faith in action!

advertisement
ISSUE 02
O CT-DEC
20 1 3
FAITH
IN ACTION!
Evaluating The Year of Faith
TIM
REDAKSI
CONTENT MANAGER
Merry Nio
Chrestella Setiyadi
Donny Iskandar
Wijaya Purnomo
Dewi Azali
DESIGNER & EDITOR
Tasia Loekito
MEDIA RESOURCES
Andhika Paska Santin
DAFTAR
ISI
Ardian Budi Soerodjo
Dionisius
03
SHALOM!
Wielly
04
RENUNGAN: The Year of Faith
08
TOKOH: Santo Vincentius A Paulo
10
SHARING: Faith In Action!
12
LIPUTAN: Baksos KKIHS
18
SERBA-SERBI: Keluarga Kudus Nazaret
24
PENGUMUMAN
Wijaya Purnomo
COLUMNIST
Johannes Sujendro
2
OCT - DEC 2013
SHALOM!
“The Year of Faith:
Celebrating what we do,
and what we believe”
Shalom,
Tahun 2013 yang juga merupakan
Tahun Iman bagi kita umat
Katolik, hampir berakhir. Mari
kita lihat kembali, apakah kita
telah memberikan yang terbaik
kepada sesama atau mereka yang
berkekurangan, dan terutama untuk
Tuhan sendiri?
Memberikan waktu berharga kepada
kaum miskin sangatlah sulit kita lakukan
di jaman sekarang yang serba canggih ini.
Kehidupan kala dulu yang hidup serba
pas atau bahkan kekurangan, dan juga
memperhatikan kaum miskin menjadi
bagian hidup yang menyenangkan.
Pada tahun 2013 ini, KKIHS
mengadakan kegiatan bakti sosial
untuk memberikan perhatian kepada
penduduk Indonesia yang terpencil.
Mungkin masih kurang yang sadar
kalau ternyata masih banyak
penduduk di negara kita sendiri
sedang memerlukan uluran tangan.
Akhir kata, seluruh tim KKIHS
mengucapkan selamat Natal 2013 dan
selamat Tahun Baru 2014. Semoga
berkat Tuhan selalu melimpah dan
kita tidak lupa untuk membagikannya
terhadap sesama, terutama mereka
yang jauh lebih membutuhkan.
Tim DovePost
Membangkitkan kembali iman Katolik
pada jaman modern ini tidak cukup
dengan doa saja, tetapi penghayatan
Kitab Suci adalah pedoman hidup kita
sebagai umat katolik.
OCT - DEC 2013
3
RENUNGAN
EVALUATING
THE YEAR
OF FAITH
Oleh: Johannes Sujendro
4
OCT - DEC 2013
K
ita baru saja menyelesaikan
Year of Faith atau Tahun Iman.
Maka sekarang tiba saatnya
bagi kita untuk mengevaluasi semua
yang telah kita kerjakan dan melihat
apakah Tahun Iman ini mempunyai
manfaat bagi kita.
Seperti yang kita ketahui, Paus
Emeritus Benediktus XVI menyatakan
tahun 2012 - 2013 sebagai Tahun
Iman. Tujuannya adalah untuk
memperdalam iman kita dalam rangka
Evangelisasi Baru. Intinya, bagaimana
caranya kita mengevangelisasikan
iman kita, kalau kita sendiri tidak
mengetahui apa yang kita imani.
Tadinya kita sebagai orang Katolik
mempunyai cita-cita yang muluk
untuk mau mengevangelisasi orangorang non-Kristen dan menjadikan
mereka “Katolik”, tetapi nyatanya
setelah agama Katolik, kelompok yang
terbesar berikutnya adalah “lapse
Catholics” (mereka yang tadinya
Katolik, tapi karena satu atau lain
hal, sudah tidak mempraktekkan lagi
agama Katolik mereka).
Kenapa sampai mereka meninggalkan
Katolik? Salah satu alasan terbesar
adalah karena mereka tidak mengerti
atau mengimani ajaran-ajaran iman
OCT - DEC 2013
Katolik. Jadi, salah satu target
Evangelisasi Baru adalah mereka yang
telah “menjauh” dari Gereja. Untuk itu
kita perlu mendalami iman Katolik kita.
bahwa dua alat yang dapat membantu
kita untuk memperdalam iman kita
adalah Katekismus Gereja Katolik dan
Lectio Devina.
Dalam Injil Matius (bab 22), Yesus
mendapat pertanyaan “which is the
greatest commandment of the law?”.
