bab ii tinjauan pustaka - Perpustakaan Universitas Mercu Buana

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Massa
2.2 Pengertian Komunikasi Massa
Dalam kehidupan sehari – hari sering terdengar kata komunikasi
massa. Komunikasi massa merupakan suatu proses komunikasi yang
berlangsung pada peringkat masyarakat luas, yang identifikasinya ditentukan
oleh ciri khas institusionalnya ( gabungan antara tujuan, organisasi dan
kegiatan yang sebenarnya ) proses lain yang kedudukannya hampir sama
dalam pengertian ruang lingkup dan keberadaannya yang muncul dimana –
mana adalah pemerintah., pendidikan dan agama. Masing – masing memiliki
jaringan institusional sendiri yang kadang kala sangat berkaitan dalam proses
transmisi atau tukar menukar informasi dan gagasan.
Sedangkan pengertian komunikasi massa adalah komunikasi dengan
media massa ( audiens atau khalayak sasaran ). Massa disini dimaksudkan
sebagai para penerima pesan ( komunikan ) yang memiliki status sosial dan
ekonomi yang heterogen satu sama lainnya. Pada umumnya proses
komunikasi massa tidak menghasilkan feedback ( umpan balik ) yang
berlangsung, tetapi tertunda dalam waktu yang relatif. 6
6
Wawan Kuswandi, Komunikasi massa, Sebuah Analisis Media Televisi, Jakarta Rineks Cipta
1996.h.16
11
Banyak definisi komunikasi massa yang dikemukakan oleh para ahli,
diantara para ahli tersebut adalah :
Joseph. A .Devinto dalam bukunya Communicology : An Introduction
the Study of Comunication menampilkan definisinya mengenai komunikasi
massa lebih tegas, yakni sebagai berikut :
1. Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa,
khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak
meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau
menonton televisi.
2. Komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan pemancar audio.
Seperti dikatakan oleh Severin dan Tankard jr, bahwa komunikasi massa
itu adalah keterampilan seni dan ilmu. Apabila dikaitkan dengan pendapat
Devito, maka komunikasi massa ciri khusus yang disebabkan sifat – sifat
komponennya. 7
2.2.1 Karakteristik komunikasi massa, antara lain :
1. Adanya suatu organisasi yang kompleks dan formal dalam tugas
operasional pengirim pesan.
2. Adanya khalayak luas dan heterogen.
3. Isi pesan harus bersifat umum dan bukan rahasia.
4. Komunikasi dilakukan dengan masyarakat yang sangat heterogen
dalam tingkat pendidikan, keadaan sosial dan ekonomi maupun
keadaan budayanya.
7
Onong Uchjana Effendy. Televisi Siaran Teori dan Praktek, Penerbit Mandar Maju. Bandung,
1993. Hal 13-14.
12
5. Setiap pesan mengalami control sosial dalam arti murni, yaitu
dinilai banyak orang dengan berbagai latar belakang dan taraf
pendidikan dan daya cerna masyarakat.
6. Sifat hubungan antara komunikator dan komunikan / khalayak
ialah anonim.
2.2.2 Proses Komunikasi Massa
Komunikasi
komunikasi
terbagi
interpersonal,
menjadi
komunikasi
komunikasi
kelompok,
intrapersonal,
komunikasi
organisasi, dan komunikasi massa. Komunikasi massa menjadi salah
satu komunikasi terbesar yang melibatkan masyarakat banyak.
Proses terjadinya komunikasi massa selalu terkait dengan
teknologi, dalam hal ini adalah teknologi komunikasi. Sebagai contoh
adalah berjalannya komunikasi massa melalui media televisi akan
melibatkan pemanfaatan satelit, pemancar dan sebagainya. Pada zaman
dahulu, hanya khalayak yang mempunyai perhatian besar dan berada
dalam golongan ekonomi tinggi yang dapat menikmati pilihan
berbagai sajian media massa yang ada. Namun demikian pada zaman
sekarang media televisi sudah terjangkau oleh lapisan bawah
sekalipun, menyebabkan masyarakat dapat menikmati sajian dengan
mudah.
