BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Antar Pribadi Istilah

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komunikasi Antar Pribadi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa inggris communication berasal dari
kata latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.
Sama disini maksudnya adalah sama makna. 1
Jadi, kalau dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk
percakapan, maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan
makna mengenai apa yang dipercakapkan. Kesamaan bahasa yang dipergunakan
dalam percakapan itu belum tentu menimbulkan kesamaan makna. Dengan lain
perkataan, mengerti bahasanya saja belum tentu mengerti makna yang dibawakan
oleh bahasa itu. Jelas bahwa percakapan kedua orang tadi dapat dikatakan
komunikatif apabila kedua-duanya, selain mengerti bahasa yang dipergunakan,
juga mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan.
Akan tetapi, pengertian komunikasi yang dipaparkan di atas sifatnya
dasariah, dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung
kesamaan makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena
kegiatan komunikasi tidak hanya informatif , yakni agar orang lain mengerti dan
tahu, tetapi juga persuasif , yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham
atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan, dan lain-lain.
1
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT remaja Rosdakarya, 2011, hal 9. 11 12 Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran
atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan).
Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari
benaknya.
Perasaan
bisa
berupa
keyakinan,
kepastian,
keragu-raguan,
kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya. 2
Dalam proses komunikasi antar pribadi yang melibatkan dua orang dalam
situasi interaksi, komunikator menyandi suatu pesan, lalu menyampaikannya
kepada komunikan, dan komunikan mengawasandi pesan tersebut. Sampai disitu
komunikator menjadi encorder dan komunikan menjadi decoder. Akan tetapi,
karena komunikasi antar pribadi itu bersifat dialogis, maka ketika komunikan
memberikan jawaban, ia kini menjadi encoder dan komunikator menjadi decoder.
Untuk jelasnya, jika komunikator itu bernama A dan komunikan bernama B,
maka selama komunikasi berlangsung antara A dan B itu, akan terjadi
penggantian fungsi secara bergiliran sebagai encoder dan decorder. Jika A sedang
berbicara, ia menjadi encoder, dan B yang sedang mendengarkan menjadi
decoder. Ketika B memberikan tanggapan dan berbicara kepada A, maka B kini
menjadi encoder dan A menjadi decoder. Tanggapan B yang disampaikan kepada
A itu dinamakan umpan balik atau arus balik (feedback). 3
Komunikator yang baik adalah orang yang selalu memperhatikan umpan
balik sehingga ia dapat segera mengubah gaya komunikasinya di kala ia
mengetahui bahwa umpan balik dari komunikan bersifat negatif.
2
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT remaja Rosdakarya, 2011, hal11. 3
Onong Uchjana Effendy, op.cit, hal14. 13 Dalam komunikasi antar pribadi, karena situasinya tatap muka (face to
face communication), tanggapan komunikan dapat segera diketahui. Umpan balik
dalam komunikasi seperti itu bersifat langsung, karena itu dinamakan umpan balik
seketika (immediate feedback). Dalam hubungan ini komunikator perlu bersikap
tanggap terhadap tanggapan komunikan agar komunikasi yang telah berhasil sejak
awal dapat dipelihara keberhasilannya.
Komunikasi persona (personal communication) adalah komunikasi antara
dua orang dan dapat berlangsung dengan dua cara : 4
a. Komunikasi tatap muka (face to face communication)
b. Komunikasi bermedia (mediated communication)
Komunikasi persona tatap muka berlangsung secara dialogis sambil saling
menatap sehingga terjadi kontak pribadi (personal contact). Sedangkan
komunikasi persona bermedia adalah komunikasi dengan menggunakan alat,
umpamanya telepon atau memorandum. Karena melalui alat, maka antara kedua
orang tersebut tidak terdapat kontak pribadi. Komunikasi antar persona, karena
situasinya tatap muka dianggap sebagai jenis komunikasi efektif untuk mengubah
sikap, pendapat, dan perilaku (attitude, opinion, and behavior change) seseorang.
Efektifnya komunikasi persuasif dalam situasi komunikasi seperti itu ialah
karena terjadinya personal contact yang memungkinkan komunikator mengetahui,
memahami, dan menguasai:
a. Frame of reference komunikan selengkapnya,
b. Kondisi fisik dan mental komunikan sepenuhnya,
4
Onong Uchjana Effendy, Op.cit, hal125. 14 c. Suasana lingkungan pada saat terjadinya komunikasi,
d. Tanggapan komunikan secara langsung.
