BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Ayam Petelur Ayam ras petelur ialah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya.Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi secara ketat oleh para pakar. Arah seleksi ditujukan pada produksi yang banyak, karena hutan dapat diambil telur dan dagingnya, maka arah dari produksi yang banyak tadi mulai spesifik. Ayam yang terseleksi untuk tujuan produksi daging dikenal dengan ayam broiler, sedangkan untuk produksi telur dikenal dengan ayam petelur (Rasyaf, 1994). Ayam hibrida (ras) mempunyai peranan penting dalam dunia produksi unggas di Indonesia. Ayam hibrida (ras) dengan cepat memasuki unit-unit peternak kecil di tempat-tempat usaha dekat kota. Unit-unit usaha ayam petelur lebih popular daripada ayam broiler (Peni dan Joel, 1987) Ayam ras pada ayam peliharaan adalah kelompok ayam dalam jumlah besar yang memiliki persamaan anatomi morfologis (bentuk dan cirri-ciri tubuh) dan sifatsifat fisiologis. Dalam sistematika zoology ayam (Gallus species) dapat disusun sebagai berikut Kingdom : Animalia Class : Aves Ordo : Gallopmeae Family : Phacianidae Genus : Gallus 10 Universitas Sumatera Utara Species : Gallus sp (Wiharto dan Roheni, 1986) Ayam petelur merupakan unsur produksi dalam usaha peternakan ayam petelur. Ayam petelur dalam hal ini adalah ayam yang dimanfaatkan telurnya untuk suatu usaha dan memenuhi kriteria untuk dijadikan alat produksi yang mampu bertelur banyak (Rasyaf,1994) Ayam petelur dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase starter (umur 1 hari-6 minggu), fase grower pertumbuhan (umur 6-18 minggu), dan fase layer/petelur (umur 18 minggu-afkir). Khusus fase grower, fase ini sangat berpengaruh pada saat fase produksi atau fase layer (Banong,2012) 2.1.2 Biaya Produksi telur Telur adalah suatu bentuk tempat penimbunan zat gizi seperti air, protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan embrio sampai menetas. Selain itu, telur dengan kerabangnya juga berfungsi sebagai pelindung embrio (Hardjosworodkk, 1998) Biaya operasional untuk budidaya ayam petelur meliputi biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost).Biaya tetap meliputi biaya penyusutan, biaya tenaga kerja tetap dan biaya listrik dan air. Biaya tidak tetap meliputi : biaya pembelian bibit ayam, biaya pakan, biaya obat dan vaksin, biaya pemeliharaan, biaya tenaga kerja tidak tetap, biaya packing dan transportasi, serta biaya penunjang produksi (BPPMD Kalimatan Timur,2010). Tujuan dari menghitung harga pokok dan membandingkannya dengan harga pasar adalah untuk evaluasi, bukan untuk perhitungan untung rugi.Evaluasi tersebut dapat dilakukan setiap saat sesuai kebutuhan, dengan demikian kita dapat melihat 11 Universitas Sumatera Utara ada tidaknya penyimpangan yang berhubungan dengan biaya dan bagaimana kelayakan harga pasar.Jika harga pokok berada di atas harga pasar maka ada pemborosan pada biaya pakan, sebaliknya bila harga harapan dibawah harga pasar maka hal itu pertanda bahwa efisiensi dalam peternakan ayam ras petelur sangat baik (Rasyaf, 2005). Hasil utama dari suatu peternakan ayam petelur adalah telur ayam.Selain itu, masih dihasilkan pula ayam afkir dan hasil pelengkap berupa tinja atau hasil sampingan lainnya.Hasil yang menjadi penghasilan utama ditetapkan berdasarkan kemampuannya memberikan keuntungan terbesar. Apabila hasil peternakan itu dijual sesuai harganya maka akan diperoleh sejumlah uang sebagai imbalan dari hasil peternakan dan disebut penerimaan (Banong, 2012). 2.2 Landasan Teori 2.2.1 Pengertian Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi menurut Mulyadi (2007) adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang dalam pengolahan bahan baku menjadi produk untuk memperoleh aktiva. Sedangkan menurut Blocher dan Chen (2000), harga pokok produksi adalah harga produk yang sudah selesai dan ditransfer ke produk dalam proses pada periode berjalan. