1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan diciptakan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan diciptakan dalam rangka menciptakan sumber daya manusia
yang berkualitas dan mampu bersaing dalam segala bidang. Oleh karena itu
bidang pendidikan seharusnya menjadi prioritas yang utama oleh masyarakat,
pemerintah maupun pengelola pendidikan itu sendiri.
Standar Isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2006 (BSNP 2006:1) menyatakan
bahwa matematika merupakan ilmu umum yang mendasari perkembangan
teknologi modern saat ini dan matematika juga mempunyai peranan penting
dalam berbagai disiplin ilmu untuk memajukan pola pikir manusia. Perkembangan
yang sangat pesat saat ini terutama dalam bidang teknologi informasi dan
komunikasi yang dilandasi oleh matematika dalam bidang teori peluang, teori
bilangan, aljabar, analisis dan lain sebagainya. Untuk dapat menguasai dan
menciptakan suatu teknologi di masa mendatang maka matematika perlu dikuasai
dengan kuat sejak dini. Dengan mempelajari matematika maka dapat
meningkatkan kemampuan dalam berpikir dan juga memberikan kontribusi untuk
menyelesaikan permasalahan yang ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada peserta didik
mulai dari jenjang sekolah dasar untuk membekali mereka agar memiliki
kemampuan dalam berpikir secara logis, kreatif, kritis, analitis, sistematis, serta
memiliki kemampuan untuk dapat bekerjasama dengan yang lainnya. Kompetensi
tersebut
diperlukan
peserta
didik
supaya
memiliki
kemampuan
untuk
memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi yang mereka peroleh untuk
bertahan hidup dalam keadaan yang selalu berubah-ubah dan penuh persaingan.
Paling (dalam Wahyudi, 2012:6) menyatakan bahwa matematika adalah
suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap suatu masalah yang dihadapi oleh
manusia.
1
2
Ismail dkk (dalam Ali Hamzah dan Muhlisrarini, 2014:48) menyatakan bahwa
“matematika adalah ilmu yang membahas angka-angka dan perhitungannya,
membahas
masalah-masalah
numerik,
mengenai
kuantitas
dan
besaran,
mempelajari hubungan pola, bentuk dan struktur, sarana berpikir, kumpulan
sistem, struktur dan alat”.
Ali Hamzah dan Muhlisrarini (2014: 49-51) menyatakan ada beberapa
macam fungsi matematika yaitu “matematika sebagai suatu struktur, matematika
adalah kumpulan sistem, matematika sebagai sistem deduktif dan matematika
merupakan ratunya ilmu dan pelayanan ilmu”.
Mengingat matematika merupakan pembelajaran penting, maka dalam
proses pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah, sebaiknya penyampaian
kepada siswa dilakukan secara bermakna serta memiliki manfaat guna
memecahkan masalah dalam kehidupan. Guru dituntut memiliki kemampuan lebih
dalam menciptakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif, memilih dan
menggunakan strategi, pendekatan metode, dan model maupun teknik
pembelajaran yang bisa membuat siswa merasa tertarik dalam menerima
pembelajaran yang disampaikan oleh guru dan mereka dapat dengan mudah untuk
mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri. Dalam menguasai matematika tidak
bisa jika hanya dilihat dari topiknya saja tetapi dapat menguasai dan terampil
dalam menyelesaikan masalah dengan langkah-langkah tertentu. Yang menjadi
target berhasil atau tidaknya seorang pendidik dalam mengajarkan matematika
pada peserta didik adalah penguasaan langkah-langkah dalam menyelesikan suatu
masalah. Karena materi matematika sangat banyak menyebabkan kita harus fokus
untuk mengetahui makna yang terkandung didalamnya. Untuk dapat menemukan
makna tersebut maka siswa harus mengalami sendiri proses belajar itu dan
dikaitkan dengan konteks yang nyata adalah menggunakan model Pembelajaran
Matematika Realistik (PMR).
Menurut Ahmad Susanto (2013:205) PMR adalah pembelajaran yang
menitik beratkan pada siswa dan dalam pembelajarannya harus dihubungkan
dengan penggunaan konteks dunia nyata kedalam pengalaman belajar siswa yang
berorientasi pada hal-hal yang mudah dibayangkan oleh siswa (nyata). Dalam
3
pendekatan realistis ini menegaskan bahwa matematika pada dasarnya adalah
sebagai aktivitas manusia (human actifity). Dalam kegiatan pembelajarannya,
siswa cenderung lebih aktif dan
harus diberi kesempatan untuk reinvent
(menemukan) matematika melalui praktik yang mereka lakukan. Prinsip utama
PMR adalah dalam mengikuti kegiatan pembelajaran siswa berpartisipasi secara
aktif dan siswa diberi kesempatan untuk membangun pengetahuan mereka melaui
pengalaman belajar yang mereka alami dan konsep-konsep yang masih abstrak
bagi siswa perlu ditransformasikan ke dalam hal-hal yang mudah dibayangkan
oleh siswa (nyata).