Dengan mengetahui, memahami, dan menguasai hal-hal tersebut,
pimpinan organisasi sebagai komunikator dapat melakukan kegiatan-kegiatan
seperti berikut : 5
1. Mengontrol setiap kata dan kalimat yang diucapkan
2. Mengulangi kata-kata yang penting disertai penjelasan
3. Memantapkan pengucapan dengan bantuan mimic dan gerak tangan
4. Mengatur intonasi sebaik-baiknya
5. Mengatur rasio dan perasaan
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam situasi
komunikasi antar persona tatap muka : 6
a. Bersikaplah empatik dan simpatik
b. Tunjukkanlah sebagai komunikator terpercaya
c. Bertindaklah sebagai pembimbing, bukan pendorong
d. Kemukakanlah fakta dan kebenaran
e. Bercakaplah dengan gaya mengajak, bukan menyuruh
f. Jangan bersikap super
g. Jangan mengentengkan hal-hal yang mengkhawatirkan
h. Jangan mengkritik
i. Jangan emosional
j. Bicaralah secara meyaki
5
6
Onong Uchjana Effendy, Op.cit, hal126. Ibid, hal 126. 15 2.2. Komunikasi Pemasaran
Tubbs dan Moss
dalam buku
Mulyana, mendefinisikan komunikasi
sebagai proses penciptaan makna antara dua orang (komunikator 1 dan
komunikator 2) atau lebih. 7 Komunikasi, dalam hal pemasaran tidak hanya
dipakai sebagai sarana atau tools saja, tetapi lebih dari itu, adalah sebagai bagian
yang menyatu dalam strategi pemasaran perusahaan, bahkan misi perusahaan
secara umum. 8
Pemasaran adalah suatu konsep yang menyangkut suatu sikap mental,
suatu cara berpikir yang membimbing anda melakukan sesuatu yang tidak selalu
menjual benda tetapi juga menjual gagasan-gagasan, karier, tempat (pariwisata,
rumah, lokasi industri), undang-undang, jasa (pengangkutan, penerbangan,
pemotongan
rambut,
kesehatan),
hiburan
(pertunjukan,
pertandingan-
pertandingan), dan kegiatan-kegiatan nirbala seperti yayasan-yayasan, sosial dan
keagamaan. 9
Menurut Kotler, definisi pemasaran yaitu proses sosial dan manajerial
dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka
dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang bernilai satu
sama lain. 10
Komunikasi pemasaran merupakan aspek penting dalam keseluruhan misi
pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran. Komunikasi dan pemasaran
7
Ibid. Deddy Mulyana. hal. 65. Ilham Prisgunanto, Komunikasi Pemasaran: Strategi dan Taktik, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2006, hal. 5. 9
Rhenald Kasali, Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting, dan Positioning, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001, hlm. 51. 10
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, Edisi Kedelapan, Prentice Hall, hal. 15 & 40. 8
16 merupakan hal yang tak terpisahkan. Menurut Uyung Sulaksana, Komunikasi
pemasaran adalah proses penyebaran informasi perusahaan dan apa yang hendak
ditawarkan (offering) pada pasar sasaran. Perannya sangat vital mengingat peran
komunikasi dalam memfasilitasi hubungan yang saling menguntungkan antara
perusahaan dengan pembeli yang prospektif. 11
Komunikasi pemasaran ialah semua elemen dalam pemasaran yang
member arti dan mengkomunikasikan nilai kepada konsumen dan stakeholder
sebuah perusahaan. Komunikasi pemasaran ialah istilah yang digunakan untuk
menerangkan arus informasi tentang produk dari pemasar sampai kepada
konsumen.