Untuk memahami formulasi komunikasi massa dapat dilihat
dari rangkaian tahap – tahap sebagai berikut :
13
1. Formulasi pesan oleh komunikasi professional.
2. Penyebaran pesan dengan cara yang relative cepat dan terus
menerus melalui media ( biasanya media cetak, film dan
broadcasting, radio / TV )
3. Pesan khalayak yang jumlahnya relative cepat dan terus menerus
melalui media massa
4. Individu anggota dari khalayak mencoba menafsirkan pesan
komunikator sehingga memperoleh pemahaman yang sama
sebagaimana yang dimaksud komunikator.
5. Sebagai hasil memahami pesan, maka selanjutnya anggota
kelompok ini sampai level tertentu akan terpengaruh oleh pesan
tersebut. 8
Dari rangkaian proses ini kemudian Deflur dan Dennis
mendefinisikan komunikasi massa sebagai suatu proses dimana
komunikator professional menggunakan media untuk menyebarluaskan
pesan tersebut seluas – luasnya, secepat – cepatnya berkesinambungan
untuk menyebarluaskan pengertian yang sama kepada khalayak yang
besar dan beragam dalam upaya mempengaruhi mereka.
Media massa, televisi, radio dan lain – lain serta proses
komunikasi massa ( peran yang dimainkannya ) semakin banyak
dijadikan objek studi. Gejala ini seiring dengan kiat meningkatnya
8
Denis Mcquail,Massa Comunication Theory atau Teori Komunikasi Massa, Terj.Agus Dhaim &
Aminidin Ram, Jakarta Erlangga 1987,h,33- 34
14
peran media massa itu sendiri sebagai suatu institusi penting dalam
masyarakat.
Diantara beberapa macam model komunikasi yang berkenaan
dengan persepsi, terdapat satu model komunikasi yaitu Model Gerbner.
Model ini menghubungkan pesan dengan “ realitas “, yakni
menyatakan “ tentang”, dan dengan demikian memungkinkan kita
untuk mendekati persoalan persepsi dan makna.
Proses diawali dengan sebuah peristiwa E, realitas eksternal
yang diserap oleh M ( M bisa seorang manusia atau sebuah mesin ).
Persepsi M terhadap E adalah persepsi E1. ini merupakan dimensi
perseptual pada awal proses. Relasi
seleksi,
mengingat
M
tidak
antara E dan E1 melibatkan
mungkin
menyerap
keseluruhan
kompleksitas E. bila M-nya sebuah mesin, seleksi ditentukan oleh
kapasitas teknis atau kapasitas fisiknya. Sedangkan bila M adalah
manusia, maka seleksinya menjadi lebih kompleks lagi.
Pada tahap kedua berlangsung saat persepsi atas E, diubah
menjadi sinyal tentang E, atau menggunakan kode Gerbner,SE. inilah
yang biasa kita sebut pesan, yakni sinyal atau pernyataan peristiwa.
Selanjutnya, ada seleksi dari dalam persepsi E1. sama halnya dengan
E1 yang tidak pernah bisa dipersepsi secara utuh dan komperehensif
dalam merespons E, begitu juga halnya dengan sinyal tentang E1 tak
pernah bisa ditangkap secara utuh dan komprehensif.
15
Gambar 1
Model Gerbner
( Jhon Fiske,Cultural and Communication Studies,hal.38 )
M
E
Peristiwa
Ketersediaan
Konteks Seleksi
E1
Persepsi
Dimensi (atau pengkombinasikan)
alat dan kontrol
Akses ke Saluran
Control media
Dimensi perseptual
M2
S
Bentuk
E
Isi
Ketersediaan
konteks seleksi
SEI
Persepsi atas
pernyataan
t t
Pada tahap ketiga yang dipersepsi oleh penerima, M2, bukan
peristiwa E, melainkan sinyal atau pernyataan tentang peristiwa, atau
SE, Proses yang terjadi sama dengan yang terjadi pada tahap pertama.
