(Curcuma longa L.) DAN EKSTRAK PARE

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH KOMBINASI EKSTRAK KUNYIT (Curcuma longa L.) DAN
EKSTRAK PARE (Momordica charantia L.) TERHADAP KADAR
KOLESTEROL TOTAL TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
Candrika Izzatika P.
G.0008067
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta
2011to user
commit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul: Pengaruh Kombinasi Ekstrak Kunyit (Curcuma longa
L.) dan Ekstrak Pare (Momordica charantia L.) terhadap Kadar Kolesterol
Total Tikus Putih (Rattus norvegicus)
Candrika Izzatika P., G.0008067, Tahun 2011
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Ujian Skripsi Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta
Pada Hari
, Tanggal
2011
Pembimbing Utama
Penguji Utama
Yul Mariyah, dra., M. Si., Apt
Kisrini, dra., M.Si., Apt
NIP : 19510329 198303 2 001
NIP : 19550804 198303 2 001
Pembimbing Pendamping
Anggota Penguji
Lilik Wijayanti, dr., M.Kes
H. Andy Yok, drg., M.Kes
NIP: 19690305 199802 2001
NIP: 19521120 198601 1001
Tim Skripsi
Nur Hafidha Hikmayani, dr., M.Clin Epid.
NIP: 19761225 200501 2 001
commitiito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,
dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta,
2011
Candrika Izzatika P.
NIM. G.0008067
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Candrika Izzatika P., G.0008067, 2011. Pengaruh Kombinasi Ekstrak Kunyit
(Curcuma longa L.) dan Ekstrak Pare (Momordica charantia L.) terhadap Kadar
Kolesterol Total Tikus Putih (Rattus norvegicus).
Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pemberian kombinasi ekstrak kunyit dan ekstrak pare dalam menurunkan kadar
kolesterol total pada tikus putih (Rattus norvegicus).
Metode Penelitian: Penelitian ini adalah eksperimen laboratorik dengan
rancangan penelitian pre and post test control group design. Subjek dari
penelitian ini adalah 25 ekor tikus putih (Rattus norvegicus), berumur kurang
lebih 3 bulan dengan berat 200 gram. Subjek dibagi ke dalam 5 kelompok
perlakuan. Seluruh kelompok diadaptasikan selama 7 hari. Pada hari ke-8,
dilakukan pengambilan sampel darah dari pleksus retroorbitalis untuk pengukuran
kadar kolesterol total pre test. Kemudian kelima kelompok tersebut diinduksi
dengan pakan hiperkolesterolemik 2,5 ml/200 gram BB dua kali sehari. Untuk
kelompok kontrol positif diberi tambahan simvastatin 0,5 mg/200 gram BB/hari,
kelompok perlakuan 1 diberi dosis ekstrak kunyit 80 mg/200 gram BB/hari,
kelompok perlakuan 2 diberi dosis ekstrak pare 100 mg/200 gram BB/hari dan
kelompok perlakuan 3 diberi dosis kombinasi ekstrak kunyit 40 mg serta ekstrak
pare 50 mg/200 gram BB/hari. Pada hari ke-22, dilakukan pengambilan sampel
darah dari pleksus retroorbitalis untuk pengukuran kadar kolesterol total post test.
Kemudian data dianalisis menggunakan uji One way ANOVA.
Hasil Penelitian: Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji One way
ANOVA menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar kolesterol total yang
nyata antara kelima kelompok perlakuan (p = 0,019). Post Hoc Test menunjukkan
kelompok perlakuan 1, 2, dan 3 memiliki efektivitas yang sama dengan kelompok
kontrol positif dalam menurunkan kadar kolesterol total.
Simpulan Penelitian: Kombinasi ekstrak kunyit dan ekstrak pare berpengaruh
terhadap penurunan kadar kolesterol total tikus putih yang diinduksi pakan
hiperkolesterolemik.
Kata kunci: ekstrak kunyit, ekstrak pare, kadar kolesterol total
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Candrika Izzatika P., G.0008067, 2011. The Combination Effect of Turmeric
(Curcuma longa L.) Extract and Bitter Melon (Momordica charantia L.) Extract
to the Serum Total Cholesterol Level in White Rats (Rattus norvegicus)
Objective: The purpose of this research is to find out whether the combination of
turmeric and bitter melon extract has an effect to the serum total cholesterol level
in white rats (Rattus norvegicus) fed by high fat diet.
Methods: This research is a laboratoric experiment using experimental
randomized control pre and post test group design. Subjects of this research are 25
male white rats (Rattus norvegicus), 3 months of age and 200 grams of body
weight. Subjects were divided into five groups. All groups were adapted for 7
days. On the 8th day, blood samples were collected from the retroorbitalis plexus
of white rats for the measurement of serum total cholesterol level. Furthermore
those groups were fed by 2,5 ml/200 gram body weight of high fat diet twice a
day. For the treatment, the positive control group received 0,5 mg/200 gram body
weight/day of simvastatin, the first group received 80 mg/200 gram body
weight/day of turmeric extract, the second group received 100 mg/200 gram body
weight/day of bitter melon extract and the third group received combination of 40
mg/200 gram body weight/day of turmeric extract and 50 mg/200 gram body
weight/day of bitter melon extract. On the 22nd day of treatment, blood samples
were collected from the retroorbitalis plexus of white rats for the measurement of
serum total cholesterol level. Data was then analyzed by using One way ANOVA.
Results: The statistical analysis by using One way ANOVA shows a significant
difference in serum cholesterol level among the five groups of treatment with p
value = 0,019. Post Hoc Test shows that group 1, 2 and 3 have the same
effectiveness as the positive control group to decrease the serum total cholesterol
level.
Conclusion: The combination extract of turmeric and bitter melon has an effect to
decrease the serum total cholesterol level in white rats fed by high fat diet.
Key words: turmeric extract, bitter melon extract, total cholesterol level
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas rahmat dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Kombinasi Ekstrak Kunyit (Curcuma longa L.) dan
Ekstrak Pare (Momordica charantia L.) terhadap Kadar Kolesterol Total
Tikus Putih (Rattus norvegicus)”. Penyusunan skripsi ini digunakan dalam
rangka memenuhi salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar
sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., SpPD-KR-FINASIM, selaku Dekan FK
UNS Surakarta.
2. Tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Yul Mariyah, Dra., Apt., M.Si., selaku Pembimbing Utama yang telah
memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi bagi penulis.
4. Lilik Wijayanti, dr., M.Kes., selaku Pembimbing Pendamping , yang telah
memberikan bimbingan, masukan, dan motivasi bagi penulis.
5. Kisrini, Dra., Apt., M.Si., selaku Penguji Utama yang telah memberikan
kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.
6. Andy Yok, drg., M.Kes., selaku Penguji Pendamping yang telah memberikan
kritik dan saran demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.
7. Staf Instansi Farmasi RSUD Dr. Moewardi yang telah banyak membantu
kelancaran penyusunan skripsi ini.
8. Kedua orang tuaku tercinta beserta kakak dan adikku yang telah memberikan
doa dan motivasi untuk penyelesaian skripsi ini.
9. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharap saran dan kritik yang
membangun kedepannya. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi ilmu kedokteran
pada umumnya dan bagi para pembaca pada khususnya.
Surakarta,
Desember 2011
Candrika Izzatika P.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
halaman
PRAKATA ........................................................................................................... vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi
BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 4
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 4
1. Kunyit ........................................................................................ 4
2. Pare............................................................................................. 8
3. Simvastatin ................................................................................. 9
4. Kolesterol .................................................................................. 11
5. Interaksi Obat ............................................................................ 13
B. Kerangka Pemikiran ...................................................................... 15
C. Hipotesis ....................................................................................... 16
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 17
commit to user
A. Jenis Penelitian ..............................................................................
17
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Lokasi Penelitian ........................................................................... 17
C. Subjek Penelitian ........................................................................... 17
D. Teknik Pengambilan Sampel ......................................................... 17
E. Penentuan Besar Sampel ............................................................... 18
F. Identifikasi Variabel ...................................................................... 18
G. Definisi Operasional Variabel ....................................................... 19
H. Rancangan Penelitian .................................................................... 24
I. Alat, Bahan dan Cara Kerja ........................................................... 25
J. Teknik Analisis Statistik................................................................. 29
BAB IV HASIL PENELITIAN ......................................................................... 30
A. Hasil Penelitian .............................................................................. 30
B. Analisis Data ................................................................................. 31
BAB V
PEMBAHASAN .................................................................................. 35
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 43
A. Simpulan ........................................................................................ 43
B. Saran .............................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 44
LAMPIRAN
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kadar Kolesterol Total Tikus Putih Sebelum dan Sesudah Perlakuan...29
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Data Shapiro-Wilk .............................................. 31
Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Varians ............................................................ 32
Tabel 4. Hasil Uji One Way ANOVA ................................................................ 32
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Senyawa Kurkumin, Demetoksikurkumin, Bisdemetoksikurkumin....6
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kadar Kolesterol Total Tikus Putih Sebelum dan Setelah Perlakuan
Lampiran 2. Uji Normalitas Distribusi
Lampiran 3. Uji Homogenitas dan Uji One way ANOVA
Lampiran 4. Hasil Post Hoc Test
Lampiran 5. Volume Maksimal Larutan Sediaan Uji yang Dapat Diberikan pada
Hewan Uji
Lampiran 6. Konversi Dosis untuk Manusia dan Berbagai Jenis Hewan
Lampiran 7. Pembuatan Ekstrak Kunyit
Lampiran 8. Pembuatan Ekstrak Pare
Lampiran 9. Surat Keterangan Pengukuran Kadar Kolesterol Total
Lampiran 10. Foto-Foto Penelitian
Lampiran 11. Ethical Clearance
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan judul : Pengaruh Kombinasi Ekstrak Kunyit (Curcuma longa
L.) dan Ekstrak Pare (Momordica charantia L.) terhadap Kadar Kolesterol
Total Tikus Putih (Rattus norvegicus)
Candrika Izzatika P., NIM : G.0008067, Tahun: 2011
Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Pada Hari Sabtu, Tanggal 3 Desember Tahun 2011
Pembimbing Utama
Nama
NIP
: Yul Mariyah, dra., M.Si., Apt.
: 19510329 198303 2 001
………………………
Pembimbing Pendamping
Nama
NIP
: Lilik Wijayanti, dr., M.Kes
: 19690305 199802 2 001
.……………………...
Penguji Utama
Nama
NIP
: Kisrini, dra., M. Si., Apt
: 19550804 198303 2 001
………………………
Anggota Penguji
Nama
NIP
: H. Andy Yok, drg., M.Kes
: 19521120 198601 1 001
………………………
Surakarta,
Ketua Tim Skripsi
Muthmainah, dr., M.Kes
NIP : 19660702 199802 2 001
Desember 2011
Dekan FK UNS
Prof. Dr. dr. Zainal Arifin Adnan,
SpPD-KR
commit to user
NIP : 19510601 197903 1 002
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyebab kematian
tertinggi di dunia (Davis dan Donnan, 2006). Menurut data yang dikeluarkan
oleh World Health Organization (WHO), 7,2 juta orang meninggal akibat
PJK (Mangoenprasodjo, 2005). Grundy (2006) menyebutkan bahwa
penyebab terpenting penyakit ini ialah aterosklerosis koroner. Aterosklerosis
adalah suatu kelainan dari arteri besar dan sedang, di mana lesi lemak timbul
pada permukaan dalam dinding arteri. Faktor yang paling penting dalam
menyebabkan aterosklerosis adalah konsentrasi kolesterol yang tinggi dalam
plasma darah atau hiperkolesterolemia (Guyton dan Hall, 2007).
Perkembangan aterosklerosis dapat dihambat apabila kadar kolesterol
dalam darah berhasil dikontrol dengan baik. Penurunan kadar kolesterol dapat
dilakukan dengan cara non-farmakologis melalui pengaturan diet dan olah
raga, serta secara farmakologis yaitu dengan penggunaan obat-obatan. Dalam
pelaksanaan, terbukti cukup sulit untuk menurunkan kadar kolesterol melalui
cara non-farmakologis saja. Obat-obatan seperti golongan statin, fibrat dan
asam nikotinik, berperan penting dalam kesuksesan terapi penurunan kadar
kolesterol (Suyatna, 2007).
Salah satu golongan statin yang cukup terkenal yaitu simvastatin. Obat
ini dapat menghambat sintesis kolesterol dalam hati dengan cara menghambat
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
2
digilib.uns.ac.id
enzim hidroksi metil glutaril KoA (HMG KoA) reduktase (Suyatna, 2007).
Saat ini, simvastatin masih cukup efektif dan aman untuk pengobatan
penyakit kardiovaskuler seperti PJK (Bahri, 2004).
Akhir-akhir ini, telah banyak pula dilakukan penelitian mengenai
kandungan dari tanaman herbal yang berkhasiat untuk menurunkan kadar
kolesterol. Jang dkk (2008) menyebutkan bahwa kurkumin, suatu senyawa
polifenol yang terkandung di dalam kunyit (Curcuma longa L.), mampu
menurunkan kadar kolesterol total. Namun, Monson dan Schoenstadt (2010)
mengemukakan bahwa kurkumin ternyata memiliki efek samping berupa
perdarahan pada mukosa gastrointestinal. Selain kunyit, terdapat herbal lain
yang juga berkhasiat menurunkan kadar kolesterol, yaitu pare. Momordisin,
senyawa aktif yang terkandung dalam pare, tidak hanya mampu menurunkan
kadar kolesterol, tetapi juga memiliki efek proteksi pada saluran
gastrointestinal (Alam dkk, 2009).
Sampai saat ini, penelitian mengenai pengaruh kombinasi ekstrak
kunyit dan pare terhadap kadar kolesterol total belum banyak dilakukan. Oleh
karena itu, peneliti ingin mengetahui pengaruh pemberian kombinasi ekstrak
kunyit dan pare dalam menurunkan kadar kolesterol total pada tikus putih.
B. Rumusan Masalah
Apakah pemberian kombinasi ekstrak kunyit (Curcuma longa L.) dan
ekstrak pare (Momordica charantia L.) dapat menurunkan kadar kolesterol
total tikus putih (Rattus norvegicus)?
commit to user
3
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian
kombinasi ekstrak kunyit (Curcuma longa L.) dan ekstrak pare (Momordica
charantia L.) dalam menurunkan kadar kolesterol total pada tikus putih
(Rattus norvegicus).
D. Manfaat Penelitian
1. Aspek Teoritik:
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan di
bidang farmasi dan berbagai disiplin ilmu terkait penggunaan kunyit dan
pare untuk menurunkan kadar kolesterol total.
2. Aspek Aplikatif:
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi
masyarakat mengenai pemanfaatan ekstrak kunyit dan pare dalam terapi
untuk menurunkan kadar kolesterol total.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Kunyit
a. Klasifikasi
Dalam taksonomi tumbuhan, kunyit diklasifikasikan sebagai
berikut:
a. Kingdom : Plantae
b. Divisio
: Magnoliophyta
c. Kelas
: Liliopsida
d. Ordo
: Zingiberales
e. Famili
: Zingiberaceae
f. Genus
: Curcuma
g. Spesies
: Curcuma longa L.
(Rukmana, 2003)
b. Morfologi
Secara umum, tanaman kunyit merupakan terna parenial yang
tumbuh membentuk rumpun. Batangnya semu, tegak, silindris, dan
berwarna hijau kekuningan. Bunga muncul dari ujung batang semu dan
daunnya berbentuk lanset memanjang. Bagian terpenting dari tanaman
kunyit ialah rimpangnya. Rimpang kunyit berbentuk seperti umbi,
commit to user
4
5
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terdapat dalam tanah, bercabang banyak, tebal, berdaging seperti
gasing, dan bagian dalamnya berwarna kuning jingga (Sinaga, 2002).
c. Sifat dan Khasiat
Dewasa ini, kunyit telah banyak digunakan dalam industri obatobatan karena mengandung senyawa dengan aktifitas farmakologi yang
beragam. Beberapa penelitian sebelumnya membuktikan bahwa
senyawa yang terkandung dalam kunyit memiliki sifat sebagai
antiaterosklerosis, antiinflamasi, antidiabetik dan antikanker (Joe dkk,
2004; Chattopadhyay dkk, 2004; Araujo dan Leon, 2001).
Peranan kunyit sebagai antiaterosklerosis dibuktikan oleh Quiles
dkk (2002), yang menyatakan bahwa kunyit dapat menurunkan kadar
kolesterol total serta menghalangi oksidasi lipid pada Low Density
Lipoprotein (LDL). Sifat kunyit yang lain, yaitu sebagai antiinflamasi,
dapat dimanfaatkan untuk mengurangi gejala pada osteoartritis. Liacini
dkk (2007) meneliti pengaruh kunyit dalam menekan ekspresi Tumor
Necrosis Factor-α (TNF-α) pada sel kondrosit primer sehingga mampu
mencegah
terjadinya
penghancuran
kartilago
pada
penyakit
osteoartritis. Pada penyakit diabetes, kunyit berkhasiat menurunkan
kadar
gula
darah,
meningkatkan
kadar
insulin
plasma,
dan
menyeimbangkan kadar enzim hepatik (Murugan dan Pari, 2005). Di
samping itu, kunyit juga berpotensi sebagai antikanker. Kunyit mampu
mencegah pertumbuhan sel kanker dari berbagai organ, seperti darah,
commit to user
6
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
otak, payudara, pancreas, hati, usus, prostat, ovarium, dan kulit (Anand
dkk, 2008; Kunnumakkara dkk, 2008).
d. Kandungan Kimia
Kandungan terpenting pada rimpang kunyit terdapat pada
pigmen warnanya, yaitu kurkuminoid. Kurkuminoid terkandung dalam
rimpang kunyit sebanyak 3 – 4 % (Joe dkk, 2004). Senyawa ini terdiri
dari kurkumin (diferuloilmetana), demetoksikurkumin (hidroksisinamoil
feruloilmetan), dan bisdemetoksi-kurkumin (hidroksisinamoil metana). Di
antara ketiga senyawa kurkuminoid tersebut, kurkumin merupakan
komponen penyusun yang paling dominan, yaitu sekitar 50 - 60 %
(Ishita dkk, 2004).
