Peran antagonis reseptor angitensin ii pada penderita hypertensi

advertisement
PERAN ANTAGONIS RESEPTOR ANGIOTENSIN II PADA PENDERITA
HYERTENSI DENGAN PENYAKIT GINJAL
Mochammad Sja'bani
Bagian Ilmu Pcnyakit Dalam Fakultas kedokteran/Rs Dr. Sardjito
Unive$itas Gadjah Mada Yogyakarta
r., !' i:i j::r-;:i
riir'\Ai',;
t:|{ "i-.ir;li"'l
Ahstrak
Antagonis receptor ingiotensin Il (ARAII) merupakan obat anti hipertensi yitng
mempunyai kemampuan untuk perlindungan sena kemampuan untuk pencegahan
penurunan iungsi ginjal. Perlindungan atau pun pencegahan penurunan fungsi ginjal
dapat diakibatkan oleh e{ek penurunan tekanan darah yang optimal ataupun efek baik di
camping anti hipertensinya sendiri. Obat ARAU yang dikenal sebagai keiompok sartan
merupakan antihipertensi tingkat tiga dari antagonis sistem renin angiotensin aldostercn.
Tampaknya dari hasil penclitian klinis seperti irbesartan dan losartan pada penderita
hipertensi dengan risiko tinggi penurunan fungsi ginjal pada diabetes tipe 2 atau risiko
timbulnya netopati menunjukkan efek proteksi fungsi ginjal. Proteksi ginjal
digambarkan dari perbaikan mikoalbuminuda, perbaikan kejadian kenaikkan kadar
kreatinin, di samping penurunan tekanan darah mencapai targct yang diharapkan.
Hasilnya menunjukkan bahwa ARAII mempunyai kelebihan dibanding obat anti
hipertensi lain pada penderita hipertensi delgan penyakit ginjal. Penurunan norbiditas
dan mortalitas dilakukan dengan mempefiahankan target penulllnan tekanan darah
sistolik kurang dari 130 nrmHg, dan tekanan diastolik kumng dari 80 mmHg. Pemberian
terapi ARAII irbesartan dini diestimasikan dapat memperpanjang mampu hidup dan
menghemat biaya dibanding pemebedan irbesartan tertunda atau dibanding pemebedan
obat anti hipertensi estindar. Pemberian irbesafian tefiunda masih lebib unggul
dibanding pemberian obat anti hipertensi standar pada penderita hipeftensi dcngan
penyakit ginjal/diabetes tipe 2. Pada mahalah akan ditinjau keuntungan penggunaan
ARAII khususnya irbesartan dalam menghilangkan atau mencegah pemburukan fungsi
ginjal pada penderita hipertensi dengan penyakit ginjal diabetes mellitus tipc 2, baik
pemberian secara dini ataupun secam tertundMambat.
PENGANTAR
Antagonis receptor angiotcnsjn
II (ARAI) merupakan
obat
anti
yang
mernpunyai kcmJmpuJn untuk perlinjungan seflx lemampuan unluk pencegahan
penurunan lungis ginjal. Perlindungan atau pun pencegahan kemunduran
ginjal
dapat diakibatkan oleh efek penurunal1 tekanan damh yang optimal ataupun efek baik
yang lain
di
samping anti hipertensinya sendiri. Antagonis rcseptor angiotensin
t85
II
(ARAll)
sistcrn
merupakan salah s{tu kelompok obat anti hipcrtensi bcrperan dalan
rcnin angiotcnsin. Elek kurang baik dari sistem renin angiotensin dirnediasi oleh
mgjolensin
II (Ang Il) dari rcseptor
angiotensin-
I (ATJ)
Obat ARAII yang dikenal
sistem
sebagai kelompok sartan, mcrupakan antihipertensi tingkat tiga dari antagonjs
rcrin angiotensin aldosteon Tingkat satu yaitu kelompok penyekat beta mengurlngi
pengeluaran renin dengan menghambat pacuan roseptor beta
I'
tingkat dlla yaitu
irhibitor enzim konversi angiotonsin (inhibitor EKA) menghambat konveNi angiotensin
I menjadi
angiotensin
II.