M2 membawa pada SE sekumpulan kebutuhan dan konsep yang
bersumber dari kultur atau subkulturnya dan sejauh mana dia bisa
mengaitkan SE pada dirinya, sehingga bisa kita katakan, dia
menemukan makna dalam pesan. Pesan sendiri hendaknya dipandang
sebagai sesuatu yang berpotensi memiliki banyak makna. Potensi ini
16
tak pernah terwujudkan secara utuh dan bentuk pesan itu belum bisa
ditentukan sampai terjadi interaksi atau negosiasi antara M2 dan SE :
hasilnya adalah makna, yaitu SE1.
Persepsi manusia merupakan sebuah proses interaksi atau
negosiasi. Kita mencoba mencocokkan stimulus eksternal dengan pola
– pola internal pemikiran dan konsep. Bila kecocokan bisa dibuat, kita
kemudian mempersepsikan sesuatu dan kita memberinya makna.
Kegagalan untuk melihat makna dari apa yang kita persepsi membawa
kita pada keadaan mengalami disorientasi.
Pencocokan tersebut dikontrol oleh kebudayaan kita yang
didalamnya pola – pola atau konsep internal pemikiran dikembangkan
sebagai hasil dari pengalaman kultural kita. Hal ini berarti bahwa
manusia dari kebudayaan yang berbeda akan mempersepsikan realitas
secara berbeda. Karena itu, persepsi bukan semata –mata merupakan
sebuah proses fisiologi didalam diri individu , persepsi pun merupakan
masalah kebudayaan.
Dikaitkan dengan teori di atas trans corpooration dan trans 7
bertindak sebagai pengirim. Laptop si Unyil
dengan tema
pengetahuan didalamnya dibintangi oleh tokoh si Unyil dan teman –
temannya yang dibantu oleh sesorang anak yang bertubuh gempal yang
bernama ifat. Sebagai salah satu peristiwa atau pesan ( E ) kemudian
anak – anak bertindak sebagai penerima ( M ). Sampel diambil dari
anak – anak berusia 11 tahun dengan alasan umumnya anak – anak
17
pada usia itu mereka hanya memahami senang atau tidak terhadap
informasi yang mereka terima dan belum pada taraf menilai. Pesan
yang ditangkap akan diolah sedemikian rupa dalam diri anak – anak
sebagai penonton akhirnya ia akan memiliki pandangan akan pesan
tersebut. Pandangan – pandangan itu lazim disebut persepsi yang
merupakan tahap awal pembentukan sikap.
Dalam hal ini persepsi merupakan unsur penting yang dapat
menunjang sikap negatif dan positif terhadap suatu masalah. Persepsi
sangat penting karna persepsi adalah inti konunikasi, sedangkan
penafsiran ( Interpretasi ) adalah inti persepsi yang identik dengan
penyandian balik ( decoding ) dalam proses komunikasi. Persepsi
disebut inti komunikasi, karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak
mungkin kita berkomunikasi dengan efektif.
9
Maka penulis ingin
melihat tentang persepsi murid – murid kelas 5 dan 6 SDN 13 pagi
terhadap tayangan laptop si Unyil.
Seorang
pakar
komunikasi
lain
Charles
R.
Wright
mengemukakan pendapatnya tentang fungsi media massa seperti yang
dinyatakan dalam bukunya Mass Communication A Sociological
Perspective, antara lain bahwa media massa mempunyai fungsi sebagai
media hiburan. Schramm menyatakan bahwa fungsi media massa dapat
dimanfaatkan sebagai to sell good for us, artinya bahwa media massa
dapat dimanfaatkan sebagai ajang promosi. Dari hasil pengamatan para
9
Alex Sobur,2003, Psikologi Komunikasi Umum, hal 446
18
pakar tadi dapat disimpulkan dan saling melengkapi, sehingga fungsi
media adalah :
1. Sebagai media penerangan
2. Sebagai media pendidikan
3. Sebagai media hiburan
4. Sebagai media promosi 10
Dapat dijelaskan bahwa komunikasi massa identik dengan
media massa. Ini karena komunikasi massa menggunakan media massa
untuk mengkonsumsi informasi kepada masyarakat yang bersifat
heterogen. Pada dasarnya media memiliki fungsi penting. Asumsi
tersebut ditopang oleh dalil media sering berperan sebagai wahana
pengembangan
kebudayaan
bukan
saja
dalam
pengertian
pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian
pengembangan tata cara, mode, gaya hidup dan norma – norma. Selain
itu media telah menjadi sumber dominant bukan saja bagi individu
untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi
masyarakat dan kelompok secara kolektif, media menyuguhkan nilai –
nilai dan penilaian normative yang dibaurkan dengan berita dan
hiburan. 11
10
Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Televisi, Yogyakarta: Duta wacana University Press,
1994,h,17
11
Ibid, hal 5.