Gambar 1.
Senyawa
Kurkumin,
Demetoksikurkumin
dan
Bisdemetoksikurkumin (Rosmawani dkk, 2007)
Beberapa kandungan zat gizi lain yang terkandung dalam 100
gram kunyit di antaranya : 8,5 gram protein; 8,9 gram lemak; 69,9 gram
karbohidrat; 0,2 gram kalsium; 260 miligram fosfor; 30 miligram
to user
sodium; 2 gram kalium;commit
47,5 gram
zat besi; 0,09 miligram tiamin; 0,19
7
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
miligram riboflavin; 4,8 miligram niasin; dan 50 miligram asam
askorbat (Peter, 1999).
e. Pengaruh Kurkumin terhadap Kadar Kolesterol Total
Kemampuan kurkumin dalam menurunkan kadar kolesterol total
pada serum diperoleh melalui beberapa mekanisme tertentu. Jang dkk
(2008) menyebutkan bahwa kurkumin secara signifikan dapat
meningkatkan
hepatic
cholesterol-7α-hydroxylase,
enzim
yang
berperan dalam metabolisme kolesterol. Peningkatan enzim ini
menyebabkan terjadinya peningkatan katabolisme kolesterol sehingga
kadar kolesterol total dalam darah akan menurun. Selain itu, kurkumin
juga berperan dalam menghambat aktivitas enzim HMG KoA
reduktase. Penghambatan tersebut mengganggu sintesis kolesterol
dalam hepar, yang pada akhirnya menyebabkan penurunan kadar
kolesterol total dalam darah (Peschel dkk, 2006).
Penelitian selanjutnya, yang dilakukan oleh Bower dkk (2010),
menunjukkan bahwa terdapat mekanisme lain yang dapat menyebabkan
penurunan kadar kolesterol total oleh kurkumin. Di mana kurkumin
mampu meningkatkan kecepatan pembuangan kolesterol dalam bentuk
asam empedu dan meningkatkan pembuangan kotoran. Penyerapan
kembali asam empedu dan pengubahannya menjadi kolesterol secara
otomatis turun, sehingga kadar kolesterol dalam darah juga akan turun.
commit to user
8
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Pare
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Cucurbitales
Famili
: Cucurbitaceae
Genus
: Momordica
Spesies
: Momordica charantia L.
(Subahar, 2004)
b. Morfologi
Batang tanaman pare berusuk lima, daunnya tunggal dengan
bentuk menjari dan warnanya hijau tua. Buahnya bulat memanjang
berbentuk seperti silindris, permukaan buahnya bintil-bintil tidak
beraturan. Warna buah hijau dan jika sudah masak jika dipecah akan
berwarna oranye (Deptan, 2009).
c. Sifat dan Khasiat
Secara umum, buah pare mempunyai berbagai khasiat antara lain
antiinflamasi dan antelmintik. Selain itu juga dapat sebagai obat untuk
penyakit batuk, radang tenggorokan, sakit mata merah, demam,
malaria, menambah nafsu makan, kencing manis, rhematik, sariawan,
bisul, abses, demam, malaria, sakit liver, serta sembelit (Subahar,
2004).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
9
digilib.uns.ac.id
d. Kandungan Kimia
Buah pare mengandung albuminoid, karbohidrat, zat warna,
karantin, hydroxytryptamine, vitamin A, B dan C. Per 100 gr bagian
buah yang dapat dimakan mengandung 29 kilo kalori; 1,1 gram
protein; 0,3 gram lemak; 6,6 gram karbohidrat; 45 mg kalsium; 64 mg
fosfor; 1,4 mg besi; 0,08 mg vitamin B1; 52 mg vitamin C dan 91,2 gr
air. Selain itu juga mengandung saponin, flavonoid, polifenol, alkaloid,
triterpenoid, momordisin, glikosida cucurbitacin, charantin, asam
butirat, asam palmitat, asam linoleat, dan asam stearat (Subahar, 2004).
e. Pengaruh Ekstrak Pare terhadap Kadar Kolesterol Total
Gaamoussi dkk (2010) menyatakan bahwa ekstrak pare dapat
menurunkan kadar kolesterol total melalui beberapa mekanisme, di
antaranya penghambatan HMG-KoA reduktase, stimulasi cholesterol7α-hydroxylase yang dapat meningkatkan katabolisme kolesterol, serta
penghambatan absorbsi kolesterol pada usus. Ketiga mekanisme
tersebut mengakibatkan penurunan kadar kolesterol total darah secara
signifikan.
3. Simvastatin
Simvastatin merupakan derivat statin yang menginduksi penurunan
kadar kolesterol darah melalui penghambatan terhadap enzim dalam hati
(HMG KoA reduktase) yang diperlukan dalam sintesis kolesterol.
a. Farmakodinamik
commit to user
Bentuk aktifnya merupakan analog struktural HMG KoA reduktase
perpustakaan.uns.ac.id
10
digilib.uns.ac.id
intermediat yang dibentuk oleh HMG KoA reduktase dalam sintesis
mevalonat. Obat ini mengalami pemekatan yang besar lintas pertama
oleh hati, sehingga efek utamanya terjadi di hati (Katzung, 2001).
b. Farmakokinetik
Pemberian statin per oral pada hewan dan diduga juga pada
manusia diabsorbsi sebanyak 30 %. Obat ditemukan dalam plasma
berupa metabolit aktif atau inaktif setelah metabolisme lintas pertama
di hati. Sebagian besar metabolit statin terikat protein plasma. Produk
degradasi diekskresi melalui feses dan urin. Kadar puncak dalam
plasma terlihat 2 - 4 jam setelah pemberian oral tunggal. (Suyatna,
2007).
c. Efek Samping
Efek samping obat golongan statin yang yang ringan antara lain
gangguan saluran cerna, sakit kepala, dan kemerahan. Efek samping
lain yang perlu diperhatikan adalah peningkatan kadar kreatin
fosfokinase plasma asimtomatik, serum transaminase asimptomatik,
miopati, rhabdomiolisis, mioglobinuria dan gagal ginjal. Simvastatin
dikontraindikasikan pada wanita hamil karena punya efek teratogenik
pada hewan (Suyatna, 2007).
d. Posologi
Dosis Simvastatin pada manusia adalah 5 - 80 mg/hari. Dosis
maksimal Simvastatin yang digunakan pada manusia adalah 80 mg/hari
(Katzung, 2001). Statin merupakan terapi utama untuk penderita dengan
commit to user
11
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
risiko tinggi infark miokard karena hiperkolesterolemia, termasuk
pasien dengan kadar kolesterol total lebih dari 300 mg/dl atau lebih dari
240 mg/dl yang juga menderita PJK atau ada faktor-faktor risiko lain
(Suyatna, 2007).
4. Kolesterol
a. Deskripsi
Kolesterol merupakan salah satu turunan lemak berwarna
kekuningan yang beredar dalam darah. Fungsi kolesterol bagi tubuh
adalah untuk membuat : hormon seks (penting bagi perkembangan dan
fungsi organ seksual), hormon korteks adrenal (penting pada
metabolisme dan keseimbangan garam dalam tubuh), vitamin D
(membantu penyerapan kalsium), dan garam empedu (membantu
penyerapan lemak oleh usus) (Budiana, 2007).
Kolesterol dalam tubuh berasal dari dua sumber utama, yaitu
dari dalam tubuh manusia (kolesterol endogen) dan dari makanan
(kolesterol eksogen). Semua jaringan yang mengandung sel berinti
memiliki kemampuan untuk mensintesis kolesterol, khususnya hati,
korteks adrenal, kulit, usus, testis dan aorta (Mayes, 2003). Sedangkan
kolesterol eksogen bisa didapatkan dari makanan yang dikonsumsi
sehari-hari, terutama kuning telur, kerang-kerangan seperti udang,
kepiting, jeroan (usus, babat, hati, limpa, otak, ginjal, dan jantung)
serta makanan yang berasal dari susu. Kolesterol dalam jumlah
commit to user
12
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terbatas sangat penting untuk kesehatan tubuh. Namun bila jumlahnya
berlebihan dapat menimbulkan hiperkolesterolemia. Kadar kolesterol
dalam darah sebaiknya tidak lebih dari 200 mg/dl (Budiana, 2007).
b. Sintesis
Biosintesis endogen kolesterol dibagi menjadi beberapa tahap.