Yesus menjawab dengan mengutip
dari kitab Deuterokanonika (bab 6)
yang merupakan hukum terutama bagi
bangsa Yahudi “You shall love the Lord
your God with all your heart, and with
all your soul and with all your mind”
(Mat 22:37). Perhatikan rumusan
ini ternyata tidak seratus persen
sama dengan apa yang tercantum
dalam kitab Deuterokanonika.
Yesus mengubah kata “with all your
strength” dengan “with all your mind”.
Dalam kata lain Yesus meminta kita
untuk “mengenal” segala sesuatu
tentang Allah. Maka, kalau kita tidak
mau belajar mengenal Allah, kita
sudah melanggar hukum yang pertama
dan utama.
Tahun Iman dimulai 11 October
2012 dan merupakan peringatan 50
tahun dimulainya Konsili Vatican
II. Tetapi yang mungkin kita tidak
ketahui adalah bahwa 11 Oktober
2012 merupakan peringatan 20 tahun
dikeluarkannya Katekismus Gereja
Katolik sebagai rangkuman semua
iman Katolik. Katekismus Gereja
Katolik ini mengambil bahan dari kitab
suci, tradisi, magisterium dan semua
ajaran-ajaran atau pengertian dari
Bapa Gereja.
Jadi dari mana kita belajar mengenai
Allah? Bagaimana kita bisa belajar
mengimani Allah? Salah satu bahan
yang tersedia adalah Katekismus
Gereja Katolik. Bahkan, Paus Emeritus
Benediktus XVI waktu itu mengatakan
Tetapi tidak ada Katekismus
sebelumnya yang sedemikian rinci
dan detail mengutip dari Kitab
Suci yang merupakan unsur utama
dari Katekismus Gereja Katolik.
Katekismus kali ini disusun secara
sistematis dan berdasarkan kitab
suci. Tidak ada iman Katolik yang
tidak berdasarkan kitab suci. Dalam
kata lain, kalau kita mempelajari
Katekismus Gereja Katolik, maka
semua iman Katolik akan dapat kita
ketahui. Pernahkah anda mengikuti
Katekismusi dalam 365 hari?
5
Melompat dengan Iman.
“You shall love the Lord your God
with all your heart, and with all your
soul and with all your mind”
~Mat 22:37
Di mana tiap hari anda akan mendapat
“ringkasan” dari Katekismus Gereja
Katolik? Apakah anda berhasil
membaca dan mengerti semua kiriman
tersebut? Apakah mudah untuk
dimengerti?
Sekarang mari kita pusatkan perhatian
kita kepada Kitab Suci. Di dalam misa
kita mendengarkan ajaran Tuhan,
ya atau tidak? Kalau begitu, kenapa
kita tidak membaca buku Summa
Theologia dari Thomas Aquinas?
Bukankah isinya juga ajaran Tuhan?
Kenapa kita tidak membaca suratsurat dari Bapa Gereja ke jemaatnya,
bukankah itu hal yang sama dengan
pembacaan surat santo Paulus kepada
umat di berbagai komunitas? Hanya
satu alasannya, karena Kitab Suci itu
merupakan sabda Allah dalam katakata Tuhan sendiri.
Kita mengatakan bahwa Kitab Suci
terinspirasi. Apa artinya? Apakah
Roh Kudus merasuki penulis Kitab
Suci? Terang bukan! Apakah Roh
Kudus membaca tulisan Kitab Suci
dan mengatakan “Oke, ayat yang
ini aku suka – maka boleh ditulis?”
OCT - DEC 2013
Juga bukan. Jadi bagaimana caranya
kita mengerti Kitab Suci sebagai
inspirasi Tuhan? Kita lihat dengan
definisi inkarnasi. Allah menjelma
sebagai manusia (Yesus Kristus)
dan dia sungguh Allah dan sungguh
manusia. Dia sama seperti manusia
dalam segala hal, kecuali dosa.
Kita tarik analogi yang sama. Kitab
Suci merupakan inspirasi, Sabda
Allah yang menjadi tulisan. Kitab
Suci sungguh merupakan karya
manusia, dan sungguh merupakan
karya Allah. Kitab Suci sama seperti
semua karya tulis manusia (baik
dalam bentuk sastra, ungkapan, dll)
kecuali dalam hal kesalahan. Jadi
secara iman, secara moral, Kitab Suci
tidak mengandung kesalahan. Itulah
sebabnya kita membaca dari Kitab
Suci, karena ajarannya, imannya tidak
mengandung kesalahan. Kalau kita
membaca perikop mengenai penabur
(Matius 13). Kita melihat sendiri
penjelasan Yesus. “when anyone
hears the word of the kingdom and
does not understand it, the evil one
comes and snatches away what is
sown in his heart” (Mat 13: 18). Jadi
penting sekali bagi kita untuk tidak
hanya mendengarkan Sabda Tuhan,
tetapi kita harus MENGERTI Sabda
Tuhan. “as for what was sown on good
soil, this is he who hears the word and
understands it” (Mat 13:23).