12
Pengertian komunikasi pemasaran menurut Tom Duncan dan Sandra
Moriarty dalam Morissan adalah pendekatan pemasaran ‘generasi baru’ yang
digunakan perusahaan untuk lebih memfokuskan upaya mereka dalam
memperoleh, mempertahankan, dan mengembangkan hubungan perusahaan
dengan para pelanggan serta pihak-pihak terkait lainnya. Mereka mengembangkan
suatu model pemasaran berbasiskan komunikasi yang menekankan pentingnya
pengelolaan komunikasi perusahaan dan merek. Menurut mereka, pesan dapat
berasal dari tiga level atau tingkatan yaitu: korporat, pemasaran, dan komunikasi
pemasaran. 13
Menurut
David
Pickton&
Amanda
Broderick
dalam
Morissan,
Komunikasi pemasaran adalah semua elemen-elemen promosi dari marketing mix
11
Uyung Sulaksana, Integrated Marketing Communication, Pustaka pelajar, Yogyakarta, 2007, hal. 23. 12
Mahmud Machfoedz, Komunikasi Pemasaran Modern, Cakra Ilmu, Yogyakarta, 2010, hal 16. 13
Morissan,M.A. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Kencana Prenada Media Group Jakarta . 2010 hal.10. 17 yang melibatkan komunikasi antar organisasi dan target audience pada segala
bentuknya yang ditujukan untuk performance pemasaran. 14 Komunikasi
pemasaran merupakan upaya untuk menjadikan seluruh kegiatan pemasaran dan
promosi perusahaan dapat menghasilkan citra atau image yang bersifat satu dan
konsisten bagi konsumen. Upaya ini menuntut agar setiap pesan yang keluar harus
berasal dari sumber yang sama sehingga segala informasi yang diumumkan
perusahaan memiliki kesamaan tema serta positioning yang sama di mata
konsumen.
2.3. Bauran Pemasaran
Pemasaran memfasilitasi proses pertukaran dan pengembangan hubungan
dengan konsumen dengan cara mengamati secara cermat kebutuhan dan keinginan
konsumen yang dilanjutkan dengan mengembangkan suatu produk (product) yang
memuaskan kebutuhan konsumen dan menawarkan produk tersebut pada
harga(price) tertentu serta mendistribusikannya agar tersedia di tempat-tempat
(place) yang menjadi pasar bagi produk bersangkutan. Untuk itu perlu
dilaksanakan suatu program promosi (promotion) atau komunikasi guna
menciptakan kesadaran dan ketertarikan konsumen kepada produk bersangkutan.
Proses ini di sebut dengan marketing mix atau bauran pemasaran yang terdiri dari
elemen-elemen, yang di singkat dengan “4P”. 15
14
15
ibid. Morissan,M.A. Op.cit. hal.5. 18 2.3.1. Product
Suatu perusahaan ada karena menghasilkan produk untuk ditawarkan
kepada konsumen yang akan dipertukarkan, umumnya, dengan uang.
Produk yang ditawarkan mencakup berbagai bentuk mulai dari barang
yang dapat dilihat secara fisik atau jasa dan bahkan orang (seperti,
kandidat politik). Produk pada dasarnya adalah segala hal yang dapat
dipasarkan yang dapat memuaskan konsumennya ketika dipakai atau
digunakan. Suatu produk tidak saja merupakan objek-objek yang dapat
dilihat namun merupakan suatu gabungan dari berbagai manfaat yang
dapat memuaskan kebutuhan konsumen yang tidak saja bersifat fungsional
namun juga kebutuhan social dan psikologis.
2.3.2. Price
Variabel dalam bauran pemasaran yang mengacu pada apa yang harus
diberikan konsumen untuk membeli suatu barang atau jasa yang biasanya
menggunakan nilai uang. Harga suatu produk ditentukan tidak saja
berdasarkan biaya produksi namun juga faktor-faktor lain, seperti tingkat
permintaan terhadap produk bersangkutan, tingkat persaingan, serta
persepsi konsumen terhadap produk. Peter Olson dalam Morissan bahkan
mengemukakan bahwa “the cost of a product to the consumer includes
time, mental activity and behavioral effort”.
16
Hal ini berarti bahwa harga
produk ditentukan dengan memperhitungkan waktu yang digunakan untuk
16
Morissan,M.A. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Kencana Prenada Media Group Jakarta . 2010 hal.78. 19 menghasilkan suatu produk, aktivitas mental yang dilakukan, dan bahkan
upaya tingkah laku untuk mendukung produk itu.
