ISSUE 02 O CT-DEC 20 1 3 FAITH IN ACTION! Evaluating The Year of Faith TIM REDAKSI CONTENT MANAGER Merry Nio Chrestella Setiyadi Donny Iskandar Wijaya Purnomo Dewi Azali DESIGNER & EDITOR Tasia Loekito MEDIA RESOURCES Andhika Paska Santin DAFTAR ISI Ardian Budi Soerodjo Dionisius 03 SHALOM! Wielly 04 RENUNGAN: The Year of Faith 08 TOKOH: Santo Vincentius A Paulo 10 SHARING: Faith In Action! 12 LIPUTAN: Baksos KKIHS 18 SERBA-SERBI: Keluarga Kudus Nazaret 24 PENGUMUMAN Wijaya Purnomo COLUMNIST Johannes Sujendro 2 OCT - DEC 2013 SHALOM! “The Year of Faith: Celebrating what we do, and what we believe” Shalom, Tahun 2013 yang juga merupakan Tahun Iman bagi kita umat Katolik, hampir berakhir. Mari kita lihat kembali, apakah kita telah memberikan yang terbaik kepada sesama atau mereka yang berkekurangan, dan terutama untuk Tuhan sendiri? Memberikan waktu berharga kepada kaum miskin sangatlah sulit kita lakukan di jaman sekarang yang serba canggih ini. Kehidupan kala dulu yang hidup serba pas atau bahkan kekurangan, dan juga memperhatikan kaum miskin menjadi bagian hidup yang menyenangkan. Pada tahun 2013 ini, KKIHS mengadakan kegiatan bakti sosial untuk memberikan perhatian kepada penduduk Indonesia yang terpencil. Mungkin masih kurang yang sadar kalau ternyata masih banyak penduduk di negara kita sendiri sedang memerlukan uluran tangan. Akhir kata, seluruh tim KKIHS mengucapkan selamat Natal 2013 dan selamat Tahun Baru 2014. Semoga berkat Tuhan selalu melimpah dan kita tidak lupa untuk membagikannya terhadap sesama, terutama mereka yang jauh lebih membutuhkan. Tim DovePost Membangkitkan kembali iman Katolik pada jaman modern ini tidak cukup dengan doa saja, tetapi penghayatan Kitab Suci adalah pedoman hidup kita sebagai umat katolik. OCT - DEC 2013 3 RENUNGAN EVALUATING THE YEAR OF FAITH Oleh: Johannes Sujendro 4 OCT - DEC 2013 K ita baru saja menyelesaikan Year of Faith atau Tahun Iman. Maka sekarang tiba saatnya bagi kita untuk mengevaluasi semua yang telah kita kerjakan dan melihat apakah Tahun Iman ini mempunyai manfaat bagi kita. Seperti yang kita ketahui, Paus Emeritus Benediktus XVI menyatakan tahun 2012 - 2013 sebagai Tahun Iman. Tujuannya adalah untuk memperdalam iman kita dalam rangka Evangelisasi Baru. Intinya, bagaimana caranya kita mengevangelisasikan iman kita, kalau kita sendiri tidak mengetahui apa yang kita imani. Tadinya kita sebagai orang Katolik mempunyai cita-cita yang muluk untuk mau mengevangelisasi orangorang non-Kristen dan menjadikan mereka “Katolik”, tetapi nyatanya setelah agama Katolik, kelompok yang terbesar berikutnya adalah “lapse Catholics” (mereka yang tadinya Katolik, tapi karena satu atau lain hal, sudah tidak mempraktekkan lagi agama Katolik mereka). Kenapa sampai mereka meninggalkan Katolik? Salah satu alasan terbesar adalah karena mereka tidak mengerti atau mengimani ajaran-ajaran iman OCT - DEC 2013 Katolik. Jadi, salah satu target Evangelisasi Baru adalah mereka yang telah “menjauh” dari Gereja. Untuk itu kita perlu mendalami iman Katolik kita. bahwa dua alat yang dapat membantu kita untuk memperdalam iman kita adalah Katekismus Gereja Katolik dan Lectio Devina. Dalam Injil Matius (bab 22), Yesus mendapat pertanyaan “which is the greatest commandment of the law?”