pemikiran dan aktivitas dakwah habib abdul

advertisement
PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH
HABIB ABDUL RAHMAN AL-HABSYI DI ISLAMIC CENTER
INDONESIA KWITANG JAKARTA PUSAT
SKRIPSI
Oleh:
---~~---~-~].1
l-;ERPUST/\XAAN UTAMA .
\
UIN SYAHID JAKARTA
JAYADI
NIM: 102051025597
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDA YATULLAH
JAKARTA
PEMIKIRAN DAN AKTIFITAS DAKWAH
HABIB ABDUL RAHMAN AL-HABSYI DI ISLAMIC
CENTER INDONESIA KWITANG JAKARTA PUSAT
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untulc memenuhi
syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam
Oleh:
JAYADI
NIM: 102051025597
Di Bawah Bimbingan :
DR. H. M. Idris A. Somad, MA
NIP. 150311326
JURUSAi'i I(01V1Ul\41:KASI DAN PENT'aiIARAN
FAiillLTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
TAVA D'T'A
LEMBARPERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan:
I. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Strata Satu
(SI) di Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan Skripsi ini telah
saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas
Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya
atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 20 Juli, 2008
Jayadi
ABSTRAK
Jayadi
Pemikiran Dan Aktivitas Dakwah Habib Abdul Rahman Al-Habsy Di Islamic
Center Indonesia Kwitang Jakarta Pusat
Skripsi ini dibuat untuk mendeskripsikan dan menganalisis pandangan Habib Abdul
Rahman mengenai pemikiran dan dakwahnya.
Penulis dalam hal ini menyajikan skripsi dengan metode deskripsi analisis, yaitu
menerangkan dalam bentuk penelitian lapangan, karena data-data yang disajikan berupa
pernyataan-pernyataan, atau dapat diartikan sebagai penelitian yang tidak memerlukan
angka-angka statistik, akan tetapi penelitian kulitatif deskriflif.
Kata "pikir" mempunyai arti, (I) akalbudi, ingatan, angan ..angan; dan (2) kata
dalam hati, pendapat (pertimbangan). Sedangkan kata "berpikir" diartikan menggunakan
aka! budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu; menimbang-nimbang
dalam ingatan. Sedangkan aktivitas adalah tindakan dari pemikiran yang sudah terancang
sebelumnya. Adapun dakwah adalah menyampaikan risalah Islam, dengan mengajak ke
jalan kebenaran agar manusia mau menerima dan menjalani apa yang telah di syariatkan
oleh Islam.
Biografi Habib Abdul Rahman Al Habsyi adalah beliau di lahirkan qi Jakarta
tepatnya di kwitang yaitu pada hari kamis tanggal 29 April 1942. Beliau anak ketiga dari
tujuh bersaudara, ayahnya bernama Habib Muhammad bin Ali Al-Habsy. Beliau
menuntut ilmu di Pondok Pesantren Darunnasihin Lawang, Malang Jawa Timur selama 6
tahun.
Dalam skripsi ini Habib Abdurrahman Al-Habsy memberikan beberapa cara
berdakwah yaitu dengan meneladani Rasulullah SAW. Yaitu memberikan pendidikan
dari hati ke hati secara kultural, dengan tausiah (ceramah yang bersifat membimbing),
dengan kesabaran, memberi pengertian secara tegas dan memperlakukannya dengan etika
atau kesopanan. Kemudian beliau hanya ingin mensyiarkan Islam saja, dan tidak ingin
mencampuradukkan dakwahnya dengan politik, seperti yang tel ah diketahui selama ini di
media massa ataupun dimedia cetak. Beliau juga tidak menginginkan adanya fanatisme
antar agama, agar tidak akan te1jadi perpecahan antar umrnat, kemudian tidak
menginginkan perebutan kekuasaan. Yang beliau tekankan sekali hanya memberikan
pesan kepada pendengar dengan kata lain dakwah untuk orang yang ingin mengetahui
lebih dalam ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. dan disebarkan
keseluruh penjuru Dunia ini.
KATA PENGANTAR
Assalamu 'alaikum Wr. Wb.
Tiada kata yang pantas penulis ucapkan selain memanjatkan untaian puji dan
syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya yang senatiasa
berlimpah kepada penulis, sehingga penulis diberikan kemampuan, kekuatan serta
ketabahan hati dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat se1ia salam tidak lupa penulis
haturkan kepada Revolesioner Besar junjungan Nabi Muhammad Saw, yang senantiasa
membawa cahaya dan rahmat bagi seru sekalian alam.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari banyak sekali kesulitan dan
hambatan yang dihadapi, serta saat ini juga masih jauh dari kesempurnaan dan ha! ini
tidak terlepas dari sifat manusia tempatnya salah dan lupa.
Selanjutnya penulis ingin sekali mengucapkan ribuan terima kasih tiada tara dan
tiada terhingga alas bimbingan dan pengarahan-pengarahan yang diberikan kepada
penul is, yaitu kepada:
I. Ayahanda H. Tahab Yahya dan Ibunda Hj. Bunaya, kakak-kakaku, Hanifah,
Paman yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu. yang tiada putus
memberikan motivasi berupa moril maupun materil yang berada di B·ogor dan
Depok sehingga menjadikan penulis mampu meraih cita, cipta, dan cinta-Nya
2. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, M.A. Rektor Universitas Islam Negeri Syarif
I-Iidayatullah Jakaiia beserta para pembantu rektor.
3. Dr. Murodi M.A, sebagai Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi,
beserta
jajarannya, Pembantu Dekan I, Pembantu Dekan II, dan Pembantu Dekan III.
4. Drs. Wahidin Saputra MA. sebagai Kepala Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam, beserta lbu Umi Musyarofah S.Ag. selaku Sekretaris Jurusan Kcimunikasi
dan Penyiaran Islam.
5. Khususnya saya haturkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. M. Idris A. Somad,
MA. sebagai Dosen Pembimbing skripsi, atas ketulusan dan kebaikan hatinya,
memberikan motivasi kepada penulis serta membimbing clengan penuh keikhlasan
di tengah kesibukannya, dan mengarahkan penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
6. Pimpinan
Perpustakaan
Utama dan
Perpustakaan
Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikart fasilitas
kepustakaan sebagai bahan referensi dalam pembuatan skripsi penulis.
7. Segenap Civitas Akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pimpinan, Dosen,
dan Karyawan khususnya di Fakultas Dakwah dan Komunikasi, atas andil mereka
penulis dapat melalui proses belajar dengan baik dan lancar.
8. Sahabat-sahabat KPI, MD & BPI angkatan 2002, Umar, Mansur, Adi Setiawan,
Deden dan yang lainnya, yang tak bisa penulis ingat semua.
9. Teman-teman sepetjuanganku, Mujahid, Muhajir, Kang Mu'awam, Bang Baihaqy
(Becky), Eky Ayman Fikri, Duplax, Ndut, Jawa, Bode, Mawan, Aplox, Ra'uf, dan
khususnya untuk orang yang memberi banyak ilham dalam skripsi saya, walaupun
berjumpa pada detik-detik terakhir sebelum sidang penulis yaitu Leax (sohibul
bali), dan teman saya Anis Bali Fak. Ushuluddin, dan lainnya yang tidak bisa
penulis sebut satu persatu.
I 0. Adik-adik kelas angkatan 2003 sampai dengan angkatan 2007 yang selalu
memberikan dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini.
Banyak lagi nama-nama yang ingin penulis sebut, namun tidak memungkinkan
untuk menuliskannya. Penulis hanya berharap semoga Allah SWT membalas amal,
dan budi baik semuanya, dan semoga skripsi ini dapat membawa manfaat khususnya
bagi sad an pembaca pada umumnya. Amin.
Wassalamu 'alaik:um Wr. Wb.
Jakarta, 20 Juni 2008
Penulis
DAFTAR ISi
Abstrak ................................................................................................................. .
Kata Pengantar ......................................................................................................
11
Daftar Isi ..... ... ... ...... ... ... ............... ......... ...... ......... ... ............ ..... .... .........................
v
BABI
PENDAHULUAN ....................................................................... .
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... .
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ......................... ...... .......
5
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ............................... . 6
BAB II
D. Metodologi Penelitian..............................................................
6
E. Sistematika Penulisan .............................................................
7
LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Pemikiran .............................................................. .
9
B. Pengertian Aktivitas ............................................................... .
12
C. Penge1tian Habib .................................................................... .
16
D. Penge1tian Dakwah ................................................................ ..
20
E. Tujuan Dakwah ....................................................................... .
22
I. Tujuan um um dakwah ........................................................ ..
23
2. Tujuan khusus dakwah ....................................................... ..
24
3. Tujuan dari segi objek ......................................................... .
25
.
d .
.
.
4 . Tu3uan an seg1 maten ........................................................ .
26
F. Unsur-Unsur Dakwah .......................... .
')7
BAB III
BIOGRAFI HABIB ABDUL RAHMAN AL-HABSY
A. Latar Belakang Keluarga Abdul Rahman dan Pendidikannya
30
B. Sejarah dan Perkembangannya Islamic Center Indonesia
Kwitang ..................................................................................... 34
C. Perkembangan dan Aktivitas Majlis Taklim Habib Ali
Kwitang....................................................................................
BAB IV
40
PEMIKIRAN DAN AKTIVITAS DAKWAH HABIB ABDUL
RAHMAN BIN MUHAMMAD BIN ALI AL-HABSY DI ISLAMIC
CENTER INDONESIA
A. Pemikiran clan Aktifitas Dakwah Habib Abdul Rahman.........
50
I. Bidang Pendidikan ................................................................ . 53
2. Biclang Ukhwah Islamiyah...................................................
57
3. Biclang Kaderisasi Umat ......................................................
60
B. Aktifitas Dakwah Habib meliputi kegiatan beliau...................
63
I. Masjicl ..................................................................................
63
2. Majlis Ta'lim .......................................................................
64
3. Lembaga Pendidikan dan Perpustakaan...............................
64
4. Lembaga Dakwah ................................................................
65
C. Aktivitas Dakwah Habib yang lain.......................................... . 66
I. Perayaan Hari-hari Besar Islam ...........................................
66
2. Maulid Nabi .........................................................................
67
3. Haul......................................................................................
70
BABY
PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................
73
B. Saran-saran..............................................................................
74
DAFTAR PUSTAKA
LAMP IRAN
BABI
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Islam masuk ke Indonesia pada tahun 30 H di zaman khalifah Usman bin
Affan. 1 Kemudian dari hasil seminar masuknya Islam di Indonesia yang
diselenggarakan dari tanggal 17-20 Maret 1963 di kota Medan, dihasilkan
beberapa keputusan, diantaranya bahwa masuknya Islam ke Indonesia pertama
kali pada abad pertama hijrah (antara abad VIII dan IX Masehi).
2
Masuknya Islam ke Indonesia dengan berbagai cm·a, mtdai dari cara
berdagang, menikah dengan warga Indonesia, dan dengan dakwah sendiri. Dalmn
ajaran Islam, dakwah merupakan suatu kewajiban yang dibebankan oleh agama
kepada pemeluknya. Dakwah juga merupakm1 suatu bagian yang pasti ada dalam
kehidupan umat beragama. Kewajiban dakwah didasarkan atas suatu ajaran bahwa
Islam adalah agama risalah untuk ummat manusia seluruhnya. Sedangkan umat
Islam merupakan pelaksana amanat untuk menentukan risalah dengan dakwah,
baik kepada umat Islam itu sendiri inaupun kepada umat lainnya sesuai
kemampuan mereka masing-masing.
Islan1 adalah agama Dakwal1 yaitu agama yang menugaskan setiap nmslim
individu untulc
menyebarkan dan mensyiarkan islam kepada selutuh umat
manusia supaya mereka selamat di dunia dan di akhirat.
1
Al-habib Alwi bin Thahir a-Hadad, Sejarah masuknya is/am di Timur tenrrah IJnbrtw
2
Usaha untuk menyebar luaskan dan merealisasikan ajaran islam di tengahtengah kehidupan umat adalah merupakan usaha dakwah yang dalam keadaan
bagimanapun dan dimanpun harus dilakukan oleh umat islam, baik kepada umat
yang sama maupun kepada umat yang lain, ataupun selaku perorangan maupun
kolektif sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Sebagaimana firman Allah swt
'
if '"-:->3~~:;_,'-!J;~1~ OJ~G
].,>- ~ ~.s­
Artinya
Kamu adalah sebaik-baik umat, dilahirkan untuk(kemaslahatan)manusia,
kamu mengajak kepada kebaikan, dan kamu mencegah dari kemungkaran
serta kamu beriman kepada Allah (QS. Ali-irnran : 110)
Secara tidak langsung ayat diatas menyuruh kita sebagai seorang muslim
untuk berdakwah, yaitu dengan memberikan sebuah nasehat··nasehat atau fatwafatwa yang baik, yang menghindarkan manusia dari berbuat kemungkaran.
Dakwah dalam arti amar ma'ruf nahi munkar adalah syarat mutlak bagi
kesempurnaan dan keselamatan hidup bennasyarakat. Ini adalah kewajiban dari
pembawaan fitrah manusia sebagai makhluk social dan kewajiban yang
ditegaskan oleh risalah, kitabullah dan sunah rasui3.
Mengenai pelopor dakwah Islam nusantara dan beberapa teori yang
dikemukakan oleh para ahli, sebagaimana dikatakan oleh Prof. Dr. Muhammad
Alwi Syihab "Bahwa teori pertama, mengatakan pelopor da'wah Islam pertama
dari Persia. Teori kedua, mengatakan bahwa pelopor dakwah Islam pertama dari
3
India. Dan teori ketiga, mengatakan bahwa pelopor dakwah Islam adalah dari
Arab. 4
Namun Alwi Shihab, lebih lanjut menyimpulkan bahwa diantara ketiga
teori diatas yang memiliki argumentasi paling kuat adalah teori ketiga, yang
mengatakan bahwa pelopor dakwah Islam pertama di nusantara adalah dari Arab.
Bukti yang memperkuat kesimpulan ini adalah
tulisan orientalis mengenai
keberadaan orang-orang Arab di wilayah nusantara. Diantaranya Van Leur, yang
mengatakan bahwa terdapat berbagai indikasi yang mengesankan adanya
perkampungan-perkampungan atau keluarga besar Arab di pantai barat Sumatera
sejak tahun 674 M. 5
Mengenai "pembawa" Islam pertama di nusantara, Prof. Azyumardi Azra,
mengemukakan "teori Arab" yang mengatakan bahwa
p•~nyebaran
Islan1 di
nusantara dibawa langsung dari Arabia, yang juga disepakati oleh sebagian ahli di
Indonesia. Bahkan dalam seminar yang diselenggarakan pada tahun 1969 dan
1978, tentang kedatangan Islam ke Indonesia mereka menyimpulkan bahwa:
Islam datang langsung dari Arabia, tidak dari India, tidak pada abad ke-12 atau
ke-13, melainkan dalam abad pertan1a Hijriah atau abad ke-7 Masehi. 6
Merupakan sebuah kenyataan bahwa Islam datang dengan cara damai,
tanpa kampanye atau dukungan pemerintah. Dakwah Islam kemudian dilanjutkan
oleh para dai keturunan Arab. Ahmad Syalabi mengatakan bahwa perkembangan
Islam menjadi jelas pada abad ketiga belas melalui para dai yang terkenal dengan
gelar wali songo, kebanyakan dari mereka berasal dari keturun(ln Arab.
4
Alwi Shihab, Islam Sujistik: Islam Pertama dan Pengaruhnya hingga kini di Indonesia,
(bandung: Mizan, 200 I), h. 8
<;
~·
• •
.•
4
Masyarakat keturunan Arab di Indonesia tidak dapat disamakan dengan orang
asing lain seperti orang Cina dan Eropa. Orang-orang Arab bukan saja beragama
Islam, jadi mempunyai faktor yang menyebabkan mereka dekat dengan orang
Indonesia. 7
Ketika terjadi proses asimilasi baik sosial maupun budaya antara
masyarakat pribumi dengan masyarakat keturunan Arab mulailab dibentuk sebuab
kelembagaan yang pada intinya adalah menampung aspirasi masyarakat keturunan
Arab.
Kwitang adalab salab satu Iembaga penyiaran Islam tertua di Jakarta.
Dalam babasa lokal sering disebut sebagai sekolahan orang betawi. Walaupun
pada akhirnya hanya memfokuskan diri sebagai Majlis Taklim umum yang
menggunakan metode pengajaran kitab kuning dan ceramab oleh para kyai yang
diundang.
Kwitang sering dianggap sebagai tempat yang "keramat" karena banyak
sekali ulam-ulama lokal dan Timur Tengab bermudzakaroh dan membabas
Musykilatul 'Ammah dengan rujukan yang dapat dipertanggung jawabkan. Arena
majlis taklim pun tidak hanya dikunjungi oleh masyarakat awam, tapi juga para
politikus yang sengaja datang demi suatu kepentingan. Kyai yang berbicara di
podium yang agung itu pun terdiri dari berbagai macam latar-belakang, ada yang
kyai modern, yaitu kyai tapi ekonom. Ada pula kyai yang juga politikus, yang
sepe1ii ini banyak sekali jumlahnya. Ada kyai yang juga publik figur, yang model
ini biasanya hanya untuk open house dengan para pengemarnya.
5
Mengingat dan melihat aneka ragam aktifitas majlis taklim Kwitang ini,
maka penulis tertarik dan tergugah untuk mengadakan suatu penelitian mengenai
pemikiran dan aktifitas dakwah Habib Abdurahman bin Muhammad Al-Habsyi di
Islamic Center, Kwitang Jakarta Pusat di majlis ta'lim kwitang. Secara khusus
skripsi ini menitik beratkan pada penelitian dengan judul "Pemikiran Dan
Aktifitas Dakwah Habib Abdul Rahman Bin Muhammad
Al-Habsyi di
Islamic Center Indonesia Kwitang Jakarta Pusat".
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1.
Pembatasan Masalah
Untuk mempermudah penulis dalam membuat Skripsi ini, maka perlu
adanya pembatasan yang difokuskan pada kajian Analisis mengenai Pemikiran
Dan Aktifitas Dakwah Habib Abduralunan Bin Muhan1mad Al-Habsyi di Islamic
Center Kwitang Jalcarta Pusat.
2.
Perumusan Masalah
Adapun masalah yang akan penulis bahas dalam Skripsi
1111
dapat
dimmuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep dakwah menmut Habib Abdm·ahman Al-Habsyi?
2. Apa aktifitas dakwah Habib Abdul Rahman Al-Habsyi ?
3. Cara apa yang digunakan Habib Abdul Ral1111an dalam mengembangkan
aktifitas dalcwalmya di Islamic Center Indonesia?
4. Bagaimana pengarnh Dakwal1 Habib Abdul Rahman Al-Habsyi?
6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang diharapkan dari penulisan skripsi ini adalah :
I. Untuk mengetahui faktor-faktor kesuksesan Habib Abdul Rahman AlI-Iabsyi.
2. Untuk memahami lebih dalam efektitas dakwah Habib Abdul Rahman
melalaui Majelis Ta'lim.