2.3.3. Place
Produsen atau perusahaan penghasil barang dan jasa sangat menyadari
pentingnya peran perantara pemasaran. Konsumen pada umumnya
berhubungan langsung dengan para perantara pemasaran (warung, toko,
supermarket, dan lain-lain) dan bukan kepada produsen. Salah satu
keputusan terpenting dalam pemasaran adalah menentukan bagaimana
cara suatu produk dapat tersedia di pasaran. Upaya perusahaan untuk
menghasilkan produk berkualitas dan keuntungan yang menjanjikan akan
menjadi sia-sia kecuali perusahaan dapat memastikan kapan dan di mana
konsumen dapat memperoleh produk bersangkutan.
2.3.4. Promotion
Michael Ray dalam Morissan, mendefinisikan promosi sebagai “the
coordination of all seller-iniated efforts to setup channels of information
and persuasion to sell goods and services or promote an idea.”
17
(Koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual untuk
membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang
dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan). Walaupun komunikasi
antara perusahaan dan konsumen secara implisit berlangsung pada setiap
unsur atau bagian dari marketing mix, namun sebagian besar komunikasi
17
Morissan,M.A. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Kencana Prenada Media Group Jakarta . 2010 hal.16. 20 perusahaan berlangsung sebagai bagian dari suatu program promosi yang
diawasi dan direncanakan dengan hati-hati.
2.4. Bauran Promosi
Instrumen
dasar yang digunakan untuk mencapai tujuan komunikasi
perusahaan disebut dengan bauran promosi atau promotional mix. 18
Gambar 1.Elemen Bauran Promosi
Promotional Mix
Iklan
Direct Marketing
Interactive/
Internet Marketing
Promosi Penjualan
Publikasi
/Humas
Personal Selling
Sumber: Morissan 19
2.4.1. Iklan
Iklan atau advertising dapat didefinisikan sebagai “any paid form of
nonpersonal communication abaout an organization, product, service, or
idea by an identified sponsor.” 20 (setiap bentuk komunikasi nonpersonal
mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar oleh satu
sponsor yang diketahui). Adapun maksud “dibayar” pada definisi tersebut
menunjukan fakta bahwa ruang atau waktu bagi suatu pesan iklan pada
umumnya harus dibeli. Maksud kata ”nonpersonal” berarti suatu iklan
melibatkan media massa (TV, radio, majalah, koran) yang dapat
18
George E. Belch & Michael A. Belch, Advertising and Promotion, hal.14. Morissan,M.A. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Kencana Prenada Media Group Jakarta . 2010 hal.17. 20
Ibid. 19
21 mengirimkan pesan kepada sejumlah besar kelompok individu pada saat
bersamaan. Dengan demikian, sifat nonpersonal iklan berarti pada
umumnya tidak tersedia kesempatan untuk mendapatkan umpan balik
yang segera dari penerima pesan (kecuali dalam hal direct response
advertising).
2.4.2. Pemasaran Langsung
Pemasaran langsung atau direct marketing adalah upaya perusahaan atau
organisasi untuk berkomunikasi secara langsung dengan calon pelanggan
sasaran dengan maksud untuk menimbulkan tanggapan dan/atau transaksi
penjualan. Secara tradisional, pemasaran langsung belum dianggap
sebagai salah satu elemen dari bauran promosi atau promotional mix.
Namun karena pemasaran langsung telah menjadi bagian integral dari
program IMC yang telah dilaksanakan banyak perusahaan yang sering kali
melibatkan strategi, anggaran, serta tujuan yang terpisah, maka perlulah
kiranya kita masukkan pemasaran langsung sebagai salah satu komponen
bauran promosi. 21
2.4.3. Pemasaran Interaktif
Media interaktif memungkinkan terjadinya arus informasi timbal balik
yang memungkinkan pengguna dapat berpartisipasi dan memodifikasi
bentuk dan isi informasi pada saat itu juga (real time). Tidak seperti
bentuk
tradisional
komunikasi
pemasaran
seperti
iklan
yang
komunikasinya bersifat satu arah, media interaktif memungkinkan
21
George E. Belch & Michael A. Belch, Op.Cit, hal.17. 22 pengguna melakukan berbagai fungsi sepert menerima dan mengubah
informasi dan gambar, mengajukan pertanyaa, menjawab pertanyaan dan
tentu saja melakukan pembelian.
