PERISTIWA SETELAH TANGGAL NERACA

advertisement
PERKEMBANGAN PSAK &
PERPAJAKAN
Presented:
Dwi Martani
1
Outline
 Perbedaan Akuntansi dan Pajak
 PSAK baru adopsi IFRS
 Kewajiban pajak perusahaan &
Akuntansi Pajak Penghasilan
 Bagaimana dampak Perubahan
PSAK terhadap Pajak ??
2
Pendahuluan
 Perubahan PSAK
 Menimbulkan pengakuan dan pengukuran
pendapatan / beban yang berbeda
 Dasar penilaian aset dan kewajiban berbeda
 Potensi menambah atau mengurangi jumlah
penghasilan kena pajak
 Bagaimana perubahan tersebut harus
disikapi??
3
Trade off Akuntansi dan Pajak
 Pajak  Penghasilan Kena Pajak besar akan
menyebabkan pajak yang harus dibayarkan besar.
 Akuntansi : Laba sebelum pajak besar akan
menyebabkan laba yang dilaporkan besar
 Trade off ini akan semakin kecil untuk perusahaan
terbuka, karena kepentingan pemegang saham
menginginkan laba yang tinggi  sehingga pajak
tidak dapat dikecilkan.
4
Perbedaan Pajak dan Akuntansi -1
PSAK
Undang-Undang
AKUNTANSI
PAJAK
PERBEDAAN
Permanen
Temporer
Pajak Tangguhan:
 Aktiva/utang
 Beban/Pendapatan
5
Perbedaan Pajak dan Akuntansi - 2
 Penghasilan :
 Setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun
dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau
untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan,
dengan nama dan dalam bentuk apa pun
 Menghitung penghasilan kena pajak - identifikasi





Bukan obyek pajak
Beban yang boleh dikurangkan
Beban yang tidak boleh dikurangkan
Pajak final
Perbedaan cara pengukuran
6
Perbedaan Pajak dan Akuntansi - 3
 Perbedaan Temporer
 Depresiasi / amortisasi  metode, jangka waktu, nilai sisa
 Biaya yang diestimasi: penyisihan piutang, penyisihan
persediaan, manfaat pensiun
 Perbedaan permanen
 Penghasilan dikenakan pajak final
 Biaya yang tidak boleh dikurangkan:
• Biaya entertainment yang tidak ada bukti pendukung
• Sumbangan
• Biaya yang tidak terkait untuk memperoleh,
mendapatkan dan memelihara penghasilan
 Penghasilan bukan obyek pajak
• Laba anak perusahaan
• Hibah
7
Perbedaan Pajak dan Akuntansi - 4
 Laba sebelum pajak:
 Pendapatan – Beban operasi = Laba operasi
 Laba operasi – pendapatan/beban lain = laba sebelum pajak
 Laba sebelum pajak – beban pajak = laba
 Beban pajak
 Pajak kini  penghasilan kena pajak (hasil rekonsiliasi fiskal) dikalikan
tarif
 Perbedaan temporer / kompensasi kerugian yang dapat dikurangkan/
ditambahkan
 Pendapatan komprehensif dengan pajak disajikan tersendiri / per item
 Laba komprehensif:
 Langsung menambah ekuitas
 Pajak dilaporkan per line atau gabungan
8
Ilustrasi Pajak Perusahaan
LABA RUGI
Laba sebelum pajak
Pajak kini (current tax)
Pajak tangguhan (deferred tax)
Laba tahun bjln dari operasi dilanjutkan
Kerugian/pendapan operasi dihentikan
Laba tahun berjalan
Pendapatan komprehensif
Pajak penghasilan terkait
Total laba komprehensif
Laba yang dapat diatribusikan kepada:
Pemilik entitas induk
Kepentingan non pengendali
xxx
(xxx)
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
(xxx)
xxx
xxx
xxx
NERACA
Aktiva Pajak Tangguhan
xxx
Kewajiban Pajak Tangguhan
xxx
atau
9
Ilustrasi Pajak Perusahaan
10
Rekonsiliasi Fiskal
11
Rekonsiliasi Fiskal
12
Rekonsiliasi Fiskal
13
Karakteristik IFRS
 IFRS menggunakan “Principles Base “ :
 Lebih menekankan pada intepreatasi dan aplikasi atas standar sehingga
harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.
 Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi
apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.
 Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi.
 Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar
aktif harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau
menggunakan jasa penilai
 Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik
kuantitaif maupun kualitatif
14
Perubahan PSAK 1
 Penyajian laporan keuangan  PSAK 1
 Nama laporan keuangan  Laporan posisi keuangan,
laporan laba rugi komprehensif
 Pendapatan komprehensif  langsung mempengaruhi
ekuitas
 Revaluasi aset tetap / properti investasi
 Perubahan nilai available for sale (investasi tersedia
untuk dijual)
 Pernjabaran (translasi) mata uang asing
 Hedging atas arus kas
TAX ??
 Penyajian laporan keuangan jika terjadi penyajian
kembali
 Extraordinary item
 Penyajian pihak non pengendali.
15
Perubahan PSAK 50, 55, 60
 Instrumen keuangan - piutang & utang 
 Klasifikasi instrumen keuangan  fair value to profit
and loss
 Penggunaan nilai wajar (termasuk penentuan tingkat
bunga)
 Bunga efektif dalam menghitung pendapatan dan
beban bunga
TAX ??
 Kapitalisasi biaya transaksi mempengaruhi bunga
efektif
 Penurunan nilai aset keuangan berdasarkan bukti
obyektif.
 Derecognition  tidak lagi dicacat sebagai piutang.
16
Perubahan PSAK 14
 Persediaan 
TAX ??
 Tidak boleh menggunakan metode LIFO
 Penilaian di laporan posisi keuangan menggunakan lower
cost or net realizable value (NRV). NRV adalah nilai jual
dikurangi dengan biaya penjualan atau nilai penggantian
mana yang lebih dapat diandalkan.
 Menimbulkan cadangan penurunan nilai persedian dan
kerugian karena penurunan nilai persediaan
 Persediaan rusak
 Persediaan tidak lagi dapat dijual karena keusangan terknologi
17
Perubahan PSAK 13
 Properti investasi  jenis aset baru (sebelumnya aset tetap
atau aset lainnya)
 Tanah dan bangunan untuk disewakan atau ditunggu
kenaikan nilainya.
TAX ??
 Penilaian dengan cost atau fair value.
 Penilaian dengan fair value:
 Perubahan nilai diakui sebagai laba rugi periode berjalan
 Aset tidak didepresasikan
 Penilaian dilakukan setiap tanggal pelaporan
 Penggunaan appraisal untuk melakukan penilaian
18
Perubahan PSAK 16
TAX ??
 Aset tetap 
 Kapitalisasi dismantling cost ( biaya yang diestimasi, atas
pengeluaran untuk melakukan restorasi / pembongkaran aset di
masa depan). Biaya ini diestimasi dan dicatat menambah nilai
aset tetap dan kewajiban diestimasi
 Penilaian setelah pengakuan menggunakan cost atau revaluation
model,
 Revaluation model :
TAX ??
• Diakui sebagai pendapatan komprehensif
• Mempengaruhi nilai depresiasi
• Dilakukan secara reguler ketika nilai wajar berbeda dengan nilai tercatat aset
 Penurunan nilai sangat diperhatikan  PSAK 48
 Review masa manfaat dan nilai residu setiap pelaporan 
perubahan estimasi.
19
Perubahan PSAK 19
 Aset tidak berwujud  memiliki manfaat ekonomi di masa
mendatang, dapat diukur dengan andal
TAX ??