Sedangkan manfaat atau kegunaan dari penelitian ini adalah :
1. Secara akademis, penelitian ini merupakan penelitian dasar tentang
bagaimana peranan masyarakat Arab terhadap dakwah Islam di
Jakarta, yang merupakan kajian sejarah tentang penyebar utama agama
Islam di tanah Jakarta.
2. Secara praktis, untuk memenuhi persyaratan kesarjanaan Strata I di
Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam
D. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kualitatif dengan
pendekatan histori. Yaitu suatu pendekatan yang ffi{;ngungkapkan tentang
fenomena dari perilaku suatu kelompok, organisasi ataupun lembaga yang
ada di masyarakat.
2. Penentuan Lokasi
Lokasi penelitian ini adalah suatu organisasi yang bernama Islamic
7
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi atau pengamatan langsung, yakni penulis mengadakan
penelitian secara langsung terhadap aktifitas pengajian dan objek yang
akan diteliti, dalam ha! ini adalah Islamic Center, Kwitang Jakarta
Pus at.
b. Wawancara, yakni penulis memperoleh data dengan cara tanya jawab
dengan pimpinan dan pengurus Majelis Ta'lim Islamic Center Kwitang
ataujama'ah.
c. Penelitian dokumen, ini digunakan untuk mencari dan menggali
informasi dari buku, majalah, rekaman ceramah Habib dan skri psi
tentang Profil Habib di Indonesia.
4. Analisis Data
Dalam menganalisa data penulis menggunakan metode deskriptif
analisis, yang tujuannya adalah untuk membuat gambaran, dalam tulisan
secara ilmiah dan sistematis, faktual dan akurat.
E.
Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembahasan dan penulisan ini, maka penulis
membagi dalam Iima bab dengan sistematika sebagai berikut :
Bab I
Pendahuluan,
membahas
tentang
latar-belakang
masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tl!iuan dan kegunaan
penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.
8
Bab II
Landasan Teoritis, Membahas tentang Pengertian Pemikiran,
Pengertian Aktifitas, Pengertian Habib,
Pengertian Dakwah,
Metode Dakwab.
Bab III
Gambaran umum, Latar Belakang Keluarga Habib Abdui Rabman
Al-habsyi, Perjalan hidup dan dakwab Habib Abdul Rahman Alhabsyi, Latar Belakang Pendidikan Habib Abdul Rabman Alhabsyi, serta menjelaskan
sejarah
dan perkembangan Islamic
Center Indonesia.
Bab IV
Analisis
tentang
Pemikiran
dan
Aktifitas
dakwab
Habib
Abdura11Illan Al-Habsyi di Islamic Center Kwitang Jakarta Pusat.
BabV
Penutup. Dalam Bab ini dimuat kesimpulan dan saran-saran.
BABU
LANDASAN TEORITIS
A.
Pengertian Pemikiran
Secara etimologi, pemikiran berasal dari kata pikir, yang berarti peroses,
cara atau perbuatan memikir: yaitu menggunakan aka! budi untuk memutuskan
sesuatu persoalan dengan mempertimbangkan segala sesuatu secara bijaksana. 1
Dr. Samsul Nizar berpendapat bahwa pemikiran adalah upaya cerdas (ljtihady)
dari proses kerja aka! dan kalbu utnuk melihat fenomena dan berusaha mencari
penyelesaian secara bijaksana2.
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata "pikir" mempunyai arti, (!)
akalbudi, ingatan, angan-angan; dan (2) kata dalarn hati, pendapat (pertimbangan).
Sedangkan
kata
"berpikir"
diartikan
menggunakan
aka!
budi
untuk
mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu; menimbang-nimbang dalarn
ingatan. "Memikirkan" artinya mencari daya upaya untuk menyelesaikan sesuatu
dengan menggunakan aka! budi. "Pemikiran" adalah cara atau hasil pikir.
Karena kata "pikir" berasal dari baliasa Arab fikr, tentu akan lebih utama
jika merujuk kepada asal usu! bahasanya.
Kata fikr terdiri dari huruf fa', kaf, dan ra ', dari bentuk fl 'ii: fakara-
yufakiru, artinya "menggunakan aka! untuk sesuatu yang diketahui, untuk
mengungkap perlcara yang tidak diketahui". Dari katajlkr lahir pula tajkir (dari
1
Anton M. Moeliyono, et. al. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
l.Talrnrto · Roli Pnofot-
0
10
fakara-yiifakiru), yang artinya "memfungsikan aka! dalam suatu masalah untuk
mendapatkan pemecahannya". (Al-Mu 'jam Al-Wasiityh)
Pengertian berpikir yang sangat dikenal oleh para mufakkir adalah yang
dikemukakan oleh Imam Ghazali. Pengertian yang dikemukakannya lebih praktis
dan operasional. Beliau mengatakan, "Ketahuilah, berpikir itu menghadirkan dua
makrifat (premis, pemyataan, tinjauan, aspek) yang mendahuluinya. Jika
permasalahannya lebih luas, maka semakin banyak premis atau makrifat yang
dikemukakan, kesimpulannya akan semakin kuat. 3
Disiplin ilmu yagn lebih intens dan membahas tentang berpikir adalah
psikologi, karena berpikir erat hubungannya dengan daya-claya jiwa yang lain,
seperti tanggapan, ingatan, pengertian, dan perasaan. Tanggapan memegang
peranan penting dalam berpikir, meskipun merupakan syarat yang harus dalam
berpikir, karena memberikan pengalaman-pengalaman dari pengamatan yang
telah lampau. Penge1iian, meskipun merupakan hasil berpikir dapat memberi
bantuan yang besar pula dalam suatu proses berpikir. Persaan selalu menyertai
pula, ia memberi keterangan dan ketekunan yang memberikan untuk memcahkan
masalah atau persoalan. 4
M. Ngalim Purwanto berpendapat, dalam arti sempit, abstrak-abstrak.
Dalam arti luas. Berpikir adalah bergaul dengan abstraksi-abstraksi. Abstraksi
dalam ha! ini berarti anggapan lepasnya kualitas atau relasi dari benda-benda,
3
Sebagaimana dikutip oleh Thoha Jabir Al-Wani clalam Krisis Pemikiran Modern
Diagnosis dan Resep Pengobatannya (1989), dan M. Yaqzhan dalam Anatomi Budak Kufar
11
kejadian-kejadian,
dan
situasi-situasi
yagn
mula-mula dihadapi
sebagai
kenyataan. 5
Jhon Dewey, dalam Human Nature and Conduction sebagaimana dikutip
oleh Fuad Baali dan Ali Wardi berpendapat, bahwa berpikir adalah suatu bentuk
perbuatan manusia, dan seperti perbuatan manusia lainnya, pemikiran cendrung
mengikuti aturan-aturan masyarakat. 6
G.H. Mead mengaitkan antara munculnya pikiran, akibat dari pemikiran,
dan proses pengambilan peranan orang lain. Menurutnya, ketika seseorang
berpikir, ia sebenarnya berkomunikasi dengan "ha! lain" atau "ha! lain yang
digeneralisir". Berpikir sebenarnya berasal dari cara hidup masyarakat di mana
seseorang setuju atau tidak setuju terhadap argumen yang diberikan, lain
dikatakan masuk aka! (rasional) atau tidak. 7
Para ahli psikologi kontemporer sepakat bahwa proses berpikir pada taraf
yang tinggi, pada umumnya melalui tahapan-tahapan sebagai berikut :
I. Timbulnya masalah (kesulitan yang harus dipecahkan).
2. Mencari dan mengumpulkan fakta-fakta yang dianggap ada sangkut
pautnya dengan pemecahan masalah.
3. Taraf pengelohan atau pencernaan, dalam tahap ini fakta diolah dan
dicernakan.
4. Taraf penemuan atau pemahaman, dalam tahap ini ditemukan cara
pemecahan masalah.
5
6
Ibid, ha!. 43
Fuad Baali dan Ali Wardi, lbnu Kha/dun and Islamic
Thou<Yht-Stu/po 4 ~ne;nJ
12
5. Menilai, menyempurnakan, dan mencocokkan hasil pemecahan. 8
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pemikiran
seseorang adalah :
I . Kemampuan seseorang dalam melihat dan memahami sesuatu
permasalahan.
2. Situasi yang sedang dialami dan situasi luar yar1g dihadapi.
3. Pengalaman-pengalaman.
4. Kecerdasan. 9
Dari bebrapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pemikiran adalah
suatu keaktifan pribadi manusia untuk menemukan pemahaman atau pengertian
yang dikehendaki berdasarkan fenomena-fenomena yang terjadi serta berusaha
untuk mendapatkan memberikan solusinya secara bijaksana.
B.
Pengertian Aktivitas
Dalam kamus bahasa Indonesia aktivitas dapat cliartikan keaktifan,
kegiatan-kegiatan, kesibukan atau bisa juga berarti kerja atau salah satu kegiatan
kerja yang clilaksanakan oleh setiap bagian dalam suatu organisasi atau lembaga.
10
Sementara itu menurut Samuel Soetitoe, 11 aktivitas bukan hanya sekeclar
kegiatan tapi lebih clari itu aktivitas clipandang sebagai usaha untuk mencapai atau
memenuhi kebutuhan.
Pendapat Samuel Soetioe di atas sejalan clengan pendapat Maslow clengan
"Need Hierarchy Theory"-nya yang menyebutkan bahwa manusia dalam
8
9
M. Ngalim Purwanto, op.cit., ha!. 46
Ibid, ha!. 47.
'" -
13
aktivitasnya termotivasi oleh sejumlah "basic need". Kebutuhan dasar itu menurut
Maslow ada lima peringkat, yaitu :
1. Kebutuhan fisiologis.
2. Kebutuhan keamanan.
3. Kebutuhan terhadap rasa memiliki, dimiliki dan kasih sayang.
4. Kebutuhan penghargaan
5. Kebutuhan mengaktualisasikan diri.
Sedangkan menurut kamus besar Ilmu Pengetahuan, kata aktivitas berasal
dari kata aktif, bertindak, yaitu be1iindak pada diri setiap eksistensi atau makhluk
yang membuat atau menghasilkan sesuatu, dengan aktivitas menandai bahwa
hubungan khusus manusia dengan dunia. Mmmsia bertindak sebagai objek, alam
sebagai objek. Manusia mengalih wujudkan dan mengolah alam. Berkat aktivitas
atau kerjanya, manusia mengangkat dirinya dm·i dunia dan kemudian secaara
bertahap mengengembangkan proses historis kultural ym1g bersifat khas sesuai
ciri dan kebutuhannya.
Ada dua jenis aktivitas: aktivitas ekstemal dan aktivitas ekstemal,
(eksternal, jika operasi manusia terhdap objek-objek mengg1makan lengau,
tangan, jari-jari, dan kaki, maka pada internal, menggunakan tindakan mental
dalmn bentuk gambm·an-gambaran dinamis). Aktivitas internal merencanakan
eksternal. 12
Terwujudnya Dakwah bukan sekedar usaha peningkatan pemahaman
keagamaan dalam tingkah laku dan pandangan hidup saja, tetapi juga menuju
sasaran yang lebih luas. Apalagi pada masa sekarm1g ini, dakwah hm·us lebih
14
berperan menuju pelaksanaan Islam secara menyeluruh dalam berbagai aspek
kehidupan.
Dalam hadist yang diriwayatkan Imam Muslim yang artinya:
'"Barang siapa yang menunjukkan kebaikan, maka baginya pahala seperti
yang diperoleh orang telah mengikutinya, dan tidak dikurangkan sedikitpun dari
padanya (pengikutnya) " 13.
Rumusan di atas menunjukkan sebuah kegiatan dakwah yang dilakukan
para da'i untuk menyeru kepada ajaran Islam, hendaknya tidak dilakukan dengan
cara kekerasan atau paksaan.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah
suatu kegiatan seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Dalam ha! ini agar dakwah habib dapat diterima oleh masyarakat.
I. Aktivitas dakwah dan bentuk-bent11knya
Islam adalah agama dakwah, aiiinya agama yang selalu mendorong
pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah. Kemajuan dan
kemunduran umat Islam sangat berkaitan erat dengan dalcwah yai1g dilakukannya.
Maka dar:i itu, kita harus meletakkau bentuk aktivitas dakwah sebagai berikut:
a. Aktivitas dakwah dalam bentuk Bil Lisan
Dalam Al-Qur'an menyebutkan bahwa dengan ahsana qaula
(ucapai1) dan perbutan yang baik.
Artinya: '"Siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang
yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal shaleh, dan berkata:
'"Sesungguhnya aku orang-orang yang menyerahkan diri" (QS. AlFushilat: 33)
15
Dalam ayat tersebut, tidak hanya dakwah berdimensi ucapan atau
lisan tetapi dengan perbuatan yang baik (uswah) seperti ucapan Nabi
Muhammad SAW.
Yang dimaksud dakwah bi! lisan adalah memanggil, menyem
kejalan
Allah
untuk
kebahagiaan
dunia
dan
akhirat
dengan
menggunakan bahasa manusia yang di dakwahi (mad'u), sesuai dengan
perbuatan keadaan manusia.
Bahasa keadaan dalam konteks dakwah bi! !isan atau bi! ha!, adalah
segala ha! yang berhubungan dengan keadaan mad'u baik fisiologis
maupun psikologis.
b. Aktivitas dal(wah dalam bentuk Bil Hal
Dakwah bi! ha! merupalrnn sebuah metode dakwah yakni metode
dakwal1 dengan menggunakan kerja nyata.
Melihat dari proses kejiwaan manusia, maka sebagian kumpulan
individu sudah pasti akan terkena pengamh dari keteladanan dan taldid
baik pengaruh positif maupun pengamh negatif. Karena itu, kita harus
memberikan pengertian dan perhatian terhadap masyarakat untuk
selalu meneladani Rasulullah SAW, atau orang yang berbuat
kebijakan.
Islam memerintahkan agar ldta mengambil contoh teladan dari
pada ahlul khair (orang-orang yang berpikir) ahli kebenaran dan
mereka yang berkaidah yang lums. 14 Secara tegas Islam menyuruh
uniatnya mengambil teladan dari Nabi Muhammad SAW.
16
Artinya: "Sesungguhnya telah ada bagi kaum sekalian pada diri
Rasullullah uswatun hasanah bagi orang-orang yang mengharapkan
ridha Allah dan hari akhir serta berdzikir kepada Allah dengan dzikir
yang banyak" (QS> Al-Ahzab: 21)
Sebagai seorang yang membawa misi menyampaikan ajaran Islam
kepada manusia seorang juru dakwah berkewajiban meneladani
Rasulullah dalam kepribadian yang baik (akhlakul karimah), sekaligus
berkewajiban memberikan teladan kepada mad'unya.
C.
Pengertian Habib
Secara bahasa Habaib merupakan bentuk Jama' dari kata Habib .. Menurut
kamus bahasa arab yang di Susun oleh Maftuh Ahnan kata habib memiliki arti
yang tercinta. 15 Sedangkan Ahmad Warson Munawwir clalam al-Munawwir
Kamus Arab Indonesia, mengartikan "yang mencintai/dicintai (kekasih)". 16
M. Hasyim Assegaf dalam bukunya Derita Putra-Putri Nabi, Studi
Historis Kafaah Syarifah mengatakan "bersama dengan gelar sayyid yang biasa
digunakan di Malaysia dan Indonesia, kita dapati juga gelar habib (habib
=
kekasih). Kata sayyid memang diberikan oleh masyarakat kepada keturunan Ali
bin Abi Thalib r.a dan Fathimah binti Muhammad SA W". 17 Menurut Ibnu
Mandzhur dalam kitab Lisanul Arab sebagaimana dikutip oleh Muhammad
Abduh Yamani dalam buku yang telah diterjemahkan menjadi Ajarilah Anakmu
Mencintai Keluarga Nabi Saw. Menulis bahwa "lafadz As-Sayyid digunakan
untuic sebutan pemilik pekerjaan (majikan), pemilik barang, seorang bangsawan,
15
Maftuh Alman, Kamus Indonesia Arab -Arab Indonesia, (Gresik: CV Bintang Pelajar,
tth), h.310
16
Ahmad Warson Munawwir, Al Munaw,,,vir Ka1nus Arab
lndnnP'\!in
fVna,Hilr<;irt<'.>·
17
orang yang mulia, orang yang dermawan, orang yang murah hati, orang yang
memikul beban berat kaumnya, seorang suami, pemimpin clan pemuka". 18
Selanjutnya M. Hasyim Assegaf di dalam bukunya yang sama mengatakan
bahwa "Sayyid" juga secara khusus digunakan bagi keturunan Ali dan keturnnan
Abu Thalib. Disekitar waktu yang sama dengan penggunaan gelar Syarif, yang
menggambarkan Hasan dan Husain dan orang tua mereka sebagai sayyid I
sayyidah ". 19 Lebih lanjut M. Hayim Assegaf ia mengatakan "Di Hadramaut gelar
Sayyid baru terbiasa dikalangan kaum Alawwiyyin sejak abad ke-19 (abad ke-14
H). Sebelum itu, mereka bergelar Al-Habib (antara abat Ke-17 dan ke-19).
Dulunya lagi, tokoh-tokoh mereka bergelar Syekh (abad ke-11 hingga ke-17)". 20
Sedangkan Syarif dapat diartikan sebagai keturnnan'. dari leluhur yang
tersohor. Mempunyai beberapa leluhur yang hebat merupakan syarat untuk diakui
sebagai syarif. Menurut Al-Suyuthi (1445-1505) seperti dikutip oleh M. Hasyim
Assegaf "Gelar syarif digunakan di masa lebih dini pada orang-orang yang
termasuk Ahlul Bait, baik keturunan Hasan dan Husain maupun keturunan Ali
melalui putra-putra Ali yang bukan anak Fathimah, seperti Muhammad Hanafiah,
atau putra-putra Ja'far, Aqil, dan Abbas bin Abi Thalib". 21
Sedangkan kata habib itu sencliri sanm dengan sebutan Ahlul Bait menurut
Cyril Glasse adalah istilah untuk keturunan Nabi Muhammad Saw.melalui
putrinya Fatimah dengan keponakan sekaligus menantunya Ali bin Abi Thalib.
Pasangan suan1i istri dikaruniai tiga orang anak laki-laki: Hasan, Husain, clan
Muhsin yang meninggal ketika masih bayi. Dari Hasan clan Husain lahir
18
Muhammad Abduh Yamani, Ajarilah
Saw.(Pas!!,ruan: L' Islam, 2002) cet. Ke-2, h.25
Anakmu
Mencintai
Keluarga Nabi
18
keturunan Syarif atau Sayid yang sangat dihormati di tengah masyarakat Muslim.