2.4.4. Promosi Penjualan
Variabel berikutnya dalam bauran promosi adalah promosi penjualan atau
sales promotion. Promosi penjualan secara umum dapat dibedakan
menjadi dua bagian, yaitu promosi penjualan yang berorientasi kepada
konsumen (consumer-oriented sales promotion) dan promosi penjualan
yang berorientasi kepada perdagangan (trade-oriented sales promotion).
Promosi penjualan yang berorientasi kepada konsumen ditujukan kepada
pengguna atau pemakai akhir suatu barang atau jasa yang mencakup
pemberian kupon, pemberian sampel produk, potongan harga, undian
berhadiah, kontes, dan sebagainya. Instrument promosi semacam ini dapat
menarik minat konsumen untuk membeli sehingga meningkatkan nilai
penjualan perusahaan dalam jangka pendek. Promosi penjualan kepada
perdagangan ditujukan kepada pihak-pihak yang menjadi perantara
pemasaran (marketing intermediaries), yaitu para pedagang pengecer
(retailer), pedagang besar dan distributor. Bentuk-bentuk promosi jenis ini
antara lain berupa bantuan dana promosi, pengaturan atau penyesuaian
harga jual produk (price deal), kontes/kompetisi penjualan, pameran
dagang dan sebagainya yang semuanya bertujuan untuk mendorong
pedagang untuk mempersiapkan stok dan mempromosikan produk
bersangkutan.
23 2.4.5. Hubungan Masyarakat
Komponen lain yang sangat penting dalam promotional mix suatu
organisasi atau perusahaan adalah hubungan masyarakat (public relations).
Dalam perkembangannya humas memiliki berbagai macam definisi dan
interpretasi. The British Institute of Public Relations mendefinisikan
humas sebagai: an effort to establish and maintain mutual understanding
between organization and its public (suatu upaya untuk membangun dan
mempertahankan saling pengertian antara organisasi dan publiknya).
Salah satu kegiatan yang dilakukan humas adalah publisitas yaitu kegiatan
menempatkan berita mengenai seseorang, organisasi, atau perusahaan di
media massa. Dengan kata lain, publisitas adalah upaya orang atau
organisasi agar kegiatannya diberitakan media massa. Publisitas lebih
menekankan pada proses komunikasi satu arah sedangkan humas adalah
komunikasi dua arah.
2.4.6. Penjualan Personal
Elemen terakhir dari bauran promosi atau promotional mix adalah
penjualan personal atau personal selling, yaitu suatu bentuk komunikasi
langsung antara seorang penjual dengan calon pembelinya (person-toperson communication). Dalam hal ini, penjual berupaya untuk membantu
atau membujuk calon pembeli untuk membeli produk yang ditawarkan.
Tidak seperti iklan, penjualan personal melibatkan kontak langsung antara
penjual dan pembeli, baik secara tatap mukaataupun melalui alat
telekomunikasi seperti telepon. Melalui interaksi secara langsung ini,
24 maka pihak penjual dapat melihat dan mendengarkan tanggapan atau
respons pembeli. Dalam hal ini, penjual dapat langsung memodifikasi
informasi yang harus disampaikannya setelah menerima tanggapan dari
calon pembeli.
2.5. Penjualan Pribadi (Personal Selling)
Personal selling menekankan aspek penjualan melalui proses komunikasi
person-to-person. Peranan personal selling cenderung bervariasi antarperusahaan,
bergantung pada sejumlah faktor, seperti karakteristik produk atau jasa yang
dipasarkan, ukuran organisasi dan tipe industri. Personal selling memainkan
peranan dominan dalam perusahaan industrial. Sedangkan dalam perusahaan yang
memproduksi produk konsumen tidak tahan lama dan berharga murah, peranan
personal selling cenderung minimal. Kendati demikian, personal selling
merupakan komponen integral dalam komunikasi pemasaran terintegrasi dan
bukan merupakan substitusi bagi unsur bauran promosi lainnya. 22
2.5.1. Pengertian Personal Selling
Personal selling atau penjualan tatap muka adalah satu-satunya alat
promosi yang digunakan untuk berkomunikasi dengan konsumen potensial secara
langsung. Artinya penjualan tatap muka merupakan aktifitas komunikasi antara
produsen yang diawali oleh tenaga penjual dengan konsumen potensial yang
melibatkan pikiran dan emosi serta tentu saja berhadapan langsung (face-toface). 23
22
Fandy Tjiptono, Gregorius Chandra, dan Dadi Adriana, Pemasaran Strategik, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2008, hal 559. 23
Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002, hal 311. 25 Menurut Kotler dan Amstrong mengatakan bahwa personal selling adalah
presentasi pribadi oleh wiraniaga perusahaan dalam rangka mensukseskan
penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan. 24
Tjiptono juga berpendapat bahwa personal selling merupakan komunikasi
langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan
suatu produk kepada calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan
terhadap suatu produk sehingga mereka kemudian akan mencoba membelinya.