 Masa manfaat –
 terbatas dan tidak terbatas
 Direview setiap tanggal laporan keuangan
 Ketentuan tentang masa manfaat tak terbatas
 Model Biaya atau Model Revaluasi
 Model revalusi  pendapatan komprehensif
 Mempengaruhi nilai amortisasi
 Akuisisi aset tak berwujud dalam kombinasi bisnis
 Biaya situs web bukan aset tidak berwujud kecuali
memenuhi konsep pengembangan
20
Penurunan Nilai – PSAK 48
 Pada setiap tanggal neraca, perusahaan harus mereview ada atau tidaknya
indikasi penurunan nilai aktiva. Pertimbangan dalam menentukan
penurunan nilai :
 Informasi dari luar perusahaan
 Informasi dari dalam perusahaan
 Jumlah terpulihkan suatu aset atau unit penghasil kas adalah jumlah yang
lebih tinggi antara nilai wajarnya dikurangi biaya penjualan dengan nilai
pakainya.
 Jika nilai yang dapat diperoleh kembali dari suatu aktiva lebih kecil dari nilai
tercatatnya maka nilai tercatat harus diturunkan menjadi sebesar nilai yang
dapat diperoleh kembali.
 Penurunan tersebut merupakan rugi penurunan nilai aktiva dan harus
segera diakui sebagai beban pada laporan laba rugi.
 Beban depresiasi aktiva periode yang akan datang harus disesuaikan agar
mencerminkan alokasi nilai tercatat yang direvisi setelah dikurangi nilai sisa.
21
Perubahan PSAK lain
 Kapitalisasi biaya pinjaman sebagai komponen aset tetap
(PSAK 26)
TAX
??
 Sebesar bunga yang terjadi dari pinjaman khusus dikurangi dengan
pendapatan bunga yang terjadi
 Pengakuan kewajiban provisi dan kontijensi (PSAK 57)
 Beban diakui atas kontijensi yang kemungkinan besar terjadi dan dapat
diukur dengan andal.
TAX
 Imbalan kerja  (PSAK 24)
??
 Berdasarkan jumlah diestimasi bukan berdasarkan iuran dibayarkan.
 Pengakuan keuntungan/kerugian aktuaria dalam laba komprehensif
(alternatif pengakuan selain koridor)
 Koreksi kesalahan, perubahan metode dan estimasi (PSAK 25)
 Koreksi kesalah dan perubahan metode akuntansi  retroaktif
 Perubahan estimasi  prospektif
22
Perubahan PSAK lain
 Kapitalisasi biaya pinjaman sebagai komponen aset tetap
(PSAK 26)
TAX
??
 Sebesar bunga yang terjadi dari pinjaman khusus dikurangi dengan
pendapatan bunga yang terjadi
 Pengakuan kewajiban provisi dan kontijensi (PSAK 57)
 Beban diakui atas kontijensi yang kemungkinan besar terjadi dan dapat
diukur dengan andal.
TAX
 Imbalan kerja  (PSAK 24)
??
 Berdasarkan jumlah diestimasi bukan berdasarkan iuran dibayarkan.
 Pengakuan keuntungan/kerugian aktuaria dalam laba komprehensif
(alternatif pengakuan selain koridor)
 Koreksi kesalahan, perubahan metode dan estimasi (PSAK 25)
 Koreksi kesalah dan perubahan metode akuntansi  retroaktif
 Perubahan estimasi  prospektif
23
PSAK 58
 Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan operasi
dihentikan
 Kriteria :
• aset (atau kelompok lepasan) harus berada dalam keadaan yang dapat
dijual dengan segera
• penjualan tersebut dapat dikatakan sangat mungkin terjadi, manajemen
pada hirarki yang memadai harus mempunyai komitmen terhadap
rencana penjualan aset.
 Diukur pada nilai yang lebih rendah antara jumlah
tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk
menjual, dan penyusutan atas aset tersebut dihentikan
 Aset Yang Dimiliki Untuk Dijual disajikan sebagai aset
lancar dan terpisah dari pos lainnya.