Sebagai penutup,
1. Tahun Iman merupakan kesempatan
bagi kita untuk memperdalam iman
kita, sebelum kita semua diutus
dalam Evangelisasi Baru untuk
mengabarkan kabar gembira.
2. Untuk memperdalam iman, kita
harus mengenal Tuhan dengan lebih
lagi. Ini yang dimaksud dengan “to
love God with all our mind”.
3. Sarana yang tersedia untuk lebih
mengenal Tuhan adalah Katekismus
Gereja Katolik yang ujung-ujungnya
didasarkan atas pengenalan akan
Kitab Suci.
Bagaimana kita mengetahui kalau
Tahun Iman ini sudah berhasil?
Tidak lain apabila kalau kita bisa
lebih sering dan makin lama dalam
berusaha untuk mengenal Tuhan. Dan
tentu saja, kalau keinginan untuk lebih
sering dan makin lama bersama Tuhan
itu tidak berhenti dalam Tahun Iman ini.
7
TOKOH
SANTO
VINCENTIUS A PAULO
V
incentius a Paulo (1581-1660)
lahir tanggal 24 April 1581
di desa Poy, Dax, Perancis
Selatan, dari keluarga miskin. Sejak
kecil ia membantu kerja sebagai
penjaga ternak. Pada umur 15 tahun,
keluarga dan desa ditinggalkannya untuk sekolah di kota Dax. Kemudian ia
menyelesaikan sarjana teologi di kota
Toulouse pada tahun 1604. Sebelum
menyelesaikan teologi, ia ditahbiskan
sebagai imam pada tanggal 23 September 1600 pada usia 19 tahun.
Langkah selanjutnya sebagai seorang
imam, Vincentius berusaha mencari
8
uang. Pertama-tama dia berjuang
untuk menjadi Pastor Paroki di desa
Thil, tidak jauh dari desa asalnya, sayangnya pada waktu itu seorang imam
lain sudah diangkat untuk Paroki yang
sama. Menjadi pastor paroki pada
zaman itu sama dengan mendapat
jabatan yang menghasilkan uang.
Pada tahun 1601 dia pergi ke Roma
untuk memperjuangkan kariernya,
namun setelah beberapa bulan
Vincentius muda terpaksa kembali ke
Toulouse tanpa penghasilan apa pun.
Kegagalan demi kegagalan mendapat-
OCT - DEC 2013
kan penghasilan membuat Vincentius
berpikir: apa yang Tuhan kehendaki
dari dirinya? Itulah pertanyaan yang
mengusik hatinya. Perjumpaan dengan
orang-orang miskin di Chatillon les
Dombes dan kotbah di Gereja desa
Folleville membuatnya tergerak untuk
beralih dari “hidup mencari penghasilan untuk diri sendiri” kepada
“hidup hanya untuk mengabdi Tuhan
dan orang miskin”. Bimbingan rohani
dengan orang suci yang sangat dikaguminya pada waktu itu, Fransiscus
de Sales, Uskup Geneva, juga makin
meneguhkan pertobatannya untuk
mengabdi Tuhan dalam diri orangorang miskin dan terlantar.
Setelah semakin mantap perjalanan
hidupnya sebagai seorang imam,
Vincentius menghimpun beberapa
kawan imam yang dia sebut sebagai
“romo-romo CM” (atau romo-romo
Lazaris) pada tanggal 17 April 1625.
CM merupakan singkatan dari Congregatio Missionis atau Kongregasi
Misi, kelompok romo dan bruder yang
bertugas mewartakan Sabda Tuhan
di desa-desa yang tidak terlayani
oleh imam. Saat ini Kongregasi Misi
memiliki anggota sekitar 4000 orang
yang terdiri dari imam dan bruder dan
tersebar di wilayah-wilayah Eropa,
Afrika, Amerika Latin, Asia, dan Aus-
OCT - DEC 2013
tralia serta kepulauan pacific.
Disamping CM, Vincentius juga
mendirikan serikat Suster Puteri Kasih
(PK) tahun 1633 bersama Santa Luisa
de Marillac. Suster Puteri Kasih dalam
sejarah Gereja adalah suster-suster
pertama yang memiliki ciri khas
dapat berkarya merasul, berkeliling
dari pelosok desa ke desa atau di
kampung-kampung kota, mengunjungi,
merawat dan melayani orang-orang
miskin. Sebab pada zaman itu, yang
disebut “suster” haruslah tinggal
dalam biara. Dalam sejarahnya,
suster-suster Puteri Kasih adalah para
biarawati yang aktif melayani dan
merawat yang sakit dan terluka pada
waktu perang, baik semasa perang
saudara sesudah revolusi Perancis
maupun Perang Dunia Pertama maupun Kedua.