Sampai saat ini jumlah keturunan Nabi mencapai puluhan ribu. Di beberapa
negara muslim, misalnya di Mesir, dibentuk petugas pendaftar keturunan Nabi. 22
Sedangkan imam Jalaluddin as-Suyuthi di dalam bukunya yang be1judul
105 Hadits keutamaan Ahl Bait mengatakan " ... pendapat yang termasyhur dan
terkenal adalah yang mengatakan bahwa Ahlul Bait adalah mereka yang tidak
menerima shadaqahlzakat. Pendapat ini sejalan dengan penafsiran Zayd ibn
Arqam di dalam haditsnya yang panjang, dan Ash-Shahabiy berkesimpulan
demikian berdasarkan informasi para ulama serta tabi 'in". 23
Dalam kitab Jaami 'u Al Hadits terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan
oleh imam Thabrani yang berkaitan dengan Ahl Bait yaitu:
Artinya: "Dari Abu Sa'id r.a. RAsulullah SAW benabda: sesungguhnya
aku tinggalkan untuk kalian dua perkara yang satu lebih hesar dari yang lainnya:
(yaitu) kitab yang diturunkan (dijulurkan) dari langit ke bumi, dan anak
ketrunanku, ahlul baitku, sesungguhnya keduanya tidak akan berpisah sampai
keduanya menjumpaiku kembali di telaga surga. (H.R. Thabrani)". 24
" Cyril glasse (ed), "Ahl Bait", Ensik/opedi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1999), h.14
23
Imam Jalaluddin as-Suyuthi, 105 Hadits Keutamaan Ahl Bait(lerj.), (Indonesia:
Hasyimi Press,2001), h. l l
19
Sedangkan diterangkan dalam kitab Riyadhus Shalihin mengenai untuk
mencintai Ahlul Bait.
Artinya: "Bersabda Nabi SAW,
·arkanlah anak-anak kamu 3 perkarak,
yailu cinta kepada nabimu, cinta kepa
agamamu dan cinta kepada ah!
baitnya".
Dalam kitab Fathul Mu'in dikatakan
Artinya: "Bersabda Rasulullah SAW: "Sesungguhnya dalam surga ada
telaga susu yang diperuntukkan bagi Sayyidina 'Ali dan anaknya (Hasan dan
Husain)
Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Bukhari adalah:
Artinya: "Bersabda Nabi SAW: "Aku adalah pemimpin anak Adam dan
tidak membanggakan ".
Dalam kitab berzanji dikatakan
A1iinya: "Dan dimulyakan dengannya (Muhammad SAW) atas
keturunannya oleh Allah dibersihkan dari segala keburukan sifat-sifat
jahiliyyah ".
20
hubungan perkawinan. Sedangkan pangkal keturunan mereka yang bangsawan
dan keluhuran mereka yang tinggi adalah penghulu makhluk seluruh alam semesta
yaitu Rasulullah SA W". 25
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa habib menurut
penulis adalah suatu gelar yang diberikan kepada ketmunan melalui putrinya
Fatimah dan Alibin Abi Thalib, akan tetapi masyarakat Indonesia khususnya
masyarakat Jakarta lebih familiar dengan panggilan habib daripada Sayyid.
D.
Pegertian Dakwah
Kata "dakwah" berasal dari bahasa Arab, yaitu dari fi 'ii madhi dari kata
da 'a-yad 'u-da 'watan,
yang
berati
menyeru,
mengajak,
dan
memanggil.
Sedangkan dalam kamus ummn bahasa Indonesia tertulis kata dakwah yang
.
mempunya1. artr. peny1aran,
propaganda. 26
Sedangkan pengertian dakwah menurut istilah, mengandung beberapa arti
yang beraneka ragam yang merupakan pendapat dari banyak ahli ilmu dakwah,
hal ini tergantung pada sudut pandang mereka dalan1 memberikan pengertian
kepada istilah tersebut, sehingga antara definisi menurut ahli yang satu dengan
yang lainnya senatiasa terdapat perbedaan.
Menurut KH. Isa Anshary, "dakwah adalah menyampaikan seruan Islam,
mengajak dan memanggil umat manusia agar menerima dan mempercayai
keyakinan dan pandangan hidup Islam".27
25
Muhammad Abduh Yamani, op.cit., h. 20
26
WJS. Poerwadanninta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka. 1992)
21
Menurut Hamzah Yakub, dalam bukunya Publisistik Islam, memberikan
pengertian dakwah dalam Islam adalah, "mengajak umat dengan hikmah untuk
mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya". 28
Begitu
pula,
menurut
Abdul
Munir
Mulkhan,
dakwah
adalah
"pemanggilan umat manusia di seluruh dunia ke jalan Allah dengan penuh
kebijaksanaan dan petunjuk-petunjuk yang baik dan berdiskusi dengan cara yang
sebaik-baiknya. Oleh karena itu, sesuai dengan masa sekarang dakwah dapat pula
diartikan sebagai "usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan dan
seluruh umat manusia konsepsi Islam tentang pandangan dan tujuan hidup umat
manusia di dunia ini, yang meliputi amar makruf nahi munkar dengan pelbagai
macam cara dan media yang diperbolehkan akhlak dan membimbing
pengalamannya
dalam
perikehidupan
bermasyarakat
dan
perikehidupan
bemegara". 29
Quraish Shihab mendefinisikan "dakwah sebagai seruan atau ajakan
kepada keinsafan, atau usaha mengubah situasi kepada situasi yang lebih baik
(dari yang awalna berprilaku buruk sampai kepada arah keadaan yang lebih baik)
dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat, dan dalcwah seharusnya
berperan dalam pelaksanaan ajaran Islam secara lebih menyeluruh dalam berbagai
aspek kehidupan" .30
Dakwal1 tidak terlepas pada tujuan untuk memperbaiki kondisi masyarakat
agar sesuai dengan ajaran Islam, seperti yang diungkapkan oleh Quraisy Syihab
28
29
h.52
'"
-
Hamzah Yakub, Publisistik Islam, (Bandung: CV Diponegoro, 1981) h.13
Abdul Munir Mulkhan, Ideologisasi Gerakan Dakwah, (Yogyakarta: Sipress, 1996)
22
bahwa, "dakwah adalah sebagai seruan atau ajakan kepada k!einsyafan atau usaha
mengubah situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun
masyarakat". 31
Muhamad Natsir, dalam tulisannya yang beijudul Fungsi dakwah dalam
rangaka perjuangan mendefinisikan pengertian dakwah sebagai berikut:
Usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia
dan seluruh umat konsep Islam tentang pandangan dan tujuan hidup manusia di
dunia ini, yang meliputi ma'ruf dan nahi munkar, dengan berbagai macam media
dan cara yang diperbolehkan dan membimbing pengalamannya dalam peri
kehidupan
perseorangan
peri
kehidupan
berumah
tangga
(usrah),
peri
kemasyaralcatan, dan peri kehidupan bemegara. 32
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas, dapat dibuat sebuah
kesimpulan bahwa dnkwah adalah suatu usaha untuk menyeru, mengajak, dan
memanggil umat manusia dengan hilanah (kebijaksanaan), untuk mengubah
pandangan hidup sesuai dengan petunjnk Allah dan Rasul-Nya.
E.
Tujuan Dakwah
Dakwah adalah suatu aktifitas dan usaha pasti mempunyai tujuan yang
hendak dicapai, sebab tanpa tujuan ini malca segala bentuk pengorbanan dalan1
rangka kegiatan dakwah itu menjadi sia-sia belaka. Oleh karena itu tujuan dnkwah
harus jelas dan konkrit agar usaha dakwah itu dapat diukur keberhasilannya.
23
Tujuan dilaksanakan dakwah adalah mengajak umat manusia kepada jalan
Tuhan, jalan yang benar, yaitu Islam. Disamping itu dakwah juga bertujuan untuk
mempengaruhi cara berfikir manusia, cara merasa, cara bersikap dan bertindak,
agar manusia bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip Islam". 33 Sebagaimana
Allah SWT Berfirman :
Artinya: "Dan Allah menyeru kepada jalan surga dan ampunan dengan
izin-Nya dan Dia menerangkan ayat-ayat Nya kepada manusia agar memperoleh
pelajaran". (QS. Al-Baqarah: 221)
Firman Allah tersebut secara jelas mengajak umat rnanusia agar senantiasa
berarnal shaleh yang akan menyebabkan seseorang memasuki sorga-Nya Allah.
Disarnping itu, Allah juga mengajak manusia menuju kepada ampunan-Nya,
jangan menyekutukan-Nya, serata jangan rnenuruti hawa nafsu". 34
1. Tujuan Umum Dakwah
"Makarimal Akhlak" yang membudaya dalarn masyarakat
adalah tujuan utarna da!cwah ini, paralel dengan rnissi besar Nabi
Muhamnmd SAW, yang diutus oleh Allah untuk rnenyempurnakan
akhlak. Sebagaimana dengan akhlak yang mulia ini manusia akan
tahu fungsinya sebagai manusia, yakni "abdi" atau harnba Tuhan
yang Maha Esa, a!chirnya berbakti kepada-Nya dan rnengikuti segala
33
Rafiudin dan Ors. Maman Djaliel, Prinsip dan Stratef!.i Dakwah. (Bandun~: Pustaka
24
perintah-Nya dan menjauhkan segala larangan-Nya. Kemudian
menegakkan prinsip amar makrufnahi munkar, inilah esensi tujuan. 35
Adapun menurut Didin Hafidudin dalam bukunya "Dakwah
Aktual" menyatakan bahwa : "Tujuan dakwah secara umum adalah
mengubah perilaku sasaran dakwah agar mau menerima ajaran Islam
dan mengamalkannya dalam tataran kenyataan kehidupan sehari-hari,
sebaiknya yang berkaitan dengan masalah pribadi, keluarga, maupun
sosial kemasyarakatan, agar terdapat kehidupan yang penuh dengan
keberkahan samawi dan keberkahan ardhi (Al-'araf: 96) mendapat
kebaikan di dunia dan akhirat serata bebas dari api neraka (alBaqarah: 202-203). 36
2.
Tujuan Khusus Dakwah
Tujuan khusus dakwah merupakan rumusan sebagai perincian
daripada tujuan umum dakwah. Tujnan ini dimaksudkan agar dalam
pelaksanaan seluruh aktifitas dakwah dapat diketahui secara jelas
kemana arahnya.
Ataupun jenis kegiatan apa hendak dike1jakan, kepada siapa
berdakwah dan dengan cara bagaimana dan sebagainya secara
terperinci.
Adapun tujuan dakwah yaitu :
a. Mengajak manusia yang sudah memeluk agama Islam untuk selalu
meningkatkan taqwanya kepada Allah SWT artinya mereka
diharapkan agar senantiasa meningkatkan kualitas ketaqwaannya.
25
b. Membina mental agama Islam bagi muallaf. Muallaf artinya orang
yang baru masuk Islan1. Dan mereka ini masih
dikhawatirkan
keislaman dan keimanannya.
c. Mengajak umat manusia yang belum beriman agar beriman kepada
Allah SWT (memeluk agama Islam) dengan penuh pengharapan.
d. Mendidik dan mengajar anak-anak agar tidak menyimpang dari
fitralmya". 37
Dalam Al-Quran telall diceritakan ballwa manusia sejak lallir telah
mernbawa fitralmya yakni bergama Islam (tauhid).
Disebutkan dalam Al-Quran Surat Ar-Rum : 30 yang artinya:
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, tetaplah
atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah-Nya itu. Tidak
ada perubahan fitrah Allah. !tu/ah agama yang lurus tetapi kebanyakan mereka
tidak mengetahuinya". (Ar-Rum: 30).
3.
Tujuan Dakwah Dari Segi Objek
Jika dilihat dari segi objek dalcwall, maka tujuan dakwall itu dapat dibagi
menjadi empat macam :
a. Tujuan perorangan, yaitu terbentuknya pribadi muslim yang
rnempunyai iman yang kuat, herperilaku sesuai dengan hukumhukum yang disariatkan oleh Allah Swt dan berakhlak mulia.
26
b. Tujuan untuk keluarga, yaotu untuk terbentuknya keluarga bahagia
penuh ketentraman dan kasih sayang antar anggota keluarga.
c. Tujuan unttik masyarakat, yaitu untuk terbentuknya masyarakat
yang sejahtera yang penuh dengan nuansa keislaman. 38 Tujuan
untuk masyarakat seperti dibawah ini :
I. Mengadakan koreksi terhadap situasi atau tindakan yang
menyimpang dari ajaran agama.
2. Mengusahakan kesehatan mental masyarakat sesuai dengan
akhlak yang luhur.
3. Mendorong kemampuan masyarakat untuk menjalankan syariat
secara utuh dan tidajk sepotong-sepotong.
4. Menembus hati nurani seseorang untuk sarana membentuk
masyarakat yang diredhoi Allah
5. Selalu terbuka untuk nasehat
6. Menjauhkan manusuia dari segala bentuk frustasi dan kebekuan
fikiran.
Dengan demikian maka sekaligus dakwah sebagai bertujuan memproses
masyarakat dan setiap individu tersebut yang membentuk sesuai dengan pola yang
dikehendaki Allah dan Rasulnya". 39
4.
Tujuan Dakwah dari Segi Materi
Disamping tujuan-tujuan tersebut diats, terdapat juga pembagian tujuan
dakwah yang ditinjau dari segi sudut materi dakwah, yang menurut Dr. Quraisy
27
Syihab, materi-materi dakwah yang dikemukakan oleh Al-Quran berkisar pada
tiga masalah pokok: akidah, akhlak, dan hukum. 40
1. Tujuan akidah, yaitu tertanamnya sesuatu akidah yang mantap disetiap
hati seseorang, sehingga keyakinan tentang ajaran-ajaran Islam itu tidak
lagi dicampuri dengan rasa keraguan.
2. Tujuan hukum, yaitu kepatuhan setiap orang tierhadap hukum-hukum
yang telah disyariatkan oleh Allah SWT.
3. Tujuan Akhlak yaitu terbentulmya pribadi muslim yang berbudi luhur
dihiasi dengan sifat-sifat yang terpuji dan bersih dari sifat-sifat tercela. 41
Semua tujuan diatas mernpakan penunjang daripada tujuan akhir yang hendak
dicapai dari sebuah proses dakwah Islamiyah. Tuan kahir dari upaya dakwah ini
ialah "terwujudnya kebahagiaan dan lcesejahteraan manusia lahir dan batin
didunia dan diakherat dalam naungan mardhotillah".
F.
Unsur-Unsur Dakwah
Dakwah dalam artian mengajak manusia baik perorangan ataupun
kelompok lcepada Agama Islam, sudah barang tentu miemiliki komponenkomponen di dalamnya yang satu dengan dengan yang lainr1ya saling terkait.
Adapun unsur-tmsur dakwah tersebut adalah: Da'i, mad'u, metode, media
dan materi. Yang kesemuanya itu memiliki kedudukan masing-masing.
1. Da'i, atau Pendakwah
Di Indonesia, para da'i juga dikenal dengan sebutan lain seperti
muballigh, ustadz, tuan guru dan sebagainya. Hal ini di dasarkan atas
28
tugas dan eksistensinya sama seperti da'i. padahal hakekatnya tiap-tiap
sebutan itu memiliki kharisma dan keilmuan yang berbeda-beda dalam
pemahaman masyarakat Islam di Indonesia. Munculnya beberapa
istilah di atas pada umumnya juga di kaitkan dengan kapasitas para
da'i itu sendiri. Hal initergantung dengan wacana keilmuan yang di
peroleh, Iatar belakang pendidikan dan pengalaman yang berbeda. 42
2. Mad'u
Manusia yan g menjadi audiens yang akan diajak secara kaffah,
mereka bersifat heterogen, dari sudut ideology, misalnya atheis,
animis, musyrik, munafik, bahkan ada juga muslim, tetapi fasik atau
penyandang dosa dan maksiat. Dari sudut lain juga berbeda baik
intelektualitas, statussosial, kesehatan, pendidikim dan seterusnya. 43
3. Metode
Masalah yang di dakwahkan dalam Al-Islam adalah masalah teramat
agung dan mulia. Islam tidak memerintahkan pengikutnya dengan
perkara-perkara
kehidupan
remeh,
namun
Islam
mewajibkan
pemeluknya untuk mengabdikan seluruh hidupnya kepada Allah. Ol;eh
sebab itu metode merupakan hal yang penting bagi da'i di dalam
menyampaikan pesan dakwahnya. 44
4. Media
Setelah da'i menetapkan metode, mediapun sangat diperlukan untuk
memmjang ter!aksananya pesan dakwah. Penggunaan media yang tepat
42
Siti Muriah, Metodologi Dakwah Kontemporer, (Yogvakarta: Mitre
Pmtob ?OM\
29
akan mempengaruhi pula has ii yang akan dicapai. 45
5. Materi
Pemilihan dan penetapan materi dakwah merupakan hal terpenting di
dalam menyampaikan isi pesan dakwah. Dalam ha! ini da'i di tuntut
harus cermat di dalam pemilihan materi itu, mengingat keragaman
mad'u yang berada di sekitar kita. 46
Sedangkan kata dakwah berasal dari bahasa Arab yang diambil dari kata
dasar da'a yang berarti menyeru, mengajak, memanggiL Dan kata da'wah
merupakan mashdar dari kata da 'a tersebut. Dengan demikian, kata dakwah dapat
diartikan sebagai seruan, ajakan atau panggilan. 47
Dakwah berarti suatu kegiatan ajakan baik dalan1 bentuk lisan, tulisan,
tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan terencana dalam
usal1a mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun secara kelompok
agar timbul suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan serta pengalaman
hidup sebagai hasil dari pesan yang disampaikan kepadanya dengan atau tanpa
adanya unsur paksaan. 48
'" Ibid., h. 38
46
Ibid., h. 41
47
M. Yunan Nasution, "Pokok-pokok Dakwah" dalam Brosur Serial Media
Dnkwnh
BABUI
BIOGRAFI
HABIB ABDUL RAHMAN AL-HABSYI
Sejarah singkat Islamic Center Indonesia (ICI) Kwitang Jakarta Pnsat
A. Latar Belakang Keluarga Habib Abdul Rahman dan IPendidikannya
Habib Abdul Rahman dilahirkan di Jakarta tepatnya di Kwitang yaitu pada
hari kamis tanggal 29 April 1942. Beliau anak ke tiga dari tujuh saudara, ayahnya
bernama Habib
Muhammad.
Beliau
menuntut ilmu di
Pondok Pesantren
Darunnasihin Lawang, Malang, Jawa Timur selama 6 tahun.
Adapun guru-guru beliau selama di Lawang, Malang, Jawa Timur antara lain:
I. Al-Habib M Husin Ba'bud
2. Al-Habib Ali bin M Husin Ba'bud
3. Al-Habib Abdullah bin Salim Al-Alatas
4. Al-Habib M Aqil bin Yahya
Walaupun demikian beliau banyak berguru kepada Ayahnya dan datuknya
yaitu Habib Ali. Beliau menikah pada usia 25 tahun dengan Syarifah Muznah, beliau
dikaruniai tiga orang anak yang bernama Syarifah Khadijah Farhana, Habib Ali,
Syarifah Najwa
1
•
Ketika beliau berusia 52 tahun di tinggal ayah tercinta yaitu pada tanggal 13
Desember 1993. Setelah itu majelis ta'lim tersebut langsung dipimpin oleh beliau
sampai sekarang. 2
1
2
Habib Abdurrahman Al-HAbsyi, Wawancara Pribadi, Tgl 15 April 2007
Ibid, Tgl 15 April 2007
31
Habib Abdurrahman Al-Habsyi di masa mudanya adalah sosok yang paling
berani menegakkan kebenaran. Ayahnya mengakui bahwa dirinya kelak akan
menggantikan posisi menjadi khalifah majlis, dan itu dibuktikan dengan kecerdasan
hafalannya yang luar biasa. Sebagai tokoh muda di lingkungan ulama saat itu,
Abdurrahman cukup dekat dengan KH. Saefuddin Zuhri.
