189 VII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 7.1. Kesimpulan Kesimpulan umum dari penelitian ini adalah: selama rentang waktu analisis (2002-2009) liberalisasi keuangan di Indonesia memberikan pengaruh nyata terhadap nilai Q-Tobin ke-3 (tiga) sektor (pertanian, industri dasar dan kimia dan perbankan). 1. Terdapat kesamaan pola pengaruh liberalisasi keuangan dari aspek makro, yaitu Investasi Asing Langsung (Foreign Direct Investment, FDI), dan Investasi Portofolio terhadap nilai Q-Tobin sektor industri dasar dan kimia serta perbankan, dan sebaliknya pada sektor pertanian. Baik FDI maupun Investasi Portofolio berpengaruh negatif terhadap nilai Q-Tobin sektor industri dasar dan kimia serta perbankan, akan tetapi berpengaruh positif terhadap nilai Q-Tobin sektor pertanian. Dari aspek mikro, kapitalisasi pasar dan pinjaman perusahaan memberikan pengaruh positif terhadap nilai Q-Tobin masing-masing sektor, sedangkan aset perusahaan memberikan pengaruh negatif. Pengaruh dari liberalisasi keuangan terhadap nilai Q-Tobin dari masingmasing sektor dapat dikatakan relatif kecil, khususnya adalah FDI. Kesamaan pola diantara sektor perbankan dan industri dasar dan kimia, dapat dijelaskan dengan adanya hubungan kausal antara nilai Q-Tobin sektor perbankan yang mempengaruhi nilai Q-Tobin sektor industri dasar dan kimia. Pengaruh FDI umumnya membutuhkan waktu untuk dapat memberikan pengaruh terhadap nilai Q-Tobin, mengingat investasi FDI merupakan investasi langsung dalam bentuk aset perusahaan. Sebaliknya dengan investasi portofolio, memberikan pengaruh relatif lebih besar dibandingkan dengan FDI, sebagaimana yang ditunjukkan dengan koefisien dari parameternya. Investasi Portofolio relatif 190 lebih terlihat pengaruhnya, karena umumnya menunjukkan investasi di instrumen keuangan berupa saham ataupun obligasi. Namun demikian, investasi portofolio relatif lebih mudah berpindah, sehingga apabila ada guncangan dari luar (eksternal) maka akan terjadi perpindahan aliran dana ini ke instrumen lain atau negara lain yang dianggap lebih menguntungkan bagi para investor yang terlibat dalam investasi ini, terutama investor asing. 2. Pengaruh liberalisasi keuangan bersamaan dengan kebijakan moneter terhadap nilai Q-Tobin masing-masing sektor menunjukkan adanya pengaruh nyata dari suku bunga acuan yaitu SBI. Demikian pula dengan kebijakan uang beredar (money supply, M2), yang berpengaruh nyata terhadap nilai Q-Tobin sektor industri dasar dan kimia dan sektor perbankan. Dari aspek makro, baik SBI dan uang beredar, keduanya memberikan pengaruh negatif terhadap nilai Q-Tobin masing-masing sektor, kecuali pengaruh M2 terhadap nilai Q-Tobin sektor pertanian. Financial deepening berupa rasio kapitalisasi pasar terhadap Gross Domestic Product yang mencerminkan besarnya partisipan pasar, berpengaruh nyata terhadap nilai Q-Tobin sektor pertanian, namun tidak pada kedua sektor lainnya. Sedangkan rasio kredit terhadap GDP hanya berpengaruh nyata terhadap sektor perbankan. Besarnya partisipan di pasar modal memberikan pengaruh negatif terhadap nilai Q-Tobin sektor pertanian, sedangkan jumlah penyaluran kredit memberikan pengaruh positif terhadap nilai Q-Tobin sektor perbankan. Dari aspek mikro, pinjaman perusahaan memberikan pengaruh positif terhadap nilai Q seluruh sektor, sedangkan aset perusahaan memberikan pengaruh negatif terhadap nilai Q-Tobin sektor industri dasar dan kimia serta perbankan. 191 3. Berdasarkan analisis, secara umum bahwa keputusan investasi di ke-3 (tiga) sektor memiliki pola hubungan negatif dengan nilai Q-Tobin dari sektor industri dasar dan kimia serta perbankan, demikian pula dengan struktur modal yang berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan investasi sektor pertanian dan industri dasar dan kimia. pengaruh positif Pada sektor perbankan, struktur modal justru memberikan terhadap pertumbuhan investasi. Struktur modal menggambarkan porsi dana internal (ekuitas) terhadap total aset perusahaan memberikan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan investasi. Dalam model yang memasukkan pengaruh suku bunga pinjaman riel, terdapat pengaruh nyata dari variabel ini terhadap pertumbuhan investasi di masing-masing sektor. Pengaruh dari suku bunga pinjaman riel ini adalah positif terhadap pertumbuhan investasi. Artinya bunga pinjaman riil yang tinggi dapat menjadi daya tarik bagi investor untuk berinvestasi di sektor riil. Secara umum, dapat disimpulkan bahwa dalam era liberalisasi keuangan, terdapat pengaruh dari investasi portofolio terhadap nilai Q-Tobin dari masing-masing sektor, demikian pula dengan kebijakan moneter berupa pengaruh negatif dari SBI terhadap nilai Q-Tobin masing-masing sektor. Namun demikian, tidak terjadi pengaruh nilai Q-Tobin terhadap pertumbuhan investasi sektoral yang diwakili oleh pertumbuhan investasi korporasi di sektor tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam era liberalisasi keuangan tidak terjadi transmisi dari investasi portofolio ke sektor riil, namun sebaliknya justru terjadi mekanisme transmisi dari sektor riil ke pasar modal berupa penempatan dana jangka pendek dalam bentuk investasi portofolio. 192 7.2. Implikasi Kebijakan Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan penelitian, maka Tabel 29 berikut menyajikan keterkaitan antara model yang dihasilkan dari penelitian ini dengan kebijakan-kebijakan yang saat ini telah diberlakukan oleh institusi terkait, untuk merumuskan implikasi kebijakan. Tabel 29. Keterkaitan kebijakan yang ada dengan model estimasi dan kebijakan yang disarankan No. Aspek Kebijakan yang ada Kebijakan yang Dasar: disarankan (Tren data, model estimasi) Makro 1. Investasi No. Pembatasan partisipasi Data Portofolio 1055/KMK.013/1989. investor asing pada menunjukkan Kesempatan bagi saham sektoral, adanya trend investor asing untuk khususnya saham yang peningkatan berpartisipasi dan berbasis pada sumber investasi menguasai daya alam dan portofolio. maksimum 49 persen memiliki pangsa GDP Model estimasi di pasar perdana yang cukup besar, menunjukkan maupun 49 persen seperti subsektor adanya pola saham yang tercatat perkebunan, hubungan di bursa efek maupun pertambangan dan positif antara bursa paralel. energi. investasi Belum ada Kebijakan portofolio pembatasan dimaksudkan untuk dengan nilai partisipasi investor mengantisipasi, Q-Tobin sektor asing, pada sahampengaruh negatif dari pertanian. saham sektoral, baik fluktuasi dana investor sektor primer, asing, terhadap indeks sekunder maupun saham sektor primer. tersier. Bila indeks saham sektor primer menurun, secara tidak langsung akan mempengaruhi kinerja GDP sektor pertanian, khususnya subsektor perkebunan. 2. Investasi Asing Langsung (FDI) Keppres No.96 Tahun 2000 jo. No. 118 Tahun 2000. Keleluasaan investor dalam memilih usaha melalui pembaharuan Mempertimbangkan portofolio (komposisi) FDI berdasarkan sektoral. Komposisi tersebut diharapkan dapat merangsang Terdapat peningkatan akumulasi FDI. Model estimasi menunjukkan 193 Tabel 29. Lanjutan Daftar Bidang Usaha yang Tertutup. 3. Pajak transaksi investasi portofolio Peraturan IX.D.1 (lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor: Kep01/PM/1993), tentang benturan kepentingan transaksi tertentu. Pajak diberlakukan pada hasil, namun belum pada setiap transaksi pada investasi portofolio. investor untuk menanamkan dananya pada sektor pertanian. adanya pola hubungan positif antara akumulasi FDI dengan nilai Q-Tobin sektor pertanian. Mempertimbangkan Data pengenaan pajak, untuk menunjukkan setiap transaksi adanya tren penjualan atau peningkatan transaksi pembelian investasi dari investasi portofolio. portofolio. Model estimasi Pemberlakuan Tobinmenunjukkan Tax pada setiap adanya pola transaksi (menurut hubungan referensi asli Tobin, positif antara sekitar 5 persen), investasi dikenakan seragam portofolio baik untuk transaksi dengan nilai beli maupun transaksi Q-Tobin sektor jual, dengan demikian pertanian. diharapkan tidak ada kecenderungan imbal hasil abnormal atas transaksi investasi portofolio. Rumusan implikasi kebijakan berdasarkan Tabel 29 di