19
Saat ini perkembangan media massa elektronik, khususnya
televisi sangat pesat di Indonesia. Dalam jangka waktu sepuluh tahun
terakhir, di Indonesia telah berdiri lebih dari sepuluh stasiun televisi
swasta. Setiap stasiun televisi berlomba untuk terus mengudara dengan
menayangkan program – program yang menarik.
2.3 Televisi Sebagai Media Massa
Dengan berkembangnya teknologi komunikasi dunia kini dirasakan
semakin sempit, karena dalam beberapa saat saja kita dapat berhubungan
dengan yang lain, walaupun kita dibelahan bumi yang berbeda, sehingga
rasanya kita berada didalam suatu tempat didunia, suatu masyarakat dunia.
Akibat dari berkembang pesatnya teknologi komunikasi ini berkembangnya
media massa, bukan saja media elektronik seperti radio dan televisi, tetapi
juga merambah ke media cetak.
Televisi sebagai media massa dengan kelebihan yang dimiliki, tidak
lalu menjadi saingan dari media lainnya, bahkan bersama media cetak dan
radio merupakan Tritunggal media massa, yang mempunyai pengaruh dan
dengan sendirinya akan membentuk kekuatan yang besar, hanya saja sebagai
akibatnya khususnya media massa televisi, merupakan suatu tantangan bagi
pengelolanya, karena harus mampu menjawab tantangan tersebut, apalagi
Indonesia menganut kebijakan udara terbuka ( Open Sky Policy ),
menyebabakan terjadinya “ Perang “ program siaran, dalam arti terjadi
20
persaingan program siaran dari berbagai stasiun penyiaran yang masuk
kekawasan suatu negara. 12
2.3.1 Pengertian Televisi
Televisi sebagai suatu alat yang merupakan bagian dari suatu
sistem yang besar, sehingga meskipun televisi merupakan kotak hitam
ajaib, tetapi apabila gelombang elektromagnetik dari suatu pemancar
televisi, berhubungan langsung dengan televisi tadi yang telah ditekan
tombolnya, maka dengan serta merta akan berubah ke arah fungsi
sebenarnya, dimana kita dapat menikmati acara yang ditayangkan dari
stasiun penyiaran yang bersangkutan. Televisi sebagai suatu alat dapat
dimanfaatkan
untuk
mengkomunikasikan
informasi,
dengan
menggunakan bayangan gambar dan suara, demikian halnya dengan
video dan film. Pengertian ini sangat penting untuk difahami bagi
mereka yang berkecimpung di bidang penyiaran televisi.
2.3.2 Karakteristik Televisi
Televisi mampu menghadirkan sesuatu yang aktual dan secara
serempak yang diterima oleh khalayak penontonnya. Televisi telah
membuat loncatan yang panjang, dimana hasilnya langsung terus dapat
dilihat apa yang terjadi sekarang, demikian pula dapat didengar apa
yang dibicarakan sekarang. Hal tersebut di atas jelas menunjukkan
bahwa televisi merupakan suatun sistem yang luar biasa besarnya,
12
Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Televisi, Yogyakarta: Duta wacana University Press,
1994,h,17
21
dimana kamera dan mikrofon mempunyai peranan yang menentukan
bagi daya tarik mata dan telinga, sedangkan video kabel yang akan
membawa sinyal agar dapat menyentuh saraf kita. 13
2.4 Program Feature And Documenter
2.4.1 Pengertian Feature And Documenter
Pengertian Feature and Documenter adalah suatu program
acara yang menyuguhkan suatu topik tertentu dengan narasi,
wawancara, komentar sebagai penunjang terhadap gambar yang sudah
bercerita yang disajikan secara utuh. 14
2.4.2 Karakteristik Feature And Documenter
1. Melengkapi sajian berita langsung (straight news).
2. Pemberi informasi tentang suatu situasi, keadaan, atau peristiwa
yang terjadi.
