Kimia Di Balik Lezatnya Ice Cream Siapa sih yang gak suka es krim? Yakin dah dari mulai anak kecil hingga orang dewasa ga bakalan nolak jika mereka ditawari semangkuk makanan dingin ini. Tapi tahukah kamu bahwa lezatnya es krim yang kita rasakan di dalam mulut itu merupakan hasil eksperimen panjang yang melibatkan ilmu kimia! Udara adalah kandungan penting dalam es krim Yup, saya bilang udara! Ternyata udara menyusun 30-50% komposisi es krim. Jika tidak percaya, cobalah timbang es krim yang belum meleleh dan bandingan massanya dengan yang telah meleleh. Maka massa es krim yang telah mencair akan berkurang. Es krim yang lebih mahal biasanya memiliki kandungan udara yang jauh lebih kecil dibanding dengan es krim yang reguler. Kenapa udara merupakan bagian penting dari es krim? Alasan yang pertama adalah untuk memberikan rasa. Es krim yang dimakan dalam keadaan beku rasanya lebih enak jika dibandingkan dengan es krim yang dimakan dalam kondisi sudah meleleh. Udara membantu ice krim memiliki striktur yang besar sehingga membantu molekul rasa mencapai waktu yang lebih lama untuk bisa dilepaskan, molekul rasa ini akan memicu reseptor yang ada di indra pengecap serta mulut kita. Selain itu udara juga membantu es krim yang dihasilkan memiliki densitas yang rendah. Sebagai contoh 1 galon es krim (3,8 liter) memiliki berat sekitar 4,5 pound (sekitar 2,25 Kg) yang artinya masa jenis es krim yang dihasilkan adalah 0,54 g/mL. Oh ya, es krim premium memiliki densitas yang lebih besar maksimal 0,9 g/mL jika dibandingkan dengan merek yang biasa. Es krim adalah Emulsi Apa itu emulsi? emulsi merupakan campuran antara dua buah cairan yang umumnya tidak dapat menyatu contohnya air dan minyak. Di dalam es krim cairan lemak disebarkan ke dalam campuran air, gula, dan es bersama dengan butiran udara. Udara yang dicampurkan dalam es krim membuat struktur es krim menjadi berpori, Anda bisa melihatnya saat menggerus es krim, ukuran pori udara dalam es krim ini biasanya satu per sepuluh milimeter. Kehadiran udara di dalam struktur es krim maka es krim bisa juga disebut sebagai – busa seeprti halnya whipped cream dan marshmellow. Gula dan Lemak di dalam es krim Es krim dibuat dengan menambahkan gula dalam jumlah yang sangat banyak, umumnya berupa sukrosa atau glukosa. Temperatur dingin dalam penyajian es krim membuat indra perasa kita mati rasa oleh sebab itu, produsen es krim harus menambahkan banyak gula ke dalam es krim agar es krim memiliki rasa seperti yang diinginkan saat dinikmati pada suhu dingin. Perbedaan ini bisa Anda rasakan dengan menikmati es krim yang telah meleleh dengan es krim yang masih beku, dimana es krim yang beku akan memiliki rasa yang kurang manis jika dibandingkan dengan es krim yang masih beku. Kandungan lemak dalam es krim membuat es krim terasa nikmat, memiliki struktur yang kaya, serta strukturnya seperti beludru jika dikeruk. Es krim premium kandungan lemaknya sekitar 20%, sedangkan yang biasa maksimal 10%. Pengurangan lemak dalam es krim akan membuat es krim tidak memiliki struktur yang creamy. Bagaimana membuat lemak dan air bercampur dalam es krim? Masalah yang dihadapi saat kita menggunakan lemak sebagai bahan baku makanan adalah lemak ini tidak dapat bercampur dengan bahan lainnya. Seperti yang kita ketahui bahwa lemak adalah senyawa nonpolar sedangkan air adalah polar, alhasil keduanya tidak dapat bersatu. Lalu bagaimana kita dapat menyebarkan minyak di dalam air saat membuat es krim? Jawabannya ada di dalam ’emulsifier’ yakni zat yang dapat menstabilkan emulsi sehingga butiran liquid yang lain (dalam hal ini minyak) dapat menyebar ke dalam cairan yang lain (dalam hal ini air). Emulsifier yang dipakai dalam es krim biasanya berupa lesitin, salah satu zat yang ditemukan dalam kuning telur. Lesitin memiliki struktur gliserol yang berikatan dengan asam lemak berantai panjang bersama dengan kolin dan gugus fosfat (lihat gambar) Lesitin akan menyusupkan sebagian strukturnya ke dalam gelembung-gelembung lemak sehingga membantu gelembung lemak mengumpul dan dapat menjebak udara yang dicampur saat pembuatan es krim. Alhasil es krim pun memiliki struktur keras. Zat lain yang ditambahkan ke dalam es krim adalah stabilisator, dimana zat ini bisa membuat es krim memiliki struktur creamy. Terdapat dua fungsi stabilisator yang pertama adalah mencegah terbentuhnya kristal es berukuran besar dengan demikian kristal es dapat terdispersi merata ke dalam es krim sehingga es krim tidak mudah mencair. Yang kedua stabilisator berfungsi seperti spons, yaitu menyerap cairan yang terdapat di dalam es krim. Stabilisator yang umum dipakai dalam pembuatan es krim adalah gelatin, putih telur xanthan gum, guar gum, karagenan atau natrium alginat. Jika kamu sudah memiliki semuja bahan untuk membuat es krim dan telah mencampurnya menjadi satu maka kamu harus mendinginkannya sehingga terbentuk es krim. Adanya zat yang terlarut di dalam suatu liquid akan mempengaruhi titik beku campuran tersebut. Penurunan titik beku sebesar 1,86 derajat celcius akan dihasilkan pada setiap penambahan 1 mol gula dalam 1 Kg air. Yang artinya air tidak akan membeku pada suhu nol derajat melainkan -1,86. Sifat inilah yang disebut sebagai penurunan titik beku yang merupakan bagian dari sifat koligatif. Soft-ice cream dan regular Ice cream Ice cream yang regular biasanya di sajikan dalam suhu -12 derajat celcius sedangkan soft ice cream disajikan pada suhu -6 derajat celcius. Soft ice cream memiliki kandungan lemak lebih sedikit akan tetapi kandungan udara yang cukup banyak. Soft ice cream dengan kandungan udara yang tidak maksimal akan menjadikan ice cream ini berwarna kekuningan. Dengan menambahkan udara dan mengocoknya maka ice cream dapat dengan mudah merefleksikan cahaya sehingga terlihat berwarna putih. Semakin putih warna soft ice cream maka semakin baik kualitasnya. Refleksi cahaya pada ice cream ini tidak akan tampak saat es krim meleleh dimana warnanya akan terlihat kekuningan sebagaimana pengaruh bahan-bahan untuk pembuatan es krimnya. Referensi: http://ekimia.web.id