Pertama acetyl-CoA membentuk HMG-KoA dan mevalonat. Reaksi ini
terjadi di luar mitokondria yang dikatalisis oleh enzim tiolase. HMGKoA dikonversi menjadi mevalonat yang dikatalis oleh enzim HMGKoA reduktase. Selanjutnya mevalonat membentuk unit isoprenoid
yang aktif. Enam unit isoprenoid membentuk skualen. Skualen
dikonversi menjadi skualen 2,3- epoksida. Proses ini menggunakan
enzim oksidase di dalam retikulum endoplasmik (enzim skualen
epoksidase). Setelah proses ini, terjadi penutupan cincin skualen
menjadi lanosterol. Lanosterol dikonversi menjadi kolesterol. Proses
ini berlangsung di dalam membran retikulum endoplasma (Mayes,
2003).
c. Metabolisme
Ester kolesterol dalam makanan akan dihidrolisis menjadi
kolesterol bebas. Kolesterol bebas akan dikombinasikan dengan garam
empedu untuk mendapatkan bentuk negatif polimolekuler yang disebut
micelles. Micelles akan diabsorbsi dan digabungkan dengan protein.
Bentuk ini dikenal sebagai kilomikron. Kilomikron akan didegradasi
oleh lipoprotein lipase pada jaringan dan mengambil trigliserida. Sisa
commit to user
13
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dari kilomikron yang ”miskin” trigliserida dan ”kaya” kolesterol ini
disebut kilomikron remnant, yang kemudian dibawa ke hepar dan
diubah menjadi VLDL atau LDL. VLDL dengan cepat diubah menjadi
LDL yang memiliki densitas rendah, dan selanjutnya akan diedarkan
melalui pembuluh darah (Grundy, 2006).
5. Interaksi Obat
Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat akibat pemakaian obat
lain (interaksi obat-obat) atau oleh makanan, obat tradisional dan senyawa
kimia lain (Harkness, 2000). Dua atau lebih obat yang diberikan pada
waktu yang sama dapat berubah efeknya secara tidak langsung atau dapat
berinteraksi. Interaksi bisa bersifat potensiasi atau antagonis efek satu obat
oleh obat lainnya, atau adakalanya beberapa efek yang lain (British
Medical Association, 2009).
Secara umum, ada dua mekanisme interaksi obat :
a. Interaksi Farmakokinetik
Interaksi farmakokinetik terjadi ketika suatu obat mempengaruhi
absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi obat lainnya sehingga
meningkatkan atau mengurangi jumlah obat yang tersedia untuk
menghasilkan efek farmakologisnya (British Medical Association,
2009).
commit to user
14
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Interaksi Farmakodinamik
Interaksi farmakodinamik adalah interaksi yang terjadi antara obat
yang memiliki efek farmakologis, antagonis atau efek samping yang
hampir sama. Interaksi ini dapat terjadi karena kompetisi pada
reseptor atau terjadi antara obat-obat yang bekerja pada sistem
fisiologis yang sama. Interaksi ini biasanya dapat diprediksi dari
pengetahuan tentang farmakologi obat-obat yang berinteraksi (British
Medical Association, 2009).
Interaksi
farmakodinamik
biasanya
dihubungkan
dengan
kemampuan suatu obat untuk mengubah efek obat lain tanpa
mengubah sifat-sifat farmakokinetiknya. Interaksi farmakodinamik
meliputi aditif (efek obat A = 1, efek obat B = 1, efek kombinasi
keduanya = 2), potensiasi (efek A = 0, efek B = 1, efek kombinasi
A+B = 2), sinergisme (efek A = 1, efek B = 1, efek kombinasi A+B =
3) dan antagonisme (efek A = 1, efek B = 1, efek kombinasi A+B =
0). Mekanisme yang terlibat dalam interaksi farmakodinamik adalah
perubahan efek pada jaringan atau reseptor (Harkness, 2000).
commit to user
15
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Kerangka Pemikiran
Kadar Kolesterol Total ↑
Propiltiourasil
Diet
hiperkolesterolemik
Resistensi
hormon tiroid
Ekstrak kunyit
Ekstrak pare
Kurkumin
Momordisin
↑ hepatic
cholesterol-7αhydroxylase
↑ hepatic
cholesterol-7αhydroxylase
↑ Katabolisme
kolesterol
↑ Katabolisme
kolesterol
↑ Ekskresi
kolesterol dan
asam empedu
Absorbsi
kolesterol
HMG-KoA
reduktase
↓ Sintesis
kolesterol
HMG-KoA
reduktase
↓ Sintesis
kolesterol
Kadar Kolesterol Total ↓
Keterangan :
= Mengandung atau memicu
= Menghambat atau menurunkan
commit to user
Simvastatin
HMG-KoA
reduktase
↓ Sintesis
kolesterol
16
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Hipotesis
Pemberian ekstrak kunyit (Curcuma longa L.) dan ekstrak pare
(Momordica charantia L.) dapat menurunkan kadar kolesterol total pada
tikus putih (Rattus norvegicus).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik dengan
desain pre and post test control group design.
B. Lokasi Penelitian
Perlakuan pada tikus putih dilakukan di Laboratorium Biokimia
Universitas Sebelas Maret (UNS), sedangkan pemeriksaan kadar kolesterol
total dilakukan di Laboratorium Klinik Rahanu.
C. Subjek Penelitian
Tikus diperoleh dari Laboratorium Histologi UNS berupa tikus putih
(Rattus norvegicus) jantan, strain Wistar, sehat dan mempunyai aktivitas
normal, berumur kurang lebih 3 bulan dengan berat badan
200 gram.
D. Teknik Sampling
Dengan teknik simple random sampling, tikus putih dibagi menjadi 5
kelompok. Kelompok K 1 sebagai kelompok kontrol negatif, kelompok K 2
sebagai kelompok kontrol positif, sedangkan kelompok P 1, P 2 dan P 3
sebagai kelompok perlakuan.
commit to user
17
18
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E. Penentuan Besar Sampel
Penentuan besar sampel dilakukan dengan menggunakan rumus
Federer (Maryanto dan Fatimah, 2004). Rumus Federer :
(n-1) x (t-1)
15
Keterangan:
n= besar sampel tiap kelompok
t= banyaknya kelompok
(n-1) x (5-1)
(n-1) x 4
n–1
n
15
15
3,75
4,75
Dengan demikian, setiap kelompok terdapat minimal 5 ekor tikus
putih. Peneliti memilih untuk menggunakan 5 ekor tikus putih tiap kelompok
dengan jumlah kelompok sebanyak 5 kelompok sehingga jumlah seluruh
subjek penelitian sebanyak 25 ekor.
F. Identifikasi Variabel
1. Variabel bebas : Ekstrak kunyit, ekstrak pare, kombinasi ekstrak kunyit dan
ekstrak pare, simvastatin
2. Variabel terikat : Kadar kolesterol total tikus putih
3. Variabel luar
:
a. Dapat dikendalikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
19
digilib.uns.ac.id
Makanan, genetik, umur, berat badan dan jenis kelamin.
b. Tidak dapat dikendalikan
Stres, hormon, penyakit hepar dan penyakit pankreas.
G. Definisi Operasional Variabel
1. Variabel bebas
a. Ekstrak kunyit
Kunyit yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak etanol
70 % kunyit yang berupa ekstrak kental yang diperoleh dari proses
ekstraksi perkolasi di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu
(LPPT) Universitas Gajah Mada (UGM).
Penetapan dosis ekstrak kunyit untuk tikus putih berdasarkan
pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Majithiya dkk (2004)
telah melakukan penelitian tentang efek kurkumin yang terkandung
dalam kunyit terhadap tikus yang hiperkolesterolemik. Penelitian
dilakukan dengan menggunakan dosis kurkumin sebesar 80 mg/200 g
BB tikus putih/hari. Setiap dosis dari ekstrak kunyit dilarutkan dalam 1
ml aquades dan 0,25 % carboxylmethylcellulose (CMC). Variabel ini
mempunyai skala nominal.
b. Ekstrak Pare
Ekstrak pare yang digunakan dalam penelitian ini berupa ekstrak
kental yang diperoleh dari proses ekstraksi maserasi di LPPT UGM.
Penetapan dosis ekstrak pare untuk tikus putih berdasarkan pada
commit to user
20
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penelitian yang telah dilakukan oleh Adimunca dan Nainggolan (2009).