SPIRITUALITAS VINSENSIAN
“Saudara-saudaraku, marilah mencintai Allah, sekali lagi marilah mencintai
Allah, tetapi dengan mencucurkan
keringat dan dengan menyingsingkan
lengan baju”.
Menurut Vincentius cinta kepada Allah dengan sendirinya bermuara dalam
karya, yaitu dalam usaha melaksanakan kehendak Allah. Oleh karena itu
bagi Vincentius doa dan karya merupakan satu kesatuan: doa dilanjukan
dalam karya, karya dibawa dalam doa.
Vincentius tidak segan-segan menganjurkan kepada para suster Puteri
Kasih demikian: “Bila Suster terpaksa
meninggalkan doa untuk melayani
orang miskin, jangan cemas, karena
itu berarti meninggalkan Tuhan untuk
berjumpa lagi dengan Tuhan dalam diri
orang miskin”. Ungkapan terakhir ini
dapat diringkas: “Meninggalkan Tuhan
untuk Tuhan.”
Vincentius mengubah “wajah Gereja”,
dari Gereja yang memperhatikan
orang-orang kaya kepada Gereja yang
menyambut dan melayani orang-orang
miskin.
Kepada romo-romo CM, Vincentius
mewariskan spiritualitas lima keutamaan untuk hidup sehari-hari:
1. Simplisitas (kesederhanaan)
2. Kerendahan hati
3. Kelembutan hati
4. Matiraga
5. Semangat untuk menyelamatkan
jiwa-jiwa.
Spiritualitas ini hingga saat ini dihayati banyak orang Kristiani, bahkan
umat dari agama lain, terutama kaum
muda dalam upaya mereka untuk mewartakan Kabar gembira dan melayani
orang miskin.
9
SHARING
FAITH
IN
ACTION!
Oleh: Teresa Churcill
10
ada bulan September, KKIHS
ikut berpartisipasi dalam
9-days Novena for SVDP Feast
Day. Saya dan Ko Yasin merupakan
salah satu tim yang mengisi sesi
praise & worship sebelum misa pada
tanggal 27 September. Saya sendiri
merupakan WL yang masih dalam
proses ‘training’, dan yang ingin saya
bagikan pada teman-teman sekalian
adalah rangkaian proses baik secara
mental dan spiritual dalam mempersiapkan diri saya untuk berpartisipasi
dalam acara ini.
P
harus dikumpulkan bulan ini dan
juga bertepatan dengan jadwal ujian
akhir. Awalnya saya berusaha untuk
ber’nego’ dengan Ko Yasin supaya
saya tidak perlu ikut bertugas, karena
toh, hanya tiga lagu. Mungkin lebih
efektif kalau hanya satu orang yang
membawa pujian. Tapi usaha itu
gagal karena kesadaran diri saya
sendiri akan kesempatan atau lebih
kepada pengalaman pribadi yang akan
saya rasakan secara spiritual dalam
prosesnya dan juga dukungan dari
orang-orang terdekat untuk terus maju.
Buat saya yang masih kuliah, bulan
September merupakan bulan yang
sangat sibuk karena semua tugas
Untuk mempersiapkan even ini
dibutuhkan hubungan pribadi dengan
Tuhan untuk mengetahui maunya
OCT - DEC 2013
“Menghabiskan waktu
untuk melayani Tuhan
itu tidak akan sia-sia”
Tuhan untuk umat yang akan mengahadiri misa nanti. Sejujurnya, karena
kesibukkan saya dengan acara gereja,
sekolah dan pribadi yang tidak terkontrol dan tidak sesuai dengan kapasitas kemampuan saya, jam doa saya
kacau dan saya mulai ada pergumulan
dalam diri sendiri. Akan tetapi justru
dalam pergumulan ini, saya semakin
merasakan kuasa Tuhan benar-benar
bekerja dalam segala hal.
Seperti dalam pemilihan lagu yang
gampang-gampang susah. Butuh kepekaan untuk mengetahui mana lagu
yang Tuhan kehendaki. Saya sempat
bingung dan panik untuk menemukan lagu yang pas. Tetapi setelah
beberapa hari memilih dan berdiskusi
dengan Ko Yasin, saya pun menemukan lagu yang cocok.
