BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejalan dengan amanat Pasal 28 H, ayat (1) perubahan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 2014 telah ditegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan, kemudian dalam Pasal 34 ayat (3) dinyatakan Negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan fasilitas pelayanan umum yang layak Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan dan masyarakat bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di puskesmas mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuan yang beragam, berintegrasi satu sama lain. Ilmu Pengetahuan dan teknologi kedokteran yang berkembang pesat yang perlu diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka pmberian pelayanan yang bermutu standar, membuat semakin kompleksnya permasalahan di puskesmas. Pada hakekatnya puskesmas berfungsi sebagai tempat kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative. Fungsi dimaksud memiliki makna tanggung jawab yang seyogyanya merupakan tanggung jawab pemerintah dalam meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat. Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal BAB 1 ayat 6 Hal 1 menyatakan : Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga Negara secara minimal. Ayat 7 Indokator SPM adalah tolak ukur untuk prestasi kuantatif dan kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian suatu SPM tertentu berupa masukan, proses, hasil atau manfaat pelayanan Ayat 8, Pelayanan dasar adalah jenis pelayanan public yang mendasar dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan social ekonomi pemerintah. Dalam penjelasan pasal 39 ayat 2 PP RI No.58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan standar pelayanan minimal adalah tolak ukur dalam menentukan capaian jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah. B. MAKSUD DAN TUJUAN Standar pelayanan minimal ini dimaksudkan agar tersedia panduan bagi daerah dalam melaksanakan perencanaan pelaksanaan dan pengndalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban standar pelayanan minimal puskesmas. Standar pelayanan minimal ini bertujuan untuk menyamakan pemahaman tentang SPM. C. PRINSIP PENYUSUNAN DAN PENETAPAN SPM Di dalam menyusun SPM telah memperhatikan hal-hal sebagai berikut: Hal 2 1. Konsensus, berdasarkan kesepakatan bersama berbagai komponen atau sector terkait dari unsur – unsur kesehatan dari depertemen terkait yang secara rinci terlampir dalam daftar tim penyusun 2. Sederhana, SPM disusun dengan kalimat yang mudah dimengerti dan dipahami 3. Nyata, SPM disusun dengan memperhatikan dimensi ruang, waktu dan persyaratan dan prosedur teknis 4. Terukur, seluruh indicator dan standar di dalam SPM dapat diukur baik kualitatif atau kuantatif 5. Terbuka, SPM dapat diakses oleh seluruh warga atau lapisan masyarakat 6. Terjangkau, SPM dapat dicapai dengn menggunakan sumber daya dan dana yang tersedia 7. Akuntabel, SPM dapat dipertanggung gugat kepada publik. 8. Bartahap, SPM mengikuti perkembangan kebutuhan dan kemampuan keuangan, kelembagaan dan personil dalam pencapaian SPM D. LANDASAN HUKUM 1. Undang – Undang Nomor 23 tahun 1992, tentang Kesehatan 2. Undang- Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara 3. Undang – Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara 4. Undang – Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 5. Undang – Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang program pembangunan Nasional tahun 2000 – 2025 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.6 tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis tentang penyusunan Standar Pelayanan Minimal Hal 3 E. GAMBARAN TENTANG PKM MATTIROBULU VISI : Terwujudnya Masyarakat Mattirobulu Sehat 2019 MISI : 1. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan professional 2. Mengutamakan upaya promotif preventif di tunjang upaya kuratif 3. Memasyarakatkan pola hidup bersih dan sehat 4. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan berwawasan kesehatan. 5. Meningkatkan kerjasama lintas sektor dan lintas program SLOGAN : “Kepuasan ANDA Adalah Kebahagian KAMI” Dalam menjalankan fungsinya Tugas pokok yang harus dijalankan Puskesmas sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan adalah menjalankan program pokok: 1. Promosi Kesehatan 2. Upaya Penyehatan Lingkungan 3. Upaya Perbaikan Gizi 4. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak 5. Keluarga Berencana 6. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular 7. Pengobatan Hal 4 Janji Pelayanan : 1. Memberikan Pelayanan terbaik kepada masyarakat tanpa membedakan status dan golongan. 2. Merealisasikan pencapaian target standar pelayanan minimal 3. Memberikan pelayanan sesuai jadwal yang telah ditentukan 4. Memberikan kemudahan dalam pengurusan pelayanan Sesuai prosedur 5. Menindak tegas pegawai yang melakukan tindakan merugikan masyarakat 6. Senantiasa bersikap sopan, santun, dan ramah dalam memberikan pelayanan. Fungsi Puskesmas Dalam melaksanakan tugas Puskesmas menyelengarakan dua fungsi yaitu sebagai berikut a) Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya ; dan b) Penyelenggaraan UKP tingkat pertama diwilayah kerjanya. Hal 5 BAB II SISTEMATIKA DOKUMEN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PUSKESMAS Sistematika dokumen SPM disusun dalam bentuk Bab I Pendahuluan yang terdiri dari a. Latar Belakang b. Maksud dan tujuan c. Prinsip penyusunan dan penetapan spm d. Landasan hukum e. Gambaran tentang pkm mattirobulu Bab II Sistematika Dokumen Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Bab III Pelayanan dan Alur terdiri dari Bab IV 1. Jenis Pelayanan 2. Persyaratan Pelayanan 3. Biaya / Tarif Pelayanan 4. Waktu Penyelesaian Pelayanan 5. Alur Pelayanan 6. Pelayanan Adminstrasi 7. Penanganan Pengaduan SPM Input & Output 1. SPM Input 2. SPM Output Hal 6 Bab V Capaian dan Target SPM 1. Capaian SPM 2. Taget SPM Bab VI Penutup Lampiran Hal 7 BAB III STANDAR PELAYANAN MINIMAL PUSKESMAS Standar Pelayanan Minimal Puskesmas yang minimal wajib desediakan oleh Puskesmas meliputi : A. Jenis Pelayanan Jenis-jenis pelayanan yang menjadi kewenangan Puskesmas Mattirobulu meliputi Pelayanan Administrasi dan Pelayanan Kesehatan terdiri dari : 1) Rawat Jalan Poli umum : Pelayanan kesehatan secara umum ditangani oleh dokter yang berkompeten dan perawat Poli Gigi : Pelayanan kesehatan gigi dan mulut ditangani oleh dokter gigi dan perawat gigi Poli KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) : Pemeriksaan kesehatan ibu hamil persalinan ditangani oleh bidan Imunisasi : Pelayanan kesehatan berupa vaksin sebagai proteksi diri ditangani oleh perawat UGD : Pelayanan kesehatan berupa kasus kegawatdaruratan ditangani oleh perawat dan dokter Kamar Obat : Penerimaan resep dari petugas kesehatan dan penyerahan obat kepada pasien ditangani oleh apoteker Klinik dan konseling terdiri dari : Klinik Gizi, Klinik Sanitasi, Klinik IMS, Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), Paru dan TB ditangani oleh petugas kesehatan sesuai bidangnya. 