BAB I PENDAHULUAN

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pasar modal mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan ekonomi,
terutama dalam proses alokasi dana masyaarakat. Pasar modal memberikan kepada
pihak yang mempunyai surplus dana dalam masyarakat (penabung atau investor)
tingkat likuiditas yang lebih tinggi, dan juga memindahkan pihak yang
memerlukan dana (perusahaan) untuk memperoleh dana yang diperlukan dalam
investasi (Ainun Na’im,1997) dalam (Nunung Nurhaeni,2009). Keputusan
investasi oleh investor (pihak yang memiliki kelebihan dana) ditentukan oleh
pengharapan mereka atas kesuksesan suatu usaha dimasa yang akan atang. Mereka
berseia menanamkan dana jika mereka menganggap prospek suatu investasi
menguntungkan.
Peristiwa politik sudah berkaitan erat dengan stabilitas perekonomian disuatu
negara, di Indonesia sendiri peristiwa politik sudah tidak bisa dipisahkan lagi
dengan reaksi yang terjadi dipasar modal. Peristiwa seperti Pemilihan Umum
Presiden (Pemilu), pemilihan Legislatif (Pileg), kerusuhan, peperangan dan
peristiwa lainnya sangat mempengaruhi kestabilan harga saam dan volume
perdagangan dipasar modal sehingga hal-hal tersebut bisa mendapat berbagai
pandangan dari para investor untuk berinvestasi di negara tersebut. Jika peristiwa
peristiwa politik dalam suatu negara stabil, maka keadaan ekonominya pun akan
stabil dan para investor pun akan memberi respon positif untuk menginvestasikan
1
2
modal mereka. Namun sebaliknya, jika peristiwa politik dalam suatu negara dalam
keadaan tidak stabil, maka akan mengancam stabilitas ekonomi dan cenderung
mendapat respo negatif dari para investor (Sihotang dan Mekel, 2015). Situasi
politik aka sangat mempengaruhi investor alam mengambil keputusan untuk
membeli atau menjual saham dibursa, sekalipun kinerja perusahaan bagus atau
secara tehnikal juga mendukung apabila situasi politik dan keamanan tidak
nyaman untuk investor maka mereka tidak akan melakukan investasi, bahkan akan
meghindarinya.
Bertransaksi
dipasar
modal
membutuhkan
suatu
suatu
pengetahuan dasar untuk memulai melakukan transaksi dan penyelesaian
transaksi. Penilaian tentang saham secara akurat bisa meminimalkan resiko
sekaligus membentu investor mendapatkan keuntungan yang wajar, mengingat
investasi saham dipasar modal merupakan jenis investasi yang cukup beresiko
tinggi meskipun menjanjikan keuntungan yang relatif besar (Sri,2008) dalam
(Mahaputra dan Purbawangsa, 2015).
Sebuah peristiwa atau sebuah kondisi yang tercipta dapat dikatakan sebagai
sebuah informasi jika mampu merubah atau menjadi bahan pertimbangan bagi
pelaku pasar (Sjahrir, 1995 dalam Mahaputra dan Purbawangsa, 2015). Fenomena
dan informasi yang ada saat ini sangat mempengaruhi tingkat kepekaan pasar
modal terhadap harga saham yang akan berdampak pada return saham yang akan
diperoleh. Finanto (2006), mengemukakan bahwa dalam Undang-undang no 8
tahun 1995 tentang pasar modal memberi batasan mengenai informasi (pasal 1
ayat 4) sebagai berikut: “informasi atau fakta material adalah informasi atau fakta
penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian atau fakta yang dapat
3
mempengaruhi harga saham di bursa efek dan atau merupakan keputusan pemodal,
calon pemodal atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta
tersebut” (Islami dan Endi, 2012).
Menurut Jogiyanto (2014) Pengujian kandungan informasi dimaksudkan
untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Jika pengumuman mengandung
informasi (information content), maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu
pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukan dengan adanya
perubahan harga sekuritas bersangkutan, reaksi ini dapat diukur dengan
menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan
abnormal return. Pengumuman yang mengandung informasi akan memberikan
abnormal return pada pasar. Sebaliknya yang tidak mengandung informasi tidak
memberikan abnormal return kepada pasar (Jogiyanto, 2014).
