BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Pemasaran Suatu proses komunikasi sosial akan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.1 Dasar pemikiran ini dimulai dari kebutuhan dan keinginan manusia. Adalah penting untuk membedakan antar kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan, keinginan dan permintaan saling berhubungan satu sama lain. Berbagai komunikasi pemasaran memainkan peran utama dalam mempengaruhi karakteristik yang berhubungan dengan merek. Sasaran dari pada rantai hubungan yang penting pada komunikasi pemasaran adalah untuk meningkatkan ekuitas merek dengan sasaran akhir adalah untuk mengarahkan perilaku konsumen. Dengan memiliki nama merek yang bagus, logo yang bagus, kemasan yang menarik, yang mampu memungkinkan pemasar merek menacapai sasaran akhir yaitu mengarahkan perilaku konsumen. 1 Phillip Kotler, Marketing Manajemen, Prentice Hall, 2001 2.2. Bauran Pemasaran {Marketing Mix } Bauran Pemasaran merupakan perangkat-perangkat variabel yang terkontrol dan digabung dalam menghasilkan tanggapan yang diinginkan pasar sasaran melalui proses perencanaan yang matang dan juga perusahaan dapat mencapai tingkat yang diiginkan serta instrumen dasar yang digunakan untuk mencapai tujuan komunikasi pemasaran yang disebut juga Bauran Pemasaran atau Marketing Mix.2 Menurut George & Michael Belch, Bauran Pemasaran mencakup 4 elemen atau alat utama, yaitu : Product (Barang) dan Jasa, Price (Harga), Place (Distribusi), Promotion (Promosi) Bagan.2.2.2 Marketing Mix Bauran Pemasaran (Marketing Mix ) Product & Jasa (Barang & Jasa) Price (Harga) Place ( Distribusi ) Promotion ( Promosi ) Sumber : Darmadi Durianto Dkk,Strategi Menaklukan Pasar 2 Darmadi Durianto dkk, Strategi Menaklukan Pasar, : Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek (2001), PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, Hal 67 2.3. Merek 2.3.1 Pengertian merek Salah satu penting isinya harus dilakukan oleh perusahaan adalah mengenai keputusan pemberian merek. Merek bisa menambah nilai suatu produk sehingga ia merupakan salah satu aspek yang penting dalam suatu strategi produk. Suatu merek yang kuat akan mendapatkan kesetiaan dari konsumen meskipun harga produk tersebut lebih tinggi dari harga pesaingnya. Merek adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau gabungan semua yang diharapkan mengidentifikasikan barang atau jasa dari sesorang penjual atau sekelompok penjual dan diharapkan akan membedakan barang atau jasa dari produk-produk milik pesaing.3 Sedangkan menurut David. A.Aaker, Merek adalah nama atau symbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap,atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasikan barang dan jasa yang dihasilkan para kompetitor.4 Pada dasarnya suatu merek juga merupakan janji penjual untuk secara konsisten menyampaikan serangkaian ciri-ciri, manfaat, dan jasa tertentu. Merek yang baik juga menyampaikan jaiminan tambahan berupa jaminan kualitas Maka perusahaan dan investor akan menyadari merek sebagai asset perusahaan yang paling bernilai. Ini merupakan konsep yang sangat penting sekaligus merupakan visi mengenai bagaimana mengembangkan, memperkuat, mempertahankan, dan mengelola suatu perusahaan sehingga akan mejadi lebih 3 4 Phillip Kotler, Op.Cit, hal 91 David A.Aaker, Manajemen Ekuitas Merek, Mitra Utama, Jakarta, Hal 89 penting untuk memiliki pasar ketimbang pabrik. Satu-satunua cara untuk menguasai pasar adalah memiliki pasar dengan merek yang dominan. Dan bahwasanya sangatlah penting untuk memepunyai merek yang kuat. Karena untuk disadari untuk merek yang kuat berarti ekuitas mereknya juga kuat pula. Dalam peta persaingan yang ketat ini, merek yang secara rill secara tidak langsung berhubungan dengan konsumen. Merek bukan hanya terletak pada kemasan produk, akan tetapi juga pada persepsi konsumen terhadap merek tersebut. Dalam dinamika kompetisi antara merek di dalam konsumen, wajar apabila merek harus mempunyai kedudukan yang unik jika harus dibandingkan dengan merek yang lain. Karena diperlukan positioning yang tajam bila bersaing dengan kompetitor lainnya. 