3. Penghibur dan pengembangan imajinasi yang menyenangkan.
4. Wahana pemberi nilai dan makna terhadap suatu keadaan atau
peristiwa.
5. Sarana ekspresi yang paling efektif dalam mempengaruhi
khalayak.
13
Darwanto Sastro Subroto, Produksi Acara Televisi, Yogyakarta: Duta wacana University Press,
1994,h,17
14
Ibid, h,226
22
2.4.3 Jenis – jenis Feature And Documenter
Menurut Wolseley dan Campbell terdapat enam jenis feature:
1. Feature minat insani (human interest feature)
2. Feature sejarah (hystorical feature)
3. Feature biografi (biografical feature)
4. Feature perjalanan (travelogue feature)
5. Feature yang mengajarkan keahlian (how to do feature)
6. Feature ilmiah (scientific feature)
2.5 Persepsi
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan –
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan. 15 Menurut Pareek, definisi persepsi adalah sebagai proses menerima,
menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan memberikan
reaksi kepada rangsangan pancaindra atau data. 16
Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli indrawai ( sensory
stimuli ). Hubungan sensasi dengan persepsi sudah jelas. Sensasi adalah
bagian dari persepsi. Walaupun begitu, menafsirkan makna informasi inderawi
tidak hanya melibatkan sensasi, tetapi juga atensi, ekspentasi, motivasi dan
memori.
Persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan penafsiran ( interpretasi )
adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian balik ( decoding ) dalam
15
16
Jalaluddin Rakhmat,1984,Psikologi Komunikasi, hal 51.
Alex Sobur, 2003, Psikologi Umum,hal 446.
23
proses komunikasi. Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi kita
tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan efektif. 17 Persepsilah
yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain.
Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antar individu, semakin mudah dan
semakin sering berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya semakin
cendrung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas.
Kenneth K. Sereno dan Edward M. Bodaken, juga Judy C. Pearson dan
Paul E. Nelson, menyebutkan bahwa persepsi terdiri dari tiga aktivitas, yaitu :
seleksi, organisasi, interpretasi. Yang disebut seleksi sebenarnya mencakup
sensasi dan atensi, sedangkan organisasi melekat pada interpretasi, yang dapat
didefinisikan sebagai “ meletakkan suatu rangsangan bersama rangsangan
lainnya sehingga menjadi suatu keseluruhan yang bermakna”. 18
Kita sulit membedakan sensasi dan persepsi. Kedua hal itu sebenarnya
terjadi secara serentak. Dan ketiga tahap persepsi ( sensasi, atensi, dan
interpretasi atau seleksi, organisasi, dan interpretasi ) tidak dapat dibedakan
secara tegas, kapan satu tahap berakhir dan kapan tahap berikutnya mulai.
Dalam banyak kasus ketiga tahap tersebut berlangsung nyaris serempak.
Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponen utama
1. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari
luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.
2. Interpretasi,
yaitu
proses
mengorganisasikan
informasi
sehingga
mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh berbagai
17
18
Jalaluddin Rakhmat,2000, Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar, hal 167.
Ibid, hal 168.
24
faktor, seperti pengalaman masa lalu, system nilai yang dianut, motivasi,
kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi juga bergantungan pada
kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorian informasi yang
diterimanya, yaitu mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana.
3. Interpretasi kemudian diterjemahkan dalm bentuk tingkah laku sebagai
reaksi. Jadi, proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi, dan
pembulatan terhadap informasi yang sampai.
Kita dapat mengillustrasikan bagaimana persepsi bekerja dengan
menjelaskan tiga langkah yang terlibat dalam proses ini.