Selain menggunakan abnormal return reaksi pasar modal terhadap informasi
juga dapat dilihat melalui parameter pergerakan aktivitas perdagangan saham di
pasar
(Trading
volume
activity.
Suryawijaya
dan
Setiawan
(dalam
Wardhani,2012) menyatakan bahwa peningkatan volume perdagangan dipasar
modal sebagai bentuk reaksi pasar modal terhadap suatu peristiwa, dapat memiliki
dua arti. Jika volume perdagangan yang meningkat diakibatkan oleh peningkatan
permintaan, hal itu mengindikasikan bahwa peristiwa tersebut merupakan berita
baik (good news) bagi para pelaku pasar, sedangkan apabila peningkatan volume
perdagangan merupakan akibat dari peningkatan penjualan, maka dapat diartikan
bahwa peristiwa tersebut merupakan kabar buruk (bad news)
4
Study yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang
informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman disebut event study
(Jogiyanto,2009) dalam Jumaili,2014. Event study dapat digunakan untuk menguji
kandungan informasi dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk
menguji efisiensi pasar. Jika pengumuman tersebut mengandung informasi maka
ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari sekuritas yang bersangkutan.
Rekasi pasar dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan
harga atau dengan menggunakan abnormal return. Sebaliknya yang tidak
mengandung informasi tidak akan memberikan abnormal return kepada pasar
(Jogiyanto, 2010) dalam Jumaili, 2014.
Terdapat beberapa penelitian yang telah meneliti pengaruh event study
terhadap abnormal return dan trading volume activity dengan hasil yang berbeda
beda. Penelitian Santoso dan Artini (2015) memiliki hasil tidak ada perbedaan
abnormal return dan trading volume activity sebelum dan sesudah event pemilu
legislatif 2014. Hal ini juga didukung oleh penelitian Laksmi Swastika Wardhani
(2013), dan Chan Hengky Chandra, Njo Anastasia, Gesti Memarista (2014) yang
menyatakan bahwa tidak ada perbedaan abnormal return dan trading volume
activity sebelum dan sesudah event.
Namun hal tersebut berbeda dengan penelitian Islami dan Sarwoko (2012)
yang menyatakan terdapat perbedaan abnormal return dan trading volume activity
disekitar event. Hasil penelitian Trisnawati (2011), Javed, et al (2016), Candra,dkk
(2014) juga menyatakan bahwa terdapat perbedaan abnormal return sedangkan
5
hasil penelitian M. Yusuf, Rini Hidayah, Rif’at Sauqi Baiquni (2015) menyatakan
tidak ada perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah event namun terdapat
perbedaan trading volume activity sebelum dan sesudah event.
Berdasarkan uraian di atas, ringkasan penelitian terdahulu disajikan sebagai
berikut:
Tabel 1.1
Senjangan Hasil-hasil Penelitian Terdahulu
No
Peneliti
Tahun
1
Santoso & Artini
2015
2
3
Wardhani
Trisnawati
Islami &
Sarwoko
2012
2011
4
Variabel
Volume Perdagangan
Abnormal Return
Saham
Tidak Ada
Perbedaan
Ada perbedaan
Ada perbedaan
Ada Perbedaan
Ada Perbedaan
2012
Ada Perbedaan
Tidak Ada
5
Candra,dkk
2014
Perbedaan
Tidak Ada
6 Aryo pamungkas 2014
Perbedaan
Tidak Ada
7
Sihotang
2015
Perbedaan
Sumber : Disarikan dari berbagai jurnal
Ada Perbedaan
Tidak Ada
Perbedaan
Tidak Ada
Perbedaan
Ada Perbedaan
Dari beberapa peristiwa politik yang terjadi di Indonesia, salah satu peristiwa
politik terbaru yang hendak diuji kandungan informasinya terhadap rekasi pasar
modal adalah peristiwa pemilihan kepala daerah secara serentak yang
dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 2015.
