FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT (ERC) PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (Periode 2011-2015) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh : Razi Nur Arif NIM : 1113081000132 JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2016 M ii iii iv v DAFTAR RIWAYAT HIDUP (Curriculum Vitae) Data Pribadi Nama : Razi Nur Arif Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 08 Desember 1994 Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Alamat : Perumahan Delatinos Cluster La Vintage Blok P5/5 BSD, Serpong, Tangerang Selatan No. Telepon : 085697652682 Email : [email protected] Pendidikan Formal 2000 – 2006 : SDN Batan Indah 2006 – 2009 : SMPN 11 Tangerang Selatan 2009 – 2012 : SMAN 2 Tangerang Selatan 2012 – 2014 : Program Profesional Teknologi Informasi Perbankan Syariah, CEP – CCIT Fakultas Teknik Universitas Indonesia 2013 – 2016 : Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen Informasi Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Pendidikan Non Formal 2015 : Sekolah Pasar Modal Syariah 2016 - Pelatihan Asuransi Jiwa Konvensional dan Syariah Produk Unit Link - Pelatihan Ekspor Impor vi ABSTRACT The objective of this research was to analyze the effect of earnings persistence, leverage, growth opportunities, CSR disclosure, and systematic risk to the Earnings Response Coefficient (ERC) in companies listed on the Indonesia Stock Exchange and analyze which variables are the most dominant influence ERC. The data used in this research are annual data from 2011 to 2015. The sampling technique used in this research is purposive sampling. The objects of this research are the companies in financial sector. There are 49 companies selected which are still active and in a period of over five years of research to be analyzed as a sample. The total sample are 245 financial statements and annual reports. This study uses panel data regression analysis using Eviews 8.0 software and Microsoft Excel 2016. The dependent variable in this study is the ERC, while the independent variables are the earnings persistence, leverage, growth opportunities, CSR disclosure, and systematic risk. The results showed that there are significant simultaneously on the variables of earnings persistence, leverage, growth opportunities, CSR disclosure, and systematic risk to the ERC. Partially, the earnings persistence, leverage proxied by DER, and CSR disclosure proxied by the ERC are significantly influence the index, while the growth opportunities proxied by MBV and systematic risk proxied by beta has no influence on the ERC. Keywords: Earnings Response Coefficient, Earnings Persistence, Leverage, Growth Opportunities, CSR Disclosure, Systematic Risk. vii ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh persistensi laba, leverage, kesempatan pertumbuhan, CSR disclosure, dan resiko sistematik terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dan menganalisis variabel manakah yang paling dominan mempengaruhi ERC. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tahunan dari 2011 sampai 2015. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Perusahaan yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan sektor keuangan dan terpilih sebanyak 49 perusahaan yang masih aktif dan selalu ada selama lima tahun penelitian untuk dianalisis sebagai sampel. Total sampel penelitian adalah 245 laporan keuangan dan laporan tahunan. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi data panel dengan menggunakan software Eviews 8.0 dan Microsoft Excel 2016. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah ERC sedangkan variabel independen adalah persistensi laba, leverage, kesempatan pertumbuhan, CSR disclosure, dan risiko sistematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan variabel persistensi laba, leverage, kesempatan pertumbuhan, CSR disclosure, dan risiko sistematik terhadap ERC. Secara parsial, variabel persistensi laba, leverage yang diproksikan oleh DER, dan CSR disclosure yang diproksikan oleh CSR index berpengaruh signifikan terhadap ERC, sedangkan kesempatan pertumbuhan yang diproksikan oleh MBV dan risiko sistematik yang diproksikan oleh beta tidak memiliki pengaruh terhadap ERC. Kata Kunci: Earnings Response Coefficient, Persistensi Laba, Leverage, Kesempatan Pertumbuhan, CSR Diclosure, Risiko Sistematik. viii KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan kasih sayang-Nya yang tiada terkira kepada hambanya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan sebaik-baiknya. Shalawat dan salam tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, yang telah berjihad untuk menyiarkan ajaran-ajaran Islam yang agung dalam akhlak beliau yang mulia, dan semoga kesejahteraaan dan rahmat senantiasa juga tercurah untuk keluarganya dan para sahabatnya terkasih yang senantiasa mengikuti petunjuknya, sehingga mereka beruntung dengan mendapat ridha dan pahala dari sisi Allah. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu, kiranya pembaca dapat memaklumi atas kelemahan dan kekurangan yang ditemui dalam penyusunan skripsi ini. Penulis juga menyadari bahwa sejak awal penyusunan hingga terselesaikannya skripsi ini banyak pihak yang telah membantu dan memberi dukungan baik moril maupun materil. Untuk itu, tak lupa pada kesempatan ini, secara khusus, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-sebesarnya kepada: 1. Kedua orang tua saya, Bapak Dadi Suryadi dan Ibu Elly Sutiah yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materil, memberikan kasih sayang, cinta, dan selalu mendoakan dengan penuh rasa ikhlas. Kalian adalah motivasi terkuat bagi penulis untuk bisa segera menyelesaikan skripsi ini. 2. My Brother, Ridha Nur Amin, Reza Nur Arsyi, dan Rian Nur Aulia yang selalu memberikan motivasi dan doa yang tulus selama ini. Semoga kita menjadi anak yang selalu bisa menjadi kebanggan mama dan papa. 3. Bapak Dr. M. Arif Mufraini, Lc., MA selaku Dekan FEB, Bapak Dr. Amilin, SE.Ak., M.Si selaku Wadek I FEB, Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid ix selaku Wadek II FEB, dan Bapak Dr. Desmadi Saharuddin, Lc., MA selaku Wadek III FEB, yang telah memberikan jalan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni selaku dosen pembimbing I, yang senantiasa meluangkan waktunya di tengah kesibukan untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini serta motivasinya yang begitu besar pada penulis. 5. Ibu Titi Dewi Warninda SE, M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. 6. Ibu Ir. Ela Patriana, MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. 7. Bapak Rahmatullah, M.Ag. selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah mengarahkan dan memotivasi selama penulis menuntut ilmu di kampus ini. 8. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas curahan ilmu yang Bapak dan Ibu berikan kepada penulis. 9. Seluruh Staf Tata Usaha dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas kerja kerasnya melayani mahasiswa dengan baik, membantu dalam mengurus kebutuhan administrasi, keuangan dan lainnya khususnya Pak Alfred, Pak Bonyx, Pak Ajib, dan Pak Gozali. 10. Teman-teman seperjuangan Meruni Sani Putri, Petok Family, Syndicate of Class A, Script with Our Beloved Father, MIPS A 2013, MIPS B 2013 dan MIPS Resign. Terimakasih atas rasa kekeluargaan yang telah diberikan, dukungannya dan selalu ada dalam suka maupun duka serta memberikan motivasi selama masa perkuliahan. Maaf jika tidak dapat disebutkan satu persatu, tetapi tidak mengurangi rasa cinta dan bangga penulis kepada kalian semua. 11. Teman-teman seperjuangan CCIT FTUI 2012, CCIT FST, CCIT Resign, dan TIPS 8, terimakasih atas dukungan dan motivasi kalian. Semoga Allah SWT selalu memudahkan langkah kalian untuk menuju cita-cita dan tujuan. 12. Keluarga besar KKN Pitagoras 2015 yang telah memberikan pengalaman dan pelajaran yang begitu berharga selama masa KKN, yang menjadikan x pribadi penulis lebih baik lagi dari waktu ke waktu. Semoga kekeluargaan kita tetap terjaga. 13. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, suatu kebahagian telah dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua. Terimakasih banyak atas motivasi yang telah diberikan selama ini. Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran, arahan maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil penelitian ini. Skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, baik manajer investasi, dunia bisnis, dunia akademisi, para pembaca serta bagi penulis sendiri sebagai proses pengembangan diri. Jakarta, 05 Desember 2016 Penulis Razi Nur Arif xi DAFTAR ISI DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... vi ABSTRACT....................................................................................................... vii ABSTRAK....................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix DAFTAR ISI .................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 A. Latar Belakang Penelitian .......................................................................... 1 B. Permasalahan .......................................................................................... 12 1. Identifikasi Masalah ............................................................................. 12 2. Pembatasan Masalah ............................................................................ 13 3. Perumusan Masalah ............................................................................. 14 C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 15 D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 17 A. Landasan Teori........................................................................................ 17 1. Laporan Keuangan ............................................................................... 17 2. Hubungan Laba dan Return.................................................................. 20 3. Earnings Response Coefficient (ERC) .................................................. 22 4. Persistensi Laba ................................................................................... 26 5. Leverage .............................................................................................. 28 xii 6. Kesempatan Pertumbuhan .................................................................... 32 7. CSR Disclosure ................................................................................... 33 8. Risiko Sistematik / Beta ....................................................................... 36 B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ......................................................... 38 C. Keterkaitan antar Variabel ....................................................................... 53 D. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 56 E. Hipotesis ................................................................................................. 59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 60 A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 60 B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel .................................................. 61 1. Populasi ............................................................................................... 61 2. Sampel................................................................................................. 61 C. Metode Pengumpulan Data...................................................................... 62 D. Metode Analisis Data .............................................................................. 63 1. Analisis Data Panel .............................................................................. 64 2. Tahapan Analisis Data ......................................................................... 67 3. Uji Asumsi Klasik................................................................................ 68 4. Uji Hipotesis ........................................................................................ 70 5. Uji Analisis Model Regresi Data Panel ................................................ 73 E. Operasional Variabel Penelitian .............................................................. 74 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN .................................................... 81 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................. 81 1. Sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI) ..................................................... 81 2. Perkembangan Bursa Efek Indonesia (BEI).......................................... 82 3. Deskripsi Objek Penelitian ................................................................... 84 xiii B. Analisis dan Pembahasan ........................................................................ 85 1. Pemilihan Model Data Panel ................................................................ 86 2. Uji Asumsi Klasik................................................................................ 90 3. Uji Hipotesis ........................................................................................ 93 4. Analisis Regresi Data Panel ................................................................. 99 C. Interpretasi ............................................................................................ 100 1. Persistensi laba terhadap ERC ............................................................ 101 2. Leverage terhadap ERC ..................................................................... 102 3. Kesempatan pertumbuhan terhadap ERC ........................................... 103 4. CSR disclosure terhadap ERC ........................................................... 104 5. Risiko sistematik terhadap ERC ......................................................... 105 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI .................................................. 107 A. Kesimpulan ........................................................................................... 107 B. Implikasi ............................................................................................... 108 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 109 LAMPIRAN ................................................................................................... 115 xiv DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan dan Nilai Kapitalisasi Pasar .................................................................................................................... 3 Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu yan Relevan...................................................... 39 Tabel 4. 1 Perdagangan Saham Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 - 2015 .......... 82 Tabel 4. 2 Kriteria Pemilihan Sampel Penelitian ................................................ 84 Tabel 4. 3 Common Effect Model ....................................................................... 86 Tabel 4. 4 Fixed Effect Model ............................................................................ 87 Tabel 4. 5 Random Effect Model ........................................................................ 88 Tabel 4. 6 Hasil Uji Chow .................................................................................. 89 Tabel 4. 7 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................ 91 Tabel 4. 8 Hasil Uji Heterosdastisitas ................................................................. 92 Tabel 4. 9 Hasil Uji F Common Effect ................................................................ 94 Tabel 4. 10 Hasil Uji t Common Effect ............................................................... 95 Tabel 4. 11 Hasil Uji Adjusted R Square ............................................................ 98 Tabel 4. 12 Analisis Regresi Data Panel dengan Model Commen Effect ............. 99 xv DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 58 xvi DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Data Penelitian ............................................................................. 115 Lampiran 2: Common Effect Model .................................................................. 121 Lampiran 3: Fixed Effect Model ....................................................................... 121 Lampiran 4: Random Effect Model ................................................................... 122 Lampiran 5: Uji Chow ..................................................................................... 123 Lampiran 6: Uji Multikolinearitas .................................................................... 123 Lampiran 7: Uji Heteroskedastisitas ................................................................. 124 xvii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring berkembangnya perekonomian di Indonesia, banyak perusahaan yang melakukan ekspansi usaha dengan tujuan untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Perusahaan-perusahaan di Indonesia juga dituntut untuk mempunyai strategi bisnis dalam mengembangkan kegiatan usahanya. Salah satu strategi yang perlu untuk dikembangkan adalah pengelolaan dana atau modal. Selain modal sendiri, perusahaan biasanya juga akan menggunakan dana dari pihak luar. Pada usaha kecil dan menengah, dana dari pihak luar biasanya menggunakan pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya, sedangkan untuk perusahaan besar, dana pihak luar juga diperoleh dengan menerbitkan surat berharga seperti saham, obligasi, dan instrumen lainnya yang diperdagangkan di pasar modal untuk publik. Menurut Tandelilin, Pasar modal secara umum dapat diartikan sebagai pasar yang memperjual-belikan produk berupa dana yang bersifat abstrak. Sedangkan dalam bentuk kongkritnya, produk yang diperjual-belikan di pasar modal berupa lembar surat-surat berharga di bursa efek. Bursa efek dalam arti sebenarnya adalah suatu sistem yang terorganisir dengan mekanisme resmi untuk mempertemukan penjual dan pembeli sekuritas (saham) secara langsung atau melalu wakil-wakilnya (Tandelilin, 2001:25). 1 Investasi di pasar modal pada saat ini telah menjadi suatu alternatif investasi yang semakin digemari oleh banyak perusahaan karena pasar modal memiliki instrumen investasi yang beragam, yang masing-masing memiliki keunggulan tersendiri. Investasi yang ada pada pasar modal memang memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan risiko yang ada pada produk investasi perbankan. Sesuai dengan konsep high risk high return, maka semakin tinggi risiko (risk) semakin tinggi pula pengembaliannya (return) yang akan di dapatkan. Hal ini yang membuat investasi yang ada pada pasar modal mampu memberikan tingkat pengembalian yang tidak terbatas sehingga dianggap memliki suatu keunggulan. Perkembangan pasar modal di Indonesia telah mengalami kemajuan pesat. Perkembangan dalam pasar modal mengindikasikan bertambah aktifnya peran masyarakat di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan melihat pertambahan jumlah emiten yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Meningkatnya jumlah emiten menyebabkan jumlah angka pada volume transaksi dan nilai perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) ikut meningkat. Pada tahun 2015 tercatat volume transaksi sebesar 1,419.48 milyar saham dan nilai perdagangan saham sebesar Rp 1,389.57 trilyun. Hal tersebut mendandakan bahwa pasar modal sebagai wahana investasi terus digemari oleh kalangan investor. Melihat perkembangan saham yang terus mengalami peningkatan, maka hal tersebut berdampak pada persaingan yang dihadapi semakin tinggi dan ketat bagi perusahaan dalam sektor keuangan. Perusahaan harus 2 mengembangkan strategi secara berkelanjutan agar mampu membuat kebijakan dan keputusan yang tepat pada setiap kegiatan perusahaan. Perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik saham (shareholder) melalui keputusan atau kebijkan investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan dividen yang tercermin dalam harga saham di pasar modal, demikian jika dilihat dari sudut pandang manajemen keuangan. Tujuan ini sering diterjemahkan sebagai suatu usaha untuk memaksimumkan nilai perusahaan (Almilia dan Silvy: 2006). Selain itu, peningkatan tersebut memberikan pengaruh terhadap perkembangan IHSG dan nilai kapitalisasi pasar. Tabel 1.1 Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan dan Nilai Kapitalisasi Pasar Keterangan Periode IHSG Kapitalisasi Pasar (Rp milyar) 2010 3,703.512 3,247,096.78 2011 3,821.992 3,537,294.21 2012 4,316.667 4,126,994.93 2013 4,274.177 4,219,020.24 2014 5,266.947 5,165,736.12 2015 4,522,.654 4,796,803,82 Sumber : Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Pasar Modal Desember 2015 (data diolah) Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa Indeks Harga Saham Gabungan pada periode 2010 sampai 2015 mengalami kenaikan yang signifikan terutama pada 2014 ditutup pada level 5,226.947 poin yaitu sebesar 22.29% setelah sebelumnya pada periode 2013 mengalami penurunan yang 3 ditutup pada level 4,274.177 poin atau sebesar 0.98%. Pada periode lainnya yaitu 2010, 2011, dan 2012 IHSG cenderung mengalami peningkatan dan mengalami penurunan pada periode 2015. Melihat perkembangan harga saham gabungan yang terus meningkat, maka hal tersebut akan mempengaruhi nilai return pasar yang diwakili dengan IHSG, dimana return pasar tersebut kemudian dapat digunakan untuk melihat nilai abnormal return. Abnormal return diproksikan dengan gabungan return saham atau actual return (diwakili dengan harga penutupan saham) dan return pasar. Abnormal return merupakan salah satu indikator yang dipakai guna melihat keadaan pasar yang sedang terjadi. Abnormal return kemudian digunakan dalam perhitungan Earnigs Response Coefficient (ERC). Untuk keperluan investasi di pasar modal, investor membutuhkan informasi mengenai perusahaan. Salah satu sumber informasi perusahaan yang dapat dengan mudah diperoleh oleh investor adalah laporan keuangan. Dengan adanya penerbitan laporan keuangan, dapat diperoleh berbagai macam informasi tentang kinerja perusahaan maupun aktivitas perusahaan. Laporan keuangan berguna bagi investor karena laporan keuangan dapat menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang merupakan landasan untuk membandingkan saham perusahaan dengan indeks saham rata-rata yang penting dalam mengambil keputusan kapan membeli atau menjual saham, sehingga laporan keuangan dapat membantu investor dalam mengambil 4 keputusan yang berkaitan dengan investasi mereka. Oleh karena itu, laporan keuangan harus dapat menyediakan informasi yang relevan dan andal untuk dapat digunakan oleh investor sebagai dasar pengambilan keputusan. Salah satu ukuran kinerja perusahaan yang terdapat dalam laporan keuangan dan sering digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan adalah laba yang dihasilkan oleh perusahaan, dimana laba tersebut diukur dengan dasar akrual (PSAK: Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, IAI 1994). Informasi laba merupakan referensi bagi investor untuk menanamkan investasinya pada sebuah perusahaan, karena laba baik positif maupun negatif yang diperoleh dari laporan laba rugi perusahaan akan mempengaruhi return saham. Laba akuntansi berhubungan sangat erat dengan penilaian perusahaan yang dipresentasikan dengan harga saham. Penelitian Ball dan Brown (1968) menemukan adanya hubungan yang signifikan antara pengumuman laba perusahaan dengan perubahan harga saham, yaitu pada saat diumumkan laba mengalami kenaikan, maka terjadi kecenderungan perubahan positif pada harga saham, dan sebaliknya jika diumumkan laba mengalami penurunan terjadi perubahan negatif pada harga saham. Jika pengumuman mengandung informasi, maka pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi tersebut ditunjukkan dengan perubahan harga sekuritas yang bersangkutan. Jika pengumuman mengandung informasi, maka akan tercermin dengan adanya abnormal return yang diperoleh oleh investor. Efisiensi pasar dapat dilihat 5 dari bagaimana suatu pasar bereaksi terhadap informasi untuk mencapai suatu keseimbangan baru. Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai keseimbagan baru yang sepenuhnya mencerminkan semua informasi yang tersedia, maka kondisi pasar seperti ini disebut pasar efisien. (Mulyani, dkk, 2007). Untuk mengukur reaksi investor atau respon harga saham terhadap informasi laba akuntansi adalah dengan Earnings Response Coefficient (ERC) atau Koefisien Respon Laba. Menurut Cho dan Jung (1991) Earnings Response Coefficient (ERC) didefinisikan sebagai efek setiap dolar unexpected earnings terhadap return saham, dan biasanya diukur dengan koefisien dalam regresi abnormal return saham dan unexpected earnings. Koefisien ini mengukur respon harga saham atau nilai pasar ekuitas terhadap informasi yang terkandung dalam laba akuntansi. Rendahnya ERC menunjukkan bahwa laba kurang informatif bagi investor untuk membuat suatu keputusan ekonomi. Setiap even yang terjadi di pasar modal akan menyebabkan timbulnya reaksi dari pelaku pasar, salah satunya adalah dengan adanya pengumuman laba, maka pasar akan bereaksi yang dapat dilihat dari pergerakan saham (Silalahi, 2014). Menurut Mulyani, dkk (2007) Earnings Response Coefficient (ERC) adalah sebuah koefisien yang bertujuan untuk mengukur kekuatan informasi laporan guna mempengaruhi tingkat pengembalian investasi yang diharapkan investor dalam merespon laba yang dilaporkan perusahaan. Pengumuman laba di pasar modal menyebabkan pasar akan bereaksi yang dapat dilihat dari 6 pergerakan saham. Akan tetapi, ternyata setiap kenaikan laba tidak selalu diikuti dengan perubahan harga saham positif yaitu terjadi kenaikan pada harga saham, bahkan sebaliknya pada saat penurunan laba maka harga saham tidak selalu ikut mengalami penurunan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa dalam pengambilan keputusan ekonomi para investor memang membutuhkan informasi tentang kondisi keuangan perusahaan, tetapi tidak hanya informasi laba saja melainkan banyak informasi-informasi lainnya yang dibutuhkan. Menurut Susanto (2012), rekasi pasar dipicu oleh berbagai hal, salah satunya adalah pengumuman yang berhubungan dengan laba. Teori-teori serta bukti menunjukkan bahwa terdapat variasi dalam hubungan antara laba dan return saham. Pemegang saham akan memberi respon yang lebih besar kepada perusahaan yang mempunyai laba yang naik, dengan harapan laba yang meningkat akan meningkatkan return saham. Dalam beberapa hal bisa terjadi hal sebaliknya, seperti pada PT. Merck Tbk yang meskipun mengalami penurunan laba sebesar 19%, namun harga sahamnya meningkat 20,62%. Hal yang sebaliknya terjadi pada PT. Bentoel Internasional Investama Tbk yang mengalami penurunan harga saham sebesar 8,3%, meskipun laba bersih perusahaan naik 108% menjadi Rp. 235 miliar di semester I tahun 2011. Dari fenomena tersebut diketahui bahwa harga pasar bukan saja dilihat dari sisi labanya namun dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan laba. Dengan kata lain, respon investor terhadap pergerakan laba perusahaan tidak selalu searah (Hapsari dan Simorangkir, 2013). 7 Kekuatan laba dalam mempengaruhi return saham akan mempunyai variasi yang berbeda pada setiap perusahaan. Hal ini dikarenakan menurut beberapa penelitian, angka ERC dipengaruhi oleh banyak faktor, tidak hanya menyangkut faktor informasi finansial seperti persistensi laba, profitabilitas, dan leverage namun faktor informasi non-finansial seperti risiko sistematik, pertumbuhan, ukuran perusahaan, dan pengungkapan informasi tambahan seperti tanggung jawab sosial dan lingkungan dapat mempengaruhi angka ERC. Dalam penelitian ini menggunakan Earnings Response Coefficient (ERC) sebagai alat untuk mengukur kekuatan informasi yang dikeluarkan oleh tiaptiap perusahaan. Menurut Ummah (2012), ERC mencerminkan tingkat kepercayaan partisipan pasar terhadap kualitas laba dan karenanya mewakili perspektif ukuran kualitas laba berdasarkan kinerja pasar. Kuatnya reaksi pasar terhadap informasi laba yang tercermin dari tingginya nilai ERC, menunjukkan bahwa pasar menilai laba yang dilaporkan memiliki kualitas yang baik. Demikian sebaliknya, lemahnya reaksi pasar terhadap informasi laba yang tercermin dari rendahnya nilai ERC, menunjukkan bahwa pasar menilai laba yang dilaporkan memiliki kualitas yang kurang baik. Penelitian tentang Earnings Response Coefficient (ERC) bermula dari Ball dan Brown (1968). Menurut studi tersebut, peningkatan (penurunan) dalam laba akan mengarah pada peningkatan (penurunan) pula dalam harga saham. Riset di bidang ini kemudia berkembang ke arah pengukuran ERC, yang diestimasi dari koefisien slope regresi antara abnormal stock returns dan 8 unexpected earnings. ERC didefinisikan sebagai dollar unexpected earnings terhadap abnormal return saham. Dengan kata lain, ERC menukur perubahan abnormal return sebagai respon terhadap komponen yang tidak diperkirakan (unexpected) pada laba yang diumumkan perusahaan. Beberapa peneliti di Indonesia telah melakukan studi empiris mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ERC, akan tetapi ditemukan beberapa hasil yang berbeda. Mulyani, dkk (2007) menemukan persistensi laba, struktur modal, risiko sistematik, kesempatan bertumbuh, dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap ERC. Sedangkan, kualitas auditor tidak berpengaruh terhadap ERC. Imroatussolihah (2013) menemukan bahwa risiko, leverage, kualitas tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh negatif terhadap ERC, sedangkan peluang pertumbuhan dan persistensi laba tidak berpengaruh terhadap ERC. Menurut, Delvira dan Nelvirita (2013) risiko sistematik berpengaruh signifikan negatif terhadap ERC. Leverage tidak berpengaruh terhadap ERC. Persistensi laba berpengaruh signifikan positif terhadap ERC. Penelitian terdahulu lainnya yang berhubungan dengan Earnings Response Coeffecient (ERC) dilakukan oleh Willjayanti (2012) dengan menganalisis struktur modal dan kualitas audit terhadap Earnings Response Coefficient (ERC). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa leverage dan KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap ERC. Hal ini disebabkan adanya kecenderungan investor yang lebih mengacu pada informasi rasional yang berkaitan dengan aspek fundamental dari perusahaan sebagai ukuran 9 kinerja perusahaan. Selain itu, peningkatan regulasi audit membuat tidak ada perbedaan dalam penilaian standar kualitas audit yang dilakukan KAP big four dan KAP non big four. Kartadjumena (2010) meneliti tentang voluntary disclosure of financial information dan CSR index terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) yang menunjukkan bahwa voluntary disclosure of financial information dan CSR index secara simultan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ERC namun secara parsial masing-masing variabel independen memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap ERC dimana voluntary disclosure of financial information memiliki arah positif tidak signifikan, sedangkan sebaliknya CSR disclosure memiliki pengaruh negatif signifikan. Ummah (2012) meneliti tentang pengaruh penyusutan terhadap Earnings Response Coefficient (ERC), membuktikan bahwa rasio peyusutan memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap ERC. Struktur modal ditemukan berpengaruh tidak signifikan terhadap ERC. Pertumbuhan perusahaan ditemukan berpengaruh positif signifikan terhadap ERC. Ukuran perusahaan ditemukan berpengaruh tidak signifikan terhadap ERC. Intensitas modal ditemukan hasil yang berbeda, intensitas modal ditemukan berpengaruh tidak signifikan pada regresi 1 sedangkan pada regresi 2 intensitas modal ditemukan berpengaruh positif signifikan terhadap ERC. Peneliti lainnya juga dilakukan oleh Pradipta dan Purwaningsih (2011), yang meneliti pengaruh luas pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan terhadap ERC, dengan ukuran perusahaan dan 10 leverage sebagai variabel kontrol. Restuti dan Nathaniel (2012), meneliti pengaruh pengungkapan CSR terhadap ERC. Buana (2014), meneliti tentang pengaruh risiko sistematik, persistensi laba dan kesempatan bertumbuh terhadap ERC. Silalahi (2014), meneliti tentang pengaruh CSR disclosure, beta dan Price to Book Value (PBV) terhadap ERC. Anggraini (2015), meneliti tentang pengaruh pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR), profitabilitas, dan leverage terhadap ERC. Alasan mengapa peneliti menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Earnings Response Coefficient (ERC) adalah karena adanya perkembangan penelitian yang mengamati beberapa pengaruh variabel terhadap ERC menghasilkan temuan berbeda. Maka penelitian tentang ERC menarik untuk dilakukan kembali. Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Earnings Response Coefficient (ERC) maka dapat diketahui kekuatan pengaruh informasi laba terhadap nilai saham dari suatu perusahaan. Sehingga, investor akan lebih akurat dalam menganalisis informasi laba untuk kepentingan investasinya. Kelebihan pada penelitian ini yang sekaligus menjadi perbedaan peneilitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada penelitian ini penulis menggunakan beberapa variabel finansial dan non finansial yang kemungkinan dapat mempengaruhi ERC berupa persistensi laba, leverage, kesempatan pertumbuhan, CSR disclosure, dan risiko sistematik. Selain itu, studi kasus pada penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan sektor keuangan yang masih sangat jarang dilakukan penelitiannya tentang ERC. 11 Lama waktu yang diteliti relatif lebih lama yaitu selama kurun waktu 5 tahun terhitung dari tahun 2011 hingga tahun 2015. Tahun 2011 dijadikan tahun dasar penelitian karena pada tahun tersebut adanya fenomena krisis di kawasan Uni Eropa yang disebabkan utang negara Yunani dan kemudian merebak ke negara Irlandia, Portugal, Spanyol, dan Italia. Keadaan tersebut kemungkinan akan memberikan goncangan terhadap pasar modal di Indonesia. Alasan lain penelitian pada tahun 2011 hingga tahun 2015 adalah untuk menghindari adanya keusangan data karena data yang didapatkan merupakan data tebaru sehingga hasil penelitian yang didapat lebih up to date dan lebih akurat. Oleh karena itu, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini karena cukup penting untuk mengetahui serta mengukur kekuatan informasi laba dan return saham. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi perusahaan dan para investor lainnya. Berdasarkan uraian diatas, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Earnings Response Coefficient (ERC) pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Periode 20112015)” B. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut : 12 1. Earnings Response Coefficient (ERC) merupakan alat untuk mengukur kekuatan informasi dalam merespon laba yang mempengaruhi nilai saham perusahaan yang dilaporkan oleh suatu perusahaan. 2. Persistensi laba, leverage, kesempatan pertumbuhan, CSR disclosure, dan risiko sistematik sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi Earnings Response Coefficient (ERC). 3. Dibutuhkan identifikasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Earnings Response Coefficient (ERC) secara simultan dan parsial. 4. Dibutuhkan identifikasi mengenai sejauh mana faktor-faktor tersebut mempengaruhi Earnings Response Coefficient (ERC). 2. Pembatasan Masalah Mengingat masalah yang tercakup dalam penelitian ini sangat luas, maka penulis membatasinya sebagai berikut : 1. Persistensi laba, leverage, kesempatan pertumbuhan, CSR disclosure, dan risiko sistematik adalah variabel yang digunakan dalam mengukur faktor-faktor yang mempengaruhi Earnings Response Coefficient (ERC). 2. Hanya meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi Earnings Response Coefficient (ERC) pada perusahaan sektor keuangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011 hingga 2015. 13 3. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah diatas, maka dapat ditentukan rumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaruh persistensi laba secara parsial terhadap Earnings Response Coefficient (ERC)? 2. Bagaimana pengaruh leverage secara parsial terhadap Earnings Response Coefficient (ERC)? 3. Bagaimana pengaruh kesempatan pertumbuhan secara parsial terhadap Earnings Response Coefficient (ERC)? 4. Bagaimana pengaruh CSR disclosure secara parsial terhadap Earnings Response Coefficient (ERC)? 5. Bagaimana pengaruh risiko sistematik secara parsial terhadap Earnings Response Coefficient (ERC)? 6. Bagaimana pengaruh persistensi laba, leverage, kesempatan pertumbuhan, CSR disclosure, dan risiko sistematik secara simultan terhadap Earnings Response Coefficient (ERC)? 7. Variabel independen (persistensi laba, leverage, kesempatan pertumbuhan, CSR disclosure, risiko sistematik) manakah yang paling dominan mempengaruhi Earnings Response Coefficient (ERC)? 14 C. Tujuan Penelitian Sehubungan dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Menganalisis pengaruh persistensi laba secara parsial terhadap Earnings Response Coefficient (ERC). 2. Menganalisis pengaruh leverage secara parsial terhadap Earnings Response Coefficient (ERC). 3. Menganalisis pengaruh kesempatan pertumbuhan secara parsial terhadap Earnings Response Coefficient (ERC). 4. Menganalisis pengaruh CSR disclosure secara parsial terhadap Earnings Response Coefficient (ERC). 5. Menganalisis pengaruh risiko sistematik secara parsial terhadap Earnings Response Coefficient (ERC). 6. Menganalisis pengaruh persistensi laba, leverage, kesempatan pertumbuhan, CSR disclosure, dan risiko sistematik secara simultan terhadap Earnings Response Coefficient (ERC). 7. Menganalisis variabel independen (pengaruh persistensi laba, leverage, kesempatan pertumbuhan, CSR disclosure, dan risiko sistematik) manakah yang paling dominan mempengaruhi Earnings Response Coefficient (ERC). 15 D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang membutuhkan yaitu : 1. Bagi Penulis Penelitian ini merupakan sarana untuk belajar dan memperdalam ilmu pengetahuan mengenai pasar modal khususnya dalam menganalisa pengaruh informasi keuangan perusahaan. 2. Bagi Perusahaan (Emiten) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bukti empiris bahan evaluasi terhadap langkah dan kinerja perusahaan. Selain itu dapat dilakukan untuk mengkaji dampak kebijakan perusahaan dimasa mendatang dan informasi untuk menghasilkan laba yang berkualitas agar investor tertarik untuk melakukan investasi pada perusahaan. 3. Bagi Investor Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada investor di pasar modal mengenai laba dan return saham perusahaan sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan masukan yang optimal dalam melakukan investasi di pasar modal. 4. Bagi Akademisi Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dan menambah literatur mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Earnings Response Coefficient (ERC), juga sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi. 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Laporan Keuangan Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan, laporan keuangan adalah suatu pengajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan merupakan output dari seluruh transaksi yang terjadi selama periode tertentu yang berisikan seluruh informasi keuangan perusahaan dalam periode tertentu. Laporan keuangan yang lengkap meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan adalah sebuah laporan yang diterbitkan oleh perusahaan untuk para pemegang sahamnya. Laporan ini memuat laporan keuangan dasar dan juga analisis manajemen atas operasi tahun lalu dan pendapat mengenai prospek-prospek perusahaan dimasa mendatang (Rodoni dan Ali, 2014:13). Dalam PSAK No. 1, tujuan laporan keuangan yaitu: a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat 17 bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. b. Memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan. c. Menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggung jawaban manajemen atas sumberdaya yang dipercayakan kepadanya. Pengguna ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggung jawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi, keputusan ini mungkin mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. Menurut Weston dan Brigham (1990:279) dalam Rodoni dan Ali (2014:13) informasi yang terkandung di dalam laporan keuangan digunakan oleh investor untuk memperoleh perkiraan tentang laba dan dividen dimasa mendatang dan tentang risiko atas nilai perkiraan tersebut. Dari sudut investor, meramalkan masa mendatang merupakan hal terpenting dari analisis laporan keuangan. Sedangkan dari sudut manajemen, analisis laporan keuangan berguna untuk mengantisipasi 18 keadaan di masa mendatang dan yang lebih penting sebagai titik tolak bagi tindakan perencanaan yang akan mempengaruhi jalannya kejadian di masa mendatang. Mengingat manfaat laporan keuangan yang begitu luas, maka timbul suatu keharusan bagi manajemen untuk menyajikan laporan keuangan yang dapat digunakan oleh pemakainya sebagai acuan dalam pengambilan keputusan ekonomi dengan tepat. Ada empat karakteristik pokok yang disyaratkan oleh Standar Akuntansi Keuangan (SAK) agar informasi laporan keuangan berguna bagi pemakainya, yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan (reliable), dan dapat diperbandingkan (comparable). Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dipahami oleh pemakai. Pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi. Suatu informasi dikatakan relevan jika informasi tersebut dapat mempengaruhi pengambilan keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang. Informasi memiliki kualitas andal (reliable) jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakaiannya sebagai penyajian yang jujur (faithful reperesentation) dari yang seharusnya disajikan. Informasi dalam laporan keuangan dikatakan dapat diperbandingkan (comparable) jika pemakai 19 dapat memperbandingkan laporan keuangan antar periode untuk mengidentifikasikan kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Disamping itu pemakai dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif (Ummah, 2012:10-11). 2. Hubungan Laba dan Return Laba dalam laporan keuangan mempunyai peranan penting dalam menilai kinerja perusahaan, baik dalam mengukur nilai perusahaan (dalam hal ini harga saham) maupun untuk menilai ekuitas perusahaan. Pasar yang mengetahui dan meyakini bahwa laba yang dilaporkan oleh perusahaa memiliki kandungan informasi, maka akan tercermin pada harga saham perusahaan. Menurut Jones (2007), harga saham atau return saham terdiri dari dua komponen utama yaitu yield dan capital gain (loss). Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Jika kita membeli saham, yield ditunjukkan oleh besarnya dividen yang kita peroleh. Sedangkan capital gain (loss) sebagai komponen kedua dari return merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga (misalnya saham), yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor. Dalam kata lain, capital gain (loss) bisa juga diartikan sebagai perubahan harga sekuritas. 20 Pankoff dan Virgil (1970) dalam Hendriksen (1999) menyimpulkan bahwa terdapat pendapat yang hampir sama diantara para analis, yang menyatakan bahwa laba per lembar saham (earnings per share) dan penjualan merupakan informasi yang paling penting dari semua informasi keuangan yang biasanya tersedia. Observasi langsung dan tidak langsung menhasilkan bahwa laba per lembar saham proyeksi dan laba per lembar saham yang dilaporkan mempunyai dampak langsung terhadap harga pasar saham biasa. Penggunaan laba untuk menilai perusahaan dapat diperhatikan dari hubungan laba dan return. Apabila laba dan return memiliki hubungan, maka laba dikatakan memiliki kandungan informasi. Kandungan informasi laba telah lama menjadi perhatian peneliti. Hubungan antara laba dengan return telah didukung oleh penelitian yang dilakukan Ball dan Brown (1968), yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara laba dan harga saham atau return saham. Laba memiliki kandungan informasi yang tercermin dari perubahan harga sekuritas. Naik turunnya laba akan berpengaruh terhadap naik turunnya return saham secara searah. Secara teoritis, volume saham akan berubah segera setelah perusahaan melaporkan labanya. Bila investor yang merasakan good news lebih banyak dari investor yang merasakan bad news, maka akan 21 ada kenaikan harga pasar dari saham perusahaan yang bersangkutan. Sebaliknya, bila bad news lebih banyak dari good news, akan ada penurunan harga saham tersebut yang akan terakumulasi pada Cumulative Abnormal Return (CAR) masing-masing saham perusahaan (Ambarwati, 2008 dalam Buana, 2014). 3. Earnings Response Coefficient (ERC) Earnings Response Coefficient (ERC) adalah ukuran besaran abnormal return suatu saham sebagai respon terhadap komponen laba abnormal (unexpected earnings) yang dilaporkan oleh perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut (Scott, 2003). Cheng dan Nasir (2010) menyatakan bahwa ERC merupakan estimasi perubahan harga saham perusahaan akibat dari informasi laba perusahaan yang diumumkan ke pasar. Collins (1984) dan Cornell dan Landsman (1989) menyatakan bahwa ERC merupakan salah satu ukuran atau proksi yang digunakan untuk mengukur kualitas laba. Studi tentang pengukuran ERC diawali dari penelitian yang dilakukan oleh Ball dan Brown (1968) yang menunjukkan bahwa laba akuntansi membawa informasi yang relevan dalam nilai suatu sekuritas. ERC diukur dengan slope koefisien dalam regresi abnormal stock returns dan unexpected earnings yang dilaporkan oleh perusahaan yang mengeluarkan sekuritas tersebut (Scott, 2009). 