Gambar 2
Proses Persepsi
( Alex sobur, Psikologi Umum, hal 449 )
Terjadinya Stimulasi
Alat Indra
Stimulasi alat indra
diatur
Stimulasi alat indra
dievaluasi ditafsirkan
4. Terjadinya Stimulasi Alat Indra ( Sensory Stimulation ). Contoh saat ini
kita mendengar musik, saat ini kita mencium parfum seseorang, saat kita
mencicipi sepotong kue, dan saat kita merasakan telapak tangan yang
berkeringat ketika berjabat tangan.
25
5. Stimulasi terhadap Alat Indera Diatur.
Rangsangan terhadap alat indra diatur menurut berbagai prinsip. Salah satu
prinsip yang sering digunakan adalah prinsip proximity atau kemiripan ;
orang atau pesan yang secara fisik mirip satu sama lain, dipersepsikan
bersama – sama, atau sebagai suatu kesatuan ( unity ). Prinsip lain adalah
kelengkapan ( closure ) : kita memandang atau mempersepsikan suatu
gambar atau pesan yang dalam kenyataan tidak lengkap sebagai gambar
atau pesan yang lengkap. Dalam membayangkan prinsip – prinsip ini,
hendaklah kita ingat bahwa apa yang kita persepsikan, juga kita tata
kedalam suatu pola yang bermakana bagi kita. Pola ini belum tentu benar
atau logis dari segi objektif tertentu.
6. Stimulasi Alat Indra Ditafsirkan – Dievaluasi
Proses perseptual adalah penafsiran – evaluasi. Kita menggabungkan
kedua istilah ini menegaskan bahwa keduanya tidak bisa dipisahkan.
Penafsiran – evaluasi kita tidak semata – mata didasarkan pada rangsangan
luar, melainkan juga sangat dipengaruhi oleh pengalaman manusia lalu,
kebutuhan, keinginan, system nilai, keyakinan tentang yang seharusnya,
keadaan fisik dan emosi pada saat itu, dan sebagainya yang ada pada
kita. 19
19
Alex sobur,2003, Psikologi Umum, hal 449-451
26
2.5.1 Faktor – faktor penyebab perbedaan persepsi
Proses persepsi dijelaskan oleh para filsuf dan psikologi bahwa
manusia secara ilmiah ingin mengetahui dunia luar dirinya dan seberapa
tepat
mereka
menggambarkannya.
Pengalaman
tersebut
sangat
beruntung pada alat indra. Tanpa alat indra, tidak ada kontak dengan
dunia luar ( Corner dan Hawthorn, 1985, dalam Zulfebriges,1995). 20
Meskipun banyak stimuli berbeda – beda yang sampai kepada
kita tentang masalah yang sama, apa yang bisa kita hayati adalah
terbatas pada saat – saat tertentu. Pemusatan persepsi ini disebut “
perhatian “. Atensi atau disebut juga perhatian adalah proses mental
ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran
pada saat stimuli lainnya melemah.
Ada dua faktor yang bisa menarik atensi atau perhatian
seseorang, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal
contohnya seperti gerakan – gerakan yang mengandung perhatian,
intensitas stimuli, kebaruan ( novelty ) suatu program acara, dan
perulangan. 21
Sedangkan faktor internal terbagi dua, yaitu faktor biologis dan
faktor sosiopsikologis. Faktor biologis contohnya rasa lapar, haus,
kantuk, hasrat sex dan sebagainya. Sedangkan faktor sosiopsikologi
contohnya kebudayaan, pengalaman, pendidikan, kebiasaan, tingkat
kehidupan, dan sebagainya.
20
21
Ibid,hal 448.
Jalaludin Rakhmat,2001,Psikologi Komunikasi,Edisi Revisi,hal 52-53.
27
Karena itulah persepsi tiap orang berbeda – beda, karena tiap
orang tidak memiliki faktor – faktor tersebut diatas yang sama. Bahkan
seorang anak kembar pun bisa memiliki persepsi yang berbeda. Persepsi
itu bersifat kompleks. Tidak ada hubungan satu lawan satu antar pesan
yang terjadi di “luar sana “ dengan pesan yang akhirnya memasuki otak
kita. Apa yang terjadi diluar dapat sangat berbeda dengan apa yang
mencapai otak kita.