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Biaya produksi digolongkan menjadi tiga jenis yaitu : biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik. Hal ini senada dengan pendapat Simamora (1999) yang mendefenisikan biaya produksi adalah biaya yang 12 Universitas Sumatera Utara digunakan untuk membeli bahan baku yang dipakai dalam membuat produk serta biaya yang dikeluarkan dalam mengkonversikan bahan baku menjadi produk jadi. Menurut Mulyadi (2007), dalam perusahaan yang berproduksi massa, informasi harga pokok produksi yang dihitung untuk jangka waktu tertentu bermanfaat bagi manajemen untuk : a. Menentukan harga pokok produksi b. Memantau realisasi biaya produksi c. Menghitung laba atau rugi periode tertentu d. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca. 2.2.2 Metode Pengumpulan Harga Pokok Produksi Menurut Blocher dan Chen (2001), pada dasarnya ada dua macam sistem penentuan biaya produk yang digunakan dalam jenis industri yang berbeda, yaitu sistem penentuan biaya berdasarkan pesanan (job costing) dan sistem penentuan biaya b erdasarkan proses (process costing). 2.2.2.1 Penentuan biaya berdasarkan pesanan (job costing) Merupakan sistem penentuan biaya produk yang mengakumulasikan dan membebankan biaya ke pesanan tertentu. Pengolahan produk akan dimulai setelah datangnya pesanan dari langganan/pembeli melalui dokumen pesanan penjualan (sales order), yang membuat jenis dan jumlah produk yang dipesan, spesifikasi pesanan, tanggal pesanan diterima dan harus diserahkan. Harga pokok pesanan dikumpulkan untuk setiap pesanan sesuai dengan biaya yang digunkan oleh setiap pesanan, jumlah biaya produksi setiap pesanan akan dihitung pada saat pesanan 13 Universitas Sumatera Utara selesai. Untuk menghitung biaya satuan, jumlah biaya produksi pesanan tertentu dibagi jumlah produksi pesanan yang bersangkutan. Menurut Mulyadi (2007), terdapat beberapa karakteristik usaha perusahaan yang menggunakan sistem penentuan biaya berdasarkan pesanan, yaitu : 1)proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus, 2) produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan, 3) produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan. Manfaat harga pokok produksi berdasarkan pesanan adalah : 1) menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan, 2) mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan, 3) memantau realisasi biaya produksi, 4) menghitung laba rugi tiap pesanan, 5) menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses. 2.2.2.2 Penentuan biaya berdasarkan proses (process costing) Mengakumulasikan biaya produk atau jasa berdasarkan proses atau departemen dan kemudian membebankan biaya tersebut ke sejumlah besar produk yang hampir identik. Karakteristik usaha perusahaan yang menggunakan sistem penentuan biaya berdasarkan proses yaitu : 1) produk yang dihasilkan merupakan produk standar, 2) produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama, 3) kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu tertentu. Manfaat harga pokok produksi berdasarkan proses adalah 1) menentukan harga jual produk, 2) menentukan realisasi biaya produksi, 3) menghitung laba atau rugi priodik, 4) menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca. 14 Universitas Sumatera Utara 2.2.3 Harga Pokok Produksi Menurut Mulyadi (2001), harga pokok produksi dapat dihitung dengan tiga pendekatan, yaitu dengan menggunakan full costing, variable costing dan Activity Based Costing. 2.2.3.1 Full costing atau konvensional Merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku tetap maupun variabel. Harga pokok produk yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur harga pokok produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel, dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non-produksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum). Keterbatasan utama dari sistem penentuan harga pokok full costing adalah penggunaan tarif tunggal atau tarif departemen yang mendasarkan pada volume. Blocher dan Chen (2001) mengemukakan tarif ini menghasilkan biaya produk yang tidak akurat, jika sebagian besar biaya overhead pabrik tidak berhubungan dengan volume, dan jika perusahaan menghasilkan komposisi produk yang