Berbagai
interaksi
dakwah
telah
bergulir dengan
cepat,
pemikiran
Abdurrahman kecil itu dituangkan dengan berdasarkan sumber-sumber sejarah yang
kuat, serta bukan hanya deskriptif.
Kegemarannya terhadap studi analisis tentang agama, tidak membuat dirinya
kehilangan masa muda. Ia mampu bergaul bersama-sama anak-anak lingkungannya,
seperti bermain bola, bermain bulu tangkis dan bermain biola.
Kefasihan dan kearifan yang kita lihat sekarang, dalam kiprahnya di Islamic
Center Indonesia temyata adalah buah eksprimen di lapangan selama hidupnya.
Berdekatan dengan para ulama dan habaib selama puluhan tahun, membuat
Abdurrahman selalu bersikap tawadhu, tidak jarang dalam setiap kesempatan ia
memuji beberapa seniornya dalam bidang dakwah,
sep~rti
KH. Syukran Makmun dan
KH. Zainuddin. MZ. Dalam suatu acara di daerah Benhil -Jakarta Pusat, ia menagku
sangat puas mendengar ceramah mereka berdua, dan hal itu disampaikannya
dihadapan ratusan jamaah. Baginya dakwah itu harus disertai kesimpulan akhir
(natijah), dan pada kesempatan itu ia hanya sekedar memberikan natijah atas apa
yang telah disampaikan oleh mereka berdua.
32
Masa mudanya pun juga diwarnai oleh semangat dan etos kerja, saat dirinya
berkesempatan melakukan transaksi kayu dengan para makelar. Ia mencari sendiri
kualitas kayu yang terbaik, dan kemudian mendesain sesuai kebutuhan pasar.
Tidak hanya itu, ia juga melakukan bisnis (makelar tanah) jual beli rumah
yang berskala nasional, bahkan menurutnya ia sempat melalangbuana ke pulau
Kalimantan.
Hal itu disampaikan kepada penulis, agar kiranya para pendakwah jangan
sampai
menjadikan
profesinya sebagai
ketergantungan
hidup,
apalagi
segi
komersialitas. Dakwah adalah suatu yang menurut Abdurahman mengandung sisi
rohani sebagai missi yang suci, sehingga tidak boleh tercampuri oleh motivasi
duniawiyah yang bersifat semu.
Keadilan Tuhan akan diberikan bagi para penyampai kebenaran dengan
kondisi kehidupan yang bahagia (hayatan tayyibah). Kehidupan Abdurrahman saat
ini, yang termasuk kategori highclass adalah hasilk dari jerih payah perjuangan
bisnis yang dilakukan sejak masih muda.
Pendidikan
l~emandirian
telah dilakukan oleh para gujarat kepada anak-
anaknya, agar kelak tidak tergantung kepada warisan yang hanya akan diperdebatkan.
Habib sekaligus, memberikan cerita ini sebagai warning kepada generasi muda agar
selalu berkreatifitas selagi hayat masih dikandung badan.
Agar manusia menyadari betapa pentingnya kehidupan ini dengan dilandasi
semangat kerja, sebab hari-hari akan menjadi lebih berarti dan penuh dengan makna.
Sebagaimana kegiatan peluang usaha yang dilakukan oleh Abdurrahman, apa saja
33
beliau lakukan, sampai sekarang beliau masih membuka toko kitab Az-zahra yang
juga menjual minyak wangi dan busana muslim.
Semua itu dilakukan dengan penuh kesabaran, etika pergaulan bersama para
pemuda di wilayahnya membuat ia begitu disegani. Sampai kini masih banyak yang
tidak menyangka, kalau ia akhimya menjadi penerus pemimpin Majlis Ta'lim yang
kini sudah berubah fungsi menjadi Islamic Center Indonesia.
Dan juga guru besar Partai Demokrat yang beraktifitas di lingkungan Istana
Negara, bahkan ketika penulis mengunjunginya ia akan berangkat untuk mengajar
dan membina Presiden pejabat istana yang sudah komitmen dengan rutinitas dzikir
SBY
Maksud dan pengertian dari dzikir ini ialah, keikutsertaan seorang Presiden
dalam keegiatan pengajian yang berlangsung setiap dua minggu sekali, dimalam
jum'at. Hadirnya Bapak Presiden sebagai kepala negara, tentu membuat senang
masyarakat dan peserta pengajian.
Kalau kita mencermati event dzikir SBY ini, tentu kita tentu teringat saat-saat
terindah kemesraan Presiden Soekarno berdiskusi dengan ayahnya yaitu, Habib
Mohammad Al-Habsyi. Kumpulnya para ulama sekelas KH. Wahid Hasyim dan
mantan Menag. KH. Saefuddin Zuhri yang menunjukkan bahwa sebelum itu,. Islamic
Center telah memiliki sejarah yang berkaitan erat dengan kegiatan dzikir SBY
sekarang ini.
Selain itu, aktifitas dakwah Abdurrahman adalah melakukan Jawatan ke luar
negeri, seperti Singapura dan Malaysia serta Brunei Dams salam.
35
Dahulu Kwitang merupakan bagian kampung Senen. Dan Senen merupakan
salah satu kampung tua di wilayah OKI Jakarta. Semula luas kampung Senen
termasuk Kwitang, Pasar Baru, Jalan Gunung Sahari mencapai 150 Ha.
Menurut catatan sejarah, nama Senen diambil dari nama Pasar yaitu Senin.
Semula daerah Senen berupa rawa dan belukar. Dengan adanya perkembangan
perekonomian dan melimpahnya hasil-hasil perkebunan, maka timbullah niat Justinus
Vinck untuk mendirikan pasar. Tanggal 30 Agustus 1735 Vinck minta izin kepada
gubernur Abraham Petrus untuk mendirikan Pasar, yang saat itu terkenal dengan
nama Pasar Senen. Tetapi pada tahun 1743 tanah tersebut dibeli oleh Mossel, setelah
Mossel meninggal, Pasar Senen tersebut diambil alih oleh gubernur Van der Parra.
Pasar Senen semakin ramai, hal ini dibuktikan dengan adanya kios-kios dan
bangunan-bangunan di dalam pasar sebanyak 228 petak bangunan dan 139 bangunan,
adanya komplek militer, perumahan opsir-opsir Belanda dan gedung milik tuan tanah
serta rumah-rumah pejabat Belanda.
Dengan adanya fasilitas pada waktu itu, senen mulai banyak didatangi orang,
diantaranya Arab, Cina, India dan berbagai suku bangsa Indonesia di sini serta warga
Betawi yang merupakan penduduk pribumi.
Wilayah
Senen pada mulanya sebagai
pusat
pedagangan,
kemudian
berkembang secara berangsur-angsur menjadi sebuah perkampungan. Banyak para
pendatang datang ke tempat ini, untuk mencari ke1ja. Dari banyaknya penduduk yang
36
berdatangan menyebabkan adanya akulturasi budaya, yang menyebabkan makin
padat dan majemuk penduduk di sekitar wilayah tersebut tak terkecuali Kwitang. 4
Dengan adanya akulturasi budaya akan terbentuk suatu kekuatan sosial yang
menjunjung tinggi rasa dan nilai solidaritas, baik solidaritas agama, suku, persamaan
nasib, dan lain-lain. Terlebih lagi didorong rasa kekuatan tersebut untuk indikasi ke
bidang lain. Seperti yang tergambar dalam majelis ta'lim Habib Ali Al Habsyi,
dengan adanya rasa solidaritas agama dari keturunan Arab dan kaum pribumi
terealisasi hal di atas. Terbukti dengan keinginan kuat dari pengurus majelis ta'Iim
bekerja sama dengan penduduk setempat dan jama'ah untuk membuat sebuah Majelis
Ta'lim yang terfokus lagi terarah dengan tujuan yang baik.
Lokasi Majelis Ta'lim Habib Ali Al Habsyi Kwitang, terletak di jalan Kramat
ll/F, No.75-77-79, Kelurahan Kwitang, Kecamatan Senen, Wilayah Kodya Jakarta Pusat. Letak Majelis Ta'lim sangat strategis karena sekitar kurang lebih 600 meter
arah utara terdapat pusat perbelanjaan Pasar Senen, Stasiun kereta api Senen, Atrium
Plaza, toko buku Wali Songo.
Maj el is Ta' Jim Habib Ali Al-Habsyi K witang terletak di atas tanah seluas
2.300 M2, dengan bangunan dua Iantai berbentuk persegi panjang dengan Iebar 9 M,
panjang hampir 30 M, tinggi bangunan kurang Iebih 9 meter, terdiri dari tiga aula di
lantai dasar dan dua aula di lantai atas. Di lantai dasar dilengkapi kantor, ruang
pimpinan, ruang tamu, ruang dapur dan mushola beserta tempat wudhu. Di halaman
depan Majelis Ta'lim dibuat tenda besar yang terbuat dari alumunium guna
4
h.10
Dinas Museum DK! Jakarta, "Beberapa Kampung Tua di DK! Jakarta," (J~karta: 1993)
37
menampung jama'ah dalam mengikuti pengajian di majelis ta'lim habib Ali AlHabsyi Kwitang yang berdatangan dari Jakarta dan sekitamya.
Adapun batas-batas yang terletak di sekitar Majelis Ta'lim Habib Ali AlHabsyi sebagai berikut :
Sebelah Barat dibatasi tembok rumah penduduk, JI. Kramat IJ.No.80
Sebelah Timur dibatasi olehjalan Kembang Raya/ Kramat II raya, Kwitang
Sebelah Utara dibatasi oleh jalan Kembang III/ Kembang raya dan berhadapan
dengan kantor DPW PAN Jakarta.
Sebelah Selatan dibatasi oleh tembok rumah penduduk jalan Kramat III Kembang
Raya, No.76.
Kwitang tempat beradanya majelis ta'lim Habib Ali Al-Habsyi dikategorikan
sebagai daerah yang cukup potensial untuk tempat usaha, pemukiman, dan dakwah.
Warganya terdiri dari para pedagang, wiraswasta, pegawai negeri, dan buruh. Tingkat
kepadatan penduduk cukup tinggi, banyak rumah-rumah yang dijadikan toko/ kios,
karena lahan yang semakin sempit. Daerah tersebut sangat potensial untuk usaha
c'emi kelangsungan hidup para penduduk sekitar.
Pendirian sebuah Majelis Ta'lim khususnya Majelis Ta'lim Kwitang,
disamping atas dasar kepada kondisi masyarakat sekitarnya, juga berdasarkan kepada
beberapa alasan. Seperti yang dikemukakan oleh ketua Majelis Ta'lim Habib Ali AlHabsyi yaitu Habib Abdurrahman Al Habsyi sebagai berikut :
a. Melanjutkan tradisi nenek moyangnya yangjuga sebagai pengajar.
b. Menjerdaskan ummat Islam yang ada disekitar Kwitang khususnya.
c. Mengajarkan keikhlasan dan kevakinan lehih
1>rh~thn oo-ornonuo
38
d. Belum adanya lembaga penyiaran Islam di Kwitang waktu itu. 5
Latar belakang kehidupan masyarakat Kwitang saat itu memang cukup
memperhatikan. Di mana situasi masyarakat
masih awam dan menurunnya citra
agama dalam pandangan masyarakat. Untuk lebih jelasnya, dibawah ini terdapat
beberapa alas an yang melatar belakangi pendiriannya :
I. Merosotnya dekadensi moral di sekitar lingkungan tersebut.
2.
Rendahnya kepedulian masyarakat sekitar terhadap syiar Islam.
3. Belum adanya guru (ustadz atau kiai) yang menjadi panutan.
Majelis Ta'lim Kwitang didirikan oleh seseorang atau Habib yang cukup
terkenal di daerah Kwitang bahkan Jabodetabek. Beliau adalah Habib Ali bin
Abdurrahman bin Abdullah Al-Habsyi, seorang keturunan Arab yang silsilah
keturunannya berasal dari Hadramaut dan juga merupakan Ahlul Bait yang nasabnya
bersambung kepada Rasulullah Muhammad SAW .6
Sebelum beliau mendirikan Majlis Ta' lim, terlebih dahulu menuntut ilmu dari
ayahnya, namun ketika berumur sepuluh tahun ayahnya wafat. Lalu melanjutkan
belajar keluar negri yaitu Hadramaut dan Makkah kurang lebih 7 (tujuh) tahun
merupakan wasiat bapaknya. Adapun guru-guru beliau selama di Hadramaut sebagai
berikut:
I. Al Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi - di Seiwun
2. Al Habib Ahmad bin Hasan Al Attas - di Huraidha
5
Habib Abdurrahman Al Habsyi, "Wmvancara Pribandi," Tgl. 15 April 2007
Menurut keterangan Alm. Sayid Muhammad bin Abdurrahman bin Syahab masyarakat Arab
di Indonesia ada 199 keluarga besar, yang semuany aberasal dari Ahmad bin Isa Al Muhajir bin Zaenal
Abidin bin Husein As Sibthi bin Ali bin Abi Talib.As Sibthi mtinya cucu, karena Husien anak dari Siti
Fatimah Azzahra binti Ros11l11lloh ~Aw
6
39
3. Al Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Al Mansyur-di Mufthi
4. Al Habib Hasan bin Ahmad Alaydrus - di Bor
5. Al Habib Ahmad bin Muhammad Al Muhdhor -- di. Guwairoh
6. Al Habib ldrus bin Umar Al Habsyi - di Al Qurfah
7. Al Habib Muhammad bin Shaleh bin Abdullah Al Attas - di A'mid
8. Syeikh Hasan bin Mukhandan -di Bor7
Adapun guru-guru beliau selama di Mekkah sebagai berilrnt;
l. Al Habib Husein bin Muhammad Al Habsyi - Muftih Mekkah
2. Sayid Bakrie Sa 'tha
3. Syeikh Muhammad Sa' id Babesail
4. Syeikh Umar Hamdan. 8
Setelah memperoleh ilmu agama yang cukup, baik di Hadramaut maupun
Mekkah, Habib Ali balik ke Indonesia. Kemudian beliau menetap di Kwitang
bersama ibunya Nyai Salmah.
Estafet kepemimpinan kemudian diteruskan oleh anaknya yaitu Al-Habib
Muhammad bin Ali Al-Habsyi yang merupakan generasi kedua dengan memimpin
selama kurang lebih 25 tahun (1968 - 1993 M), dan kini diteruskan oleh cucunya generasi ketiga - yaitu Al-Habib Abdurrahman bin Muhammad Al-Habsyi yang
memimpin dari tanggal 13 Desember 1993 M - hingga sekarang.
7
Ali Ahmad Assegaf, "Lintasan Awai Sejarah Islam di Indonesia." (Jakarta: Perpustakaan
Jamia'at Kheir, 1994) Cet.Ke-1. h.23. Baca juga buku, "Amanat Presiden Jendro! Soeharto kepada
umatlslam . .. ", h. 30
8
Ibid. h. 24.
40
Majelis ta'lim Habib Al 1-Iabsyi pertama kali didirikan langsung dibina dan
dipimpin oleh Habib Ali Al Habsyi sekaligus sebagai pengajar tetap di majelisnya.
Majelis ta'lim Habib Ali Al-Habsyi adalah merupakan nama majelis ta'lim itu
sendiri yang diberikan oleh masyarakat ketika datang ke majelis ta'Iim tersebut.
Namun pada awalnya masyarakat yang datang ke tempat itu mengenal dengan istilah
"Hadir". Istilah "Hadir" beraiti ada atau datang. Contoh ; semua yang diundang
dapat hadir dalam rapat itu. 9
Dari kata-kata "hadir" ini masyarakat mulai mengkonotasikan dengan tujuan
untuk pergi ke majelis ta'lim Habib Ali Al-Habsyi Kwitang. Berbetulan yang
bertindak selaku penagjar dan pengurus majelis ta'lim tersebut yaitu Habib Ali bin
Abdurrahman Al Habsyi, dalam mensyiarkan Islam di Kwitang mendatangkan
banyakjama'ah untuk menghadirkannya.
C. Dari Majelis Ta'lim ke Islamic Center Indonesia ( ICI) Kwitang
- Periode Awai (Masa Habib Ali AI- Habsyi: 1887-1968 M)
Al-Habib Ali bin Abdurrahman bin Abdullah Al- Habsyi lahir pada hari ahad
(Minggu) tanggal 20 Jumadil Awwal 1286 H be1tetapan dengan tanggal 20 April
1870 Majelis ta'lim, dari orang tua laki-laki yang bernama Habib Abdurrahman Al
Habsyi yang lahir di Semarang Jawa-Tengah yang terkenal pada masanya dikalangan
orang-orang berilmu dan berkawan erat dengan pelukis bangsa Indonesia termasyhur
yang bernama Raden Saleh (1816-1880 M). Setelah ayahnya pindah ke Jakarta
9
Tim Penyusun P3B (DepdikBud), "Kamus Besar Bahasa Indonesia," (Jakarta: Balai
Pustaka, 1988), Cet.Ke-I. h.297
41
beristrikan seorang wanita yang bernama Nyai Salmah, berasal dari keluarga saleh
yaitu bapak Ali warga Betawi Jatinegara Jakarta-Timur. Dari hasil perkawinannya ini
Habib Abdurrahman Al Habsyi memperoleh dua orang putra yaitu Habib Ali dan
Habib Abdul Qodir Al Habsyi. Kini Habib Abdurrahman Al Habsyi
terlah
° Ketika
meninggal dan dimaqamkan di Cikini Jakarta, yang wafat tahun 1296 H. 1
Habib Ali berusia I 0 tahun ayahnya meninggal dunia, sebelum wafatnya, Habib Ali
pernah belajar kepada ayahnya. Namun setelah wafat, beliau meneruskan belajar
keluar negri (Hadramaut dan Makkah) yang merupakan pesan ayahnya sebelum
meninggal.
Untuk memenuhi pesan suaminya, Nyai Salmah menjual perhiasan gelang
satu-satunya yang dimiliki untuk biaya petjalanan Habib Ali Al Habsyi ke Hadramaut
dan Mekkah, karena diwaktu wafatnya Habib AbdutTahman Al Habsyi tidak
meninggalkan harta benda apapun. Dalam usia 10 tahun berangkatlah Habib Ali Al
Habsyi dari Jakatia ke Hadramaut dengan bekal sekedar ongkos tiket kapal.