24
PSAK 30 & ISAK 8 SEWA
 Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak
kepada lessee untuk menggunakan suatu aset selama periode
waktu yang disepakati.
 Sewa Pembiayaan (Finance Lease) adalah sewa yang mengalihkan
secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan
kepemilikan suatu aset. Hak milik pada akhirnya dapat dialihkan,
dapat juga tidak dialihkan (par. 8)
 ISAK 9 : Dalam menentukan apakah suatu perjanjian merupakan
perjanjian sewa atau mengandung sewa, perlu diperhatikan
substansi perjanjian dan dilakukan evaluasi apakah
 Pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset
 Perjanjian memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tertentu
Jika perjanjian mengandung sewa, maka pihak dalam perjanjian
harus menerapkan ketentuan PSAK 30
25
PSAK 10 : Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing
 Akuntansi transaksi dan saldo dalam mata uang asing, kecuali
transaksi dan saldo derivatif (PSAK 55)
 Entitas menyajikan laporan keuangan dengan menggunakan mata
uang fungsional
 Transaksi dalam uang asing dicatat dengan menggunakan mata
uang fungsional dengan kurs spot tanggal transaksi  selisih diakui
pada laporan laba rugi.
 Penjabaran mata uang entitas di LN
 Dari mata uang fungsional  current method  OCI
 Dari mata yang non fungsional  temporal method  L/R
 Menjabarkan hasil dan posisi keuangan dari kegiatan usaha luar
negeri yang termasuk dalam laporan keuangan entitas secara
konsolidasi, proporsional atau metode ekuitas.
26
Perubahan PSAK lain
 Penggabungan usaha  PSAK 22
 purchase method
 penggunaan nilai wajar
TAX
??
 goodwill dapat dihitung untuk non controlling interest
 Bargain purchase/pembelian discount diakui sebagai keuntungan
 Investasi di anak perusahaan  PSAK 15
 Keuntungan / kerugian ketika terjadi perubahan kepemilikan dihitung
dengan menggunakan nilai wajar.
 Peristiwa setelah tanggal neraca  PSAK 8
 Jika mempengaruhi posisi keuangan tanggal pelaporan harus
disesuaikan
27
DETAILED DAMPAK
PSAK TERHADAP PERPAJAKAN
Presented:
Dwi Martani
28
PSAK 13 – Properti Investasi
 Pengukuran setelah pengakuan awal:
• Model nilai wajar
– Nilai wajar  suatu jumlah yang digunakan untuk mengukur aset
yang dapat dipertukarkan melalui suatu transaksi yang wajar (arm’s
length transaction) yang melibatkan pihak yang berkeinginan dan
memiliki pengetahuan memadai
– Nilai wajar mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca
– Laba rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui dalam
laporan laba rugi pada periode terjadinya
– Penilaian dianjurkan tetapi tidak diharuskan menggunakan penilai
independen.
– Tidak ada depresiasi atas nilai properti
– Transfer ke dan dari properti investasi dapat memunculkan laba /
rugi secara akuntansi.
• Model biaya  PSAK 16
29
Pajak – Properti Investasi
 Pajak atas tanah dan bangunan dikenakan final
atas nilai penjualan bukan atas keuntungan.
 Pajak atas sewa tanah dan bangunan bersifat
final
 Jika aset disewakan dan dikenakan final maka
beban penyusutan menjadi tidak boleh
dikurangkan.
30
Implikasi – Properti Investasi
 Penjualan Tanah dan bangunan dikenakan pajak final.
 Menggunakan nilai wajar  akan terjadi perbedaan
sebesar selisih nilai wajar (permanen atau temporer ??)
• Tanah dibeli 2005 seharga 100juta. Tahun 2008 nilai wajar
200juta, tahun 2009 nilai wajar 220 juta da, tahun 2010 dijual
dengan harga 250juta.
• Apakah pajak tangguhan perlu diakui pada saat penilaian wajar
tahun 2008.