22 Earnings Response Coefficient (ERC) berguna dalam analisis fundamental oleh investor, dalam model penelitian untuk menentukan reaksi pasar atas informasi laba perusahaan. ERC merupakan koefisien yang diperoleh dari regresi antara proksi harga saham dan laba akuntansi. Proksi harga saham yang digunakan adalah Cummulative Abnormal Return (CAR), sedangkan proksi laba akuntansi adalah Unexpected Earnings (UE). Regresi model tersebut akan menghasilkan ERC untuk masing-masing sampel yang akan digunakan untuk analisis selanjutnya (Ardila, 2012). Earnings Response Coefficient (ERC) mengukur tingkat abnormal return sekuritas dalam merespon komponen yang tidak terekspektasi dari pengumuman laba perusahaan, dengan kata lain terdapat variasi hubungan antara laba perusahaan dengan return saham. Kartajumena (2010), menyatakan kuatnya reaksi pasar terhadap informasi laba akan tercermin dari tingginya koefisien respon laba, sebaliknya lemahnya reaksi pasar terhadap informasi laba akan tercermin nilai ERC yang rendah. Jika investor mempunyai persepsi bahwa informasi keuangan itu memiliki kredibilitas tinggi, maka ia akan bereaksi terhadap laporan keuangan tersebut secara kuat (Tiolemba, 2008). Reaksi yang diberikan investor tergantung dari kandungan informasi dalam laba masing-masing perusahaan, sehingga mengakibatkan ERC berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Adapun beberapa faktor yang 23 menyebabkan perbedaan ERC tersebut adalah risiko sistematik yang diukur dengan menggunakan beta, leverage yang merupakan proksi dari struktur modal, persistensi laba dimana kemampuan menghasilkan laba yang permanen akan menyebabkan ERC berbeda setiap perusahaan, kesempatan bertumbuh (growth opportunities), the similiarity of investor expectations, dan the informativeness of price yang diproksi dengan ukuran perusahaan (firm size) (Scott, 2009). Boediono (2005) menyatakan kualitas laba dapat diindikasikan sebagai kemampuan informasi laba dalam memberikan respon kepada pasar. Reaksi partisipan pasar terhadap laba yang dilaporkan akan tergantung pada penilaian investor terhadap kualitas angka laba yang dilaporkan. Reaksi ini akan tercermin dari besarnya ERC yang merupakan koefisien yang menunjukkan bagaimana reaksi pasar terhadap laba yang dilaporkan. Jika laba yang dilaporkan dipersepsikan oleh partisipan pasar sebagai berkualitas kurang (tidak) baik, maka partisipan pasar akan menyimpulkan bahwa laba yang dilaporkan bukan laba yang sebenarnya, dan menghasilkan ERC yang rendah. Sebaliknya, jika kualitas laba yang dilaporkan dipercaya oleh pasar sebagai lebih baik, maka partisipan pasar akan menyimpulkan bahwa laba yang dilaporkan telah mencerminkan keadaan yang sebenarnya, sehingga menghasilkan ERC yang lebih tinggi. Laba memiliki kandungan informasi yang tercermin dalam harga saham. Perubahan harga saham bergerak sesuai kepercayaan investor, 24 sejalan dengan Eficiency Market Theory yang menyatakan bahwa pasar akan bereaksi cepat terhadap informasi yang baru, sehingga sesaat sebelum dan sesudah laporan keuangan dikeluarkan, informasi mengernai angka laba yang dipublikasikan akan mempengaruhi tingkah laku investor. Ketika laba perusahaan dibawah ekspektasi investor, transaksi pasar saham cenderung menyebabkan turunnya harga saham perusahaan, dan ketika laba perusahaan diatas ekspektasi investor, transaksi pasar saham cenderung meningkatkan harga saham perusahaan. Harga saham perusahaan mengalami perubahan karena adanya laba kejutan yang mana merupakan selisih dari laba aktual perusahaan dengan laba yang diharapkan investor. Reaksi investor dapat diukur dengan abnormal return. Bila pasar efisien, maka abnormal return akan muncul disekitar tanggal pengumuman informasi laba. Peningkatan laba abnormal (unexpected earnings) diikuti oleh return abnormal negatif (Ball dan Brown, 1968). Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikasi antara pengumuman laba perusahaan dengan perubahan harga saham. Seberapa jauh respon pasar terhadap informasi laba dikenal dengan penelitian ERC (Ardila, 2012). Penelitian oleh Sri (2008) dan Ball dan Brown (1968) dalam Delvira dan Nelvirita (2013), menemukan adanya hubungan yang signifikan antara pengumuman laba perusahaan dengan perubahan harga saham. Pada tahun saat diumumkan laba terjadi kecenderungan perubahan positif pada harga saham, dan sebaliknya pada tahun saat diumumkan kerugian 25 terjadi perubahan negatif pada harga saham. Hal ini terjadi karena dalam menanamkan dananya investor melihat prospek perusahaan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Semakin sering perusahaan mengalami kerugian makan semakin sering terjadi penurunan harga saham tersebut yang menyebabkan terjadinya kerugian pada investor. 4. Persistensi Laba Laba yang menjadi sumber informasi dalam pengambilan keputusan bagi pengguna laporan keuangan adalah laba akuntansi. Sehingga laba akuntansi yang diharapkan tidak hanya tinggi namun juga harus persisten. Menurut Sunarto (2008) persistensi laba merupakan laba yang mempunyai kemampuan sebagai indikator laba periode mendatang (future earnings) yang dihasilkan perusahaan secara berulang dan berkelanjutan (sustainable). Menurut Wijayanti (2006), laba yang persisten adalah laba yang memiliki sedikit atau tidak mengalami gangguan (noise) dan dapat mencerminkan kinerja keuangan perusahaan yang sebenarnya. Hal ini juga dikuatkan oleh pendapat Hyan (1995) yang menyatakan gangguan dalam laba akuntansi disebabkan oleh transitory event atau penerapan konsep akrual dalam akuntansi. Menurut Soemarso (2005), laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubung dengan kegiatan usaha. Atas dasar persistensi, laba yang berkualitas adalah laba yang bersifat permanen dan tidak bersifat 26 transitory. Persistensi laba merupakan salah satu komponen nilai prediksi laba dalam menentukan kualitas laba, dan persistensi laba ditentukan oleh komponen akrual dan aliran kas dari laba sekarang, yang mewakili sifat transitory dan permanen laba (Sloan dalam Nicky, 2009). Menurut Pennman (1982) dalam Margaretta (2006) persistensi laba adalah revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan di masa depan (expected future earnings) yang diimplikasi oleh laba akuntansi tahun berjalan (current earnings). Laba dikatakan persisten, apabila laba saat ini dapat digunakan sebagai pengukur laba periode mendatang. Lipe (1990) menggunakan koefisien regresi dari regresi antara laba akuntansi periode sekarang dengan periode sebelumnya sebagai proksi persistensi laba. Laba dianggap semakin persisten, jika koefisien variasinya semakin kecil. Dapat disimpulkan bahwa persistensi laba merupakan kemampuan laba sekarang yang diharapkan mampu menjelaskan laba pada masa yang akan datang. Persistensi dapat dilihat berdasarkan keseluruhan laporan keuangan ataupun diukur berdasarkan komponen laporan keuangan. Laba yang berfluktuasi (tidak persisten) akan mengurangi daya prediksi laba untuk memprediksi aliran kas perusahaan pada masa yang datang. Penurunan daya prediksi laba dapat mengakibatkan informasi laba tahun berjalan menjadi kurang bermanfaat dalam memprediksi laba masa depan (Suaryana dalam Festy, 2011). Bila terdapat persistensi yang besar pada laba perusahaan maka ekspektasi laba dimasa yang akan 27 datang akan lebih pasti dibanding bila perusahaan yang memiliki persistensi rendah (Sri, 2008). Semakin tinggi kualitas laba, investor akan lebih mampu memprediksi kinerja perusahaan di masa yang akan datang berdasarkan kinerja saat ini. Karena itu ERC diharapkan akan semakin tinggi untuk perusahaan yang menghasilkan laba berkualitas tinggi (Scott, 2009). Pengukuran persistensi laba memfokuskan pada koefisien slope regresi laba sekarang terhadap laba sebelumnya setelah dibagi dengan jumlah saham beredar. Semakin tinggi (mendekati angka 1) koefisiennya menunjukkan persistensi laba yang dihasilkan tinggi, sebaliknya jika nilai koefisiennya mendekati nol persistensi labanya rendah. Jika nilai koefisiennya bernilai negatif, maka nilai koefisien yang lebih tinggi menunjukkan kurang persisten dan koefisien yang lebih rendah menunjukkan lebih persisten. 5. Leverage Leverage adalah penggunaan asset dan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan maksud untuk meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham. Sedangkan menurut Suad (2000), leverage adalah kekuatan pengungkit, yaitu dari kata dasar lever yang berarti pengungkit. Perusahaan menggunakan operating dan financial leverage dengan tujuan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada biaya asset 28 dan sumber dananya, dengan demikian akan meningkatkan keuntungan pemegang saham. Sebaliknya leverage juga meningkatkan variabilitas (risiko) keuntungan, karena jika perusahaan ternyata mendapatkan keuntungan yang lebih rendah dari biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan pemegang saham (Agus, 2001). Leverage biasanya dipergunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap untuk memperbesar tingkat penghasilan bagi pemilik perusahaan. Dengan memperbesar tingkat leverage maka hal ini akan berarti bahwa tingkat ketidakpastian dari return yang akan diperoleh akan semakin tinggi pula. Tingkat leverage ini bisa saja berbeda-beda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya, atau dari satu periode ke periode lainnya di dalam satu perusahaan. Semakin tinggi tingkat leverage akan semakin tinggi tingkat risiko yang dihadapi serta semakin besar tingkat return atau penghasilan yang diharapkan. Risiko disini dimaksudkan dengan ketidakpastian dalam hubungannya dengan kemampuan perusahaan membayar kewajiban-kewajiban tetapnya (Lukman, 2009). Brigham (2008) mengatakan bahwa penggunaan utang pada tingkat tertentu akan dapat mengurangkan biaya modal perusahaan karena biaya atas hutang merupakan pengurang pajak perusahaan, dan meningkatkan harga saham. Sehingga dapat dikatakan penggunaan hutang pada tingkat tertentu dan dipergunakan secara efektif dan efisien akan meningkatkan nilai perusahaan. Tetapi jika digunakan secara berlebihan menyebabkan 29 perusahaan memiliki risiko kebangkrutan yang tinggi akibat dari ketidakmampuan dalam mambayar hutangnya. Leverage juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat solvabilitas perusahaan yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya, baik jangka panjang maupun jangka pendek (Agnes, 2005). Rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya, berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Rasio leverage digunakan sesuai dengan kebutuhan perusahaan, artinya perusahaan dapat menggunakan rasio leverage secara keseluruhan atau sebagian dari masing-masing jenis rasio yang ada. Dengan mengetahui leverage ratio akan dapat dinilai tentang: (Jumingan, 2006: 112) a) Posisi perusahaan terhadap seluruh kewajibannya kepada pihak lain. b) Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang bersifat tetap. c) Keseimbangan antara nilai aktiva tetap dengan modal. Peningkatan laba (sebelum beban bunga) pada perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi akan menambah kekuatan dan keamanan bagi kreditor, sehingga peningkatan laba lebih merupakan berita baik bagi kreditor daripada pemegang saham. Dengan demikian, ERC untuk perusahaan yang mempunya leverage yang besar akan lebih rendah daripada perusahaan yang memiliki sedikit atau tidak sama sekali 30 leverage (Scott, 2009). Hal ini telah dibuktikan secara empiris oleh Dhaliwal dan Reynolds (1994). Berbagai rasio financial dapat dipergunakan untuk mengukur risiko dalam hubungannya dengan perusahaan yang menggunakan leverage dalam struktur modalnya adalah sebagai berikut : (Kasmir, 2010: 112) 1) Rasio utang (Debt Ratio) 2) Rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio) 3) Rasio utang jangka panjang (Long Term Debt to Equity Ratio) 4) Rasio laba terhadap beban bunga (Time Interest Earned) 5) Rasio penutupan beban tetap (Fixed Charge Coverage) Untuk mengukur leverage atau struktur modal perusahaan, salah satunya dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER) yang menggambarkan perbandingan total kewajiban dengan total ekuitas. Untuk mencari rasio ini dengan cara membandingkan antara seluruh utang (termasuk utang lancar) dengan seluruh dana yang berasal dari pemilik/modal sendiri. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan utang. Jika DER > 1 menunjukkan bahwa perusahaan tersebut sarat dengan hutang dimana porsi hutang pada struktur modalnya melebihi porsi ekuitas atau sebaliknya, jika DER < 1 menunjukkan bahwa porsi hutang pada stuktur modalnya lebih sedikit dibandingkan porsi ekuitas. 31 6. Kesempatan Pertumbuhan Growth opportunities adalah peluang untuk investasi diproyek dengan NPV positif. Nilai dari sebuah perusahaan dapat dikonsepkan sebagai penjumlahan dari perusahaan yang membayar seluruh (100%) pendapatan sebagai dividen dan NPV dari growth opportunities (Rodoni dan Ali, 2014:55). Kesempatan bertumbuh menjelaskan prospek pertumbuhan perusahaan di masa depan. Penilaian pasar (investor/pemegang saham) terhadap kemungkinan bertumbuh suatu perusahaan nampak dari harga saham yang terbentuk sebagai suatu nilai ekspektasi terhadap manfaat masa depan yang akan diperolehnya. Pemegang saham akan memberi respon yang lebih besar kepada perusahaan dengan kemungkinan bertumbuh yang tinggi. Hal ini terjadi karena perusahaan yang mempunyai kemungkinan bertumbuh yang tinggi akan memberikan manfaat yang tinggi di masa depan bagi investor (Palupi, 2006). Menurut Scott (2003), peluang pertumbuhan akan meningkatkan harapan laba di masa mendatang sehingga akan menguntungkan baik bagi investor maupun perusahaan karena adanya peluang pertumbuhan akan meningkatkan ERC perusahaan. Berita baik (buruk) dalam laba saat ini dapat mengindikasikan prospek pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, yang mengakibatkan ERC akan menjadi lebih besar. Laba yang diukur 32 berdasarkan nilai historis tidak dapat mengungkapkan kemampuan pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, namun hal itu akan berbeda jika laba saat ini mengungkapkan profitabilitas yang tinggi untuk beberapa proyek investasi perusahaan, maka dapat mengindikasi pasar bahwa perusahaan akan mendapatkan pertumbuhan yang pesat di masa yang akan datang. Pertumbuhan itu di dapat dari tingkat profitabilitas yang terus terjadi yang akan menaikkan jumlah asset perusahaan. Suksesnya sebuah perusahaan dengan investasinya saat ini, juga membuat pasar mengindikasikan bahwa perusahaan juga akan berhasil di masa yang akan datang. Dengan demikian, perusahaan tersebut dikatakan perusahaan yang sedang tumbuh/berkembang, sehingga akan menarik banyak modal dari investor sebagai sumber tambahan pertumbuhannya. Sehingga, semakin besar laba perusahaan di saat ini mengungkapkan adanya pertumbuhan maka akan semakin besar ERC perusahaan tersebut (Scott, 2009). 7. CSR Disclosure Dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan laporan keuangan semata (single bottom line) tetapi juga memperhatikan tiga aspek penting yang meliputi aspek keuangan, lingkungan, dan sosial (triple bottom line). Banyak perusahaan yang melakukan pengungkapan informasi pertanggungjawaban sosial atau Corporate Sosial Responsibility (CSR) dalam laporan tahunan perusahaan yang masih bersifat sukarela sebagai 33 salah satu strategi bisnisnya dan untuk menaati peraturan yang telah ditetapkan. Konsep dari CSR datang karena adanya globalisasi dan liberalisasi (Kiran & Sharma, 2011 dalam Restuti dan Nathaniel, 2012). Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komiten perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis, sosial, dan lingkungan. Tanggung jawab sosial dalam pandangan Freedman, hanya ada pada individu dan bukan melekat pada perusahaan. tanggung jawab perusahaan adalah menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya bagi pemegang saham. Bahkan, Fredmaan menyebut CSR sebagai ancaman bagi kapitalisme pasa bebas. Namun, hal ini bertolak belakang dengan hasil kajian yang telah dilakukan oleh ekonom terbuka Michael Porter (The Competitive Advantage of Coporate Philantropy) yang menunjukkan adanya korelas positif antara profit dan CSR, atau tujuan finasial, dan tujuan sosial perusahaan (Untung, 2008:1 dan 28). Corporate Social Responsibility adalah pengungkapan tanggung jawab sosial sebagai dampak operasi dalam dimensi sosial, ekonomi, dan lingkungan diukur dari perbandingan jumlah item yang diungkapkan perusahaan dengan total item pengungkapan (Anggraini, 2015). Adanya pengungkapan tanggung jawab sosial dalam laporan tahunan perusahaan, perlahan mengharapkan nilai tambah dan legitimasi dari masyarakat 34 terhadap operasional perusahaan maupun produk yang dihasilkannya (Sayekti dan Wondabio, 2007). UU No. 40 Tahun 2007 ayat 66 (2c) tentang Perseroan Terbatas yang mewajibkan perusahaan untuk melaporkan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam laporan tahunan. Artinya, pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan bersifat wajib bagi seluruh perusahaan. Namun demikian, item-item pengungkapan tanggung jawab perusahaan merupakan informasi yang masih bersifat sukarela. Saat ini belum ada standar yang mengatur mengenai metode pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan. Di dalam laporan tahunan biasanya perusahaan mengungkapkan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan di dalam pernyataan dewan komisaris. Salah satu konsep pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang berkembang di Indonesia adalah Global Reporting Initiative (GRI). Konsep GRI dipilih karena tidak hanya melaporkan sesuatu yang diukur dari sudut pandang ekonomi saja, melainkan dari sudut pandang ekonomi, sosial, dan lingkungan. Dalam melakukan penilaian luas pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan, itemitem yang akan diberikan skor mengacu kepada indikator kinerja atau item yang disebutkan dalam GRI Guidelines, diantaranya adalah indikator kinerja ekonomi, indikator kinerja lingkungan hidup, indikator 35 kinerja praktik ketenagakerjaan dan lingkungan kerja, dan indikator kinerja hak asasi manusia (Pradipta dan Purwaningsih, 2011). Pengukuran ini dilakukan dengan mencocokan item pada checklist dengan item yang diungkapkan perusahaan. Apabila item i diungkapkan maka diberikan nilai 1, jika item i tidak diungkapkan maka diberikan nilai 0 pada checklist. Setelah mengidentifikasi item yang diungkapkan oleh perusahaan di dalam laporan tahunan, serta mencocokannya pada checklist, hasil pengungkapan item yang diperoleh dari setiap perusahaan dihitung indeksnya dengan proksi CSRI (CSR Index). 8. Risiko Sistematik / Beta Dalam konteks investasi, risiko dibagi menjadi dua, yaitu Pertama, risiko sistematik (systematics risk) adalah risiko yang tidak bisa dihilangkan ataupun dikurangi dengan melakukan diverifikasi investasi. Kedua, risiko tidak sistematik (unsystematics risk) adalah risiko yang dapat dikurangi dengan melakukan diverifikasi investasi. Risiko sistematik adalah setiap risiko yang mempengaruhi sebagian besar aset dengan tingkat risiko yang bermacam-macam. Contoh dari risiko sistematik termasuk ketidakpastian mengenai keadaan ekonomi secara umum seperti GNP, tingkat bunga atau inflasi. (Rodoni dan Ali, 2014:83) Menurut Husnan (2005), risiko sistematik (systematic risk) merupakan risiko yang mempengaruhi semua (banyak) perusahaan. 36 Sedangkan menurut Tandelilin (2010), risiko sistematik atau dikenal juga dengan risiko pasar (market risk) merupakan risiko yang berkaitan dengan perubahan yang terjadi di pasar secara keseluruhan. Perubahan pasar tersebut akan mempengaruhi variabilitas return suatu investasi. Menurut Halim (2005), risiko sistematik merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Misalnya perubahan tingkat bunga, kurs valuta asing, kebijakan pemerintah, resesi ekonomi, dan sebagainya. Risiko ini bersifat umum dan berlaku bagi semua saham. Risiko sistematik merupakan besarnya penyimpangan antara expected return dan actual return. Banyak investor dan kreditor menilai risiko secara subjektif, sedangkan pengukuran risiko secara statistik muncul dari teori koefisien beta. Menurut Scott (2009), beta merupakan ukuran tingkat risiko suatu sekuritas yang lazim digunakan. Semakin berisiko return perusahaan yang diperkirakan di masa yang akan datang, maka semakin rendah nilai perusahaan di mata investor karena investor melihat laba masa sekarang sebagai indikator kekuatan laba dan return masa yang akan datang. Menurut Jogiyanto (2008:357), beta merupakan suatu pengukur volatilitas (volatility) return sekuritas terhadap return pasar. Beta sekuritas ke-i mengukur volatilitas return sekuritas ke-i dengan return pasar. Volatilitas dapat didefinisikan sebagai fluktuasi dari return-return 37 suatu sekuritas dalam suatu periode waktu tertentu. Dengan demikian beta merupakan pengukur risiko sistematik (systematic risk) dari suatu sekuritas terhadap risiko pasar. Beta juga bisa menjadi salah satu alat ukur sebelum menentukan investasi yang akan dilakukan. Semakin tinggi beta suatu sekuritas maka semakin sensitif sekuritas tersebut terhadap perubahan pasar. Perusahaan dengan risiko beta rendah, ketika laba perusahaan tersebut diumumkan maka investor akan bereaksi positif terhadap saham perusahaan tersebut. Namun jika risiko beta saham perusahaan tersebut tinggi, ini akan meningkatkan risiko portofolio tinggi. Akibatnya permintaan akan saham perusahaan tidak akan sebanyak bila betanya rendah. Hal ini mengindikasikan risiko sistematik yang tinggi akan menurunkan tingkat ERC. Dengan kata lain, semakin tinggi risiko suatu perusahaan, maka semakin rendah reaksi investor terhadap kejutan laba (unexpected earnings) dan akan diikuti oleh ERC yang rendah pula (Buana, 2014). B. Penelitian Terdahulu yang Relevan Penelitian ini mengacu pada penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Hasil penelitian tersebut digunakan sebagai landasan dan pembanding dalam menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi Earnings Response Coefficient (ERC). Beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut: 38 Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu yan Relevan No 1. 