2) Pelayanan administrasi berupa pengurusan administrasi pasien, pembuatan surat keterangan sehat maupun surat keterangan sakit, pengaduan keluhan pelanggan ditangani oleh staf tata usaha Puskesmas Mattirobulu. 3) Persalinan Normal dan rawat inap persalinan ditangani oleh bidan profesional dan visite oleh dokter. Hal 8 B. Persyaratan Pelayanan 1) Pasien datang langsung mendaftarkan diri di Loket pendaftaran . Bagi yang belum Pernah berkunjung ke Puskesmas Mattirobulu (Kunjungan Baru), mendaftarkan diri dengan menyampaikan data nama, umur, alamat, nama KK ke Petugas Loket, dengan membayar biaya kartu berobat Rp. 2.500, Bagi Pasien yang telah mempunyai kartu berobat sebelumnya langsung mendaftarkan diri di Loket Pendaftaran dengan menyodorkan Kartu berobat. Setelah semua data dimasukkan ke Komputer Pasien diantar petugas menuju tempat pelayanan yang lain. Untuk Pasien Jamkesmas, Askes terdaftar sebagai BPJS tidak dikenakan biaya sama sekali. Untuk pasien umum, biaya kartu berobat dibiayai oleh Pemda Kab.Pinrang 2) Pasien akan mendapatkan pelayanan yang diinginkan sesuai standar di Poli. Setelah Pasien mendapatkan pemeriksaan, pengobatan dan konseling pasien menuju apotik untuk mengambil obat kemudian pulang. Setelah dari Poli sesuai keperluan, pasien bisa dirujuk ke Laboratorium, Klinik Gizi dan lain-lain. Bila di Poli / Unit pelayanan yang lain ada tindakan medis pasien akan dikenakan biaya tindakan sesuai Perda dan dibayar di kasir. C. Biaya / Tarif : Untuk Pasien umum : Gratis ( dibiayai oleh Pemda Kab.Pinrang ) Untuk Pasien BPJS : Gratis Biaya pelayanan kesehatan berdasarkan Perda No.26 Tahun 2011 1. Poli Gigi Gigi sulung/ susu Rp. 13.500,- Gigi permanen tanpa komplikasi Rp. 23.000 Ekstraksi dengan komplikasi ringan Rp. 32.500 Ekstraksi dengan komplikasi berat Rp. 45.000 Tambalan kavitas sedang Rp.40.000 Tambalan kavitas berat Rp.60.000 Perawatan syaraf gigi dan ganti obat Rp.20.000 Buka pulpa, pengisian saluran akar Rp. 30.000 Hal 9 Alveolektomi per region Rp.45.000 Hecting Rp.9.000 Kuret, insisi, eksisi Rp.50.000 2. UGD Pasang infus Rp. 10.000 Pasang kateter Rp. 15.000 Injeksi Pasien Rp. 2.500 Resusitasi sederhana Rp. 15.000 Perawatan luka kotor Rp. 10.000 Perawatan luka bakar 5 – 10% Rp.22.000 Perawatan luka bakar 10 – 20% Rp. 35.000 Insisi abses Rp. 8.000 Cuci Luka Rp.8.000 Spuling telinga Rp. 5.000 Hecting luka : Rp.20.000 Ganti Perban ringan : Rp.5.000 Perawatan luka gangren : Rp. 20.000 Pemeriksaan rutin: - Darah rutin lengkap Rp. 30.000 - Urin rutin lengkap Rp. 15.000 - DDR Rp. 15.000 - Golongan darah Rp. 8.000 - Planotest Rp. 20.000 - Sputum Rp. 10.000 Kimia Darah: - Glukosa Rp. 15.000 - Kolestrol Rp. 20.000 - Trigliserida Rp. 20.000 - Asam urat Rp. 25.000 - Tes Kehamilan / PPT : Rp. 15.000,Hal 10 3. Administrasi Surat Keterangan sehat Rp. 20.000,- Surat Keterangan Sakit Rp. 10.000,- Legalisir Rp. 5.000,- Pengujian Kesehatan Haji Rp. 65.000 4. Persalinan normal Rp. 350.000 D. Waktu Pelayanan a. Jenis Pelayanan : Pelayanan jasa berupa pemeriksaan kesehatan, pengobatan, konsultasi kesehatan b. Jam Kerja : Pelayanan rawat jalan dimulai dari pendaftaran pasien di loket. Loket pendaftaran : Senin – Kamis : Pukul 07.30 – 11.30 WIB Jum’at : Pukul 07.30 – 10.00 WIB Sabtu : Pukul 07.30 – 11.00 WIB Jam Pelayanan Pasien : Senin – Kamis : Pukul 08.00 – 12.00 WIB Jum’at : Pukul 08.00 – 10.30 WIB Sabtu : Pukul 08.00 – 11.30 WIB Jam Administrasi: Senin – Kamis : Pukul 12.00 – 14.00 WIB Jum’at : Pukul 10.30 – 11.30 WIB Sabtu : Pukul 11.30 – 13.00 WIB Persalinan : 24 Jam Waktu Penyelesaian Pelayanan : 1) Loket Pendaftaran : Maksimal 5 menit 2) Poli Umum : 5-10 menit 3) Poli KIA : 5-10 menit 4) Poli Gigi : 10-30 menit Hal 11 Anamnesa pasien 5 menit Memeriksa gigi geligi 10 menit Melakukan penambalan gigi 15 menit Pencabutan gigi 20 menit Tindakan darurat medik gigi dan mulut 20 menit/ kasus Menerima dan melakukan rujukan 5 menit Menerima konsultasi dari pasien 10 menit Melaksanakan penyuluhan dan kesehatan gigi dan mulut pada sekolah 60 menit 5) Kamar Obat : 5 – 15 menit 6) Laboratorium : 15-120 menit Hb / Gol. Darah / Tes Kehamilan : 10 Menit Urine Lengkap : 15 Menit Urine Lengkap + Reduksi : 30 Menit DL / Widal : 90 Menit BTA : 90 Menit Kimia klinik : 120 Menit 7) Konseling : 15-30 menit 8) Pelayanan Administrasi pasien : 5 menit Hal 12 E. ALUR PELAYANAN ALUR PELAYANAN RAWAT JALAN SECARA UMUM ALUR PELAYANAN POLI UMUM LOKET POLI GIGI POLI UMUM KLINIK SANITASI KLINIK GIZI USILA JIWA MATA MTBS PARU & TB IMS KIA UGD IMUNISASI LABORATORIUM RUJUK KE RSU APOTIK PULANG Hal 13 ALUR PELAYANAN UGD Hal 14 ALUR PELAYANAN KIA Hal 15 ALUR PELAYANAN RUANG BERSALIN Hal 16 ALUR PELAYANAN RAWAT INAP Hal 17 ALUR PELAYANAN FARMASI/APOTEK Hal 18 ALUR PELAYANAN KLINIK SANITASI Hal 19 ALUR PELAYANAN LABORATORIUM UGD POLI GIGI RAWAT INAP KMR BERSALIN LABORATORIUM POLI UMUM POLI KIA KASIR Hal 20 ALUR PELAYANAN MTBS Hal 21 ALUR PELAYANAN POLI GIGI PASIEN DATANG LOKET KIA POLI GIGI LABORATORIUM RUJUK POLI UMUM APOTIK KASIR PULANG Hal 22 ALUR PELAYANAN KLINIK GIZI Hal 23 ALUR PELAYANAN POLI IMUNISASI Hal 24 ALUR PELAYANAN POLI TB PARU PASIEN DATANG LOKET POLI UMUM APOTIK POLI TB PARU LABORATORIUM PULANG Hal 25 PELAYANAN ADMINISTRASI Jenis Pelayanan : Pelayanan administratif berupa Permohonan Surat Keterangan Sehat dan Surat Keterangan Sakit, beserta legalisir Prosedur Pengajuan Pelayanan 1) Untuk Permohonan Surat Keterangan Sehat dan Surat Keterangan Sakit: Pemohon datang ke Puskesmas Mattirobulu untuk mendaftarkan identitasnya dan dilakukan pendataan di tata usaha, setelah itu dilakukan pemeriksaan kesehatan di poli umum. Hasil pemeriksaan akan ditulis di blangko Surat Keterangan kemudian ditandatangani oleh dokter. 