BAB IV RASIO KEUANGAN MODAL KERJA PROFITABILITAS 2.5.1 Pengertian Profitabilitas ialah suatu ukuran perusahaan untuk mendapatkan keuntungan/laba (Raharjaputra, 2009:195) yang terdapat hubungan dengan penjuaalan, total aktiva , dan modal sendiri. Profabilitas merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan dan profitabilitas juga digunakan sebagai acuan berhasil atau tidak suatu perusahan yang dipimpin oleh pemimpin perusahaan juga bagi karyawan perusahaan apabila profitabilitas yang didapatkan perusahaan semakin tinggi maka terdapat peluang untuk melakukan peningkatan gaji para karyawan. Keberhasilan dalam pengelolaan kebijakan modal kerja mencerminkan pengawasan maksimal aktiva lancar dan kewajiban lancar yang dapat meningkatkan profitabilitas. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang dimana melalui profitabilitas ini perusahaan dapat mengetahui laba yang akan dihasilkan baik hari ini dan prediksi masa akan datang. Profitabilitas memiliki peran penting didalam perusahaan karena melalui profitabilitas yang tinggi dimiliki perusahaan, maka perusahaan tersebut akan mampu membayar segala kewajiban – kewajiban yang dimiliki oleh perusahaan sehingga perusahaan tetap dalam keadaan perusahaan yang likuid. Menurut Riyanto (2008, hal.196) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Sedangkan Sartono (2001) mendefinisikan profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.Rasio profitabilitas adalah rasio yang bertujuan untuk mengukur efektivitas manajemen yang tercermin pada imbalan hasil dari investasi melalui kegiatan penjualan (Djarwanto, 2001). Salah satu rasio profitabilitas yang sering digunakan dalam penelitian yang berkaitan dengan pengaruh laba terhadap investasi adalah return on investment (ROI). 2.5.2 Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas Seperti rasio – rasio lain yang sudah ada dibahas sebelumnya, rasio profitabilitas juga memiliki tujuan dan manfaat, tidak hanya bagi pihak pemilik usaha atau manajemen saja, tetapi juga bagi pihak diluar perusahaan, terutama pihak – pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan. Menurut Kasmir (2008, hal. 197) tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan, yaitu : 1) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu. 2) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang. 3) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu. 4) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. 5) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. 6) Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri. 2.5.3 Jenis – Jenis Rasio Profitabilitas Sesuai dengan tinjauan yang hendak dicapai, terdapat beberapa jenis rasio pofitabilitas yang dapat digunakan.Masing – masing jenis rasio profitabilitas digunakan untuk menilai serta mengukur posisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu atau untuk beberapa periode. Penggunaan seluruh atau sebagian rasio profitabilitas tergantung dari kebijakan manajemen.Jelasnya, semakin lengkap jenis rasio yang digunakan, semakin sempurna hasil yang dicapai.Artinya pengetahuan tentang kondisi dan posisi profitabilitas perusahaan dapat diketahui secara sempurna. Menurut Kasmir (2008, hal. 199) rasio profitabilitas memiliki beberapa jenis, yaitu sebagai berikut : 1. Profit Margin (profit margin on sales) Profit margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam persentase dan jumlah penjualan bersih. Profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualannya 2. Return On Investment (ROI) atau Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROA atau ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Disamping itu hasil pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin rendah (kecil) rasio ini semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya.Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Menurut Kasmir (2008, hal. 201) menyatakan bahwa : Return On Investment (ROI) atau Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Return on Investment (ROI) menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Dengan mengetahui rasio ini, akan dapat diketahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan (Sartono, 2001). Faktor – Faktor yang Mempengaruhi ROA adalah : Besarnya ROA akan berubah kalau ada perubahan pada profit margin dan atau assets turnover, baik masing – masing atau keduanya. Dengan demikian maka pimpinan perusahaan dapat menggunakan salah satu atau keduanya dalam rangka usaha untuk memperbesar ROA. Menurut Munawir (2007, hal. 89) besarnya ROA dipengaruhi oleh dua faktor yaitu pertama : Turnover dari operating assets (tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi) .kedua : Profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualannya. Menurut Kasmir (2008, hal. 204) menyatakan bahwa : Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi ROE ROE menunjukkan kesuksesan manajemen dalam memaksimalkan pengembalian pada pemegang saham, semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena memberikan tingkat pengembalian yang lebih besar pada pemegang saham. Untuk meningkatkan ROE terdapat faktor – faktor yang mempengaruhinya. Menurut Keown et.all (2011, hal. 105) untuk meningkatkan tingkat pengembalian ekuitas dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut : 1). Meningkatkan penjualan tanpa meningkatkan beban dan biaya secara proporsional. 2). Mengurangi harga pokok penjualan atau beban operasi perusahaan. 3). Meningkatkan penjualan secara relatif atas dasar nilai aktiva, baik dengan meningkatkan penjualan atau mengurangi jumlah investasi pada aktiva penjualan. 4). Meningkatkan penggunaan utang secara relatif terhadap ekuitas, sampai titik yang tidak membahayakan kesejahteraan keuangan perusahaan. Dengan diketahuinya faktor – faktor yang dapat meningkatkan ROE , maka nantinya akan memudahkan pihak perusahaan melalui kreditur keuangan untuk lebih meningkatkan lagi keuntungan perusahaan melalui pengembalian atas ekuitas atau modal perusahaan sehingga nantinya akan memberikan deviden yang baik kepada pemegang saham perusahaan dan nantinya dapat menjadi. Terdapat dua hal dalam kaitannya dengan manajemen modal kerja yang mempengaruhi risiko dan rate of return. Persamaan DU PONT yang diperluas adalah persamaan yang menyajikan bagaimana marjin laba,rasio perputaran total aktiva (Tingkat perputaran investasi dan pengganda Ekuitas saham biasa bersama –sama bergabung untuk menentukan Rate Of Return on Equity (ROE) -Brigham & Houston-(2004) Dengan demikian ROE dapat dihitung dengan ROE = ( Marjin Laba) ( Perputaran Total aktiva ) ( Pengganda Equitas.) 2.6. RASIO-RASIO KEUANGAN 2.6.1 Rasio Profitabilitas Pengembalian Penjualan disebut juga profit margin dengan cara membagi laba bersih dengan Penjualan disajikan dengan rumus dibawah ini : a. Profit Margin = Laba Profit Margin = Bersih x 100 % Penjualan 2.6.2. Perputaran Investasi (Investasi Turn Over) Tingkat Perputaran Investasi dihitung dengan cara membagi Total Penjualan dengan investasi disajikan dengan rumus dibawah ini Tingkat Perputaran Investasi Penjualan = Investasi x 100% 2.6.2.1 Rate Of Return on Investment (ROI). Rate Of Return on Investment (ROI) adalah Hasil perkalian Tingkat Pengembalian Penjualan dengan Tingkat Perputaran Investasi . Dengan formula : ROI = Laba Bersih x Penjualan Penjualan/Total aktiva Dengan demikian ROI =ROA = Laba Bersih x ROI = 100 Total % Aktiva Laba Bersih ROA = Rata-rata Total x 100% Aktiva 2.6.2.2 R.O.E = Return On Equity adalah perbandingan antara laba bersih dengan Total Ekuitas .Dengan demikian : Laba Bersih ROE = x 100 Total % Ekuitas Laba Bersih ROE = Total Ekuitas x Total Aktiva/Total Aktiva Laba xTotalAktiva/Total Bersih ROE = Total Aktiva ROE = = Ekuitas =PENGGANDA EKUITAS ROA X PENGGANDA EKUITAS ROA X ( 1+DEBT EQUITY RATIO) 2.6.3 UTILISASI AKTIVA(TINGKAT PERPUTARAN) (Ross.Westerfild.jaffe .Jordan 2008). Siklus Operasi perusahaan dibedakan antara siklus operasi perusahaaan dagang, perusahaan jasa dan perusahaan Industri manufaktur. a. Siklus operasi perusahaan Dagang : Dimulai dana keluar saat Pembelian barang dagang --->disimpan------ dijual ----> Ditagih - Dana Masuk kembali . b. Siklus operasi Perusahaan Jasa : Dimulai pada saat kontrak ditanda tangani Dana keluar untuk Pengadaan Sumber daya --Penyerahaan Jasa (B/A) ---- --Penagihan ----------dana masuk kembali. c. Siklus operasi Industri Manufaktur : Dimulai pada saat dana keluar Pembelian Bahan-- pembebanan bahan dan pembayaraan sumber daya pada proses Produksi ----Barang Jadi----- Penyimpanan---Penjualan----- Penagihan ----Uang masuk kembali . Dengan demikian dana mengendap terjadi pada tahapan siklus operasi perusahaan dalam bentuk dana mengendap terjadi selama di persedian (days in inventory),dana mengendap selama menjadi piutang (days in account receivables).Tingkat perputaran dalam siklus operasi perusahaan terdiri dari tingkat perputaran persedian (Inventary turnover dan tingkat perputaran piutang (Account Receivables turnover).Apabila dalam membeli bahan/jasa/barang dagangan dilakukan dengan membeli secara hutang maka untuk mencari Siklus kas dihitung dengan cara mengurangi Siklus Operasi dalam hari dengan jumlah hutang yang tertunda /ditangguhkan (days in payables ) 2.6.3.1 Inventory Turnover INVENTORY TURN OVER Cost of goods sold =Times = Avarage Inventory Dasar pertimbangan formula pembilang Harga Pokok Penjualan karena Penjualan dinyatakan pada harga pasar,sedangkan persedian pada umumnya dinilai atas dasar biaya perolehan ( Harga Pokok).Khusus pada industri manufaktur persedaian bahan baku,barang setengah jadi dan barang jadi dinilai berdasarkaan harga pokok.maka akan lebih tepat jika digunakan Harga Pokok Penjualan (cost of goods sold) sebagai pengganti penjualan pada pembilang. 1. Avarage Inventory = Beginning Inventory+ Ending Inventory /2 Beginning Account+Ending AVARAGE INVENTORY = Account IDR/$ 2 Dasar Pertimbangan formula penyebut menggunakan Avarage Inventory karena Penjualan terjadi sepanjang tahun ,sedangkan nilai persedian merupakan angka pada saat tertentu.Akan lebih baik bila digunakan angka persedian rata2,dengan cara menjumlahkan persedian awal dan persedian akhir kemudian dibagi dua. 2. Day in Inventory = 365/ Inventory Turnover 365 DAYS ACCOUNT RECEIVABLE = Avarage Turnover Receivable Days Dasar pertimbangan untuk mengukur berapa lama dana perusahaan mengendap di Persedian dimana kalau untuk persedian industri manufaktur prosesnya sejak pembelian bahan diterima dan dibayar kemudian diproduksi ,barang jadi dijual dan dana diterima kembali .Sehingga day in(lama dana mengendap di persedian ) adalah jumlah hari tahun (365 hari) dibagi dengan pembilangnnya tingkat perputaran persedian (Inventary Turn Over) . 2.6.3.2 Account Receivable Turnover (Ross.Westerfild.jaffe .Jordan 2008) Avarage Receivable Turnover =Credit Sales/ Avarage Account Receivable Credit sales AVARAGE ACCOUNT TURNOVER = Avarage Account Receivable =Times Dasar pertimbangan penggunaan Penjualan kredit sebagai pembilang karena Account Receivable (piutang ) berasal dari penjualan kredit yang dihitung dari volume dikali harga jual kredit. 1.Avarage A/ R = Beginning Account Receivable + Ending Account Receivable /2 Beginning Account+Ending AVARAGE ACCOUNT = Account RECEIVABLE IDR/$ 2 Dasar pertimbangan formula penyebut menggunakan Avarage Account Receivable karena penjualan kredit terjadi sepanjang tahun ,sedangkan nilai piutang mencerminkan angka pada saat tertentu ,sehingga dipergunakan angka piutang rata-rata dengan cara menjumlahkan piutang awal dan piutang akhir periode kemudian dibagi dua. 2. Day in Account Receivable = 365/ Avarage Receivable Turnover 365 DAYS ACCOUNT = RECEIVABLE Avarage Receivable = Days Turnover Dasar pertimbangan untuk mengukur berapa lama dana perusahaan mengendap di piutang dimana diukur sejak penjualan kredit dan penyerahan barang samapai dengan dana diterima kembali dari pembayaran pelanggan. .Sehingga day in A/R (lama dana mengendap) di account receivable) adalah jumlah hari tahun (365 hari) dibagi dengan pembilangnnya tingkat perputaran piutang (Account Receivable Turn Over) 2.6.3.3. Deferred Accounts Payable : 1. Accounts Payable deferral period Cost of goods sold ACCOUNT PAYABLE =Times = DEFERRED PERIOD Dasar pertimbangan formula pembilang Avarage Payable Harga Pokok Penjualan karena Pembelian dinyatakan pada harga pasar,sedangkan hutang yang tertunggak pada umumnya dinilai atas dasar biaya perolehan ( Harga Pokok) pada saat pembelian.maka akan lebih tepat jika digunakan Harga Pokok Penjualan (cost of goods sold) sebagai pengganti pembelian pada formula pembilang. 