal" diartikan sebagai segala bentuk
aset yang ditanam oleh para penanam modal dari satu Pihak di
wilayah Pihak lainnya, sesuai dengan peraturan hukum dan
perundang-undangan yang berlaku di wilayah Pihak terakhir,
mencakup tetapi tidak terbatas pada :
a.
benda bergerak dan tidak bergerak termasuk hak-hak lain
seperti hipotek, hal istimewa, hak gadai dan jaminan
*51773 serta hak-hak serupa lainnya;
b.
hak-hak yang diperoleh dari saham, surat obligasi atau
setiap bentuk lain penanaman modal dalam perusahaan atau
usaha patungan di wilayah Pihak lain;
c.
tagihan atas uang atau tagihan atas setiap pelaksanaan
yang mempunyai nilai keuangan dan nilai ekonomi;
d.
hak atas kekayaan intelektual, proses teknik, muhibah,
dan keahlian;
e.
konsensi usaha yang diberikan oleh undang-undang
berdasarkan kontrak atau kegiatan administratif dari suatu
lembaga yang berwenang yang berkaitan dengan penanaman modal
termasuk konsensi untuk mencari, mengolah, menggali atau
mengekploitasi sumber daya alam.
Setiap perubahan bentuk aset yang ditanamkan tidak akan
mempengaruhi bentuknya sebagai penanaman modal, sepanjang
perubahan tersebut tidak bertentangan dengan hukum Pihak,
diwilayah dimana penanaman modal dilakukan.
2.
Istitah "penanam modal" bagi masing-masing Pihak terdiri
dari:
(i) seseorang yang mempunyai kewarga-negaraan dari satu
Pihak sesuai dengan Undang-Undangnya dan menanamkan modal di
wilayah Pihak lain;
(ii) badan hukum yang didirikan atau perseroan terbatas
sesuai dengan hukum yang berlaku dari satu Pihak, yang
berkedudukan di wilayah Pihak tersebut dan menanamkan modal
di wilayah Pihak lain;
3.
Istilah "tanpa penundaan" dianggap telah dipenuhi jika suatu
transfer dilakukan dalam jangka waktu yang lazim disyaratkan
dalam praktek keuangan internasional.
4.
Istilah "pendapatan" harus mencakup semua jumlah yang
dihasilkan oleh suatu penanaman modal, seperti laba,
dividen, bunga dan pendapatan lain yang sah.
5.
Istilah "wilayah" harus di artikan sebagai:
a.
Dalam hubungan dengan Republik Indonesia:
Wilayah Republik Indonesia yang ditetapkan dalam
perundang-undangannya dan bagian dari landas kontinen dan
laut yang berdekatan di mana Republik Indonesia mempunyai
kedaulatan, hak berdaulat atau yurisdiksi sesuai dengan
Konvensi Hukum Laut Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1982.
b.
Dalam hubungan dengan Republik Bulgaria:
Wilayah di bawah kedaulatan Republik Bulgaria termasuk
laut teritorial serta landas kontinen dan zona ekonomi
eksklusif, dimana Republik Bulgaria melaksanakan hak-hak
berdaulat dan yurisdiksi sesuai dengan hukum internasional.
PASAL II
Peningkatan dan Perlindungan
atas Penanaman Modal
1.
2.
3.
Masing-masing Pihak dalam wilayahnya harus mendorong
penanaman modal oleh penanam modal dari Pihak lainnya dan
*51774 harus mengakui penanaman modal tersebut sesuai dengan
hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Penanaman modal oleh penanam modal dari masing-masing Pihak
setiap waktu harus diperlakukan secara wajar dan seimbang
serta harus mendapat perlindungan dan keamanan yang memadai
di wilayah Pihak lainnya.
Sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku di Wilayah
Pihak penanaman modal mengenai izin masuk, menetap, bekerja
dan perpindahan dari Pejabat utama penanam modal yang
mempunyai kewarganegaraan salah satu Pihak dan anggota
keluarga mereka, harus diijinkan untuk masuk, tinggal dan
meninggalkan wilayah Pihak lain untuk tujuan melaksanakan
kegiatan penanaman modal di wilayah Pihak terakhir.
PASAL III
Perlakuan atas Penanaman Modal
1.
2.
3.
