BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis terhadap faktor-faktor yang menjelaskan keputusan konsumen dalam melakukan pembelian pada butik online, penulis memperoleh 30 komponen yang terangkum dalam delapan faktor. Penulis menghilangkan lima komponen karena pada saat dilakukan uji reliabilitas empat komponen tidak reliabel, yaitu komponen fleksibel, iklan, potongan harga, dan wordof-mouth (WOM). Komponen word-of-mouth (WOM) hilang karena kesalahan pernyataan dalam kuesioner yang disebarkan, sehingga menimbulkan salah pengertian pada responden. Sedangkan pada saat dilakukan analisis faktor satu komponen nilainya kurang dari 0,4, yaitu komponen pemesanan. Berikut ini adalah delapan faktor yang mendorong konsumen untuk berbelanja pakaian di Facebook, yaitu: 1. Faktor pelayanan pelanggan Faktor pelayanan pelanggan terdiri atas tujuh komponen, yaitu penjual, privacy dan keamanan, customer relationship management (CRM), pembayaran, pengiriman, minat, dan pengembalian barang. 119 120 2. Faktor atmosfer toko online Faktor atmosfer toko online terdiri atas enam komponen, yaitu informasi verbal, kemudahan dan kecepatan, penampilan produk, kualitas, informasi harga, dan value. 3. Faktor produk Faktor produk terdiri atas empat komponen, yaitu unik, variasi, new item, dan customized. 4. Faktor orientasi belanja Faktor orientasi belanja terdiri atas lima komponen, yaitu pendapatan, hiburan, kebutuhan, jarak geografis, dan kepuasan. 5. Faktor fleksibel Faktor fleksibel terdiri atas tiga komponen, yaitu aktivitas, kenyamanan, dan akses internet. 6. Faktor status sosial Faktor keenam terdiri atas dua komponen, yaitu merek atau nama toko, dan sosialisasi. 7. Faktor karakteristik pribadi konsumen Faktor ketujuh terdiri atas dua komponen, yaitu gaya hidup dan persediaan. 8. Faktor pengalaman Faktor kedelapan hanya terdiri atas satu komponen, yaitu pengalaman. 121 5.2 Saran Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis terhadap faktor-faktor yang menjelaskan keputusan konsumen dalam melakukan pembelian pada butik online, penulis mencoba memberikan beberapa saran. Berikut ini adalah beberapa saran yang diharapkan dapat memberi nilai tambah bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat membantu para pemasar butik online di Facebook atau pemilik butik online di Facebook agar dapat meningkatkan penjualan, menambah pelanggan, dan membentuk citra positif atas butik online: 1. Memberi prioritas tinggi pada pelayanan pelanggan Konsumen pada umumnya ragu untuk melakukan pembelian secara online karena tidak percaya terhadap butik online. Banyaknya kasus kejahatan di internet membuat konsumen lebih berhati-hati dalam membelanjakan uangnya. Konsumen biasanya berbelanja pakaian yang harganya tidak terlalu mahal, sehingga apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan risiko yang harus ditanggung kecil. Dalam menjalankan bisnis butik online di Facebook, pemilik atau pemasar harus memberi pelayanan terbaik kepada pelanggan untuk mempertahankan kepercayaan pelanggan. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan penjual dalam memberi pelayanan terhadap konsumen: a. Memberi informasi yang jelas, lengkap, dan akurat tentang tata cara pemesanan produk dan pembayaran, serta prosedur pengiriman dan 122 pengembalian atau penukaran produk, agar konsumen percaya dan yakin terhadap penjual. b. Menyediakan informasi kontak yang jelas dan lengkap agar penjual semakin mudah dihubungi. Informasi kontak dapat berupa nomor telepon yang dapat dihubungi, alamat e-mail, nomor PIN blackberry, ID messenger, dan menghubungkan butik online di Facebook dengan media lain seperti Twitter, Foursquare, Blogspot, Multiply, Mailing lists (Milis), Kaskus, dan alamat website jika ada. c. Menggali informasi pribadi atau latar belakang konsumen, sehingga pelayanan dapat disesuaikan dengan gaya hidup, status sosial, aktivitas, kebutuhan, minat, dan selera konsumen. Penjual juga harus menjaga kerahasiaan data-data pribadi konsumen agar tidak disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggungjawab. d. Memberi pelayanan secara personal berupa ucapan selamat secara pribadi untuk peristiwa tertentu seperti ulang tahun dan perayaan hari besar keagamaan atau memberi rekomendasi produk yang sesuai dengan karakteristik konsumen. Penjual juga dapat menyediakan fasilitas gift wrapping bagi konsumen yang membutuhkan. 