2. Avarage Payables AVARAGE ACCOUNT = Beginning Account+Ending Account IDR/$ PAYABLE 2 Dasar pertimbangan formula penyebut menggunakan Avarage Payable karena pembelian kredit terjadi sepanjang tahun ,sedangkan nilai hutang mencerminkan angka pada saat tertentu ,sehingga dipergunakan angka hutang rata-rata dengan cara menjumlahkan hutang awal dan hutang akhir periode kemudian dibagi dua sebagai formula penyebut. 3. Day in Payables 365 DAYS ACCOUNT = Payable = Deferred Account Payable Days periods Dasar pertimbangan untuk mengukur berapa lama dana perusahaan mengendap dengan ada hutang dimana diukur sejak pembelian kredit dan penerimaan barang sampai dengan saat jatuh tempon dan dana pembayaran supplier (kreditor ). Sehingga day in(lama dana mengendap dengan adanya hutang ) adalah jumlah hari tahun (365 hari) dibagi dengan pembilangnnya hutang yang tertunggak ( Deferred Account Payable Period) . 4. Operating Cycle Operating Cycle = Day in Inventory + Day in Account Receivable (days) Siklus Operasi sama dengan jumlah hari dana yang mengendap di Persedian ditambah jumlah hari dana yang mengendap di piutang dagang . OPERATING CYCLE = (Day in Inventory )-(Day in Account Receivable) 2.6.4.1 Siklus Kas Adalah selisih antara siklus operasi dengan jumlah hari dana yang mengendap pada hutang dagang CASH CYCLE = (Operating Cycle)-(Day in Payables) 1. Perputaran Kas Menurut Gill dalam Kasmir (2011:140) rasio perputaran Kas (Cash Turn Over) berfungsi untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. . Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan. Untuk mencari modal kerja kurangi aktiva lancar terhadap utang lancar. Modal kerja dalam pengertian ini dikatakan sebagai modal kerja bersih yang dimiliki perusahaan. Sementara itu, modal kerja kotor atau modal kerja saja merupakan jumlah dari aktiva lancar. Rumus yang digunakan untuk mencari untuk mencari rasio perputaran kas adalah sebagai berikut. PENJUALAN BERSIH CASH TURN OVER = MODAL KERJA =Times BERSIH Menurut Kasmir (2011:141) ”Perputaran kas adalah perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata”. Tingkat perputaran kas merupakan ukuran efisiensi penggunaan kas yang dilakukan oleh perusahaan. sehingga formula perputaran kas adalah PENJUALAN CASH TURN OVER =Times = Kas Rata-Rata 2. Perputaran Modal Kerja Perputaran modal kerja atau working capital turn over merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode teretentu. Artinya seberapa banyak modal kerja berputar selama suatu periode atau dalam suatu periode (Kasmir, 2011:182). Untuk mengukur rasio ini, kita membandingkan antara penjualan dengan modal kerja atau dengan modal kerja rata-rata. Rumus yang digunakan untuk mencari perputaran modal kerja adalah sebagai berikut. PENJUALAN WORKING CAPITAL TURN OVER = MODAL KERJA RATA- =Times RATA Modal kerja rata-rata dapat dicari dengan menjumlahkan modal kerja tahun pertama dan modal kerja tahun keduia kemudian dibagi dua. TABEL : I.4 RASIO PERPUTARAN MODAL KERJA KETERANGAN 2011 2012 2013 2014 2015 Penjualan 1.050.277 1.097.679 1.168.607 1.214.914 1.461.248 Harga Pokok Penjualan (HPP) 621.761 607.844 706.399 835.735 967.669 Laba Bersih 251.638 298.512 312.183 328.468 348.344 Total Aktiva 983.055 1.198.586 2.711.416 2.928.480 3.268.667 Gross Working Capital (Total Aktiva Lancar) 612.064 660.697 2.091.475 2.330.301 1.939.963 Net Working Capital ( Aktiva LancarHutang Lancar) 465.711 489.307 1.897.844 2.150.552 1.683.986 Rata-Rata Kas dan 389.772 449.465 1.190.647 1.968.385 1.652.642 Bank Rata-Rata Piutang 352 393 18.027 58.114 59.985 Rata-Rata Persedian 96.776 103.184 124.484 159.865 186.637 RASIO RASIO RASIO RASIO RASIO PROFITABILITASROA 0,2559 0,2490 0,1151 0,1121 0,1175 NWCTO 2,27 2,24 0,62 0,56 0,87 WCTO 1,73 1,66 0,56 0,52 0,75 CTO 3,54 3,14 9,83 11,43 4,89 ARTO 12,55 13,21 58,34 18,8 21,92 ITO 0,77 0,82 0,602 1,091 0,722 Sumber : Diolah Dari Laporan Keuangan PT.Semen Baturaja (Persero) Tbk (Audited)