Karena itu sistem kerjanya lebih fleksibel bila dibandingkan media lain. 25
2.5.2. Kategorisasi Tenaga Penjual
Program personal selling yang menggunakan wiraniaga (salespeople) dan
menekankan dyadic communication (komunikasi timbal balik antara dua orang
atau kelompok) memungkinkan perancangan pesan secara lebih spesifik dan
custumized , komunikasi yang lebih personal, dan pengumpulan umpan balik
secara langsung dari para pelanggan.
Tenaga penjual atau salesman atau sales representative berfungsi
menjembatani perusahaan dengan konsumen secara personal. Bahkan di mata
sebagian konsumen, sales representative itu sendiri dianggap perusahaan. Sales
rep lah yang bisa menjaring dan membawakan berbagai informasi menyangkut
konsumen yang dibutuhkan oleh perusahaan. Karena itu perusahaan perlu cermat
dalam mengembangkan tujuan, strategi, struktur, kompensasi, dan besarnya
24
Kotler dan Amstrong, Prinsip‐Prinsip Pemasaran Jilid 2, Alih Bahasa oleh Damos Sihombing, Jakarta: Erlangga, 2001, hal 112. 25
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Yogyakarta: CV. Andy Offset, 2008, hal 224. 26 tenaga penjual. Istilah sales representative itu sendiri perlu dibedakan, yang
secara teoritis dapat dikategorikan menjadi 6 jenis: 26
1. Pengantar (deliverer): Tenaga penjual yang tugas utamanya sekedar
mengantarkan produk (susu, Koran, minyak tanah, pizza, dan lain-lain)
2. Pencatat pesanan (order taker): Tenaga penjual yang berfungsi menerima
pesanan di balik counter atau di kantor (inside order taker) atau yang
bertugas sebagaimana salesman FMCG menangani klien supermarket
(outside order taker)
3. Missionary : Tenaga penjual yang tak diharapkan atau diijinkan menerima
pesanan tapi bertugas khususnya untuk membangun goodwill atau
mengedukasi pemakai produk atau calon pembeli (detailer perusahaan
farmasi yang menawarkan produk-produk ethical kepada para dokter).
4. Teknisi (Technician): Tenaga penjual yang memiliki pengetahuan teknis
yang tinggi.
5. Demand Creator: Tenaga penjual yang memanfaatkan cara-cara kreatif
untuk menjual produk berwujud atau produk tak berwujud.
6. Solution vendor: Tenaga penjual yang punya keahlian dalam mengatasi
masalah perusahaan, biasanya dengan sistem produk dan layanan
perusahaan.
2.5.3. Keuntungan dan Kerugian Personal Selling
Kelebihan dari penjualan personal, dibandingkan dengan metode yang lain
adalah terjadinya komunikasi dua arah. Dalam proses penjualan, pengirim pesan
26
Sulaksana, Uyung, Integrated Marketing Communication, Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2007 hal 139 27 (dalam hal ini penjual) dapat menyesuaikan pesan. Hal ini terjadi karena mereka
(penjual) mendapatkan umpan balik dari penerima pesan (misalnya pelanggan).
Jadi jika pelanggan tidak memahami pesan awal (misalnya tidak sepenuhnya
memahami cara kerja produk) penjual bisa melakukan penyesuaian dengan cara
menjawab pertanyaan atau masalah.