. Yesus menjawab dengan mengutip dari kitab Deuterokanonika (bab 6) yang merupakan hukum terutama bagi bangsa Yahudi “You shall love the Lord your God with all your heart, and with all your soul and with all your mind” (Mat 22:37). Perhatikan rumusan ini ternyata tidak seratus persen sama dengan apa yang tercantum dalam kitab Deuterokanonika. Yesus mengubah kata “with all your strength” dengan “with all your mind”. Dalam kata lain Yesus meminta kita untuk “mengenal” segala sesuatu tentang Allah. Maka, kalau kita tidak mau belajar mengenal Allah, kita sudah melanggar hukum yang pertama dan utama. Tahun Iman dimulai 11 October 2012 dan merupakan peringatan 50 tahun dimulainya Konsili Vatican II. Tetapi yang mungkin kita tidak ketahui adalah bahwa 11 Oktober 2012 merupakan peringatan 20 tahun dikeluarkannya Katekismus Gereja Katolik sebagai rangkuman semua iman Katolik. Katekismus Gereja Katolik ini mengambil bahan dari kitab suci, tradisi, magisterium dan semua ajaran-ajaran atau pengertian dari Bapa Gereja. Jadi dari mana kita belajar mengenai Allah? Bagaimana kita bisa belajar mengimani Allah? Salah satu bahan yang tersedia adalah Katekismus Gereja Katolik. Bahkan, Paus Emeritus Benediktus XVI waktu itu mengatakan Tetapi tidak ada Katekismus sebelumnya yang sedemikian rinci dan detail mengutip dari Kitab Suci yang merupakan unsur utama dari Katekismus Gereja Katolik. Katekismus kali ini disusun secara sistematis dan berdasarkan kitab suci. Tidak ada iman Katolik yang tidak berdasarkan kitab suci. Dalam kata lain, kalau kita mempelajari Katekismus Gereja Katolik, maka semua iman Katolik akan dapat kita ketahui. Pernahkah anda mengikuti Katekismusi dalam 365 hari? 5 Melompat dengan Iman. “You shall love the Lord your God with all your heart, and with all your soul and with all your mind” ~Mat 22:37 Di mana tiap hari anda akan mendapat “ringkasan” dari Katekismus Gereja Katolik? Apakah anda berhasil membaca dan mengerti semua kiriman tersebut? Apakah mudah untuk dimengerti? Sekarang mari kita pusatkan perhatian kita kepada Kitab Suci. Di dalam misa kita mendengarkan ajaran Tuhan, ya atau tidak? Kalau begitu, kenapa kita tidak membaca buku Summa Theologia dari Thomas Aquinas? Bukankah isinya juga ajaran Tuhan? Kenapa kita tidak membaca suratsurat dari Bapa Gereja ke jemaatnya, bukankah itu hal yang sama dengan pembacaan surat santo Paulus kepada umat di berbagai komunitas? Hanya satu alasannya, karena Kitab Suci itu merupakan sabda Allah dalam katakata Tuhan sendiri. Kita mengatakan bahwa Kitab Suci terinspirasi. Apa artinya? Apakah Roh Kudus merasuki penulis Kitab Suci? Terang bukan! Apakah Roh Kudus membaca tulisan Kitab Suci dan mengatakan “Oke, ayat yang ini aku suka – maka boleh ditulis?” OCT - DEC 2013 Juga bukan. Jadi bagaimana caranya kita mengerti Kitab Suci sebagai inspirasi Tuhan? Kita lihat dengan definisi inkarnasi. Allah menjelma sebagai manusia (Yesus Kristus) dan dia sungguh Allah dan sungguh manusia. Dia sama seperti manusia dalam segala hal, kecuali dosa. Kita tarik analogi yang sama. Kitab Suci merupakan inspirasi, Sabda Allah yang menjadi tulisan. Kitab Suci sungguh merupakan karya manusia, dan sungguh merupakan karya Allah. Kitab Suci sama seperti semua karya tulis manusia (baik dalam bentuk sastra, ungkapan, dll) kecuali dalam hal kesalahan. Jadi secara iman, secara moral, Kitab Suci tidak mengandung kesalahan. Itulah sebabnya kita membaca dari Kitab Suci, karena ajarannya, imannya tidak mengandung kesalahan. Kalau kita membaca perikop mengenai penabur (Matius 13). Kita melihat sendiri penjelasan Yesus. “when anyone hears the word of the kingdom and does not understand it, the evil one comes and snatches away what is sown in his heart” (Mat 13: 18). Jadi penting sekali bagi kita untuk tidak hanya mendengarkan Sabda Tuhan, tetapi kita harus MENGERTI Sabda Tuhan. “as for what was sown on good soil, this is he who hears the word and understands it” (Mat 13:23). Sebagai penutup, 1. Tahun Iman merupakan kesempatan bagi kita untuk memperdalam iman kita, sebelum kita semua diutus dalam Evangelisasi Baru untuk mengabarkan kabar gembira. 