• Jumlah pajak tangguhan berdasarkan akuntansi dengan jumlah
pajak yang akan dibayarkan di masa mendatang tidak persis
sama, karena tarif yang final??
31
Implikasi – Properti Investasi
 Sewa Tanah dan bangunan dikenakan pajak
final.
 Beban depresiasi tidak boleh diakui.
• Sebuah bangunan senilai 500 juta disewakan selama 10
tahun dengan sewa 40 juta per tahun. Depresiasi 20 tahun
garis lurus nilai sisa 0.
• Bagamana dampak pajaknya secara akuntansi??
32
Perhatian – Properti Investasi
 Keuntungan /kerugiandari penyesuaian nilai
wajar aset jika menggunakan metode nilai wajar.
 Keuntungan /kerugian yang muncul karena
transfer aset lain menjadi properti investasi.
 Penyusutan saat aset sebelum disewakan
(belum menghasilkan pendapatan)  apakah
boleh dilakukan.
 Penyusutan aset properti yang akan dijual tidak
digunakan apakah boleh dilakukan karena saat
dijual dikenakan pajak final?
33
PSAK 16 – Aset Tetap
 Nilai perolehan :
• Estimasi biaya pembongkaran, pemindahan, relokasi
aset
• Waktu mulai penyusutan
 Setelah perolehan:
• Memilih model biaya atau model revaluasi
• Dikurangi dengan akumulasi penyusutan
• Dikurangi dengan rugi penurunan nilai
34
PSAK 16 – Model Revaluasi 1
 Nilai revaluasi : nilai wajar pada tanggal revaluasi
dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan
nilai.
 Revaluasi dilakukan dalam keteraturan yang reguler
sehingga tidak ada perbedaan nilai material antara nilai
tercatat dan nilai wajar.
 Jika aset direvaluasi maka aset tetap dalam kelompok
sama harus direvaluasi.
 Depresiasi dihitung berdasarkan nilai setelah
direvaluasi.
 Nilai wajar  harga pasar, penilai kualifikasi profesional,
estimasi nilai penggantian/[emdelatan penghasilan
35
PSAK 16 – Model Revaluasi 2
 Nilai revaluasi : nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi
akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai.
 Revaluasi dilakukan dalam keteraturan yang reguler sehingga tidak
ada perbedaan nilai material antara nilai tercatat dan nilai wajar.
 Jika aset direvaluasi maka aset tetap dalam kelompok sama harus
direvaluasi.
 Depresiasi dihitung berdasarkan nilai setelah direvaluasi.
 Nilai wajar  harga pasar, penilai kualifikasi profesional, estimasi
nilai penggantian /pemdekatan penghasilan
36
Pajak – Aset Tetap
 Depresiasi boleh dilakukan dengan metode
garis lurus atas saldo menurun.
 Jangka waktu depresiasi tertentu.
 Tidak ada nilai sisa
 Waktu mulai penyusutan adalah pengeluaran
kecuali untuk aset yang masih dalam proses
pengerjaan yaitu pad saat selesai pengerjaan.
37
Pajak – Revaluasi
 Revaluasi dengan mengajukan permohonan dan harus
mendapatkan persetujuan.
 Seluruh aset termasuk tanah atau seluruh aset tidak
termasuk tanah
 Revaluasi tidak dapat dilakukan sebelum lewat 5 tahun
dari revaluasi terakhir.
 Nilai pasar  jasa penilai, jika tdk mencerminkan
keadaan sebenarnya oleh Dirjen Pajak.
 Selisih lebih setelah dikurangi pajak 10% final = Selisih
lebih penilaian kembali aktiva tetap perusahaan
38
Implikasi – Aset Tetap
 Perbedaan :
• Nilai perolehan
• Metode depresiasi
• Masa manfaat aset tetap
• Nilai sisa
• Waktu mulai penyusutan
Perbedaan temporer  pajak tangguhan.