Penelitian dilakukan dengan menggunakan dosis ekstrak pare sebanyak
100 mg/200 gram BB tikus putih/hari. Setiap dosis dari ekstrak pare
dilarutkan dalam 1 ml aquades dan 0,25 % CMC. Variabel ini
mempunyai skala nominal.
c. Kombinasi ekstrak kunyit dan ekstrak pare
Penetapan dosis pada kombinasi ekstrak kunyit dan ekstrak pare
diambil dari setengah dosis ekstrak kunyit pada kelompok P 1 dan
setengah dosis ekstrak pare pada kelompok P 2, yaitu 40 mg dan 50
mg/200 gram BB tikus putih/hari. Setiap dosis dari masing-masing
ekstrak tersebut dilarutkan dalam 1 ml aquades dan 0,25 % CMC.
Variabel ini mempunyai skala nominal.
d. Simvastatin
Simvastatin
diberikan
dalam
bentuk
tablet
yang
sudah
dihaluskan. Dosis yang biasa digunakan pada manusia adalah 5 - 80 mg
perhari, dengan anjuran dosis awal 30 mg perhari (Ratnawati dan
Widowati, 2011). Dosis pada manusia seberat 70 kg tersebut dikonversi
untuk tikus seberat 200 gram.
0,018 x 30 mg = 0,54 mg
Simvastatin diberikan untuk tikus dengan dosis 0,5 mg/200 gram BB
tikus/hari dengan cara sonde lambung.
2. Variabel terikat : Kadar kolesterol total darah
Dalam penelitian ini yang diamati dan dicatat adalah kadar kolesterol
commit to user
21
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
total darah, yang diukur dalam satuan mg/dl. Sebelum dan sesudah
perlakuan diadakan pengukuran kadar kolesterol total tikus putih pada
seluruh kelompok. Variabel ini mempunyai skala rasio.
3. Variabel luar yang dapat dikendalikan
a. Makanan
Selama satu minggu adaptasi (7 hari), tikus putih diberi pakan
standar pelet BR-2. Pada hari perlakuan (hari ke-8 hingga hari ke-21),
tikus putih diberikan pakan hiperkolesterolemik.
Komposisi pakan hiperkolesterolemik yang dipakai adalah
kuning telur itik 50 ml, minyak babi 100 ml, minyak kelapa 10 ml dan
serbuk
kolesterol
1
gram
(Phyto
Medica,
1993).
Pakan
hiperkolesterolemik diberikan sebanyak 2,5 ml secara oral menggunakan
sonde lambung dua kali sehari.
b. Genetik
Faktor genetik berperan dalam menentukan kadar kolesterol.
Faktor genetik tidak dapat dikendalikan secara mutlak. Hal ini diatasi
dengan pemilihan subjek penelitian yang berasal dari galur yang sama
(strain Wistar) dan menggunakan sistem randomisasi sehingga
diharapkan distribusi dari faktor genetik ini merata pada tiap kelompok
penelitian.
c. Umur
Umur tikus putih berpengaruh pada penelitian ini. Kolesterol
tikus putih meningkat pada umur 4 minggu dan menurun dalam
commit to user
22
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
beberapa minggu. Kadar kolesterol lebih stabil pada usia 11 - 16 minggu
(Uchida, 2008), setelah itu kadarnya meningkat terutama setelah
berumur 63 minggu. Peneliti memilih umur tikus putih berusia 3 bulan
(12 minggu) karena pada usia tersebut kadar kolesterol lebih stabil
sehingga memudahkan pemantauan terhadap kadar kolesterol dalam
darah (Saap, 2007).
d. Berat badan
Berat badan akan mempengaruhi dosis ekstrak kunyit dan ekstrak
pare yang digunakan. Berat badan dapat dikendalikan dengan cara
mengunakan tikus putih (Rattus norvegicus) yang beratnya 200 gram.
e. Jenis kelamin
Jenis kelamin sangat berpengaruh pada penelitian ini. Tikus putih
jantan memiliki sedikit hormon estrogen dibandingkan dengan betina.
Hormon estrogen dapat mempengaruhi kadar kolesterol (Ganong, 2003).
Oleh karena itu peneliti memilih menggunakan tikus putih jantan sebagai
subjek penelitian.
4. Variabel luar yang tidak dapat dikendalikan
a. Stres
Kondisi stres dapat merangsang pelepasan epinefrin. Epinefrin
akan merangsang insulin. Insulin yang dikeluarkan akan merangsang
pengeluaran enzim lipoprotein lipase yang akan meningkatkan kadar
kolesterol (Murray dkk, 2003).
commit to user
23
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Hormon
Tikus putih merupakan hewan yang resisten terhadap kenaikan
kolesterol sebab kadar hormon tiroid cenderung tinggi dan menurunkan
kadar
kolesterol
serum. Pemberian
propiltiourasil
(PTU)
akan
menurunkan hormon tiroid dan mempermudah timbulnya peningkatan
kolesterol pada tikus (Mayes, 2003). Preparat PTU diberikan pada tikus
melalui air minumnya. Air minum dicampur dengan PTU sehingga
didapatkan konsentrasi PTU adalah 0,1 %, artinya dalam satu liter air
terlarut 100 gram PTU. Air minum tersebut diberikan ad libitum (Phyto
medica, 1993). Faktor hormonal ini tidak dapat dikendalikan
sepenuhnya, karena kesulitan untuk mengetahui apakah status eutyroid
sudah tercapai atau belum.
c. Penyakit hepar
Penyakit pada hepar akan mengakibatkan defisiensi enzim
hepatik lipase yang dapat mengganggu katabolisme kolesterol.
Katabolisme kolesterol yang terganggu akan menyebabkan kadar
kolesterol dalam darah meningkat (Botham dan Mayes, 2003).
d. Penyakit pankreas
Penyakit pankreas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
kerusakan yang terjadi pada sel beta Langerhans pankreas. Kerusakan ini
menyebabkan
defisiensi
penurunan
lipoprotein
produksi
lipase
insulin,
sehingga
kolesterol (Mokhtar cit Kamaluddin, 2008).
commit to user
yang mengakibatkan
menghambat
katabolisme
24
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
H. Rancangan Penelitian
Sampel
25 ekor tikus putih
5
ekor
5
ekor
5
ekor
5
ekor
5
ekor
Pada hari ke-1 sampai ke-7 diadaptasikan dan diberi pakan standar
Pengukuran kadar kolesterol total sebelum perlakuan (pre test)
K1
Perlakuan
hiperkolesterolemik
pada hari ke-8
sampai ke-21
K2
Perlakuan
hiperkolesterolemik
dengan
simvastatin
pada hari ke-8
sampai ke-21
P1
Perlakuan
hiperkolesterolemik
dengan ekstrak
kunyit 80
mg/200 gram
BB pada hari
ke-8 sampai
ke-21
P2
Perlakuan
hiperkolesterolemik
dengan ekstrak
pare 100
mg/200 gram
BB pada hari
ke-8 sampai
ke-21
P3
Perlakuan
hiperkolesterolemik
dengan
kombinasi
ekstrak kunyit
40 mg dan
pare 50
mg/200 gram
BB pada hari
ke-8 sampai
ke-21
Pengukuran kadar kolesterol total setelah perlakuan (post test)
Uji normalitas untuk menentukan
jenis uji statistik yang sesuai
Analisis data dengan
uji statistik
commit to user
25
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
I. Alat, Bahan dan Cara Kerja
1. Alat yang digunakan :
a. Kandang beserta kelengkapan pemberian makan
b. Sonde lambung
c. Tabung mikro kapiler
d. Spuit needle feeding
e. Timbangan Sartorius
f. Gelas ukur
g. Alat dan tabung sentrifugasi
h. Rak tabung reaksi
i. Pengaduk
j. Pipet berskala
k. Spektrofotometer
2. Bahan-bahan yang digunakan :
a. Ekstrak kunyit
b. Ekstrak pare
c. Akuades
d. CMC Na 0,25 % dan 0,5 %
e. Pakan standar pelet BR-2
f. Pakan hiperkolesterolemik (minyak kelapa, minyak babi, kristal
kolesterol, dan propiltiourasil)
g. Simvastatin
h. PTU
commit to user
26
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
i. Reagen pemeriksaan kolesterol
3. Cara Kerja
a. Langkah I : Pembuatan ekstrak kunyit dan ekstrak pare
1) Pembuatan ekstrak kunyit
Rimpang kunyit dicuci, diiris dengan ketebalan ± 3 mm, dan
dikeringkan dalam almari pengering suhu 450C selama 48 jam,
kemudian diserbuk menggunakan mesin penyerbuk dengan
saringan. Serbuk rimpang kunyit yang terbentuk dimasukkan ke
dalam alat perkolator ditambah ethanol 70 %, diamkan 24 jam, lalu
dialirkan tetes demi tetes dan ditambah ethanol 70 % sampai filtrat
yang menetes jernih. Filtrat tersebut diuapkan dengan vacuum
rotary evaporator pemanas water bath suhu 700C. Ekstrak kental
yang terbentuk dituang ke dalam cawan porselin dan dipanaskan
dengan water bath sambil terus diaduk hingga didapatkan ekstrak
rimpang kunyit.