2. Untuk memperdalam iman, kita harus mengenal Tuhan dengan lebih lagi. Ini yang dimaksud dengan “to love God with all our mind”. 3. Sarana yang tersedia untuk lebih mengenal Tuhan adalah Katekismus Gereja Katolik yang ujung-ujungnya didasarkan atas pengenalan akan Kitab Suci. Bagaimana kita mengetahui kalau Tahun Iman ini sudah berhasil? Tidak lain apabila kalau kita bisa lebih sering dan makin lama dalam berusaha untuk mengenal Tuhan. Dan tentu saja, kalau keinginan untuk lebih sering dan makin lama bersama Tuhan itu tidak berhenti dalam Tahun Iman ini. 7 TOKOH SANTO VINCENTIUS A PAULO V incentius a Paulo (1581-1660) lahir tanggal 24 April 1581 di desa Poy, Dax, Perancis Selatan, dari keluarga miskin. Sejak kecil ia membantu kerja sebagai penjaga ternak. Pada umur 15 tahun, keluarga dan desa ditinggalkannya untuk sekolah di kota Dax. Kemudian ia menyelesaikan sarjana teologi di kota Toulouse pada tahun 1604. Sebelum menyelesaikan teologi, ia ditahbiskan sebagai imam pada tanggal 23 September 1600 pada usia 19 tahun. Langkah selanjutnya sebagai seorang imam, Vincentius berusaha mencari 8 uang. Pertama-tama dia berjuang untuk menjadi Pastor Paroki di desa Thil, tidak jauh dari desa asalnya, sayangnya pada waktu itu seorang imam lain sudah diangkat untuk Paroki yang sama. Menjadi pastor paroki pada zaman itu sama dengan mendapat jabatan yang menghasilkan uang. Pada tahun 1601 dia pergi ke Roma untuk memperjuangkan kariernya, namun setelah beberapa bulan Vincentius muda terpaksa kembali ke Toulouse tanpa penghasilan apa pun. Kegagalan demi kegagalan mendapat- OCT - DEC 2013 kan penghasilan membuat Vincentius berpikir: apa yang Tuhan kehendaki dari dirinya? Itulah pertanyaan yang mengusik hatinya. Perjumpaan dengan orang-orang miskin di Chatillon les Dombes dan kotbah di Gereja desa Folleville membuatnya tergerak untuk beralih dari “hidup mencari penghasilan untuk diri sendiri” kepada “hidup hanya untuk mengabdi Tuhan dan orang miskin”. Bimbingan rohani dengan orang suci yang sangat dikaguminya pada waktu itu, Fransiscus de Sales, Uskup Geneva, juga makin meneguhkan pertobatannya untuk mengabdi Tuhan dalam diri orangorang miskin dan terlantar. Setelah semakin mantap perjalanan hidupnya sebagai seorang imam, Vincentius menghimpun beberapa kawan imam yang dia sebut sebagai “romo-romo CM” (atau romo-romo Lazaris) pada tanggal 17 April 1625. CM merupakan singkatan dari Congregatio Missionis atau Kongregasi Misi, kelompok romo dan bruder yang bertugas mewartakan Sabda Tuhan di desa-desa yang tidak terlayani oleh imam. Saat ini Kongregasi Misi memiliki anggota sekitar 4000 orang yang terdiri dari imam dan bruder dan tersebar di wilayah-wilayah Eropa, Afrika, Amerika Latin, Asia, dan Aus- OCT - DEC 2013 tralia serta kepulauan pacific. Disamping CM, Vincentius juga mendirikan serikat Suster Puteri Kasih (PK) tahun 1633 bersama Santa Luisa de Marillac. Suster Puteri Kasih dalam sejarah Gereja adalah suster-suster pertama yang memiliki ciri khas dapat berkarya merasul, berkeliling dari pelosok desa ke desa atau di kampung-kampung kota, mengunjungi, merawat dan melayani orang-orang miskin. Sebab pada zaman itu, yang disebut “suster” haruslah tinggal dalam