Secara teoritis,
ARAJI dikembangkan dan efek baik inhibitor'
EKA dalam menccgah kelusakan organ target, tidak mengurangi elek baik dari reseptor
angiotensin tipe 2 (AT-2), dan secara simultan memblok efek reseptor
elek batuk lebih
kecill)
. Tampaknya
da
AT-l'
sehingga
hasil ponelitian klinis menunjukkan terlpi
ARAII mempunyai efek proteksi kardiovaskular khususnya proteksi fungsi ginjal
peiderita dengai diabefes mellitus tipe
2
Hal ini sesuai dengan tujuan
rlhir
pada
terapi
hipefiensi aclalah mcnurunkan morbiditas, mcnurunkan mortalitas serta paling
ckonomisl
2J
).Penurunan clengan mempertahankan target penurunan tekanan darah
sistolik kurang dari 130 mmHg, dan tekanan diastolik kurang dari 80 mmHg yang
berarti menurunkan risiko kejadian penyakit kardiovaskular lainnyar'2) Pada makalah
akan ditinjau tentang keuntungan penggunaan
ARAII
dalam menghilangkan atau
mcncegah pemburukan fungsi ginjal pada pende ta hipertensi datl diabetes mcllitus tiplr
2, serta pengaruh pemberian ARAII (irbesaitan) secara dini atau secara lambat untuk
nengcstimasi rnampu hidup se1Ia penghematan beaya bila dibanding dengal obat anti
hipeftensi yang lain.
t86
PEMBAHASAN
ARA II dan Penurunan Tekanan Darah
Penanganan penderila hipertonsi pada penyakit
gidal (seperti diabetes mellitus)
diharapkan tidak timbul nefropati (nefropati diabetika) Terapi diharapkan sedini
mungkin dan disertai pengonholan tekanan darah. Pelgontrolan tekanan d,r,h
dilaporkan lebih bermanfaat dibanding pengontrolan Slikemia. Perblrmkkan fungsi
girijal dipengaruhi pula oleh tinSginya masukan proteina) Pengontrclan tekanan
penting untuk mencegah komplikasi diabetes khususnya nefropati,
di
darah
sxrnping
pengontrolan mikroalbuminuria. Hasil penelitian United Kingdom Prospective Dirbetes
Study dilaporkan untuk setiap penurunan tekanan darah sistolik sebesar 10 rnmHg
dihubungkrn dengan pcnuruntul risiko komplikasi diabctes sebesar 12 7o, dan risiko
paling kecil bila tekanan darah sisfolik kurang dcri 120 mmHg5r. Pengorltrolan
mikroalbuminuria sccara
dini atau te unda
sangat berperan untuk mengertilnlsi
kelangsungan hidup perlclerita hipefiensi dengan penyakit ginjalr'6)
ARAII dalam klinik berbeda dcngan inhibitor EKA, karena ARAII ditujukan
pada penghambatan rcseptor angiotensin
rescptor
AT! dan AT2.
AT l,
sedang inhibitor
EKA mengurangi elek
Pacuan pada reseptor AT2 diduga Iebih menguntungkan.
Inhibitor EKA akan mcningkatkan kinin yang menambah efek vasodilatasi
keuntungan lain yang tidak dijumpai pada pemberian
inlibitor EKA masih dijumpai produksi
sarnping inhibitor EKA. Angiotensin
I
angiorensin
ARAII
dan
Sebaliknya dengan
1l oleh enzirn katrlisator
di
dapat terbentuk oleh enzim non-renin sepcrti
tonin atau katepsin dari angiotensin t menjadi angiotensin II oleh enzim tripsir, katepsin
atau chymasc jantung. Secara kuantitatif konstnibusi perubahan generasi angiotcnsin
masih tidakjelas
r).
187
II
Penemuan antagonis reseptor angiotensin
berbagai tipe rcseptor angiotensin
lL
lI
memberikan konfirmasi tentang
Reseptor angiotensin
1l
tipe
I
(ATI) sensitif
dihambat oleh sartan. Dalam beherapa tahun terakhir telah disintesis bebempa ARAII
oral. Sampai sekarang terdapat 6 prepa-rat yang diakui oleb FDA (Food and Drug
Adninistration) Amerika dan digunakan di Amerika serta beberapa negara di Eropa
sebagai anti hipertensi. Bebempa ARALE tenebut adalah losartan, valsartan,
candesartan, irbesartan, telmisartan dan eprosartanr'?), beberapa penelitian
uji klinik
dibandingkan dengan obat anti hipertensi lain terhadap besarya penurunan tekanan
darah serta pengaruh pada perbaikan fungsi ginial dengan efek samping lebih
Besamya penurunan lekanan damh ARA
II
kecil
r'3'7 8).
dibanding inhibitor EKA. Scbuah
studi uji klinik, buta gandd, cross-o'rer membandingkan efek lebih lama losartan
(ARAII) dan enalapdl (inhibitor EKA) disimpulkan bahwa losartan 50 mg oral sekali
sehari dan enalapril 20 mg oral, menurunkan tekanan darah sama kuatnya, terapi
kombinasi tidak menunjukkan penulunan yang bermaknae). Hasil studi uji acak buta
ganda 145 penderita hipertensi dngan dan sedang dengan losaftan 50 mg dibanding
enalapril 5 mg disimpulkan bahwa losaftan lebih efektif sebagai anti hipertensi ringan
dan sedang dibanding enalapril, sefia efek samping losartan lebih kecillo). Losartan
bersarna klorotiazid dilaporkan efektif dengan tolerabilitas yang baik untuk penderita
hipertensi beratrr).