Setelah sampai di Hadramaut, Habib tidak menyia-nyiakan masa mudanya
yang berharga itu, untuk menuntut ilmu yang manfa'at, sambil mencari rizki yang
halal untuk bekal hidup beliau salama menuntut ilmu di tempat yangjauh dari ibunya,
sabab beliau manyadari betul bahwa tidak akan mampu untuk mengirimkan uang
kepadanya salama belajar di luar negeri tersebut. 11
10
Habib Muhammad Al Habsyi, "Sejarah Masjid Jami' Kwitang," (Jakm1a: Yayasan Said Ali
Al Habsyi, 1963), Cet.Ke-I. h.15
11
"Amanat Presiden Soeharto kepada umat Islam ddan Kegiatan-kegiatn Islamic Center
Indonesia'', Ketika peresmian ICI. T~l. 17 Oktoher 1Q71 rr.1-o ..... n •. n_.,_ M ' • n"'' ~ · •· · · · · ·
42
Sekembalinya ke tanah air, mulailah beliau menjalankan dakwahnya,
mangajak umat Islam untuk mengikuti ajaran Islam yang suci dengan dasar cinta dan
mahabbah kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW.
Selain pengajian tetap di majelis ta'limnya, beliau juga aktif menjalankan
dakwah dilain tempat seluruh Indonesia. Selama menjalankan rutinitas di majelis
ta'lim, baik statusnya sebagai pelajar, menjadikan beliau banyak pengikut bahkan
menjadi murid beliau.
Selama masa kepemimpinannya (1887-1968 M), cukup banyak masyarakat
belajar kepada beliau terutama dari Jakarta dan sekitarnya. Kini para muridnya sudah
menjadi ulama atau habib yang terkenal dan berpengaruh di wilayahnya masingmasing antara lain :
I. Ustadz KH. Abdullah Syafe'i
2. Ustadz KH. Thohir Rohili
3. Ustadz KH. Abdurrozak Makmum
4. Ustadz KH. Ismail dari Pedurenan
5. Ustadz KH. Zayadi dari Kalender
6. Ustadz KH. Muhammad Na'im dari Cipete
7. Al Habib Salim bin Muhammad bin Jindan -Jakatia
8. Al Habib Alwi bin Muhammad Al Haddad - Bogor
9. Al Habib Husein bin Muhammad Al Lahhad - Jombang
I 0. Al Habib Muhammad bin Husein Alaydrus - Surabaya
11. Al Habib Alwi bin Muahammad Al Habsyi - Solo
12. Al Habib Soleh bin Husein Al Hamid - Tang:1rnl
43
13. Al Habib Salim Khirid, kebetulan datang dari Hadramaut dan berada di
Indonesia.
12
14. Presiden RI Pertama dan Kedua yaitu Soekarno dan Soeharto yang
mengaku sebagai mu rid beliau, ini terjadi pada tahun 1965-an. 13
Selain aktif mengajar di majelisnya, beliau juga berencana utnuk membuat
masjid pada tahun 1910 M. Awalnya masjid Kwitang; adalah sebuah langgar
panggung (surau) yang terdiri dari bilik bambu dan beratap rumbai. Dimuka mesjid
ini terdapat juga beberapa kuburan. Pada tahun 1910 M, masjid ini dibongkar dan
dibangun kembali serta diperluas. Pada tahun 1918 di depan masjid tersebut dibuat
mandrasah Unwanul Falah. Masjid dan madrasah ini berdiri diatas tanah
Bauwmaskfai Al Kaff hingga diwakafkan kepada Habib Ali untuk kepentingan
•
sy1arnya.
14
Dari masjid dan ditambah madrasah serta majlis, sarana menjadi lebih lengkap
dalam syi'ar agama Allah yang ada di Kwitang, sehingga benar-benar menjadi sarana
untuk menanamkan nilai-nilai ajaran Islam di Wilayah Jakarta.
-Periode Pasca Habib Ali Al Habsy (1968 Majelis ta'lim-Sampai
sekarang)
Periode pasca Habib Ali ada 2 (dua) periode masa kepemimpinan. Pertama:
Masa kepemimpinan Habib Muhammad Al Habsyi (1968 -· 1993 M). beliau adalah
putera dari Habib Ali Al Habsyi yang melanjutkan kepengurusan majelis ta'lim
12
Ali Ahmad As Segaf., "Lintasan Awai Sejarah Islam di Indonesia," (Jakarta: Perp. Jami'at
Kheir, 1994) Cet.Ke-l. h.65
13
Habib Abdurrahman Al Habsyi., "Wawancara Pribadi," Tgl. 15 April 2007.
14
Habib Muhanunad Al Habsyi., "Sedjarah Mas} id Djami 'e Kwitang," (Jakarta: Pustaka
Yayasan Said Ali Al HAbsyi, 1963), Cet.Ke-I h.13
44
peninggalan yang harus diembannya. Masa kepengurusan habib Muhammad banyak
ha! yang dilakukan, terutama sekali meneruskan pembangunan Masjid Kwitang yang
merupakan cita-cita Habib Ali yang menginginkan di Kwitang ada masjid yang layak
bagi sebuah Ibukota setelah Masjid Istiqlal. Awalnya untuk meluluskan niatnya itu
maka pada hari Sabtu tanggal 20 April 1963 M, Habib Ali Al Habsyi mengundang
bebrapa tokoh Islam untuk membicarakan niat dan cita-vita beliau guna mendirikan
masjid. Diantara yang hadir seperti Menteri Idham Khalid ketua MPRS, Mentri
Agama K.H. Syarifuddin Zuhri, Menteri perhubungan Alim Ulama K. H. Fatah Yasin
dan lainnya.
Cita-cita ini merupakan renovasi masjid yang mulanya sebuah mushalla,
kemudian diperbesar hingga yang ketiga kalinya. Ini merupakan cita-cita ynag cukup
besar dalam mendirikan sebuah masjid dengan susunan panitianya adalah sebagai
berikut : Abdul Rahman Aslam (Rais Aam), Habib Ali Al Habsyi, Habib Salim bin
Jindan (Penasehat), Menteri Agama K. H. Syarifuddin Zuhri, K. H. Idham Khalid,
Gubernur Kepala Daerah Brig. Jend. Dr. Saoemarno Sastroatmodjo (Pelindtmg).
Sedangkan sebagai pelaksana harian yaitu H. Zein Moliammad Soerjopranoto
(Ketua), Habib Muhammad Al Habsyi (Wk!. Ketua), H. Syamsudin (Bendahara), H.
Husin Madani (Sekretaris) dan pelaksana arsitek Ir. Sutami dari P.T. Hutama Karya. 15
Cita-cita ini belum selesai hingga wafatnya Habib Ali Al Habsyi, kemudian
dilanjutkan oleh anaknya yaitu Habib Muhammad Al Habsyi hingga selesai. Usaha
15
Habib Muahammad Al Habsyi., "Set[jarah Mast[jid Kwitang," (Jakarta: Yayasan Said Ali
Al Habsyi, 1963) Cet.Ke-1.H. 13,19-20
'
45
ini berhasil dilakukan dengan dibantu oleh para pejabat, aparat dan jama'ah majelis
ta'lim Kwitang.
Masa Habib Muhammad Al Habsyi ada moment yang sangat penting yaitu
rencana membangun gedung ICI (Islamic Center Indonesia) dengan biaya kirakira Rp. 52.000.000 (Lima puluh dua juta rupiah). Rencana ini terkabul dan berhasil
dibangun dengan biaya dari hasil sumbangan Presiden Soeharto Rp. 15 Juta, Wali
Kota Jak-Pus Rp. 2 Juta, AL Rp. 2 Juta, AU Rp. 2 Juta, AD Rp. 2 Juta, AkPol Rp. 2
Juta dan seorang konglomerat yaitu Probosetdjo menyumbang Rp. 10 Juta serta
kekurangannya ditanggung bersama-sama oleh jama'ah m!\jelis ta'lim. Pembangunan
ini berjalan hingga selesai dan diresmikan gedung Islamic Center Indonesia (!CI)
tersebut oleh presiden Soehmio pada tanggal 17 Oktober 1971 dengan menaungi
begian I seksi yaitu : Majelis ta'lim Habib Ali Al Habsyi, Lembaga Pendidikan Islam
dan Perpustakaan Islam, Pelaksanaan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW dan
Kegiatan dalam bulan Ramadhan serta perjalanan dakwah ke daerah-daerah. Hingga
kini aktivitas yang ada di ICI (Islamic Center Indonesia) berjalan sebagaimana biasa.
Kedua : Pada masa Habib Abdurrahman Al Habsyi ( 11 Desember 1993 M -
hingga sekarang), pada masa beliu ini cukup banyak usaha-usaha yang dilakasanakan
dengan meneruskan kembali misi para pendahulunya. Seperti melanjutkan kembali
perbaikan majelis ta'lim dengan memperluas ruangan agar lebih leluasa dalam ta'lim I
belajar, memperbaiki fasilitas tempat wudhu, WC dan lainnya guna kepentingan
jama'ah.
46
Kegiatan pada masa ini di majelis ta'lim Habib Ali Al Habsyi terus mengalami
peningkatan disamping kegiatan-kegiatan keagamaan yang sudah ada seperti ;
pengajian, shalat berjama'ah dan lain-lain. Pada periode masa Abdurrahman Al
habsyi kegiatan majelis ta'limnya terus dikembangkan dengan memperbaiki kwalitas
kegiatan-kegiatan yang sudah ada, hal ini dianggap perlu karena :
I) Kegiatan-kegiatan majelis ta'lim Habib Ali Al Habsyi sudah dikenal oleh
masyarakat Islam wilayah Jakarta (Jabotabek) bahkan luar Jabotabek,
sehingga banyak umat Islam yang ingin mengikuti kegiatan-kegiatan
keislamannya. Pengajian ini cukup baik untuk semua kalangan akademis,
sehingga antusias jama'ah 'dalam mengikuti pengajian terus meningkat.
2) Sarana dilengkapi kamera tivi di setiap sudut yang ramai sekitar
lingkungan majelis ta'lim, sehinggajama'ah dapat melihat dan mendengar
denganjelas dan tenang (Ini sudah ada sejak awal berdiri tahun 1971).
3) Di samping majelis ta'lim Habib Ali Al Habsyi dengan berbagai macam
kegiatannya, terdapat pula maqam yang seringkali didatangi jama'ah
untuk diziarahi, baik pada hari minggu khususnya ataupun hari-hari
lainnya. Maqam ini berada di masjid Jami' Ar Riyadh, yang terletak di JI.
Kembang VI, kel. Kwitang. Dalam ruangan maqam ini terdapat 3 (tiga)
buah maqam yaitu ; maqam Habib Ali Habsyi, Habib Abdurrahman Al
Habsyi dan isterinya Ni'mah binti Zein.
Pada periode ini pernah dicita-citakan oleh Habib Abdurrahman Al Habsyi
dengan membangun pondok pesantren, yang kemudian pembangunan ini terlaksana.
Pada mulanya cikal-bakal oondok-ne<"ntrPn
ini lohir ,-Jo,.i mn:n.1'n ·-"'--- -·--- - -- ••
47
be1jalan kerng lebih 8 tahun (dibangun tahun 1991 M), yang bernama Daarul
Hasyimi, terletak di Desa Tapos (Cijeruk), Kee. Mega mendung, Kabupaten Bogor,
Jawa - Barat.
Dalam pondok-pesantren ini terdapat rumah santri putra dan putri, rumah
yatim-piatu, sekolah (madrasah) dan masjid. Langkah pertama yagn di lakukan
adalah perluasan kompleks pondok-pesantren dan perbaikan sarana lainya yang
dianggap vital.
Adapun pembangunannya pada saat ini
belum mengalami
kesempurnaan, karena adanya beberapa hambatan yang dihadapi pada saat krisis
sekarang ini.
Dengan memperhatikan perkembangan majelis ta'lim Habib Ali Al Habsyi
sejak priode awal sampai sekarang, penulis dapat menyimpulkan bahwa sosok
majelis ta'lim Habib Ali Al Habsyi sangat diharapkan peran dan fungsinya untuk
kebutuhan rohani bagi masyarakat Jakarta khususnya dan umat Islam umunmya
sebagai sarana dalam bidang pendidikan, dakwah dan ukhuwah Islamiyah.
1. Aktivitas Islamic Center Indonesia
- Aktivitas ICI yang paling menonjol adalah pengajian rutin mingguan
Majlis Taklim Habib Ali
Pengajian berasal dari kata "Kaji", dengan mendapatkan awalan Pe- dan
akhiran -an. Hal ini berarti kaji pelajaran terutama dalam ha! keagamaan (lslam). 16
Pengajian yang dilaksanakan majelis ta'lim Habib Ali Al Habsyi tidak terikat
terhadap jama'almya, dalam arti siapa saja berhak untuk mengikuti pengajian dengan
16
Tim Penyusun P3B (DepDikBud), "Kam11S Besar Bahasa Indonesia," (Jakarta: Balai
Pustaka,1988) Cet. Ke-I. h.377
48
tujuan untuk memperoleh ilmu, ridha dari Allah SWT. Adajadwal tertentu yang telah
oleh pengurus majelis ta'lim terhadap jama' ahnya. Seperti pengajian harian yang
dilaksanakan
setiap
hari
Rabu,
Kamis,
dan
Sabtu
dibimbing oleh
Habib
Abdurrahaman Al Habsyi. Kursus-kursus dalam ilmu Fiqih, ilmu Hadits, Bahasa
Arab, Dakwah dan lain-lain, dilasanakan setiap hari Senin, Selasa, Rabu dan Khamis
antarajam 16.00 sampai 18.00, tanpa dipungut biaya (gratis).
Pengajian mingguan -biasanya hari Minggu- dimulai dari jam 08.00 hingga
10.00 Wib, dengan literatur kitab Risalatul Mu'awanah dan Nasha-ihu Al Diniyah
karya Al Habib Abdullah bin Alwy Al Haddad menjadi kajian pokok, dalam
penyampaian materi sesuai dengan konteks kekinian serta ditambah dengan ceramahceramah ulama atau habaib yang datang ketika itu untuk menyampaikan orasinya
berkaitan dengan masalah yang dibahas.
Adapun pengajian tahunan -biasanya bulan Rajab- membaca kitab Shoheh
Buchori yang dipelajari setiap tanggal I sampai 10 setiap tahunnya hingga khatam,
dan pelaksanaan do' a khatamnya dibaca ketika perayaan haul Habib Ali Al Habsyi.
Materi, isi atau bahan,
17
yang disampaikan kepada jama'ah dalam pengajian
di majelis ta'lim Habib Ali Al Habsyi berlandasan faham ahli sunnah wal jama'ah.
Penge1iian faham ahli sunnah wal jama'ah ini berdasarkan kepada hukum Islam
dengan syari'at yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW clan para sahabatnya yaitu
Al qur'an dan Al hadits serta dilengkapi dengan ijma' dan qias.
Memang mayoritas jama'ahnya yang menghadiri majelis ta'lim berfaham ahli
sunnah wal jama'ah. Adapun pengajian yang terselenggara di majelis ta'lim ini
17
Ibid. h. 245
49
menggunakan kitab salaf. Dalam hal ini menggunakan kitab Risa/ah Al mu 'awanah
berisi tentang nasehat dan wasiat keimanan dari ulama-ulam atau habaib terdahulu salaf- yang menjalani kehidupan sesuai dengan tuntunan Islam. Khususnya mengenai
ke ikhlasan niat, ketakwaan, meluruskan aqidah dan amal, mensyukuri nikmat Allah
SWT, amal ma'aruf nahi munkar, adab membaca Al-Qur'an serta berbakti kepada
kedua orangtua, guru, dan lain-lainnya, yang dinggap perlu untuk dicontoh dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat Islam Jakarta khususnya dan ummat islam
umumnya. Kitab lain yang dipakai dalam pengajian adalah : kitab nashaa 'ihu al
diniyah, kitab ini juga menjelaskan tentang tauhid dan akhlak berupa nasehat-nasehat,
pertolongan -pertolongan Allah kepada hamba-Nya, baik secara zhohir dan batin
untuk mencapai derajat taqwa dan ridha untuk dunia-akhirat di sisi Allah SWT.
Kitab-kitab ini bersumber pada karangan AI Habib Abdullah bili Alwi Al
Haddad seseorang mujahid Islam berasal dari Hadramaut yang hidup pada masa ke17 M. Sosok Al Habib Abdullah bin Alwy Al Haddad merupakan figur yang cocok
dan relevan bagi kalangan ahli sunah waljam'ah, terutama yang diterapkan di majelis
ta'lim Habib Ali Habsyi. Kitab Hadist Sliahih Buchori, kitab ..kitab salaf Jain yang
berbahasa Arab banyak digunakan untuk menunjang keilmuan terhadap pengajian
Iainnya.
BAB IV
PEMIKIRAN DAN AKTIFITAS DAKWAH
HABIB ABDUL RAHMAN AL-HABSYI
DI ISLAMIC CENTER INDONESIA
A. Pemikiran dan Aktifitas Dakwah Habib Abdurahman Al-Habsyi
Masyarakat adalah ikatan suatu kelompok yang terikat antara satu dengan lain
berdasarkan peraturan bersama. Jakarta adalah ibukota negarn Republik Indonesia.
Dalam hal ini suatu komunitas masyarakat Jakarta yang dalam menjalankan
kehidupan sehari-seharinya wajib dilindungi oleh Negara atau pemerintah.
Masyarakat Jakarta yang sangat kompleks ( plural ), baik suku, agama, ras,
peke1jaan dan
lain-lain menjadikan dalam menjalani
kehidupan sehari-hari
berdasarkan kelompoknya masing-masing, sehingga penduduknya kompetitif dalam
kegiatan jasmani atau materi dan lupa kegiatan rohani. Untuk itu perlu penyejukan
iman melalui agamanya masing-masing.
Kehidupan beragama yang terjadi di Jakarta termasuk multi agama (beragam)
sehingga masing-masing agama mayoritas di Jakarta, sehingga banyak kegiatan
keislaman terbesar di berbagai dengan bentuk untuk format yang berbeda-beda.
Menurut Habib
diperlukan bagi kehidupan manusia, tanpa dakwah sulit
mengharapkan adanya pencerahan. Dakwah juga dalam rangka menyampaikan pesan
Ilahi. Sebab segala opini manusia itu memiliki batasan yang temporer dan tidak
permanen, serta tidak bisa menjadi rujukan. Apa yang sekarang manusia anggap baik,
besok belum tentu baik.
51
Oleh karena itu, bermacam kitab dan suhuf diturunkan, dan para Nabi diutus
untuk menyampaikan via malaikat jibril. Otoritas Tuhan untuk memberikan hidayah
sejatinya adalah bersifat absolut. Namun untuk proyek garapan dalam sosialisasi
firman Tuhan memunculkan konsep dakwah.
Menurut pemikiran Habib Abdurrahman Al-Habsyi dakwah adalah usaha
untuk memberikan kabar gembira, be!iau menyatakan :
"Seseorang yang berdakwah, sebenarnya ia sedang melakukan usaha
memberikan kabar gembira. Tuhan sendiri yang menyatakan, basyiran wa nadzira.