2.3.2 Fungsi dan Manfaat Merek Produsen lebih senang dengan penelitian merek untuk produk mereka, walaupun ini jelas mengakibatkan biaya yang cukup banyak. Karena merek mempunyai peranan penting baik konsumen maupun bagi produsen. Dengan merek konsumen dapat mengenali suatu produk atau jasa yang dapat memuaskan keinginan mereka, disamping itu merek juga dapat menjadi pembimbing akan kualitas produk tertentu. Suksesnya suatu produk konsumen tergantung pada tingkat kemampuan target pasar dalam membedakan suatu produk dengan produk lain, karena merek adalah alat utama untuk membedakan produk mereka dengan produk pesaing lain. Merek berfungsi sebagai • : Tanda pengenal untuk membedakan hasil produksi yang dihasilkan sesorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum dengan produksi orang lain atau badan hukum lainnya. • Sebagai alat promosi (Promosi merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang berfungsi untuk mengarahkan dan menggiring konsumen kepada tindakan pembelian), sehingga mempromosikan hasil produksinya cukup dengan menyebut mereknya. • Merek dapat juga berfunsi untuk menunjukan asal produk, jasa, teknologi.. Disatu pihak hal ini secara tidak langsung tentu berkaitan dengan masalah kepercayaan dan kesetiaan konsumen. Sedangkan di lain pihak berkaitan dengan kredibilitas produesn dan pemilik merek. Merek tidak akan berfungsi ( rusak ) apabilla kualitas produk atau jasa terkait akan memenuhi kepuasan konsumen.5 Merek mempunyai 3 (tiga) manfaat utama, yaitu : Identifikasi produk Penjualan berulang Penjualan produk baru.6 Nama merek yang paling efektif mempunyai beberapa ciri seperti : 5 Mudah untuk diucapkan Direktorat Jendral Hak Kekayaan Intelektual, Buku Panduan, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Tangerang, 2006, Hal 30 6 Charles W Lamb, Joseph F. Hair, Carl McDaniel, Pemasaran, Buku I, Jakarta, PT.Salemba Emban Patria, 2000, Hal 421 Mudah untuk dikenali Mudah untuk diingat Berbeda dan unik Menggambarkan produk Menggambarkan penggunaan produk Menggambarkan manfaat dari produk Mempunyai konotasi yang positif Memperkuat citra produk yang diinginkan Secara hukum kepentingannya terlindungi baik di pasar dalam negeri maupun luar negeri.7 Tidak ada merek yang mampu menunjukan semua karakteristik tersebut diatas-atas hal yang terpenting adalah bahwa merek dapat dilindungi untuk digunakan secara ekslusif oleh pemiliknya. Bila dikaitkan dengan penelitian ini maka dengan merek yang mempunyai kesadaran yang tinggi di benak khalayak maka akan mudah untuk mengenali suatu merek. Dengan kesadaran merek yang tinggi pula suatu merek dapat lebih mudah dalam memberikan atau memasukkan asosiasi-asosiasi merek mereka kepada khlayak. 7 Ibid, Charles W Lamb, Hal 423 2.4. 2.4.1 Positioning Definisi Positioning Positioning adalah bagaimana menempatkan produk ke dalam benak customer secara luas, sehingga akan tertanam dalam benak pasar bahwa perusahaan adalah definisi dan kategori produk yang dijual. Positioning bukan bagaimana kita menempatkan produk atau jasa dalam pasar, bukan sebatas pandangan pasar akan produk atau jasa yang akan kita tawarkan dan tidak melihat pada besarnya atau kecilnya pangsa pasar, tetapi positioning benar-benar berhubungan dengan benak atau hal persepsi.8 Konsep positioning muncul karena dirasakn perlu mengantisipasi persaingan ketat antar produk sejenis. Positioning ditemukan dari analisis cara berfikir konsumen yang