BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama dari perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemilik (shareholder) melalui kebijakan investasi, pendanaan dan dividen yang tercermin dalam harga saham di pasar modal. Tujuan ini sering diterjemahkan sebagai suatu usaha untuk memaksimumkan nilai perusahaan yang menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Dalam mencapai tujuan tersebut, umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para profesional yang bertanggung jawab mengelola perusahaan yaitu manajer ataupun komisaris. Namun, dalam suatu perusahaan sering terjadi konflik yang disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan. Perbedaan atau konflik kepentingan tersebut dapat terjadi baik antara pihak manajemen atau manajer perusahaan dengan pemegang saham, manajer dengan kreditur atau antara pemegang saham, yang disebabkan oleh adanya hubungan keagenan atau agency relationship. Teori keagenan menyatakan bahwa kepentingan manajemen dan kepentingan pemegang saham mungkin bertentangan. Perusahaan memiliki tujuan utama meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham (Brigham dan Gapenski, 1996). Akan tetapi, manajer perusahaan sering memiliki tujuan lain yang bertentangan dengan tujuan tersebut. Akar permasalahan dari pertentangan atau konflik tersebut dapat dilihat dari keberadaan kelebihan aliran kas atau excess cash flow (Jensen, 1986). Kelebihan aliran kas ini cenderung akan diinvestasikan 1 walaupun investasinya melebihi tingkat yang optimum, bahkan seringkali digunakan untuk konsumsi secara berlebihan yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan utama perusahaan atau excessive perquisities (Bathala et al. 1994). Selain itu konflik juga dapat terjadi karena manajer perusahaan mengutamakan kepentingan pribadi sedangkan pemegang saham tidak menyukai kepentingan pribadi manajer tersebut. Hal ini disebabkan karena pengeluaran tersebut akan menambah biaya perusahaan yang berakibat pada penurunan keuntungan perusahaan dan penurunan dividen yang akan diterima oleh para pemegang saham. Pemegang saham menghendaki agar biaya tersebut dibiayai oleh hutang, akan tetapi pihak manajemen menolaknya karena hutang mengandung risiko yang tinggi. Padahal pemegang saham menyukai investasi yang berisiko tinggi dengan harapan akan memperoleh return yang tinggi pula, sementara manajemen lebih memilih investasi dengan risiko lebih rendah untuk melindungi posisinya (Crutchley dan Hansen, 1989, Fama, 1980 dalam Sartono 2001). Konflik kepentingan yang terjadi antara manajer dan pemegang saham dapat diminimumkan dengan melakukan suatu mensejajarkan kepentingan-kepentingan mekanisme yang terkait pengawasan tersebut. yang dapat Konsekuensinya, mekanisme pengawasan tersebut akan menimbulkan suatu biaya yang disebut sebagai agency cost. Beberapa alternatif yang dapat mengurangi biaya keagenan atau agency cost antara lain, pertama dengan meningkatkan kepemilikan saham oleh manajemen. Kepemilikan ini akan mensejajarkan kepentingan manajemen dengan pemegang saham (Jensen and Meckling, 1976). Alternatif kedua adalah dengan meningkatkan dividend payout ratio, sehingga tidak tersedia cukup banyak free cash flow1 dan manajemen 1 Free Cash Flow merupakan ketersediaan dana dalam jumlah yang melebihi kebutuhan untuk pendanaan investasi yang menguntungkan. Apabila laba yang diperoleh dibagi sebagai dividen maka kebutuhan investasi harus dicari dari sumber dana eksternal. Pembiayaan 2 dipaksa untuk mencari pendanaan dari luar (sumber dana eksternal) untuk membiayai investasinya. Alternatif ketiga adalah meningkatkan pendanaan dengan utang. Peningkatan utang akan menurunkan skala konflik antara pemegang saham dan manajemen (Jensen dan Meckling, 1979; Crutchley dan Hansen, 1989; Jensen, 1986). Hal itu dapat dipahami karena apabila perusahaan memerlukan kredit maka perusahaan harus siap untuk dievaluasi dan dimonitor oleh pihak eksternal dan berarti akan mengurangi konflik antara manajemen dengan pemegang saham. Selain itu utang juga akan menurunkan kelebihan aliran kas