Faktor – faktor internal bukan saja mempengaruhi atensi sebagai
salah satu aspek persepsi, tetapi juga mempengaruhi persepsi kita secara
keseluruhan, terutama penafsiran atas suatu rangsangan agama,
ideology, tingkat intelektualitas, tingkat ekonomi, pekerjaan dan cita
rasa sebagai faktor – faktor internal jelas mempengaruhi persepsi
seorang terhadap suatu realitas. Dengan demikian, persepsi terikat oleh
budaya ( culture – bound ) 22 Bagaimana kita memaknai suatu pesan,
objek, atau lingkungan bergantung pada system yang dianut.
Larry A. Samovar dan Richard E. Porter mengemukakan enam
unsure budaya yang secara langsung mempengaruhi persepsi kita ketika
berkomunikasi dengan orang lain dari budaya yang lain, yakni :
1. Kepercayaan ( beliefs ), nilai ( value ), dan sikap ( attitude )
2. Pandangan Dunia ( worldview )
3. Organisasi Sosial ( sosial organization )
4. Tabiat Manusia ( human nature )
22
Dedy Mulyana,2000,Ilmu Komunikasi;Suatu Pengantar,hal 98.
28
5. Orientasi Kegiatan ( activity orientation )
6. Persepsi tentang diri dan orang lain ( perception of self and other) 23
Banyak sekali faktor yang membuat suatu persepsi berbeda –
beda dari setiap individu. Faktor biologis, faktor sosiopsikologis, atau
faktor budaya, ternyata juga menjadi penyebab persepsi berbeda – beda.
Berbagai faktor akan mempengaruhi reaksi orang terhadap media massa.
Faktor ini meliputi organisasi personal psikologis individu seperti
potensi biologis, sikap, nilai, kepercayaan, serta bidang pengalaman;
kelompok – kelompok sosial dimana individu menjadi anggota; dan
hubungan – hubungan interpersonal pada proses penerimaan, pengolaan,
dan penyampaian informasi. Diduga orang yang berpendidikan rendah
jarang membaca surat kabar, tetapi sering menonton televisi. Eksekutif
dan kaum bisnis menyenangi rubric niaga dalam surat kabar atau
majalah. Telah diteliti bahwa kelompok menengah ( middle class )
cendrung menyukai acara pendidikan, berita dan informasi.
2.6 Pengertian Khalayak
Khalayak adalah penerima, sasaran, audience, pendengar, decoder dan
komunikan. Khalayak secara aktif menggunakan media untuk memenuhi
kebutuhannya. Khalayak ( audience ), juga merupakan faktor penentu
keberhasilan komunikasi. Karena komunikator tentunya sebagai patokan
23
Ibid
29
keberhasilan upaya komunikasi yang ia lakukan itu apabila pesan yang
disampaikan melalui suatu saluran atau media dapat diterima sampai
kekhalayak sasaran. Dipahami dan mendapat tanggapan positif, dalam arti
sesuai dengan harapan yang diinginkan komunikator.
Karena itulah, dalam merancang suatu kegiatan komunikasi melalui
saluran komunikasi personal atau melalui media massa, hendaknya
berorientasi kekhalayak ( audience oriented ) oleh sebab itu Schramm
menyatakan bahwa sebelum komunikator mempengaruhi khalayak melalui
pesan – pesan yang disebarluaskan, khalayak terlebih dahulu mempengaruhi
komunikator. 24 ( Dengan berbagai fungsi media massa seperti diatas, maka
akan mengakibatkan terjadinya hubungan komunikator dengn khalayak
penonton, sehingga akan melibatkan berbagai kelompok serta berbagai lapisan
masyarakat, dari mereka yang berusia anak – anak hingga yang berusia lanjut.,
serta mereka yang berpendidikan rendah hingga berpendidikan yang tinggi
dan sebagainya.
Menurut K. Avery didalam tulisannya Communication and The Media,
khalayak dapat digolongkan menjadi :
1. Selection Attention
Golongan ini yang termasuk mau menerima pesan – pesan tetapi yang
diminati saja.