Masalah lain adalah mencocokkan
jadwal latihan. Pada waktu itu banyak
OCT - DEC 2013
sekali halangan baik dari tim pemusik,
tim singer dan saya sendiri karena
bentrok dengan jadwal ujian minggu
itu. Tapi ada hal yang saya yakini
bahwa menghabiskan waktu untuk
melayani Tuhan itu tidak akan sia-sia.
Justru, ketika saya berfokus dan
memberikan setengah waktu saya
buat Tuhan, saya justru dapat waktu
lebih untuk hal lain.
Yang luar biasa, pada saat saya
belajar untuk ujian, bahan 10 bab bisa
saya habiskan dalam waktu sehari.
Pada waktu ujian pun, saya bisa
dengan lancar mengerjakannya. Dan
pada waktu latihan, meskipun saya
masih belum yakin dalam pembawaan
lagunya tetapi saya mantapkan hati
dan berdoa, “Tuhan Yesus, pimpin aku
dengan Roh Kudus-Mu”. Luar biasa
nya lagi, saya sungguh merasakan
Roh Kudus memimpin dan hadirat Tuhan
yang nyata.
Pada hari H, memang waktu kita
melayani, hasilnya tidak sesuai dengan apa yang sudah kita persiapkan.
Tapi, yang mau saya tekankan disini
adalah, hasil bukan tujuan utama kita,
tapi seluruh proses yang kita lalui.
Apakah kita bisa menangkap inti dari
proses tersebut dan apa yang kita
dapatkan selama proses itu. Kalau
hasilnya sesuai atau lebih dari yang
diharapkan, itu adalah nilai tambah
dan patut kita syukuri. Apabila tidak
sesuai, kita harus tetap bersyukur
karena telah dilatih untuk menjadi
lebih dewasa.
Seluruh proses ini telah mengajarkanku untuk merasakan hadirat Tuhan
dalam apapun yang kulakukan dan untuk berserah sepenuhnya tanpa rasa
khawatir. Semoga sharing ini boleh
menjadi berkat untuk kalian semua.
11
LIPUTAN
DIBERKATI
UNTUK
BERBAGI
BAKTI SOSIAL
9-10 NOVEMBER
Pada tanggal 9-10 November 2013 KKIHS kembali mengadakan
kegiatan sosial ke daerah Indonesia yang terbuka terhadap uluran
kasih. Kali ini, KKIHS menjangkau daerah kepulauan Riau, tepatnya
di Pulau Kundur. Didukung oleh Romo Eman sebagai romo setempat,
berbagai kegiatan sosial telah terlaksana dengan lancar tanpa
halangan. Kegiatan-kegiatan tersebut mencakup misa bersama
umat setempat, praise and worship, fellowship, seminar kesehatan,
renungan, ice breaking, pemeriksaan kesehatan umum dan gigi,
mengadakan pasar murah, pembagian sembako, dan lain-lain. Akhir
kata, umat setempat sangat senang atas kunjungan kami, dan
kamipun sangat senang boleh melayani dan berbagi kasih dengan
mereka. Selamat menikmati beberapa foto-foto berikut.
12
13
14
LIPUTAN
DIBERKATI
UNTUK
BERBAGI
BAKTI SOSIAL
9-10 NOVEMBER
15
16
KESAN PESAN
Keren! Panitia bisa cari tempat yang terpencil
dan semua logistiknya bisa berjalan lancar.
MARTHA
Kurang lama!
Terorganisir dengan baik, pembagian
tugasnya efisien. Yang berpartisipasi
semuanya ceria!
BELLA
FENY
Aku ingin mengapresiasi para dokter
dan asistennya, khususnya beberapa
dokter yang bukan dari agama Katolik,
tetapi kepeduliaannya untuk memberi
dan berbagi patut diacungi jempol.
STEVEN
Sukacita yg didapatkan luar biasa!
ADVENI
I feel the one that receiving gift was us. Sometimes, in the
midst of our hectic and busy life we forget how blessed we are.
By helping others will eventually teach you a lot of invaluable
lesson and double our happiness.
MELITA
17
serba serbi
TELADAN KESETIAAN
KELUARGA KUDUS NAZARET
Oleh: Rm. Valentinus Maria CSE
Sumber: carmelia.net
K
alau sekiranya kita bisa
menghitung, berapa banyak
keluarga yang berantakan?
Berapa banyak pasangan suami-isteri
yang bercerai atau berpisah? Berapa
banyak keluarga yang hidupnya tidak
harmonis? Misalnya di Keuskupan
Agung Jakarta saja tercatat rata-rata
20 pasangan setiap bulan yang minta
“cerai” (sumber: Majalah “Hidup”
edisi No. 31, 30 Juli 2000), belum lagi
yang tidak melapor dan sebagainya.