biara. Dalam sejarahnya, suster-suster Puteri Kasih adalah para biarawati yang aktif melayani dan merawat yang sakit dan terluka pada waktu perang, baik semasa perang saudara sesudah revolusi Perancis maupun Perang Dunia Pertama maupun Kedua. SPIRITUALITAS VINSENSIAN “Saudara-saudaraku, marilah mencintai Allah, sekali lagi marilah mencintai Allah, tetapi dengan mencucurkan keringat dan dengan menyingsingkan lengan baju”. Menurut Vincentius cinta kepada Allah dengan sendirinya bermuara dalam karya, yaitu dalam usaha melaksanakan kehendak Allah. Oleh karena itu bagi Vincentius doa dan karya merupakan satu kesatuan: doa dilanjukan dalam karya, karya dibawa dalam doa. Vincentius tidak segan-segan menganjurkan kepada para suster Puteri Kasih demikian: “Bila Suster terpaksa meninggalkan doa untuk melayani orang miskin, jangan cemas, karena itu berarti meninggalkan Tuhan untuk berjumpa lagi dengan Tuhan dalam diri orang miskin”. Ungkapan terakhir ini dapat diringkas: “Meninggalkan Tuhan untuk Tuhan.” Vincentius mengubah “wajah Gereja”, dari Gereja yang memperhatikan orang-orang kaya kepada Gereja yang menyambut dan melayani orang-orang miskin. Kepada romo-romo CM, Vincentius mewariskan spiritualitas lima keutamaan untuk hidup sehari-hari: 1. Simplisitas (kesederhanaan) 2. Kerendahan hati 3. Kelembutan hati 4. Matiraga 5. Semangat untuk menyelamatkan jiwa-jiwa. Spiritualitas ini hingga saat ini dihayati banyak orang Kristiani, bahkan umat dari agama lain, terutama kaum muda dalam upaya mereka untuk mewartakan Kabar gembira dan melayani orang miskin. 9 SHARING FAITH IN ACTION! Oleh: Teresa Churcill 10 ada bulan September, KKIHS ikut berpartisipasi dalam 9-days Novena for SVDP Feast Day. Saya dan Ko Yasin merupakan salah satu tim yang mengisi sesi praise & worship sebelum misa pada tanggal 27 September. Saya sendiri merupakan WL yang masih dalam proses ‘training’, dan yang ingin saya bagikan pada teman-teman sekalian adalah rangkaian proses baik secara mental dan spiritual dalam mempersiapkan diri saya untuk berpartisipasi dalam acara ini. P harus dikumpulkan bulan ini dan juga bertepatan dengan jadwal ujian akhir. Awalnya saya berusaha untuk ber’nego’ dengan Ko Yasin supaya saya tidak perlu ikut bertugas, karena toh, hanya tiga lagu. Mungkin lebih efektif kalau hanya satu orang yang membawa pujian. Tapi usaha itu gagal karena kesadaran diri saya sendiri akan kesempatan atau lebih kepada pengalaman pribadi yang akan saya rasakan secara spiritual dalam prosesnya dan juga dukungan dari orang-orang terdekat untuk terus maju. Buat saya yang masih kuliah, bulan September merupakan bulan yang sangat sibuk karena semua tugas Untuk mempersiapkan even ini dibutuhkan hubungan pribadi dengan Tuhan untuk mengetahui maunya OCT - DEC 2013 “Menghabiskan waktu untuk melayani Tuhan itu tidak akan sia-sia” Tuhan untuk umat yang akan mengahadiri misa nanti. Sejujurnya, karena kesibukkan saya dengan acara gereja, sekolah dan pribadi yang tidak terkontrol dan tidak sesuai dengan kapasitas kemampuan saya, jam doa saya kacau dan saya mulai ada pergumulan dalam diri sendiri. Akan tetapi justru dalam pergumulan ini, saya semakin merasakan kuasa Tuhan benar-benar bekerja dalam segala hal. Seperti dalam pemilihan lagu yang gampang-gampang susah. Butuh kepekaan untuk mengetahui mana lagu yang Tuhan kehendaki. Saya sempat bingung dan panik untuk menemukan lagu yang pas. Tetapi setelah beberapa hari memilih dan berdiskusi dengan Ko Yasin, saya pun menemukan lagu yang cocok. Masalah lain adalah mencocokkan