2. Peneliti Judul FaktorFaktor yang MempengaSri ruhi Mulyani, Earnings Nur Response Fadjrih Coefficient Asyik, dan pada Andayani Perusahaan (2007) yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Christine Dwikarya Susilawati (2008) FaktorFaktor Penentu Earning Response Coefficient Variabel dan Uji Statistik Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Variabel: semua faktor yang - ERC (Y) - Persistensi diajukan (persistensi laba, struktur modal, laba (X1) risiko sistematik atau - Struktur modal (X2) beta, kesempatan bertumbuh, dan - Risiko ukuran perusahaan) sistematik memiliki pengaruh atau Beta terhadap ERC. Hasil (X3) - Kesempata penelitian ini menyatakan bahwa n bertumbuh kualitas auditor tidak berpengaruh terhadap (X4) ERC. Hasil penelitian - Ukuran perusahaan ini sesuai dengan hasil penelitian yang (X5) dilakukan oleh Sandra - Kualitas auditor (X6) dan Wijaya (2004) yang menunjukkan Uji Statistik: bahwa kualitas auditor tidak mempengaruhi - Analisis reaksi pasar pada saat Regresi pengumuman laporan Berganda keuangan. Perbedaan pada penelitian ini adalah terdapat variabel independen CSR index. Studi kasus yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di BEI sektor keuangan tahun 2011 hingga 2015 Persamaan pada penelitian ini adalah menggunakan variabel ERC, persistensi laba, struktur modal, risiko sistematik atau beta, dan kesempatan pertumbuhan. Uji statistik yang digunakan adalah analisis regresi. Variabel: - ERC (Y) - Ukuran perusahaan (X1) - Rasio pengungkit an (X2) - Umur perusahaan (X3) - Konsentrasi Perbedaan pada penelitian ini adalah variabel independen yang digunakan yaitu persistensi laba, leverage, Persamaan pada penelitian ini adalah menggunakan variabel ERC. Uji statistik yang digunakan adalah analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel terkait struktur yaitu ukuran perusahaan (aset total), konsentrasi modal, dan variabel terkait pasar yaitu tipe industri yang mempunyai pengaruh ERC secara statistis. Artinya, investor 39 No Peneliti Judul Variabel dan Uji Statistik kepemilika n (X4) - Metode sediaan (X5) - Profitabilita s (X6) - Likuiditas (X7) - Tipe industri (X8) - Tipe audit (X9) - Status pendaftaran (X10) Hasil Penelitian Perbedaan hanya memanfaatkan informasi karakteristik perusahaan untuk aset total, konsentrasi kepemilikan dan tipe industri tetapi belum memanfaatkan ketujuh variabel karakteristik perusahaan lainnya dalam bereaksi terhadap informasi laba akuntansi. Sedangkan variabel kinerja tidak mempengaruhi ERC secara statistis. kesempatan pertumbuhan, CSR index, risiko sistematik / beta. Studi kasus yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di BEI sektor keuangan tahun 2011 hingga 2015 Hasil penelitian menunjukkan bahwa diketahui bahwa voluntary disclosure of financial information yang diproksi dengan menggunakan disclosure index Botosan (1997), dan CSR index secara simultan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ERC namun Perbedaan pada penelitian ini adalah terdapat variabel independen persistensi laba, leverage, kesempatan pertumbuhan, risiko sistematik / beta. Studi Persamaan Uji Statistik: - Analisis Regresi Berganda 3. Pengaruh Voluntary Disclossure Of Financial Information Eriana dan CSR Kartadjum Disclossure ena (2010) Terhadap Earning Response Coefficient (Survey pada Perusahaan Variabel: - ERC (Y) - Disclosure index (X1) - CSR index (X2) Uji Statistik: - Analisis Regresi Berganda Persamaan pada penelitian ini adalah menggunakan variabel ERC dan CSR disclosure. Uji statistik yang digunakan adalah analisis regresi. 40 No Peneliti Judul Variabel dan Uji Statistik Manufaktur di BEI 2008 – 2009). 4. Mehdi Moradi, Mahdi Salehi, dan Zakiheh Erfanian (2011) Variabel: - Abnormal A Study of return (Y) The Effect - Unexpected of Financial earning Leverage on (X1) Earnings - Financial Response leverage Coefficient (dummy through out variable) Income (X2) Approach: Iranian Uji Statistik: Evidence - Analisis Regresi Berganda Hasil Penelitian Perbedaan secara parsial masingmasing variabel independen memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap ERC dimana voluntary disclosure of financial information memiliki arah positif tidak signifikan, sedangkan sebaliknya CSR disclosure memiliki pengaruh negatif signifikan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara laba akuntansi dan abnormal return yang menunjukkan perubahan perilaku dan keyakinan para investor sebagai akibat dari perubahan laba. Para investor dari Bursa Efek Teheran memperhitungkan struktur modal perusahaan dan utang ketika bereaksi terhadap perubahan laba tak terduga. Diharapkan pada perusahaan dengan kasus yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di BEI sektor keuangan tahun 2011 hingga 2015 Perbedaan pada penelitian ini adalah pada variabel dependen berupa ERC dengan meregresikan CAR dan UE. Variabel dependen yang digunakan adalah persistensi laba, kesempatan pertumbuhan, CSR index, dan risiko sistematik / Persamaan Persamaan pada penelitian ini adalah menggunakan variabel leverage. Uji statistik yang digunakan adalah analisis regresi. 41 No 5. Peneliti Dyah Hayu Pradipta dan Anna Purwa ningsih (2011) Judul Pengaruh Luas Pengungkap an Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan Terhadap Earning Response Coefficient (ERC), dengan Ukuran Perusahaan dan Variabel dan Uji Statistik Variabel: - ERC (Y) - CSR index (X1) - Ukuran perusahaan (variabel kontrol) (X2) - Leverage (variabel kontrol) (X3) Uji Statistik: - Analisis Regresi Berganda Hasil Penelitian Perbedaan financial leverage yang tinggi, peningkatan hasil pendapatan perusahaan pada solvabilitas. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa ERC yang rendah terdapat pada perusahaan dengan financial leverage yang tinggi, dan sebaliknya pada perusahaan dengan financial leverage yang rendah maka ERC nya pun akan tinggi. Hasil penelitian ini menemukan bahwa luas pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan berpengaruh negatif terhadap ERC. Artinya, semakin besar luas pengungkapan tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan maka ERC perusahaan akan semakin kecil. Hal ini mengindikasikan bahwa investor dapat beta. Studi kasus yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di BEI sektor keuangan tahun 2011 hingga 2015 Perbedaan pada penelitian ini adalah terdapat variabel independen persistensi laba, kesempatan pertumbuhan, risiko sistematik / beta. Studi kasus yang digunakan adalah perusahaan Persamaan Persamaan pada penelitian ini adalah menggunakan variabel ERC, CSR disclosure, dan leverage. Uji statistik yang digunakan adalah analisis regresi. 42 No Peneliti Judul Variabel dan Uji Statistik Leverage Sebagai Variabel Kontrol 6. Dita Willjayanti (2012) Pengaruh Struktur Modal dan Kualitas Audit Terhadap Earning Response Coefficient Variabel: - ERC (Y) - Financial Leverage (X1) - Ukuran KAP (X2) Uji Statistik: - Analisis Regresi Berganda Hasil Penelitian Perbedaan mempertimbangkan informasi tanggung jawab sosial dan lingkungan perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam keputusan berinvestasi selain informasi laba. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan (size) dan leverage, sebagai variabel kontrol, berpengaruh negatif terhadap ERC. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa LEV dan KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap ERC. Hal ini disebabkan adanya kecenderungan investor yang lebih mengacu pada informasi rasional yang berkaitan dengan aspek fundamental dari perusahaan sebagai ukuran kinerja perusahaan. Selain itu, peningkatan regulasi audit membuat tidak ada perbedaan dalam penilaian standar yang terdaftar di BEI sektor keuangan tahun 2011 hingga 2015 Perbedaan pada penelitian ini adalah terdapat variabel independen persistensi laba, kesempatan pertumbuhan, CSR index, risiko sistematik / beta. Studi kasus yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar Persamaan Persamaan pada penelitian ini adalah menggunakan variabel ERC dan leverage. Uji statistik yang digunakan adalah analisis regresi. 43 No 7. Peneliti Hans Hananto Andreas (2012) Judul Spesialisasi Industri Auditor Sebagai Prediktor Earnings Response Coefficient Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Variabel dan Uji Statistik Variabel: - ERC (Y) - Spesialisasi industri auditor (X1) - Persistensi laba (variabel kontrol) (X2) - Pertumbuha n perusahaan (variabel kontrol) (X3) - Struktur modal (variabel kontrol) (X4) - Ukuran perusahaan (variabel kontrol) (X5) - Konservatis me akuntansi (variabel kontrol) (X6) Hasil Penelitian Perbedaan kualitas audit yang dilakukan KAP big four dan KAP non big four. di BEI sektor keuangan tahun 20112015 Hasil penelitian ini menemukan bahwa spesialisasi industri auditor berpengaruh positif pada ERC. Investor merespon positif dengan adanya auditor spesialisasi industri. ERC untuk auditor spesialisasi industri lebih tinggi dari pada ERC untuk auditor non spesialisasi industri. Hal ini berarti dapat dikatakan bahwa kualitas earnings yang dilaporkan dipengaruhi oleh spesialisasi industri auditor. Investor mengerti bahwa penggunaan auditor spesialis industri dapat meningkatkan kualitas earnings. Perbedaan pada penelitian ini adalah terdapat variabel independen CSR index, risiko sistematik / beta. Studi kasus yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di BEI sektor keuangan tahun 20112015 Persamaan Persamaan pada penelitian ini adalah menggunakan variabel ERC, persistensi laba, pertumbuhan perusahaan, dan struktur modal. Uji statistik yang digunakan adalah analisis regresi. 44 No 8. Peneliti MI Mitha Dwi Restuti dan Cecilia Nathaniel (2012) Judul Variabel dan Uji Statistik Uji Statistik: - Analisis Regresi Berganda Variabel: - Cummulati ve abnormal return (Y) - Unexpected Earnings (X1) Pengaruh - Corporate Pengungkap social an disclosure Corporate index (X2) Social - Beta Responsibili (variabel ty Terhadap kontrol) Earning (X3) Response - Price to Coefficient book value (variabel kontrol) (X4) Uji Statistik: - Analisis Regresi Berganda Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan Hasil penelitian ini ditemukan bahwa pengungkapan Corporate Social Responsibility tidak berpengaruh terhadap Earning Response Coefficient (ERC). Hal ini dapat dikatakan bahwa investor belum memperhatikan informasi-informasi sosial yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan sebagai informasi yang dapat mempengaruhi investor dalam melakukan keputusan investasi. Investor masih mengganggap informasi laba lebih bermanfaat dalam menilai perusahaan dan dianggap lebih mampu memberikan informasi untuk mendapatkan return saham yang diharapkan oleh investor dibandingkan Perbedaan pada penelitian ini adalah pada variabel dependen berupa ERC dengan meregresikan CAR dan UE. Selain itu terdapat variabel independen persistensi laba, leverage, kesempatan pertumbuhan. Studi kasus yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di BEI sektor keuangan tahun 2011 hingga 2015 Persamaan pada penelitian ini adalah menggunakan variabel CSR disclosure dan beta. Uji statistik yang digunakan adalah analisis regresi. 45 No Peneliti Judul Variabel dan Uji Statistik Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan Hasil penelitian ini menyatakan bahwa risiko, leverage, peluang pertumbuhan, persistensi laba dan kualitas corporate social resposibility berpengaruh secara simultan terhadap ERC. Sedangkan hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa risiko, leverage, kualitas tanggung jawab sosial perusahaan berpengaruh negatif terhadap ERC, sedangkan peluang pertumbuhan, persistensi laba tidak berpengaruh terhadap ERC. Perbedaan pada penelitian ini adalah pada variabel dependen berupa ERC dengan meregresikan CAR dan UE. Selain itu terdapat variabel independen CSR index. Studi kasus yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di BEI sektor keuangan tahun 2011 hingga 2015 Persamaan pada penelitian ini adalah menggunakan variabel risiko sistematik, leverage, peluang pertumbuhan, dan persistensi laba. Uji statistik yang digunakan adalah analisis regresi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan menyatakan bahwa struktur modal, ukuran perusahaan maupun kualitas auditor Perbedaan pada penelitian ini adalah terdapat variabel independen Persamaan pada penelitian ini adalah menggunakan variabel ERC dan struktur modal. Uji dengan informasi sosial yang diungkapkan oleh perusahaan. 9. 10. Ely Imroatuss olihah (2013) Hanung Desy Hapsari dan Panubut Simorangk ir (2013) Pengaruh Risiko, Leverage, Peluang Pertumbuhan, Persistensi Laba dan Kualitas Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Earning Response Coefficient (ERC) pada Perusahaan High Profile FaktorFaktor yang Mempengar uhi Earning Response Coefficient (ERC) pada Variabel: - Cummulative abnormal return (Y) - Risiko (beta) (X1) - Leverage (X2) - Peluang pertumbuhan (X3) - Persistensi laba (X4) - Kualitas tanggung jawab sosial perusahaan (X5) Uji Statistik: - Analisis Regresi Berganda Variabel: - ERC (Y) - Struktur modal (X1) - Ukuran perusahaan (X2) 46 No 11. Peneliti Maisil Delvira dan Nelvirita (2013) Variabel dan Hasil Penelitian Uji Statistik Perusahaan - Kualitas berpengaruh negatif Kompas auditor (X3) terhadap ERC, 100 yang sedangkan secara Terdaftar di Uji Statistik: parsial hanya struktur Bursa Efek - Analisis modal yang Indonesia Regresi memunyai pengaruh Periode Berganda terhadap ERC. 2009 – 2010 Dengan demikian besaran struktur modal, ukuran perusahaan dan kualitas auditor yang dimiliki oleh sebuah emiten dapat dijadikan pertimbangan untuk mengetahui keterkaitan antara pengumuman laba dan reaksi investor terhadap harga pasar saham perusahaan. Pengaruh Hasil penelitian ini Risiko Variabel: menyimpulkan bahwa Sistematik, - ERC (Y) risiko sistematik Leverage - Risiko berpengaruh dan sistematis signifikan negatif Persistensi (X1) terhadap ERC pada Laba - Leverage perusahaan Terhadap (X2) manufaktur yang Earnings - Persistensi terdaftar di PT Bursa Response laba (X3) Efek Indonesia. Coefficient Leverage tidak (ERC) Uji Statistik: berpengaruh terhadap (Studi pada - Analisis ERC pada perusahaan Perusahaan Regresi manufaktur yang Manufaktur Berganda terdaftar di PT Bursa yang Go Efek Indonesia. Judul Perbedaan Persamaan persistensi laba, kesempatan pertumbuhan, CSR index, risiko sistematik / beta. Studi kasus yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di BEI sektor keuangan tahun 2011 hingga 2015 statistik yang digunakan adalah analisis regresi. Perbedaan pada penelitian ini adalah terdapat variabel independen kesempatan pertumbuhan dan CSR index,. Studi kasus yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar Persamaan pada penelitian ini adalah menggunakan variabel ERC, risiko sistematik, leverage, dan persistensi laba. Uji statistik yang digunakan adalah analisis regresi. 47 No Peneliti Judul Public di BEI Tahun 2008-2010) 12. Relationshi p between Earning Response Coefficient of Cheng Fan Insurance Fah dan Firm and Lee Hui Ex Growth Sin (2014) Opportuniti es, Earned Premium Incomes, and Comission in Malaysia Variabel dan Uji Statistik Hasil Penelitian Persistensi laba berpengaruh signifikan positif terhadap ERC pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian ini Variabel: menunjukkan bahwa - Abnormal unexpected earning return (Y) mempengaruhi harga - Earning per saham secara positif share (X1) dan signifikan. - Earned Dengan hasil yang premium diperoleh, dapat income (X2) disimpulkan bahwa - Net hipotesis pertama investment diterima. Perubahan income (X3) pada harga saham - Net claims dapat dijelaskan oleh incurred tanda dan besarnya (X4) perubahan pendapatan - Commissitahunan tidak terduga on paid yang dilaporkan oleh (X5) perusahaan asuransi. - Total assets Earned premium (X6) income, net inestment - Total income, net claims liabilities incurred, total assets, (X7) dan total liabilities menunjukkan secara Uji Statistik: tidak signifikan - Analisis hubungan dengan Regresi kesempatan Berganda pertumbuhan pada industri asuransi di Perbedaan Persamaan di BEI sektor keuangan tahun 2011 hingga 2015 Perbedaan pada penelitian ini adalah pada variabel dependen berupa ERC dengan meregresikan CAR dan UE. Variabel independen pada penelitian ini yaitu persistensi laba, leverage, kesempatan pertumbuhan, CSR index, risiko sistematik / beta. Studi kasus yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar Persamaan pada penelitian ini adalah menggunakan uji statistik analisis regresi. 48 No Peneliti Judul Variabel dan Uji Statistik Hasil Penelitian Malaysia. 13. 14. Eka Larasanta Buana (2014) Sem Paulus Silalahi (2014) Pengaruh Risiko Sistematik, Persistensi Laba dan Kesempatan Bertumbuh Terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2009-2012) Pengaruh Corporate Social Responsibili ty (CSR) Disclosure, Beta dan Price to Book Value (PBV) Terhadap Variabel: - ERC (Y) - Risiko sistematik (X1) - Persistensi laba (X2) - Kesempatan bertumbuh (X3) Uji Statistik: - Analisis Regresi Berganda Variabel: - ERC (Y) - CSR index (X1) - Beta (X2) - Price to Book Value (X3) Uji Statistik: - Analisis Perbedaan Persamaan di BEI sektor keuangan tahun 2011 hingga 2015 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan risiko sistematik, persistensi laba dan kesempatan bertumbuh tidak berpengaruh terhadap ERC. Adapun pengaruh secara parsial risiko sistematik tidak berpengaruh signifikan terhadap ERC, persistensi laba tidak berpengaruh signifikan terhadap ERC, dan kesempatan bertumbuh tidak berpengaruh signifikan terhadap ERC. Perbedaan pada penelitian ini adalah terdapat variabel independen leverage dan CSR index. Studi kasus yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di BEI sektor keuangan tahun 2011 hingga 2015 Persamaan pada penelitian ini adalah menggunakan variabel ERC, risiko sistematik, persistensi laba, dan kesempatan pertumbuhan. Uji statistik yang digunakan adalah analisis regresi. Hasil penelitian ini menemukan bahwa variabel Corporate Social Responsibility (CSR) disclosure dan variabel beta tidak berpengaruh terhadap ERC, sedangkan variabel Price to Book Value (PBV) memiliki pengaruh yang Perbedaan pada penelitian ini adalah terdapat variabel independen persistensi laba, leverage, kesempatan Persamaan pada penelitian ini adalah menggunakan variabel ERC, CSR index, dan beta. Uji statistik yang digunakan adalah analisis regresi. 49 No Peneliti Judul Earnings Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) 15. Dian Masita Dewi (2015) The Role of CSRD on Company’s Financial Performanc e and Earnings Response Coefficient (ERC) Variabel dan Hasil Penelitian Uji Statistik Regresi signifikan terhadap Berganda ERC. Variabel: - ERC (Y1) - ROA (Y2) - ROE (Y3) - CSR index (X1) Uji Statistik: - Analisis Regresi Berganda dan General Linear Multivariate Model Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CSRD mempengaruhi ROE. Sebaliknya, CSRD tidak mempengaruhi ROA dan ERC. Umumnya, investor cenderung menggunakan informasi jangka pendek sehingga mereka mengabaikan CSRD yang dianggap sebagai sumber informasi jangka menengah dan panjang. Perbedaan Persamaan pertumbuhan, dan CSR index. Studi kasus yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di BEI sektor keuangan tahun 2011 hingga 2015 Perbedaan pada penelitian ini terdapat variabel independen persistensi laba, leverage, kesempatan pertumbuhan, dan risiko sistematik / beta. Studi kasus yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di BEI sektor keuangan tahun 2011 2015 Persamaan pada penelitian ini adalah menggunakan variabel ERC dan CSR index. Uji statistik yang digunakan adalah analisis regresi. 50 No 16. 17. Peneliti Mohamed Naceur Mahjoubi dan Ezzeddine Abaoub (2015) Yosefa Sayekti (2015) Judul Variabel dan Uji Statistik Hasil Penelitian Perbedaan Perbedaan pada Hasil penelitan penelitian ini memperkirakan versi adalah pada modifikasi dari Easton variabel dan Harris (1991) dependen model yang berupa ERC menggabungkan laba dengan kejutan dan tingkat meregresikan Variabel: return sebagai CAR dan UE. - Abnormal prediktor, Earnings Variabel return mengkonfirmasi Response independen - Return prediksi teoritis pada Coefficient pada - Earning positif hubungan labaas a penelitian ini suprise return. Namun, Measure of yaitu - Earning per penghasilan hanya Market persistensi share tidak secara statistik Expectalaba, signifikan. Hasil ini tions: leverage, Uji Statistik: menunjukkan Evidence kesempatan - Earnings dominasi laba kejutan. from Tunis pertumbuhan, forecasting Amplitudo koefisien Stock CSR index, methods menunjukkan peran Exchange risiko and anak perusahaan dari sistematik / regression tingkat pendapatan beta. Studi dibandingkan dengan kasus yang mengejutkan di digunakan regresi laba. Temuan perusahaan ini menunjukkan sifat yang terdaftar yang relatif permanen di BEI sektor dari laba perusahaan keuangan Tunisia. tahun 20112015. Strategic Variabel: Hasil penelitian ini Perbedaan Corporate - Cummulati menunjukkan pada Social ve pengaruh strategis dan penelitian ini Responsibili abnormal non strategis CSR adalah pada ty (CSR), return (Y) terhadap ERC. variabel Persamaan Persamaan pada penelitian ini adalah menganalisa ERC. Uji statistik yang digunakan adalah analisis regresi. Persamaan pada penelitian ini adalah menggunakan variabel beta. 51 No Peneliti Variabel dan Uji Statistik Company - Unexpected Financial earnings Performanc - ROA e, and - Price to Earning book value Response ratio Coefficient: - Tingkat Empirical CSR Evidence on strategis Indonesian - Tingkat Listed CSR non Companies. strategis - Total aset - Beta Judul Uji Statistik: - Analisis Regresi Berganda 18. A Study on the Mohsen Hosseini, Relationship Kamal between Nadafi Earnings Chalestori, ManageSaeid ment Rezahi Hi, Incentives dan Ehsan and Ebrahimi Earnings Response (2016) Coefficient Variabel: - ERC - Net profit - Operating profit - Cash on hand obtained from operating activities - Total Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan Hasilnya, CSR strategis dan non strategis secara positif dan negatif mempengaruhi masing-masing kinerja keuangan. Tingkat pengungkapan CSR strategis di laporan tahunan mempengaruhi ERC, sedangkan CSR non strategis tidak mempengaruhi ERC. Kontribusi utama pada penelitian ini adalah pengembangan tanda matriks untuk membedakan antara CSR strategis dan CSR non strategis. dependen berupa ERC dengan meregresikan CAR dan UE. Variabel independen pada penelitian ini yaitu persistensi laba, leverage, kesempatan pertumbuhan, CSR index. Studi kasus yang digunakan perusahaan yang terdaftar di BEI sektor keuangan tahun 2011 hingga 2015 Perbedaan pada penelitian ini adalah pada variabel dependen berupa ERC dengan meregresikan CAR dan UE. Variabel independen Uji statistik yang digunakan adalah analisis regresi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa menurut hasil hipotesis pertama dan ketiga, terdapat hubungan antara manajemen insentif laba dan ERC. Sedangkan pada hipotesis kedua menunjukkan hubungan negatif Persamaan pada penelitian ini adalah menggunakan variabel ERC. Uji statistik yang digunakan adalah analisis regresi. 52 No Peneliti Judul Variabel dan Uji Statistik accruals - Financial incentive - Debt limit Hasil Penelitian Perbedaan antara manajemen insentif laba dan ERC di sebagian tes sub hipotesis pada penelitian ini yaitu persistensi laba, leverage, kesempatan pertumbuhan, CSR index, risiko sistematik / beta. Studi kasus yang digunakan perusahaan yang terdaftar di BEI sektor keuangan tahun 20112015. Uji Statistik: - Multivariate linear regression Persamaan Sumber : Penelitian Terdahulu (data diolah) C. Keterkaitan antar Variabel 1. Persistensi laba berpengaruh terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) Pengujian empiris yang telah dilakukan oleh Mulyani, dkk (2007), Kormendi dan Lipe (1987), Delvira dan Nelvirita (2013) menemukan hasil yang konsisten bahwa persistensi laba berpengaruh positif terhadap Earnings Response Coefficient (ERC). Investor akan lebih responsif terhadap laba bagi perusahaan yang memiliki tingkat persistensi tinggi. 