Masing-masing Pihak akan menjamin memberikan perlakuan yang
wajar dan seimbang bagi penanaman modal dari penanam-modalPihak lain dan tidak dapat akan menghalangi dengan tindakan
yang tidak beralasan atau diskriminasi, pelaksanaan,
manajemen, pemeliharaan, penggunaan, hak-hak yang dinikmati
atau pembagian atas penanaman modal tersebut.
Secara khusus, masing-masing Pihak harus memperlakukan
penanam modal dalam hal apapun tidak boleh kurang
menguntungkan daripada yang diberikan kepada penanaman modal
yang dilakukan oleh para penanam modal dari negara Ketiga;
Ketentuan-ketentuan pada paragraf 1 dan 2 Pasal ini tidak
dapat ditafsirkan sebagai kewajiban salah satu Pihak untuk
memberikan hak istimewa kepada penanam modal dari Pihak
lainnya sebagaimana diberikan kepada penanam modal dari
negara ketiga berdasarkan:
a.
Keikutsertaan, atau asosiasi, dalam suatu masyarakat
ekonomi yang telah ada atau yang akan datang, kesatuan
pabean, kawasan perdagangan bebas dan lembaga-lembaga
sejenis lainnya, yang dibentuk atas dasar suatu persetujuan
4.
internasional, atau
b.
persetujuan yang berkaitan dengan penghindaran pajak
berganda.
Jika ketentuan-ketentuan hukum masing-masing Pihak atau
kewajiban berdasarkan hukum internasional yang ada saat ini
atau dibuat kemudian antara masing-masing Pihak sebagai
tambahan dari persetujuan ini mengandung suatu ketentuan
baik yang umum maupun khusus yang memberikan pada penanaman
modal oleh penanam modal Pihak lain perlakuan yang lebih
menguntungkan daripada yang diberikan oleh Persetujuan ini,
peraturan tersebut sepanjang yang lebih menguntungkan dari
persetujuan ini yang berlaku.
PASAL IV
Pengambil-alihan
1.
2.
Masing-masing Pihak tidak dapat melakukan tindakan
pengambil-alihan, nasionalisasi, atau segala bentuk
*51775 pencabutan hak milik lainnya, yang berakibat sama
dengan pengambil-alihan atau nasionalisasi terhadap
penanaman modal oleh penanam modal Pihak lainnya kecuali
berdasarkan hukum khususnya untuk kepentingan negara
sepanjang kepentingan tersebut tidak diperoleh atas dasar
non-diskriminasi dan dengan cara yang tidak bertentangan
dengan prinsip pembayaran ganti rugi yang tepat dan memadai.
Ganti rugi tersebut harus sesuai dengan nilai pasar yang
memadai dari penanaman modal yang diambil alih segera
sebelum tindakan pengambil-alihan dilakukan atau diumumkan,
yang mana yang lebih dahulu, dibayar tanpa penundaan dan
dapat ditransfer secara bebas. Ganti rugi tersebut harus
mencakup bunga atas dasar tingkat suku bunga komersial sejak
tanggal pengambil-alihan sampai tanggal pembayaran.
PASAL V
Ganti Rugi atas Kerugian
Penanam modal dari satu Pihak, yang penanaman modalnya diwilayah
Pihak lain mengalami kerugian karena perang atau konftik
bersenjata, revolusi, negara dalam keadaan darurat,
pemberontakan, kerusuhan atau huru-hara di wilayah Pihak lainnya,
harus diberikan oleh Pihak tersebut terakhir perlakuan yang tidak
kurang menguntungkan dari yang diberikan kepada penanam modal
dari negara ketiga berkenaan dengan indemnifikasi, ganti rugi
atau penyelesaian lainnya.
PASAL VI
Transfer
1.
Masing-masing Pihak harus menjamin berdasarkan hukum dan
peraturan yang berkaitan dengan penanaman modal oleh penanam
2.
modal dari Pihak lainnya, memperkenankan penanam modal
tersebut untuk melakukan transfer tanpa penundaan atas:
a.
modal dan dana tambahan yang digunakan untuk memelihara
dan meningkatkan penanaman modal;
b.
pendapatan dari penanaman modal;
c.
dana untuk pembayaran kembali pinjaman;
d.
royalti atau biaya;
e.
pendapatan perorangan para Pihak yang diijinkan untuk
bekerja dalam kaitan dengan penanaman modal diwilayah Pihak
lain;
f.
hasil likuidasi dan keseluruhan atau sebagian penjualan
dari penanaman modal;
g.
ganti rugi atas kerugian;
h.
ganti rugi atas pengambil-alihan.