!tu ayat yang jelas, dan gamblang, dapat dibaca oleh siapa saja. Tetapi pengertian ini
tidak pernah diterapkan maksimal. Masih banyak orang yang suka doktrin kepada
muridnya yang memang awam. Itu tidak baik. Abah saya sejak mula pertama
berdakwah di Kwitang, tidak pernah mengajarkan sepe1ti itu. Bahkan Islamic Center
menampung siapa saja, siapa yang ingin bicara di podium itu bebas. Agar umat bisa
mengambil itibar (contoh yang baik) dari mereka. Allah saja se!alu menggembirakan
hamba-Nya, dengan memberi keringanan azab karena sebab istighfarnya pohon,
tangisan sebuah batu, ya ... waktu Nabi mau naik ke langit empat baitul makmur, ada
batu yang nangis minta ikut diajak. Semua itu jamadat (benda mati), apalagi istighfar
kita.
Maka tamsil seperti itu, maksudnya supaya tidak memandang remeh
perbuatan baik. Etika dakwah bi! lisan harus dimulai dengan kalimat salam,
"Assalamu'alaikum......... ". Tanda kemulyaan Nama dzat yang Maha Tinggi, karena
itu saya tidak setuju ada sinetron mahacinta itu. Karena secara tidak · Iangsung,
menyaingi Asmaul Husna. Salam dahulu, baru kemudian membaca bismillah. Jangan
ada yang dibolak-balik. Membaca bismillah berarti mengharap berkah atas apa yang
akan disampaikan, juga mungkin hamdalah agar Allah berkenan turunkan hidayah
dengan jalan (suluk) yang jernih dari Keagungan-Nya.
Sarana memohon penjagaan kalau nanti dalam penyampaian dakwah ada
kesalahan atau kekeliruan. Selendang kebaikan penuh arti keterkaitan kemulyaan
akan terasa bagi pendengar. Mohon pertolongan dengan kekuatan Allah Taala dan
kekuatan yang tangguh, karena sesungguhnya tidak ada daya dan upaya melainkan
hanya dari Allah SWT. Itulah prosesi awal dakwah bagi semua.
Selanjutnya pesan dakwah disampaikan dengan mudah akan diterima audiens.
Ada hadits yang menerangkan pentingnya bicara dengan bahasa kaum itu sendiri,
yang dapat dipahami dengan baik. Khatibunnasi ala gadri uqulihim (bicaralah
dengan bahasa sesuai kadar mereka). Pesannya harus berimbang, jangan monoton.
Berikan cerita hikmah, dan kalau perlu humor itu sesekali. Tapi ingat, jangan cerita
surga melulu, imbangi dengan ancaman, peringatan keras tentang api neraka. Qu
anfusakum wa ahlikum naro (jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka)".
52
Maksud perkataan Habib Abdurrahrnan Al-Habsyi di alas bahwa berdakwah
adalah rnernberikan pesan dengan baik atau dipaharni oleh pendengar, agar pesan
yang disarnpaikan bisa dicerna dan diarnalkan. Narnun sebagian besar pernyataan
beliau jika penulis analisis adalah rnetode berdakwah dengan baik atau dengan etika
yang baik.
Sebagai wujud nyata meresponi kepentingan umat manusia, dan pengukuhan
kebenaran. Agar manusia tidak kehilangan fitrahnya dalam motivasi pencip.taan, yaitu
hanya untuk menyembah Tuhan. Tidak ada seorangpun yang dalam kapasitasnya
sebagai pembawa risalah Ilahi selalu berada dalam kenyamanan fasilitas.
1
Jadi Dakwah menurut habib adalah Aktivitas penyebaran Agama Islam dalam
segala aspek kehidupan.
Kegiatan suatu lembaga keagamaan berdasarkan kondisi dan pemahaman
suatu masyarakat. Di Jakarta sangat diperlukan sekali siraman rohani bagi
penduduknya yang sangat sibuk dengan pekerjaan, penal dengan. keadaan yang
memberi dampak jenuh dan perlu pembersihan batin. Untuk itu ICI yang .terletak di
Jalan
Krarnat
II,
Kwitang
mempunyai
kewajiban
untuk
memenuhi
dan
mengupayakan agar nilai-nilai Islam bisa menjadi penyejuk dan terpatri di dalam hati
penduduk Jakarta.
Islamic Center Indonesia memiliki kegiatan yaitu :
I. Masjid Ar- Riyadh Kwitang.
2. Majelis ta'lim Al- Habib Ali Al- Habsyi Kwitang
1
Wmvancara Pribadi," Tgl. 15 April 2007.
53
3. Lembaga Pendidikan dan Perpustakaan Islam
4. Kegiatan keagamaan lainnya.
Semua program yang ada di Islamic Center Indonesia ini telah diresmikan
oleh Presiden Soeharto tanggal 17 Oktober 1971, yang ditunjukan secara umum
untuk bidang pendidikan dengan upaya agar umat Islam Jakarta khususnya dan
Indonesia umumnya menjadi umat yang cerdas, terampil dan komitmen dalam
menjalankan syari'at Islam yang suci.
Pola pikir dakwah Habib Abdul Rahman Al-Habsyi melalui beberapa bidang
diantaranya:
1. Bidang Pendidikan.
Islam memang menggemarkan pemeluknya untuk rajin membaca. Agar
mudah memahami terhadap konteks kekinian yang tengah beredar. Wawasan dan
ilmu pengetahuan sangat dihargai dalam ajaran Islam.
Eksistensi seorang intelektual mendapatkan pengakuan langsung dari KhalikNya. Oleh karena itu Habib AbdmTahman Al-Habsyi berasumsi bahwa pen\lidikan itu
sangat penting bagi generasi mendatang. Beliau mengatakan :
" Saya tertarik pada pendidikan dan dakwah yang dilakukan oleh wali songo dan
para wali dari Hadramaut, yang menekankan pembentukan karakter dengan metode
tarbiyah (pendidikan) dari hati ke hati secara kultural. Cita-cita saya memang untuk
menjadi seorang pendidik. Dakwah akan lebih berarti apabila dijiwai oleh semangat
pendidik. Bukankah kita tahu, bahwa Rasulullah pun juga seorang pendidik yang
handal. Beliau SAW telah.menjumpai seorang mahaguru yang membimbing dengan
penuh kesabaran, yaitu malaikat jibril. Tarbiyah Qurani itu yang sama sekali jarang
kita temukan. Padahal untuk memahami itu hams dikembalikan kepada rujukan
utamanya, yaitu ilmu tafsir. Sehingga sastra Arab akan tumpul apabila dihadapkan
dengan daya tarik Al-Quran. Dakwah ini hanya akan diminati jika memakai sistem
tausiah (ceramah yang bersifat membimbing) seoerti ini Hnhnhh 0Ph~•·n•n° 0
54
dakwah akan lebih mengena dengan penyampaian secara kesabaran. Perlu diketahui,
bahwa seorang pendidik harus punya kesabaran yang banyak, jangan sabar sedikit.
Rasulullah selalu cepat dan tanggap dalam mendidik dan mengajar umat. Tetapi
dalam tempo yang berbeda, beliau sangat sabar, misalnya. dala.m menghadapi orang
badui yang buang hajat sembarangan karena tidak memiliki etika, sahabat bereaksi
keras. Tapi Nabi berusaha memberi pengertian dengan tegas dan memperlakukannya
dengan sopan. Pembinaan yang terkesan serampangan akan menjadi benalu juga pada
akhirnya. Semua orang tahu, bahwa pesantren yang hanya berlandaskan kejar target
saja, akan tidak bagus hasilnya. "
Dari pernyataan diatas penulis menganal isa bahwa metode yang dipakai
berdakwah yaitu dengan mengikuti cara Rasulullah SAW, mendidik atau memberikan
pesan dengan kesabaran, memberikan pengertian dengan tegas dan tentu saja dengan
etika atau kesopanan.
Metode Dakwah memang seharusnya lebih banyak merangkul daripada
memukul. Harus punya sense of the belonging terhadap kepentingan umat yang
paling mendasar. Kalau umat merasa tertekan batin dan perasaannya, maka dakwah
harus dikemas dalam bentuk persuasif edukatif
Wali Songo telah membuktikan itu dengan mengadakan pendekatan
behavorial dalam masyarakat yang plural.
Pendekatan lrnltur yang dimaksudkan oleh Habib Abdurrahman adalah
merupakan metoda menarik perasaan orang melalui hasil cipta, rasa dan karsa
(budaya). Kita melihat hasil kerja "tim kreatif' oleh wali songo dalam mengemas
pesan dakwah hingga memperoleh legitimasi dan pengakuan dimanapun rakyat
berada.
Dari timur sampai ke barat, dari utara sampai ke selatan umat Islam nusantara
termotivasi untuk menerima Islamisasi dengan penuh adanya rasa dan ikutnya iman
dalamjiwa.
55
Berbagai simbol agama hindu dan budha tidak terganggu eksistensinya,
bahkan sampai kini masih dapat dinikmati sebagai produk agama terdahulu. Umat
tidak diajarkan untuk menerapkan standar ganda dalam perilaku dan interaksi sosial.
Upaya merajut kebersamaan sengaja diterapkan dan diwariskan dari generasi
ke generasi sebagai aset budaya bangsa. Tampilan Islam nusantara telah mampu
membuat decak kagum dunia barat dan Islam di
Timur-Tt~ngah.
Konsep Sosialisme
dan nasionalisme yang merupakan mainstrem barat ternyata dikonsumsi secara efektif
oleh masyarakat Indonesia.
Soekarno dan Moh. Natsir telah menjadi ilcon bagi percaturan politik pada
pemikiran Islam di Indonesia. Menurut mereka ajaran Islam melalui sistem zakat
adalah juga merupakan implementasi sosialisme. Nasionalisme yang menjadi ruh
perjuangan bangsa tertindas dapat diklasifikasikan kedalam semangat keimanan,
karena mengandung unsur cinta tanah air, dan membela negara.
Ini membuktikan keberhasilan pendidikan dari para m4jahid dakwah, bahkan
sejak awal pertama penyebaran Islam. Islamic Center telah mampu membuktikan
selama kiprah dakwahnya telah mencetak kader muslim yang tangguh dalam akidah,
tapi tidak rapuh dalam memahami budaya barat.
Peta politik yang selalu berevolusi setiap waktu tidak membuat umat
kehilangan kesempatan untuk beraudiensi dengan tokoh-tokoh pemikir dan pemimpin
pergerakan Islam. Berbagai tokoh seperti misalnya, Amien Rais dan Susilo Bambang
Yudoyono tercatat pernah berkontribusi dalam menyampaikan visi perjuangan
terhadap umat Islam dalam suatu kesempatan.
56
Dakwah harus dipisahkan dari pengaruh politik, tetapi kalimat itu tidak
menjadikan umat dan jamaah Islamic Center menjadi antipati dan gatek terhadap
informasi dan arus budaya politik yang berkonsentrasi clengan komunikasi massa.
Konsentrasi clakwah Abdullah Gymnastiar atau yang akrab disapa Aa Gym pada
awalnya menekankan aspek psikologi.
Masyarakat yang nadir dalam tausiah Aa Gym diajak untuk melakukan
introspeksi terhadap diri sendiri dalam seisen kontemplasi. Namun pada hakikatnya
menurut saya, dakwah tidak hanya berkutat dalam masalah psikologi saja.
Umat menantikan tema dakwah yang aktual dan faktual terhadap aktualitas
kehidupan seperti politik, budaya, sosial, dan filsafat. Kemasan yang up to date akan
menjadi Islamic sientific.
Biasanya perjalanan dakwah tidak mulus seperti orang berjalan di atas karpet
merah, banyak onak dan duri, tidak sekedar bunga di kanan dan kirinya. Tetapi
sebagai mujahid dakwah hams tegar menghadapi itu semua.
Kita harus menjadi manusia yang senang selalu diberi pelajaran (hikmah),
selalu mendapat gemblengan dan ditempa dalam setiap ruang dan waktu. Bukan yang
selalu berada dalam suasana adem ayem, banyu siniran. Seorang insan beriman ada
kekuatan dalam jiwanya yang bersumber dari kepercayaan (akidah) yang benar.
Kebenaran yang tercermin dalam pola kehidupan sehari-hari. Performa seorang dai'
akan menjadi daya magnet yang kuat dalam diri jamaahnya. Kharisma adalah unsur
utama kepemimpinan tradisional manapun.
57
2. Bidang Ukhuwwah Islamiyah
Di kalangan kaum muslimin telah terjadi perbedaan yang melahirkan berbagai
mazhab dalam aspek-aspek itikad, politik dan fiqh. Sebelum itu, penulis perlu
menegaskan dua hal sebagai berikut :
Pertama, perbedaan pendapat ini tidak sampai menyentuh inti agama Islam .
Perbedaan ini tidak menyangkut masalah keesaan Tuhan, kesaksian bahwa Nabi
Muhammad adalah Rasulullah, turunnya Al-Quran dari sisi Allah, se1ia Al-Quran
adalah mukjizat Nabi yang terbesar dan seluruhnya diriwayatkan secara mutawatir
dari satu generasi ke generasi yang lain. Perbedaan itu tidak mengenai kewajibankewajiban yang prinsip seperti shalat, zakat, haji, dan puasa. Tidak pula mengenai
cara melaksanakannya. Dengan sendi Islam dan masalah-masalah yang dapat
diketahui secara mudah, sepe1ii haramnya memakan daging babi, meminum minuman
keras, memakan bangkai dan kaedah umum tentang kewarisan. Perbedaan itu hanya
menyentuh masalah-masalah yang tidak prinsipal.
Kedua, perbedaan mengenai akidah dan politik jelas merupakan suatu
keburukan. Hal ini berdasar atas pernyataan Zainab bin Jahsyi da!Jm suatu hadits,
yang diriwayatkan oleh Bukhari :
Nabi terbangun dengan wajah kemerah-merahan seraya bersabda, "Tidak
ada Tuhan selain Allah. Ce/aka/ah orang-orang Arab karena sesuatu kejahatan telah
dekat."
Sabda Nabi di atas mengisyaratkan tentang perselisihan yang akan te1jadi
antara kaum muslimin sepeninggalnya. Dalam sebuah hadits yang lain diriwayatkan
bahwa Nabi bersabda,
58
"Kaum Yahudi terpecah menjadi tujuh puluh satu golongan, kaum Nasrani
terpecah menjadi tujuh puluh dua golongan, dan umatku akan terpecah pula menjadi
tujuh menjadi tujuh puluh tiga golongan. "
Menurut Habib Abdurrahman Al-Habsyi :
"Para ulama hadits telah membicarakan keshahihan hadits yang diriwayatkan
oleh para perawi yang berbeda-beda ini. Al-Muqabbali, umpamanya dalam kitabnya
yang berjudul Al-Jim As-Syamikh mengatakan bahwa hadits tentang perpecahan umat
ke dalam tujuh puluh tiga golongan itu mempunyai banyak riwayat yang saling
menguatkan sehingga tidak ada keraguan sedikit pun tentang makna yang
dikandungnya.
Kalau perpecahan di sekitar masalah akidah secant umum tercela, maka
perselisihan dalam bidang fiqih, yang tidak ada nashnya dalam Al-Quran maupun
Sunnah tidaklah tercela, bahkan merupakan pengkajian yang mendalam tentang
makna-makna Al-Quran dan Sunnah serta penggalian hukum keduanya dalam bentuk
Qiyas.
Hal itu bukan perpecahan, melainkan sekedar perbedaan pandangan. Setiap
ahli fiqh akan terbantu oleh penemuan terbaik ahli fiqh yang Iain, baik penemuan itu
disetujuinya ataupun tidak.
Umar bin Abdul Aziz sangat senang dengan adanya perbedaan pendapat
dikalangan sahabat Nabi tentang masalah furu' (bukan pokok). Ia berkata, "Saya
tidak suka apabila sahabat Nabi tidak berbeda pendapat. Apabila mereka adalah para
pemimpin yang diikuti, maka kaum muslimin akan berada dalam kesempitan. Oleh
sebab itu, apabila seseorang mengambil pendapat dari salah seorang sahabat Nabi, itu
berarti dia mengikuti Sunnah."
Pernyataan di atas merupakan penegasan dari Habib Abdurrahman Al-Habsy
bahwa hadist tersebut shahih adanya. Adapun perbedaan pendapat dalam bidang fiqh
yang didalam Al-Qur'an maupun hadist itu wajar adanya, karena perbedaan dalam
bidang fiqh membimbing umat agar menjadi muslim yang benvawasan Juas.
Barangkali ada orang bertanya, mengapa setelah Nabi wafat kaum muslimin
berbeda pendapat, padahal dia telah mewariskan kepada rnereka jalan yang sangat
terang yang malamnya bagaikan siang ? Bukankah dia telah mewariskan kepada
mereka pedonam yang jika mereka ikuti, mereka pasti tidak akan sesat, yaitu kitab
Allah dan Sunnah Rasul-Nya ? Jawabnya, perrbedaan pendapat itu disebabkan oleh
59
banyak faktor. Tambahan lagi, perbedaan itu ada dua macam. Pertama, perbedaan
yang tidak menimbulkan perpecahan umat, tidak pula kesulitan yang hebat, dan
Kedua, perbedaan yang menghilangkan persatuan, yaitu perbedaan dalam bidang
politik dan pemerintahan.
Beberapa sebab perbedaan pendapat itu antara lain :
a. Fanatisme (Ashabiyah) Arab
Fanatisme Arab merupakan salah satu sebab, bahkan terpenting lahirnya
perbedaan pendapat yang mengakibatkan perpecahan umat. Sesungguhnya Islam
telah menyatakan perang terhadap fanatisme dalam beberapa nash Al-Quran maupun
hadits. Misalnya dalam firman Allah :
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya sating kenal-mengenal....... (QS. Al-Hzljurat: 13)
Sabda Nabi berikut :
"Bukanlah dari golongan kami orang yang menyerukan untuk bersikap
fanatik".
"Semua kamu berasal dari Adam, dan Adam berasal dari tanah. Tidak ada
keistimewaan bagi bangsa Arab terhadap bangsa lainnya (Ajam) kecuali dari segi
ketaqwaan"
Pada masa Nabi, rasa fanatisme itu teredam dengan penjelasan-penjelasan di
atas. Hal ini berlanjut sampai masa pemerintahan Khalifah Utsman ibn Affan. Baru
pada akhir masanya kekuatan fanatisme ini mulai bangkit kembali, dimulai dengan
60
pertentangan antara Bani Umayyah dengan Bani Hasyim. Sesudah itu muncul
pertentangan antara golongan Khawarij dan golongan yang lain.
b. Perebutan kekhalifahan
Sebab pokok yang menimbulkan pertentangan di bidang politik ialah
perbedaan pendapat tentang masalah siapa yang paling berhak menggantikan nabi
dalam memimpin umatnya. Masalah ini timbul langsung setelah nabi wafat.
Kelompok Anshar mengatakan, "Kamilah yang menyamhu! dan membantu Nabi.
Maka, Kamilah yang paling berhak menjadi khalifah." Golongan Muhajirin
mengatakan pula, "Kami lebih dahulu dalam hal itu. Maka, Kamilah yang paling
berhak." Kekuatan iman golongan Anshar dapat meredakan pertentangan itu tanpa
ada insiden apapun. Namun, setelah peristiwa itu perbedaan pendapat mengenai
persoalan khalifah itu semakin tajam.