mengingat produk berdasrkan nilai atau keunggulan suatu produk dibanding produk lain. Dari pengertian tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan : • Positioning adalah strategi komunikasi Komunikasi dibedakan untuk menjembatani merek produk dengan konsumen. Meski positioning bukanlah sesuatu yang dilakukan terhadap produk, komunikasi berhubungan dengan atirbut-atribut yang secar fisik maupun non fisik melekat pada produk tersebut. • Positioning bersifat dinamis Persepsi konsumen terhadap suatu merek produk bersifat realitif terhadap persaingan. Bila pasar berubah, pemimpin pasar jatuh 8 Thorik,Gunara & Utus, Hardiono, Sudibyo. Marketing Management, Bandung. PT.Karya Kita, 2007, Hal 2003 atau pendatang baru berhasil menguasai pasar, maka positioning merek produk tertentu bias berubah pula, oleh karena itu positioning adalah strategi yang harus terus menerus dievaluasi, dikembangkan, dipelihara, dan dibesarkan • Positioning bersifat atribut-atribut produk. Konsumen pada dasarnya tidak membeli produk, tetapi mengkombinasikan dengan atribut-atribut. Karena atribut inilah yang memberikan nilai kegunaan dan value tertentu bagi konsumen. • Positioning harus memberi arti dan arti itu harus penting bagi konsumen. Atribut-atribut yang dianggap penting bagi konsumen juga harus mengandung arti tertentu bagi konsumen. • Positioning harus diungkapkan dalam benak pernyataan (Statement Positioning) Positioning harus dinyatakan dengan mudah, enak didengar dan harus dapat dipercaya.9 2.4.2 Strategi Positioning Posisi dari masing-masing merek dalam ingatan konsumen itulah yang disebut sebagai posisi merek produk. Semakin suatu merek diingat oleh konsumen, semakin baik dampaknya karena konsumen cenderung akan membeli produk yang paling diingatnya. 9 Endah Muwarni, Dasar-dasar Periklanan, Jakarata, Wacana Jurnal Ilmiah, Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi. Universitas Moestopo, 2004. Hal 90-91 Strategi positoning upaya mengatur produk agar dapat menempati suatu tempat atau posisi yang jelas dan khusus dibandingkan dengan produk pesaing dalam pikiran konsumen. Pernyataan positioning berhubungan erat-erat dengan strategi komunikasi. Pernyataan positoning harus bisa mewakili citra yang akan ditanamkan di benak konsumen. Citra itu harus berupa hubungan yang asosiatif yang mencerminkan karakter suatu produk. Pernyataan positioning tersebut harus dikomunikasikan secara intensif menanamkan dalam ingatan konsumen.10 Selain menggunakan atribut sebagai alat untuk positioning, ada beberapa cara positioning yang digunakan praktis pemasaran, yaitu : • Positioning berdasarkan karakteristik atau perbedaan produk. Memberi penekanan pada karakteristik spesifik dari suatu produk atau perbedaan suatu produk dibandingkan pesaing. • Positioning berdasarkan manfaat produk bagi konsumen. Memberi penekanan pada manfaat atau keuntungan yang diperoleh konsumen • Positioning berdasarkan pemakaian Positioning yang ditonjolkan dalam cara ini adalah mengasosiasikan merekdengan pemakaian atau penggunaan produk • 10 Positioning berdasarkan kelas atau kategori produk Ibid. Endah, Hal 93 Memberikan gambaran atau asosiasi tentang kelas atau kategori atau jenis dari suatu produk • Positioning bedasarkan pesaing Posisi yang ditonjolkan dalam pendekatan ini yaitu suatu produk dikaitkan atau dihubungkan dengan produk pesaing • Positioning berdasarkan pengguna atau pemakai Cara positioning ini mengasosiasikan suatu merek produk dengan tipe pengguna atau pelanggan • Selebriti Pendekatan ini mengakibatkan orang terkenal atau selebriti dengan suatu merek produk tertentu • Gaya hidup atau kepribadian Asosiasi sebuah merek dengan gaya hidup dapat diilhami oleh asosiasi para pelanggan merek tersebut dengan kepribadian dan karakteristik