bermacam-macam dengan volume, ukuran dan kompleksitas yang berbeda-beda 2.2.3.2 Variable Costing Merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel pabrik tetap kedalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja 15 Universitas Sumatera Utara langsung, dan biaya overhead pabrik variabel. Harga pokok produk yang dihitung dengan pendekatan variabel costing terdiri dari unsur harga pokok produksi variabel ditambah dengan biaya non-produksi variabel (biaya pemasaran variabel, biaya administrasi dan umum variabel) dan biaya tetap. Kelebihan biaya konvensional menurut Carter (2009) adalah : 1. Mudah diterapkan 2. Sistem biaya konvensional tidak memakai banyak cost driver dalam mengalokasikan biaya overhead sehingga hal ini memudahkan bagi manager untuk melakukan perhitungan. 3. Mudah di audit. Karena jumlah cost driver yang digunakan sedikit, maka biaya overhead dialokasikan berdasarkan volume based measure sehingga akan lebih memudahkan auditor dalam melakukan proses audit. Sedangkan kelemahan sistem akuntansi biaya konvensional adalah sebagai berikut : 1. Hanya menggunakan jam kerja langsung untuk mengalokasikan biaya overhead 2. Hanya menggunakan dasar alokasi yang volume rate (unit level) untuk pengalokasian bagian dari biaya produk/pelanggan. Pengukuran alokasi biaya overhead yang merupakan bagian dari biaya produksi ditentukan dengan menggunakan dasar yang berkaitan dengan volume produksi. Hal ini menyebabkan distorsi pengukuran product cost karena aktivitas-aktivitas penyebab timbulnya biaya overhead banyak yang tidak berkaitan langsung dengan produk yang dihasilkan. 16 Universitas Sumatera Utara 3. Hanya menitikberatkan biaya produk pada fase produksi saja. Sistem akuntansi biaya konvensional menitikberatkan pada tahap produksi tertentu tidak akan menghasilkan informasi yang relevan. 2.2.3.3 Activity Based Costing Activity Based Costingpada dasarnya merupakan metode penentuan harga pokok produk yang ditujukan untuk menyajikan informasi cost produk secara cermatbagi kepentingan manajemen, dengan mengukur secara cermat konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk. 2.2.4 Unsur-Unsur Harga Pokok Produksi Menurut Hamanto (1992) terdapat tiga unsur-unsur harga harga pokok produksi, yaitu bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya produksi tak langsung atau biaya overhead pabrik. 2.2.4.1 Biaya Bahan Baku Bahan baku menurut Supriono (2007) adalah bahan yang akan diolah menjadi bagian produk selesai dan pemakaiannya dapat diindentifikasi atau diikuti jejaknya atau merupakan bagian integral pada produk tertentu. Biaya bahan baku adalah harga perolehan dari bahan baku yang dipakai didalam pengolahan produk. Bahan baku langsung adalah bahan baku yang menjadi bagian intergral dari produk jadi perusahaan dan dapat ditelusuri dengan mudah. Bahan baku langsung ini menjadi bagian fisik produk, terdapat hubungan langsung antara masukan bahan baku dan keluaran dalam bentuk produk akhir atau jadi. Objek biaya dari bahan baku langsung adalah produk. Menurut Simamora (1999) biaya bahan baku langsung adalah biaya dari komponen-komponen fisik produk dan biaya bahan baku yang dibebankan secara langsung kepada produk, karena dikonsumsi oleh 17 Universitas Sumatera Utara setiap produk. Bahan baku menurut Slamet (2007) diartikan sebagai bahan yang menjadi komponen utama yang membentuk suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dari produk jadi. Dari beberapa pengertian di atas tentang biaya bahan baku, maka dapat disimpulkan bahwa biaya bahan baku adalah biaya yang secara langsung berhubungan dengan penggunaan bahan baku. Bahan baku meliputi bahan-bahan yang dipergunakan untuk memperlancar proses produksi atau disebut bahan baku penolong dan bahan baku pembantu. Bahan baku dibedakan menjadi bahan baku langsung dan bahan baku tidak langsung. Bahan langsung disebut dengan biaya bahan baku, sedangkan bahan baku tidak langsung disebut biaya overhead pabrik. 2.2.4.