3. Bidang Kaderisasi Umat
Proses kaderisasi umat perlu dilakukan mengingat banyaknya aliran sesat
yang menjadi sempalan bagi Islam. Untuk itu Islamic Center bertanggung jawab
terhadap kelangsungan ajaran Islam dengan melakukan pengkaderan. Ulama yang
berada ditengah umat secara aktif melakukan pencerahan atas suatu permasalahan
kontemporer dan menyikapinya.
Ajaran Islam yang dibawa oleh para habaib di Jakarta, adalah suatu ajaran
yang tidak terkontaminasi oleh kepentingan politik apapun. Bila NU (Nahdatul
Ulama) yang didirikan pada tahun 1926 lebih banyak terlibal poltik praktis daripada
mengurusi masalah umat. maka falAmi" r,,.nt»r ;""'"" ---------
,
.
61
menerangkan konsep Islam ditinjau dari perspektif Ahli Sunnah Wal Jamaah. Bila
Muhammadiyah adalah ormas keagamaan yang moderat dengan aktifitas yang
mengarah kepada kepentingan partai politik tertentu. Kaum habaib sedari awal sudah
ditanamkan untuk selalu memproteksi diri dari segala kepentingan yang tidak sejalan
dengan agama. Dunia adalah talak tiga bagi pandangan Habib Abdurrahman AlHabsyi. Untuk itu perlu sekali kita menyimak uraian beliau dibawah ini :
"Menurut saya yang terpenting hanya syiar Islam, agar menumbuhkan
istilahnya cinta kasih terhadap baginda Rasulullah SAW. Mau tidak mau kita
berikan dasar pengertian kalau umat Islam itu harus mengikuti habaib, karena
mereka pewaris Rasul dan Ulama. Kalau kita umpamanya, masih terpaku pada
kabar burung yang bilang, bahwa habaib itu sebenarnya, nggak ada.
Karena sudah putus itu semua keturunan Nabi. Tapi, coba perhatikan sejarah.
Saudara, akan dapati selain Sayidina Husain dan keluarganya, yang jelas, anak
Iaki-laki dari keturunan Ali bin Abi Thalib tak ada yang selamat, semua terbunuh,
kecuali seorang anak kecil yaitu Ali Zainal Abidin. Karena sesuatu keajaiban
yang luar biasa, ia bisa selamat dari pembunuhan sehingga dengan demikian
keturunan Ali dari Fatimah terhindar dari kepunahan. Tatkala peristiwa diatas
terjadi Ali Zaenal Abidin sedang dalam keadaan sakit yang cukup berat di ruang
kaum perempuan, barangkali dalam pangkuan bibinya Zainab, saudara Husein,
yang selanjutnya mati-matian ia mempertahankannya dari renggutan
Syamir.Tetapi datang Umar bin Sa' ad mencegahnya.
Sebenarnya antara Husein dengan keluarga Sa'ad bin Abi Waqqas dari bani
Zuhrah masih ada pertalian keluarga dari pihak ibu, yakni ibunda Rasul SAW,
Aminah binti Abdul Wahab bin Manafbin Zuhrah. Ada sekitar 70 kepala mereka
yang terbunuh itu, termasuk Husein, anak-anaknya, keluarganya dan para
pengikut-pengikutnya dibawa kepada Ubaidillah bin Ziyad. Ada sumber yang
menyebutkan, bahwa setelah diadakan upacara seperti orang biadab, kepala
Husein dibawa keliling kota Kuffah, dan bersama-sama dengan kepala sahabatsahabatnya yang diusung tinggi di ujung tombak. Kaum perempuan dan anakanak dibawa di atas pelana-pelana kecil. Dal am iring-iringan itu terbawa juga Ali
Zaenal Abidin dalam kedaan dibelenggu leher atas perintah Ubaidillah, dan
dituntun oleh Syamir dan Mahdar bin Sa'labah. Dari cerita Nabi dan para
khalifah, hanya keturunan Ali yang sampai sekarang masih dihidupkan beritanya,
terutama dari garis Hasan dan Husein, dan yang penting karena masih dipandang
sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW."
Dari pernyataan diatas penulis menganalisa bahwa Habib Abdurrahman AlHabsy menyatakan bahwa para habaib hanva mP.mi>ntinohn "";""
1.1,,~
''"~'·
62
mencampuradukkan dengan politik, dan membantah atas kabar yang diterima oleh
telinga kita bahwa tidak ada habaib yang tersambung nasabnya dengan Nabi SAW
karena cucu bel iau tidak ada yang selamat pada perang Karbala.
Mungkin kita jangan terpaku oleh satu cerita yang kita dengar dari seseorang,
sebelum kita sendiri mencari kebenaran tersebut. Dengan membuka kembali kitabkitab sejarah tentang perang Karbala, agar kita bisa mengetahui kebenaran dari kabar
burung tersebut. Mungkin ada benarnya pernyataan Habib Abdmrnhman Al-Habsy,
Walluhu 'A 'lam bi shawab.
Tidak penting masalah fanatisme di kalangan muslimin, sejarah telah
membuktikan bahwa karena masalah yang sepele, maka darah menjadi tebusan harga
diri. Masa umat sekarang ini adalah pentingnya menjaga kader kita di daerah dan
dusun terpencil untuk selalu berpedoman pada kemurnian akidah Islam.
lmplikasi dari budaya barat dan teknologi informasi yang semakin canggih
jangan melunturkan pemahaman agama yang Iurus (shiralatal mustaqiem).
Keabadian ajaran Islam harus menjadi tanggung jawab kita bersama. Kalau Islamic
Center telah membuktikan jati dirinya melalui pembinaan masyarakat kota dengan
kecintaan kepada Ahli Bait Rasulullah SAW, maka bagairnana kiprah di lapangan
bagi ormas lain yang rnengaku dari background agama ? Apakah rnereka sudah
melakukan standar dalam penyampaian rnissinya.
63
B.
Aktifitas Dakwah Habib meliputi kegiatan beliau pada sektor -sektor
sebagai berilmt:
J. Mesjid
Mesjid sebagai sarana dakwah telah membawa perubahan yang signifikan
bagi kelangsungan beragama umat Islam penduduk Jaka1ta, mereka yang terobati
jiwanya apabila masuk kedalam mesjid, merasakan kebahagiaan dalam aktifitas
shalat berjamaah.
"Shala! berjamaah itu lebih baik daripada shalat sendirian, dengan
perbandingan tujuh puluh derajat".
Tidak sah, shalatnya orang yang menjadi tetangga mesjid, kecuali ia
melakukan shalat di mesjid".
Pendapat Habib Abdurrahman Al-Habsyi :
"Aktifitas mesjid di Islamic Center selalu diikuti oleh jemaah sekitar wilayah
ini, dan dari Jabodetabek dengan acara-acara keislaman yang menjadi ajang dakwah.
Sebab dakwahnya Rasul dari dahulu dilakukan di mesjid dan dari mesjid ke mesjid,
dengan momentum apa saja. Maka jangan heran, kalau sekarang ban yak penceramah
justru ada di mesj id, bukan di TV seperti anda lihat sekarang, dakwah Aa Gym
karena tidak dari hati yang tulus, maka mulai ditinggalkan. Seorang yang berdakwah
di mesjid akan berbeda dalam penyampaiannya, akhlaknya, tutur katanya, dan budi
bahasanya. Dibandingkan dengan diluar mesjid. Oleh karena itu horrnati mesjid
sebagai perhiasan Allah taala di muka bumi ini, lnnallaha zayyanal ardha bi/ masajid
(sesungguhnya Allah menghiasi buminya dengan mesjid-mesjid). Back to mosque,
marilah sama-sama kita benahi mesjid kita sesuai dengan ajaran yang dibawa oleh
para Wali Songo, mereka ada yang berdagang, dan melalui jalur perkawinan, tetapi
tidak melupakan untuk membangun dan membina mesjid, seperti mesjid Agung
Demak itu."
Dengan membangun dan menghiasi masjid dengan berbagai kegiatan
kemudian memakmurkan masjid maka secara tidak langsung kita sudah menjalankan
sunnah yang dicontohkan oleh Nabi SAW.
64
2. Majlis Ta' lim
Majlis Ta'lim adalah tempat orang-orang Betawi menumpah-curahkan
kehausannya dalam menuntut ilmu, setiap person (orang) menyadari bahwa ilmu
hanya akan diperoeh dengan dituntut dan dipelajari.
"Tidak boleh orang yang alim itu diam dengan ilmunya, dan tidak pantas bagi orang
yangjahil itu diam dengan kejahilannya".
Sesuai dengan kata mutiara dibawah ini:
Artinya: "Ilmu jika tidak diamalkan seperti sebuah pohon yang tidak
berbuah".
Kondisi batin akan mudah mengalami ketenangan saat seorang muslim
mendapatkan nasehat agama, yang akan menimbulkan rasa keimanan yang tinggi.
Pendapat Habib Abdurrahman Al-Habsyi :
"Maka berkumpul padanya maksud yang bermacam-macam karena setengah
daripadanya memperoleh faedah dan pengetahuan dan amal perbuatan. Setengah
daripadanya memperoleh faedah dari kemegahan, dimana-mana dengan kemegahan
itu dapat menjaganya daripada disakiti orang lain, orang yang menganggu
ketentraman hati dan harta, untuk mencukupkan dengan harta itu daripada menyianyiakan waktu pada mencari makanan. Seetengah daripadanya, memperoleh
pertolongan pada segala ha! yang penting, lalu adalah yang demikian itu senjata untuk
menghadapi segala bahaya dan kekuatan segala ha!. Setengah daripadanya
memperoleh barokah dengan semata-mata mendoa. Dan setengah daripadanya
menunggu syafaat pada hari akherat."
3. Lembaga Pendidikan dan Perpustakaan
Pendidikan merupakan elemen terpenting dalam turut serta pembentukan
karakter dasar manusia. Maka pendidikan dapat membuat kemajuan yang positif
bagi kelangsungan peradaban manusia.
65
Agama Islam meminta selalu kepada pemeluknya untuk membaca, yang
berarti kemampuan menganalisa lingkungan. Kecerdasan manusia akan menjadi
penentu kemaslahatan kehidupan di masa mendatang.
Oleh karena itu perpustakaan merupakan sarana yang tak terelakkan dalam
usaha peningkatan wawasan umat. Dari kegemaran membaca akan menghasilkan
berbagai pemikiran yang inovatifbagi generasi selanjutnya.
4. Lembaga Dakwah
Potensi dakwah sebenarnya sudah dimiliki oleh setiap individu, hal itu sudah
ada sejak lahir. Tetapi pengembangan bakat dan minat dakwah tetap mutlak
diperlukan, sesorang yang akan berdakwah harus terlebih dahulu memiliki
pengetahuan tentang ilmu dakwah. Dakwah akan menyentuh relung hati
pendengarnya apabila disusun secara sistematis. Pengenalan terhadap lingkungan,
kondisi mad'u dan isu-isu kontemporer yang layak dibawakan dalam materi
dakwah. Agar mujahid dakwah dapat berkonsentrasi untuk mengemas dakwah
dalam konteks kekinian.
Dalam aktivitas Islamic Center Habib Abdurrahman Al-Habsyi sistem yang
digunakan dengan sistem membahas dan mengupas isi kitab antara lain Risaalatul
ma'awanah dan Nasaihuddiniyah dan membahas sesuai dengan Al-Qur'an dan
Hadits serta ijma' ulama. Sistemnya sang guru dikelilingi oleh murid dalam
penyampaian materi pengajian, juga diadakan dialog interatif setelah selesai
pengajian, biasanya ini terjadi terhadap pengajian yang bersifat harian. Sistim ini
cukup efektif dan komunikatif.
66
Adapun metode yang digunakan secara umum di majelis ta'lim lebih banyak
melalui metode ceramah dengan berlandaskan kepada kitab-kitab tersebut di atas.
Dalam pelaksanaannya di samping kitab juga ditambah dengan dalil-dalil
naqli serta ditambah dari ceramah ulama atau habaib dan tokoh lainya yang
kebetulan datang atau diundang ke majelis ta'lim dengan menguraikan masalah
yang dibahas ketika itu.
C.
Aktivitas Dakwah Habib yang lain
Antara lain aktifitas dakwah Habib yang lain pada sektor-sektor sebagai
berikut antara lain :
I. Perayaan Hari-hari Besar Islam
Perayaan hari-hari Islam merupakan salah satu media dakwah yang berfungsi
sebagai alat Bantu dakwah dalam mencapai tujuan dakwah secara maksimal.
Sebagaimana akan diuraikan oleh penulis dalam buku A:imuni Syakir dengan
perincian sebagai berikut :
2
a.
Lembaga Pendidikan Formal
b.
Lembaga Keluarga.
c.
Organisasi Islam
d.
Hari-hari Besar Islam.
e.
Media massa
f.
Seni dan Budaya. 2
Asmuni Syakir, "Dasar-dasar Strategis Dakwah Islam," (Surabaya: Penerbit Al Ikhlas,
l 992). Cet.Ke-1 h. l 61
67
Dari beberapa bentuk ini penulis menyoroti salah satunya yaitu, hari-hari
besar Islam yang dilaksanakan di Islamic Center Habib Abdurrahman Al-Habsyi.
Hari-hari besar Islam antara lain :
Hari raya !du! Qurban.
1 Muharram
Maul id Nabi Muhammad SAW
lsra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW
Nuzulul Qur'an
Kebaikan hari-hari besar Islam dapat dijadikan sebagai media dakwa agar
umat Islam dapat menunjukkan kebesaran agamanya, sehingga suatu lembaga atau
mubalig dapat memanfa'atkan suatu tradisi masyarakat yang berlaku dengan
peristiwa ini sebagai dakwah.
2. Maulid Nabi
Maul id Nabi berarti perayaan hari lahir Nabi Muhammad SAW, bulan maulid,
bulan Rabiul Awal. 3 Menurut sejarawan orang pertama yang merayakan peringatan
mauled Nabi adalah Amr Abu Said Mufaruddin Al-Arbela, wafat pada tahun 630
Hijriah. Pada hari peringatan Maul id itu yang datang secara berkelompok diantaranya
dari Baghdad, Mausol (Salah satu kota di Irak), Al Jazair, Suijar, Nashibin (salah satu
kota di Turld), bahkan dari Persia.
3
Op.Cit. Kamus Besar Indonesia. H.567
68
Dalam acara tersebut dihadiri oleh Ulama, Sufi, Mufti, Qurra (orang yang ahli
dalam qiroat) pada bulan Muharram sampai Rabiul Awal. 4
Namun Rasyid Ridha menentangnya dengan mengatakan bahwa orang
pertama yang mengadakan pe1iemuan untuk membacakan sejarah Maulid Nabi
adalah salah satu raja Syarkas di Mesir. Iajuga mengomentarinya sepe1ii berikut:
"Orang pertama yang mengadakan maulid di Mesir adalah kekhalifahan
Fatimah, dan di antara mereka yang paling pertama adalah Al-Muidz Al-Dinillah
yang membawanya dari Maghrib ke Mesir pada bulan Syawal tahun 361 H".
Peryataan diatas tampak seperti tidak ada perbedaan, tetapi kalau ditel iti lebih
seksama akan tampak perbedaanya. Yaitu apakah yang pertama melakukan
peringatan maulid adalah orang Arbela di Arbela atau orang Mesir di Mesir ?
Pertanyaan tersebut dipertegas oleh pernyataan Sayid Rasyid Ridha yang menjelaskan
bahwa yang pertama melakukan peringatan terse but adalah orang Mesir cl i Mesir.
Atau kemungkinan lain, bahwa gubernur Arbela adalah orang pertama yang
merayakan perayaan maulid Nabi secara besar-besaran. lni terlihat dari biaya yang
dikeluarkan mencapai puluhan bahkan ratusan dinar yang digunakan untuk
mendirikan meja besar dari kayu di jalan raya.
Meja tersebut bertingkat-tingkat, diperkirakan sampai empat atau lima
tingakat, dihiasi dengan berbagai macam warna. Di atas duduk para penyayi, pemusik
dan penabuh semacam gendang dan lain-lainnya. 5 Al-Sakhawi berkata dalam buku
4
Ja'far Murtadho Al 'Amily, "Perayaan Mau/id, Haul dan Hari-hari Besar Islam Bukan
Sesua/u yang Haram." (Bandung: Pustaka Hidayah, 1996), Cet.Ke-3. h.19
5
Ibid. h.20, Bacajuga, "Al Khalathu," Juz. I, h.490, dan "Minhaju al Firqoh al Najiyah," h.
110. Karva Al Muariii
69
Abu Ja'far Murtadho Al 'Amily yang beijudul, Perayaan Maulid dan hari-hari besar
lain yang dianggap tidak haram yaitu :
"Tak seorangpun dari kalangan salaf memperingatinya pada abad ke-3
Hijriah, peringatan itu dilaksanakan setelahnya, yang kemudian diperingati oleh
orang-orang Muslim di seluruh penjuru dunia sampai sekarang ".
Mereka memperingati maulid nabi dan malam harinya bersedekah dengan
bermacam-macam bentuk, melakukan pembacaan sejarah kelahiran nabi dan tampak
oleh
mereka suatu
keutamaan
yang besar untuk mendapatkan
berkatnya. 6
Deskripsi di atas hanya sekelumit tentang sejarah asal rnula dan berkernbangnya
peringatan maulid nabi yang dilaksanakan oleh kaum muslimin, walaupun ada sedikit
perselisihan tentang kapan dan siapa yang pertama melaksanakan.
Adapun peringatan maulid yang diadakan di majdis ta'lim Habib Ali Al
Habsyi biasanya diselenggarakan pada hari kamis minggu ke-3, akhir bulan Rabi'ul
awwaI tiap tahunya, kali ini tahun 1420 H/ 1999 M.
Dalam acara yang diselenggarakan, dibacakan perjalanan nabi Muhammad
SAW terutama dalam kitab 'Simthu Al Durant ft akhbari Maulidi khoiri Al Basyar
wa maalihi min Akhlaqi wa Awshafin wa siirin, ' yang merupakan karangan dari AlHabib Ali Al Habsyi (shohibul Mau/id) yang juga merupakan guru dari Habib Ali AlHabsyi Kwitang sewaktu di berguru di Hadramaut, berisi tentang sejarah perjalan
nabi Muhammad SAW dan pujian-pujian yang beliau tulis untuk datuknya -Nabi
Muhammad SAW- yang mewarisi sifat-sifat mulia untuk keturunannya. Pembacaan
maulid diawali dengan pemukulan halabu (sejenis rebana ala timur tengah) yang
telah disediakan oleh panitia. Acara puncak diisi dengan ceramah-ceramah agama
6
Ibid, h.24
70
yang disampaikan oleh ulama dan habib serta umaro (pejabat), juga murid-murid
beliau yang belajar darinya, seperti : Al Habib Jindan bin Salim ( putra Habib Salim
bin Jindan ), K.H. Abdullah Syafi'i (yang kini diwakili oleh putranya K.H. Abdur
Rasyid AS) dan lainya yang datang untuk menghadiri acara maulid Nabi Muhammad
SAW. Kegiatan ini biasanya diakhiri dengan memakan nasi 'kebuli' yang dibuat dari
nasi, daging kambing, minyak samin, yang diolah menurut tradisi Arab.