Model Pembelajaran Matematika Realistik sebelumnya telah diterapkan
pada jenjang sekolah dasar yang dilaksanakan oleh Riza Angga Fauzan (2012)
dalam skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Matematika
Realistik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III SD N
Sidorejo Lor 07 Salatiga semester II Tahun pelajaran 2011/2012”. Dari hasil uji ttes menunjukkan nilai t adalah 2,09 dengan probabilitas signifikansi 0,049<0,05,
artinya rata-rata nilai sebelum menggunakan model pembelajaran matematika
realistik berbeda dengan nilai rata-rata setelah menggunakan model pembelajaran
matematika realistik. Maka terdapat perbedaan yang positif dan signifikan dengan
perbedaan rata-ratanya berkisar 0,19 sampai 16,381 dengan perbedaan rata-rata
8,200. Dengan demikian penerapan model pembelajaran matematika realistik
dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas III SD N Sidorejo Lor
07 Salatiga. Berdasarkan uraian permasalahan diatas, maka ada alternatif yang
dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan
menggunakan model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR).
Adapun hasil observasi yang dilakukan di SD N Kopeng 03 dan SD N
Kopeng 02, diketahui bahwa model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR)
potensial dilakukan di SD N Kopeng 03, karena dalam pembelajaran matematika
yang berlangsung selama ini kurang maksimal bila menggunakan model-model
pembelajaran
yang
sebelumnya
pernah
diterapkan.
Bertitik
tolak
dari
permasalahan tersebut, dalam pembelajaran matematika akan lebih bermakna bila
siswa terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran dan aktif dalam
4
menemukan sendiri pengetahuan dan dikaitkan dengan pengalaman yang dimiliki
sebelumnya untuk membentuk sebuah konsep. Berdasarkan hasil observasi diatas,
Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan model pembelajaran yang bisa
membangun partisipasi siswa dan yang bisa mengaitkan pembelajaran dengan
pengalaman kehidupan nyata agar siswa mudah dalam memahami pembelajaran
matematika yang disampaikan oleh guru. Salah satu model pembelajaran yang
berhubungan dengan penerapan matematika dalam kehidupan nyata adalah model
Pembelajaran Matematika Realistik (PMR).
Merujuk pada latar belakang yang sudah dipaparkan, penulis merasa
tertarik untuk melakukan penelitian pengaruh model Pembelajaran Matematika
Realistik terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD N Gugus Merbabu
kec. Getasan Kab. Semarang semester II tahun pelajaran 2015/2016.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh
signifikan model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) terhadap hasil
belajar kognitif matematika siswa kelas V SD N Gugus Merbabu Kec. Getasan
Kab. Semarang semester II tahun pelajaran 2015/2016?”
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan masalah penelitian
atau pertanyaan penelitian. Oleh sebab itu tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui signifikansi pengaruh model Pembelajaran Matematika Realistik
(PMR) terhadap hasil belajar kognitif matematika siswa kelas V SDN Gugus
Merbabu Kec. Getasan Kab. Semarang semester II tahun 2015/2016.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat dalam dunia pendidikan
dan menambah ilmu pengetahuan pada mata pelajaran matematika serta dapat
memberikan manfaat teoritis dan manfaat praktis bagi masyarakat luas.
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat mendukung penelitian dari Windha kartika
Kusumaningtyas serta dapat meningkatkan hasil belajar matematika dengan
menggunakan model pembelajaran Pembelajaran Matematika Realistik (PMR).
5
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi siswa
Dapat mendorong keaktifan siswa dalam melakukan kegiatam pembelajaran
dan meningkatkan hasil belajar.
1.4.2.2 Bagi Guru
Dapat memberikan wawasan dan mempermudah guru dalam melakukan
kegiatan
pembelajaran
dengan
menggunakan
model
Pembelajaran
Matematika Realistik pada mata pelajaran matematika di SD dalam rangka
meningkatkan hasil belajar.
1.4.2.3. Bagi Sekolah
Dapat memberikan masukan yang baik pada sekolah untuk mengembangkan
strategi belajar mengajar dan memilih model dan metode yang tepat dalam
rangka perbaikan dan peningkatan pembelajaran.
Download