2) Pembuatan ekstrak pare
Buah pare dibelah dan dibuang isinya kemudian diiris ± 3
mm, lalu dikeringkan dalam almari pengering suhu 450C selama 48
jam dan diserbuk menggunakan mesin penyerbuk dengan saringan.
Serbuk buah pare kemudian ditambah ethanol 70 % dan diaduk
selama 30 menit. Setelah didiamkan 24 jam, larutan disaring dan
diulang dengan perlakuan yang sama sebanyak 3 kali. Filtrat yang
terbentuk kemudian diuapkan dengan vacuum rotary evaporator
commit to user
27
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pemanas water bath suhu 700C. Ekstrak kental lalu dituang ke
dalam cawan porselin dan dipanaskan dengan water bath sambil
terus diaduk hingga didapatkan ekstrak buah pare.
3) Pembuatan larutan simvastatin
Tablet simvastatin yang digunakan dalam penelitian ini
adalah simvastatin tablet @ 20 mg. Sebanyak 2 tablet simvastatin
ini dilarutkan dalam 160 ml aquades yang nantinya akan diberikan
peroral sekali dalam sehari menggunakan sonde lambung dengan
dosis 0,5 mg/2 ml/200 gram BB tikus putih/hari.
b. Langkah II : Penentuan besar sampel dan adaptasi
Sebanyak 25 ekor tikus putih jantan dibagi menjadi 5 kelompok
(berdasarkan Rumus Federer), diadaptasikan selama 1 minggu di
laboratorium dan diberi pakan standar.
c. Langkah III : Pengukuran kadar kolesterol total pre test
Pengambilan darah dilakukan melalui vena orbitalis mata dengan
tabung mikrokapiler sebanyak 1 ml setiap ekor, kemudian darah akan
mengalir di dalam pipa kapiler dan dimasukkan ke dalam tabung
sentrifuge. Darah dipusingkan selama 10 - 15 menit dengan kecepatan
3000 rpm sehingga didapatkan serum darah untuk diperiksa kadar
kolesterol total pre test.
d. Langkah IV : Pemberian perlakuan pada kelima kelompok
1) Kelompok K 1 : diinduksi pakan hiperkolesterolemik 2,5 ml dua
kali sehari selama dua minggu.
commit to user
28
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2) Kelompok K 2 : diinduksi pakan hiperkolesterolemik 2,5 ml dua
kali sehari ditambah simvastatin 0,5 mg secara oral dengan
menggunakan sonde lambung selama dua minggu.
3) Kelompok P 1 : diinduksi pakan hiperkolesterolemik 2,5 ml dua
kali sehari ditambah ekstrak kunyit 80 mg/200 gram BB selama
dua minggu.
4) Kelompok P 2 : diinduksi pakan hiperkolesterolemik 2,5 ml dua
kali sehari ditambah ekstrak pare 100 mg/200 gram BB selama dua
minggu.
5) Kelompok P 3 : diinduksi pakan hiperkolesterolemik 2,5 ml dua
kali sehari ditambah ekstrak kunyit 40 mg dan ekstrak pare 50
mg/200 gram BB selama dua minggu.
e. Langkah V : Pengukuran kadar kolesterol total post test
Pengambilan darah dilakukan melalui vena orbitalis mata dengan
tabung mikrokapiler sebanyak 1 ml setiap ekor, kemudian darah akan
mengalir di dalam pipa kapiler dan dimasukkan ke dalam tabung
sentrifuge. Darah dipusingkan selama 10 - 15 menit dengan kecepatan
3000 rpm sehingga didapatkan serum darah untuk diperiksa kadar
kolesterol total post test.
f. Langkah VI : Analisis hasil pengukuran kolesterol total pre test dan
post test secara statistik.
commit to user
29
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
J. Teknik Analisis Statistik
Data kadar kolesterol total dari semua subjek penelitian dianalisis
secara statistik dengan uji normalitas data Shapiro Wilk Test menggunakan
program SPSS Windows 17.0. Selain itu, data diuji dengan Levene Test untuk
mengetahui homogenitas variansnya. Jika seluruh data terdistribusi normal dan
varians data homogen, maka uji statistik yang digunakan adalah uji statistik
parametrik. Uji statistik parametrik yang digunakan pada penelitian ini yaitu
One Way ANOVA test untuk menguji perbedaan rata-rata kadar kolesterol dari
kelima kelompok sampel (α = 0.05). Apabila terdapat perbedaan yang
signifikan maka dilanjutkan dengan uji komparatif Post Hoc test (Budi, 2006).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Setelah dilakukan penelitian mengenai pengaruh kombinasi ekstrak kunyit
dan ekstrak pare terhadap kadar kolesterol total pada tikus putih, didapatkan
data kadar kolesterol total sebelum perlakuan (pre test) dan sesudah perlakuan
(post test) yang disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Kadar Kolesterol Total Tikus Putih Sebelum dan Sesudah Perlakuan
Kelompok
Mean Kadar Kolesterol Total (mg/dl) ± SD
Sebelum perlakuan
Setelah perlakuan
Selisih
K1
73,00 ± 9,618
133,80 ± 29,012 60,80 ± 33,274
K2
67,60 ± 8,325
92,00 ± 12,469
24,40 ± 11,970
P1
75,60 ± 9,864
81,20 ± 22,465
5,60 ± 20,803
P2
69,20 ± 22,819
86,00 ± 28,749
16,80 ± 27,653
P3
52,80 ± 19,383
81,80 ± 17,108
29,00 ± 19,300
Keterangan:
K 1 : diberi pakan hiperkolesterolemik dosis 2,5 ml/200 gram BB dua kali
sehari.
K 2 : diberi pakan hiperkolesterolemik dosis 2,5 ml/200 gram BB dua kali
sehari dan simvastatin dosis 0,5 mg/1 ml/200 gram BB/hari.
30
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
P 1 : diberi pakan hiperkolesterolemik dosis 2,5 ml/200 gram BB dua kali
sehari dan ekstrak kunyit dosis 80 mg/1 ml/200 gram BB/hari.
P 2 : diberi pakan hiperkolesterolemik dosis 2,5 ml/200 gram BB dua kali
sehari dan ekstrak pare dosis 100 mg/1 ml/200 gram BB /hari.
P 3 : diberi pakan hiperkolesterolemik dosis 2,5 ml/200 gram BB dua kali
sehari dan kombinasi ekstrak kunyit 40 mg/1 ml/200 gram BB dan
ekstrak pare 50 mg/1 ml/200 gram BB/hari.
Dari data Tabel 1. terlihat bahwa pada semua kelompok perlakuan terjadi
peningkatan kadar kolesterol total. Namun jumlah peningkatan tersebut
berbeda-beda pada tiap kelompok. Kelompok K 1, sebagai kontrol negatif
mengalami peningkatan kadar kolesterol total paling tinggi, yaitu sebesar
60,80 mg/dl. Pada kelompok K 2, sebagai kontrol positif, terjadi peningkatan
kadar kolesterol total sebesar 24,40 mg/dl. Sedangkan pada kelompok
perlakuan, yaitu kelompok P 1, P 2, dan P 3, masing-masing mengalami
peningkatan kadar kolesterol total sebesar 5,60 mg/dl, 16,80 mg/dl dan 29,00
mg/dl. Dari ketiga kelompok perlakuan tersebut, peningkatan kadar kolesterol
total yang paling rendah terjadi pada kelompok P 1.
B. Analisis Data
Data pengukuran efek hipokolesterolemik yang digunakan adalah data
selisih kadar kolesterol total tikus putih sebelum perlakuan (pre test) dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
setelah perlakuan (post test). Pada data tersebut nantinya akan dilakukan uji
One Way ANOVA yang merupakan salah satu uji parametrik. Syarat
dilakukannya uji One Way ANOVA adalah distribusi data harus normal dan
varians data harus sama (Santoso, 2004). Jika tidak memenuhi syarat, maka
diupayakan untuk melakukan transformasi data supaya distribusi menjadi
normal dan varians menjadi sama (Dahlan, 2009).
Uji yang dapat digunakan untuk mengetahui normalitas sebaran data yaitu
uji Kolmogorov-Smirnov atau Shapiro-Wilk. Uji Kolmogorov-Smirnov
digunakan untuk sampel yang besar (lebih dari 50) sedangkan Shapiro-Wilk
untuk sampel yang sedikit (kurang atau sama dengan 50). Hasil uji ShapiroWilk dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Data Shapiro-Wilk
Kelompok
Selisih
Shapiro-Wilk
Statistic
df
Sig.