24
Sasa Djuarsa Sendjaya.Pengantar Komunikasi.Jakarta;Universitas Terbuka.1998 hal 55
30
2. Selective Perceotion
Yang termasuk golongan ini adalah mereka yang berbeda persepsi dalam
menanggapi suatu pesan.
3. Selective Retention
Yang terakhir merupakan golongan yang hanya mau mengingat, apa yang
perlu diingat saja kalau erat kaitannya dengan kepentingan mereka. 25
2.6.1 Kategori lain tentang khalayak (Jalaluddin Rakhmat):
1. The Illitarate
a. Bisa membaca dan menulis
b. Lebih tertarik pada audio visual
c. Orientasi pesan pada hal-hal yang bersifat superfisial dan full
action
d. Orientasinya untuk pemenuhan kebutuhannya sendiri
e. Kurang suka terhadap hal-hal yang bersifat idealis
f. Pada umumnya mereka bukan pemikir
g. Jumlah kelompok ini mencapai 60%
2. The Pramatig
a. Senang melibatkan diri dalam mekanisme masyarakat
b. Mobilitas cukup tinggi
c. Berpendidikan menengah ke atas
d. Berpendapatan cukup
25
Sasa Djuarsa Sendjaya.Pengantar Komunikasi.Jakarta;Universitas Terbuka.1998 hal 10
31
e. Bergaya hidup modern
f. Jumlahnya mencapai 30%
3. The Intelectual
a. Kreatif
b. Bertipe pemikir
c. Berorientasi pada idealisme
d. Tidak berorientasi pada materi
e. Menjadi figur rujukan (personal reference)
2.6.2 Sikap khalayak terhadap pesan (Sanford B. Weinberger dalam
Wahyudi, 1994):
1. Selective attension: memperhatikan isi pesan yang menarik baginya
2. Selective
perseption:
mengartikan
pesan
sesuai
dengan
kepentingannya
3. Selective retension: mengingat-ingat pesan sebatas yang diinginkan
dirinya.
2.6.3 Pendekatan dalam memahami khalayak:
1. Demografi:
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Etnis
d. Tingkat Pendidikan
e. Agama
32
2. Pendekatan Geografis
a. Daerah datar/lembah
b. Daerah pegunungan/bukit
c. Topografis tidak merata
3. Sosilogis
a. Strata sosial
b. Lingkungan sosial (urban, sub urban, rural)
c. Lingkungan pekerjaan (swasta, negeri, BUMN, dll)
4. Ekonomi
a. Atas
b. Menengah
c. Bawah
5. Psikografi
a. Gaya hidup (life style)
b. Nilai-nilai yang dianut
6. Cohort
a. Kesamaan peristiwa (zaman perintis, kemerdekaan, Ode Lama,
Orde Baru, Orde Reformasi
b. Kesamaan periode (1950, 1960, 1970, 1980)
33
2.7 Anak – anak sebagai Khalayak
Khalayak dari penelitian ini adalah anak - anak usia 10 – 12 tahun
yaitu siswa – siswi kelas 4 sampai kelas 5 SDN 13 pagi Kalideres Jakarta
Barat yang menonton program acara Laptop si Unyil di Trans 7. Anak – anak
menerima pesan dengan cara melihat dan mendengar apa yang didalam
tayangan tersebut. Dalam melihat dan mendengar tayangan tersebut, Anak –
anak yang memperhatikan dimana ia telah menonton sebuah tayangan
ditelevisi berarti ia telah memperoleh rangsangan melalui panca inderanya,
kemudian diolah didalam dirinya, dengan menyimpulkan informasi –
informasi, menafsirkan pesan dan setelah itu reaksi balik ( tanggapan ) yang
dihasilkan dari efek dari pesan – pesan yang telah disampaikan, kemudian
disebut Persepsi.
Siswa – siswi yang menonton tayangan laptop si unyil kemudian
menilai dengan tiga indikator, yaitu : perhatian, penafsiran dan pengetahuan
tentang tema cerita, alur cerita, karakter tokoh, bahasa, musik, akting tokoh,
setting dan dialog yang ada pada tayangan laptop si unyil.
34
Download