jadwal latihan. Pada waktu itu banyak OCT - DEC 2013 sekali halangan baik dari tim pemusik, tim singer dan saya sendiri karena bentrok dengan jadwal ujian minggu itu. Tapi ada hal yang saya yakini bahwa menghabiskan waktu untuk melayani Tuhan itu tidak akan sia-sia. Justru, ketika saya berfokus dan memberikan setengah waktu saya buat Tuhan, saya justru dapat waktu lebih untuk hal lain. Yang luar biasa, pada saat saya belajar untuk ujian, bahan 10 bab bisa saya habiskan dalam waktu sehari. Pada waktu ujian pun, saya bisa dengan lancar mengerjakannya. Dan pada waktu latihan, meskipun saya masih belum yakin dalam pembawaan lagunya tetapi saya mantapkan hati dan berdoa, “Tuhan Yesus, pimpin aku dengan Roh Kudus-Mu”. Luar biasa nya lagi, saya sungguh merasakan Roh Kudus memimpin dan hadirat Tuhan yang nyata. Pada hari H, memang waktu kita melayani, hasilnya tidak sesuai dengan apa yang sudah kita persiapkan. Tapi, yang mau saya tekankan disini adalah, hasil bukan tujuan utama kita, tapi seluruh proses yang kita lalui. Apakah kita bisa menangkap inti dari proses tersebut dan apa yang kita dapatkan selama proses itu. Kalau hasilnya sesuai atau lebih dari yang diharapkan, itu adalah nilai tambah dan patut kita syukuri. Apabila tidak sesuai, kita harus tetap bersyukur karena telah dilatih untuk menjadi lebih dewasa. Seluruh proses ini telah mengajarkanku untuk merasakan hadirat Tuhan dalam apapun yang kulakukan dan untuk berserah sepenuhnya tanpa rasa khawatir. Semoga sharing ini boleh menjadi berkat untuk kalian semua. 11 LIPUTAN DIBERKATI UNTUK BERBAGI BAKTI SOSIAL 9-10 NOVEMBER Pada tanggal 9-10 November 2013 KKIHS kembali mengadakan kegiatan sosial ke daerah Indonesia yang terbuka terhadap uluran kasih. Kali ini, KKIHS menjangkau daerah kepulauan Riau, tepatnya di Pulau Kundur. Didukung oleh Romo Eman sebagai romo setempat, berbagai kegiatan sosial telah terlaksana dengan lancar tanpa halangan. Kegiatan-kegiatan tersebut mencakup misa bersama umat setempat, praise and worship, fellowship, seminar kesehatan, renungan, ice breaking, pemeriksaan kesehatan umum dan gigi, mengadakan pasar murah, pembagian sembako, dan lain-lain. Akhir kata, umat setempat sangat senang atas kunjungan kami, dan kamipun sangat senang boleh melayani dan berbagi kasih dengan mereka. Selamat menikmati beberapa foto-foto berikut. 12 13 14 LIPUTAN DIBERKATI UNTUK BERBAGI BAKTI SOSIAL 9-10 NOVEMBER 15 16 KESAN PESAN Keren! Panitia bisa cari tempat yang terpencil dan semua logistiknya bisa berjalan lancar. MARTHA Kurang lama! Terorganisir dengan baik, pembagian tugasnya efisien. Yang berpartisipasi semuanya ceria! BELLA FENY Aku ingin mengapresiasi para dokter dan asistennya, khususnya beberapa dokter yang bukan dari agama Katolik, tetapi kepeduliaannya untuk memberi dan berbagi patut diacungi jempol. STEVEN Sukacita yg didapatkan luar biasa! ADVENI I feel the one that receiving gift was us. Sometimes, in the midst of our hectic and busy life we forget how blessed we are. By helping others will eventually teach you a lot of invaluable lesson and double our happiness. MELITA 17 serba serbi TELADAN KESETIAAN KELUARGA KUDUS NAZARET Oleh: Rm. Valentinus Maria CSE Sumber: carmelia.net K alau sekiranya kita bisa menghitung, berapa banyak keluarga yang berantakan? Berapa banyak pasangan suami-isteri yang bercerai atau berpisah? Berapa banyak keluarga yang hidupnya tidak harmonis? Misalnya di Keuskupan Agung Jakarta saja tercatat rata-rata 20 pasangan setiap bulan yang minta “cerai” (sumber: Majalah “Hidup” edisi No. 31, 30 Juli 2000), belum lagi yang tidak melapor dan sebagainya. Semuanya adalah gara-gara tidak setia! Keluarga-keluarga tersebut mengabaikan kesetiaan suami-isteri, orang tua terhadap anak dan sebaliknya. KESETIAAN DALAM KELUARGA Kesetiaan hidup berkeluarga bukan hanya soal suami-isteri tidak bercerai atau pisah ranjang (karena memang dalam perkawinan sakramental tidak ada perceraian) atau anak-anak yang tidak melawan orang tuanya. Saya katakan “bukan hanya” berarti hal tersebut termasuk penting juga dalam membina hidup keluarga. Seperti misalnya, dewasa ini rupanya semakin 18 menjadi suatu “trend” kalau suami atau istri mempunyai pasangan idaman lain. Bahkan ada orang berpandangan bahwa “selingkuh” itu merupakan “selingan indah bagi keluarga utuh”. Inilah suatu penjungkirbalikan nilai-nilai kesetiaan perkawinan. Kesetiaan dengan hanya satu pasangan diabaikan begitu saja. Realitasnya mereka tidak cerai dan hidup keluarganya biasa-biasa saja. Akan tetapi, salah satu pasangan atau bisa saja keduanya bersikap seperti hamba yang jahat (lihat Mat. 24:4551). Kalau ada majikan ia bersikap baik, tetapi ketika majikannya pergi ia berbuat semaunya. Demikianlah dalam perselingkuhan, selingkuh terjadi karena pasangannya tidak ada di sisinya, tetapi ketika berhadapan dengan pasangannya dia bersikap baik supaya tidak diketahui kejahatannya. Seperti misalnya, kisah yang dimuat dalam suatu majalah: Ada satu pasangan suami-isteri yang telah lama menikah dan sudah mempunyai anak. Mereka hidup biasa-biasa saja dan tidak ada pertengkaran yang mengarah kepada OCT - DEC 2013 perceraian. Namun suatu ketika si suami sakit dan akhirnya meninggal. Setelah itu barulah diketahui bahwa suaminya mempunyai WIL, bahkan sudah mempunyai seorang anak. Demikian pula banyak anak yang bersikap baik-baik saja ketika berhadapan dengan orang tuanya tetapi saat orang tuanya pergi atau tidak dapat memantaunya, mereka berbuat semaunya. Misalnya, tidak jarang anak perempuan yang kelihatannya di rumah baik dan taat namun kemudian orang tuanya dikejutkan bahwa dia yang masih sekolah itu hamil di luar nikah. Atau seorang anak yang kelihatannya pendiam tetapi kemudian diketahui sebagai pecandu narkoba dan free sex, dan sebagainya. Ketidaksetiaan dalam keluarga yang mengakibatkan keluarga berantakan seringkali dimulai dari ketidaksetiaan dalam hal-hal yang kecil (bdk. Luk. 16:10). Misalnya pernah saya baca dalam suatu majalah bahwa ada pasangan suami-isteri yang telah menikah lebih dari lima belas tahun. Pada awalnya hidup perkawinan OCT - DEC 2013 mereka sangat indah, saling memperhatikan dan melayani. Namun setelah anak mereka lahir mulailah sang istri sibuk dengan kegiatan rumah tangga, sehingga waktu untuk memperhatikan kebutuhan suaminya semakin berkurang. Suami pun mulai mencari kesibukan sendiri dengan pekerjaannya sehingga kurang memperhatikan isterinya. Bahkan sebagai ayah, dia juga kurang setia mendidik anak-anaknya. Akibatnya mereka sulit diatur dan nakal. Hidup keluarga mereka tidak harmonis seperti pada awal perkawinan. Akhirnya, sang isteri bertemu dengan orang lain yang ternyata menaruh perhatian padanya, maka terjadilah perselingkuhan. Hal itu sebenarnya tidak akan terjadi kalau mereka saling setia dalam perkara kehidupan sehari-hari. KELUARGA KUDUS NASARET Kita dapat bercermin pada teladan kesetiaan Keluarga Kudus Nasaret: Yesus, Maria, dan Yusuf. Yusuf adalah seorang yang murni, jujur, tulus hati dan taat kepada Allah. Hal itu terbukti dari keputusannya untuk tetap me- milih mengambil