Kelompok K 1
.972
5
.887
Kelompok K 2
.816
5
.109
Kelompok P 1
.803
5
.085
Kelompok P 2
.922
5
.541
Kelompok P 3
.969
5
.870
Hasil uji Shapiro-Wilk didapatkan nilai p > 0,05 untuk kelima kelompok
sehingga secara keseluruhan data yang digunakan memenuhi asumsi distribusi
normal. Uji Levene digunakan untuk mengetahui varians data. Jika varians
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
data p > 0,05 maka data tersebut mempunyai varians data yang sama. Hasil uji
Levene disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas Varians
Levene Statistic
df1
df2
Sig.
1.758
4
20
.177
Pengujian homogenitas varians (levene test) menghasilkan signifikansi
sebesar 0,177 (p > 0,05) yang artinya asumsi varians data sama. Setelah kedua
syarat terpenuhi, maka uji One Way ANOVA dapat dilakukan. Tabel 4 berikut
ini menunjukkan hasil dari uji One Way ANOVA.
Tabel 4. Hasil Uji One Way ANOVA
Sum of Squares df
Between Groups
Mean Squares
F
Sig.
3.800
.019
8573.440
4
2143.360
Within Groups
11282.000
20
564.100
Total
19855.440
24
Dari hasil uji One Way ANOVA tersebut didapatkan p = 0,019 (p < 0,05)
yang artinya terdapat perbedaan efek hipokolesterolemik secara bermakna di
antara kelima kelompok perlakuan. Uji One Way ANOVA kemudian
dilanjutkan dengan uji Least Significant Difference (LSD) untuk menunjukkan
adanya perbedaan bermakna antara masing-masing kelompok. Kriteria ujinya
adalah pasangan perlakuan yang diuji dikatakan ada perbedaan kadar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
kolesterol total yang nyata bila nilai p < 0,05. Sebaliknya, dikatakan tidak ada
perbedaan kadar kolesterol total yang nyata, bila nilai p > 0,05.
Hasil uji LSD disajikan dalam tabel pada Lampiran 4. Pada tabel terlihat
kadar kolesterol total kelompok K 2, P 1, P 2 dan P3 berbeda secara nyata
dengan kadar kolesterol total kelompok K 1 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan
bahwa perlakuan dengan pemberian simvastatin, ekstrak kunyit, ekstrak pare,
maupun
kombinasi
hipokolesterolemik
ekstrak
pada
kunyit
tikus
yang
dan
pare
mempunyai
diinduksi
dengan
efek
pakan
hiperkolestrolemik. Selanjutnya dapat dilihat bahwa kadar kolesterol total
kelompok K 2 dengan kelompok P 1, P 2 dan P 3 tidak berbeda secara nyata
(p > 0,05). Hal ini berarti ekstrak kunyit, pare dan kombinasi keduanya
memiliki efektivitas yang sama dengan simvastatin pada kelompok kontrol
positif. Dari ketiga kelompok perlakuan tersebut, kelompok P 1 mempunyai
efek hipokolesterolemik paling baik karena peningkatan kolesterol kelompok
3 tidak berbeda secara nyata dengan kelompok kontrol positif (p > 0,05) dan
memiliki rerata peningkatan kolesterol paling rendah yaitu sebesar 5,60 mg/dl
(Tabel 1).
commit to user
54
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3553
BAB V
PEMBAHASAN
Berdasarkan analisis statistik melalui beberapa tahapan didapatkan hasil
yang mendukung hipotesis peneliti bahwa kombinasi ekstrak kunyit dan ekstrak
pare berpengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol total tikus putih yang
diinduksi pakan hiperkolesterolemik.
Hasil uji normalitas distribusi (Shapiro-Wilk) menunjukkan nilai
signifikansi (p) dari kelima kelompok perlakuan lebih besar dari 0,05 yang berarti
data kolesterol total terdistribusi secara normal. Uji homogenitas dengan Levene
test menunjukkan nilai p sebesar 0,177 (lebih besar dari 0,05) sehingga dapat
diketahui bahwa varian data sama. Kemudian dari uji komparatif One Way
ANOVA didapatkan nilai p sebesar 0,019 (kurang dari 0,05) yang berarti terdapat
perbedaan kadar kolesterol total yang nyata di antara kelima kelompok perlakuan
yang diteliti. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan kadar kolesterol total
antarkelompok perlakuan satu dengan lainnya, dilanjutkan dengan Post Hoc Test
dengan uji Least Significance Difference (LSD). Dari Post Hoc Test uji LSD
didapatkan perbedaan kadar kolesterol total yang nyata antara kelompok K 1
dengan kelompok K 2, P 1, P 2, dan P 3 (Lampiran 4). Perbedaan ini
menunjukkan bahwa pemberian simvastatin, ekstrak kunyit, ekstrak pare serta
kombinasi kedua ekstrak tersebut pada masing-masing kelompok mampu
menurunkan
tingginya
kadar
kolesterol
total
akibat
induksi
pakan
hiperkolesterolemik pada tikus putih. Peningkatan kadar kolesterol total akibat
commit to user
35
36
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
induksi pakan hiperkolesterolemik dapat dilihat dari rerata kelompok K 1 yaitu
sebesar 60,80 mg/dl (Lampiran 1). Tingginya rerata kadar kolesterol total pada
kelompok K 1 karena tikus putih pada kelompok ini hanya diberi pakan
hiperkolesterolemik tanpa diberi simvastatin maupun ekstrak kunyit dan ekstrak
pare.
Hasil Post Hoc Test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar
kolesterol total yang bermakna antara kelompok K 1 dengan kelompok K 2
dengan nilai p sebesar 0,025 (Lampiran 4). Hal ini disebabkan kelompok K 2,
selain
diinduksi
dengan
pakan
hiperkolesterolemik,
juga
mendapatkan
simvastatin. Simvastatin merupakan obat antihiperkolesterol golongan statin yang
menginduksi penurunan kadar kolesterol darah melalui penghambatan terhadap
enzim dalam hati, yaitu HMG KoA reduktase (Suyatna, 2007).
Perbedaan kadar kolesterol total yang bermakna juga terdapat antara
kelompok K 1 dengan kelompok P 1 yang diberi perlakuan ekstrak kunyit dengan
dosis 80 mg/200 gram BB/hari, dengan nilai p sebesar 0,002 (Lampiran 4).
Perbedaan yang bermakna ini menunjukkan bahwa pemberian ekstrak kunyit
tersebut dapat menurunkan kadar kolesterol total pada tikus putih akibat induksi
pakan hiperkolesterolemik.
Kandungan terpenting dari ekstrak kunyit terletak pada pigmen warnanya,
yaitu kurkumin. Beberapa penelitian sebelumnya membuktikan bahwa senyawa
yang terkandung dalam kunyit bersifat sebagai antiaterosklerosis, antiinflamasi,
antidiabetik, antikanker dan memiliki aktivitas hipokolesterolemik (Joe dkk, 2004;
Chattopadhyay dkk, 2004; Araujo dan Leon, 2001). Adanya aktivitas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
37
digilib.uns.ac.id
hipokolesterolemik ini dimungkinkan karena kemampuan kurkumin dalam
meningkatkan hepatic cholesterol-7α-hydroxylase, di mana enzim ini berperan
dalam metabolisme kolesterol. Peningkatan enzim ini menyebabkan terjadinya
peningkatan katabolisme kolesterol sehingga kadar kolesterol total dalam darah
akan menurun (Jang dkk, 2008).
Penelitian yang dilakukan oleh Peschel dkk (2006) mengenai efek
hipokolesterolemik dari kurkumin, menunjukkan bahwa kurkumin menghambat
aktivitas enzim HMG CoA reductase. Penghambatan tersebut mengganggu
sintesis kolesterol dalam hepar, yang pada akhirnya menyebabkan penurunan
kadar kolesterol total dalam darah. Selain itu, Bower dkk (2010) merumuskan
adanya mekanisme lain yang dapat menyebabkan penurunan kadar kolesterol total
oleh kurkumin. Di mana kurkumin mampu meningkatkan kecepatan pembuangan
kolesterol dalam bentuk asam empedu dan meningkatkan pembuangan kotoran.
Penyerapan kembali asam empedu dan pengubahannya menjadi kolesterol secara
otomatis turun, sehingga kadar kolesterol dalam darah juga akan turun.
Aktivitas hipokolesterolemik ekstrak kunyit dalam penelitian ini selaras
dengan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya meskipun dengan
metode yang berbeda-beda. Penelitian yang dilakukan oleh Jang dkk (2008)
menunjukkan bahwa kurkumin (0,05 gram/100 gram diet) mampu menurunkan
kadar kolesterol total pada Hamster yang diberi diet hiperkolesterolemik (10 %
minyak kelapa; 0,2 % kolesterol). Sedangkan Majithiya dkk (2004) meneliti
pengaruh pemberian kurkumin (100 mg/kg) pada tikus hiperlipidemia yang
diinduksi dengan injeksi triton. Pada penelitian tersebut, terjadi penurunan kadar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
38
digilib.uns.ac.id
kolesterol total pada tikus sebesar 6,2 %. Sementara itu, Asai dan Miyazawa
(2001) melaporkan adanya perbedaan signifikan pada kadar kolesterol total antara
kelompok tikus yang hanya diberi diet tinggi lemak (15 gram minyak/100 gram
diet) dengan kelompok tikus yang diberi diet tinggi lemak beserta kurkumin (0,2
gram/100 gram diet).