 Aset tetap yang dikenakan pajak final pada saat penjualan (tanah
dan bangunan), nilai pajak tangguhan harus disesuaikan dengan
jumlah pajak yang akan direalisasi??
 Penurunan nilai /impairment tidak diperkenankan
39
Implikasi – Model Revaluasi
 Diakui sebagai beda temporer  selisihnya akan masuk dalam
other komprehensif income (OCI).
 Dampak pajak tangguhan harus diperhitungkan dalam nilai OCI
karena pajak atas OCI harus disajikan dalam laporan keuangan.
 Jika aset dijual surplus revaluasi ditransfer ke laba tugi dan pajak
tangguhan dihapuskan.
 Jika aset disusutkan nilai surplus dapat ditransfer sebagian ke saldo
laba dan diperhitungkan dampak pajaknya.
 Pajak akan tetap melakukan perhitungan depresiasi dengan
menggunakan nilai aset berdasarkan pajak, perbedaan diakui
dalam pajak tangguhan.
40
Implikasi – Model Revaluasi
 Dibeli mesin pabrik sebesar 400 juta 10 tahun lalu, pada
tahun 2008 nilai buku tinggal 200 juta, direvaluasi
menjadi 300 juta, sehingga akan muncul selisih revaluasi
100 juta. Asumsikan perusahaan mendepresiasikan
selama 20 tahun, sehingga masih 10 tahun tersisa.
Mesin
100
Surplus Revaluasi
Beban pajak tangguhan OCI
25
Kewajiban pajak tangguhan
100
25
41
Implikasi – Model Revaluasi
Depresiasi
Beban Depresiasi
Akumulasi Depresiasi
Beban pajak tangguhan OCI
Saldo laba
Surplus revaluasi
(pajak atas OCI harus dilaporkan )
20
20
2,5
7,5
10
Kewajiban pajak tangguhan
2,5
Beban pajak tangguhan (current)
2,5
(karena depresiasi yang berbeda dan diakui dalam laba rugi)
42
Perhatian – Aset tetap
 Perbedaan diakui sebagai perbedaan temporer sehingga
harus diakui pajak tangguhannya (baik untuk
pendapatan/beban dan aset /kewajiban)
 Dilakukan review apakah perbedaan tersebut dapat
dipulihkan tidak, jika tidak harus dikoreksi.
 Penurunan nilai tidak boleh diakui sebagai beban/kerugian.
 Untuk model revaluasi dianggap sebagai perbedaan temporer
sehingga pajak tetap mengakui aset dan penyusutan
berdasarkan aset awal.
 Aset yang pajaknya final jika dijual., perlu perhatian pajak
tangguhannya.
 Gunakan estimasi pajak untuk menghindari kompleksitas
penilaian jika tidak melanggar ketentuan akuntansi.
43
PSAK 30 – Sewa
 Klasifikasi sewa berdasarkan substansi :
• Sewa pembiayaan jika sewa tersebut
mengalihkan secara substansial seluruh risiko
dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan
aset
• Sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara
substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait
dengan kepemilikan aset.
 Sale and leased back, pendapatan ditangguhkan
dan diamortisasi selama periode sewa.
44
PSAK 30 – Sewa
 Sewa operasi
• Aset di pembukuan lessor, sehingga akan muncul
biaya depresiasi
• Lesse akan mencatat beban sewa sebesar depresiasi
dan beban bunga
 Sewa pembiayaan
• Aset dibukukan oleh lesse
• Lessor akan mencatat penjualan aset
• Lesse akan mencatat sebagai beban depresiasi dan
beban bunga
45
Pajak – Sewa
 Sewa Guna usaha dengan opsi
• Jumlah pembayaran SGU ditambah nilai sisa apat
menutup harga perolehan
• Masa sewa sekurang-kurangnya 2 tahun
• Perjanjian SGU memuat ketentuan opsi bagi lesse
 Sewa operasi
• Dikenakan PPN atas jasa sewa
• Pemotongan PPh 23 atas sewa
46
Implikasi – Sewa
 Jika terjadi perbedaan klasifikasi antara
akuntansi dan pajak dalam mendefiinisikan
sewa pembiayaan dan sewa operasi.