Sifat interaktif personal selling juga membuat metode promosi yang
paling efektif untuk membangun hubungan dengan pelanggan, khususnya di
pasar-pasar bisnis. Hal ini sangat penting bagi perusahaan yang baik menjual
produk atau menjual mahal biaya lebih rendah tetapi produk volume
tinggi(misalnya, pembeli harus membeli dalam jumlah besar) yang sangat
bergantung pada pelanggan melakukan pembelian berulang. Karena pembelian
tersebut mungkin memakan cukup banyak waktu untuk menyelesaikan dan
mungkin melibatkan masukan dari banyak orang di perusahaan pembelian (yaitu
pusat
pembeli),
penjualan
kesuksesan
sering
membutuhkan
pemasar
mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang kuat dengan anggota
perusahaan pembelian.
Menurut Belch and Belch dalam Wenats, kelemahan terbesar penjualan
personal adalah rentannya untuk terjadinya kesalahpahaman. Kebanyakan orang
memiliki beberapa pengalaman buruk dengan tenaga penjualan yang mereka
anggap terlalu agresif atau bahkan benar-benar menjengkelkan. 27 Kelemahan
kedua dari personal selling adalah biaya tinggi dalam menjaga jenis usaha
promosi. Biaya yang terjadi dalam menjual pribadi mencakup: tinggi biaya per 27
Eka Wenats AG., Yusuf, Kurniawaty.,et.al. Integrated Marketing Communication: Komunikasi Pemasaran di Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012, hal 130. 28 tindakan dapat menjadi ukuran penting dari keberhasilan pengeluaran promosi.
Karena personal selling melibatkan kontak orang ke-orang, uang yang dihabiskan
untuk mendukung staf penjualan (yakni tenaga penjualan) dapat meningkat tajam.
Dengan biaya tinggi seperti untuk mempertahankan tenaga penjualan, penjualan
pribadi sering kali tidak pilihan praktis untuk menjual produk-produk karena tidak
menghasilkan sejumlah besar pendapatan.
Kelemahan terakhir adalah bahwa penjualan personal bukan untuk semua
orang. Untuk perusahaan yang menugaskan tenaga penjualan untuk menangani
kelompok pelanggan tertentu (misalnya, wilayah geografis), omset dapat
meninggalkan perusahaan tanpa perwakilan dalam sebuah kelompok pelanggan
untuk jangka waktu sementara perusahaan merekrut dan melatih pengganti.
2.5.4. Tahapan Evolusi Penjualan
Tugas personal selling mencakup sejumlah tanggung jawab yang
berkaitan dengan lima tahap evolusi penjualan berikut ini: 28
1. Provider stage, yaitu aktifitas penjualan terbatas hanya pada menerima
pesanan untuk produk pemasok yang tersedia dan menyampaikannya
kepada para pembeli.
2. Persuader stage, yaitu aktifitas penjualan menekankan usaha untuk
membujuk dan meyakinkan orang agar bersedia membeli produk
pemasok.
28
Fandy Tjiptono, Gregorius Chandra, dan Dadi Adriana, Pemasaran Strategik, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2008, hal 560. 29 3. Prospector stage, yaitu aktifitas penjualan yang berusaha mencari calon
pelanggan terseleksi yang diyakini memiliki kebutuhan, kesediaan, sumber
daya, dan wewenang untuk membeli produk pemasok.
4. Problem solver stage, yaitu aktifitas penjualan yang mencakup usaha
menyelaraskan kebutuhan pelanggan dengan produk pemasok yang dapat
memecahkan masalah pelanggan.
5. Procreator stage, yaitu aktifitas penjualan yang berusahan memahami
masalah atau kebutuhan pelanggan dengan produk pemasok yang dapat
memecahkan masalah pelanggan.
Kelima tahap ini menunjukan perkembangan dramatis dari yang semula
menekankan teknik-teknik persuasif ke arah supaya menjalin kemitraan dengan
pelanggan.
2.5.5. Tugas Personal Selling
Beberapa tugas spesifik seorang wiraniaga dari penjualan tatap muka
adalah sebagai berikut: 29
a. Prospecting, mencari calon pelanggan (prospek atau leads)
b. Targeting, memutuskan cara mengalokasikan waktu di antara para prospek
dan pelanggan.
c. Communicating, menyampaikan informasi mengenai produk dan layanan
perusahaan.
d. Selling, melakukan pendekatan (approaching), berpresentasi, menjawab
keberatan dan keluhan pelanggan, dan menutup penjualan.