2. Menciptakan atmosfer toko online yang nyaman Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan penjual agar atmosfer toko online nyaman: a. Menyediakan informasi yang jelas, lengkap dan akurat tentang deskripsi produk seperti warna, jenis kain, dan ukuran pakaian yang 123 sesuai dengan kondisi aslinya. Informasi harga yang jelas juga harus dicantumkan untuk memudahkan konsumen dalam berbelanja. b. Membuat foto produk semenarik mungkin agar penampilan produk terlihat menyenangkan. Hal ini penting untuk dilakukan karena konsumen tidak dapat menyentuh dan mencoba produk yang diinginkan. Foto produk yang di-upload sebaiknya memiliki resolusi kecil agar konsumen mudah dan cepat di dalam melakukan proses download dan navigasi. c. Menawarkan produk yang kualitasnya sesuai dengan harganya agar konsumen tidak merasa dibohongi. Sebaiknya kualitas antara produk yang ditampilkan di Facebook dengan keadaan produk yang sebenarnya tidak jauh berbeda agar konsumen tidak merasa kecewa. 3. Mengelola produk dengan tepat Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu dilakukan penjual agar dapat mengelola produk dengan tepat: a. Menyediakan produk yang unik dan tidak pasaran serta bervariasi merek dan jenisnya agar dapat menarik minat konsumen untuk membeli. b. Mengelola pemasok agar tidak mengganggu persediaan produk c. Melakukan inovasi terhadap produk yang ditawarkan, misalnya dengan menyesuaikan produk sesuai dengan keinginan pelanggan (customized products) atau dengan menciptakan produk baru yang belum ada di pasaran. 124 d. Menawarkan model pakaian terbaru secara berkala agar konsumen tidak bosan dan memiliki banyak pilihan. e. Melakukan cross selling untuk membantu meningkatkan penjualan produk utama, misalnya dengan menjual aksesoris pendukung seperti ikat pinggang atau bros sebagai pelengkap pakaian. 4. Mencari tahu orientasi belanja konsumen yang sebenarnya Penjual perlu mengumpulkan informasi tentang orientasi belanja konsumen yang sesungguhnya. Hal ini dilakukan agar penjual dapat menentukan strategi penjualan yang tepat bagi masing-masing konsumen. 5. Menetapkan merek atau nama toko yang tepat Merek atau nama toko sebaiknya mudah diingat dan dilafalkan agar merek atau nama toko melekat di benak konsumen. Merek atau nama toko sebaiknya juga mampu mencerminkan citra yang ingin ditampilkan penjual sehingga dapat meningkatkan kredibilitas penjual di mata konsumen. 6. Mempelajari pesaing Penjual perlu mempelajari jumlah dan ukuran pesaing dalam kategori produk yang sama atau sejenis agar dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan pesaing. Dengan demikian penjual bisa menetapkan strategi yang cocok untuk menghadapi pesaing agar dapat memenangkan persaingan. 7. Merekrut tenaga kerja yang tepat Apabila bisnis bertambah besar tentu penjual membutuhkan bantuan tenaga kerja dalam kegiatan operasionalnya. Merekrut tenaga kerja yang tepat tidak mudah, untuk itu diperlukan kesamaan visi dan misi antara penjual dan 125 karyawan yang direkrutnya. Tenaga kerja yang memiliki visi dan misi yang sama akan membantu penjual di dalam meningkatkan penjualan, menambah pelanggan, dan membentuk citra positif atas toko. 8. Menentukan segmenting, targeting dan positioning Penjual perlu menetapkan segmen, target, dan posisi yang ingin dituju agar dapat menentukan strategi penjualan dan pemasaran yang sesuai. 9. Merancang strategi penetapan harga Strategi penetapan harga bertujuan untuk memaksimalkan laba yang diperoleh. Namun demikian dalam menetapkan strategi penetapan harga perlu dipertimbangkan berbagai macem aspek diantaranya dampaknya terhadap konsumen, dampaknya terhadap kondisi persaingan, dampaknya terhadap perputaran produk dan kualitas produk, serta dampaknya terhadap citra penjual. 