Semuanya adalah gara-gara tidak
setia! Keluarga-keluarga tersebut
mengabaikan kesetiaan suami-isteri,
orang tua terhadap anak dan sebaliknya.
KESETIAAN DALAM KELUARGA
Kesetiaan hidup berkeluarga bukan
hanya soal suami-isteri tidak bercerai
atau pisah ranjang (karena memang
dalam perkawinan sakramental tidak
ada perceraian) atau anak-anak yang
tidak melawan orang tuanya. Saya
katakan “bukan hanya” berarti hal
tersebut termasuk penting juga dalam
membina hidup keluarga. Seperti
misalnya, dewasa ini rupanya semakin
18
menjadi suatu “trend” kalau suami
atau istri mempunyai pasangan idaman lain. Bahkan ada orang berpandangan bahwa “selingkuh” itu merupakan “selingan indah bagi keluarga
utuh”. Inilah suatu penjungkirbalikan
nilai-nilai kesetiaan perkawinan. Kesetiaan dengan hanya satu pasangan
diabaikan begitu saja.
Realitasnya mereka tidak cerai dan
hidup keluarganya biasa-biasa saja.
Akan tetapi, salah satu pasangan atau
bisa saja keduanya bersikap seperti
hamba yang jahat (lihat Mat. 24:4551). Kalau ada majikan ia bersikap
baik, tetapi ketika majikannya pergi ia
berbuat semaunya. Demikianlah dalam
perselingkuhan, selingkuh terjadi
karena pasangannya tidak ada di sisinya, tetapi ketika berhadapan dengan
pasangannya dia bersikap baik supaya
tidak diketahui kejahatannya. Seperti
misalnya, kisah yang dimuat dalam
suatu majalah: Ada satu pasangan
suami-isteri yang telah lama menikah
dan sudah mempunyai anak. Mereka
hidup biasa-biasa saja dan tidak ada
pertengkaran yang mengarah kepada
OCT - DEC 2013
perceraian. Namun suatu ketika si
suami sakit dan akhirnya meninggal.
Setelah itu barulah diketahui bahwa
suaminya mempunyai WIL, bahkan
sudah mempunyai seorang anak.
Demikian pula banyak anak yang
bersikap baik-baik saja ketika berhadapan dengan orang tuanya tetapi
saat orang tuanya pergi atau tidak
dapat memantaunya, mereka berbuat
semaunya. Misalnya, tidak jarang
anak perempuan yang kelihatannya di
rumah baik dan taat namun kemudian orang tuanya dikejutkan bahwa
dia yang masih sekolah itu hamil di
luar nikah. Atau seorang anak yang
kelihatannya pendiam tetapi kemudian
diketahui sebagai pecandu narkoba
dan free sex, dan sebagainya.
Ketidaksetiaan dalam keluarga yang
mengakibatkan keluarga berantakan
seringkali dimulai dari ketidaksetiaan
dalam hal-hal yang kecil (bdk. Luk.
16:10). Misalnya pernah saya baca
dalam suatu majalah bahwa ada
pasangan suami-isteri yang telah
menikah lebih dari lima belas tahun.
Pada awalnya hidup perkawinan
OCT - DEC 2013
mereka sangat indah, saling memperhatikan dan melayani. Namun
setelah anak mereka lahir mulailah
sang istri sibuk dengan kegiatan
rumah tangga, sehingga waktu untuk
memperhatikan kebutuhan suaminya
semakin berkurang. Suami pun mulai
mencari kesibukan sendiri dengan
pekerjaannya sehingga kurang memperhatikan isterinya. Bahkan sebagai
ayah, dia juga kurang setia mendidik
anak-anaknya. Akibatnya mereka
sulit diatur dan nakal. Hidup keluarga
mereka tidak harmonis seperti pada
awal perkawinan. Akhirnya, sang
isteri bertemu dengan orang lain yang
ternyata menaruh perhatian padanya,
maka terjadilah perselingkuhan. Hal
itu sebenarnya tidak akan terjadi kalau
mereka saling setia dalam perkara
kehidupan sehari-hari.
KELUARGA KUDUS NASARET
Kita dapat bercermin pada teladan
kesetiaan Keluarga Kudus Nasaret:
Yesus, Maria, dan Yusuf. Yusuf adalah
seorang yang murni, jujur, tulus hati
dan taat kepada Allah. Hal itu terbukti
dari keputusannya untuk tetap me-
milih mengambil Maria sebagai isterinya setelah diberitahu oleh Malaikat
Tuhan lewat mimpi. Ia tidak berkeras
hati untuk menceraikan Maria, tetapi
mau setia mendampingi Maria yang
telah mengandung dari Roh Kudus
(bdk. Mat. 1:18-25). Kesetiaan Yusuf
ini sangat menolong Maria, karena
jika diketahui oleh masyarakat bahwa
ia mengandung tanpa suami maka
akan berakibat buruk bagi dirinya.