53 Persistensi laba mencerminkan kualitas laba perusahaan dan menunjukkan bahwa perusahaan dapat mempertahankan laba dari waktu ke waktu dan bukan hanya karena suatu peristiwa tertentu. Scott (2009) mengatakan bahwa semakin permanen perubahan laba dari waktu ke waktu, maka semakin tinggi ERC. Apabila perusahaan diyakini dapat mempertahankan laba yang dihasilkan di masa depan, maka informasi laba yang disajikan tersebut akan cenderung lebih kuat mempengaruhi pasar. Dengan kata lain, persistensi laba memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap ERC. 2. Leverage berpengaruh terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) Peningkatan Earnings Response Coefficient (ERC) akan terjadi jika leverage sebuah perusahaan lebih kecil. Penelitian yang dilakukan oleh Moradi, Salehi, dan Erfanian (2010) menemukan ERC pada perusahaan dengan tingkat leverage rendah akan lebih besar dibandingkan dengan ERC pada perusahaan dengan tingkat leverage tinggi. Perusahaan yang memiliki leverage keuangan tinggi, informasi peningkatan laba perusahaan merupakan good news bagi kreditur, sehingga laba akan mengalir lebih banyak kepada kreditur dibandingkan pemegang saham. Pengujian sebelumnya dengan menggunakan DER dilakukan oleh Dhaliwal dan Reynolds (1994), Mulyani, dkk (2007), Moradi, Salehi, dan Erfanian (2010), Pradipta dan Purwaningsih (2011), Hapsari dan Simorangkir (2013), ditemukan bahwa leverage berkorelasi secara negatif signifikan dengan ERC. 54 3. Kesempatan pertumbuhan berpengaruh terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) Penelitian oleh Collins dan Kothari (1989) menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki kesempatan bertumbuh yang lebih besar akan memiliki Earnings Response Coefficient (ERC) tinggi. Kondisi ini menunjukkan bahwa semakin besar kesempatan bertumbuh perusahaan maka semakin tinggi kesempatan perusahaan mendapatkan atau menambah laba yang diperoleh perusahaan pada masa mendatang. Kesempatan pertumbuhan berhubungan dengan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Keyakinan akan pertumbuhan laba di masa depan akan meningkatkan nilai dari informasi laba yang disajikan. Berbagai penelitian terdahulu telah dilakukan oleh Novianti (2012), Susanto (2012), dan Amelia (2013) menyimpulkan bahwa kesempatan bertumbuh berpengaruh positif signifikan terhadap ERC. 4. CSR disclosure berpengaruh terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) Sayekti dan Wondabio (2007), Kertadjumena (2010), Restuti dan Nathaniel (2012) melakukan penelitian mengenai pengaruh CSR terhadap ERC yang memberikan hasil bahwa pengungkapan CSR memiliki pengaruh negatif terhadap ERC. Apabila ketidakpastian prospek perusahaan di masa mendatang tinggi maka ERC juga tinggi. Informasi pengungkapan CSR diharapkan perusahaan dalam laporan tahunannya dapat mengurangi ketidakpastian prospek perusahaan di 55 masa mendatang. Peneltian lain mengenai CSR disclosure dilakukan oleh Daud dan Syarifuddin (2008) dalam Anggraini (2015) yang menunjukkan hasil berbeda dimana CSR disclosure berpengaruh positif signifikan terhadap ERC yang berarti bahwa dengan adanya peningkatan pengungkapan informasi tanggung jawab sosial perusahaan akan meningkatkan reaksi investor terhadap laba. 5. Risiko sistematik berpengaruh terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) Semakin tinggi risiko suatu perusahaan maka semakin rendah Earnings Response Coefficient (ERC). Dengan kata lain, semakin tinggi risiko suatu perusahaan, maka semakin rendah reaksi investor terhadap kejutan laba (unexpected earnings) dan akan diikuti oleh ERC yang rendah pula. Dengan demikian hubungan antara risiko dengan ERC akan bersifat negatif dan signifikan. Perusahaan dengan risiko beta rendah, ketika laba perusahaan tersebut diumumkan maka investor akan bereaksi positif terhadap saham perusahaan tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Tiolemba (2008) dan Delvira (2013) juga menemukan bahwa risiko perusahaan atau risiko sistematik berpengaruh negatif signifikan terhadap ERC. D. Kerangka Pemikiran Informasi laba merupakan hal yang penting bagi para pemakainya. Hal ini karena informasi laba dapat digunakan untuk menilai kinerja suatu 56 perusahaan, apakah perusahaan tersebut melaporkan labanya lebih tinggi atau lebih rendah dari tahun sebelumnya serta menilai prospek perusahaan di masa mendatang. Kualitas laba yang rendah akan membuat para pengguna informasi tersebut seperti investor dan kreditor salah dalam pengambilan keputusan. Dalam mengetahui kualitas laba yang baik dapat diukur dengan menggunakan Earnings Response Coefficient (ERC) yang merupakan bentuk pengukuran kandungan informasi dalam laba. Hal ini karena laba yang dipublikasikan dapat memberikan respon yang bervariasi, yang menunjukkan reaksi pasar terhadap informasi laba. Reaksi yang diberikan tergantung dari kualitas laba yang dihasilkan perusahaan. Dengan kata lain, laba yang dihasilkan memiliki kekuatan respon (power of respon). Kuatnya reaksi pasar terhadap informasi laba yang tercermin dari tingginya ERC menunjukkan laba yang berkualitas. Demikian sebaliknya, lemahnya reaksi pasar tehadap informasi laba yang tercermin dari rendahnya ERC menunjukkan laba yang dilaporkan kurang atau tidak berkualitas. Beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ERC salah satunya adalah persistensi laba, leverage, kesempatan pertumbuhan, CSR disclosure, dan risiko sistematik. Berdasarkan judul penelitian diatas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Earnings Response Coefficient (ERC) maka dibuat kerangka pemikirian penelitian sebagai berikut : 57 Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran Latar Belakang Rumusan Masalah Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Earnings Response Coeffecient (ERC) karena cukup penting untuk mengetahui dan mengukur kekuatan informasi laba dan return saham. 1. Bagaimana pengaruh variabel independen terhadap Earnings Response Coefficient (ERC). 2. Variabel independen manakah yang paling dominan mempengaruhi Earnings Response Coefficient (ERC). Determined of Earnings Response Coefficient (ERC) Variabel Independen Variabel Dependen Persistensi Laba (X1) Leverage (X2) Kesempatan Pertumbuhan (X 3) CSR Disclosure (X4) Risiko Sistematik / Beta (X5) Earnings Response Coefficient (ERC) (Y) Analisis Regresi Data Panel Common Effect Uji Chow Fixed Effect Random Effect Uji Hausman Fixed Effect Hasil Pengujian Model Uji Dasar Asumsi Klasik 1. Multikolineritas 2. Heteroskedastisitas Uji Hipotesis 1. Uji F 2. Uji t 3. Koefisien Determinan (R2) Interpretasi dan Kesimpulan 58 E. Hipotesis Hipotesis bisa didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hubungan tersebut diperkirakan berdasarkan jaringan asosiasi yang ditetapkan dalam kerangka teoritis yang dirumuskan untuk studi penelitian. Dengan menguji hipotesis dan menegaskan perkiraan hubungan, diarapkan bahwa solusi dapat ditemukan untuk mengatasi masalah yang dihadapi (Sekaran, 2014:153). Berdasarkan asumsi-asumsi diatas, untuk menguji faktor-faktor yang mempengaruhi Earnings Response Coefficient (ERC), maka dapat ditarik rumusan hipotesis penelitian sebagai berikut : 1. Ha1 : terdapat pengaruh positif persistensi laba terhadap ERC. 2. Ha2 : terdapat pengaruh positif leverage terhadap ERC. 3. Ha3 : terdapat pengaruh positif kesempatan pertumbuhan terhadap ERC. 4. Ha4 : terdapat pengaruh positif CSR disclosure terhadap ERC. 5. Ha5 : terdapat pengaruh positif risiko sistematik/beta terhadap ERC. 6. Ha6 : terdapat pengaruh persistensi laba, leverage, kesempatan pertumbuhan, CSR disclosure, dan risiko sistematik/beta secara simultan terhadap ERC. 59 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi Earnings Response Coefficient (ERC) pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 5 tahun dihitung dari 2011 hingga 2015. Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor keuangan. Jenis penelitian pada penelitian ini adalah studi literatur, yaitu dengan menelusuri penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dengan cara mengupas (criticize), membandingkan (compare), meringkas (summarize), dan mengumpulkan (synthesize) suatu literatur sehingga peneliti dapat membuat kesimpulan dan melakukan pembaharuan dalam penelitian ini. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran mengenai kondisi, perubahan, dan permasalahan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ERC dan bagaimana pengaruh persistensi laba, leverage, kesempatan pertumbuhan, CSR disclosure, dan risiko sistematik/beta terhadap ERC pada masing-masing perusahaan yang diteliti, yang nantinya dapat berguna untuk penentuan strategi dalam menghadapai persaingan, perkembangan, serta pengambilan keputusan dalam pertumbuhan dimasa mendatang. Pada penelitian ini melakukan pengolahan data menggunakan bantuan aplikasi Eviews versi 8 dan Microsoft Excel 2016. B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi merupakan subyek dari penelitian yang dilakukan. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kulitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono : 2010). Populasi tidak hanya berupa orang tetapi juga bisa sebuah obyek dan benda-benda alam lainnya. Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah seluruh perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berjumlah 91 perusahaan. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010). Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling artinya pengambilan sampel secara sengaja dan dipilih berdasarkan kriteria tertentu yang diperlukan, yang berarti pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan pertimbangan tertentu. Penggunaan metode ini bertujuan agar sampel yang diambil relevan dengan tujuan penelitian. Sampel yang terdapat pada penelitian ini adalah perusahaan sektor keuangan yang tercatat di BEI selama kurun waktu 5 tahun yaitu dimulai 2011 – 2015. Sampel dalam penelitian ini diambil berdasarkan ketentuan sebagai berikut berikut : 61 1. Perusahaan sektor keuangan yang listing di Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan 2011-2015. 2. Secara konsisten tidak mengalami perubahan nama dan bentuk badan usaha pada periode pengamatan 2011-2015. 3. Menyajikan laporan tahunan dan laporan keuangan pada periode pengamatan 2011-2015 dan telah dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia. Dengan kriteria pengambilan sampel diatas maka terpilih 49 perusahaan sektor keuangan telah ditetapkan. C. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian yang bersifat kuantitatif, yakni dengan melakukan kajian terhadap data dan informasi yang diperoleh serta memberikan penilaian terhadap permasalahan tersebut. Data kuantitatif yaitu informasi yang dinyatakan berupa satuan angka (numerik), bersifat diskrit (bulat/utuh) atau kontinu (pecahan/interval) (Wijaya, 2013:20). Data yang digunakan adalah data panel yaitu gabungan data dari data antar perusahaan (cross section) dengan data antar waktu (time series). Data cross section yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu yang dapat menggambarkan tentang perkembangan suatu kejadi/kegiatan tertentu. Data antar waktu (time series) adalah data yang dikumpulkan pada waktu tertentu 62 yang dapat menggambarkan keadaan atau karakteristik objek pada saat penelitian dilakukan (Muhidin dan Abdurrahman, 2011:16). Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi dengan sumber data yang berasal dari data sekunder. Data sekunder dalam penelitian ini berupa laporan tahunan, laporan keuangan masing-masing perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di BEI periode 2011-2015, data harga saham harian, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harian yang dapat diperoleh dari www.idx.co.id, www.yahoofinance.com, ataupun internal masing-masing bank. Selain itu pengumpulan data dilengkapi dengan cara penelitian pustaka (library research). Peneliti mencari data-data sesuai dengan permasalahan dengan membaca dan mempelajari dari berbagai sumber seperti jurnal, koran, buku-buku, internet, dan berbagai perangkat tertulis lainnya yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi ERC yang dapat digunakan untuk memperkuat dan mempertajam analisis penelitian. D. Metode Analisis Data Metode analisis data adalah metode yang digunakan untuk mengolah dan memprediksi hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Metode ini meliputi analisis regresi data panel dan metode uji asumsi klasik. 63 1. Analisis Data Panel Data yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan kombinasi dari data time series dan cross section. Estimasi yang dilakukan dengan menyatukan kedua data tersebut yang disebut dengan data pooling atau panel data dengan pengolahan data menggunakan Software Eviews 8.0 untuk menjelaskan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Software Microsoft Excel 2016 juga dipakai untuk mempermudah pengelolaan data seperti pembuatan grafik, tabel, dan lain-lain. Data panel (pool) yakni data yang merupakan gabungan antara runtun waktu (time series) dengan seksi silang (cross section). Oleh karenanya, data panel memiliki gabungan karakteristik keduanya yaitu data yang terdiri dari beberapa objek dan meliputi beberapa waktu (Winarno, 2011). Metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel dapat dilakukan melalui tiga pendekatan, antara lain: a. Model Common Effect Model Common Effect atau Pooled Regression Model adalah motode estimasi yang menggabungkan (pooled) seluruh data time series dan cross section dengan menggunakan pendekatan OLS (Ordinary Least Square) untuk melakukan estimasi parameternya. Dengan pendekatan ini kita tidak bisa melihat perbedaan antar individu dan perbedaan antar waktu karena intercept maupun slope 64 dari model sama. Terlihat bahwa baik intercept maupun slope tidak berubah baik antara individu maupun antar waktu (Nachrowi dan Usman, 2006). Persamaan untuk Pooling Least Square ditulis dengan persamaan sebagai berikut: Yit = β0 + βXit + εit dengan : Yit = Variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t Xit = Variabel independen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t β = Koefisien slope atau koefisien arah β0 = Intersep model regresi εit = komponen error pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t b. Model Fixed Effect Teknik model Fixed Effect adalah teknik mengestimasi data panel dengan menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intercept. Pengertian Fixed Effect ini didasarkan adanya perbedaan intercept antara perusahaan namun intercept-nya sama antar waktu (time invariant). Disamping itu, model ini juga mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar perusahaan dan antar waktu. Pendekatan dengan variabel dummy ini dikenal dengan sebutan Fixed Effect Model atau Least Square Dummy Variabel (LSDV) atau disebut juga Covariance Model. Persamaan 65 pada estimasi dengan menggunakan fixed effect model dapat ditulis dalam bentuk sebagai berikut: Yit = β0i + βXit + εit dengan : Yit = Variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t Xit = Variabel independen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t β = Koefisien slope atau koefisien arah β0i = Intersep model regresi pada unit observasi ke-i εit = komponen error pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t c. Model Random Effect Random Effect Model adalah model etimasi regresi panel dengan asumsi koefisien slope kontan dan intersep berbeda antara individu dan antar waktu (Random Effect). Dimasukannya variabel dummy di dalam Fixed Effect Model bertujuan untuk mewakili ketidaktahuan tentang model yang sebenarnya. Namun, ini juga membawa konsekuensi berkurangnya derajat kebebasan (degree of freedom) yang pada akhirnya mengurangi efisiensi parameter. Masalah ini bisa diatasi dengan menggunakan variabel gangguan (error terms) yang dikenal dengan Random Effect. Model ini akan mengestimasi data panel dimana variabel gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar individu. 66 Model yang tepat digunakan untuk mengestimasi Random Effect adalah Generalized Least Square (GLS) sebagai estimatornya, karena dapat meningkatkan efisiensi dari least square. Bentuk umum untuk Random Effect Model adalah: Yit = β0i + βXi,t + ui + εit dengan : Yit = Variabel dependen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t Xit = Variabel independen pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t β = Koefisien slope atau koefisien arah β0i = Intercept model regresi ui = komponen error pada unit observasi ke-i εit = komponen error pada unit observasi ke-i dan waktu ke-t 2. Tahapan Analisis Data Dalam penelitian, harus dilakukan pemilihan antara tiga model yang ada yaitu metode kuadrat terkecil (Pooled Least Square/PLS), metode efek tetap (fixed effect model), dan metode efek random (random effect model). Pemilihan model dapat dilakukan dengan uji chow dan uji hausman. a. Uji Chow Uji Chow (F statistik) adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah model yang digunakan adalah common effect atau fixed effect (Nachrowi dan Usman, 2006). 67 b. Uji Hausman Uji Hausman digunakan untuk menentukan apakah menggunakan model fixed effect atau model random effect yang paling tepat (Nachrowi dan Usman, 2006). 3. Uji Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar terbebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala multikolinearitas, dan gejala autokorelasi. Model regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) yakni tidak terdapat heteroskedastisitas, tidak terdapat multikolinearitas, dan tidak terdapat autokorelasi (Sudrajat, 1988:164). Jika terdapat heteroskedastisitas, maka varian tidak konstan sehingga dapat menyebabkan biasnya standar error. Jika terdapat multikolinearitas, maka akan sulit untuk mengisolasi pengaruh-pengaruh individual dari variabel, sehingga tingkat signifikansi koefisien regresi menjadi rendah. Dengan adanya autokorelasi mengakibatkan penaksir masih tetap bias dan masih tetap konsisten hanya saja menjadi tidak efisien. Oleh karena itu, uji asumsi klasik perlu dilakukan. Pengujian-pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 68 a. Uji Multikolinearitas Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel independen. Jika antar variabel independen X’s terjadi multikolinearitas sempurna, maka koefisien regresi variabel X tidak dapat ditentukan dan nilai standar error menjadi tidak terhingga. Jika multikolinearitas antar variabel X’s tidak sempurna tetapi tinggi, maka koefisien regresi X dapat ditentukan, tetapi memiliki nilai standard error tinggi yang berarti nilai koefisien regresi tidak dapat diestimasi dengan tepat (Ghozali, 2009). Dalam penelitian ini uji multikolinearitas akan dilakukan dengan tolerance (TOL) dan variance inflation factor (VIF) jika nilai VIF tidak lebih dari 10, maka model dapat dinyatakan tidak memiliki gejala multikolinearitas (Suliyanto, 2011). Jika terdapat korelasi antara variabel independen, maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Suatu model regresi dikatakan bebas multikolinearitas jika mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1. Sedangkan jika dilihat dengan besaran korelasi antar variabel independen, maka suatu model regresi dapat dikatakan bebas multikolinieritas jika koefisien korelasi antar varibel harus lemah 69 (dibawa 0.05). Sebaliknya jika korelasi yang terjadi kuat, maka terjadi problem multikolinieritas (Santoso, 2004 : 203 – 206) b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatanyang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homoskedastitas dan jika berbeda disbut dengan heteroskedastisitas (Imam Ghozali, 2011). Uji heteroskedastisitas pada penelitian ini dapat dilihat menggunakan grafik plot dimana jika grafik plot menunjukkan suatu pola titik seperti titik yang bergelombang atau melebar kemudian menyempit, maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi sebaliknya, jika grafik plot tidak membentuk pola yang jelas maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 4. Uji Hipotesis Untuk menguji hipotesis digunakan uji-t sedangkan untuk menguji model regresi digunakan uji-f. 70 a. Uji F (Uji Signifikan Simultan) Uji F dikenal sebagai uji Anova, yang digunakan untuk melihat pengaruh dari semua variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya, atau bisa juga untuk menguji apakah model regresi yang dibuat signifikan atau tidak. Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F table, jika F hitung > dari F tabel, maka Ho ditolak, dan Ha diterima yang berarti nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05. Dan sebaliknya, jika F hitung < dari F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti nilai probabilitas lebih besar dari 0,05. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut : Ho : β = 0, Tidak terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Ha : β ≠ 0, Terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara varibel independen terhadap variabel dependen. b. Uji t (Uji Signifikan Parsial) Uji t adalah suatu jenis pengujian statistika yang dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan dari nilai yang diperkirakan, dengan nilai hasil perhitungan statistika. Pada dasarnya, uji t dapat menunjukkan seberapa jauh pengaruh dari suatu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variabel terikat. Derajat signifikansi yang digunakan sebsar 0,05. Jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 71 maka Hipotesis alternatif diterima dan dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut : Ho : β = 0, Tidak terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen. Ha : β ≠ 0, Terdapat pengaruh signifikan secara parsial antara varibel independen terhadap variabel dependen. c. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi mengukur kemampuan variabel X (variabel independen) mempengaruhi variabel Y (variabel dependen). Semakin besar koefisien determinasi menunjukkan semakin baik kemampuan variabel independen mampu menjelaskan variasi perubahan variabel dependen. Koefisien determinasi adalah seberapa besarnya kemampuan dari seluruh variabel bebas dalam menjelaskan varians dari variabel terikatnya. Koefisien determinasi dihitung dengan mengkuadratkan koefisien korelasi (R). Sebagai contoh, jika nilai R adalah sebesar 0,40 maka koefisien determinasi (R Square) adalah 0,70 x 0,70 = 0,49. Berarti kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan varians dari variabel terikatnya sebesar 49% dan terdapat 51% varians variabel terikat yang dijelaskan oleh faktor lain. 72 5. Uji Analisis Model Regresi Data Panel Model persamaan regresi data panel pada penelitian ini terdiri dari beberapa langkah yang digunakan untuk menganalisis kemampuan masing-masing variabel terhadap earnings response coefficient. Analisis regresi data panel digunakan jika parameter dari suatu hubungan fungsional antara 1 variabel dependen dengan lebih dari 1 variabel independen yang ingin diestimasikan. Analisis regresi data panel digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi earnings response coefficient. Adapun bentuk persamaanya adalah: Dengan keterangan sebagai berikut : Yit : Earnings Response Coefficient (ERC) C : Konstanta β1, β2, β3, β4, β5 : Koefisien regresi X1it : Persistensi Laba X2it : Leverage (DER) X3it : Kesempatan Pertumbuhan X4it : CSR Disclosure X5it : Risiko Sistematik / Beta eit : Error 73 E. Operasional Variabel Penelitian Pada operasional variabel penelitian akan dijelaskan tentang jenis variasi dari variabel operasional yang digunakan dalam penelitian yang meliputi dari nilai-nilai pada masing-masing varibel operasional. Penjelasan dari operasional variabel penelitian adalah sebagai berikut : 1. Variabel Dependen (Y) Variabel dependen adalah variabel yang variasinya dipengaruhi oleh variasi variabel independen. Variasi perubahan variabel dependen ditentukan oleh variasi perubahan variabel independen (Suliyanto, 2011). Variabel dependen pada penelitian ini adalah Earnings Response Coefficient (ERC) yang diperoleh dari regresi antara Cummulative Abnormal Return (CAR) sebagai proksi harga saham dan Unexpected Earning (UE) sebagai proksi laba saham yang digunakan untuk mengindikasikan atau menjelaskan perbedaan reaksi pasar atau respon harga saham terhadap informasi laba. Maka, untuk mencari nilai ERC dapat digunakan persamaan sebagai berikut : Keterangan : CARit : abnormal return kumulatif perusahaan i selama periode pengamatan ± 5 hari dari publikasi laporan keuangan. UEit : unexpected earning β0 : konstanta β1 : koefisien yang menunjukkan ERC 74 eit : komponen error dalam model atas perusahaan i pada periode t Cummulative abnormal return merupakan proksi harga saham atau reaksi pasar. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah closing price untuk saham dengan periode selama pelaporan. Untuk peristiwa pengumuman laba, CAR dihitung pada periode sektor tanggal pengumuman laporan keuangan untuk melihat bagaimana reaksi pasar terhadap informasi tersebut. CAR dihitung pada saat laba akuntansi dipublikasikan di dalam laporan keuangan mengacu pada penelitian Ardila (2012) dalam Anggraini (2015) dalam even window pendek selama 11 hari (5 hari sebelum pengumuman laporan keuangan, 1 hari pengumuman laporan keuangan, dan 5 hari setelah pengumuman laporan keuangan). CAR dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: 5 5 ∑ Keterangan : CARit (-5,+5) : Cummulative Abnormal Return perusahaan i pada waktu jendela peristiwa (even window) pada hari t-5 sampai t+5 ARit : Abnormal Return saham perusahaan i pada hari t Return saham dan return pasar perusahaan dihitung dengan menggunakan waktu pengamatan selama 11 hari perdagangan saham, yaitu dari t-5 sampai dengan t+5, tanggal untuk menentukan t 0 adalah 75 tanggal pada saat publikasi laporan keuangan di BEI, karena harga saham cenderung berfluktuasi pada beberapa hari sebelum dan sesudah pengumuman laba. Pengukuram abnormal return dalam penelitian ini menggunakan market adjust model yang mengasumsikan bahwa pengukuran terbaik adalah indeks pasar sehingga tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang estimasi adalah sama dengan return indeks pasar pada periode yang sama. Dalam hal ini return indeks pasar menggunakan return dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Abnormal return merupakan salah satu indikator yang dipakai guna melihat keadaan pasar yang sedang terjadi. Suatu informasi dapat dikatakan mempunyai nilai guna bagi investor apabila informasi tersebut memberikan reaksi untuk melakukan transaksi di pasar modal. Jogiyanto (2009) mendefinisikan abnormal return sebagai selisih antara actual return dan expected return. Abnormal Return akan positif jika return yang didapatkan lebih besar dari return yang diharapkan atau return yang dihitung. Sedangkan abnormal return akan negatif jika return yang didapatkan lebih kecil dari return yang diharapkan atau return yang dihitung (Cheng dan Christiawan, 2011:26). Abnormal return dapat dihitung sebagai berikut: Keterangan : 76 ARi,t : Abnormal Return perusahaan i pada periode ke-t Ri,t : Actual Return saham perusahaan i pada periode ke-t Rm,t : Return pasar pada periode ke-t Untuk memperoleh data abnormal return, terlebih dahulu harus mencari actual return (return sesungguhnya) perusahaan i pada hari t adalah sebagai berikut: Keterangan : Rit : Return saham perusahaan i pada hari t Pit : Harga penutupan saham i pada hari t Pit-1 : Harga penutupan saham i pada hari t – 1 Return pasar diwakili dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dihitung secara harian sebagai berikut : 1) 1 Keterangan : Rm,t : Return pasar harian IHSGt : Indeks Harga Saham Gabungan pada hari t IHSGt-1 : Indeks Harga Saham Gabungan pada hari t - 1 77 Selanjutnya, Unexpected Earnings (UE) dihitung dengan menggunakan perbandingan data periode berjalan dengan periode sebelumnya. Unexpected Earnings dihitung menggunakan pengukuran laba per lembar saham dengan model random walk (Moradi dkk, 2010 dalam Delvira dan Nelvirita, 2013) yakni diukur dengan rumus sebagai berikut: 1 1 Keterangan : UEit : Unexpected Earning perusahaan i pada periode t EPSit : Laba per lembar saham perusahaan i pada periode t Eit-1 : Laba per lembar saham perusahaan i pada periode sebelumnya (t-1) 2. Variabel Independen (X) Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab besar kecilnya nilai variabel yang lain. Variabel independen yang digunakan pada penelitian ini adalah : a. Persistensi Laba (X1) Persistensi laba diukur berdasarkan slope regresi atas perbedaan laba perusahaan saat ini dengan laba sebelumnya (Chandrarin, 2003). Keterangan: Xit : Laba bersih perusahaan i pada tahun t 78 Xit-1 : Laba bersih perusahaan i pada tahun t-1 β : Koefisien hasil regresi (persistensi laba) b. Leverage (X2) Leverage diukur berdasarkan debt to equity ratio (DER) c. Kesempatan Pertumbuhan (X3) Kesempatan pertumbuhan diukur dari market to book value ratio masing-masing perusahaan pada periode akhir periode laporan keuangan (Jaswadi, 2003 dalam Mulyani, 2007) berdasarkan jumlah saham beredar, harga saham, dan total ekuitas d. CSR Disclosure (X4) CSR disclosure diukur berdasarkan CSR index. Komponen pengungkapan tanggung jawab social mengacu pada Global Reporting Initiative (GRI) dengan menggunakan checklist pada masing-masing indikator yaitu indikator kinerja ekonomi, indikator kinerja lingkungan, indikator kinerja sosial (tenaga kerja, hak asasi manusia, sosial, dan tanggung jawab produk). ∑ Keterangan: CSRIj : Coporate Social Responsibility Index perusahaan j Æ©Xji : Jumlah item/indikator yang diungkapkan perusahaan j 79 nj : Total item/indikator pengungkapan perusahaan j e. Risiko Sistematik / Beta (X5) Risiko diukur menggunakan risiko sistematik (beta) dengan menggunakan market model (Hartono, 2003 dalam Mulyani, 2007) dengan menggunakan rumus CAPM. Risiko yang diukur berdasarkan return saham dan return pasar. Keterangan: Rit : Return saham perusahaan i tahun t Rmt : Return pasar pada tahun t 80 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI) Bursa Efek Indonesia (BEI) didirikan di Jakarta pada tanggal 14 Desember 1912. BEI didirikan jauh sebelum Indonesia merdeka oleh pemerintahan Hindia Belanda yang diselenggarakan oleh Vereniging Voor de Effectenhandel yang pada saat itu masih bernama Bursa Efek Jakarta (BEJ). Pada tanggal 11 Januari 1925 dibuka Bursa Efek di Surabaya kemudian disusul dengan pembukaan Bursa Efek di Semarang pada tanggal 1 Agustus 1925. BEJ pertama kali diresmikan oleh Presiden Suharto pada tahun 1977. Pada tahun 2007, BEJ dengan Bursa Efek Surabaya (BES) merger menjadi BEI (Rodoni, 2008:41). Langkah merger BEJ dengan BES menjadi BEI adalah upaya untuk meningkatkan efisiensi pasar modal guna bersaing dengan bursa luar negeri (Suhartono dan Fadillah, 2009:20). BEI adalah bursa saham yang dapat memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan ekonomi nasional. Peranan BEI adalah berupaya mengembangkan 81 pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciptakan pasar modal Indonesia yang stabil. Pasar modal sangat erat hubungannya dengan perkembangan perekonomian suatu negara dan perekonomian sangat dipengaruhi oleh stabilnya politik. Struktur pasar modal Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang No.8/1995 tentang Pasar Modal Indonesia (UUPM). Berdasarkan ketentuan dalam UUPM, Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) melaksanakan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari pasar modal (Rodoni, 2005:119). 2. Perkembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Untuk memberikan informasi yang lebih lengkap tentang perkembangan bursa kepada masyarakat, BEI menyebarkan data pergerakan harga saham melalui media cetak dan elektronik. Adapun indikator pergerakan saham dan perkembangan perdagangan di BEI dicerminkan dalam suatu indeks yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk seluruh perusahaan terbuka dan tercatat. Perkembangan indeks BEI dan volume perdagangan saham digambarkan dalam tabel berikut: Tabel 4. 1 Perdagangan Saham Bursa Efek Indonesia Tahun 2010 - 2015 Total Perdagangan Periode 2010 IHSG Volume Nilai (Rp miliar) 1,453,529.55 1,181,870.07 3,703.512 82 2011 1,308,477.94 1,229,352.34 3,821.992 2012 1,134,062.47 1,118,498.66 4,316.667 2013 1,391,968.66 1,526,957.13 4,274.177 2014 1,327,015.65 1,453,392.36 5,266.947 2015 1,432,238.32 1,390,168.46 4,522.654 Sumber : Otoritas Jasa Keuangan, Statistik Pasar Modal Desember 2015 (data diolah) Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa perdagangan saham BEI terus mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Pertumbuhan tersebut ditandai dengan volume, nilai perdagangan, dan IHSG yang terus berkembang. Meskipun pada tahun 2012 volume dan nilai perdagangan saham mengalami penurunan, namun hal tersebut tidak mempengaruhi IHSG yang tetap mengalami peningkatan. Walaupun terdapat sebuah indeks yaitu IHSG atau Jakarta Composite Index yang menggambarkan semua saham tercatat sebagai komponen kalkulasi indeks dan mencerminkan keseluruhan market trend saat ini, BEI juga mempunyai beberapa jenis indeks harga saham lainnya, yaitu: a. Indeks LQ45, merupakan 45 saham likuid terpilih setelah melalui beberapa tahapan seleksi. b. Jakarta Islamic Index, merupakan 30 saham terpilih yang termasuk dalam daftar efek syariah yang diterbitkan oleh BAPEPAM-LK. c. Indeks Kompas100, merupakan 100 saham pilihan harian koran Kompas. 83 d. Indeks main board dan development board, yaitu indeks yang didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di BEI (papan utama dan papan pengembangan). e. Indeks sektoral, merupakan semua saham yang masuk dalam sektoral yang sama, sektoral tersebut yaitu pertanian, pertambangan, industri dasar dan kimia, aneka industri, industri barang konsumsi, properti dan real estate, transformasi dan infrastruktur, keuangan, perdagangan, jasa dan investasi. 3. Deskripsi Objek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor keuangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Berdasarkan kriteria sampel diperoleh sampel sebanyak 49 perusahaan selama periode 2011-2015 yang digunakan penulis sebagai objek penelitian. Selengkapnya mengenai rincian sampel penelitian perusahaan dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 4. 2 Kriteria Pemilihan Sampel Penelitian Kriteria Sampel Jumlah Perusahaan Perusahaan sektor keuangan yang listing di BEI selama periode pengamatan Perusahaan yang tidak mempublikasikan 91 menyajikan dan tidak laporan keuangan, laporan 31 tahunan, dan data yang lengkap untuk penelitian 84 selama periode pengamatan Perusahaan yang memiliki data lengkap terkait variabel yang digunakan dalam penilitian selama 61 periode pengamatan Perusahaan yang secara konsisten tidak mengalami perubahan nama dan bentuk badan usaha selama 53 periode pengamatan Total sampel penelitian 49 Sumber : data sekunder (diolah) Semua data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder dengan menggunakan metode regresi data panel, yaitu menggabungkan antara cross section dan time series yang berbentuk tahunan mulai dari periode 2010 sampai 2015. Dalam penelitian ini penulis akan memaparkan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Earnings Response Coefficient (ERC) yang mana persistensi laba, leverage, kesempatan pertumbuhan, CSR dan risiko sitematik sebagai variabel independen (variabel bebas) sedangkan ERC sebagai variabel dependen (variabel terikat). B. Analisis dan Pembahasan Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi data panel, untuk menguji spesifikasi model dan kesesuaian teori-teori dengan kenyataan. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan batuan perangkat lunak Microsoft Excel 2016 dan Eviews 8.0 untuk mempercepat 85 perolehan hasil yang dapat menjelaskan variabel-variabel yang diteliti, dengan metode analisis secara ekonometrik. Adapun hasil dan analisis dari uji yang sudah dilakukan, yakni: 1. Pemilihan Model Data Panel Terdapat beberapa pendekatan/metode yang dapat digunakan dalam mengestimasi model regresi data panel yakni pendekatan Common Effect (CE) Model, Fixed Effect (FE) Model dan Random Effect (RE) Model. Sebelum menerapkan metode yang digunakan, terlebih dahulu dilakukan pemilihan terhadap pendekatan yang akan digunakan. Model pertama adalah common effect model. Tabel 4. 3 Common Effect Model Dependent Variable: ERC_ Method: Panel Least Squares Date: 12/21/16 Time: 11:22 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 49 Total panel (balanced) observations: 245 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PL_ LEV_ KP_ CSR_ BETA_ C -0.004521 1259.287 -0.001246 -17598.65 -7430.455 48821.56 0.000266 355.1280 0.000800 7830.861 11358.66 4058.688 -17.01329 3.546008 -1.558152 -2.247346 -0.654166 12.02890 0.0000 0.0005 0.1205 0.0255 0.5136 0.0000 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.669314 0.662396 15221.92 5.54E+10 -2704.073 96.74807 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 33782.08 26197.85 22.12305 22.20879 22.15758 0.771682 Sumber : Eviews 8 (data diolah) 86 Selanjutnya hal yang sama dilakukan dengan Fixed Effect Model, hasil regresinya adalah sebagai berikut : Tabel 4. 4 Fixed Effect Model Dependent Variable: ERC_ Method: Panel Least Squares Date: 12/21/16 Time: 11:22 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 49 Total panel (balanced) observations: 245 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PL_ LEV_ KP_ CSR_ BETA_ C -0.003611 -273.9100 -0.000253 -7059.666 -7877.520 46233.08 0.000418 442.3553 0.000685 10190.48 5695.436 6149.686 -8.631227 -0.619208 -0.370314 -0.692771 -1.383129 7.517958 0.0000 0.5365 0.7116 0.4893 0.1682 0.0000 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.934220 0.915967 7594.372 1.10E+10 -2506.254 51.18122 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 33782.08 26197.85 20.90003 21.67174 21.21080 1.934016 Sumber : Eviews 8 (data diolah) Selanjutnya hal yang sama akan dilakukan pada Random Effect Model, hasil regresinya adalah sebagai berikut: 87 Tabel 4. 5 Random Effect Model Dependent Variable: ERC_ Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 12/21/16 Time: 11:23 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 49 Total panel (balanced) observations: 245 Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PL_ LEV_ KP_ CSR_ BETA_ C -0.004041 146.9088 -0.000586 -8359.699 -7665.917 46392.77 0.000322 367.3266 0.000643 8143.082 5681.551 4861.763 -12.54399 0.399941 -0.911412 -1.026601 -1.349265 9.542376 0.0000 0.6896 0.3630 0.3056 0.1785 0.0000 Effects Specification S.D. Cross-section random Idiosyncratic random 13559.57 7594.372 Rho 0.7612 0.2388 Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic) 0.430023 0.418099 7650.764 36.06308 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat 8207.948 10029.52 1.40E+10 1.657456 Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid 0.645946 5.93E+10 Mean dependent var Durbin-Watson stat 33782.08 0.764596 Sumber : Eviews 8 (data diolah) Setelah hasil dari model Common Effect, Fixed Effect, dan Random Effect Model diperoleh maka tahap selanjutnya adalah melakukan uji untuk menentukan model estimasi mana yang lebih tepat. Maka digunakanlah uji likelihood ratio atau uji chow. 88 a. Uji Chow Menurut Widarjono (2009:238-239) uji chow ialah pengujian untuk menentukan model fixed effect atau common effect yang lebih tepat digunakan dalam mengestimasi data panel. Dalam uji chow, dibuat hipotesis untuk selanjutnya diuji. Hipotesis dalam uji chow adalah sebagai berikut: H0 : menggunakan model common effect Ha : menggunakan model fixed effect Dasar penentuan model yang tepat adalah dengan melihat perbandingan nilai probabilitas F. Jika nilai probability F ≥ 0.05 artinya H0 diterima, yang berarti model yang paling tepat digunakan adalah model common effect. Sebaliknya, jika nilai probabilty F < 0.05 artinya H0 ditolak, yang berarti model yang paling tepat digunakan adalah fixed effect, dan dilanjutkan dengan uji hausman untuk memilih apakah menggunakan model fixed effect atau model random effect. Hasil pengujian uji chow dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 4. 6 Hasil Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test Cross-section F Cross-section Chi-square Statistic 0.524316 31.980786 d.f. Prob. (48,142) 48 0.9944 0.9635 Sumber : Eviews 8 (data diolah) 89 Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa nilai probabilitas cross section F adalah 0.9944 atau > 0.05, yang berarti H0 diterima, dan Ha ditolak, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah model common effect. b. Uji Hausman Uji hausman dilakukan untuk membandingkan model mana yang terbaik anatara model fixed effect dan random effect. Dalam melakukan uji hausman, dibuat hipotesis sebagai berikut: H0 : menggunakan model random effect Ha : menggunakan model fixed effect Berdasarkan hasil uji chow di atas, uji hausman tidak dilakukan karena karena model yang terpilih adalah model common effect. 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan (korelasi) yang signifikan diantara dua atau lebih variabel independen dalam model regresi. Deteksi adanya multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan uji korelasi parsial antar variabel independen. Dengan melihat nilai koefisien korelasi (r) antara variabel independen, dapat diputuskan apakah data terkena multikolinearitas 90 atau tidak, yaitu dengan menguji koefisien korelasi masing-masing variabel bebas. Multikolinieritas bisa dideteksi dengan melihat kolerasi linier antara variabel independen di dalam regresi. Sebagai aturan yang kasar (rule of thumb), jika koefisien kolerasi cukup tinggi yaitu diatas 0,85 maka diduga ada multikolinieritas dalam model. Sebaliknya jika koefisien kolerasi kurang dari 0,85 maka diduga model tidak mengandung unsur multikolinieritas. Akan tetapi perlu diperhatikan terutama pada data time series seringkali menunjukan kolerasi antar variabel independen cukup tinggi. Kolerasi tinggi ini terjadi karena data time series seringkali menunjukan unsur tren yaitu data bergerak naik dan turun secara bersamaan (Widarjono, 2010:77). Hasil pengujian multikolinearitas menggunakan uji korelasi (r) dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 4. 7 Hasil Uji Multikolinearitas PL_ LEV_ KP_ CSR_ BETA_ PL_ LEV_ KP_ CSR_ BETA_ 1.000000 0.218385 0.244526 0.508514 0.011101 0.218385 1.000000 0.144457 0.649334 0.015831 0.244526 0.144457 1.000000 0.135370 0.042759 0.508514 0.649334 0.135370 1.000000 0.014772 0.011101 0.015831 0.042759 0.014772 1.000000 Sumber: Eviews 8 (data diolah) Dapat dilihat pada tabel 4.8 di atas, menunjukkan bahwa tidak ada variabel yang memiliki nilai korelasi diatas 0.85. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dipakai tidak terdapat 91 masalah multikolinearitas dengan kata lain dalam penelitian ini tidak terdapat korelasi diantara variabel bebasnya. b. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau memiliki nilai yang sama, maka disebut homoskesdastisitas dan jika berbeda (tidak sama) disebut heteroskedastisitas. Yang diharapkan pada model regresi adalah yang homoskedastisitas. Heteroskedastisitas dapat dilihat dari probabilitas Obs*R-square. Apabila probabilitas Obs*R-square uji white lebih kecil dari 0.05, maka terdapat masalah heteroskedastisitas. Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas pada penelitian ini adalah uji white. Hasil uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut: Tabel 4. 8 Hasil Uji Heterosdastisitas Heteroskedasticity Test: White F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS 0.362128 16.97051 10.40028 Prob. F(20,3) Prob. Chi-Square(20) Prob. Chi-Square(20) 0.9311 0.6549 0.9603 Sumber: Eviews 8 (data diolah) 92 Berdasarkan output pada tabel di atas, menunjukkan bahwa nilai probabilitas dari Chi-Square sebesar 0.6549 yang lebih besar dari nilai α sebesar 0.05, karena nilai probabilitas Chi-Square lebih besar dari α = 5% maka H0 diterima dan menolak H1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam model ini tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. 3. Uji Hipotesis a. Uji F (simultan) Uji F digunakan untuk melihat apakah variabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Menurut Suliyanto (2011:40), uji F digunakan untuk menguji pengaruh secara simultan variabel bebas terhadap variabel terikat, maka model persamaan regresi masuk dalam kriteria cocok atau fit. Sebaliknya, jika tidak terdapat pengaruh secara simultan maka hal ini akan masuk dalam kategori tidak cocok atau not fit. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel atau melihat dari nilai probabilitas (prob.) dari tabel. Apabila nilai probabilitas < 0.05 maka menolak H0 dan dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel dependennya. Apabila nilai probabilitas > 0.05, maka menerima H0 dan dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama tidak ada variabel independen yang mempengaruhi 93 variabel dependennya. Berikut hasil uji hipotesis secara simultan menggunakan uji F: Tabel 4. 9 Hasil Uji F Common Effect R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.669314 0.662396 15221.92 5.54E+10 -2704.073 96.74807 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 33782.08 26197.85 22.12305 22.20879 22.15758 0.771682 Sumber: Eviews 8 (data diolah) Berdasarkan hasil output pada tabel di atas, hasil F-statistic sebesar 96.74807 dengan tingkat signifikansi 0.000000 yang menunjukkan tingkat signifikansi kurang dari 0.05, maka H 0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa persistensi laba, leverage, kesempatan pertumbuhan, CSR disclosure, dan risiko sistematik secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) atau dengan kata lain model penelitian ini layak untuk digunakan (goodness of fit) terpenuhi. b. Uji t (parsial) Uji t digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh masing-masing variabel independen secara individual (parsial) terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0.05. 94 Apabila probabilitas < 0.05 maka hasilnya terdapat pengaruh dari variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Selain itu dapat dengan indikator lain, yaitu apabila nilai t hitung > ttabel, maka menolak H0 dan dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan secara parsial variabel independen terhadap variabel dependennya. Apabila nilai thitung < ttabel, maka menerima H0 dan dapat disimpulkan bahwa variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependennya. Hasil pengujian hipotesis dengan uji t adalah sebagai berikut: Tabel 4. 