1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini diketahui

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini diketahui secara umum bahwa bayi sehat antara 32 - 37 minggu
gestasi, dengan berat lahir antara 1,7- 2,5 kg, tidak memerlukan perawatan
otomatis di NICU (Neonatal Intensive Care Unit), tetapi sebaliknya, dapat
dirawat dibangsal pascanatal bersama dengan ibu bayi tersebut. Tidak ada
keraguan bahwa bayi BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) lebih rentan terhadap
penyakit dibandingkan dengan bayi aterm yang berkembang baik, dan
pemantauan tambahan mungkin merupakan tindakan pencegahan penting,
terutama selama periode adaptasi dengan kehidupan ekstrauterin dan periode
neonatus dini (Fraser dan Margaret, 2009: 760).
Dari 33 provinsi di Indonesia, terdapat dua provinsi yang telah mencapai
target MDGs (Millenium Development Goals) 2015 untuk AKB (Angka
Kematian Bayi) yaitu Kalimantan Timur dan DKI (Daerah Khusus Ibukota)
Jakarta. Provinsi dengan AKB tertinggi terdapat di Papua Barat sebesar 74 per
1.000 kelahiran hidup, diikuti oleh Gorontalo sebesar 67 dan Maluku Utara
sebesar 62 per 1.000 kelahiran hidup. Terdapat 27% provinsi (9 provinsi)
menunjukkan peningkatan kematian bayi antara tahun 2007-2012 yaitu Aceh,
Jateng, Yogyakarta, Kalteng, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Maluku Utara,
Papua Barat dan Papua (Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2012).
1
2
AKB merupakan jumlah kematian bayi (0-11bulan) per 1000 kelahiran
hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB menggambarkan tingkat
permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab
kematian bayi, tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil, tingkat
keberhasilan program KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) dan KB (Keluarga
Berencana), serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi. Apabila AKB di
suatu wilayah tinggi, berarti status kesehatan di wilayah tersebut rendah. AKB
di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012 sebesar 10,75/1.000 kelahiran hidup,
meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 10,34/1.000
kelahiran hidup. Dibandingkan dengan target MDGs ke-4 tahun 2015 sebesar
17/1.000 kelahiran hidup maka AKB di Provinsi Jawa Tengah tahun 2012
sudah cukup baik karena telah melampaui target. Angka kematian bayi
tertinggi adalah Kabupaten Banjarnegara sebesar 18,16/1.000 kelahiran hidup,
sedangkan terendah adalah Kota Surakarta sebesar 5,33/1.000 kelahiran hidup.
Jumlah BBLR di Jawa Tengah pada tahun 2012 sebanyak 21,573 (3,75%)
meningkat apabila dibandingkan tahun 2011 sebanyak 21,184 (3,73%).
Penyebab AKB di Provinsi Jawa Tengah tertinggi adalah BBLR (Profil
Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012).
Tahun 2013 AKB di Jawa Tengah mengalami penurunan yaitu 10,41
perseribu kelahiran hidup terdapat 5.865 kasus. AKB tertinggi adalah di
kabupaten Rembang yaitu 17,12 perseribu kelahiran hidup sedangkan terendah
di Surakarta 3,32 perseribu kelahiran hidup (Buku Saku Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013).
3
Angka kematian bayi di Kabupaten Demak pada tahun 2010 sebanyak 115
jiwa. Sedangkan jumlah kelahiran hidup tahun 2010 sebanyak 21.216 KH.
Jadi IMR (Infant Mortality Rate) Kabupaten Demak pada tahun 2010 adalah
sebesar 5,42 perseribu kelahiran hidup (selalu dibawah target Provinsi Jawa
Tengah ). Penyebab kematian bayi di Kabupaten Demak tahun 2010 adalah
BBLR sebesar 43,87% dan Umur bayi meninggal 0-7 hari: 70,40% (Profil
Dinas Kesehatan Kabupaten Demak Tahun 2010).