2) Untuk Permohonan Legalisir : Pemohon datang ke Puskesmas Mattirobulu dengan membawa Surat Keterangan Sehat / Sakit yang asli beserta foto copy langsung menuju ruang tata usaha untuk mendapat legalisir yang ditandatangani oleh kepala atau staf tata usaha. Hal 26 PELAYANAN PENGADUAN / KELUHAN PELANGGAN a. Jenis Pelayanan : Pelayanan yang mencakup aktivitas penerimaan dan tindak lanjut terhadap keluhan pelanggan, pengaduan dapat disampaikan pelanggan apabila pelayanan yang diterima tidak sesuai dengan Standar pelayanan yang ada. b. Persyaratan Pelayanan : Pasien yang mengajukan pengaduan harus mencantumkan unit pelayanan yang memberikan pelayanan tidak sesuai dengan SPP Pasien yang mengadukan keluhannya bersedia dihubungi kembali dengan maksud untuk klarifikasi dan untuk menginformasikan kembali tentang penyelesaian dan tindak lanjut atas pengaduan keluhan yang disampaikan Pengaduan keluhan pasien dapat disampaikan secara langsung dengan lisan atau tertulis pada lembar kritik dan saran atau melalui telepon c. Biaya Pelayanan : Tidak dipungut biaya d. Waktu Penyelesaian Pelayanan : Keluhan dapat disampaikan sewaktu-waktu / 24 jam e. Prosedur Pelayanan 1). Pasien mengajukan pengaduan keluhan secara langsung dapat berupa lisan ke Petugas di Puskesmas, atau tertulis lewat lembar kritik dan saran yang disediakan di Puskesmas dan dimasukkan kedalam kotak saran, atau lewat telepon Puskesmas 2). Petugas di Puskesmas menerima keluhan dari Pasien dan mencatat setiap keluhan di buku. 3). Petugas menyampaikan keluhan ke Tim Pelayanan Pengaduan Puskesmas Mattirobulu Hal 27 4). Tim Pelayanan Pengaduan Puskesmas Mattirobulu bersama-sama dengan Penanggung Jawab perbaikan unit dan pelayanan terkait menganalisa keluhan dan membuat rencana pemberian kompensasi pelanggan. i. Contact Person : Kepala Puskesmas Mattirobulu ( IRWAN,SKM,M.Kes : HP 081342160978) Ketua Tim Managemen komplain ( MISBA,SKM,M.Kes : HP 081242767574) ALUR PELAYANAN PENGADUAN DI PUSKESMAS PETUGAS PKM MATTIROBULU HOTLINE 085255534081 KEPALA PKM MATTIROBULU Hal 28 KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dengan menilai tingkat kualitas pelayanan. Puskesmas Mattirobulu berusaha memberikan pelayanan terbaik dengan diikuti tingkat kepuasan pasien. CEK KEPUASAN PELANGGAN Tidak puas Tersedia di Setiap Ruangan puas Penjelasan : Setelah pasien telah menerima pelayanan setiap ruangan, petugas kesehatan memberikan kartu untuk dimasukkan di kotak puas atau tidak puas dengan pelayanan yang diberikan. Setelah selesai jam pelayanan, petugas akan menilai jumlah pasien yang puas dan yang tidak puas. Hasil tersebut akan didiskusikan dalam lokakarya mini dan petugas dapat meningkatkan pelayanannya. Hal 29 BAB IV SPM INPUT DAN OUT PUT A. SPM INPUT SPM INPUT terdiri dari 3 ( tiga ) standar sesuai Permenkes no 75 tahun 2014, yakni : 1. Standar Ruangan Standar Ruangan adalah jumlah dan luas ruangan yang harus di miliki oleh puskesmas sesuai dengan standar yang diatur dalam Perrmenkes no 75 tahun 2014. Standar ruangan ini meliputi Puskesmas dan Puskesmas Pembantu, dan adapun jumlah dan jenis ruangannya ditentukan melalui analisis kebutuhan ruang berdasarkan pelayanan yang diselenggarakan dan ketersediaan sumber daya. Standar ruang minimal pada Puskesmas dan Puskesmas Pembantu, sebagai berikut berikut: c) Ruangan Puskesmas 1) Ruangan administrasi kantor 2) Ruangan Kepala Puskesmas 3) Ruangan rapat ; Dapat digunakan untuk kegiatan lain dalam mendukung pelayanan kesehatan (ruang multifungsi) 4) Ruangan pendaftaran dan rekam medic 5) Ruangan tunggu 6) Ruangan pemeriksaan umum 7) Ruangan gawat darurat 8) Ruangan kesehatan anak dan imunisasi Hal 30 9) Ruangan kesehatan ibu dan KB 10) Ruangan kesehatan gigi dan mulut 11) Ruangan ASI 12) Ruangan promosi kesehatan ; Dapat dipergunakan untuk konsultasi dan konseling. 13) Ruang farmasi ; Sesuai dengan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, Ruang penerimaan resep dapat digabungkan dengan ruang penyerahan obat dan dirancang agar tenaga kefarmasian dapat bertatap muka dengan pasien 14) Ruangan Persalinan ; Letak ruang bergabung di area rawat inap 15) Ruangan rawat pasca persalinan ; Hanya 1 tempat tidur, letak ruang bergabung di area rawat inap 16) Ruangan tindakan 17) Ruangan rawat inap ; Dibedakan antara laki-laki, perempuan dan anak. 18) Kamar Mandi/ WC Pasien (laki-laki dan perempuan terpisah) 19) Laboratorium ; Sesuai dengan Standar Pelayanan Laboratorium di Puskesmas 20) Ruangan cuci linen 21) Ruangan Sterilisasi 22) Ruangan Penyelenggaraan Makanan ; Memiliki fungsi sebagai tempat pengolahan dan penyajian makanan. 23) KM/WC untuk rawat inap 24) KM/WC Petugas 25) Ruangan jaga petugas 26) Gudang umum Hal 31 27) Rumah dinas tenaga kesehatan ; Rumah dinas merupakan rumah jabatan tenaga kesehatan dan berjumlah paling sedikit 2 (dua) unit. 28) Parkir kendaraan roda 2 dan 4 serta garasi untuk ambulans dan Puskesmas keliling d) Ruangan Puskesmas Pembantu 1) Ruangan pendaftaran dan administrasi 2) Ruangan tunggu 3) Ruangan pemeriksaan umum 4) Ruangan KIA dan KB ; Dapat digunakan untuk melakukan promosi kesehatan 5) KM/WC Petugas & Pasien 6) Rumah dinas tenaga kesehatan ; Rumah dinas merupakan rumah jabatan tenaga kesehatan dan berjumlah paling sedikit 1 (satu) unit. 7) Parkir Keterangan lebih lanjut mengenai jenis dan luas ruangan di Puskesmas dan Puskesmas pembantu tercantum dalam Lampiran 2. Standar Tenaga Standar Tenaga adalah tenaga yang harus di miliki oleh puskesmas sesuai dengan standar yang diatur dalam permenkes no 75 tahun 2014. Standar Tenaga ini terdiri atas tenaga kesehatan dan tenaga non-kesehatan, dan adapun jenis dan jumlahnya dihitung berdasarkan analisis beban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas Hal 32 wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja, dan pembagian waktu kerja. a) Standar Tenaga Kesehatan Standar Tenaga Kesehatan paling sedikit terdiri atas: 1) Dokter atau Dokter layanan primer; 2) Dokter gigi; 3) Perawat; 4) Bidan; 5) Tenaga kesehatan masyarakat; 6) Tenaga kesehatan lingkungan; 7) Ahli teknologi laboratorium medik; 8) Tenaga gizi; dan 9) Tenaga kefarmasian. b) Standar Tenaga Non Kesehatan Standar Tenaga Non Kesehatan paling sedikit terdiri atas: 1) Tenaga administrasi 2) Pekarya Keterangan lebih lanjut mengenai jenis dan jumlah minimal tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan tercantum dalam Lampiran Hal 33 3. Standar Alat Standar Alat adalah standar jumlah minimal alat yang harus dimiliki oleh puskesmas sesuai dengan lampiran permenkes no 75 tahun 2014. Standar Alat ini terdiri atas : a. Standar Alat Ruangan Pemeriksaan Umum b. Standar Alat Ruangan Tindakan dan Ruangan Gawat Darurat c. Standar Alat Ruangan Kesehatan Ibu, Anak (KIA), KB, dan Imunisasi d. Standar Alat Ruangan Persalinan e. Standar Alat Ruangan Rawat Pasca Persalinan f. Standar Alat Ruangan Kesehatan Gigi dan Mulut g. Standar Alat Ruangan Promosi Kesehatan h. Standar Alat Ruangan ASI i. Standar Alat Laboratorium j. Standar Alat Ruangan Farmasi k. Standar Alat Ruangan Rawat Inap l. Standar Alat Ruangan Sterilisasi m. Standar Alat pada Jaringan Pelayanan Puskesmas (yang terdiri atas Puskesmas Keliling dan Puskesmas Pembantu) n. Standar Alat untuk Pelayanan Luar Gedung Puskesmas, yang terdiri atas ; 1) Kit Keperawatan Kesehatan Masyarakat (PHN Kit) 2) Kit Imunisasi 3) Kit UKS 4) Kit UKGS Hal 34 5) Kit Bidan 6) Kit Posyandu, dan 7) Kit Kesehatan Lingkungan Keterangan lebih lanjut mengenai jenis dan jumlah minimal alat-alat di Puskesmas tercantum dalam Lampiran. B. SPM OUTPUT SPM Output mencakup 24 Pelayanan Kesehatan Dasar yang diberikan di Puskesmas serta di wilayah kerjanya yang meliputi : 1. Cakupan kunjungan Ibu Hamil (K4) a. Pengertian 1) Ibu hamil K-4 adalah Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal : standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan dianjurkan adalah minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kail pada tri kedua dan dua kali pada triwulan ketiga umur kehamilan. 