Irbesartan adalah antagonis receptor angiotensin
sebagai anti hipertensi.
lI
yang aman dan efektif
Uji klinik MAPAVEL yang membandingkan irbesartan
dengan
enalapdl dalam menurunkan tekanan darah dalam 24 jam penderita hipertensi ringan
dan sedang disimpulkan bahwa irbesartan 150 mg dan 300 mg efektif setara dengan
enalapril 10-20 mg dalam menurunkan tekanan darah. Irbesaftan ditoleransi lebih baik
188
dibanding
eialaplil12) Kombinasi
irbcsartan dengan
HCT dilaporkin daplt
mcmperbesar pencapaian tekanan darah dalam 12 minggu dari 640/0 derlgan monoterapi
menjadi 837orr). Hasil studi uji klinik pada 2673 penderira hipertensi ringan dan sedang
dapat disimpulkan bahwa ilbcsartan dapat mengurangi kejadian nyeri kepala. Nyeri
kepala pada penelitian dihubungkan dengan tingginya tckanan darah diastolik. OIeb
karena tidak scmua penderita hipertensi ringan dan scdang disertai dengan nycri kcp^la,
maka bila hipefiensi disefiai nyed kcpala diperlukan penurunan tekanan darah yang
agresif dengan preparat yang bertolerabilitas tinggi (ARAII irbesarlan) untuk
meningkatkan kualitas hiduprar
Candesartan cilexetil
juga efektif dalam
Candesartan arnan dan efektif pada dosis
menurunkan tekanan darah
8 - 32 mg perhari. Da[i hasil studi yang
mcmbandilgkan candesartan 8 mg dengan cnalapril l0 mg perhari disimpulkan bahwa
kedua obat menurunkan tekanan damh sistolik sama kultnya Penurunan tekanan darah
sistolik sebesar 8 - 12 nmHg dan ditstolik turun 4 - 8 mmHg tercapai dalam 12 rninggu,
tetapi ridak pada candesartan 4 mg5l. Efikasi candesafian cilexetil dalam penggunaau
sebagai monoterapi atau kombinasi dengan amlodipin atau amlodipin dengan HCT pada
216 peidedta hipertensi sedang dan borat disimpulan bahwa candosa an efektif
digunakan monoterapi pada hipcrtensi sedang dan bcrat, dan pemakaian kombinasi
dengan kalsium antagonis dengan diuretik lebih efektifr5). Dari hasil studi ini
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan efikasi antara candesartan dengan amlodipin
setelah terapi
l2 minggu,
sedangkan kejadian efek samping lebih banyak dijumpai pada
amlodipinr5).
Telmisarlan darl eprosartan mempakan kelas ARAII terbaru. Afinitas telmisartan
lebih
da
3000 kali lebih besar pada reseptor
189
AT dari
pada reseptor
AT Efikasi
telmisartan dalam pengobatan hipettcnsi diperlihatkan p0da suatu
uji klinik
dengan
kontrol, pada 440 pasicn dengan tclmisartan pada dosis 40 mg, 80 mg, 120 mg dan 160
mg sclama 3 bulan dilaporkan elek antihipeftensiflya lebih baik dibanding enalapril 20
mg sekali sehari. Pada stltdi ini penurunan tekanan darah sistolik tumn 10 - I 1,9 mmHg
dan tekanan darah diastolik turun
8,6
9,3 mmllgr6). Efek penurunan tckanan darah
telmisartan dipcrbesar dengtn pelambahan diuretika HCT dengan tolerabilitas tetap
baikrT). Preparat cprosartan dilaporkan waktu paruh paling pendek (5-7 jam) sedang
telmisa{an dengan waktu paruh paling panjang (24
eks.esi lowat ginjal sekitar
l0
jam)
Keuntungan eplosartan
7o, meskipun pada gangguan fungsi ginjal dieksresi
lalnbat tidak diperlukan penyesuaian rlosisr). Bcberapa studi di atas menuDjukkan bahwa
efikasi ARAII untuk hipertcnsi grade
I
ataupun
II
lcbih baik dibandingkan
dengan
antihipertensi lain sepefli inhibitor EKA, antagonis kalsium, beta-bloker m^upun
tliurctikr'l). Semua sluLli membuktikan hahwa semua jenis ARAII ssrnr etau lebih
efektifd
d
inhibitor EKA, autagonis katsium, betr-bloker mrlrlun Lliurelik
toterabilitas yang Iebih baik. Antagonis.eseptor angiotensil
II
dengan
akan lebih efektif
mcnur-unkan tckanan darah bila digunakan kombinasi dengan diuretik hidrochlorotiazid
dosis rcndah dari pada sebagai monoterapir'?). Berdasarkan studi di alas, maka ARAII
elektif digunakan sebagai pilihan utama tempi semua grade hipertcnsi esensial serta
ct-eklya Jebih besal dengan pcnambahan hidroklorotiazid
r'r'r3).
Didasarkan bukti klinis yaig ada mcnunjukkan bahwa hasil guna ARAII \elrm
dengan hasil guna inhibitor EKA untuk terapi hipertensi. Secara konsepsual nantinya
ARAII dapat digunakan dalam
penanganan hipeftensi, meskipun keberhasilannya
dipergaruhi oleh nilai penurunan morbiditas serta penurunan mortalitas.
190
I
AR 4. II dan Fungsi Ginjal
Beberapa studi
Tabel
L
uji klinis ARA II terhadap fungsi ginial dapat dilihat pada tabel
1
Studi uji klinik ARAII pada hipertensi dengan risiko tinggi efek pada ginjal
12.19 20,? 1,22)
Juml.$
Obat
Disfungsi lenlrikel kiri
Hasil yang
pasien
Valsaftan VALIANT
14.501)
dinilai
waktu
selesai
mo aliIJs, lenaikan
2llos
gagal ginjalterninal
DM tipc II
Vilsanan ABCD-2V
800
Losatan RENAAL
1520
nrorlrlilJ\.tenrilJn )0ol
sagalsinjalterminal
morLrlii$ LenJilan
2001
grgal ginjal terminal
lrhes^rlan
+ Nefrcprli
n15
IDNT
morrrlrtas
kenrikrn
2001
gagal ginjal tcrnrnral
hbesarlan
Hipcrlensi
IRMA
Il
Telmisadan ONTARGET
Hiperlcnsi
6l I
28.400
nikroalbuminuri
morlrlirrs kr.lio
.
2001
lt)UJ
Uji klinik ABCD-2V (Appropriate Blood Prcssure Control in Didbrtics) untuk menilai
pengaruh pcmbedan valsartan pada penderita diabetes mellitus tidak tergantung insulin
dengan hipcrtensi atau tanpa hipeftensi ''). Studi IRMA 2 (Iftesaitan in Patiensts with
Type 2 Diabetes and Microalbuminuria) yang mengevaluasi cfck irbesallan pada 590
penderita DM dengan mikroalbuminuriare). Studi lainnya adalah studi IDNT (Irbesartan
Diabetic Nephropati Trial)'?o) dan RENAAL (Reduction of Endpoint in NIDDM with
Angiotensin
lt
Antagonist Losartai)
21).
Uji klinik acak IDNT dengan 1715 pcnderita
hipertensi dan DM tipe 2 yang diberikan Irbesartan 300 mg dibanding plasebo/obat
hipertensi konvensional Amlodipin
l0
aiti
m8 dilaporkan terjadi penurunan risiko relatif
secara bermakna kenaikan lipat dua kreatinin sebesar 3370 dan 37olo. Penurunan risiko
kombinasi hasil akhir (kenaikan lipat dua kreatinin, gagal ginjal terminal atau kcmatian
1gl
penyebab apa pun) sebesar 2OVo dari 23o/o dengan lama pengamatan rata-nta 2,6 tahun
Penurunan sccam bermakna kenaikan lipat dua kadar kreatinin dilaporkan dari
uji klinik acak RENAAL pada 1513 penderita
diabetes tipe 2 dan nefropati deigan
ter-api losafian 50 sampai 100 mg dibanding plasebo, losafian dilaporkan menur-unkan
risiko relatif kenaikan kadar kreatinin lipat 2 sebesar
25o/o
sebesar 28% dengan rata-rata perlgamatan selama
.l^1 gagal ginial tenninal
3,4
tahun20).