Menginjak tahun 2013 AKB di Kabupaten Demak meningkat sebanyak
119 kasus dengan jumlah kelahiran hidup 20.605 KH. Sehingga, IMR
Kabupaten Demak pada tahun 2013 sebesar 5,7 perseribu kelahiran hidup
dengan kasus terbanyak adalah BBLR yaitu 582 kasus yang tertangani (Profil
Kesehatan Kabupaten Demak 2013).
Tabel 1.1 Kejadian BBLR di RSUD Sunan Kalijaga Demak.
Kasus
BBLR
(1500- 2500
gram)
165 kasus
158 kasus
BBLSR
(1000- 1500 BBLSAR (< 1000) AKB
gram)
25 kasus
7 kasus
30 Kasus
18 kasus
7 kasus
25 Kasus
2012
2013
(JanuariDesember)
(Rekam Medik RSUD Sunan Kalijaga Demak, 2012- 2013)
Berdasarkan data di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul studi
kasus “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru lahir Patologis Dengan Berat
Badan Lahir Rendah”.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut: bagaimana asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
berat lahir rendah di RSUD Sunan Kalijaga Demak?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir patologi dengan
bayi berat lahir rendah berdasarkan pendekatan managemen kebidanan.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengumpulan data dasar pada bayi baru lahir patologi
dengan bayi berat lahir rendah.
b. Menginterpretasikan data dasar pada bayi baru lahir patologi dengan
bayi berat lahir rendah.
c. Mengidentifikasi diagnosa potensial dan antisipasi penanganan bayi
baru lahir patologi dengan bayi berat lahir rendah.
d. Menetapkan kebutuhan tindakan segera, kolaborasi, rujukan pada bayi
baru lahir patologi dengan bayi berat lahir rendah.
e. Merencanakan asuhan pada bayi baru lahir patologi dengan bayi berat
lahir rendah.
f. Melaksanakan asuhan langsung pada bayi baru lahir patologi dengan
bayi berat lahir rendah.
g. Melaksanakan evaluasi tindakan yang telah dilakukan pada bayi baru
lahir patologi dengan bayi berat lahir rendah.
5
h. Mendokumentasikan tindakan yang telah dilakukan pada bayi baru lahir
patologi dengan bayi berat lahir rendah.
i. Memaparkan kesenjangan antara teori dan praktik lahan / Rumah Sakit
pada pengambilan studi kasus bayi baru lahir patologi dengan bayi berat
lahir rendah.
D. Ruang Lingkup
1. Sasaran
Bayi baru lahir patologi dengan bayi berat lahir rendah.
2. Tempat
RSUD Sunan Kalijaga Demak.
3. Waktu
20 Februari – 30 Juli 2014.
E. Manfaat
1. Bagi Peneliti
Studi kasus dengan permasalahan bayi baru lahir patologi dengan bayi
berat lahir rendah dapat membantu menambah pengetahuan serta
kemampuan dalam melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan.
2. Bagi Prodi DIII Kebidanan
Menambah bahan ajar dan sumber informasi dalam mengembangkan
ilmu kebidanan serta sebagai referensi dalam pembuatan studi kasus
BBLR selanjutnya.
6
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Memberikan masukan bagi tenaga kesehatan, di RSUD Sunan Kalijaga
Demak dalam peningkatan kualitas pelayanan, khususnya asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir dengan BBLR.
F. Metode Memperoleh Data
Pengambilan data diperoleh dari beberapa metode, yaitu:
1. Anamnesa
Informasi yang dicatat mencakup identitas, keluhan yang diperoleh dari
hasil wawancara langsung kepada pasien ataupun keluarga.
2. Observasi
adalah pengamatan secara lansung terhadap perubahan yang terjadi
pada pasien.
3. Pemeriksaan fisik
Memperoleh pengambilan data yang objektif dengan pemeriksaan dari
ujung kepala sampai kaki.
4. Pemeriksaan penunjang
Media pemeriksaan yang dibutuhkan dalam menegakkan diagnosa,
seperti
laboratorium,
USG
(Ultrasonografi),
dan
pemeriksaan
penunjang lainnya.
5. Studi dokumen
Membaca dan mempelajari status pasien berdasarkan catatan medis
yang bersangkutan dengan klien.
Download