2) Kunjungan ibu hamil sesuai standar adalah pelayanan yang mencakup (1) Timbang badan dan ukur tinggi badan, (2) Ukur tekanan darah, (3) Status gizi (4) ukur tinggi fundus uteri (5) Tentukan presentase janin dan detak jantung janin (6)Skrening status imunisasi tetanus (dan pemberian Tetanus Toksoid), (7) Pemberian tablet besi (90 tablet selama kehamilan), (8) Test laboratorium sederhana (Hb, Protein urin) dan atau berdasarkan indikasi (HbsAg, Sifilis, Malaria, TBC). (9) Tata laksana kasus (10) temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan konseling), Hal 35 b. Definisi operasional Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalah cakupan Ibu hamil yang telah mendapat pelayanan antenatal sesuai dengan standar paling sedikit 4 kali di satu wilayah pada kurun waktu tertentu. 2. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani a. Pengertian 1) Komplikasi yang dimaksud adalah kesakitan pada ibu hamil, ibu bersalin, nifas yang dapat mengancam jiwa ibu dan/atau bayi; 2) Komplikasi dalam kehamilan : a) Abortus, b) Hiperemesis Gravidarum, perdarahan per vaginam, d) Hipertensi dalam kehamilan (preeklamp: eklampsia), e) kehamilan lewat waktu, 0 ketuban pecah dini.« Komplikasi dalam persalinan : a) Kelainan letak/presentasi janin, b) Partus macet/ distosia, c) Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia, eklampsia) perdarahan pasca persalinan, e) Infeksi berat/ sepsis, f) kontraksi dini/persalin prematur, g) kehamilan ganda. 3) Komplikasi dalam Nifas : a) Hipertensi dalam kehamilan (preeklampsia/eklampsia), b) Infeksi nifas, c) perdarahan nifas. 3. Cakupan persalinan yang ditolong Tenaga Kesehatan Yang Memiliki kompetensi kebidanan. a. Pengertian 1) Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan persalinan dimulai pada kala I fase Hal 36 aktif; sampai dengan kala IV persalinan. 2) Tenaga Kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan adalah tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan klinis kebidanan sesuai standar kebidanan. b. Definisi Operasional Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan, adalah Ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan di satu wilayah kerja pada ke waktu tertentu. 4. Cakupan Pelayanan Nifas a. Pengertian 1) Nifas adalah periode mulai 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan. 2) Pelayanan nifas sesuai standar adalah pelayanan kepada ibu nifas, paling sedikit 3 kali dengan distribusi waktu 6 jam pasca persalinan s.d 3 hari; hari ke-4 sampai hari ke-28, hari ke-29 sampai hari ke-42 setelah bersalin, termasuk pemberian Vitamin A serta persiapan dan pemasangan alat kontrasepsi Pasca Persalinan. 3) Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA dalam menyelenggarakan pelayanan nifas yang professional. b. Definisi Operasional Cakupan pelayanan nifas adalah pelayanan kepada ibu dan neonatal pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai standar. 5. Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani a. Pengertian 1) Neonatus adalah bayi berumur 0-28 hari. Hal 37 2) Neonatus dengan komplikasi adalah neonatus dengan penyakit dan kelainan dapat menyebabkan kesakitan, kecacatan, dan kematian. Neonatus dengan komplikasi seperti asfiksia, ikterus, hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi, trauma lahir, BBLR (berat badan lahir rendah < 2500 gr ), sindroma gangguan pernafasan, kelainan kongenital. b. Definisi Operasional Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatus dengan komplikasi disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana pelayanan kesehatan 6. Cakupan Kunjungan Bayi a. Pengertian 1) Bayi adalah anak berumur 29 hari - 11 bulan. Cakupan kunjungan bayi adalah Cakupan kunjungan bayi umur 29 hari – 11 bulan di sarana pelayanan kesehatan (polindes, pustu, puskesmas, rumah bersalin rumah sakit) maupun di rumah, posyandu, tempat penitipan anak, panti asuhan: dan sebagainya melalui kunjungan petugas b. Definisi Operasional Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali (1 kali pada umur 29 hari-2 bulan, 1 kali umur 3 – 5 bulan, 1 kali pada umur 6 – 8 bulan, 1 kali pada umur 9 – 11 bulan) di satu wilayah kerja pada waktu tertentu. Hal 38 7. Cakupan Desa/ Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) a. Pengertian 1) Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten dan/atau daerah kota di bawah kecamatan. (UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah). 2) Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan dan berada di bawah kabupaten 3) UCI (Universal Child Immunization) adalah tercapainya imunisasi dasar secara lengkap pada bayi (0-11 bulan), Ibu hamil, WUS dan anak sekolah tingkat dasar. b. Definisi Operasional Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalah Desa/Kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap dalam waktu satu tahun. 8. Cakupan Pelayanan Anak Balita (2x/Tahun) a. Pengertian 1) Anak balita adalah anak berumur 12 - 59 bulan. 2) Setiap anak umur 12 – 59 bulan memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan setiap bulan, minimal 8 x dalam setahun yang tercatat di Anak Balita dan Pra Sekolah, Buku KIA/KMS, atau buku pencatat; pelaporan Hal 39 lainnya. b. Definisi Operasional Cakupan pelayanan anak balita adalah anak balita (12 - 59 bulan) memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan. 9. Cakupan Pemberian MP-ASI pada anak Usia 6-24 Bulan dari keluarga Miskin (90 Hari) a. Pengertian Anak usia 6-24 bulan keluarga miskin adalah bayi usia 6-11 bulan dan usia 1) 6-24 bulan dari keluarga miskin (GAKIN). Kriteria dan keluarga miskin ditetapkan oleh pemerintah setempat 2) (Kabupaten/Kota) MP-ASI pabrikan berupa bubuk instan untuk bayi usia 6-11 bulan dan untuk 3) anak usia 12-24 bulan. b. Definisi Operasional Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak -24 bulan keluarga miskin adalah pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 24 bulan dari keluarga miskin selama 90 hari. 10. Cakupan Balita Gizi buruk yang mendapatkan Perawatan a. Pengertian 1) Balita adalah anak usia di bawah 5 tahun (anak usia 0 s/d 4 tahun yang ada di kabupaten/Kota. Hal 40 2) Gizi buruk adalah status gizi menurut badan badan (BB) dan tinggi badan dengan Z-score <-3 dan atau dengan tanda-tanda klinis (misalnya kwashiorkor, dan marasmus-kwasiorkor). 