Maria sebagai isterinya setelah diberitahu oleh Malaikat Tuhan lewat mimpi. Ia tidak berkeras hati untuk menceraikan Maria, tetapi mau setia mendampingi Maria yang telah mengandung dari Roh Kudus (bdk. Mat. 1:18-25). Kesetiaan Yusuf ini sangat menolong Maria, karena jika diketahui oleh masyarakat bahwa ia mengandung tanpa suami maka akan berakibat buruk bagi dirinya. Dia setia mendampingi Maria ketika sedang mengandung, Mengantarnya ke kota Bethlehem sampai pada saat kelahiran Yesus. Ia juga dengan setia mengasuh Yesus dan mencari nafkah untuk kehidupan keluarganya. Maria juga tampil sebagai wanita bersahaja yang setia. Kesetiaan Maria kepada Allah jelas tidak diragukan lagi. Walaupun data konkret dari Kitab Suci tidak lengkap, tetapi kita bisa memastikan bahwa Maria seorang isteri yang setia kepada suaminya dan seorang ibu yang setia mendidik serta mendampingi Yesus anaknya. Bahkan Maria setia mendampingi Yesus sampai di bawah kayu salib. Sedangkan Yesus sendiri pada masa kanak-kanak 19 dan sebelum tampil mewartakan Kabar Gembira dikatakan bahwa la tetap berada dalam asuhan Yusuf dan Maria (bdk Luk. 2:51). Artinya, walaupun Yesus adalah Putera Allah, Ia mau merendahkan diri dan hidup taat dalam asuhan orang tuanya, sampai akhirnya Ia harus melaksanakan misi dari Bapa-Nya. Relasi keluarga Kudus Nasaret ini sangat harmonis, Mereka hidup dalam ketaatan kepada Allah. Misalnya tiap-tiap tahun mereka pergi ke Bait Allah di Yerusalem untuk merayakan Paskah. Kemudian ketika Yesus berusia dua belas tahun, mereka bertiga pergi bersama-sama ke Bait Allah. Kesetiaan Yusuf dan Maria sebagai orang tua tercermin juga ketika Yesus hilang dalam perjalanan pulang ke Nasaret setelah merayakan Paskah. Tiga hari penuh mereka mencari puteranya sampai menemukan kembali di kota suci tersebut. Ketika menemukanNya, mereka tidak mendakwa atau memarahi Yesus tetapi mencoba menerima dan merenungkannya di dalam hati walau tidak mengerti dengan alasan Yesus (bdk. Luk. 2:42-51). Perkawinan Yusuf dan Maria diwujudkan dalam saling mencintai yang 20 sangat murni dan tulus. Di antara mereka terdapat suatu rahasia yang mengikat persatuan tersebut menjadi tak-terputuskan, yakni Yesus Kristus. Yesus mengubah cinta manusiawi mereka ke suatu tingkat adikodrati. Mereka dengan kehendak yang bebas mau menjawab “ya” kepada kehendak Allah, supaya Yesus menjadi hal terpenting dalam cinta mereka dan supaya mereka mengatur cinta bersama mereka hanya untuk mengabdi Yesus Kristus. Itulah juga rahasia tiap perkawinan, ia diadakan dalam cinta kepada Kristus. Pria dan wanita yang menikah secara kristiani bertujuan untuk saling mengasihi sedemikian, sehingga di antara dan di dalam mereka terdapat suatu rahasia besar: Yesus Kristus. Walaupun di dalam hidup berkeluarga selalu ada duka dan sengsara namun ikatan yang tak kunjung putus terdapat di mana mereka saling mengasihi yang bersumber pada Yesus Kristus. Demikianlah Keluarga Kudus Nasaret adalah contoh bagi tiap keluarga kristiani. Cinta orang tua untuk satu sama lain dan untuk anak-anaknya, cinta antara suami-isteri dalam pernikahan hendaknya selalu didasarkan pada Yesus Kristus. OCT - DEC 2013 BAGAIMANA SUPAYA SETIA? 1. Kesetiaan Anda kepada Allah akan menentukan juga kualitas kesetiaan di dalam keluarga, seperti teladan Maria dan Yusuf. Karena kalau Anda menghadapi tantangan dan godaan tanpa bantuan rahmat Allah, Anda akan mudah jatuh dalam ketidaksetiaan. Misalnya, melihat suami serong maka istri lari ke dukun, persoalan tidak selesai tetapi justru semakin parah. 