atau excess cash flows yang ada dalam perusahaan sehingga menurunkan kemungkinan pemborosan yang dilakukan oleh manajemen (Jensen et al., 1992; Jensen 1986). Penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh kebijakan hutang, kebijakan dividen dan insider ownership terhadap nilai perusahaan. Persamaan simultan dalam penelitian ini akan digunakan untuk menguji hubungan interdependensi antara insider ownership, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen. Peneliti menggunakan persamaan simultan untuk mencoba membuktikan terjadinya substitusi antara kebijakan hutang dan insider ownership, kebijakan dividen dan kebijakan hutang serta insider ownership dan kebijakan dividen. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Chen dan Steiner (1999) meneliti hubungan simultan antara hutang, kepemilikan manajerial, dividen dan risiko dengan menggunakan model persamaan simultan 2 SLS (Two Stage Least Squares). Pada penelitian ini akan meneliti hubungan simultan (interdependensi) antara dividen, insider ownership dan hutang dengan menggunakan model persamaan simultan 2 SLS (Two Stage Least Squares). Alasan penggunaan model persamaan simultan 2 SLS adalah eksternal ini akan meningkatkan pengawasan oleh pihak eksternal seperti pengawas pasar modal, investment banker dan investor (Crutchley dan Hansen, 1989). 3 karena pada model persamaan simultan, variabel endogen dalam salah satu persamaan dimungkinkan muncul pada persamaan lain dalam sistem. Metode kuadrat terkecil klasik (Ordinary Least Square) tidak sepenuhnya dapat diterapkan pada persamaan simultan karena menghasilkan estimasi yang tidak konsisten dan bias. Dalam penelitian ini variabel risiko dijadikan sebagai variabel kontrol. Selain itu penelitian ini juga akan menguji pengaruh ketiga variabel yaitu insider ownership, hutang dan dividen terhadap nilai perusahaan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah kebijakan hutang berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 2. Apakah kebijakan DPR berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 3. Apakah insider ownership berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 4. Apakah kebijakan hutang, DPR, dan insider ownership saling mempengaruhi? 1.3 Tujuan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini antara lain: 1. Menguji pengaruh hutang terhadap nilai perusahaan. 2. Menguji pengaruh DPR terhadap nilai perusahaan. 3. Menguji pengaruh insider ownership terhadap nilai perusahaan. 4. Menguji pengaruh hutang, DPR dan insider ownership. 4 1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi perkembangan literatur dalam bidang keuangan maupun bagi para praktisi. Manfaat tersebut antara lain: 1. Bagi akademisi Hasil penelitian dapat digunakan untuk memperkaya acuan penelitian manajemen keuangan di Indonesia serta memberikan kontribusi bagi perkembangan teori keuangan. 2. Bagi praktisi Menjadi sumber informasi bagi kalangan pemegang saham, kreditur, manajemen dan praktisi bisnis untuk menentukan tingkat kepemilikan orang dalam (Insider Ownership), hutang dan kebijakan Dividend Payout Ratio (DPR) yang tepat, guna mengurangi konflik keagenan. 1.5 Sistematika Penulisan Penulisan penelitian ini terbagi menjadi lima bab yang disusun dengan sistematika sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan Bab I berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah dalam penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan penelitian. 5 Bab II : Tinjauan Pustaka dan Pengembangan Hipotesis Bab II berisi teori-teori yang relevan dan mendukung topik penelitian, perumusan hipotesis penelitian serta model penelitian. Bab III : Metode Penelitian Bab III berisi metode yang digunakan dalam penelitian yang terdiri dari jenis data, sampel penelitian, metode pengumpulan data, definisi operasional variabel, dan pengukuran variabel. Bab IV : Analisa dan Pembahasan Bab IV berisi penjelasan hasil penelitian beserta pembahasannya. Bab V : Kesimpulan dan Saran Bab V berisi kesimpulan hasil penelitian, dan keterbatasan serta saran bagi penelitian selanjutnya. 6