Nilai p pada hasil Post Hoc Test kelompok K1 dan P 2 sebesar 0,008
mengindikasikan adanya perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok
tersebut. Kelompok P 2 yang diberi perlakuan ekstrak pare dosis 100 mg/200
gram BB/hari mengalami penurunan kadar kolesterol total dibandingkan dengan
kelompok K 1 yang hanya diberi pakan hiperkolesterolemik. Hasil ini sesuai
dengan beberapa penelitian terdahulu mengenai efek ekstrak pare terhadap kadar
kolesterol total.
Berdasarkan penelitian Adimunca dan Nainggolan (2009), pemberian
ekstrak pare dosis 100 mg/200 gram BB/hari dapat menurunkan kadar kolesterol
total pada tikus putih yang diinduksi pakan hiperkolesterolemik. Selain itu,
penelitian yang dilakukan oleh Bano dkk (2011) juga menunjukkan bahwa
kelompok tikus putih yang diberi ekstrak pare mengalami penurunan kadar
kolesterol total dibandingkan dengan kelompok kontrol. Sedangkan penelitian
Jayasooriya dkk (2000), memperlihatkan bahwa pemberian ekstrak pare dapat
menurunkan kadar kolesterol total pada kelompok yang diinduksi diet
hiperkolesterolemik maupun yang tidak diinduksi.
Peranan ekstrak pare dalam aktivitas hipokolesterolemik tidak terlepas dari
kandungan zat aktifnya, yaitu momordisin. Mekanisme penurunan kolesterol oleh
commit to user
39
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
momordisin di antaranya melalui penghambatan HMG-KoA reduktase, stimulasi
cholesterol-7α-hydroxylase yang dapat meningkatkan katabolisme kolesterol,
serta penghambatan absorbsi kolesterol pada usus. Ketiga mekanisme tersebut
mengakibatkan penurunan kadar kolesterol total darah secara signifikan
(Gaamoussi dkk, 2010).
Perbedaan kadar kolesterol total yang tidak bermakna antara kelompok K
2 dengan kelompok P 1, P 2, dan P 3 ditunjukkan dengan nilai p yang lebih besar
dari 0,05 yaitu berturut-turut 0,225, 0,618 dan 0,763 (Lampiran 4). Hal ini
menunjukkan bahwa efek hipokolesterolemik dari ekstrak kunyit, ekstrak pare,
serta kombinasi ekstrak kunyit dan pare tersebut pada kelompok P 1, P 2, dan P 3
sama dengan efek hipokolesterolemik dari simvastatin pada kelompok K 2.
Tingkat efektivitas hipokolesterolemik pada masing-masing ekstrak dapat
dilihat dari data selisih kadar kolesterol pre dan post test pada ketiga kelompok
perlakuan (Lampiran 1). Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan urutan
kelompok-kelompok
perlakuan
mulai
dari
yang
paling
tinggi
efek
hipokolesterolemiknya yaitu kelompok P 1, kelompok P 2, dan yang terakhir
adalah kelompok P 3.
Rendahnya efektivitas pada kelompok P 3 kemungkinan diakibatkan oleh
adanya interaksi antara kedua zat aktif yang terkandung dalam ekstrak kunyit dan
ekstrak pare, yaitu kurkumin dan momordisin. Kurkumin merupakan senyawa
polifenol dengan berat molekuler yang rendah (Saifudin dkk, 2006). Senyawa ini
tergolong senyawa non polar yang sukar larut dalam air dan memiliki
bioavailabilitas yang tidak terlalu baik (Sharma dkk, 2007). Sedangkan
commit to user
40
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
momordisin termasuk dalam golongan triterpenoid yang dapat larut dalam pelarut
non polar (Juliana dkk, 2010). Interaksi antara kedua zat aktif tersebut
kemungkinan dapat terjadi melalui mekanisme interaksi farmakokinetik atau
interaksi farmakodinamik.
Interaksi farmakokinetik terjadi ketika suatu obat mempengaruhi absorbsi,
distribusi, metabolisme dan ekskresi obat lainnya sehingga meningkatkan atau
mengurangi jumlah obat yang tersedia untuk menghasilkan efek farmakologisnya
(British Medical Association, 2009). Dalam penelitian ini, kemungkinan yang
terjadi ialah zat aktif dalam pare, yaitu momordisin, telah mempengaruhi absorbsi,
distribusi, metabolisme, ataupun ekskresi dari zat aktif dalam kunyit, yaitu
kurkumin, sehingga mengubah kadarnya untuk menghasilkan efek farmakologis.
Sedangkan dalam interaksi farmakodinamik, mekanisme yang terlibat
adalah perubahan efek pada jaringan atau reseptor. Interaksi ini biasanya
dihubungkan dengan kemampuan suatu obat untuk mengubah efek obat lain tanpa
mengubah sifat-sifat farmakokinetiknya. Interaksi farmakodinamik meliputi aditif
(efek obat A = 1, efek obat B = 1, efek kombinasi keduanya = 2), potensiasi (efek
A = 0, efek B = 1, efek kombinasi A+B = 2), sinergisme (efek A = 1, efek B = 1,
efek kombinasi A+B = 3) dan antagonisme (efek A = 1, efek B = 1, efek
kombinasi A+B = 0) (Harkness, 2000). Pada penelitian ini, interaksi
farmakodinamik dapat terjadi disebabkan adanya persamaan efek farmakologis
pada kurkumin dan momordisin. Kemungkinan terjadi kompetisi pada reseptor
yang sama karena kedua zat aktif tersebut sama-sama bekerja untuk meningkatkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
41
digilib.uns.ac.id
aktivitas enzim hepatic cholesterol 7-α-hydroxylase dan menghambat aktivitas
enzim HMG-KoA reduktase.
Jika dilihat pada hasil rerata peningkatan kadar kolesterol total, kelompok
P 3 mengalami peningkatan kolesterol yang sedikit lebih tinggi dari K 2
(Lampiran 1). Hal ini dimungkinkan oleh karena simvastatin yang diberikan pada
kelompok K 2 sudah sesuai dengan anjuran dosis awal yang optimal yaitu sebesar
0,5 mg pada tikus putih (Ratnawati dan Widowati, 2011), sedangkan dosis
kombinasi ekstrak yang diberikan pada kelompok P 3 hanya setengah dari dosis
optimal masing-masing ekstrak yaitu sebesar 40 mg dosis ekstrak kunyit dan 50
mg dosis ekstrak pare. Namun, meski tingkat efektivitas hipokolesterolemik
paling rendah terdapat pada kelompok P 3, dalam kelompok ini dapat
meminimalisir terjadinya efek samping kurkumin yang berupa iritasi mukosa
gastrointestinal. Hal ini disebabkan adanya momordisin yang bersifat protektif
terhadap mukosa saluran gastrointestinal tersebut. Selain itu, di antara ketiga
kelompok perlakuan, kelompok P 3 merupakan kelompok dengan tingkat
efektivitas hipokolesterolemik yang paling mendekati kelompok K 2. Sedangkan
pada kelompok P 1 dan P 2 kadar kolesterol total jauh lebih rendah dibandingkan
kelompok K 2. Hal ini dapat menjadi pertimbangan untuk menggunakan terapi
kombinasi ekstrak kunyit dan pare tersebut sebagai substitusi terapi simvastatin,
mengingat penurunan kolesterol yang terlalu rendah juga dapat memberikan
dampak negatif. Penelitian yang dilakukan Boscarino dkk (2009) menunjukkan
adanya hubungan antara kadar kolesterol yang terlalu rendah dengan angka
kejadian depresi. Byrne (2010) juga menyebutkan bahwa rendahnya kadar
commit to user
42
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kolesterol dapat meningkatkan risiko terjadinya kelahiran prematur pada ibu
hamil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Kombinasi ekstrak kunyit dan ekstrak pare berpengaruh terhadap
penurunan kadar kolesterol total tikus putih yang diinduksi pakan
hiperkolesterolemik.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui dosis yang
tepat pada pemberian kombinasi ekstrak kunyit dan ekstrak pare agar
memberikan efek hipokolesterolemik yang optimal.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai gambaran mukosa
gastrointestinal sehingga dapat dinilai bagaimana pengaruh efek iritatif
dari ekstrak kunyit serta efek protektif dari ekstrak pare pada mukosa
gastrointestinal tikus putih.
commit to user
43
Download