10. Menyusun program promosi yang tepat Kegiatan promosi yang kreatif dan beragam, efektif untuk menarik perhatian konsumen dan meningkatkan daya saing di antara sesama penjual. Berikut ini adalah beberapa saran yang perlu dilakukan penjual dalam melakukan kegiatan promosi: a. Berpartisipasi dalam kegiatan bazaar Promosi jenis ini cocok untuk butik online yang tidak memiliki toko fisik. Dengan mengikuti bazaar, penjual dapat berinteraksi langsung dengan konsumennya dan dapat menyebarluaskan alamat butik onlinenya. Melalui bazaar konsumen dapat menyentuh dan mencoba 126 produk yang diinginkannya dan jika suatu saat nanti konsumen ingin kembali membeli produk maka konsumen cukup mengunjungi butik online yang ada di Facebook. b. Special events Penjual dapat berpartisipasi dalam kegiatan fashion show yang sering diadakan oleh komunitas tertentu dengan menyesuaikan dengan segmen, target, dan posisi yang dituju. Selain itu penjual juga dapat meminjamkan produknya untuk kepentingan pemotretan halaman fashion majalah dan syuting (iklan, video klip, sinetron, film) agar butik online makin dikenal masyarakat. c. Endorsement Penjual memberikan produk secara gratis untuk digunakan dalam kegiatan sehari-hari kepada tokoh-tokoh (artis, sosialita, fashion blogger, fashion stylist, fashion designer) yang diidolakan oleh konsumen yang menjadi target. Kegiatan promosi semacam ini tidak terlalu disadari oleh konsumen namun efektif untuk mempengaruhi emosi, persepsi, dan respon konsumen terhadap produk. 11. Mendaftarkan nama toko ke dalam komunitas penjual online seperti komunitas online shop, perkumpulan pedagang Facebook, dan komunitas Indonesian online shop (KIOS) untuk meningkatkan kredibilitas dan citra penjual di mata konsumen. 12. Memanfaatkan Facebook untuk berjualan online 127 Facebook lebih efektif jika digunakan untuk berjualan online. Hal ini disebabkan banyaknya fasilitas yang disediakan Facebook seperti pages, group, event, iklan, dan marketplace. Fasilitas yang sebagian besar gratis ini dapat membantu pemilik atau pemasar butik online dalam kegiatan pemasaran untuk meningkatkan penjualan, menambah pelanggan, dan meningkatkan citra. 5.3 Keterbatasan Penelitian Dalam melakukan penelitian, penulis memiliki keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya sehingga masih banyak hal-hal yang belum dieksplorasi. Penelitian terhadap faktor-faktor yang menjelaskan keputusan konsumen dalam melakukan pembelian pada butik online masih terbatas pada: 1. Konsumen yang berbelanja pada butik online di Facebook dalam kurun waktu enam bulan terakhir, dimana butik online tempat mereka berbelanja berdomisili dan menjalankan usahanya di Indonesia. 2. Responden wanita yang memiliki rentang usia antara 19 tahun sampai dengan 29 tahun dan tinggal di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). 3. Minimnya lokasi survey, yaitu hanya di pusat perbelanjaan (Senayan City, Plaza Semanggi, Pondok Indah Mall, ITC Kuningan), perkantoran (Kawasan Sudirman, Kuningan, Thamrin), dan kampus (Unika Atma Jaya, BiNus Business School, Gunadarma) 128 4. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan metode pengambilan sampel secara judgmental sampling. Dengan demikian perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk menguji delapan faktor yang ditemukan penulis dan untuk menyempurnakan penelitian yang sudah dilakukan oleh penulis. Berikut ini adalah saran-saran bagi penelitian selanjutnya: 1. Menguji kembali delapan faktor yang telah ditemukan penulis mengenai faktor-faktor yang menjelaskan keputusan konsumen dalam melakukan pembelian pada butik online dan dilengkapi dengan penelitian terhadap karakteristik konsumen yang melakukan pembelian pada butik online di Facebook. 2. Meneliti hubungan antara faktor-faktor yang menjelaskan keputusan konsumen dalam melakukan pembelian pada butik online dengan karakteristik konsumen yang melakukan pembelian pada butik online di Facebook. 3. Melakukan penelitian terhadap price sensitivity factor dari calon pembeli dalam kaitannya dengan faktor-faktor yang menjelaskan keputusan konsumen dalam melakukan pembelian pada butik online. 4. Memperluas lokasi survey dan menggunakan sampel yang lebih besar dan lengkap sehingga bisa mendapatkan kuota yang memadai. 5. Melengkapi penelitian dengan menggabungkan pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif.