PENDAHULUAN Latar Belakang Daging merupakan produk pangan asal hewani yang mempunyai gizi tinggi. Daging ayam merupakan bahan pangan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Disamping harga daging ayam tidak terlalu mahal dibandingkan daging sapi, kambing atau domba. Menurut Hui dan Legarreta (2010) daging ayam memiliki kualitas yang baik karena mengandung asam lemak tak jenuh yang relatif tinggi. Produksi daging ayam yang melimpah dapat menghasilkan berbagai macam produk olahan misalnya sosis ayam. Produk pangan seperti sosis memiliki daya simpan rendah apabila tidak disimpan pada suhu rendah (freezer atau refrigerator). Lama penyimpanan produk pangan akan mempengaruhi karakteristik kimia dan mikrobiologi. Asam lemak tidak jenuh akan mengalami ransiditas dan menurunkan daya terima. Protein dapat mengalami perubahan dengan terbentuknya gas H2S dan amoniak yang berbau tidak sedap. Begitu pula dengan perubahan kualitas mikrobiologis dengan adanya pertumbuhan mikrobia pembusuk selama penyimpanan. Menurut Ercolini (2009) penyimpanan makanan menggunakan suhu rendah merupakan salah satu cara penyimpanan yang umum digunakan dalam produksi dan distribusi bahan pangan, maupun produk olahan. Suhu rendah digunakan untuk menunda pembusukan dan perubahan bahan pangan dan produk olahan karena perkembangan bakteri pembusuk. Bahan pengawet dapat ditambahkan untuk mempertahankan kualitas mikrobiologi, kimia, dan sensoris sosis karena penyimpanan pada refrigerator memiliki batas waktu tertentu. 1 Pengawetan produk pangan menggunakan bahan kimia sampai saat ini masih banyak dilakukan, konsumsi bahan kimia secara terus menerus dapat berbahaya bagi kesehatan manusia. Teknologi pengawetan produk olahan daging menggunakan pengawet alami dapat dilakukan salah satunya yaitu dengan penambahan khitosan. Khitosan merupakan hasil proses deasetilasi senyawa khitin yang banyak terdapat pada cangkang hewan golongan Crustaceae seperti udang dan kepiting (Suyatma et al., 2004). Khitosan dapat berfungsi sebagai antibakteri, sehingga mempertahankan kualitas produk selama penyimpanan. Nitrat merupakan salah satu bahan pengawet yang juga berfungsi sebagai pewarna merah pada sosis. Akan tetapi, penggunaan nitrat dapat membentuk senyawa nitrosamin dapat memicu pertumbuhan sel kanker (karsinogenik). Nitrosamin dapat terbentuk di dalam bahan-bahan makanan tertentu seperti daging cured yang mengandung nitrit (Soeparno, 2005). Alternatif penggunaan pengawet dan pewarna alami pada produk sosis akan menimbulkan rasa aman bagi konsumen. Angkak merupakan hasil fermentasi dari beras Cina menggunakan kapang Monascus yang menghasilkan warna merah. Angkak dapat dijadikan pengganti nitrat sebagai pewarna alami, preservasi, dan menghambat oksidasi asam lemak tidak jenuh karena menggandung antioksidan. Teknologi pengawetan yang dikombinasi pada penelitian ini adalah penambahan khitosan dan angkak diharapkan mampu mempertahankan karakteristik mikrobiologi, kimia, dan sensoris selama masa penyimpanan di refrigerator. 2 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kimia dan mikrobiologi sosis ayam dengan penambahan khitosan dan angkak sampai penyimpanan 21 hari dalam refrigerator. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat bahwa angkak dan khitosan dapat digunakan sebagai pengawet yang berasal dari bahan alami dan aman untuk dikonsumsi. Angkak juga dapat digunakan sebagai zat pewarna alami. 3