Transfer tersebut harus dilakukan dalam mata uang yang
konvertibel sesuai dengan nilai tukar yang berlaku pada
tanggal dilakukan transfer transaksi berjalan dalam mata
uang yang akan ditransfer.
PASAL VII
Subrogasi
*51776 Jika penanaman modal oleh penanam modal Pihak lainnya
dipertanggungkan untuk risiko non komersial sesuai dengan sistem
hukum yang berlaku, setiap subrogasi dari penanggung atau
penanggung ulang atas hak penanam modal tersebut sebagaimana
ditentukan dalam pertanggungan tersebut diakui oleh Pihak
lainnya, namun penanggung atau penanggung ulang tidak berhak atas
hak dan kewajiban selain daripada hak dan kewajiban yang
diperoleh dari penanam modal.
PASAL VIII
Penyelesaian Perselisihan
antara
Penanam Modal dan Pihak
1.
2.
Setiap Perselisihan antara Pihak dan penanam modal Pihak
lainnya, mengenai penanaman modal pihak yang disebut
terakhir di wilayah pihak yang disebut sebelumnya,
diselesaikan secara damai melalui konsultasi dan negosiasi.
Jika perselisihan tersebut tidak dapat diselesaikan dalam
waktu enam bulan sejak tanggal salah satu Pihak yang
bersengketa meminta penyelesaian secara damai, penanam modal
yang bersangkutan dapat mengajukan perselisihan kepada:
a.
Peradilan yang berwenang dari para Pihak.
b.
Jika perselisihan berkaitan dengan Pasal IV, V dan VI
dari Persetujuan ini, penanam modal yang bersangkutan dapat
memilih untuk mengajukan penyelesaian perselisihan tersebut
melalui arbitrase kepada:
Peradilan Arbitrase ad hoc yang dibentuk
3.
berdasarkan Komisi Hukum Perdagangan International (United
Nations Commission on the Law of International
Trade/UNCITRAL), atau
Pusat Internasional untuk Penyelesaian
Perselisihan mengenai Penanaman Modal (International Centre
for Settlement of Invesment Disputes/ICSID) yang didirikan
oleh Konvensi Penyelesaian Perselisihan Penanaman Modal
antara Negara dan Penanam Modal negara lain yang
ditandatangani di Washington DC pada tanggal 18 Maret 1965,
dalam hal kedua negara menjadi penandatangan Konvensi ini.
Keputusan arbitrase adalah final dan mengikat kedua pihak
yang bersengketa dan dilaksanakan sesuai dengan hukum
nasional pihak yang bersangkutan.
PASAL IX
Penyelesaian Perselisihan antara Para Pihak
mengenai Penafsiran dan Penerapan
Persetujuan
1.
2.
3.
4.
Perselisihan antara para Pihak mengenai penafsiran atau
penerapan persetujuan ini harus, bila mungkin, diselesaikan
melalui saluran diplomatik.
Apabila perselisihan antara Pihak tesebut tidak dapat
diselesaikan melalui negosiasi, berdasarkan permintaan salah
*51777 satu Pihak, perselisihan tersebut dapat
diajukan ke peradilan arbitrase.
Peradilan arbitrase tersebut dibentuk untuk masing-masing
kasus dengan tata cara sebagai berikut:
Dalam tiga bulan sejak penerimaan permintaan arbitrase,
masing-masing pihak harus menunjuk satu orang anggota
peradilan. Kedua anggota tersebut kemudian memilih seorang
warganegara Negara Ketiga yang dengan persetujuan kedua
belah pihak, menjadi Ketua Peradilan Arbitrase tersebut.
Ketua tersebut harus telah ditentukan dalam jangka waktu 2
bulan sejak penunjukkan dua anggota tersebut.
Apabila dalam tenggang waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat
3 Pasal ini, penunjukkan yang diperlukan belum dilakukan,
maka salah satu Pihak, jika tidak ada kesepakatan lain,
dapat meminta Ketua Mahkamah Internasional untuk melakukan
penunjukkan yang diperlukan.