6
Tabel 1.2
Perubahan Indeks LQ-45 (7 Desember s/d 11 Desember 2015)
Sumber: data yang telah diolah
Adapun pula pergerakan rata-rata abnormal return 7 hari sebelum dan 7 hari
sesudah pelaksanaan pilkada berdasarkan hasil pengolahan data selama periode
penelitian sebagai berikut:
Tabel 1.3
Rata-rata Abnormal Return Saham Indeks LQ-45 Sebelum dan Sesudah
Pelaksanaan Pilkada Serentak 2015
AAR Sebelum
AAR Sesudah
Growth
(%)
-0.00238
0.00003
0.00241
24%
Sumber: data diolah menggunakan Microsoft excel
Berdasarkan pengolahan data pada tabel diatas menunjukan nilai rata-rata
abnormal return sebelum pelaksanaan pilkada sebesar -0.00238 atau -0.24 persen
hal ini mengindikasikan bahwa emiten sebelum pelaksanaan pilkada tidak
menunjukan kinerja yang baik sedangkan rata-rata abnormal return setelah
pelaksanaan pilkada sebesar 0.00003 atau 0.1 persen dengan prosentase
peningkatan return sebesar 24 persen hal ini mengindikasikan bahwa pilkada
berjalan dengan aman sehingga menumbuhkan kepercayaan investor untuk
7
menginvestasikan dananya ke bursa saham. Berdasarkan kondisi tersebut, maka
event study mengenai kaitan antara abnormal return dan aktivitas volume
perdagangan dengan peristiwa Pilkada serentak perlu dilakukan dengan tujuan
untuk menguji kekuatan muatan informasi (information content) dari suatu
peristiwa terhadap aktivitas di bursa.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Heri Santoso dan Luh Gede
Sri Artini (2015) yang meneliti Reaksi Pasar Modal Indonesia Terhadap
Pelaksanaan Pemilu Legislatif 2014 pada Indeks LQ45, yang diukur dengan
pergerakan Abnormal Return selama periode penelitian. Hasil pengujian
menunjukan bahwa peristiwa pemilu legislatif tidak memberi dampak yang
signifikan terhadap perbedaan abnormal return dalam Indeks LQ45. Peneliti
menyarankan agar peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode-metode
perhitungan
abnormal
return lainnya
sebagai
bahan pembanding dan
menggunakan indikator lain untuk menghitung reaksi pasar terhadap informasi,
yang diharapkan dapat menghasilkan hasil penelitian yang lebih baik. Berdasarkan
uraian diatas maka peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Reaksi Pasar
Modal Terhadap Pilkada Serentak 9 Desember 2015 (Studi Kasus Pada Saham
LQ-45)”
8
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini adalah adanya pilkada yang terjadi
mengakibatkan penurunan pada nilai indeks LQ-45 seperti terlihat pada tabel 1.1.
Hal ini dapat dilihat dari perubahan yang terjadi pada saham LQ-45 yang
mengalami penurunan pada saat sebelum dan sesudah peristiwa sehingga dapat
dikatakan terdapat sesuatu yang menarik untuk diteliti berkaitan dengan indeks
LQ-45 tersebut. Selain berdasarkan permasalahan tersebut, hasil penelitian
terdahulu tentang event study menunjukkan hasil yang berbeda-beda dan tidak
konsisten. Adanya reaksi pasar modal yang ditunjukkan dengan perbedaan
abnormal return dan perbedaan volume aktivitas perdagangan 7 hari sebelum dan
7 hari setelah pelaksanaan Pilkada Serentak 2015 maka berdasarkan uraian
permasalahan tersebut maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai
berikut :
1.
Apakah terdapat perbedaan rata-rata abnormal return pada saham LQ-45
sebelum dan setelah Pilkada Serentak 2015 ?
2.
Apakah terdapat perbedaan rata-rata Trading Volume Activity pada saham
LQ-45 sebelum dan setelah Pilkada 9 Desember 2015 ?
9
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Untuk menguji dan menganalisis perbedaan rata-rata abnormal Return pada
saham LQ-45 sebelum dan setelah Pilkada 9 Desember 2015.
2) Untuk menguji dan menganalisis perbedaan rata-rata trading volume activity
pada saham LQ-45 sebelum dan setelah Pilkada 9 Desember 2015.