Dia setia mendampingi Maria ketika
sedang mengandung, Mengantarnya
ke kota Bethlehem sampai pada saat
kelahiran Yesus. Ia juga dengan setia
mengasuh Yesus dan mencari nafkah
untuk kehidupan keluarganya. Maria
juga tampil sebagai wanita bersahaja
yang setia. Kesetiaan Maria kepada
Allah jelas tidak diragukan lagi.
Walaupun data konkret dari Kitab
Suci tidak lengkap, tetapi kita bisa
memastikan bahwa Maria seorang
isteri yang setia kepada suaminya dan
seorang ibu yang setia mendidik serta
mendampingi Yesus anaknya. Bahkan
Maria setia mendampingi Yesus sampai di bawah kayu salib. Sedangkan
Yesus sendiri pada masa kanak-kanak
19
dan sebelum tampil mewartakan
Kabar Gembira dikatakan bahwa la
tetap berada dalam asuhan Yusuf dan
Maria (bdk Luk. 2:51). Artinya, walaupun Yesus adalah Putera Allah, Ia
mau merendahkan diri dan hidup taat
dalam asuhan orang tuanya, sampai
akhirnya Ia harus melaksanakan misi
dari Bapa-Nya.
Relasi keluarga Kudus Nasaret ini
sangat harmonis, Mereka hidup dalam
ketaatan kepada Allah. Misalnya
tiap-tiap tahun mereka pergi ke Bait
Allah di Yerusalem untuk merayakan
Paskah. Kemudian ketika Yesus berusia dua belas tahun, mereka bertiga
pergi bersama-sama ke Bait Allah.
Kesetiaan Yusuf dan Maria sebagai
orang tua tercermin juga ketika Yesus
hilang dalam perjalanan pulang ke Nasaret setelah merayakan Paskah. Tiga
hari penuh mereka mencari puteranya
sampai menemukan kembali di kota
suci tersebut. Ketika menemukanNya, mereka tidak mendakwa atau
memarahi Yesus tetapi mencoba menerima dan merenungkannya di dalam
hati walau tidak mengerti dengan
alasan Yesus (bdk. Luk. 2:42-51).
Perkawinan Yusuf dan Maria diwujudkan dalam saling mencintai yang
20
sangat murni dan tulus. Di antara
mereka terdapat suatu rahasia yang
mengikat persatuan tersebut menjadi
tak-terputuskan, yakni Yesus Kristus.
Yesus mengubah cinta manusiawi
mereka ke suatu tingkat adikodrati.
Mereka dengan kehendak yang bebas
mau menjawab “ya” kepada kehendak
Allah, supaya Yesus menjadi hal terpenting dalam cinta mereka dan supaya
mereka mengatur cinta bersama mereka
hanya untuk mengabdi Yesus Kristus.
Itulah juga rahasia tiap perkawinan, ia
diadakan dalam cinta kepada Kristus.
Pria dan wanita yang menikah secara
kristiani bertujuan untuk saling mengasihi sedemikian, sehingga di antara
dan di dalam mereka terdapat suatu
rahasia besar: Yesus Kristus. Walaupun di dalam hidup berkeluarga selalu
ada duka dan sengsara namun ikatan
yang tak kunjung putus terdapat di
mana mereka saling mengasihi yang
bersumber pada Yesus Kristus.
Demikianlah Keluarga Kudus Nasaret
adalah contoh bagi tiap keluarga kristiani. Cinta orang tua untuk satu sama
lain dan untuk anak-anaknya, cinta
antara suami-isteri dalam pernikahan
hendaknya selalu didasarkan pada
Yesus Kristus.
OCT - DEC 2013
BAGAIMANA SUPAYA SETIA?
1. Kesetiaan Anda kepada Allah akan
menentukan juga kualitas kesetiaan di
dalam keluarga, seperti teladan Maria
dan Yusuf. Karena kalau Anda menghadapi tantangan dan godaan tanpa
bantuan rahmat Allah, Anda akan
mudah jatuh dalam ketidaksetiaan.
Misalnya, melihat suami serong maka
istri lari ke dukun, persoalan tidak
selesai tetapi justru semakin parah.
2. Mohonlah kepada Allah agar Dia
mengaruniakan rahmat kesetiaan.
