Pesona Bawah Laut Segoro Anakan

advertisement
Mahasiswa Pencinta Alam Institut Pertanian Malang
Identifikasi Ikan Karang Pulau Sempu
Pesona Bawah Laut Segoro Anakan
Oleh: Tri Atmoko
Pulau Sempu sebagai salah satu kawasan konservasi di Jawa Timur ditetapkan menjadi cagar alam sejak tahun 1928
dengan Surat Keputusan Gubernur Hindia Belanda Nomor 26 stbl. No. 69. Dengan luas + 877 Ha. Pulau Sempu terletak di
kawasan kerja Resort KSDA Sedang Biru, Sub seksi KSDA Malang, Sub BKSDA Jember, Balai KSDA Jawa Timur II.
Sedangkan menurut administrasi pemerintahan berada dalam wilayah Dukuh Sendang Biru, Desa Tambakrejo, Kecamatan
Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang
Menurut sejarah nama sempu
berasal dari nama pohon yang dahulu
sangat mendominasi vegetasi di pulau
ini, namun sekarang sudah punah dan
berganti dengan jenis yang heterogen.
Hutan di Cagar Alam Pulau Sempu
merupakan kesatuan dari hutan hujan
tropis yang terdiri dari tiga formasi
hutan, yaitu hutan hujan tropis, hutan
pantai dan hutan mangrove. Menurut
data skunder dengan didukung curah
hujan 2132 mm/th dan tipe iklim C
(Klasifikasi menurut Schmith dan
Ferguson) Pulau Sempu memiliki
keanearagaman flora dan fauna yang
tinggi. Di sini terdapat 223 spesies
tumbuhan yang termasuk dalam 114
marga dan 60 familli, sedangkan
faunanya meliputi 51 spesies yang terdiri
dari 12 spesies mamalia, 36 spesies aves
dan 3 spesies reptil.
Yang paling menarik lainnya
dari Cagar Alam ini adalah ikan karang
yang hidup di perairan laut Pulau Sempu.
Ekspedisi riset ikan karang di Pulau
Sempu pada tanggal 10-14 April 2001
oleh pencinta alam Malang dan Jember
yang terdiri dari Mapalipma-IPM,
Himakpa-ITN, Dimpa-UMM, WigapalaUWIGA, Himpas Vignecwara-STIE
Malang Kuncecwara, Imapala-UNMER,
MPA “Edelwijs”-STIBA Malang dan
MPA “Bekisar”-Politeknik pertanian
UNEJ Jember melakukan penelitian
ilmiah yang bertujuan mengidentifikasi
berbagai ikan karang (Coral fish) yang
ada di perairan Cagar Alam Pulau
Sempu. Untuk sementara pengambilan
sampel dilakukan di Segoro Anakan
yaitu areal unik yang berbentuk laguna di
Pulau Sempu bagian barat laut. Metode
pengamatan yang dilakukan adalah
pengamatan secara langsung pada garis
transek yang telah ditempatkan secara
random di kawasan Segoro Anakan
sehingga nantinya diharapkan seluruh
spesies ikan di Segoro Anakan dapat
di identifikasi. Dari hasil tiga kali
pengamatan yang dilakukan pada
empat transek yang dibuat
teridentifikasi 78 spesies ikan karang
yang masuk dalam 26 famili. Dari
sekian banyak ikan karang yang
ditemukan yang paling mendominasi
adalah dari familli Pomacentridae
yaitu jenis Hemyglyphidodon
plagiometopon atau dikenal dengan
nama Lagoon Damsel, jenis ini
memang secara umum
penyebarannya pada perairan laut
(Shannon-Whiener) dengan rumus:
H’ = (N Log N - ( ni log ni) / N) ,
dimana
H’
: Indeks keragaman
Pi
: ni/n
ni
: Jml. individu setiap spesies
n
: Jml.individu seluruh spesies
dengan ketentuan nilai H’ adalah:
H’ < 1 adalah keragaman kecil
H’ 1 –3 adalah keragaman sedang
H’ >3 adalah keragaman besar
Dari data yang diperoleh diketahui
nilai keragaman ikan karang di
Segoro Anakan menunjukkan
keragaman ikan karangnya sedang.
Suatu hal yang sangat disayangkan
Lokasi Laguna Segara Anakan
yang berbentuk Laguna. Untuk
mengidentifikasi jenis ikan yang
ditemui menggunakan Field Guide
Book Reef Fishes for South East
Asia karangan Gerry Allen dan
ditunjang dengan buku literatul lain.
Analisa data yang dilakukan
adalah untuk mengetahui
keanekaragaman jenis ikan karang
dengan indeks keragaman menurut
3
padahal seperti yang telah diketahui
bahwa denga luas perairan laut
Indonesia yang sangat luas (7,9 juta
km2 termasuk Zona Ekonomi
Exekutif) didukung iklim tropisnya
Indonesia memiliki kekayaan hayati
laut yang sangat besar dalam jumlah
maupun keragamannya. Dari
kelompok ikan laut saja Indonesia
terdapat lebih dari duaribu jenis
(Sumber Soegiarto dan Palunin, 1981)
Buletin Walet
Vol.1 No.1 Edisi Mei 2001
Mahasiswa Pencinta Alam Institut Pertanian Malang
sedangkan untuk untuk ikan hias laut
yang ada yang ada di Indonesia bila
dibandingkan dengan negara lain
adalah paling tinggi yaitu
diperkirakan terdapat + 253 jenis
diikuti Sri Lanka dan Ethiopia yaitu
165 dan 112 jenis.