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung adalah jumlah upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja yang secara langsung menangani pengolahan baku menjadi produk jadi. Gaji dan upah operasional mesin umpamanya merupakan contoh biaya tenaga kerja langsung. Seperti halnya biaya baku, kenyataannya adalah gaji dan upah tenaga kerja yang ikut membantu terlaksananya kegiatan produksi mungkin saja tidak digolongkan sebagai biaya tenaga kerja langung. Karena itu, terhadap gaji dan upah tenaga kerja dibebankan menjadi biaya tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja tak langsung.Biaya tenaga kerja tak langsung meliputi semua biaya tenaga kerja selain yang dikelompokkan sebagai biaya tenaga kerja langsung. Pada umumnya biaya tenaga kerja langsung terdiri dari : 1. Gaji pokok, yaitu upah yang harus dibayarkan kepada setiap buruh sesuai dengan kontrak kerja, yang dapat dibayar secara harian, mingguan atau bulanan. 18 Universitas Sumatera Utara 2. Upah lembur, yaitu upah tambahan yang diberikan kepada pekerja yang melaksanakan pekerjaan melebihi jam kerja yang ditentukan. 3. Bonus, yaitu upah tambahan diberikan kepada pekerja yang menunjukkan prestasi melebihi batas yang ditentukan. 2.2.4.3 Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain dari bahan langsung dan tenaga kerja langsung dikelompokkan ke dalam satu kategori yang disebut ongkos overhead, menurut Hansen dan Mowen (2006).Overhead pabrik memiliki dua karakteristik yang harus dipertimbangkan dalam pembebanannya sebagai hasil produksi.Karakteristik pertama adalah dalam hubungan overhead pabrik dengan produk itu sendiri. Berbeda dengan bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik merupakan bagian yang tidak berwujud dari barang jadi. Karakteristik kedua menyangkut perubahan sebagian unsur biaya overhead karena adanya perubahan volume produksi yaitu overhead bisa bersifat tetap, variable atau semivariabel.Biaya overhead tetap secararelatif tetap kosntan, biarpun ada perubahan dalam volume produksi.Overhead variable berubah sebanding dengan output produksi. Overhead semivariabel bervariasi tetapi tidak sebanding dengan unit yang diproduksi. Menurut Mulyadi (2001), biaya overhead pabrik dapat digolongkan dengan tiga cara, yaitu : 1. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut sifatnya Biaya overhead pabrik dapat digolongkan berdasarkan sifat biaya tersebut. Biayabiaya produksi yang termasuk dalam biaya overhead pabrik dikelompokan menjadi beberapa golongan berikut ini : 19 Universitas Sumatera Utara Biaya bahan penolong. Bahan bahan yang penolong adalah bahan yang tidak menjadi bagian produk jadi atau bahan yang meskipun menjadi bagian produk jadi tetapi nilainya relatif kecil bila dibandingkan dengan harga pokok produk tersebut. Dalam perusahaan peternakan ayam ras petelur, yang termasuk dalam bahan penolong adalah sapu lidi, selang air. Biaya reparasi dan pemeliharaan. Biaya reparasi dan pemeliharaan berupa biaya suku cadang, biaya bahan habis pakai dan harga perolehan jasa dari pihak luar perusahaan untuk keperluan perbaikan atau pemeliharaan bangunan pabrik, mesin, kendaraan dan aktiva tetap lain yang digunakan untuk keperluan pabrik. Biaya tenaga kerja tak langsung. Tenaga kerja tak langsung adalah tenaga kerja pabrik yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk atau pesanan tertentu. Biaya ini terdiri dari upah, tunjangan dan biaya kesejaheraan yang dikeluarkan untuk tenaga kerja tak langsung tersebut. Tenaga kerja tidak langsung terdiri dari karyawan yang bekerja dalam departemen pembantu dan karyawan tertentu yang bekerja dalam departemen produksi, seperti kepala departemen produksi, karyawan administrasi dan mandor. Biaya yang timbul sebagai akibat penilaian terhadap aktiva tetap. Biayabiaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya depresiasi pabrik, bangunan, mesin, alat kerja, dan aktiva tetap lain yang digunakan pabrik. 20 Universitas Sumatera Utara Biaya yang timbul akibat berlalunya waktu. Biaya-biaya yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya-biaya asuransi gedung, asuransi mesin, asuransi kendaraan dan asuransi kecelakaan karyawan. Biaya overhead pabrik lain yang secara langsung memerlukan pengeluaran uang tunai. Biaya overhead yang termasuk dalam kelompok ini antara lain adalah biaya reparasi yang diserahkan kepada pihak luar perusahaan, biaya listrik PLN dan sebagainya. 2. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume produksi. Ditinjau dari perilaku unsur-unsur biaya overhead pabrik dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya overhead pabrik dapat dibagi menjadi tiga golongan: Biayaoverhead pabrik tetap, adalah biaya overhead yang tidak berubah dalam kisar perubahan volume kegiatan tertentu. Biaya overhead pabrik variable, adalah biaya overhead pabrik yang berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Biaya overhead pabrik semivariabel, adalah biaya overhead pabrik yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Untuk keperluan penentuan tariff biaya overhead pabrik dan untuk pengendalian biaya, biaya overhead pabrik yang bersifat semivariabel dipecah menjadi dua unsur, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. 3. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut hubungannya dengan departemen 21 Universitas Sumatera Utara Ditinjau dari hubungannya dengan departemen-departemen yang ada dalam pabrik, biaya overhead pabrik dapat digolongkan menjadi dua kelompok: Biaya overhead pabrik langsung departemen, adalah biaya overhead pabrik yang terjadi dalam departemen tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati oleh departemen tersebut. Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen, adalah biaya overhead pabrik yang manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen. 2.2.3.4 Harga Jual Harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa.Dalam pengertian yang lebih luas, harga adalah jumlah dari nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat memiliki atau menggunakan produk atau jasa.Harga biasanya ditetapkan oleh tawar menawar antar pembeli dan penjual. Penjual akan meminta harga lebih tinggi daripada yang mereka harapkan untuk mereka terima, dan pembeli akan menawar lebih rendah daripada yang mereka harapkan untuk mereka bayar. Lewat tawar menawar, mereka akan mencapai harga yang dapat diterima. Mulyadi (2007) menyatakan bahwa :”Pada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba yang wajar. Harga jual sama dengan biaya produksi ditambah mark-up.”Selain itu Kotler (2003) mengemukakan bahwa “harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh suatu unit usaha kepada pembeli atau pelanggan atas barang atau jasa yang dijual atau diserahkan”. Dapat disimpulkan bahwa harga jual adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi suatu barang atau jasa ditambah dengan presentase laba yang diinginkan perusahaan, karena itu untuk mencapai laba yang 22 Universitas Sumatera Utara diinginkan oleh perusahaan, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menentukan harga yang tepat untuk produk yang terjual. Harga yang tepat adalah harga yang sesuai dengan kualitas produk suatu barang, dan harga tersebut dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. 2.3 Penelitian Terdahulu 23 Universitas Sumatera Utara Penelitian terdahulu yang menjadi rujukan untuk penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh : Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Judul Penelitian Penelitian 1. Erawati 1 Analisis (2012) . Harga Pokok Produksi Sebagai Dasar Penentuan harga Jual pada CV Harapan Inti Usaha Palembang. 2. 2 Martinova . (2010) Tujuan Penelitian 1). Menganalisis perbedaan antara perhitungan harga pokok produksi menurut perusahaan dengan metode full costing 2) Menganalisis perbedaaan antara penentuan harga jual perusahaan dengan metode Full Costing Kesimpulan Ada perbedaan harga pokok produksi antara metode perusahaan dan metode full costing. Perbedaan harga pokok produksi ini juga mengakibatkan adanya perbedaan harga jual antara metode perusahaan dan full costing 1. Menganalisis biaya 1. Total biaya produksi Harga Produksi yang ternak babi Rachel Pokok dikeluarkan oleh Farm adalah sebesar Produksi Peternakan Babi Rp. Ternak Babi Rachel