Efek
yang
menguntungkan ini tidak ada porbedaan dalam pcnurunan tekanan darahnya, Anatisis
subsekuensial dilaporkan bahwa faktor risiko paling bermakna untuk progresivitas
di atas menyokong
pada DM tipc 2 dengan
penyakit ginjal adalah nilai awal proteinuria2r'22). Ketiga studi
pemakaian
ARAII (irbesartan, losartan dan valsartan)
nefropatir6re2q22). Ketiga penelitian
di
atas tidak membandingkan ARAII dengan
inhibitor EKA. Dapai disimpulkan bahwa ARAII diindikasikan untuk diberikan
pacla
pcnderita DM tipe 2 dcngan nelropati yang disertai hipertcnsi maupun ta]ipir (lisertai
hipeltensi. Kelemahan penelitian tidak dapat nenjelaskan elek ARA TI dibanding
inhihitor EKA
2r'22)-
Bobempa penelitian dengan jangka pendek membandingkan ARA
II
dengan
inhibilor EKA. Sludi CAI M (lhe candcsarlrn and lisinoprrl microalbulninun:rr rnerrgujr
dan membandingkan efck candesartan atau
tekanan darah, ekskresi albulnin
lisiiopril
atau kombinasi keduanya terhadap
urin pada pasien DM disertai hipefiensi
dan
mikroalbuminuria. Hasil studi ini, dalam 12 minggu terapi candesartan 16 mg sama
efektif dengan lisinopril 20 mg dalam menumnkan tekanan darah dan mikroalbuminurio
pada pasien
DM dengan hipertensi. Kombinasi kedua terapi ditoleransi dengan baik.
Sesudah 24 minggu penurunan tekanan diastolik pada kombinasi sebesar 16,3 rnmHg
(KK957o 13,6-18,9 mtnHg), dengan candesartan sebesar 10,4 mmHg (KK95% 1,'7-13.1
mmHg) dan lisinopril sebesar 10,'1 (KK957a 8,0-13,5 mmHg), mengurrngi
mikroalbuminuri (kombinasi 50Va (K95Va36-6lS;), candesartan
iisinoplil 347o
(KKc)5Va20-547a\21).
24o/a (KK95Vo0-431o),
viberti dan Wheeldon (2002)
t92
2a)
dalam sludi
MARVAL (The Microalbuminuria Reduction With Valsafian) mengevaluasi elck
ckskresi albuminuria pada valsartan yang tidak tcrgaritung tekanan darah pada penderita
DM tipe 2 dengan mikroalbuminuria. Hasil studi ini dilaporkan bahwa valsartan lebih
efektif mengurangi ekskresi albuminu a dibanding amlodipin temasuk pendcrita
dengan tekanan damh normal. Hasil menunjukkan bahwa valsalfan mempunyai efek
antiproteinuria yang tidak tergantung pada tekanan darah- Efck antiproteinulix yrng
baik dari ARAII irbesaflan pada penderita diabetes mellitus tipe 2 juga dilaporkan oleh
pencliti lain
24 25 2627 23).
Pengamatan penbiayaan hasjl guna (cost ellact eness) pemberian ARAII
irbesa an secara dini pada pende ta hipertensi dengan diabetes mellitus tipe2 dan
penyakit ginjal (mikroalbuminuria) diestimasikart dapat memperpanjang lama hidup dan
dilakukan penghematan secaB bermakna dibandingkan obat anti hipertensi lcin scrta
dibandingkan pemberian yang tertunda (table 2 )br. Pcmbcrian irbesartan padr nefiopati
nyata (tertunda) dilaporkan lebih baik dihandingkan terapi strndrr (obrl anti hipertcnsi
selain jnhibitor EKA, ARAII yang lain atau selain antagonis kalsium amlodipin)
khususnya dalam penghcmatan hasil guna3'6).
Tabel 2. Pembiayaan hasil guna Irbesartan6)
Koftol
lrbcsrdandnri
T.hun rnsldensi
bcbas kumuhrif
Ha'apln Hi,tut
)2,1
I3.19!10.50
20.0
ltdruD)
$28,?82
1,1.4
hbcsdanicrtundn l2.l
16,0
Data disajikan dalam rerata
t
$r6.859
$11.922
$25.529
$:1,252
SD kecuali ada catatan kusus. Biaya
di
diskon
$8.67t)
3qo
tahunan. Terapi kontrol terdiri dari obat obat anti hipertensi standar (kccua]i penyekat
r93
EKA,
antagonis reseptor arrgiotcnsin
2 yang lain, dan antagonis
Kalsium
dihydropyridine) clellgan liontrol tckanan darah yang setara.