3) b. Perawatan adalah perawatan sesuai tatalaksana gizi buruk. Definisi Operasional Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan adalah balita gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruh wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. 11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat a. Pengertian 1) Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat adalah pemeriksaan kesehat umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan setingkat melalui penjs kesehatan terhadap murid kelas 1 SD dan Madrasah Ibtidaiyah dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama guru, dokter kecil. 2) Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya terpadu lintas progra lintas sektor dalam rangka meningkatkan kemampuan hidup setu selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah yang bei sekolah. b. Definisi Operasional Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guru UKS/dokter kecil) melalui penjaringan kesehatan di satu wilayal pada kurun waktu tertentu. Hal 41 12. Cakupan peserta KB aktif a. Pengertian 1) Peserta KB aktif adalah Pasangan Usia Subur yang salah satu pasangan masih menggunakan alat kontrasepsi dan terlindungi oleh alat kontrasepsi tersebut. 2) Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami - Isteri, yang istrinya berusia 15 - 49 tahun. b. Definisi Operasional Cakupan peserta KB aktif adalah jumlah peserta KB aktif dibandingkan jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) di suatu wilayah kerja pada kurun tertentu 13. Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit : a. Pnemonia 1) Pengertian a) Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveolus) yang ditandai dengan batuk disertai napas cepat dan/atau kesukaran bernafas Klasifikasi penyakit ISPA Dalam penentuan klasifikasi penyakit dibedakan atas dua kelompok kelompok untuk umur 2 bulan - < 5 tahun dan kelompok umur < 2 bulan Untuk kelompok umur 2 bulan -< 5 tahun klasifikasi dibagi atas Pneumonia Berat, Pneumonia, dan batuk bukan Pneumonia Hal 42 Untuk kelompok umur < 2 bulan klasifikasi dibagi atas. Pneumonia dan batuk bukan Pneumonia. Dalam pendekatan manajemen terpadu sakit (MTBS) klasifikasi pada kelompok umur < 2 bulan adalah bakteri sistemik dan infeksi bakteri local Klasifikasi Pneumonia berat didasarkan pada adanya batuk dan kesukaran bernafas disertai tarikan dinding dada bagian bawah (TDDK) pada anak usia 2 bulan - < 5 tahun. Untuk kelompok bulan klasifikasi Pneumonia berat ditandai dengan TDDK kuat atau nafas cepat lebih atau sama dengan 60 x per menit. Klasifikasi Pneumonia didasarkan pada adanya batuk dan/atau kesukaran bernafas disertai adanya nafas cepat Batas nafas cepat pada anak 2 bulan - < 1 tahun adalah 50 kali permenit dan 40 kali permenit untuk usia 1 - < 5 tahun Klasifikasi batuk bukan Pneumonia mencakup kelompok penderita dengan batuk yang tidak menunjukkan gejala peningkatan frekuensi dan tidak menunjukkan adanya tarikan dinding dada bagian ke dalam. Dengan demikian klasifikasi batuk bukan Pneumonia mencakup penyakit-penyakit ISPA lain diluar Pneumonia seperti batuk pilek (common cold, pharyngitis, tonsillitis, otitis) 2) Definisi Operasional Persentase balita dengan Pneumonia yang ditemukan dan di tatalaksana sesuai standar di Sarana Kesehatan di satu wilayah dalam i satu tahun. Hal 43 b. TB Paru 1) Pengertian a) Penemuan pasien baru TB BTA Positif adalah penemuan pasien TB setelah pemeriksaan dahak sewaktu pagi dan sewaktu (SPS) dan diobati oleh pelayanan kesehatan dalam suatu wilayah kerja pada waktu tertentu. b) Pasien baru adalah pasien yang belum pernah diobati dengan OAT atau pernah menelan OAT kurang dari satu bulan (30 dosis) harian. c) Diobati adalah pemberian pengobatan pada pasien baru TB BTA dengan OAT selama 6 bulan. 2) Definisi Operasional Angka penemuan pasien baru TB BTA positif atau Case Detection Rate < adalah persentase jumlah penderita baru TB BTA positif yang ditemukan dibandingkan dengan jumlah perkiraan kasus baru TB BTA positif dalam waktu tertentu dalam waktu satu tahun c. DBD 1) Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang ditandai dengan, panas mendadak berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari tanpa sebab yang jelas. 2) Definisi Operasional Persentase penderita DBD yang ditangani sesuai standar di satu wilayah waktu 1 (satu) tahun dibandingkan dengan jumlah penderita DBD yang ditemukan/dilaporkan dalam kurun waktu satu tahun yang sama. Hal 44 d. Diare 1) Pengertian a) Diare adalah buang air besar lembek/cair bahkan dapat berupa air saja frekuensinya lebih sering dari biasanya b) Sarana Kesehatan adalah semua sarana pelayanan kesehatan, pemerintah maupun swasta (Puskesmas, Pustu, RS, Balai Pengobatan, Praktek Dokter); c) Angka kesakitan adalah angka kesakitan Nasional Hasil Survei Mori Diare tahun 2006 adalah 423/1000 penduduk. d) Perkiraan jumlah penderita diare yang datang ke sarana kesehatan dan adalah 10% dari angka kesakitan X jumlah penduduk disatu wilayah dalam waktu satu tahun. 2) Definisi Operasional Penemuan penderita diare adalah jumlah penderita yang datang dan dilayani di Sarana Kesehatan dan Kader di suatu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun. e. Kusta 1) Pengertian a) Penyakit kusta adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae yang terutama menyerang saraf tepi, kulit dan organ tubuh kecuali susunan saraf pusat b) Penderita kusta adalah penderita yang mempunyai satu atau lebih gejala Hal 45 utama 2) Definisi operasional Penderita kusta yang selesai berobat adalah penderita kusta yang menyelesaikan pengobatan tepat waktu di satu wilayah kerja puskesmas pada kurun waktu tertentu. Malaria f. 1) Pengertian a. Penderita tersangka malaria adalah penderita yang di diagnosa dengan gejala klinis: demam, menggigil dan sakit kepala atau gejala lain spesifik dengan tanpa pemeriksaan laboratorium (malaria klinis); b. Penderita positif malaria adalah penderita yang dalam pemeriksaan sediaan darahnya positif Plasmodium malaria. 2). Definisi Operasional Penderita malaria yang diobati adalah penderita tersangka malaria dan/atau positif malaria yang diobati sesuai standar di satu wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu. 14. Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin a) Pengertian Pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin adalah kunjungan masyarakat miskin pada sarana kesehatan. Sarana Kesehatan adalah semua sarana pelayanan kesehatan, pemerintah maupun swasta (Puskesmas, Pustu, RS, Balai Pengobatan, Praktek Dokter) b) Definisi Operasional Hal 46 Definisi Operasional cakupan pelayanan kesehatan pasien miskin adalah jumlah kunjungan pasien miskin pada sarana kesehatan strata dua dan strata tiga pada kurun waktu tertentu. 15. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Miskin a) Pengertian Pelayanan kesehatan rujukan miskin adalah rujukan yang diberikan kepada masyarakat miskin yang ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten/Kota, untuk mendapatkan pelayanan di sarana kesehatan strata dua. Sarana kesehatan strata dua dan strata tiga adalah balai kesehatan masyarakat, balai pengobatan penyakit paru, balai kesehatan i masyarakat, balai besar kesehatan paru masyarakat, rumah sakit baik pemerintah maupun swasta. b) Definisi Operasional Cakupan rujukan pasien miskin adalah jumlah rujukan pasien miskin pada sarana kesehatan strata dua dan strata tiga pada kurun waktu tertentu 16. Cakupan Pelayanan Gawat Darurat level 1 yang harus diberikan Sarana Kesehatan (RS) di Kab/ Kota a. Pengertian 1. Gawat darurat level 1 adalah tempat pelayanan gawat darurat yang memiliki Dokter Umum on site 24 jam dengan kualifikasi GELS dan/atau ATLS + ACLS, serta memiliki alat trasportasi dan komunikasi 2. On site adalah berada di tempat . 3. GELS adalah General Emergency Life Support Hal 47 4. ATLS adalah Advance Trauma Life Support 5. ACLS adalah Advance Cardiac Life Support. b. Definisi Operasional Pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di kab/Kota. 17. Cakupan Desa / Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan Penyelidikan Epidemiologi < 24 Jam a) Pengertian 1) Desa/ kelurahan mengalami KLB bila terjadi peningkatan kesakitan kematian penyakit potensial KLB, penyakit karantina atau keracunan makanan 2) KLB adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau keracunan yang bermakna secara epidemiologis pada suatu desa /kelurahan dalam tertentu.: a) Ditangani adalah mencakup penyelidikan dan penanggulangan KLB. b) Pengertian kurang dari 24 jam adalah sejak laporan W1 diterima dan penyelidikan dilakukan dengan catatan selain formulir W1 dapat juga fax atau telepon. 3) Penyelidikan KLB adalah rangkaian kegiatan berdasarkan cakupan epidemiologi untuk memastikan adanya suatu KLB, mengetahui gambaran penyebaran KLB dan mengetahui sumber dan cara-cara penanggulangan Penanggulangan KLB adalah Upaya untuk menemukan penderita tersangka penderita, penatalaksanaan Penderita, pencegahan pening perluasan dan menghentikan suatu KLB. Hal 48 b) Definisi Operasional Cakupan Desa/kelurahan mengalami KLB yang ditangani < 24 jam I Desa/kelurahan mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB) yang ditangani < 24 jam Kab/Kota terhadap KLB periode/kurun waktu tertentu. 18. Cakupan Desa Siaga Aktif a) Pengertian 1) Desa Siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, Pengertian Desa ini dapat berarti Kelurahan atau Nagari atau istilah-istilah bagi satuan administrasi pemerintahan setingkat desa. 2) Desa Siaga Aktif adalah desa yang mempunyai Pos Kesehatan (Poskesdes) atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana kegawatdaruratan. surveilance berbasis masyarakat yang meliputi pemai pertumbuhan (gizi), penyakit, lingkungan dan perilaku sehingga masyara menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 3) Poskesdes adalah Upaya Kesehatan Bersumbendaya Masyarakat (I yang dibentuk di desa dalam rangka upaya mendekatkan pelayanan kes< dasar bagi masyarakat desa. Poskesdes dikelola oleh 1 orang Bids minimal 2 orang kader dan merupakan koordinator dari UKBM yang ada. 4) Pelayanan kesehatan dasar adalah pelayanan kesehatan yang kewenangan bidan penangungjawab poskesdes, selanjutnya dirujuk ke atau puskesmas apabila tidak bisa ditangani. Hal 49 5) Surveilans penyakit yang berbasis masyarakat adalah upaya pengamat pencatatan yang dilakukan oleh masyarakat (kader dan bidan/perawat) terrhadap kejadian penyakit yang dapat mengancam kesehatan penduduk/masyare 6) Pemantauan Pertumbuhan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh untuk mengetahui berat badan balita setiap bulan untuk mendeteksi dini pertumbuhan balita (D/S). 7) Masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah masj dimana Denduduknya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat b) Definisi Operasional Cakupan Desa Siaga Aktif adalah desa yang mempunyai Pos Kesehatar (Poskesdes) atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi s pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana kegawatdaruratan, surveilance berbasis masyarakat yang meliputi pema pertumbuhan (gizi), penyakit lingkungan dan perilaku sehingga masyara menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dibandingkan jumlah desa siaga yang dibentuk 19. Cakupan Posyandu Purnama – Mandiri a) Pengertian Posyandu yang melaksanakan kegiatan hari buka dengan frekuensi lebih kali / tahun, rata rata jumlah kader yang bertugas 5 orang atau lebi, cakupan program (KIA,KB, GIZI, imunisasi lebih dari 50 %) dan sudah ada 1 atau lebih program tambahan serta cakupan dana sehat< 50 % Hal 50 b) Definisi operasional Posyandu purnama adalah jumlah posyandu purnama yang ada di satu wilayah kerja puskesmas pada kurun waktu tertentu. 20. Cakupan Rumah Tangga Sehat (PHBS) 1) Pengertian Perilaku hidup bersih dan sehat adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan kesehatan di masyarakat 2) Definisi Operasional Rumah tangga sehat adalah proporsi rumah tangga yang memenuhi 10 indikator, yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, balita diberi ASI eksklusif, mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan, tidak merokok, melakukan aktivitas fisik setiap hari, makan sayur dan bua setiap hari, tersedia air bersih, tersedia jamban, kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni, dan lantai rumah bukan dari tanah. 21. Cakupan Rawat Jalan 1) Pengertian a) Rawat jalan adalah pelayanan keperawatan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnose, pengobatan, rehabilitasi medic tanpa tinggal diruang inap pada sarana puskesmas b) Cakupan rawat jalan adalah jumlah kunjungan kasus baru rawat jalan di Hal 51 sarana kesehatan puskesmas dalam kurun waktu satu tahun. c) Kunjungan pasien baru adalah seseorang yang baru berkunjung ke sarana kesehatan puskesmas dengan kasus penyakit baru. d) Sarana kesehatan puskesmas adalah tempat pelayanan kesehatan meliputi puskesmas, puskesmas dengan tempat perawatan, puskesmas pembantu, balai pengobatan pemerintah dan swasta, praktik bersama dan perorangan. 2) Definisi operasional Cakupan rawat jalan adalah cakupan kunjungan rawat jalan baru di sarana kesehatan pemerintah dan swastadi satu wilayah kerja puskesmas pada kurun waktu tertentu. 