29
Fandy Tjiptono, Gregorius Chandra, dan Dadi Adriana, Pemasaran Strategik, Yogyakarta: Penerbit Andi, 2008, hal 560‐561. 30 e. Servicing, memberikan berbagai layanan kepada para pelanggan, seperti
konsultasi, dukungan teknis, pembiayaan, pengiriman, dan instalasi.
f. Information Gathering, melakukan riset pasar dan intelejensi pemasaran.
g. Allocating, memutuskan pelanggan yang akan menerima produk yang
langka manakala terjadi kelangkaan produk.
2.6. Kredit
2.6.1. Pengertian Kredit
Perkataan kredit sesungguhnya berasal dari bahasa latin credere yang
berarti kepercayaan, atau credo yang berarti saya percaya. Dengan kata lain maka,
kredit mengandung pengertian adanya suatu kepercayaan dari seseorang atau
badan yang diberikan kepada seseorang atau badan lainnya yaitu bahwa yang
bersangkutan pada masa yang akan datang akan memenuhi segala sesuatu
kewajiban yang telah diperjanjian terlebih dahulu. 30
Menurut Tucker dalam Rachmat, kredit adalah Pertukaran/pemindahan
sesuatu yang berharga dengan barang lainnya baik itu berupa uang, barang
maupun jasa dengan keyakinan bahwa ia akan bersedia dan mampu untuk
membayar dengan harga yang sama di masa yang akan datang. 31
Sementara menurut Ensiklopedia Umum, kredit adalah sistem keuangan
untuk memudahkan pemindahan modal dari pemilik kepada pemakai dengan
pengharapan memperoleh keuntungan. Kredit diberikan berdasarkan kepercayaan
orang lain yang memberikannya terhadap kecakapan dan kejujuran si peminjam.
30
31
Rachmat. F & Maya. A , Manajemen Perkreditan Umum, Bandung: Alfabeta, 2011.hal.1. Ibid. hal 2. 31 Menurut Undang-Undang No. 10/1998 (pasal 21 ayat 11), kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak meminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga.
2.6.2. Unsur-Unsur Kredit
Dari pengertian tersebut di atas walaupun titik beratnya berbeda-beda
namun kiranya dapat disimpulkan, bahwa pada dasarnya kredit itu mengandung
unsur-unsur sebagai berikut 32 :
a. Adanya orang atau badan yang memiliki uang, barang, atau jasa yang
bersedia untuk meminjamkan kepada pihak lain. Orang atau badan
demikian lazim disebut kreditur.
b. Adanya pihak yang membutuhkan/meminjam uang, barang atau jasa.
Pihak ini lazim disebut debitur.
c. Adanya kepercayaan dari kreditur terhadap debitur.
d. Adanya janji dan kesanggupan membayar dari debitur kepada kreditur.
e. Adanya perbedaan waktu yaitu perbedaan antara saat penyerahan uang,
barang, atau jasa oleh kreditur dengan pada saat pembayaran kembali dari
debitur.
f. Adanya risiko yaitu sebagai akibat dari adanya unsure perbedaan waktu
seperti di atas, dimana masa yang akan datang merupakan sesuatu yang
belum pasti, maka kredit itu pada dasarnya mengandung risiko. Risiko
32
ibid 32 tersebutberasal dari bermacam-macam sumber, termasuk di dalamnya
penurunan nilai uang karena inflasi dan sebagainya. Adanya bungan yang
harus dibayar oleh debitur kepada kreditur (walaupun ada kredit yang
tidak berbunga)
2.7. UMKM
2.7.1. Pengertian UMKM
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008, UMKM memiliki
pengertian sebagai berikut:
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau
badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha
Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau
hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
2.7.2. Kriteria UMKM
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Bab IV Pasal 6 Tahun 2008 Tentang
UMKM, Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah adalah sebagai berikut:
1. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
33 a) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
b) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banuak Rp 300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah)
2. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00
(dua milyar rupiah)
3. Kriteriah Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
a) Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00
(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha
b) Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua
milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp
50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah)
Download