3. Haul
Kata-kata Haul berasal dari bahasa Arab
(Ll_;,..) yang berarti peringatan satu
tahun Selamatan atau selamat ulang tahun kematian seseorang yang pi adakan
setahun sekali. 7 Dalam hal ini kematian seseorang yaitu Al Habib Ali Al Habsyi yang
merupakan pendiri dari majelis ta'lim Al Habib Ali Al Habsyi.
Membanjirnya umat Islam di Islamic Center
Al Habib Abdurrahman Al
Habsyi Kwitang, Jaka1ta-Pusat, dalam menghadiri acara haul atau peringatan hari
wafatnya ketika itu. Tahun ini yang ke-31 (1999 M/1420 H) dari kewafatan Habib Ali
bin Abdurrahman Al Habsyi.
Jumlah umat Islam yang datang dari berbagai tempat untuk menghadiri haul
tersebut, menunjukkan bahwa sekalipun ia telah meninggal dunia hampir 30 tahun
lalu, tapi hingga kini kiprah perjuangan dan pengabdiannya dalam meneruskan ajaran
Datuknya dengan meninggikan kalimatullah tetap masih dikenang.
71
Di Indonesia peringatan haul untuk mengenang seorang tokoh agama dengan
berbagai acara merupakan tradisi yang banyak dilakukan oleh warga Nahdliyin. 8 Kata
Nahdliyin berasal dari kata "al Nahdlah" yang secara etimologi berarti "kemampuan,
kekuatan dan loncatan atau terobosan dalam mengupayakan kemajuan masyarakat".
Sedangkan secara epistemology artinya: "menerima segala aktivitas kemajuan umat
yang berperadapan lama dari sisi peradapan yang lebih baru di sertai kemampuan
melakukan rekontruksi dan reformasi".
9
Haul ke-31 Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi kali ini berlangsung pada
hari Minggu 20 November 1999 M bertepatan dengan 20 Sya'ban 1420 H, diawali
dengan mengadakan ziarah ke maqam beliau, biasanya dilakukan pada jam 03.00
dinihari. Ratusan jama'ah yang datang utnuk menghadiri acara haul ini berasal dari
Jabotabek dan luar Jabotabek untuk membaca wirid dan do'a bersama-sama di
maqam Al Habib Ali Al Habsyi dan kedua maqam lainnya yaitu maqam Habib
Muhammad Al Habsyi dan istrinya Ni'mah binti Syahab, yang berada sebelah selatan
Masjid Jami' Ar Riyadh, JI. Kembang VI Kwitang.
Mereka seolah-olah
larut dalam kesyahduan clan kenikmatan ketika
bershalawat clan berzikir kepada Allah SWT. Acara ini hingga menjelang sholat
subuh berjama'ah, membaca wirid clan zikir sholat fardu clan diakhiri dengan do'a
baik untuk Al Habib Ali Al-Habsyi maupunjama'ah yang hadir.
Siangnya dilanjutkan kembali dan acara puncaknya di bacakan manaqib atau
riwayat hidup Habib Ali bin Abdurrahman bin Abdullah Al-Habsyi. Di kisahkan dari
8
Saduran "Suplemen HU Republika (DialogJum'at)," Jum'at, 22November1999. h.6
Said Agiel Siradj, "Ahlussunah Wal Jama'ah Dalam Lintas Sejarah." (Jogyakai1a: LKPSM,
1997), Cet. Ke-I. h.14-15
9
I'
lahirnya, semasa belajar di luar negri
''
•
72
(Hadramaut dan Timur-Tengah), ketika
kembali ke Indonesia dan masa-masa belajar dan mengajar beliau baik dirumah atau
luar rumah.beliau juga dianggap sebagai perintis acara maulid dan isra dan mi'raj
Nabi Muahammad SAW untuk wilayah Jakaiia khususnya. 10
Dalam pengajian yang diselenggarakan di rumahnya banyak jama'ah yang
berdatangan ke tempat beliau. Beliau juga banyak melakukan aktivitas baik di dalam
maupun di luar negeri, guna menyebarkan ilmunya agar beJm1anfa' at bagi masyarakat
Islam Jakarta khususnya dan umat Islam umumnya
Hal ini terns dilakukan hingga akhir hayatnya, pada hari minggu tanggal 20
Rajab 1338 H bertepatan dengan tanggal I 0 Oktober 1968 M, di tern pat kediaman
beliau Kwitang, Jakarta dalam usia 98 tahun menurut hitungan masehi dan dalam usia
120 tahun dalam hitungan hijriah. 11
10
Al Habib Abdurrahman Al Habsyi, "Pembacaan Manaqib Ali Al Habsyi," Minggu, 26
November 1999.
11
Amanat Presiden Soeharto kepada umat Islam dan Kegiatan-kegiatan Islamic Center
Indonesia". (Jakarta: Bulletin !CL 19711 ret K •-' h 11
BABV
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Dengan melihat, menganalisa keadaan secara langsung (observasi) dengan
hipotesa data yang ada, yang penulis lakukan terhadap aktivitas dakwah Habib
Abdurrahman Al-Habsy, dapat penulis simpulkan sebagai berikut:
I. Habib Abdurrahman adalah seorang da'i yang kharismatik yang memiliki
pemahaman
Islam
secara mendalam dan memahami dakwah secara
konprehensif yang meliputi tahapan-tahapan prinsip yaitu: pendidikan,
ukhuwah islamiyyah dan kaderisasi umat.
2. IC! adalah lembaga yang mampu merealisasikan pemikiran dakwah Habib
Abdurrahman sesuai dengan po la pemikiran dakwahnya.
3. Karena aktivitas dakwah beliau di ICI meliputi kegiatan Majelis Ta'lim
lembaga pendidikan dan perpustakaan dan kegiatan dakwah lainnya seperti:
Perayaan hari-hari besar, maulid nabi dan tradisi haul.
4. Majlis Ta'lim adalah kegiatan yang paling menonjol dan banyak yang
mengikuti pemikiran Habib Abdurrahman dalam bidang ukhuwah islamiyyah,
pendidikan dan kaderisasi umat.
5. Pengaruh IC! terhadap Majlis Ta'Jim di Jakarta dan sekitarnya. Bisa
diibaratkan seperti melekatkan ]em kedalam kertas, yang tentunya akan sulit
74
melakukan pendalaman materi di JC!, sekaligus menjadi ajang silaturrahmi
bagi kaum muslimin.
Perkembangan umat Islam yang menjadi patokan utama adalah Islamic Center
Indonesia, karena dalam kegiatannya secara sistematis telah menunjukkan
peran yang besar dan nyata dalam mendidik umat. Tidak hanya masyarakat
awam saja, tetapi telah dilakukan pula oleh masyarakat intelektual yang
datang menyampaikan pola pikirnya tentang Islam. Bahkan dari mancanegara,
seperti Yaman dan Tarim telah datang pula beberapa orang sarjana mustim.
B. Saran-saran
Penulis menganggap perlu memberikan saran baik kepada pimpinan,
pengurus ICI maupun masyarakat yang mengunjunginya.
1. Untuk pimpinan Islamic Center Indonesia :
Mengingat Islamic Center Indonesia adalah tempat berkumpulnya ulama atau
habib baik dari dalam negri atau luar negri (Islam) ketika ada kegiatan, maka
perlu ditingkatkannya manajemen yang lebih rapih dan profesional,
memperbaiki keorganisasian yang lebih baik, agar eksistensi Islamic Center
Indonesia menjadi ukuran dan cerminan Islam yang sesuai dengan upaya yang
diusahakannya. Oleh karena itu sangat diperlukan adanya kolaborasi antara
pimpinan majelis ta'lim, pengurus dan jama'ah yang datang ke majelis ta'lim
tersebut agar lebih memaksimalkan fungsi dan perannya terhadap kegiatan itu
sendiri.
75
2. Untuk Masyarakat
Bagi masyarakat, ini merupakan suatu 'berkah' dari seorang ulama yang
ikhlas dalam mendakwahkan dirinya untuk Islam. Sehingga perlu diingat
bahwa 'keberkahan' ini jangan disalahgunakan untuk tujuan yang tidak baik.
Dan bagi jama'ah yang datang agar lebih memperhatikan apa maksud dan
tujuan datang ke majelis ta'lim tersebut, karena Islamic Center Indonesia
merupakan suatu perekat antara masyarakat Jakarta dan sekitamya dengan
ulama, umaro dan pihak-pihak lain yang menginginkan ukhuwah Islamiyah
bisa terns berlanjut sampai kapanpun yang memang justru diciptakan untuk
itu.
DAFTARPUSTAKA
Al Amily, Ja'far Mutadho, "Perayaan Mau/id, Kahul dan Hari-hai Besar Islam
Bukan Sesuatu yang Haram", Bandung: Pustaka Hidayah, 1996
Al Habsyi, Habib Abdurrahman, Ketua Umum Majelis Ta'lim Habib Ali Al-Habsyi,
"Wawancara Pribadi ", Tgl 27 Okt 1999
Al Habsyi, Habib Muhammad, "Sejarah Masjid Jami' Kwitang', Jakarta : Yayasan
Said Ali Al Habsyi, 1963
Ali, Mohammad, "Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern", Jakarta : Pustaka
Andani. 1985
Asyri, Zul. LA, "Pelaksanaan Musyawarah Dalam Pemerintahan Khulafaur
Rasyidin." Jakarta : Kalam Mulia, 1996
Anshori ES., "Pokok-pokok Pikiran Tentang Islam" Jakarta: Usaha Enterprise, 1976
Azra, Azyumardi, Dr., "Jaringan Ulama Timur-Tengah clan Kepulaun Nusantara
Abad ke XVII dan XVIII." Bandung Mizan, 1995
Bachtiar, Wardi, "Metologi Penelitian llmu Dakwah". Jakarta: Logos, 1997
Delian Noer, Prof., "Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942'', Jakarta : PT
Pustaka LP3ES, 1996
Dep. Agama, "A!Qur'an dan Te1jemahannya". Jakarta: Bina Ilmu. 1985
Dhofier, Zamakhsari., "Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kiayi".
Jakarta : LP3ES, 1994
Dinas Museum DKI Jakarta, "Beberapa Kampung tua di DK! Jakarta", Jakarta: 1993
Fathi Yakan, "Benturan-benteran Dakwah," Jakaiia: Gema Insani Press
Ghozalba, Sidi, "Pokok-pokok Pikiran Pendidikan Islam Dalam Masyarakat"
Mimbar Pembangunan, Nomor-III 1973.
Gottschalk, Louis, "Mengerti Sejarah" (Terjemahan Nugroho Notosusanto), Jakarta
UI-Press, 1986
Hasanuddin, "Hukum Dakwah Tinjauan Aspek Hukum Dalam Berdakwah di
Indonesia." Jakarta : Pendoman Ilmu Jaya, 1996
Islamic Center lndonesia, "Amanat Presiden Jendral Soeharto Kepada Umat Islam
dan Kegiatan-kegiatan Islamic Center Indonesia". Jakarta: !CI 1971
Karel A. Steen brink, Dr., "Beberapa Aspek Tentang Islam di Indonesia Abad Ke-I 9,"
Jakarta: Bulan Bintang, 1984
Madjid, Nurcholis, "Merumuskan Kembali Tujuan Pesantren, Dalam Pergaulan
Dunia Pesantren," Dawam Raharjo (Ed). Jakarta: P3M, 1985
Munawwir, Ahmad Wason, "Kamus Al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia" K.H. Ali
Maksum dan K.H. Zainal Abidin Munawwir (Ed). Jogyakarta: 1988
Nazir, Muhammad., Ph.D, "Metode Penelitian", Pt. Ghalia Indonesia, 1988
Quraish Syihab, "Membumikan Al Qur'an : Fungsi Peran dan Wahyu Dalam
Kehidupan Masyarakat''. Bandung : Mizan, 1994
Republika, HU., "Dialog Jum 'at (Saduran)," Jum'at, 22 November 1999.
Segaf, Ali Ahmad, H. "Lintasan Awai Sejarah Islam di Indonesia",Jakarta
Perpustakaan Jami' at Khair, 1994
Solihan Mana, "Sejarah Islam di Indonesia", Jakarta: Bulan Bintang, I 989
Syukir, Asmuni, "Dasar-dasr Strategis Dakwahislam", Surabaya : A!Ikhlas
Tim Penyusun P3B. DepDikBud, "Kamus Besar Bahasa Indonesia", Jakarta: Balai
Pustaka, I 988
Yunus, Mahmud, Prof., Dr., "Sejarah Kebangkitan Islam dan Perkembangannya di
Indonesia''. Jakarta: Al Ma'arif, 1979
Zuhri, Syarifudin, K.H "Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia". Jakarta : Putaka
Mahmudah, 1960.
.
'
•
BERITA WAWANCARA
Bersama
: ,~I Habib Abqµl Rahman Al Habsyi
Jabatan
: Ketua Um um Islamic Center Indonesia dan
MT Habib Ali Al Habsyi, Kwitang Jakarta- Pusat
Tanggal
: Minggu, 15 April 2007
Wawancara Pribadi
1.
Bagaimana sejarah berdirinya MT Habib Ali Al Habsyi ?
Jawab : Berdirinya MT Habib Ali Al Habsyi, dimulai ketika beliau ( Habib Ali
Al Habsyi) kembali Ice tanah air dari menuntut ilmu di luar negri yaitu
Hadra Maut, Yaman pada tahun 1890 M kemudian belaiu belajar oleh
guru-guru besar di pulau jawa diantaranya yaitu Habib Utsman Bin
Yahya, Habib Abdullah Bin Muhsin (Bogor), Habib Ahmad bin Thalib
Al-'Athas (Pekalongan), Habib Muhanunad Bin 'Idryus (Surabaya),
Habib Ahmad Bin Muhsin Al-haddar (Bangil), Habib Muhanimad Bin
Ahmad Al-Muhdhor (Bondowoso), setelah belaiu mencari ilmu di tanah
jawa barulah ia kebali ke tempat tinggal beliau yaitu di Jalan Kramat II
Jalcarta dan meminta izin kepada guru-gurunya untuk mengajar ilmu.
Setelah mendapatkan izin dari guru-gurunya barulah ia mendirikan
majelis ta'lim di kediaman beliau.
2.
Apa latar belakang berdirinya?
Jawab : Karena Habib Ali merasa terpanggil untuk mengajarkan ilmu agama,
yang telah didapatkannya selama ia belajar di Hadra Maut, Yaman
mauapun yang beliau peroleh dari pulau jawa.
3.
Apa maksud dan tujuan didirikannya MT Habib Ali Al Habsyi ini ?
Jawab : Maksud dan tujuan didirikannya MT Habib Ali Al Habsyi ini ingin
mencerdaskan umat Islam dan bukan untuk mencari popularitas.
4.
Mengapa majelis ta'lim ini dinamai MT Habib Ali Al Habsyi ? Apa alasannya ?
Jawab : Karena proses alamiah, banyak orang yang mengikuti pengajian atau
menuntut ilmu agama di kwitang, yang dipimpin oleh Habib Ali. Pada
awalnya majelis ta'lim ini hanya di hadiri oleh beberapa orang saja,
namun seiring berjalannya waktu banyak orang yang mengetahui majelis
ini, sehingga banyak jama'ah/orang yang hadir di majelis ta'lim ini.
Oleh karena itu dikenal oleh jama'ah majelis ta'lim Habib Ali Kwitang.
Bahasa yang terjadi di masyarakat kola atau pinggiran Jakarta yaitu
dengan kata "Hadir" bukan berarti nama majlis ini yaitu majlis hadir
maksudnya orang-orang ingin hadir, mengaji atau menuntut ilmu agama
di Kwita11g.
5.
Bagaimana perkembangannya pada masa Habib Ali Al Habsyi ? Dall pasca Habib
Abdul Rahman Al Habsyi ?
Jawab : Habib Ali memimpin Majelis Ta'lim cukup lama 80 tahun, dimulai dari
tahun 1890 sampai 1968, dengan penuh keikhlasan dan kesabaran
beliau, sehingga majelis ta'lim ini berkembang begitu pesat dan banyak
ulama tanah jawa ingin belajar dengan beliau bahkan sampai keluar
negri beliau mengajarkan ilmu agama. Kita bisa melihat pasca Habib
Abdul Rahman majelis ini semakin lama semakin banyak orang yang
ingin mengaji atau menuntut ilmu agama mungkin dikarenakan
masyarakat butuh akan ilmu agama.
6.
Apa saja program yang ada dalam MT Habib Ali Al Habsyi itu?
Jawab: Karena MT Habib Ali Al Habsyi adalah bagian dari Islamic center
Indonesia, maka program yang dilakukan cukup luas diantaranya
pendidikan, perpustakan dll.
7.
Adakah program jangka panjang dan jangka pendek untuk kemajuan !CI?
Jawab: Sebagaimana telah diterapkan oleh Habib Ali yaitu mengadakan
kegiatan-kegiatan mengajarkan ilmu agama atau yang kita kenal adalah
malakukan dakwah Islam. Dan beliau melakukan dakwahnya tidak
hanya di Kwitang dan di pulau jawa saja bahkan sampai ke luar negeri
beliau mengajar ilmu agama dan ini tujuannya bukan semata-mata
karena populeritas akan tetapi untuk mencerdaskan umat Islam. Jadi
jelas istilah program jangka panjang dan jangka pendek pada majelis
ta'lim ini.
L
Materi dan literatur apa yang digunakan oleh Habib Abdul Rahman Al-Habsyi?
Jawab: Sebagaimana yang telah dilakukan oleh Habib Ali dilakukan oleh Habib
Abdul Rahman dengan merujuk kepada kitab
"Ar- Risalatul Al
Mu'aawanah" dan kitab "An-Nashaaih Diniyyah", yang keduanva
merupakan kitab karangan Sayid Abdullah bin Alwi Al Haddad, seorang
ulama yang hidup pada abad ke-17 M. Dan di bulan Rajah khususnya
dibacakan kitab Shahih Bukhari.
9.
Sistem clan Metode apa yang cligw1akan oleh Habib Abdul Rahman Al-Habsyi
dalam mengembangkan aktifitas dakwahnya?
Jawab: Sistimnya clengan menerapakan metode yang sudah dilakukan oleh kakek
dan orang tua beliau lakukan yaitu dengan membaca dan mengupas isi
serta kanclungan yang terdapat pada kedua kitab tersebut, clan
menan1bahkan sesuai yang ada di al-qur'an, haclits dim ijma'ulama.
10.
Bagaimana peran Habib Abdul Rahman Al-Habsyi dalarn biclang pencliclikan,
sosial-keagamaan di ICI?
Jawab: Dalam kegiatan di ICI bukan hanya majelis ta'lim saja akan tetapi banyak
kegiatan-kegiatan lain misainya aclanya lembaga pendiclikan Islam. clan
perpustakaan Islam. Ini sesuai setelah diresmikan oleh Presiclen Soeharto
pada tanggaI 17 Oktober 1971.
Alhabib Abdul Rahman Bin Muhammad Al-Habfil'..i.
Download