22. Cakupan Rawat Inap 1) Pengertian a) Rawat inap adalah pelayanan kesehatan perorangan yang meliputi obsevasi, diagnose, pengobatan, keperawatan, rehabilitasi medic dengan menginap di ruang rawat inap pada sarana kesehatan puskesmas dengan tempat perawatn yang oleh karena penyakitnya penderita harus menginap. b) Penderita adalah seseorang yang mengalami / menderita sakit atau mengidap suatu penyakit. c) Fasilitas pelayanan kesehatan adalah puskesmas dengan tempat perawatan. 2) Definisi operasional Cakupan rawat inap adalah cakupan kunjungan rawat inap baru di sarana Hal 52 pelayanan kesehatan puskesmas dengan tempat perawatan di satu wilayah kerja puskesmas pada kurun waktu tertentu. 23. Pelayanan Kesehatan Lingkungan ( Institusi yang di Bina) 1) Pengertian a) Institusi adalah unit kerja yang memberikan pelayanan/jasa kepada masyarakat atau memproduksi barang; b) Institusi yang dibina adalah unit kerja yang dalam memberikan pelayanan/jasa potensial menimbulkan risiko/dampak kesehatan; mencakup RS, Puskesmas, Sekolah, Instalasi Pengolahan Air Minum, Perkantoran, Industri rumah tangga dan industri kecil, serta Tempat penampungan pengungsi; 2) Definisi Operasional Institusi yang dibina adalah institusi yang dibina sesuai dengan standar kesehatan lingkungan di satu wilayah kerja Puskesmas tertentu pada kurun waktu tertentu. 24. Tempat-tempat umum yang memenuhi Syarat 1) Pengertian a) Tempat tempat umum ( TTU ) adalah tempat yang dimamfaatkan oleh masyarakat umum seperti hotel, terminal, pasar, pertokoan, depot air isi ulang, bioskop, jasa boga, tempat wisata, kolam renang, tempat ibadah, restoran dll. b) Tempat umum yang menuhi syarat adalah terpenuhinya akses sanitasi Hal 53 dasar ( air, jamban, limbah, sampah), terlaksananya pengendalian vector, hygiene sanitasi makanan dan minuman, pencahayaan dan ventilasi sesuai dengan criteria, persyaratan dan atau standar kesehatan. 2). Definisi operasional a) Tempat umum yang menuhi syarat adalah tempat umum yang di awasi yang memenuhi persyaratan hygiene sanitasi sesuai dengan standar di sekitar wilayah kerja puskesmas pada kurun waktu tertentu. Keterangan lebih lanjut mengenai 24 Pelayanan Dasar di Puskesmas tercantum dalam Lampiran Hal 54 BAB V CAPAIAN DAN TARGET SPM A. CAPAIAN SPM THN 2014 1. Capaian SPM input a. Capaian SPM Ruangan 1) Jumlah Ruangan 28 ruangan yang seharusnya ada pada Puskesmas dan 5 ruangan pada Puskesmas pembantu, semuanya telah siapkan di Puskesmas Mattirobulu, sehingga capaian SPM seluruh ruangan untuk tahun 2014 Puskesmas Mattirobulu telah mencapai 100 % 2) Luas ruangan Seluruh ruangan yang terdapat di Puskesmas Mattirobulu, telah memenuhi standar ruangan yang ditetapkan, sehingga capaian SPM luas ruangannya untuk tahu 2014 mencapai 100% Keterangan lebih lengkap untuk Capaian SPM Ruangan Puskesmas Mattirobulu, tercantum dalam Lampiran. b. Capaian SPM Tenaga Sesuai dengan standar minimal tenaga menurut permenkes no 75 tahun 2014, yakni 27 tenaga kesehatan dan non kesehatan, Puskesmas Hal 55 Mattirobulu telah mencapai 56 tenaga pada tahun 2014 atau mencapai 100 % Keterangan lebih lengkap untuk Capaian SPM Tenaga Puskesmas Mattirobulu, tercantum dalam Lampiran. c. Capaian SPM Alat Capaian SPM alat Puskesmas Mattirobulu jika didasarkan pada Permenkes no. 75 tahun 2014, secara umum baru mencapai 52,44 %. Dimana untuk Ruangan Pemeriksaan Umum baru mencapai 42,50 %, Ruangan Tindakan dan Ruangan Gawat Darurat baru mencapai 50,99 % , Ruangan KIA dan Imunisasi telah mencapai 97,14% , Ruangan Persalinan baru mencapai 43,61%, Ruangan Rawat Pasca Persalinan, telah mencapai 75, 23%, Ruangan Kesehatan Gigi dan Mulut baru mencapai 51,93%, Ruangan Promosi Kesehatan baru mencapai 51,93%, Ruangan ASI telah mencapai 100%, Laboratorium baru mencapai 67,72%, Ruangan Famasi baru mencapai 23,81%, Ruang rawat inap baru mencapai 36,87%, Ruang Sterilisasi baru mencapai 33,45%, Jaringan Pelayanan Puskesmas baru mencapai 47,66% dan Pelayanan Luar Gedung baru mencapai 53,68%. Keterangan lebih lengkap untuk Capaian SPM Tenaga Puskesmas Mattirobulu, tercantum dalam Lampiran. 2. Capaian SPM output Capaian SPM Out put terdiri dari 24 indikator : Hal 56 NO 4 JENIS PELAYANAN 24 INDIKATOR TARGET 2014 (%) CAPAIAN OKT 2014 (%) I PELAYANAN KESEHATAN DASAR 1 Cakupan kunjungan Ibu Hamil (K4) 94,0 77,19 2 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani 70,0 30,77 3 Cakupan persalinan yang ditolong Tenaga Kesehatan Yang Memiliki kompetensi Kebidanan 95,0 74,27 4 Cakupan Pelayanan Nifas 85,0 74,27 5 Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani 70,0 25,00 6 Cakupan Kunjungan Bayi 94,0 72,90 7 Cakupan Desa / Kelurahan UCI 98,0 80,00 8 Cakupan Pelayanan Anak Balita (2x/Tahun) 89,0 87,85 9 Cakupan Pemberian MP-ASI pada anak Usia 6-24 Bln dari keluarga Miskin (90hari) 100,0 96,25 10 Cakupan Balita Gizi buruk yang mendapatkan Perawatan 100,0 100,00 11 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Sederajat 100,0 97,72 12 Cakupan Peserta KB Aktif 74,0 70,67 13 Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit : a. Pnemonia 100,0 100,00 b. TB Paru 95,0 41,54 c. DBD 100,0 100,00 d. Diare 100,0 100,00 e. Kusta 93,0 28,57 f. Malaria 100,0 0,00 14 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin (Kunjungan Baru + Lama) 95,0 45,71 II 15 PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Miskin 100,0 100,00 Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level I yang harus diberikandi Sarana Kesehatan (RS) di Kab/ Kota 100,0 100,00 100,0 100,00 16 III 17 PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN PENANGGULANGAN KLB Cakupan Desa / Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan Penyelidikan Epidemiologi < 24 Jam IV PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 18 Cakupan Desa Siaga Aktif 75,0 11,11 19 Cakupan Posyandu Purnama – Mandiri 59,0 50,00 20 Cakupan Rumah Tangga Sehat (PHBS) 76,0 34,92 21 Cakupan Rawat Jalan 15,0 23,87 22 Cakupan Rawat Inap 1,5 3,34 23 Pelayanan Kesehatan Lingkungan ( Institusi yang di Bina) 65,0 100,00 24 Temapt-tempat umum yang memenuhi Syarat 75,0 78,15 83,4 65,66 RATA-RATA Hal 57 Keterangan lebih lengkap untuk Capaian SPM Output Puskesmas Mattirobulu, tercantum dalam Lampiran. B. TARGET SPM 2015-2019 1. Target SPM input a. Target SPM Ruangan 1) Jumlah Ruangan Target pencapaian Puskesmas Mattirobulu untuk SPM jumlah Ruangan tahun 2015-2019 sesuai Permenkes no 75 tahun 2014 adalah tetap mencapai 100%. Target ini sesuai dengan Rencana Strategi Bisnis (RSB) yang telah disusun, sehingga dalam pelaksanaannya, target ini akan tercapai dengan baik. 2) Luas ruangan Target pencapaian Puskesmas Mattirobulu