gaya hidup yang hamper sama.11 2.5. Logo Marketer biasanya mempunyai dua alternative saat hendak memanfaatkan penggunaan symbol tertentu. Pertama, symbol yang sekaligus dijadikan sebagai logo. Dalam hal ini, simbol benar-benar menjadi elemen identitas merek yang vital. Akhirnya memebentuk dan menjaga tingkat awrness 11 Ibid. Endah, Hal 94 - 96 dari suatu merek. Simbol yang kuat akan memudahkan konsumen untuk lebihmemahami sesuatu yang bersifat abstrak.12 Apabila simbol sudah digunakan menjadi satu kesatuan dengan logo, maka perusahaan menggunakannya dalam jangka panjang. Sebab, jika simbol sering diganti, hasil yang didapatkan terhadap produk atau jasa yang terkait yang ada pada akhirnya akan sangat melemahkan brand identity dari produk atau jasa tersebut.13 Hal yang berhubungan dengan nama merek adalah elemen desain graphis yang disebut logo merek. Guna mengidentifikasikan merek-merek, berbagai perusahaan menggunakan logo-logo tanpa nama merek. Tidak semua merek menggemari suatu logo yang berubah, tetapi banyak yang melakukannya. Secara umum bisa dikatakan, logo-logo yang baik adalah yang : • Mudah dikenali • Secara esensial membawa arti yang sama bagi seluruh anggota sasaran, dan, • Menimbulkan perasaan yang positif.14 Walaupun berbagai logo tak diragukan lagi menampilkan peran komunikasi yang bias dinilai dan pengaruh ekuitas merek yang melalui keduanya berdampak pada citra dan penyadaran merek, riset yang telah diterbitkan tentang logosungguh mengejutkan karena ketiadaannya. Akan tetapi, studi topic tersebut dewasa ini menunjukan bahwa strategi terbaik 12 Handi, Irawan, Smarter Marketing Moves, Jakarta, PT.Elex Media Kelompok Gramedia, Jakarta, 2007, Hal 79 13 Ibid, Handi,Hal 80 14 Terrence, A. Shimp, Periklanan Promosi Aspek Terpadu jilid I edisi 5, Erlangga, 2003, Hal 26 untuk meningkatkan kemampuan memuaskan dari suatu logo adalah dengan memilih suatu desain yang secara moderat cukup diteliti menampilkan lebih dari sekedar gambar yang terlalu simple atau terlalu kompleks. Dan juga desain-desain natural ditemukan untuk menghasilkan respons- responskonsumen yang lebih menguntungkan. 2.6. Ekuitas Merek (Brand Equity) Adalah seperangkat asset dan liabilitas merek yang terkait dengan suatu merek, nama, logo, symbol, yang mampu menambah atau mengurangi nilai yang diberikan oleh sebuh produk atau jasa baik pada perusahaan maupun pada pelanggan. 2.6.1. Ekuitas Merek berdasarkan Perspektif Pelanggan dan Produsen Merek memberikan nilai positif terhadap suatu produk sehingga memiliki image yang baik ini tidak terlepas dari brand equity. Menurut Fandy Tjiptono kutip dari David A.Aaeker (1991) dalam buku brand management & strategy bahwa brand equity merupakan seperangkat ast yang terkait dengan merek, nama,simbol yang dapat menciptakan sesuatu nilai baik positif maupun negatif dari sebuah produk atau jasa terhadap perusahaan maupun pelanggan 15. Pengertian brand equity dapat dilihat dari sudut pandang perspektif konsumen, pendapat ini lebih banyak berhubungan dengan masalah psikologis dan perilaku konsumen. Jadi jangan melihat perilaku pengambilan keputusan 15 Fandi Tjiptono, Brand Management & Strategy ANDI Yogyakarta,2005,hal 39 pembelian. Manajer pemasaran dapat menentukan seberapa jauh persepsi brand equity yang dimiliki oleh pelanggan terhadap suatu merek. David A Aaker menjabarkan aset merek yang berkontribusi pada penciptaan brand equity ke dalam empat dimensi16: 1. Brand Awarness. Yaitu kemampuan konsumen untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa sebuah merek merupakan anggota dari kategori produk tertentu. 