 Dilakukan koreksi fiskal termasuk dampak pajak
tangguhannya jika ada.
 Kewajiban witholding dan PPN jika termasuk
sewa operasi
47
Perhatian – Sewa
 Untuk menghindari kompleksitas dalam
pelaporan lebih baik diusahakan menyamakan
kriteria, kecuali jika secara substansi bisnis tidak
memungkinkan.
48
PSAK 10 – Pengaruh Perubahan Nilai Tukar
Valuta Asing
 Transaksi mata uang asing dicatat dengan
menggunakan mata uang fungsional.
 Mata uang fungsional adalah mata uang :
• Mempengaruhi harga jual
• Dari negara yang Kekuatan persaingan dan UU
menentukan harga jual.
• Paling mempengaruhi biaya tenaga kerja, material
dan biaya lain pengadaan barang/jasa
• Dana dari aktivitas pendanaan dihasilkan
• Penerimaan dari aktivitas operasi pada umumnya
ditahan
49
Pajak – Mata Uang Asing
 PMK 196/PMK.03/2007 dapat menyelenggarakan
pembukuan dalam bahasa asing (Inggris) dan
satuan mata uang (USD) dengan terlebih dahulu
mendapatkan ijin Menteri Keuangan, kecuali WP
dalam rangka kontraktor Kontrak Kerjasama dan
Kontrak Karya.
 Tidak semua diperbolehkan dengan ketentuan:
50
Pajak – Mata Uang Asing
 Penanaman Modal Asing yang beroperasi berdasar UU
PMA.
 Kontrak karya selain minyak dan gas bumi
 Kontraktor Kontrak Kerjasama minyak dan gas bumi.
 BUT sesuai UU PPh dan P3B.
 WP mendaftarkan sahamnya di luar negeri.
 Kontrak Investasi Kolektif yang menerbitkan reksa dana
dalam USD.
 WP yang berafiliasi dengan induk di luar negeri
 Entitas yang menggunakan USD sebagai mata uang
fungsional dalam penyajian laporan keuangan akuntansi
51
Implikasi – PSAK 10
 Terjadi perbedaan antara mata uang fungsional dan
mata uang pelaporan pajak.
 Mata uang fungsional dapat menggunakan selain USD.
 Perusahaan harus mencatat dengan dua mata uang
yang berbeda sehingga akan menimbulkan biaya untuk
perusahaan.
 Proses translasi dari mata uang fungsional ke mata uang
pelaporan pajak dasarnya apa?? Belum ada
ketentuan lebih lanjut yang mengatur
52
Kesimpulan
 Perbedaan akuntansi dan pajak adalah perbedaan yang alami
karena tujuannya berbeda.
 Perbedaan memunculkan biaya bagi perusahaan.
 Secara akuntansi dapat dipertanggungjawabkan dalam pelaporan
melalui rekonsilisasi fiskal dan pengakuan pajak tangguhan.
 Tax planning  mengurangi biaya pelaporan
 Perubahan regulasi dapat meminimunkan biaya bagi perusahaan.
 Pemahaman tax audit atas ketentuan PSAK sehingga tidak terjadi
dispute.
53
Main References

Intermediate Accounting, IFRS Edition, Kieso, Weygandt, Warfield, Jhon
Willleyson, 2010.

International Financial Reporting Standards – Certificate Learning Material
The Institute of Chartered Accountants, England and Wales

Standar Akuntansi Keuangan
Dewan Standar Akuntansi Keuangan
54
TERIMA KASIH
Dwi Martani
[email protected] atau [email protected]
081318227080 / 08161932935
http:/staff.blog.ac.id/martani/
http://staff.ui.ac.id/martani
55
Download