atas adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh positif dari investasi portofolio terhadap nilai Q-sektor pertanian memberikan indikasi bahwa terjadi aliran dana dari sektor riil ke investasi portofolio, terutama saat terjadinya peningkatan harga komoditas pertanian, misalnya Crude Palm Oil (CPO). Diperlukan kebijakan khusus di pasar modal melalui aturan Badan Pengawas Pasar Modal, mengenai pembatasan kepemilikan saham dalam portofolio investasi oleh pihak investor asing, khususnya untuk saham-saham emiten sektor pertanian. Hal ini untuk mencegah terjadinya fluktuasi indeks saham bila terjadi aliran dana investasi portofolio keluar, yang selanjutnya akan mempengaruhi fluktuasi dari nilai indeks saham sektoral. 194 Fluktuasi ini dapat berpengaruh kurang baik pada peluang untuk mendapatkan dana dari pasar modal untuk perusahaan publik di sektor pertanian. 2. Adanya pengaruh positif dari akumulasi FDI terhadap nilai Q-sektor pertanian, masih mengindikasikan adanya pengaruh investasi portofolio di saham sektor pertanian. Daya tarik investasi portofolio di saham-saham sektor pertanian, khususnya sektor perkebunan, diharapkan juga dapat terjadi keadaan yang sama dengan investasi asing langsung di sektor pertanian. Portofolio berdasarkan sektor dari FDI, khususnya pada sektor pertanian dapat menjadi pertimbangan bagi institusi terkait penanaman modal, dalam menyusun kebijakan untuk mendorong investasi asing langsung di sektor pertanian. 3. Diperlukan pemberlakuan pajak dalam transaksi di investasi portofolio, sebagaimana yang disarankan dalam konsep Tobin Tax. Secara teoritis, konsep Tobin Tax bertujuan untuk menjaga volatilitas nilai tukar, yang ditransmisikan oleh gejolak di pasar keuangan, melalui segmentasi keuangan di area nilai tukar sehingga bank sentral dan pemerintah masing-masing memiliki kewenangan dalam kebijakannya atas nilai tukar. Dengan demikian diperlukan kebijakan pajak yang seragam untuk setiap transaksi yang melibatkan nilai tukar di pasar keuangan, demikian pula yang melibatkan transaksi pasar saham. Pengenaan pajak atas setiap transaksi di pasar modal, akan mengurangi keuntungan bersih dari investasi portofolio, sehingga menjadi pertimbangan bagi investor saat menanamkan dananya di instrumen ini, khususnya pada sektor pertanian. 7.3. Saran Penelitian Lanjutan 1. Penelitian tentang pengaruh liberalisasi keuangan terhadap distribusi aliran dana asing terhadap pertumbuhan investasi sektor. Dengan demikian dapat mengukur 195 efisiensi dan efektivitas alokasi dana di era liberalisasi keuangan terhadap pertumbuhan investasi sektoral. 2. Penelitian tentang pengaruh liberalisasi keuangan terhadap pertumbuhan investasi perusahaan yang belum terbuka di pasar modal, khususnya di sektor pertanian. Aliran dana investasi portofolio tidak hanya diharapkan sebagai alternatif pembiayaan, namun untuk menurunkan biaya modal, sebagai dasar bunga kredit bagi perusahaan non-publik yang menggunakan pinjaman. 3. Pemberlakuan pembatasan investasi portofolio di sektor pertanian, dapat menimbulkan konsekuensi negatif berupa penurunan indeks saham agribisnis (JAKAGRI), yang selanjutnya dapat berpengaruh terhadap alternatif sumber pembiayaan bagi korporasi di sektor ini. Untuk itu, dibutuhkan penelitian yang mengkaji pengaruh pembatasan porsi investor asing terhadap investasi portofolio atas emiten saham sektor pertanian di pasar modal. 4. Penelitian untuk menganalisis pengaruh pemberlakuan Tobin Tax, baik untuk transaksi nilai tukar maupun investasi portofolio di pasar keuangan. Pengaruh Tobin Tax dapat dilakukan secara terpisahkan dari pengaruh liberalisasi keuangan, maupun simultan. Selain itu, disarankan melakukan penelitian khusus mengenai pengaruh Tobin Tax untuk transaksi investasi portofolio serta imbal hasil yang diperoleh. 5. Penelitian yang menguji kecepatan transmisi dana dari sektor riil ke investasi portofolio, dan sebaliknya dari investasi portofolio ke investasi di sektor riil, untuk mengetahui perbedaan kecepatan transmisi dari ke 2 (dua) aliran dana tersebut.