Sebab setia itu memang sulit apalagi
ketika menghadapi tantangan dan
godaan dan Anda tidak bisa menaklukkan egoisme Anda. Allah adalah
sumber kekuatan. Mohonlah agar Roh
Kudus membimbing dan menguatkan
Anda untuk setia, karena salah satu
buah-buah Roh adalah kesetiaan (Gal.
5:22). Dan percayalah”Tuhan adalah
setia; la akan menguatkan hatimu
dan memelihara kamu terhadap yang
jahat” (2 Tes. 3:3). Ciptakan kebiasaan
berdoa bersama di dalam keluarga Namun kalau berdoa bersama anak-anak,
janganlah terlalu lama supaya tidak
membosankan mereka.
4. Berkumpullah dalam suatu komunitas beriman yang mendukung
Anda untuk tetap setia dalam hidup
berkeluarga.
5. Usahakan adanya komunikasi yang
terbuka, baik antara suami-isteri
maupun orang tua dengan anak.
Menciptakan suasana harmonis dalam
perkara-perkara kecil sehari-hari.
6. Bersedia dengan tulus mengampuni
bila ada konflik, perselisihan atau
dilukai. Berapa kali? Sampai tujuh
puluh kali tujuh kali (Mat.18:22), artinya terus menerus dalam kehidupan
berkeluarga.
7. Kemudian berusaha memperbaiki
apa yang salah, dan berusaha untuk
memahami serta menerima kelemahan.
Keberhasilan memelihara kesetiaan
dalam hidup rumah tangga akan
dirasakan bukan hanya milik anggota
keluarga itu sendiri, tetapi akan menjadi kesaksian bagi keluarga-keluarga
yang lain. Oleh karena itu, jadikanlah
keluarga anda sebagai keluarga kristiani yang meneladani Keluarga Kudus
Nasaret. Tuhan memberkati.
3. Bertekunlah merenungkan Sabda
Tuhan, menghayati sakramen-sakramen dalam Gereja terutama Ekaristi
dan perkawinan.
OCT - DEC 2013
21
PENGUMUMAN
1.
Misa Bahasa Indonesia,
Minggu tanggal 5 Januari 2014, pukul
15.30, di Kapel lantai 2, Gereja Holy
Spirit, 248 Upper Thomson Road,
Singapore 574371. Misa berikutnya
diadakan pada tanggal 2 Februari 2014
dan 2 Maret 2014. Bagi kamu-kamu
yang berminat turut melayani dalam
misa indo (lektor, pemazmur, koor, dll),
hubungi Leny Januar (90027692)
2.
PD Siang setiap hari Kamis pukul
14.30, di ruang 03-02, Gereja Holy Spirit.
3.
Sel Group PD Siang:
- Sel Sharon (City) setiap hari
Selasa pertama tiap bulan, pukul
10.30, hubungi Tanty (9389-3403).
- Sel Sinai (Pagi) setiap hari
Selasa, pukul 14.00, hubungi
Diana (90264649).
- Sel Sinai (Siang) setiap hari Selasa,
pukul 10.00, hubungi
Dede (9178-1544).
- Sel Beatitude (East) setiap hari
Selasa, pukul 10.00, hubungi
Mariwati (9424-9449).
- Sel Keluarga setiap hari
Minggu ketiga setiap bulan, pukul
16.30, hubungi Abdi (9671-0472).
4.
PD Malam diadakan hari Jumat
minggu kedua dan minggu terakhir
tiap bulan, PD berikutnya akan
dilaksanakan pada tanggal 10
Januari 2013 jam 7.45pm di Cafetaria
Gereja Saint Vincent de Paul (SVDP).
5.
Tim Choir KKIHS melayani di misa
paroki SVDP (in English) pada hari
minggu jam 18.00, setiap minggu
ketiga. Latihan dimulai pukul 15.00 di
gereja SVDP. Bagi kamu-kamu yang
berminat untuk bergabung bersama
Tim Choir KKIHS, hubungi Erlie
(90110159).
MARI BERPARTISIPASI!
Mau sharing pengalaman iman / punya artikel / renungan yang
menyegarkan rohani atau mau tanya seputar ajaran Katolik?
Kirimkan karya tulis / pertanyaan Anda ke [email protected]
Kiriman yang menarik akan diterbitkan pada bulletin KKIHS berikutnya.
Persekutuan Doa KKIHS, surat menyurat kepada Sektretariat, sbb:
St Vincent de Paul
301 Yio Chu Kang Road
Singapore 805910
Informasi hubungi: (PD Siang) Vonny - 96159551
(PD Malam) Ronald - 93897245
Email: [email protected] Website: www.kkihs.org
24
OCT - DEC 2013
OCT - DEC 2013
25
Download