Farm. 846.673.323/tahun. (Kasus Peternakan 2. Membandingkan 2. HPP ternak babi Babi Racher harga pokok dengan metode full Farm, produksi untuk satu costing adalah sebesar Kecamatan ekor babi dewasa Rp. 14.933/kg dan Bojong dengan metode full menggunakan Gede, costing dan variable variable costing costing sebesar Rp. 13.255/kg Kabupaten 3. Membandingkan Bogor, Jawa keuntungan yang Barat) diperoleh Peternakan 3. Keuntungan jika babi Rachel Farm menggunakan metode berdasarkan metode full costing adalah Rp. harga pokok 1.493/kg dan bila produksi full costing menggunakan dan variable costing variable costing adalah sebesar Rp. 1.326/kg No Nama Penelitian Judul Penelitian Tujuan Penelitian Kesimpulan 24 Universitas Sumatera Utara 3. Muttaqin (2015) 4. Anggraini (2014) 5. Marsalina (2015) Analisi Harga Pokok Produksi Domba Akikah di Jasa Layanan Akikah Wilayah Bogor Barat Analisi Harga Pokok Produksi Dalam Penetapan Harga Jual Konsentrat Menganalisis harga pokok produksi domba akikah di tiga tempat jasa layanan akikah domba yang berbeda pada wilayah Bogor Barat Menganalisis harga pokok produksi konsentrat dan mengetahui strategi penetapan harga jual. Harga Pokok Produksi Domba Jantan lebih tinggi disbanding domba betina. 1. Harga pokok produksi konsentrat utama (RC Regular) yang dihasilkan UPP KPBS sebesar Rp. 2.390/kg 2. Strategi penetapan harga jual didasarkan pada kesepakatan hasil Rapat Anggota Tahunan 1. Harga pokok 1. Mengetahui Analisis produksi metode penentuan harga Penentuan perusahaan pokok produksi air Harga Pokok adalah Rp. minum dalam Produksi 12.391/dos kemasan sesuai Dalam sedangkan akuntansi biaya menurut Menetapkan 2. Mengetahui perhitungan Harga Jual perbandingan akuntansi adalah Air Minum metode perusahaan Rp. 20.462/dos. Ddalam dan yang sesuai 2. Harga jual Kemasan akuntansi biaya metode perusahaan pada PDAM 3. Mengetahui adalah Rp. Tirta penentuan harga 16.000/dos pokok produksi Mahakam sedangkan dan pengaruhnya Kutai menurut dalam menetapkan Kartanegara perhitungan harga jual akuntansi adalah Rp. 21.500/dos 2.4 Kerangka Pemikiran 25 Universitas Sumatera Utara Usaha Ternak ayam ras petelur CV. Jaya Bersama Poultry Farm di Desa Sei Merahi Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat bergerak dibidang peternakan, memasarkan telur ayam berkualitas. Harga merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan perusahaan dalam persaingan, disamping kualitas, distribusi, promosi serta mekanisme pasar.Pembentukan harga jual dipengaruhi oleh struktur biaya produksi atau harga pokok produksi.Harga pokok merupakan suatu pertimbangan dalam menentukan harga jual dari produk yang dihasilkan.Selain sebagai dasar penentuan harga jual, perhitungan harga pokok juga penting sebagai sarana pengendalian biaya produksi untuk tujuan efisiensi biaya. Salah satu cara untuk memungkinkan manajemen perusahaan mengelolakonsumsi sumberdaya dalam pembuatan produk adalah dengan dilakukannyaperancangan kembali sistem akuntansi biaya yang dapat merefleksikan konsumsisumberdaya dalam kegiatan pembuatan produk. Adapun metode perhitungan harga pokok produksi yang lazim digunakan adalah metode full costing dan variable costing.Sehingga dengan perhitungan biaya yang sesuai standar akuntansi, perusahaan tidak akan mengalami kerugian juga tidak menentukan harga jual yang tidak berdasardan juga dapat membantu perusahaan dalam mengambil keputusan secara manajemen. Skema dari kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar 1. 26 Universitas Sumatera Utara CV Jaya Bersama POULTRY FARM (Perusahaan Ternak Ayam Ras Petelur ) Identifikasi proses Produksi Identifikasi Biaya Produksi Perhitungan Harga Pokok Produksi Keterangan Perhitungan Harga Pokok Produksi Metode Perusahaan : menyatakan pengaruh Perhitungan Harga Pokok produksi Metode Full Costing dan Variable Costing Cost Driver Perbandingan Metode Perusahaan dengan Metode Full Costing dan Variable Costing Presentase laba Perbandingan harga jual metode perusahaan dengan metode Full Costing dan Variable Costing Gambar 1. Kerangka Pemikiran 27 Universitas Sumatera Utara