Pertarnhahan man4ru hidup dibanding pcrrcbclian obat anti hipcftcnsi standar
pembedao Irbcsalten clini rnember'ikan pertambahan hidul rata-rata sebanyak 1,5 tahun
dan penlbelian Irbcsa an tertunda memberikan pcltarnbahan hidup ralx rata 0.7 tahun.
Pcrnberian dini dibalrding pcmbcriaD
te
unda menperpanjang usia 1,48 tahun/pasien.
Penghcmatan biaya dalam 15 lahun pemeberian Irbesartan
dini scbanyak $11.922l
pasicn/tahun diba ding kontrol dan scbanyak pada pemebrian tcrtunda sebanyak $8.670
dibanding peneberian sccara tcrtunda per or-ang dan pemberian Irbcsartan
te
Lrnda
scbcsar' $i3.252 dibanding kontrol.
IIasil pcnclitian pengalamar klinis pcmakaian irbcsartao pada pasien DM tipe 2
dcngan hipeftensi dengan gang8uan ginial, dilaporkan terjudi perblikan gagal ginjalnya
dengan
jalan
mcngoptimalkan pencapaian target tekanrn darah, pengonlrolan
protcinuria dan glLrkosir serurn. Dilaporkan 6 pcndcrita clar-i l0 pcndcrita diabctes tipe 2
yang baru mcngalami gagal ginjal dengan pcngortrolao tckanan darah yang oplimal
tidak menerlukan tindakan hemodialisis sesudah
l2 minggurti. Uji klinik ARAII
pacla
pende ta dialretes nellitus dcngan ncfropati yang ada baru dibedk{n plda fcndcrita
dengan kadar kreatinin kurang dari 3 ng/dl, sehingga perlu dilakukan Lrji
kelompok pcnderita dengai kadar kreatinin lebih dari 5 mg/dl
Hasil bebemp. sludi
di
klinik
pada
16'2e).
atas mcmpcrlihatkan ARAII efektif cliberikan pada
pender-ita hipcrtcnsi clan diabeles mellitus
tipe 2. ARAII pcrlu dibcrik^n dalam
penatalaksaraan pendcrita hipcrtcnsi dcngan DM dan neliopati. Penanganan peDderita
dengan perynkit ginjal inhihitor EKA dosis besar cliperlukan untlrk rnemblok sistem
renin angiotcnsin secar-a Iengkap, selingga dipetoleh kcuntungan maksimal. Kombinasi
inhibitor EKA dengan ARAII tarnpaknya lebih menberika harapan dalam mcmhlok
sistcm rcnin angiotensin. Beber-apa studi
uji k)inik dengan sampel yang besar
191
untuk
-l
I
membandingkan kombinasi ARAII dan inhibitor EKA terhadap ARAII tunggal pada
l
penderita hipertensi, penyakit ginjal serta Sagal jantung masih berlangsung
SIMPULAN
Pada hipertersi dengan penyakit ginjal atau dengan risiko tinggi scpcrti diabetes
tipe 2, terapi ditujukan untuk nenghilangkan atau mencegah penurunan fungsi ginjal,
mcncegah ne{ropati diabetika dengan
cara nencegah timbulnya
mikroalbuminuria atau proteinuria yang semakin jelas. Tujuan
kelainan
akhir
adalah
memperpanjang usia dengan kualitas hidup ya[g tetap tinggi. Pencapaian tekanan darah
sistolik sebesar atau kurang dari 130 mmHg dan tekanan diastolik sebesar atau kurang
dari 80 mmHg diharapkan dapat tercapai dengan bebempa obat antihipertensi.
Telah terbukti bahwa antagonis rcseptor angiotensin
II (ARAII)
mcrupakan anti
hipertensi kelas baru yang sama atau lebih efektif dibanding inhibitor enzim konversi
angiotensin/EKA, beta bloker, antagonis kalsium dan diuretik pada penderita hipertensi
dalam beberapa tingkat. Preparat
ini
mempunyai elek samping yang lebih kecil
dibanding preparat lain. Antagonis rcseptor angiotensin
II terbukti mempunyai
efek
proteksijangka panjang terhadap ginjal, kematian kardiovaskular, serta mompcrpanjang
prediksi kemampuan hidup.