1.3.2 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1.
Bagi pelaku pasar, sebagai masukan guna menambah wawasan atau sebagai
bahan penelitian lebih lanjut mengenai reaksi pasar modal Indonesia terhadap
suatu perisitiwa politik.
2.
Bagi praktisi, emiten dan investor, penelitian ini diharapkan mampu
memberikan informasi apabila terjadi even politik bagi para pelaku pasar agar
secara tepat memilah dan menganalisis informasi-informasi yang relevan
untuk dijadikan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
3.
Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan
dalam hal hubungan antara suatu event politik dengan perekonomian.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.1.1
Variabel Penelitian
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini
variabel yang diteliti adalah abnormal return saham dan trading volume activity.
3.1.2
Definisi Operasional Variabel
Definisi variabel penelitian adalah suaatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti umtuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya (Jogiyanto , 2014)
definisi variabel penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :
1.
Abnormal Return didefinisikan Jogiyanto (2014) menjelaskan bahwa
abnormal return merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi
terhadap normal return yang merupakan return yang diharapkan oleh investor
(expected return). Model yang digunakan untuk menghitung tingkat
keuntungan yang diharapkan dalam penelitian ini menggunakan model mean
adjusted model.
2.
Trading Volume Activity didefinisikan sebagai banyaknya jumlah saham
yang diperdagangkan dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar
(Hartono, 2009).
45
46
Tabel 3.1
Table Definisi Operasional Variabel
NO VARIABEL
1
2
Abnormal
Return
Volume
Perdagangan
Saham
DEFINISI
RUMUS
kelebihan dari return
yang sesungguhnya
terjadi
terhadap RTNi,t
normal return yang E[Ri,t]
merupakan
return
yang diharapkan oleh
investor
(expected
return)
Banyaknya
jumlah
saham
yang
diperdagangkan
dibandingkan dengan
jumlah saham yang
beredar.
SUMBER
=
Ri,t
Saham
perusahaan i
T yang
V diperdagangka
A n pada waktu t
Saham
= perusahaan i
yang beredar
(listing) pada
waktu t
Jogiyanto (2014)
Hartono (2009)
Sumber : Disarikan dari berbagai jurnal
3.2 Objek Penelitian, Unit Sampel, Populasi, dan Sampel
3.2.1
Objek Penelitian dan Unit Sampel
Objek dalam penelitian ini adalah saham LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode Agustus s/d Januari 2015. Penelitian ini menggunakan event
study yang dimaksudkan untuk mengetahui reaksi harga saham dan volume
perdagangan saham terhadap suatu peristiwa yang informasinya dipublikasikan
sebagai suatu pengumuman.
47
3.2.2
Populasi dan Penentuan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya ( Jogiyanto, 2014). Populasi dalam
penelitian ini adalah saham Indeks LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode Agustus - Januari 2015.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2014). Sampel penelitian ini adalah seluruh saham
yang terdaftar dalam Indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode Agustus Januari 2015. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
sampling jenuh, yaitu dimana teknik penentuan sampel bila semua
anggota
populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2014)
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
(secondary data) dan data tersebut diambil dari Bursa Efek Indonesia tahun 2015.
Data yang diperoleh berupa nama-nama perusahaan di BEI yang terdaftar dalam
Indeks LQ-45, harga saham harian, jumlah saham yang beredar perhari dan jumlah
saham yang diperdagangkan perhari serta laporan historis lainnya melalui
www.idx.co.id, www.yahoo.com/finance serta website-website yang berhubungan
dengan penelitian ini.
48
3.4 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan data sekunder atau data historis. Langkah-langkah pengumpulan
data sebagai berikut :
1. Pengumpulan data sekunder yang mencakup data saham perusahaan yang
terdaftar di Indeks LQ-45 dan harga perdagangan saham
dan volume
perdagangan saham selama periode penelitian.