untuk SPM luas Ruangan sesuai Permenkes no 75 tahun 2014 adalah pada tahun 2015 – 2019 tetap mencapai 100%. Target ini sesuai dengan Rencana Strategi Bisnis (RSB) yang telah disusun, sehingga dalam pelaksanaannya, target ini akan tercapai dengan baik. Keterangan lebih lengkap untuk target SPM Ruangan Puskesmas Mattirobulu, tercantum dalam Lampiran. b. Target SPM Tenaga Target pencapaian Puskesmas Mattirobulu untuk SPM ketenagaan sesuai Permenkes no 75 tahun 2014 adalah pada tahun 2015- 2019 tetap mencapai 100%. Target ini sesuai dengan Rencana Strategi Bisnis (RSB) Hal 58 yang telah disusun, sehingga dalam pelaksanaannya, target ini akan tercapai dengan baik. Keterangan lebih lengkap untuk target SPM Tenaga Puskesmas Mattirobulu, tercantum dalam Lampiran c. Target SPM Alat Target pencapaian Puskesmas Mattirobulu untuk SPM Peralatan sesuai Permenkes no 75 tahun 2014 adalah pada tahun 2015-2019 mencapai 100% .Target ini telah disesuaikan dengan Rencana Strategi Bisnis (RSB) yang disusun, sehingga dana yang dibutuhkan untuk pencapaian target SPM alat ini dapat terpenuhi sebelum akhir tahun 2015. Keterangan lebih lengkap untuk target SPM alat Puskesmas Mattirobulu, tercantum dalam Lampiran 2. Target SPM Output Target pencapaian SPM Output tahun 2015-2019 untuk pelayanan 24 indikator adalah sebagai berikut: NO 4 JENIS PELAYANAN 24 INDIKATOR TARGET 2019 % I PELAYANAN KESEHATAN DASAR 1 Cakupan kunjungan Ibu Hamil (K4) 95,0 2 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani 80,0 3 Cakupan persalinan yang ditolong Tenaga Kesehatan Yang Memiliki kompetensi Kebidanan 95,0 4 Cakupan Pelayanan Nifas 95,0 5 Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani 70,0 6 Cakupan Kunjungan Bayi 95,0 7 Cakupan Desa / Kelurahan UCI 100,0 8 Cakupan Pelayanan Anak Balita (2x/Tahun) 100,0 9 Cakupan Pemberian MP-ASI pada anak Usia 6-24 Bulan dari keluarga Miskin (90 Hari) 100,0 10 Cakupan Balita Gizi buruk yang mendapatkan Perawatan 100,0 11 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Sederajat 100,0 12 Cakupan Peserta KB Aktif 75,0 13 Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit : a. Pnemonia 100,0 b. TB Paru 95,0 Hal 59 c. DBD 100,0 d. Diare 100,0 e. Kusta 100,0 f. Malaria 100,0 14 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Masyarakat Miskin (Kunjungan Baru + Lama) 95,0 II PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN 15 Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Miskin 100,0 16 Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level I yang harus diberikandi Sarana 100,0 III PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN PENANGGULANGAN KLB 17 Cakupan Desa / Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan Penyelidikan Epidemiologi < 24 Jam IV PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 18 Cakupan Desa Siaga Aktif 75,0 19 Cakupan Posyandu Purnama – Mandiri 60,0 20 Cakupan Rumah Tangga Sehat (PHBS) 80,0 21 Cakupan Rawat Jalan 15,0 22 Cakupan Rawat Inap 1,5 23 Pelayanan Kesehatan Lingkungan ( Institusi yang di Bina) 100,0 24 Temapt-tempat umum yang memenuhi Syarat 90,0 100,0 Target pencapaian SPM output ini sejalan dengan Rencana Strategi Bisnis (RSB) yang telah disusun, baik berupa tenaga yang dibutuhkan untuk pelaksanaannya maupun dana yang diperlukan untuk mencapai target ini semaksimalnya. Keterangan lebih lengkap untuk target SPM Ruangan Puskesmas Mattirobulu, tercantum dalam Lampiran. Hal 60 BAB V PENUTUP Standar pelayanan minimal puskesmas tahun 2015-1019 yang telah disusun ini dimaksudkan sebagai dasar dalam menerapkan pelayanan kesehatan di puskesmas untuk kurun 5 tahun mendatang. Untuk dapat terlaksananya standar pelayanan minimal perlu mendapat dukungan ( komitmen ) dan partisipasi seluruh karyawan puskesmas Mattirobulu serta perhatian dan dukungan pemerintah daerha kabupaten pinrang, baik bersifat materiil ,administrative maupun politis. Apabila dalam kurun waktu pelaksanaanya terdapat sesuatu aturan / ketentuan yang mengharuskan perubahan yang mendasar maka standar pelayanan minimal akan di sesuaikan. Saran dan kritik membangun sangat di harapkan guna sempurnanya standar pelayanan minimal puskesmas ini, sehingga standar standar tersebut dapat di capai sesuai target yang direncanakan. Dengan demikian kesungguhan dalam menyususn standar pelayanan minimal ini dan pelaksanaanya menunjukkan komitmen yang kuat bagi seluruh jajaran puskesmas Mattirobulu kabupaten pinrang dalam rangka mewujudkan akuntabilitas kinerja kepada masyarakat. Hal 61 PEMERINTAH KABUPATEN PINRANG PUSKESMAS MATTIROBULU KECAMATAN MATTIROBULU Alamat : Jalan Poros Pinrang Telp. 0421-923025 KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS MATTIROBULU NOMOR : TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PUSKESMAS MATTIROBULU Menimbang : a. Bahwa dalam rangka memberikan kepastian penyelenggaraan pelayanan Minimal sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, diperlukan standar pelayanan; b. Bahwa untuk maksud pada huruf a. Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Mattirobulu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Puskesmas Mattirobulu Kabupaten Pinrang Mengingat : 1. 2. 3. 4. 5. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.471/Menkes/PER/VII/2008, tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/ Kota. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Publik; Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No Per/20/M.PAN/04/2006 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Publik; Peraturan Bupati Pinrang No.430/31/2011 tentang Standar Pelayanan Minimal Peraturan Daerah Bupati Pinrang No 26 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan MEMUTUSKAN Menetapkan Pertama : Standar Pelayanan Minimal pada Puskesmas Mattirobulu sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan kepada publik; Kedua : Standar Pelayanan Minimal pada Puskesmas Mattirobulu Kab. Pinrang disusun dengan sistematika sebagai berikut : 2. Pendahuluan 1. Visi, Misi, Tugas Pokok, Slogan dan Motto 2. Janji Pelayanan dan Fungsi Puskesmas 3. Standar Pelayanan 1. Jenis Pelayanan Hal 62 2. Persyaratan Pelayanan 3. Biaya / Tarif Pelayanan 4. Waktu Penyelesaian Pelayanan 5. Alur Pelayanan 6. Pelayanan Adminstrasi 7. Penanganan Pengaduan 8. Kepuasaan Masyarakat terhadap Pelayanan 4. SPM Input dan Output 5. Capaian dan Target SPM 6. Penutup Ketiga : Uraian secara rinci Standar Pelayanan Minimal sebagaimana dimaksud pada DIKTUM KEDUA, dimuat dalam lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Kepala Puskesmas Mattirobulu; Keempat : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Pada tanggal : Mattirobulu : 30 Desember 2014 Kepala Puskesmas Mattirobulu IRWAN, SKM. M.Kes. Hal 63