Antagonis rcseptor angiotensin
II
secara
dini dilaporkan elektif dibeikan pada
penderita diabetes melitus dengan mencegah mikroalbuminu
a ataupun
pemberian
tertundi mengurangi mikroalbuminuria karena mempunyai elek proteksi serta perheikrn
terhadap nefropati. Pembl:rian irbesafian dini memberikan penambahan lama hidup dan
memberikan penghematan anggaran biaya kesehatan yang bermakna dibanding kontrol
r95
( obat anti hipcrtensi standar) dan dibanding pembcrian irbcsarlan tel-tunda Pembcrian
stalldar'
irbesartan tcrtunda masih lebih unggul dibanding obat anti hipertcnsi
KEPUSTAKAAN
L
Burniet, M. 200L Angiotensin type
Cic ltttion. 103: 904-l2
2.
The scventh
3.
I
rcceptor blockcr' Cardiovasculer drugs
the Joint National Committce on Prcvention, Detection'
(19): 2560and treatment on High Blootl prcssure (JNC-VI[) 2003 /^MA 290
12
2004 Thc costPahner A.J., Anncmans, L.' Roze, S ' Lamotte M ' "r 'l
effectivcness of carly ir'bcsa an treatment vcrsus control (standard
antihype ensive medications cxcltlding ACE inhibitors, othcr angiotcntion-2
reseptor antagonisrs, and dihydropyridine calcium channel blockers) or latc
irbe;artan he;tment in paticnts with typc 2 diabetes, hypertention' and rcnal
dtse,Jsc. Diabctes Cdre 2l (8)t | 1
repo of
H.' Pcdersen' 0 1999 lntensified nultifrctorial
intervention in patients with type 2 diabetcs metlitus and microalbuminuria: the
Steno type 2 randomised study. Ldnc.l: 353-617'
Il
4.
Gaede, P., Vcclel, P , Parving'
5.
Adler. A.L.. Stratton, J.M, Neil, H.L ' Yudkin' J S ' el al ' 2000 Association oi
systolic blood pressure with macrovascular aild microvascular complications of
type 2 diabetes (UKPDS 36); prospectivc observational study BMJ 321:112-16'
6.
J. & Bakris GL. 2004. Angiotcnsin-convefting enzymc inhihibrs
Mangrum.
"angiotensin
reseptor blockers in chronic rcnal disease: Safety Issues'
and
Senindrs in Nepholo3l. 24 (2): 168-75'
Kirk. J.K. 1999. Angiotcnsin ll reseptol antagonists: their place in therapy
7.
Clinical phalmactrlogy Am. Fanily
Ph1'siL:
(6):112'
Tafscr P Ll, Campbell' L M' Calranza' I'' et ol 20OO Candersartan cilexetil is
induced cough'
l1ot associated wit-h cough i! hypeficnsive patients with cnalipril
AJH 13 214-18
9. Fagard, R. Lij[en, P., Pardaens, K.' et al 2OOl A randomized' placcbocolrtrolled. double blind' crcssover study of losal-tlln and cnalapril in patierts
with esseftial lrypertensioi. J Hunt. Hlpetlens l5(3): 161-7
and safety of
10. Shobha. J.C.. Kumar, T.R., Raiu, B S 2000.Evaluation ofefficacy
rs
hypcrtension
moderatc
to
losaflao potassium iq thc treatment of mild
comparei to enalap|il maleate. J Arsoc PlJ'riclans '18(5): 497-500
8.
2OOl Efficacy and safety ol
A'r ''l
losartan/hydrochorothjazi.le in paticnts with severc hypcrtension Abstr'(:l
Cardiol. 15'.8'7(6):'72 I 6.
randomized'
12. Coca, A., Calvo, C., Garci^ Pulg, I ' et al 2002 A multicenter'
enalapril in
doubie blind comparison of the efficacy and safety of irbesartan and
Il.Oparil,S., Aurup, P., Snavely, D.. et
196
a!'
adult with mild to noderatc cssential hypcftension. as assessed by ambulatorv
hlond nre-surc rrr,rrrirori[i:1h,.\4APAVEI Study. C/i,/ ii1,.r.24tl]; l2h JE
l3.I-ittlejohn. T.. Saini, lt., Taub, K.K.. ct eL l99c). Long rcnn saf.ery and
inlih)p(rrcn\r\c cliicrc) ul irhc*rrlrnt puolcd lc\ ltc Lll ft\c ol,cn-lrbcl \iu,lic.
CIin E\p-Fbperte r^.21(8)| 1273 95.
I-.. Smith, D.II.G., Reevcs, R., et 41. 2000. Headache in rnilcl_tonodeiate hypcrtension and its reduction by irbesartan thcrapy. Arah Intcm Med.
14. Hansson,
160: l6-5,1-8.