Data ini dapat diperoleh dari :
a. Bursa Efek Indonesia (BEI)
b. Harga saham harian yang di dapat melalui situs www.yahoofinance.com
2. Pengumpulan data dilengkapi dengan membaca dan mempelajari serta
menganalisis literatur yang sumber-sumbernya dari buku-buku, jurnal-jurnal
dan internet yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.5 Metode Analisis Data
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif
dengan menggunakan angka-angka dan perhitungan. Periode estimasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 30 hari perdagangan yang mengacu pada
Jogiyanto (2014) bahwa tidak ada patokan untuk lamanya periode estimasi.
Beberapa penelitian menggunakan periode estimasi kurang dari 100 hari. Periode
pengamatan yang digunakan dalam penelitian yaitu selama 15 hari yaitu 7 hari
sebelum (t-7 sampai t-1) dan 7 hari sesudah (t-1 sampai t+7) tanggal pelaksanaan
pilkada (t0) tanggal 9 Desember 2015.
49
1.
Analisis Abnormal Return
a. Memperoleh data mengenai tanggal event dan menetapkannya sebagai t=0
b. Memperoleh data mengenai harga saham dan volume saham yang
diperdagangkan dan volume saham yang beredar dari hari-7 sampai hari+7
sesuai dengan event windownya.
c. Penghitungan Return Saham Aktual Individu Harian
Perhitungan return saham (Ri,t) aktual individual yang dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Rit = (P i,t – P i,t – 1) ........................................................................(1)
Pi,t – 1
Dimana :
R i,t
= Return aktual saham perusahaan i pada hari ke t
P i,t
= Harga saham perusahaan i pada hari ke t
P i,t – 1
= Harga saham perusahaan i pada hari ke t-1
d. Menghitung Return Ekspektasi
Perhitungan return ekspektasi dalam penelitian ini menggunakan model
disesuaikan rata-rata. Model ini menganggap bahwa return ekspektasi bernilai
konstan yang sama dengan rata-rata realisasi sebelumnya periode estimasi
sebagai berikut (Jogiyanto, 2014).
t2
∑ Rij
j = t1
E [ R it ] =
.............................................................................. (2)
T
50
Dimana :
E [R i,t ] =
Return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke t
R ij
= Return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke t
T
=
Lamanya periode estimasi, yaitu dari t 1 sampai t2
Tidak ada patokan untuk lamanya estimasi (T) ini. Lama periode estimasi
yang umum digunakan adalah berkisar dari 100 hari sampai dengan 250 hari untuk
data harian dan berkisar dari 24 sampai dengan 60 bulan untuk data bulanan
(Jogiyanto, 2014).
e.
Menghitung Abnormal Return
Abnormal return adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi
dengan return expektasian (Jogiyanto,2014), sehingga dapat dibentuk persamaan
sebagai berikut :
AR i,t
=
R i,t – E (R i,t )
.......................................................(3)
Dimana :
AR i,t
= Abnormal return saham ke-i pada waktu ke-t
R i,t = Actual return saham ke-i pada waktu ke-t
E (R i,t ) = Return ekspektasi sekuritas ke-i pada waktu ke t
f. Menghitung Average Abnormal return (AAR)
Pengujian abnormal return tidaak dilakukan untuk tiap-tiap sekuritas, tetapi
dilakukan secara agregat dengan menguji rata-rata return tak normal seluruh
sekuritas secara cross-section untuk tiap-tiap hari di periode peristiwa. Rata-rata
return tak normal (abnormal return) untuk hari ke-t dapat dihitung berdasarkan
rata-rata aritmatika sebagai berikut (Jogiyanto, 2014) :
51
K
∑ RTN i,t
RRTNt =
....................................................................... (4)
K
Dimana :
RRTNt = rata-rata return tak normal (average abnormal return) pada
hari ke-t
RTN i,t = Abnormal return untuk sekuritas ke-i pada hari ke-t, yaitu mulai hari
awal periode jendela sampai hari ke-t
K
2.
= jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh pelaksanaan peristiwa
Perhitungan Aktivitas Volume Perdagangan Saham
Aktivitas volume perdagangan saham dilihat dengan menggunakan
indikator Trading Volume Activity (TVA) dengan rumusan sebagai berikut:
Saham perusahaan i yang diperdagangkan pada waktu t
TVA
=
Saham perusahaan i yang beredar pada waktu t
............................(5)
TVA digunakan untuk melihat apakah preferensi investor secara individual
menilai pengumuman hasil Pilkada sebagai informasi positif atau negatif untuk
membuat keputusan perdagangan saham diatas keputusan perdagangan yang
normal. Setelah TVA masing-masing saham diketahui, kemudian dihitung
rata-rata volume perdagangan untuk semua sampel dengan rumusan sebagai
berikut:
RTVAt =
TVA
i=1
N
............................................................................(6)
52
3. Uji Normalitas
Untuk mendapatakan normalitas data langkah berikutnya yang harus dilakukan
adalah mendeteksi adanya data outlier. Deteksi terhadap univariate outlier dapat
dilakukan dengan menentukan nilai batas yang akan dikategorikan sebagai data
outlier yaitu dengan cara mengkonversi nilai data dalam keadaan skor
standardized atau yang biasa disebut z-score, yang memiliki nilai means (rata-rata)
sama dengan satu. Menurut Hair (1998) untuk kasus sample kecil (kurang dari 80),
maka standar skor dengan nilai ≥ 2.5 dinyatakan outlier. Setelah outlier
teridentifikasi langkah berikutmya adalah tetap mempertahankan atau membuang
data outlier.(Ghozali, 2001)
Uji normalitas data dalam penelitian dilakukan sebelum uji hipotesis untuk
menentukam apakah data berdistribusi normal atau tidak, yang akan menentukan
penggunaan alat uji statistiknya. Uji normalitas ini menggunakan Kolmogorov
Smirnov Test pada rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman
pilkada dan rata-rata aktivitas volume perdagangan saham (TVA) sebelum dan
sesudah pengumuman pilkada, jika data diketahui normal maka digunakan uji t
untuk menganalisis data dan jika data tidak normal maka uji nonparametik
dioperasionalkan yaitu uji Wilcoxon.
H0 : Data tidak berdistribusi normal
Ha : Data berdistribusi normal
Dalam pengujian hipotesis, kriteria untuk menolak atau tidak menolak H0
berdasarkan P-value adalah sebagai berikut:
Jika P-value < 0.05 H0 diterima
53
Jika P-value > 0.05 H0 ditolak
4. Uji Hipotesis
Pengujian terhadap hipotesis menggunakan uji One Sample t-Test, yaitu
pengujian terhadap nilai rata-rata suatu observasi, apakah secara statistik berbeda
dari nol atau sama dengan nol. Pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan
menggunakan level of significance (α) = 5%. Dari hasil uji kenormalan data,
maka tahapan uji hipotesis yang diambil adalah sebagai berikut :
1. Jika data berdistribusi normal, maka teknik uji beda dua sampel berpasangan
yang digunakan adalah Paired Sample t-Test yang merupakan uji stat istik
parametrik.
Langkah-langkah dalam pengujian ini adalah :
a. Menentukan level of significance (α), yaitu sebesar 5% dengan derajat
kebebasan (df) sebesar n-1, pada umumnya 0,05 dipilih untuk proyek
penelitian.
b. Membandingkan probabilitas (p) t-hitung dengan α = 5%. Penarikan
kesimpulan pada uji didasarkan pada :
c.

Apabila nilai probabilitas (p) < 0,05 maka Ho ditolak

Apabila nilai probabilitas (p) > 0,05 maka Ho diterima
Membandingkan probabilitas (p) T-hitung dengan α = 5%. Penarikan
kesimpulan pada uji ini didasarkan pada :

Apabila nilai probabilitas (p) < 0,05 dan t hitung > t tabel maka Ho ditolak

Apabila nilai probabilitas (p) > 0,05 dan t hitung < t tabel maka Ho diterima
54
2. Jika data tidak berdistribusi normal, maka teknik uji beda dua sampel
berpasangan yang digunakan adalah Uji Peringkat Wilcoxon (Wilcoxon Signed
Rank Test) (Nasrul dalam Sudarwati, 2015) yang merupakan uji statistik non
parametik dengan dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

Jika probabilitas > 0.05, maka Ho diterima

Jika probabilitas < 0.05, maka Ho ditolak
Download