2. Perceived Quality merupakan penilaian konsumen terhadap keunggulan atau superioritas produk secara keseluruhan. Oleh sebab itu, perceived quality didasarkan pada evaluasi subyektif konsumen ( bukan manajer atau pakar ) 3. Brand Association, yakni segala yang terkait dengan memori terhadap sebuah merek. Brand association berkaitan erat dengan brand image, yang didefinisikan sebagai serangkaian assosiasi merek dengan makna tertentu. Assosiasi merek memiliki tingkat kekuatan tertentu dan akan semakin kuat seiring dengan bertambahnya pengalaman konsumsi atau eksposur dengan merek spesifik. 4. Brand Loyalty, yaitu ” The Attachment that has to a brand ” Dari penjelasan diatas berdampak pada konsumen, maka konsumen dalam memberikan nilai, tercipta dari kerkaitan elemen – elemen brand equity tersebut sehingga dapat membantu konsumen dalam menafsirkan, memproses dari 16 Ibid hal 40 menyimpan informasi yang terkait produk dan merek tersebut selain itu brand equality juga dapat mempengaruhi rasa percaya diri konsumen dalam mengambil keputusan pembelian berdasarkan asosiasi yang terbentuk, pengalaman serta kedekatan dari suatu merek. Disamping memberi nilai bagi konsumen, Brand equity juga memberikan nilai bagi perusahaan dalam bentuk17: 1. Brand Equity yang kuat mempertinggi keberhasilan program dalam memikat konsumen baru atau merangkul kembali konsumen lama. 2. Empat dimensi brand equity : Brand Awarness – Perceived Quality, assosiasi – assosiasi, dan aset merek lainnya dapat mempengaruhi alasan pembelian Konsumen. 3. Brand Loyalty yang telah diperkuat merupakan hal penting dalam merespon inovasi yang dilakukan para pesaing. 4. Brand Association juga sangat penting sebagai dasar strategi positioning maupun strategi perluasan produk. 5. Salah satu cara memperkuat brand equality adalah dengan melakukan promosi besar – besaran yang membutuhkan biaya besar 6. Brand Equality yang kuat dapat dipergunakan sebagai dasar untuk pertumbuhan dan perluasan merek kepada produk lainnya atau menciptakan bidang bisnis baru yang terkait yang biayanya akan jauh lebih mahal untuk dimasuki tanpa merek yang memiliki brand equality tersebut.. 17 Darmadi,Durianto dkk, Strategi Menaklukan Pasar : Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek, (2001), PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal 6-7 7. Brand Equity yang kuat dapat meningkatkan penjualan karena mampu menciptakan loyalitas saluran distribusi. 8. Aset brand equity dapat memberikan keuntungan kompetitif 2.7. Brand Awarness ( Kesadaran Merek ) Brand Awarness merupakan proses penyadaran khalayak bahwa suatu merek itu ada, oleh sebab itu para pemilik merek harus menyusun dan melaksanakan perencanaan pemasaran guna mempublikasikan mereknya. Sebagai tahap awal dalam Brand Equity, yakni mengkomunikasikan asosiasi merek dan ciri khas dari produk, sehingga merek dan produk dapat sejalan. Hal ini berlaku bagi setiap perusahan baik itu perusahaan maupun kecil sebelum produk dikomunikasikan ke khalayak umum. Brand awarnes juga merupakan salah satu elemen int dalam brand equity. Kesadaran (awarness) menggambarkan keberadaan merek di dalam pikiran konsumen, yang dapat menjadi penentu dalaqm beberapa kategori dan biasanya mempunyai peranan kunci dalam brand equity. Meningkatkan kesadaran adalah suatu mekanisme untuk memperluas pasar merek. Kesadaran juga mempengaruhi persepsi dan tingkah laku. Kesadaran merek merupakan kunci pembuka untuk masuk ke elemen lainnya. Jadi jika kesadaran itu sangat rendah maka hampir dipastikan bahwa ekuitas mereknya juga rendah.18 18 Darmadi, Durianto, Sugiarto dan Lie Joko Budiman, Brand Equity TenStrategy memmpin pasar, Jakarta, PT.Gramedia Pustaka Utama, 2004. Hal 6 Brand awarness bukan hanya sekedar menyangkut apakah konsumen mengetahui nama merek dan pernah melihatnya, namun berkaitan dengan mengkaitkan merek (nama merek, logo, dan simbol, dan seterusnya ). Dan asosiasi-asosiasi dalam memori konsumen. Ukuran