2. Mohonlah kepada Allah agar Dia mengaruniakan rahmat kesetiaan. Sebab setia itu memang sulit apalagi ketika menghadapi tantangan dan godaan dan Anda tidak bisa menaklukkan egoisme Anda. Allah adalah sumber kekuatan. Mohonlah agar Roh Kudus membimbing dan menguatkan Anda untuk setia, karena salah satu buah-buah Roh adalah kesetiaan (Gal. 5:22). Dan percayalah”Tuhan adalah setia; la akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat” (2 Tes. 3:3). Ciptakan kebiasaan berdoa bersama di dalam keluarga Namun kalau berdoa bersama anak-anak, janganlah terlalu lama supaya tidak membosankan mereka. 4. Berkumpullah dalam suatu komunitas beriman yang mendukung Anda untuk tetap setia dalam hidup berkeluarga. 5. Usahakan adanya komunikasi yang terbuka, baik antara suami-isteri maupun orang tua dengan anak. Menciptakan suasana harmonis dalam perkara-perkara kecil sehari-hari. 6. Bersedia dengan tulus mengampuni bila ada konflik, perselisihan atau dilukai. Berapa kali? Sampai tujuh puluh kali tujuh kali (Mat.18:22), artinya terus menerus dalam kehidupan berkeluarga. 7. Kemudian berusaha memperbaiki apa yang salah, dan berusaha untuk memahami serta menerima kelemahan. Keberhasilan memelihara kesetiaan dalam hidup rumah tangga akan dirasakan bukan hanya milik anggota keluarga itu sendiri, tetapi akan menjadi kesaksian bagi keluarga-keluarga yang lain. Oleh karena itu, jadikanlah keluarga anda sebagai keluarga kristiani yang meneladani Keluarga Kudus Nasaret. Tuhan memberkati. 3. Bertekunlah merenungkan Sabda Tuhan, menghayati sakramen-sakramen dalam Gereja terutama Ekaristi dan perkawinan. OCT - DEC 2013 21 PENGUMUMAN 1. Misa Bahasa Indonesia, Minggu tanggal 5 Januari 2014, pukul 15.30, di Kapel lantai 2, Gereja Holy Spirit, 248 Upper Thomson Road, Singapore 574371. Misa berikutnya diadakan pada tanggal 2 Februari 2014 dan 2 Maret 2014. Bagi kamu-kamu yang berminat turut melayani dalam misa indo (lektor, pemazmur, koor, dll), hubungi Leny Januar (90027692) 2. PD Siang setiap hari Kamis pukul 14.30, di ruang 03-02, Gereja Holy Spirit. 3. Sel Group PD Siang: - Sel Sharon (City) setiap hari Selasa pertama tiap bulan, pukul 10.30, hubungi Tanty (9389-3403). - Sel Sinai (Pagi) setiap hari Selasa, pukul 14.00, hubungi Diana (90264649). - Sel Sinai (Siang) setiap hari Selasa, pukul 10.00, hubungi Dede (9178-1544). - Sel Beatitude (East) setiap hari Selasa, pukul 10.00, hubungi Mariwati (9424-9449). - Sel Keluarga setiap hari Minggu ketiga setiap bulan, pukul 16.30, hubungi Abdi (9671-0472). 4. PD Malam diadakan hari Jumat minggu kedua dan minggu terakhir tiap bulan, PD berikutnya akan dilaksanakan pada tanggal 10 Januari 2013 jam 7.45pm di Cafetaria Gereja Saint Vincent de Paul (SVDP). 5. Tim Choir KKIHS melayani di misa paroki SVDP (in English) pada hari minggu jam 18.00, setiap minggu ketiga. Latihan dimulai pukul 15.00 di gereja SVDP. Bagi kamu-kamu yang berminat untuk bergabung bersama Tim Choir KKIHS, hubungi Erlie (90110159). MARI BERPARTISIPASI! Mau sharing pengalaman iman / punya artikel / renungan yang menyegarkan rohani atau mau tanya seputar ajaran Katolik? Kirimkan karya tulis / pertanyaan Anda ke [email protected] Kiriman yang menarik akan diterbitkan pada bulletin KKIHS berikutnya. Persekutuan Doa KKIHS, surat menyurat kepada Sektretariat, sbb: St Vincent de Paul 301 Yio Chu Kang Road Singapore 805910 Informasi hubungi: (PD Siang) Vonny - 96159551 (PD Malam) Ronald - 93897245 Email: [email protected] Website: www.kkihs.org 24 OCT - DEC 2013 OCT - DEC 2013 25