15.
Maccregor, G.A., Viskopcr, J.R., Anlonius, T.F.T., et al. 2000. Efficacy of
candesarlan cilcxctil or in combination with alnlodipjn and hydR)chiororhiazidc
in moderale to sevcrc hypertension. Flyperte .tk)n.36:454,60
16.
Snith, D.H., Neutel, J.M., Morgensrcrn, P. 1998. Once-dai1y
compared with cnalapril in thc trcatment (,f
lrJ
rlcrrcnsion. ,4/r,
7
he
i.
relmisarran
l5: 2Zrl-ql.
17.
Kklcil, C., Mcinicke, 1.W., et oL 20O2. Long ternr efficacy and
tolerabiljty oI tclntisartan as monotherapy and in combination with other
antihypctcnsive medic,rtions. Blood Prcss 1i (50: 302,9.
18.
Campbell,
Neutel, J.M.,
M., Sonkodi, S..
Soucck,
M., tt al. 2001. A
candesarran
cilexetil/hydrochlorothiazid comhination tablet provides elfcctive blood prcssure
control i hype cnsive patienls inadequately controllcd on monothcrapy. C.l/'r.
Atd Erpcr. IL'pertcn. 23.345-355.
l9- Parving, H.H., Lenncrt, H., Mortcnscn, J.8.. ct 41. 2OOI . The cffect of irbesarran
on thc dcvelopment of diabetic nephopathy in patienls with type 2 diabetes. N
Ettg .l Mcd.345: 870-8.
20. Lewis, E.J., Hunsicker, L.G., Clarke, W.R., Bcn, T., pohi, M.A.. et aL.2OOl.
Renoprotectivc ctl'ect o[ thc angiotensin receptor anlagonist irhcsartan in
paticnts with nephropathy due to typc 2 diabetes. N Lltg J Me(t_ 345: g5l 60.
2l- Brenncr, B.M., Cooper, M.E., Zeeuw, D., Keanc, W.F., Mitch, W.E.. et al. et al.
2001. Effccts of losilrtan on relral and cardiovascular outcolnes in patients with
type 2 diabetcs and nephropalhy: RENAAL (Reducrion of Endpoinrs in NIDDM
with the Angiotcnsin II Antagonist Losa an) st\(ly. N Eng .t Mcd. 345: g6l-9
22. Hostettcr- T.H. 2001 Prcvrnrinn of cnd-stagc reoal discase
diabetes. N E ?8J M.21. 345: 910-1 2.
duc to type
2
23. Keane, W.F., Brer)ner, B.M., De Zeeuw, D., Grunf'cld, J.p., Mccill, J.. et dl.
2003. The lisk of dcvelopiig end stage lenal disease in patients wilh type 2
diabctcs and rephropathy. The RENAAL Stn(ly. Kidne!'lnt.63 (4): 1499-507.
2,1.
Mogcnsen, C.E, Ncldam. S., Tikkancn, 1., et al.2OO0. Iiandomiscd controllccl
trial ol d[al b]ockade ol' rcnin-ai.lgiolensin system in patienls with hypcrtensiun,
nicroalbuminuria and non insulin alepcndent diabctest thc candesarian and
lisinopril microalbulninuria (CALM) srudy . BM.l.32l: 1410 4
25.
Viberti, G., and Wheeldoi, N.M. 2002. Microalbuminuria rcduction with
valsartan in patients with type 2 diabetes 1nellitus a blood pressure indepeidcnt
effcct. Abstract. Circulation. 106: 672.
19'7
26. Rossing, K., Christensen, P K., Ande$en, S , et dr. 2003. comparative effects of
irbesartan on ambulatory and offrce blood pressure from the irbesartan in
patients with type 2 diabetes and microalbuminuria stttdy. Didbetes Care 26:
s69-"14.
27. Rossing, K., Ch stensen, P K., Jensen, 8.R., et al. 2002. Dual blockade of the
renin angiotensin system in diabetic nephropathi. A randomized double-hlind
crossover study. DiaDetes Care. 25 (1): 95-100.
M,
et aI. 2002. Irbesartan reduces the
albumin excretion rate in micrcalbuminuric type 2 diabetic patients
irdependently of hypertension. A randomized double-blind placebo controlledcrossover study. Diaretes cdrc.2st l9O9-13.
29. Sja'bani, M., Kuswadi, I., and Prasanto' H 2003 Clinical experience with
28. Sasso, F.C., Carbonara, 0., Persico,
hbesartan in hypertensive patients with renal impairment. Inpres'
198
Download