brand awarness yang banyak dipakai adalah recall, dan Recognition. Yang penting di sini bukanlah sekedar menjadi merek yang pertama disebut atau diingat konsumen, namun terciptanya asosiasi khusus antara nama merek dengan produk tertentu. Menurut ukuran MBE dan OBE (Yoo & Donthu, 2004) dalam brand awarness memiliki item spesifik seperti bisa mengenali x diantara merek-merek yang saling bersaing, tahu tentang x, karakteristik x gampang sekali diingat, bisa dengan cepat mengingat logo atau simbol x, mengalami kesulitan dalam membayangkan x di benak khalayak. 19 Peran kesadaran merek dalam membantu merek dapat dipahami dengan mengkaji bagaimana merek menciptakan suatu nilai. Penjelasan dari keempat nilai tersebut adalah sebagai berikut : • Jangkar yang menjadi cantolan bagi asosiasi lain Suatu merek yang kesadaran tinggi akan membantu asosiasi-asosiasi melekat pada merek tersebut karena daya jelajah merek tersebut menjadi sangat tinggi di benak konsumen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jika kesadaran suatu merek rendah, suatu asosiasi yang diciptakan oleh pemasar akan sulit melekat pada merek tersebut. • 19 Familiar / Rasa suka Fandy Tjiptono, Brand Management & Strategy, Yogyakarta, ANDI Yogyakarta, 2005 Jika kesadaran merek sangat tinggi, konsumen akan sangat akrab dengan merek kita, dan lama kelamaan akan simbol rasa suka yang tinggi terhadap merek yang kita pasarkan. • Substansi / Komitmen Kesadaran merek dapat menandakan keberadaan, komitmen, dan inti yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Sebuah merek dengan kesadaran konsumen tinggi biasanya disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : • ¾ Diiklankan secara luas ¾ Eksistensi yang sudah teruji oleh waktu ¾ Jangkauan distribusi yang luas ¾ Merek tersebut dikelola dengan baik. Mempertimbangkan Merek Langkah pertama dalam suatu pembelian adalah menyeleksi merekmerek yang dikenal dalam suatu kelompok untuk mempertimbangkan dan diputuskan merek mana yang akan dibeli. Membangun brand awarness berarti membuat pelanggan seperti kategori produk atau kegunaan dimana brand tersebut bersaing. Keberhasilan brand awarness sangat bergantung pada seberapa jauh pelanggan mengerti bahwa merek dirancang untuk memenuhi kebutuhan mereka.20 Buku Brand Leadership menjelaskan bahwa dua pendekatan yang dapat digunakan dalam merumuskan identitas merek adalah : 20 Agus W, Soehadi, Effective Brandings, Bandung, Quantum Bisnis & Management PT.Mizan Pustaka, 2005 ¾ Apa fungsi dan manfaat utama dari merek ? ¾ Seberapa jauh merek dapat merepresentasikan personifikasi pelanggan ? 2.7.1. Hubungan Brand Awarness dengan Brand Equity Menurut Terrence.A. Shimp, Kesadaran Merek (Brand Awarness) adalah kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan kategori produk tertentu dan seberapa mudah nama tersebut dimunculkan.21 Pengertian Brand Equity dapat dilihat dari sudut pandang perspektif konsumen. Jadi dengan melihat perilaku pembelian keputusan pembelian, manajer pemasaran dapat menentukan seberapa jauh perspsi brand equity yang dimiliki oleh pelanggan terhadap suatu merek. Brand Awarness merupakan bagian dari Brand Equity, Brand Awarness salah satu penting yang harus diperhatikan untuk menunjang berhasilnya brand equity yang baik. Hal tesebut juga sependapat dengan menyatakan bahwa Brand Awarness dalam Brand Euity tergantung pada tingkatan akan tercapainya kesadaran di benak konsumen. Dengan kata lain Brand Equity tidak terlepas dari komponen-komponen yang menunjang penilaian khalayak terhadap suatu merek, slah satu komponen yang biasa menunjang Brand Equity adalah Brand Awarness. 