Negara
Jumlah Jenis
Puerto Rico
49
Hawai
60
Philipina
109
Indonesia
253
Singapura
32
Muangthai
45
Sri Lanka
165
Kenya
95
Ethiopia
112
Perkiraan jumlah jenis ikan hias laut dari
berbagai negara menurut (LUBBOCK
dan POLUNIN dalam KVALVAGNAES
1980)
Selain jenis ikan karang,
obyek lain yang diamati di Cagar
Alam Pulau Sempu adalah kondisi
terumbu karang. Hal itu dikarenakan
jenis ikan karang yang hidupnya
tergantung keberadaan atau kehadiran
batu karang jumlahnya mencapai
ratusan jenis demikian juga karangkarang atau keong-keong hidup di
terumbu karang, selain itu terumbu
karang juga sebagai penyangga
kehidupan
sistem habitat lainnya seperti
mangrove, kehidupan dasar laut
dan laut dalam.
Terumbu karang
merupakan ekosistem komplek
yang berkembang di daerah tropis
yaitu wilayah perairan di sekitar
garis ekuator sampai 23,50 ke utara
dan 23,5 0 ke selatan dengan
penyebarang geografis terutama di
daerah indopasifik dengan
kedalaman kurang dari 30 meter
dimana sinar matahari masih
menembus perairan, disamping air
laut harus cukup mengandung
kalsium (Zat kapur) dan kadar
garam yang tinggi 28 – 34 %.
Dari hasil pengamatan terumbu
karang didapatkan kondisi yang
sangat mengkhawatirkan. Jenis
yang ditemukan di Segoro Anakan
diantaranya adalah jenis Acrofora
brancing yang paling mendominasi
dan Coral massive serta Coral
submassive yang keberadaannya
mulai berkurang drastis karena
penutupannya tinggal 10 % bila
dibandingkan dengan hasil
pengamatan yang dilakukan oleh
Mahasiswa Pencinta Alam Institut
Pertanian Malang pada tahun 1997
dan 1999 yang penutupannya
tergolong dalam kategori sedang
yaitu sebesar 30 – 50 %. Pada saat air
laut mulai surut akan nampak
tumpukan serpihan karang yang
didominasi dari jenis Acrofora
brancing di dasar perairan Segoro
Anakan, yang menyebabkan makin
tingginya pelumpuran (Sedimentasi).
Dengan adanya tingkat sedimentasi
yang tinggi akan berdampak pada
terhambatnya pertumbuhan karang
bahkan akan mematikannya.
Dari pelaksanaan ekspedisi
gabungan riset ikan karang di Cagar
Alam Pulau Sempu ini diharapkan
adanya kajian khusus dan penelitian
ilmiah berikutnya oleh pencinta alam
di Pulau Sempu mengingat Pulau
Sempu memiliki potensi yang sangat
besar dalam hal pengembangan ilmu
pengetahuan dan bisa digunakan
sebagai laboratorium alam yang sangat
menarik, namun semua itu harus
didukung pengelolaan kawasan yang
jelas dan benar mengingat sumberdaya
alam hayati maupun non hayati mulai
mengalami degradasi yang sangat
memprihatinkan. ☻☻
(tri_atm 99.164.IPM.Blq)**
** Kordinator Bidang Penelitian dan
Pengembangan MAPALIPMA
sekaligus tim ekspedisi riset ikan
karang
Laporan Perjalanan Pendakian Wajib Gunung Argopuro
MENTARI PUNCAK DEWI RENGGANIS
Argopuro salah satu nama gunung di Jawa Timur yang termasuk kawasan Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang dengan
ketinggian 3.080 m dpl. Secara administratif Dataran Tinggi Yang terletak diwilayah Kabupaten Probolinggo, Situbondo,
Bondowoso, dan Jember. Puncak Dewi Rengganis dapat ditempuh melalui dua jalur, yaitu melalui Desa Bermi yang
merupakan wilayah Kabupaten Probolinggo dan melalui Desa Baderan yang termasuk wilayah Kabupaten Situbondo.
Beberapa jenis flora dan fauna banyak dijumpai di pegunungan Argopuro dengan vegetasinya yang merupakan formasi hutan
sub montana dan montana yang khas, karena beberapa padang rumput yang luas. Vegetasi dominan dibagian atas adalah
cemara gunung (Casuarina junghunia),edelwijs (Anaphalis viscida) dan rumput. Vegetasi di bagian bawah antara lain jamuju
(Podocarpus imbricalus), lumut, anggrek dan paku-pakuan sebagai ciri khas hutan pegunungan tropika basah. Beberapa jenis
fauna yang dijumpai adalah kijang (Muntiacus muntjak), macan tutul (Panthera pardus), merak (Pavo muticus), babi hutan
(Sus sp.), kera hitam (Presbytis cristata) dan lain-lain.
Bermi pukul 16.15 WIB. Bermi
di terminal lama Probolinggo, kami
Pada awal April tepatnya tanggal 7
merupakan desa terakhir untuk menuju
April 2001, jam 07.30 WIB kami team berangkat menuju ke Bermi pukul 13.00
WIB. Setelah berhenti sebentar untuk
Pendakian Wajib MAPALIPMA
puncak Dewi Rengganis yang
berangkat dari Kota Malang dengan 30 menaruh surat tembusan ke Kantor Sub
memiliki suasana kealamiannya yang
personil pada pukul 11.00 WIB sampai BKSDA Krucil akhirnya kami sampai di kental dengan pemandangan yang,
4
Buletin Walet
Vol.1 No.1 Edisi Mei 2001
Download