Apabila Ketua Mahkamah Internasional berkewarganegaraan
salah satu Pihak atau berhalangan untuk menjalankan
fungsinya, maka Wakil Ketua Mahkamah Internasional diminta
untuk melakukan penunjukan yang diperlukan.
Apabila Wakil Ketua Mahkamah Internasional berkewarga
negaraan salah satu Pihak dan ia juga berhalangan untuk
menjalankan fungsinya, maka anggota mahkamah internasional
lain berdasarkan senioritas yang tidak berkewarganegaraan
salah satu Pihak diminta untuk melakukan penunjukkan
dimaksud.
5.
Pengadilan arbitrase mengambil keputusannya berdasarkan
suara terbanyak. Keputusan tersebut mengikat kedua belah
Pihak. Masing-masing Pihak akan menanggung biaya anggotanya
dalam peradilan dan juga wakilnya dalam acara peradilan,
biaya ketua Peradilan dan biaya lainnya ditanggung bersama
oleh para Pihak dengan pembagian yang sama. Namun Peradilan
dapat memutuskan bagian yang lebih besar yang harus
ditanggung oleh salah satu Pihak dan putusan Peradilan
mengikat kedua belah Pihak. Peradilan akan menentukan
prosedurnya sendiri.
PASAL X
Penerapan Persetujuan
Persetujuan ini berlaku untuk penanaman modal oleh penanam modal
dari Republik Bulgaria yang telah diijinkan di wilayah Republik
Indonesia sesuai dengan Undang-undang Nomor 1 tahun 1967 mengenai
Penanaman Modal Asing dan setiap undang-undang yang mengubah atau
menggantikannya, dan terhadap penanaman modal oleh penanam modal
dari Republik Indonesia yang telah diijinkan di wilayah Bulgaria
sesuai dengan Undang-Undang mengenai Kegiatan Ekonomi Orang Asing
dan mengenai Perlindungan Penanaman Modal Asing tahun 1992 dan
setiap undang-undang yang mengubah atau menggantikannya.
PASAL XI
Konsultasi dan Perubahan
1.
2.
Masing-masing Pihak dapat meminta diadakannya konsultasi
*51778 mengenai setiap masalah yang menyangkut Persetujuan
ini. Waktu dan tempat diadakannya konsultasi akan disepakati
melalui saluran diplomatik.
Persetujuan ini dapat diubah setiap waktu, jika dianggap
perlu, dengan kesepakatan bersama.
PASAL XII
Mulai Berlaku, Jangka Waktu dan Pengakhiran
1.
2.
Persetujuan ini mulai berlaku 3 bulan terhitung sejak
tanggal pemberitahuan terakhir salah satu Pihak tentang
penyelesaian prosedur internal ratifikasi. Persetujuan ini
akan tetap berlaku dan seterusnya akan berlaku untuk masa
sepuluh tahun dan demikian seterusnya kecuali apabila
diakhiri secara tertulis oleh salah satu Pihak satu tahun
sebelum berakhirnya Persetujuan ini.
Untuk penanaman modal yang dilakukan sebelum tanggal
berakhirnya Persetujuan ini, ketentuan Pasal I sampai XI
akan tetap berlaku untuk jangka waktu sepuluh tahun
berikutnya terhitung sejak tanggal berakhirnya persetujuan
ini.
SEBAGAI BUKTI, yang bertandatangan di bawah ini, yang diberi
kuasa penuh oleh Pemerintah masing-masing, telah menandatangani
Persetujuan ini.
DIBUAT dalam rangkap dua di Jakarta pada tanggal 13 September
tahun dua ribu tiga dalam Bahasa Indonesia, Bulgaria dan Inggris.
Semua naskah mempunyai kekuatan hukum yang sama. Jika terdapat
perbedaan penafsiran, maka naskah dalam bahasa Inggris yang
berlaku.
UNTUK PEMERINTAH
REPUBUK INDONESIA
ttd.
JANNES HUTAGALUNG
DEPUTY MINISTER FOR
INTERNATONAL ECONOMIC
COORPORATION COORDINATING
MINISTRY FOR ECONOMIC
AFFAIRS
UNTUK PEMERINTAH
REPUBUK BULGARIA
ttd.
KRASSIMIR VOUTEV KATEV
DEPUTY MINISTER OF
FINANCE
Download