21 Terrence A.Shimpe,.Priklana Promosi, Erlangga,Jakarta,2003,hal 11 Menurut David. A. Aaker (1996:90), Kesadaran Merek (Brand Awarness) adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Sedangkan Philip Kotler dalam bukunya Manajemen Pemasaran menyatakan bahwa merek bervariasi dalam hal kekuatan dan nilai yang dimilikinya di pasar, yaitu 22: 1. Merk yang baik diketahui oleh sebagaian besar oleh pembeli di pasar. 2. Brand Awarness (Kesadaran Merek) yang tinggi (diukur berdasarkan ingatan atau pengakuan atas merek tersebut). 3. Brand Acceptability (Penerimaan Merek) yang tinggi ; Merek yang sebagaian besar pelanggannya tidak akan menolak untuk membelinya. 4. Brand Preference (Preferensi Merek) yang tinggi ; Merek yang dipilih diatas yang lainnya. 5. Brand Loyalty (Kesetiaan Merek), dimana pelanggannya akan setia dengan merek tertentu. 2.7.2. Bagaimana Mencapai Kesadaran Merek (Brand Awarness) Pengenalan merek merupakan ukuran brand awarnes responden. 22 Phillip Kotler, Manjemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi, Pengendalian, Erlangga, Jakarta, 1995 hal 79 Pengenalan merek sangat penting untuk mengetahui sampai tingkat manapun para pembeli mengetahui ciri-ciri suatu merek. Dalam hal ini pengenalan merek merupakan pengenalan atribut merek secara fisik, seperti warna, ukuran dan benak sehingga kemasan dan desain produk sangat penting. Kesan merek keseluruhan terbentuk dari tiga elemen, yakni : ¾ Pengenalan merek (Brand Awarness) ¾ Sikap konsumen (Attitude) ¾ Kepercayaan konsumen terhadap produk Pengenalan maupun pengingatan merek akan melibatkan upaya mendapatkan identitas nama dan menghubungkannnya ke kategori produk. Agar brand awarness dapat dicapai dan diperbaiki dapat ditempuh beberapa cara berikut : A Pesan yang disampaikan harus mudah diingat dan tampil beda dibandingkan dengan lainnya serta harus ada hubungan merek dengan kategori produknya B Memakai slogan atau jingle lagu yang menarik sehingga membantu konsumen untuk mengingat merek C. Jika produk memiliki symbol, hendaknya symbol yang dipakai dapat dihubungkan dengan mereknya D. Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin banyak diingat oleh konsumen E Brand Awarness dapat diperkuat dengan memakai suatu isyarat yang sesuai kategori produk, merek, atau keduanya (seperti nama artis, musisi,dll) F. Melakukan pengulangan untuk meningkatkan pengingatan karena membentuk ingatan lebih sulit dibandingkan membentuk pengenalan 2.7.3. Pengukuran Brand Awarness Pengukuran brand awarness didasarkan kepada pengertian-pengertian dari brand awrness yang mencakup tingkatan brand awrness menurut David.A.Aaker, yaitu Top Of Mind (puncak pikiran), Brand Recall (pengingatan kembali merek), dan brand recognition (pengenalan merek). Informasi dapat diperoleh dengan menggunakan kuesioner (daftar pertanyaan) yang berisi pertanyaan tunggal atau pertanyaan jamak. Top Of Mind : Khalayak tidak memerlukan pertolongan dalam mengingat kembali akan merek tersebut Brand Recall : Pengingatan terhadap merek didasarkan permintaan sesorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam kelas produk tertentu Brand Recognition : Tingkat minimal dari kesadaran merek dengan diberikan bantuan Unware Brand : Khalayak tidak tahu akan merek yang dimaksud, dan ini merupakan tahap terendah. Bagan 2.7.3. Bagaimana Mengukur Brand Awarness TOP OF MIND BRAND RECALL BRAND RECOGNITION UNWARE BRAND Sumber : Darmadi Durianto dkk, Strategi Menaklukan Pasar. 2.8. Majalah Sebagai Media Promosi Sudah tidak rahasia lagi bahwasanya media massa cetak yaitu majalah telah digunakan sebagai media promosi bagi setiap perusahaan komersil maupun non komersil dalam setiap aktivitas kegiatan yang bersangkutan. Di dalam dunia musik pun juga demikian, majalah telah digunakan oleh artis, pihak perusahaan rekaman maupun lembaga-lembaga musik tertentu untuk lebih mengembangkan nama, pamor, profit, maupun eksistensi keberadaanny