10 Hasil Uji t Common Effect Dependent Variable: ERC_ Method: Panel Least Squares Date: 12/21/16 Time: 11:22 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 49 Total panel (balanced) observations: 245 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PL_ LEV_ KP_ CSR_ BETA_ C -0.004521 1259.287 -0.001246 -17598.65 -7430.455 48821.56 0.000266 355.1280 0.000800 7830.861 11358.66 4058.688 -17.01329 3.546008 -1.558152 -2.247346 -0.654166 12.02890 0.0000 0.0005 0.1205 0.0255 0.5136 0.0000 Sumber: Eviews 8 (data diolah) Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa: 1.) Persistensi Laba Pada tabel 4.11 terlihat bahwa persistensi laba menunjukkan hubungan negatif terhadap ERC. Persistensi laba memiliki nilai 95 thitung (t-statistik) sebesar 17.01329 > nilai ttabel sebesar 1.969694 dengan probabilitas 0.0000 yang berarti 0.0000 < α = 0.05. Sehingga, dapat disimpulkan H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa persistensi laba berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ERC. 2.) Leverage Pada tabel 4.11 terlihat bahwa leverage yang diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan hubungan positif terhadap ERC. Persistensi laba memiliki nilai t hitung (t-statistik) sebesar 3.546008 > nilai ttabel sebesar 1.969694 dengan probabilitas 0.0005 yang berarti 0.0005 < α = 0.05. Sehingga, dapat disimpulkan H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap ERC. 3.) Kesempatan Pertumbuhan Pada tabel 4.11 terlihat bahwa kesempatan pertumbuhan menunjukkan hubungan negatif terhadap ERC. Kesempatan pertumbuhan memiliki nilai t hitung (t-statistik) sebesar 1.558152 < nilai ttabel sebesar 1.969694 dengan probabilitas 0.1205 yang berarti 0.1205 > α = 0.05. Sehingga, dapat disimpulkan H0 diterima dan Ha ditolak yang berarti bahwa kesempatan pertumbuhan tidak berpengaruh negatif terhadap ERC. 96 4.) CSR Disclosure Pada tabel 4.11 terlihat bahwa CSR disclosure yang diukur menggunakan CSR index menunjukkan hubungan negatif terhadap ERC. CSR disclosure memiliki nilai t hitung (t-statistik) sebesar 2.247346 > nilai ttabel sebesar 1.969694 dengan probabilitas 0.0255 yang berarti 0.0255 < α = 0.05. Sehingga, dapat disimpulkan H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa CSR disclosure berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ERC. 5.) Risiko Sistematik Pada tabel 4.11 terlihat bahwa risiko sistematik yang diukur menggunakan beta menunjukkan hubungan negatif terhadap ERC. Risiko sistematik memiliki nilai t hitung (t-statistik) sebesar 0.654166 < nilai ttabel sebesar 1.969694 dengan probabilitas 0.5136 yang berarti 0.5136 > α = 0.05. Sehingga, dapat disimpulkan H0 diterima dan Ha ditolak yang berarti bahwa risiko sitematik tidak berpengaruh negatif terhadap ERC. c. Uji Adjusted R Square Nilai R2 (koefisien determinasi) dilakukan untuk melihat seberapa besar variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Nilai R2 berkisar antara 0-1. Jika nilai R2 semakin mendekati 0, maka pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen 97 semakin kecil. Sebaliknya, jika nilai R2 semakin mendekati 1 maka pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen semakin besar. Koefisien determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi, dimana setiap penambahan satu variabel bebas dan jumlah pengamatan dalam model akan meningkatkan R2 meskipun variabel yang dimasukkan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya. Untuk mengurangi kelemahan tersebut maka digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan, Adjusted R Square. Berikut adalah hasil uji Adjusted R Square: Tabel 4. 11 Hasil Uji Adjusted R Square R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.669314 0.662396 15221.92 5.54E+10 -2704.073 96.74807 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 33782.08 26197.85 22.12305 22.20879 22.15758 0.771682 Sumber: Eviews 8 (data diolah) Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai adjusted Rsquared yang terbentuk dalam penelitian ini adalah sebesar 0.662396 yang menunjukkan kemampuan variabel independen (persistensi laba, leverage, kesempatan pertumbuhan, CSR disclosure, dan risiko sistematik) dalam menjelaskan variabel dependen (Earnings Response 98 Coefficient (ERC)) adalah sebesar 66.2396%. Sisanya sebesar 33.7604% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model penelitian ini. 4. Analisis Regresi Data Panel Berdasarkan data-data yang disajikan pada tabel di atas, maka selanjutnya hasil uji persamaan regresi data panel di analisis yang bertujuan menguji pengaruh variabel persistensi laba, leverage, kesempatan pertumbuhan, CSR disclosure, dan risiko sistematik terhadap Earnings Response Coefficient (ERC). Analisis regresi data panel dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4. 12 Analisis Regresi Data Panel dengan Model Commen Effect Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PL_ LEV_ KP_ CSR_ BETA_ C -0.004521 1259.287 -0.001246 -17598.65 -7430.455 48821.56 0.000266 355.1280 0.000800 7830.861 11358.66 4058.688 -17.01329 3.546008 -1.558152 -2.247346 -0.654166 12.02890 0.0000 0.0005 0.1205 0.0255 0.5136 0.0000 Sumber: Eviews 8 (data diolah) Berdasarkan tabel di atas, model estimasi yang terpilih adalah model common effect. Maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: ERCit β0 β1PLit β2LEVit β3KPit β4CSRit β5BETAit εit ERCit = 48821.56 – 0.004521 PLit + 1259.287 LEVit – 0.001246 KPit – 17598.65 CSRit – 7430.455 BETAit + εit 99 Dari persamaan tersebut dapat dijelaskan: a. Konstanta sebesar 48821.56, yang menyatakan jika variabel persistensi laba, leverage, kesempatan pertumbuhan, CSR disclosure, dan risiko sistematik bernilai 0 maka nilai variabel ERC miliki nilai 48821.56. b. Koefisien regresi -0.004521 menyatakan bahwa setiap peningkatan 1 point nilai persistensi laba, maka akan menurunkan nilai ERC sebesar -0.004521 point, demikian pula sebaliknya dengan asumsi variabel lain dianggap tetap (konstan). c. Koefisien regresi 1259.287 menyatakan bahwa setiap peningkatan 1 point nilai leverage, maka akan menaikkan nilai ERC sebesar 1259.287 point, demikian pula sebaliknya dengan asumsi variabel lain dianggap tetap (konstan). d. Koefisien regresi -17598.65 menyatakan bahwa setiap peningkatan 1 point nilai CSR disclosure, maka akan menurunkan nilai ERC sebesar -17598.65 point, demikian pula sebaliknya dengan asumsi variabel lain dianggap tetap (konstan). C. Interpretasi Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka interpretasi penulis terhadap hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: 100 1. Persistensi laba terhadap ERC Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa persistensi laba berpengaruh signifikan terhadap ERC. Tanda negatif pada koefisien regresi menunjukkan bahwa persistensi laba memiliki hubungan negatif dengan ERC, artinya apabila terdapat peningkatan terhadap nilai persistensi laba maka nilai ERC akan mengalami penurunan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Wulandari (2016) yang menemukan bahwa persistensi laba berpengaruh negatif signifikan terhadap ERC. Hal tersebut dikarenakan investor cenderung berorientasi pada jangka pendek untuk memperoleh capital gain, sehingga semakin rendah persistensi laba maka menyebabkan semakin tinggi ERC Hal ini berbeda dengan kebanyakan teori yang menyatakan bahwa persistensi laba berpengaruh positif terhadap ERC. Namun hasil penelitian ini sejalan dengan Mulyani dkk (2007) dan Delvira dan Nelvirita (2013) yang menemukan bahwa persistensi laba berpengaruh signifikan terhadap ERC. Artinya, persistensi laba mempengaruhi reaksi investor dalam merespon pengumuman laba. Investor mempertimbangkan persistensi laba suatu perusahaan untuk menentukan keputusan berinvestasi. Hasil penelitian ini berbeda dengan temuan dari penelitian yang dilakukan oleh Hapsari (2010), Imroatussolihah (2013), dan Buana (2014) yang menemukan persistensi laba tidak berpengaruh terhadap ERC dengan penjelasan bahwa investor tidak merespon terhadap perubahan laba 101 meskipun perusahaan telah menunjukkan persistensi laba yang positif untuk masa datang. Dalam menentukan investasi, investor juga menilai informasi lain yang mungkin berpengaruh terhadap investasinya (Imroatussolihah, 2013). 2. Leverage terhadap ERC Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa leverage berpengaruh signifikan terhadap ERC. Tanda positif pada koefisien regresi menunjukkan bahwa leverage memiliki hubungan positif dengan ERC, artinya apabila terdapat peningkatan terhadap nilai leverage maka nilai ERC akan mengalami peningkatan pula. Adanya pengaruh yang signifikan ini menunjukkan bahwa leverage mempengaruhi reaksi pasar pada saat pengumuman laporan keuangan. Hasil ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Etty (2008) bahwa leverage yang tinggi bukan berarti bahwa hanya debtholder yang akan diuntungkan, namun pemegang saham juga akan memperoleh bagian dari keuntungan perusahaan tersebut. Karena besar atau kecil laba yang diperoleh perusahaan, debtholder akan menerima sebesar bunga yang relatif tetap, sehingga besarnya laba yang diterima perusahaan akan direspon positif oleh pemegang saham. Agus (2001) dalam Delvira dan Nelviritas (2013) mengatakan bahwa penggunaan hutang dapat memberikan manfaat berupa perlindungan pajak. Hal ini disebabkan karena pembayaran bunga merupakan pengurang pajak, 102 sehingga laba yang diperoleh oleh investor akan menjadi lebih besar. Perusahaan yang menggunakan leverage bertujuan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar daripada biaya asset dan sumber dananya. Dengan kata lain, semakin besar utang yang dimiliki maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahan yang diperoleh, sehingga hal tersebut juga akan berpengaruh terhadap keuntungan yang akan diperoleh pemegang saham Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mulyani, dkk (2007), Hapsari dan Simorangkir (2013), dan Imroatussolihah (2013) yang menemukan bahwa struktur modal bepengaruh terhadap ERC. Hal tersebut menggambarkan bahwa investor akan bereaksi terhadap perusahaan yang memiliki utang dengan jumlah yang relatif besar. 3. Kesempatan pertumbuhan terhadap ERC Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa kesempatan pertumbuhan tidak berpengaruh terhadap ERC yang berarti kesempatan bertumbuh belum menjadi patokan dalam menentukan tinggi rendahnya ERC. Hasil ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa hal tersebut bisa terjadi karena motivasi investor dalam investasinya bukan untuk mendapatkan keuntungan jangka panjang melainkan untuk mendapatkan capital gain (Palupi, 2006). Faktor kesempatan bertumbuh biasanya diamati oleh investor yang mempunyai perspektif jangka panjang untuk mendapatkan yield dari investasi yang dilakukannya. Pengaruh kesempatan bertumbuh yang tidak 103 signifikan terhadap ERC dikarenakan kesempatan bertumbuh tidak menjadi pusat perhatian investor dalam membuat keputusan investasi (Ahmadillah, 2013). Hasil ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hidayati dan Murni (2009), Imroatussholihah (2013), dan Buana (2014) yang menemukan kesempatan pertumbuhan tidak berpengaruh terhadap ERC. Namun hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Mulyani dkk (2007) yang menyatakan kesempatan pertumbuhan berpengaruh terhadap ERC yang berarti perusahaan yang memiliki kesempatan pertumbuhan yang besar maka semakin tinggi kesempatan perusahaan mendapatkan atau menambah laba yang diperoleh perusahaan pada masa mendatang. 4. CSR disclosure terhadap ERC Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa CSR disclosure berpengaruh signifikan terhadap ERC. Tanda negatif pada koefisien regresi menunjukkan bahwa CSR disclosure memiliki hubungan negatif dengan ERC, artinya bahwa semakin besar CSR disclosure maka akan semakin kecil nilai ERC. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Sayekti (2007), Dihayati dan Murni (2009), Kertadjumena (2010), dan Pradipta dan Purwaningsih (2011). Hasil ini mengindikasikan bahwa investor mengapresiasi informasi tanggung jawab sosial yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan. Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan memiliki dampak yang positif terhadap perusahaan. Terutama dapat mengangkat citra 104 perusahaan yang secara tidak langsung akan ikut meningkatkan volume penjualan. Selain itu investor juga menggunakan informasi tanggung jawab sosial sebagai bahan pertimbangan dalam keputusan berinvestasi selain informasi laba. Apabila informasi CSR diungkapkan bersamaan dengan informasi laba, investor akan bereaksi dimana reaksi investor terhadap informasi CSR memperkecil relevansi laba. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dahlia dan Siregar (2008), Hidayati dan Murni (2009), Silalahi (2014), dan Dewi (2015) yang menemukan bahwa informasi CSR tidak berpengaruh terhadap ERC. Menurut Restuti dan Nathaniel (2012) investor masih kurang percaya dengan informasi CSR yang diungkapkan perusahaan karena investor lebih berorientasi pada kinerja jangka pendek, sedangkan CSR lebih berorientasi pada kinerja jangka panjang, sehingga informasi CSR tidak direspon oleh investor dan tidak digunakan oleh investor dalam pengambilan keputusan investasi. 5. Risiko sistematik terhadap ERC Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa risiko sistematik tidak bepengaruh terhadap ERC. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Harahap (2004), Buana (2014), dan Silalahi (2014). Menurut Halim (2005) dalam Buana (2014) yang mengungkapkan bahwa risiko sistematik tidak menjadi gambaran dalam menentukan tinggi rendahnya ERC. Risiko sistematik merupakan risiko yang tidak dapat 105 dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan. Sehingga risiko sistematik tidak dapat dihindari oleh semua perusahaan. Hal ini dianggap oleh investor sebagai hal yang wajar, maka pengaruhnya terhadap ERC adalah tidak ada. Penyebab tidak signifikannya hasil penelitian ini juga dikarenakan rendahnya nilai variabel risiko sistematik. Rata-rata keseluruhan perusahaan yang diteliti merupakan perusahaan yang memiliki risiko sistematik < 1 (berisiko rendah), yang berarti secara keseluruhan perusahaan memiliki risiko yang rendah. Rendahnya variabel risiko sistematik menyebabkan investor lebih cenderung memperhatikan angka lainnya untuk pengambilan keputusan dibandingkan dengan risiko sistematik perusahaan (Amelia, 2013). Oleh karena itu risiko sistematik menjadi tidak berpengaruh signifikan terhadap ERC yang dilaporkan perusahaan. 106 BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ERC. Penelitian ini dilakukan terhadap 49 perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di BEI selama 2011-2015. Berdasarkan analisa dan pembahasan hasil penelitian dengan melakukan pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi data panel, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Persistensi laba, leverage, kesempatan pertumbuhan, CSR disclosure, dan risiko sistematik secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap ERC. Sedangkan secara parsial, persistensi laba dan CSR disclosure berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ERC. Leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap ERC. Kesempatan pertumbuhan dan risiko sistematik tidak berpengaruh terhadap ERC. 2. Variabel yang paling dominan mempengaruhi ERC adalah persistensi laba dan leverage. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada saat ini investor sangat memperhatikan dan mempertimbangkan laba perusahaan dalam menetukan keputusan investasi. Sehingga besarnya laba yang diperoleh perusahaan akan direspon oleh para pemegang saham. 107 B. Implikasi Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, maka penulis mencoba mengemukakan implikasi yang mungkin bermanfaat diantaranya: 1. Bagi Investor Hasil penelitian ini diharapakan dapat menjadi masukan bagi investor dan dapat digunakan sebagai acuan dalam menjalankan strategi yang tepat dalam menanamkan investasi. Selain itu, penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan sebelum mengambil keputusan. 2. Bagi Akademisi Penelitian ini akan menambah kepustakaan di bidang pasar modal dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menambahkan variabel yang lebih signifikan secara statistik dan menambah periode waktu yang lebih lama. Sehingga data akan lebih representatif dan lebih lengkap dari penelitian saat ini. 3. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran dalam menetapkan kebijakan operasional dan investasi pada setiap perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang kemudian dapat digunakan sebagai alat evaluasi terhadap kinerjanya selama ini. 108 DAFTAR PUSTAKA Adriani, Lolli. “Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Struktur Modal terhadap Earnings Response Coefficient (Studi pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang Terdaftar di BEI)”, Jurnal Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Andalas, Padang, 2014. Ahmadillah, Haris. “Pengaruh Leverage, Risiko Sistematis dan Kualitas Auditor terhadap Relevansi Nilai Laba Akuntansi (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)”, Jurnal Akuntansi, Vol 1, No 3: Seri B, Universitas Negeri Padang, 2013. Amelia, Novi. “Pengaruh Risiko Sistematis dan Kesempatan Bertumbuh Terhadap Kualitas Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Akuntansi, Vol 1, No 2: Seri A, Universitas Negeri Padang, 2013. Andreas, Hans Hananto. “Spesialisasi Industri Auditor Sebagai Prediktor Earnings Response Coefficient Perusahaan Publik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 14, No. 2, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, 2012. Ardila, Isna. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Earning Responses Coefficient (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index)”, Tesis, Universitas Sumatera Utara, Medan, 2012. Ball, Ray dan Philip Brown. “An Empirical Evaluation of Accounting Income Numbers”, Journal of Accounting Research, Vol. 6, No. 2, Autumn, 1968. Boediono, Gideon SB. “Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisis Jalur”, Jurnal dan Prosiding SNA, Vol. 8, UPN “Veteran” Yogyakarta, 2005. Buana, Eka Larasanta. “Pengaruh Risiko Sistematik, Persistensi Laba dan Kesempatan Bertumbuh Terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2009-2012)”, Jurnal, 2014 Cheng, Megawati dan Yulius Jogi Christiawan. “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Abnormal Return”, Jurnal, Universitas Kristen Petra, Surabaya, 2011. 109 Delvira, Maisil dan Nelvirita “Pengaruh Risiko Sistematik, Leverage dan Persistensi Laba Terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEI Tahun 2008-2010)”, Jurnal WRA, Vol. 1, No. 1, Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Padang, 2013. Dewi, Dian Masita. “The Role of CSRD on Company’s Financial Performance and Earnings Response Coefficient (ERC)”, Jurnal, 2nd Global Conference on Business and Social Science, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Lambung Mangkurat, Indonesia, 2015 Dhaliwal, D. S. dan Stanley S. Reynolds. “The Effect of The Default Risk of Debt on The Earnings Response Coefficient”, The Accounting Review, Vol. 69, No. 2, 1994. Dwikarya, Christine Susilawati. “Faktor-Faktor Penentu ERC”, Jurnal Ilmiah Akuntansi, Vol. 7, No. 2, Universitas Kristen Maranatha Bandung, 2008. Etty, Murwaningsari. “Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Earning Response Coefficient”, Artikel Keuangan, 2008, diakses tanggal 24 November 2016, melalui http://akuntansiku.com. Fah, Cheng Fan dan Lee Hui Sin. “Relationship between Earnings Response Coefficient of Insurance Firms an ExGrowth Opportunities, Earned Premium Incomes and Commissions in Malaysia”, International Business Research, Vol. 7, No. 6, Malaysia, 2014. Ghozali, Imam. “Ekonometrika: Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan SPSS 17”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2009. Halim, Abdul. “Analisis Investasi Edisi Kedua”, Salemba Empat, Jakarta, 2005. Hapsari, Hanung Desy dan Panubut Simorangkir. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Earning Response Coefficient (ERC) pada Perusahaan Kompas 100 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2010”, Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol. 1, No. 1, Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Perbanas Institute, Jakarta, 2013. Hendriksen, Eldon S. “Teori Akuntansi”, Edisi Keempat, Erlangga, 1999. Hosseini, Mohsen, Kamal Nadafi Chalestori, Saeid Rezahi Hi, dan Ehsan Ebrahimi. “A Study on the Relationship between Earnings Management Incentives and Earnings Response Coefficient ”, 1st International Conference on Applied Economics and Business, Iran, 2016. 110 Husnan, Suad. “Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas”, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, 2005. Husnan, Suad. “Manajemen Keuangan, Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka Panjang)”, Edisi 4, Cetakan 4, BPFE, Yogyakarta, 2000. https://id.wikipedia.org http://www.sahamok.com Imroatuassolihah, Ely. “Pengaruh Risiko, Leverage, Peluang Pertumbuhan, Persistensi Laba dan Kualitas Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Terhadap Earning Response Coefficient pada Perusahaan High Profile”, Jurnal Ilmiah Manajemen, Vol. 1, No. 1, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya, 2013. Ikatan Akuntansi Indonesia. “Standar Akuntansi Keuangan: Per 1 September 2007”, Salemba Empat, Jakarta, 2008. Jones, Charles P. “Investment: Analysis and Management”, Tenth Edition, John Wiley and Sons, 2007 Jumingan, “Analisis Laporan Keuangan”, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2006. Kasmir, “Pengantar Manajemen Keuangan”, Kencana, Jakarta, 2010. Kartadjumena, Eriana. “Pengaruh Voluntary Disclossure of Financial Information dan CSR Disclossure Terhadap Earning Response Coefficient (Survey pada Perusahaan Manufaktur di BEI 2008-2009)”, Jurnal Mangement Research, Universitas Widyatama Bandung, 2010. Kormendi, R. dan R. Lipe. “Earnings Innovations, Earnings Persistence and Stock Return”, Journal of Bussiness. 60: 323-345, 1987. Mahjoubi, Mohamed Naceur dan Ezzeddine Abaoub. “Earnings Response Coefficient as a Measure of Market Expectations: Evidence from Tunis Stock Exchange”, International Journal of Economics and Financial Issues, Vol. 5, Issue. 2, Tunisia 2015. Moradi, Mehdi, Mahdi Salehi, Zakiheh Erfanian. “A Study of the Effect of Financial Leverage on Earnings Response Coefficient through out Income Approach: Iranian Evidence”, International Review of Accounting, Banking, and Finance, Vol. 2, No. 2, University of Mashhad dan Guilan University, Iran, 2010. 111 Mulyani, Sri, Nur Fadjrih Asyik, Andayani. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Earning Response Coefficient pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Vol. 11, No. 1, STIESIA Surabaya, 2007. Muhidin, Sambas Ali dan Maman Abdurrahman. “Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur dalam Penelitian”, Pustaka Setia, Bandung, 2011. Najmudin, “Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syari’ah Modern”, C.V Andi Offset, Yogyakarta, 2011 Otoritas Jasa Keuangan. “Statistik Pasar Modal, Juni 2016”, diakses tanggal 8 Juli 2016, dari http://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/data-danstatistik/statistik-pasar-modal/Documents/Juni%20%20minggu%204%202016.pdf Palupi, Margaretta. “Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Koefisien Respon Laba Bukti Empiris pada Bursa Efek Jakarta”. Jurnal EKUBANK, Vol 3, 2006 Panahian, H. dan Aminossadatti, A. “Relationship between Capital Structure Effect on Earnings Response Coefficient for Tehran Stock Exchange (TSE)”, Internasional Bulletin of Business Administration (10), 2011. Pradipta, Dyah Hayu dan Anna Purwaningsih. “Pengaruh Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan Terhadap Earning Response Coefficient (ERC) dengan Ukuran Perusahaan dan Leverage Sebagai Variabel Kontrol”, Jurnal Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, 2011. Restuti, MI Mitha Dwi dan Cecilia Nathaniel. “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Earning Response Coefficient”, Jurnal Dinamika Manajemen, Vol. 3, No. 1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Universitas Pelita Harapan, Karawaci, 2012. Rodoni, Ahmad. “Analisis Teknikal dan Fundamental di Pasar Modal, Disertasi Hasil Penelitian”, Center for Social Economic Studies (CSES), Press. Jakarta, 2005. Rodoni, Ahmad. “Modul Institusi Depositori dan Pasar Modal”, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2008. Rodoni, Ahmad dan Herni Ali. “Manajemen Keuangan Modern”, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2014. 112 Rodoni, Ahmad dan Othman Young. “Analisis Investasi dan Teori Portofolio”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002. Sayekti, Yosefa dan Ludovicus Sensi. “Pengaruh Corporate Social Responsibility Disclossure Terhadap Earning Response Coefficient: Suatu Study Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”, Simposium Nasional Akuntansi X, Makassar, 2007. Sayekti, Yosefa. “Strategic Corporate Social Responsibility (CSR), Company Financial Performance, and Earning Response Coefficient: Empirical Evidence on Indonesian Listed Companies”, Jurnal, 2nd Global Conference on Business and Social Science, Indonesia, 2015. Scott, William R. “Financial Accounting Theory”, Second Edition, Prentice Hall Canada Inc, 2000. Sekaran, Uma. “Metodologi Penelitian untuk Bisnis”, Edisi 4 Buku 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, 2014. Silalahi, Sem Paulus. “Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) Disclosure, Beta dan Price to Book Value (PBV) Terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”, Jurnal Ekonomi, Vol. 22, No. 1, Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Riau, Pekan Baru, 2014. Subramanyam, K. R. dan Wild, John J. “Analisis Laporan Keuangan” Edisi 10, Salemba Empat, Jakarta, 2010 Suhartono dan Qudsi Fadillah. “Portofolio Investasi di Bursa Efek Pendekatan Teori dan Praktek”, Edisi kesatu, YKPN, Yogyakarta, 2009. Suliyanto. “Ekonometrika Terapan: Teori & Aplikasi dengan SPSS”, C.V Andi Offset, Yogyakarta, 2011 Susanto, Yulius K. “Determinan Koefisien Respon Laba” Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol. 23, No. 3, 2012 Tandelilin, Eduardus. “Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi” Edisi Pertama, Kainus, Yogyakarta, 2010. Tandelilin, Eduardus. “Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio”, BPFE, Yogyakarta, 2001. 113 Tiolemba, Noviyanti dan Erni Ekawati. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Koefisien Respon Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di BEJ”, Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, Vol. 4, No. 2, 2008. Ummah, Hidayatul. “Analisa Pengaruh Penyusutan Terhadap Earnings Response Coefficient (ERC) pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Depok, 2012. Untung, Hendrik Budi. “Corporate Social Responsibility”, Jakarta, 2008. Widarjono, Agus. “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya”, Edisi Ketiga, Ekonisia, Yogyakarta, 2009. Widarjono, Agus. “Analisis Statistika Multivariat Terapan”, Edisi Pertama, UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2010. Willjayanti, Dita. “Pengaruh Struktur Modal dan Kualitas Audit Terhadap Earning Response Coefficient”, Jurnal Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Pelita Harapan, Surabaya, 2012. Wijaya, Tony. “Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis”, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2013. Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews”, Edisi Ketiga, UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2011. Wulandari, Meliana. “Pengaruh Risiko Sistematis, Leverage, Persistensi Laba, dan Kesempatan Bertumbuh terhadap Earning Response Coefficient pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”, Undergraduate Thesis, Widya Mandala Catholic University Surabaya, 2016. 114 LAMPIRAN Lampiran 1: Data Penelitian No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 Perusahaan Tahun ABDA ABDA ABDA ABDA ABDA AGRO AGRO AGRO AGRO AGRO AHAP AHAP AHAP AHAP AHAP AKSI AKSI AKSI AKSI AKSI AMAG AMAG AMAG AMAG AMAG APIC APIC APIC APIC APIC ARTA ARTA ARTA ARTA 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 (ERC) Y 32,220.148 28,526.925 21,777.243 17,574.610 -2,292.380 51,669.421 51,663.054 51,570.086 51,791.680 51,768.756 49,175.859 48,635.885 47,363.633 47,195.528 51,617.207 59,346.230 52,988.793 53,431.980 52,475.563 51,967.426 45,634.186 46,329.531 46,111.758 47,320.333 46,920.447 51,323.023 52,723.900 52,322.740 51,562.445 51,743.286 45,916.909 51,068.318 50,813.613 50,940.965 (PL) X1 30,874.287 78,414.850 113,309.527 150,137.910 173,460.034 -4,248.177 16,901.679 17,092.623 38,897.305 49,637.343 -9,429.498 -3,794.404 -1,415.466 4,199.410 4,935.106 -17,605.271 -60,928.218 -20,876.030 -22,139.630 -16,518.014 46,673.218 87,225.231 145,267.714 151,587.961 137,205.385 -8,998.190 1,598.079 -15,213.978 -5,578.046 17,513.823 -18,799.233 9,312.217 -8,156.913 -5,393.841 115 (DER) X2 1.734 1.891 1.639 1.199 1.330 9.014 9.863 5.123 6.063 5.185 1.060 2.053 1.957 1.968 1.519 0.401 0.239 0.131 0.888 0.029 0.653 0.763 0.715 0.597 0.742 0.034 0.060 0.068 0.142 0.210 0.422 0.323 0.235 0.200 (MBV) X3 1,181,393 1,828,079 3,232,128 3,181,249 4,050,174 1,216,577 1,416,513 1,040,285 840,419 815,134 1,421,101 1,149,106 837,955 974,145 993,591 916,715 891,840 1,600,768 1,509,409 1,392,693 663,687 863,616 666,362 748,497 1,259,899 1,308,764 1,258,808 3,139,355 3,250,619 3,581,857 1,012,092 502,936 312,767 492,962 (CSR) X4 0.283 0.348 0.370 0.391 0.391 0.609 0.630 0.717 0.783 0.783 0.283 0.304 0.370 0.370 0.370 0.304 0.283 0.391 0.413 0.413 0.522 0.500 0.522 0.565 0.587 0.217 0.239 0.457 0.522 0.587 0.435 0.413 0.370 0.522 (BETA) X5 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 ARTA ASBI ASBI ASBI ASBI ASBI ASDM ASDM ASDM ASDM ASDM ASJT ASJT ASJT ASJT ASJT ASRM ASRM ASRM ASRM ASRM BACA BACA BACA BACA BACA BBCA BBCA BBCA BBCA BBCA BBKP BBKP BBKP BBKP BBKP BBNI BBNI BBNI BBNI BBNI 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 52,469.195 46,228.923 33,621.025 38,333.068 45,719.513 32,220.148 38,333.068 33,875.730 31,073.975 27,762.810 23,432.825 47,629.800 47,502.448 50,431.555 45,464.808 49,030.678 24,451.645 33,493.673 32,856.910 18,211.373 14,900.208 52,070.582 51,514.051 51,032.659 51,367.596 51,044.121 -3,693.258 -8,277.948 -20,885.845 -32,347.570 -40,243.425 40,794.791 39,568.387 38,008.319 42,697.438 39,351.888 13,117.273 4,712.008 -9,042.063 -20,758.493 -9,169.415 -7,348.209 -16,996.497 -9,759.719 9,526.748 2,228.194 -8,948.769 -4,108.900 4,489.196 12,056.194 16,884.831 22,381.772 -6,517.041 -6,308.126 -6,005.985 -13,652.730 -299.006 7,383.682 21,734.809 16,661.314 17,873.247 45,505.090 6,017.871 11,230.642 33,590.185 59,157.586 64,833.116 9,503,917.254 12,130,548.534 13,142,172.092 15,992,605.465 18,525,905.564 533,285.017 812,825.910 917,554.201 1,029,765.250 796,348.566 4,593,773.199 6,503,788.278 7,896,718.018 10,153,877.151 12,143,556.313 116 0.199 1.404 2.100 2.101 2.195 2.074 1.258 4.684 4.558 5.019 4.932 1.032 1.176 1.332 1.042 1.347 2.614 5.672 5.373 4.996 4.182 6.712 7.614 6.877 8.497 10.543 8.070 7.516 6.736 6.065 5.601 12.073 12.147 10.179 10.589 11.523 6.903 6.658 7.109 5.591 5.262 564,984 472,017 718,988 659,807 1,202,467 476,930 654,504 810,723 640,773 981,556 890,379 1,574,528 1,587,667 1,384,914 572,085 566,732 811,499 1,309,976 1,124,126 1,192,708 1,798,336 1,174,051 821,023 614,901 624,114 1,233,891 4,646,206 4,279,880 3,663,176 4,111,377 3,622,122 1,044,298 979,077 788,395 989,055 835,684 1,853,875 1,569,433 1,529,367 1,845,572 1,174,507 0.522 0.435 0.457 0.500 0.500 0.587 0.413 0.457 0.457 0.826 0.783 0.283 0.283 0.283 0.304 0.435 0.370 0.370 0.370 0.370 0.370 0.500 0.500 0.500 0.565 0.565 0.848 0.891 0.891 0.891 0.891 0.848 0.848 0.848 0.848 0.848 0.891 0.891 0.891 0.891 0.891 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 112 113 114 115 116 BBRI BBRI BBRI BBRI BBRI BDMN BDMN BDMN BDMN BDMN BEKS BEKS BEKS BEKS BEKS BFIN BFIN BFIN BFIN BFIN BKSW BKSW BKSW BKSW BKSW BMRI BMRI BMRI BMRI BMRI BNBA BNBA BNBA BNBA BNBA BNGA BNGA BNGA BNGA BNGA BPFI 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 -27,242.008 -46,347.430 -57,336.678 -72,294.229 -78,376.584 4,612.673 -454.683 -850.750 18,250.852 21,051.333 55,609.708 52,239.961 51,711.448 54,262.318 56,772.436 -18,338.795 11,843.748 10,442.870 3,820.540 -254.740 52,614.377 53,905.731 52,771.020 50,783.048 50,581.831 -14,560.246 -31,769.390 -46,504.074 -55,609.778 -58,136.451 50,501.599 49,701.825 49,752.766 49,993.462 49,712.013 36,706.776 31,399.997 31,150.387 40,980.726 50,683.713 49,886.486 12,865,780.652 16,926,834.927 20,969,663.036 23,965,181.276 27,221,916.524 3,218,709.078 3,853,951.686 4,604,378.454 4,651,746.044 2,993,163.778 79,565.007 -815,396.750 32,636.588 88,130.530 -153,857.294 386,682.706 457,786.882 530,671.330 551,278.681 650,650.431 -18,640.862 -13,058.558 -351,402.340 -16,231.598 115,721.938 10,333,990.134 14,240,015.852 18,000,189.558 21,129,779.689 23,179,450.086 10,300.633 32,365.897 44,149.388 43,118.290 38,209.906 2,842,083.270 3,548,359.292 4,753,441.695 4,805,434.623 2,612,598.908 9,148.230 117 8.432 7.498 6.894 7.205 6.765 4.494 4.422 4.839 4.927 4.496 11.937 10.744 11.503 13.217 18.207 1.242 1.296 1.441 1.676 1.929 3.026 4.382 6.302 8.136 9.625 7.204 6.778 6.721 6.648 6.161 5.223 5.667 6.168 7.562 4.323 8.080 7.715 7.455 7.196 7.328 1.245 3,308,924 2,616,084 2,232,052 2,911,083 2,466,487 1,505,779 1,865,838 1,135,240 1,300,425 887,455 2,295,236 1,953,132 1,245,822 1,339,009 1,816,464 1,831,576 1,076,007 1,123,311 1,076,382 1,090,962 2,804,903 2,819,079 1,813,275 1,558,371 1,037,123 2,488,652 2,444,832 2,042,277 2,374,014 1,788,197 667,629 722,172 636,148 600,078 352,154 1,652,411 1,208,212 884,233 730,289 516,182 1,309,865 0.870 0.870 0.870 0.870 0.870 0.848 0.848 0.848 0.848 0.848 0.674 0.652 0.652 0.674 0.674 0.717 0.717 0.739 0.761 0.761 0.478 0.587 0.587 0.609 0.630 0.891 0.891 0.891 0.891 0.891 0.565 0.565 0.565 0.565 0.587 0.783 0.783 0.783 0.783 0.783 0.326 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 117 118 119 120 121 122 123 124 125 126 127 128 129 130 131 132 133 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 BPFI BPFI BPFI BPFI BSIM BSIM BSIM BSIM BSIM BSWD BSWD BSWD BSWD BSWD BTPN BTPN BTPN BTPN BTPN BVIC BVIC BVIC BVIC BVIC CFIN CFIN CFIN CFIN CFIN DEFI DEFI DEFI DEFI DEFI HADE HADE HADE HADE HADE INPC INPC 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 49,124.918 48,230.904 47,725.314 48,974.642 51,114.164 49,798.613 50,575.463 51,348.493 51,176.567 45,846.865 44,828.045 40,880.118 37,314.248 58,327.410 21,395.185 9,424.050 6,367.590 12,480.510 15,791.675 48,362.077 48,866.393 47,795.358 50,907.853 51,172.747 40,480.231 41,627.677 39,933.888 39,616.781 43,698.428 49,485.326 49,696.731 49,240.809 44,364.482 52,745.550 52,087.138 52,493.392 52,401.698 52,722.626 52,736.635 51,359.955 50,870.921 6,150.409 13,848.822 21,772.998 25,460.463 94,346.319 106,526.300 242,097.663 228,337.340 154,017.442 19,413.154 33,616.018 41,355.990 71,533.004 101,490.994 919,912.921 1,552,548.582 2,202,794.895 2,373,650.463 2,079,293.439 99,956.703 190,487.746 210,895.167 274,990.575 98,718.937 205,436.415 290,289.682 353,671.858 410,053.129 426,490.038 -18,197.198 -17,996.145 -18,121.943 -17,850.129 -14,942.164 -15,428.510 -12,582.321 -13,309.031 -11,593.905 -22,415.937 73,975.110 92,801.353 118 1.808 2.621 1.453 0.966 11.864 7.300 5.335 5.727 6.594 5.004 5.798 6.917 8.275 4.460 7.305 6.664 6.031 5.037 4.600 8.737 8.769 10.656 10.475 9.477 1.201 0.981 1.197 1.039 0.847 0.010 0.013 0.010 0.010 0.017 1.080 1.134 1.089 0.652 0.776 15.620 9.612 955,008 1,903,269 1,592,766 1,634,623 1,873,755 1,250,810 1,131,190 1,490,395 1,503,955 1,488,052 3,586,545 1,227,975 1,686,183 3,325,093 3,393,816 3,924,900 2,509,330 1,893,651 996,600 689,885 520,736 498,921 482,352 351,400 746,685 624,025 546,116 537,106 304,464 884,507 1,519,989 1,711,133 1,665,747 1,850,208 680,709 655,616 626,600 672,758 642,907 706,009 486,400 0.370 0.348 0.391 0.391 0.739 0.739 0.761 0.696 0.696 0.413 0.457 0.500 0.500 0.500 0.652 0.804 0.674 0.783 0.783 0.761 0.761 0.761 0.761 0.761 0.435 0.457 0.478 0.587 0.609 0.087 0.087 0.174 0.239 0.348 0.304 0.326 0.326 0.348 0.326 0.761 0.761 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178 179 180 181 182 183 184 185 186 187 188 189 190 191 192 193 194 195 196 197 198 INPC INPC INPC LPGI LPGI LPGI LPGI LPGI LPPS LPPS LPPS LPPS LPPS MAYA MAYA MAYA MAYA MAYA MCOR MCOR MCOR MCOR MCOR MEGA MEGA MEGA MEGA MEGA MFIN MFIN MFIN MFIN MFIN MREI MREI MREI MREI MREI MTFN MTFN MTFN 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 50,653.148 51,776.397 52,157.181 17,192.553 16,683.143 -14,390.868 -55,780.430 -13,117.343 53,107.231 46,930.635 44,546.596 42,649.044 52,694.609 45,795.924 42,005.914 38,741.869 36,904.172 32,119.539 51,628.669 49,887.760 50,546.172 51,711.448 51,468.204 12,862.568 4,712.008 43,299.815 41,898.938 33,621.025 35,531.313 31,838.090 28,017.515 23,814.883 29,163.688 32,474.853 21,140.480 18,720.783 14,772.855 8,405.230 53,547.871 54,886.345 46,176.708 129,775.417 267,466.258 104,206.892 40,715.766 27,187.945 27,869.727 6,880.006 123,624.774 129,356.463 -24,129.940 115,155.846 169,578.255 212,892.217 66,432.553 172,373.900 275,724.025 412,824.063 469,219.935 11,776.518 20,673.385 85,669.599 67,951.119 39,287.055 1,049,059.580 1,185,586.786 1,527,106.978 569,430.716 653,061.942 129,004.902 182,466.975 224,857.666 270,826.873 318,634.758 31,667.266 49,641.836 88,601.151 97,091.420 110,204.780 -15,121.876 -34,392.618 -62,254.718 119 7.113 451,456 7.625 376,436 8.082 299,834 0.358 384,735 0.448 298,595 0.573 451,443 0.652 543,398 0.747 617,297 0.006 472,929 0.004 567,925 0.005 534,598 0.005 480,917 0.008 197,268 6.785 2,631,109 8.300 5,638,440 8.955 3,925,559 11.683 2,269,746 9.313 1,811,543 10.572 1,253,922 7.595 998,752 6.647 717,713 7.007 983,181 6.137 1,373,505 11.696 2,590,696 9.414 1,930,730 9.865 2,309,875 8.580 1,982,021 4.924 1,960,399 4.220 1,609,306 3.573 894,789 2.524 812,274 2.430 926,706 1.882 723,006 1.401 1,253,041 1.422 2,062,963 1.415 2,474,843 1.465 3,244,309 1.307 3,860,567 3.718 9,850,137 6.547 10,982,284 1.662 2,164,916 0.783 0.783 0.783 0.370 0.370 0.370 0.370 0.370 0.261 0.304 0.348 0.348 0.370 0.587 0.587 0.609 0.609 0.609 0.848 0.848 0.848 0.848 0.848 0.761 0.761 0.761 0.761 0.761 0.652 0.652 0.652 0.652 0.652 0.522 0.522 0.522 0.522 0.522 0.543 0.543 0.543 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 199 200 201 202 203 204 205 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 218 219 220 221 222 223 224 225 226 227 228 229 230 231 232 233 234 235 236 237 238 239 MTFN MTFN NISP NISP NISP NISP NISP PANS PANS PANS PANS PANS PEGE PEGE PEGE PEGE PEGE PNBN PNBN PNBN PNBN PNBN PNIN PNIN PNIN PNIN PNIN PNLF PNLF PNLF PNLF PNLF SMMA SMMA SMMA SMMA SMMA TIFA TIFA TIFA TIFA 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 60,864.272 53,850.970 39,239.817 38,031.242 36,436.789 38,063.080 36,190.998 17,281.699 12,011.853 19,068.455 -10,379.264 41,655.694 49,234.442 49,365.615 48,912.240 48,912.240 48,447.403 43,173.736 41,709.182 40,903.041 40,396.178 45,412.593 31,421.647 27,947.471 27,862.145 23,612.392 33,250.429 47,978.746 47,787.717 47,543.200 47,256.657 49,250.997 18,720.783 31,076.522 28,017.515 32,220.148 55,398.303 48,089.543 47,740.597 49,126.192 48,569.661 215,919.241 -1,785,214.314 450,238.978 825,378.793 100,827.999 1,263,502.047 1,476,304.642 250,375.647 208,126.479 249,386.108 201,558.006 392,240.300 465.894 2,595.481 1,771.052 4,609.378 4,603.762 1,607,443.858 2,286,056.588 2,539,023.692 2,736,864.140 2,880,804.466 1,006,721.679 1,186,845.894 1,399,911.318 1,473,331.532 1,820,156.598 817,076.098 1,019,129.670 1,228,418.895 1,325,065.762 1,563,449.238 1,415,238.505 2,197,859.554 1,740,951.903 1,240,455.106 1,338,720.505 11,703.510 24,137.334 28,667.199 15,468.476 120 1.130 0.395 8.079 7.841 6.226 5.918 6.341 0.991 0.745 0.329 0.391 0.395 0.680 0.113 0.140 0.278 0.363 6.852 7.431 7.220 6.430 4.944 0.438 0.363 0.276 0.340 0.301 0.461 0.416 0.267 0.332 0.270 2.083 2.002 1.790 1.860 2.090 3.922 3.532 2.957 2.766 4,592,657 1,335,821 1,142,457 1,446,578 1,035,094 1,036,194 882,396 1,183,553 2,418,654 2,794,689 2,729,259 2,809,411 1,085,555 995,451 1,113,529 746,571 700,924 1,170,268 850,970 788,281 1,195,541 634,511 209,842 227,112 196,101 190,957 124,926 447,999 456,127 431,214 651,634 378,767 1,826,734 1,755,042 1,201,949 1,211,362 1,747,186 1,048,008 1,081,223 1,243,674 835,090 0.565 0.565 0.630 0.630 0.630 0.630 0.630 0.457 0.457 0.457 0.457 0.478 0.457 0.457 0.457 0.478 0.478 0.674 0.674 0.674 0.674 0.674 0.413 0.413 0.457 0.500 0.500 0.522 0.522 0.587 0.609 0.609 0.522 0.543 0.565 0.565 0.587 0.413 0.413 0.457 0.500 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 240 241 242 243 244 245 TIFA TRIM TRIM TRIM TRIM TRIM 2015 2011 2012 2013 2014 2015 50,485.043 52,629.659 57,519.995 52,774.841 52,350.757 52,236.140 20,767.734 -2,023.119 -13,228.161 -162,202.670 -15,837.354 10,393.858 3.617 0.852 1.042 0.263 0.660 1.177 517,078 861,540 1,836,096 787,432 893,460 611,041 Lampiran 2: Common Effect Model Dependent Variable: ERC_ Method: Panel Least Squares Date: 12/21/16 Time: 11:22 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 49 Total panel (balanced) observations: 245 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PL_ LEV_ KP_ CSR_ BETA_ C -0.004521 1259.287 -0.001246 -17598.65 -7430.455 48821.56 0.000266 355.1280 0.000800 7830.861 11358.66 4058.688 -17.01329 3.546008 -1.558152 -2.247346 -0.654166 12.02890 0.0000 0.0005 0.1205 0.0255 0.5136 0.0000 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.669314 0.662396 15221.92 5.54E+10 -2704.073 96.74807 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 33782.08 26197.85 22.12305 22.20879 22.15758 0.771682 Lampiran 3: Fixed Effect Model Dependent Variable: ERC_ Method: Panel Least Squares Date: 12/21/16 Time: 11:22 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 49 Total panel (balanced) observations: 245 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PL_ LEV_ KP_ CSR_ -0.003611 -273.9100 -0.000253 -7059.666 0.000418 442.3553 0.000685 10190.48 -8.631227 -0.619208 -0.370314 -0.692771 0.0000 0.5365 0.7116 0.4893 121 0.500 0.587 0.587 0.674 0.674 0.674 0.039 0.062 0.182 0.036 0.247 0.039 BETA_ C -7877.520 46233.08 5695.436 6149.686 -1.383129 7.517958 0.1682 0.0000 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.934220 0.915967 7594.372 1.10E+10 -2506.254 51.18122 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 33782.08 26197.85 20.90003 21.67174 21.21080 1.934016 Lampiran 4: Random Effect Model Dependent Variable: ERC_ Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 12/21/16 Time: 11:23 Sample: 2011 2015 Periods included: 5 Cross-sections included: 49 Total panel (balanced) observations: 245 Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PL_ LEV_ KP_ CSR_ BETA_ C -0.004041 146.9088 -0.000586 -8359.699 -7665.917 46392.77 0.000322 367.3266 0.000643 8143.082 5681.551 4861.763 -12.54399 0.399941 -0.911412 -1.026601 -1.349265 9.542376 0.0000 0.6896 0.3630 0.3056 0.1785 0.0000 Effects Specification S.D. Cross-section random Idiosyncratic random 13559.57 7594.372 Rho 0.7612 0.2388 Weighted Statistics R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression F-statistic Prob(F-statistic) 0.430023 0.418099 7650.764 36.06308 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Sum squared resid Durbin-Watson stat 8207.948 10029.52 1.40E+10 1.657456 Unweighted Statistics R-squared Sum squared resid 0.645946 5.93E+10 Mean dependent var Durbin-Watson stat 122 33782.08 0.764596 Lampiran 5: Uji Chow Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic Cross-section F Cross-section Chi-square d.f. Prob. 0.524316 31.980786 (48,142) 48 0.9944 0.9635 Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: ERC_ Method: Panel Least Squares Date: 12/21/16 Time: 11:27 Sample (adjusted): 2012 2015 Periods included: 4 Cross-sections included: 49 Total panel (balanced) observations: 196 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. PL_ LEV_ KP_ CSR_ BETA_ C -0.002649 187.5151 0.001248 -2448.470 -8156.900 -9.671978 0.000768 542.9126 0.000767 14951.65 3797.921 737.0803 -3.449996 0.345387 1.626056 -0.163759 -2.147727 -0.013122 0.0007 0.7302 0.1056 0.8701 0.0330 0.9895 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.094512 0.070683 9140.081 1.59E+10 -2062.668 3.966309 0.001913 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat -765.0117 9481.305 21.10886 21.20921 21.14949 2.311357 Lampiran 6: Uji Multikolinearitas PL_ LEV_ KP_ CSR_ BETA_ PL_ LEV_ KP_ CSR_ BETA_ 1.000000 0.218385 0.244526 0.508514 0.011101 0.218385 1.000000 0.144457 0.649334 0.015831 0.244526 0.144457 1.000000 0.135370 0.042759 0.508514 0.649334 0.135370 1.000000 0.014772 0.011101 0.015831 0.042759 0.014772 1.000000 123 Lampiran 7: Uji Heteroskedastisitas Heteroskedasticity Test: White F-statistic Obs*R-squared Scaled explained SS 0.362128 16.97051 10.40028 Prob. F(20,3) Prob. Chi-Square(20) Prob. Chi-Square(20) 0.9311 0.6549 0.9603 Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 12/21/16 Time: 11:28 Sample: 1 45 Included observations: 24 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C LOG(PL_)^2 LOG(PL_)*LOG(LEV_) LOG(PL_)*LOG(KP_) LOG(PL_)*LOG(CSR_) LOG(PL_)*LOG(BETA_) LOG(PL_) LOG(LEV_)^2 LOG(LEV_)*LOG(KP_) LOG(LEV_)*LOG(CSR_) LOG(LEV_)*LOG(BETA_) LOG(LEV_) LOG(KP_)^2 LOG(KP_)*LOG(CSR_) LOG(KP_)*LOG(BETA_) LOG(KP_) LOG(CSR_)^2 LOG(CSR_)*LOG(BETA_) LOG(CSR_) LOG(BETA_)^2 LOG(BETA_) 13.17480 -0.021049 -0.075778 0.020260 0.080346 0.008700 0.215725 0.008248 0.059209 0.116862 -0.002558 -0.013260 0.077736 -0.083499 0.060396 -2.219600 0.444750 -0.030792 0.977934 0.001874 -0.945932 47.00210 0.074525 0.086771 0.103058 0.241765 0.053944 2.133613 0.093460 0.126804 0.576162 0.079487 2.432855 0.285289 1.102839 0.133494 7.071636 0.841998 0.227782 15.25352 0.223973 1.711437 0.280302 -0.282449 -0.873305 0.196589 0.332332 0.161286 0.101108 0.088252 0.466935 0.202828 -0.032181 -0.005450 0.272483 -0.075713 0.452423 -0.313874 0.528208 -0.135180 0.064112 0.008367 -0.552712 0.7975 0.7960 0.4468 0.8567 0.7615 0.8821 0.9258 0.9352 0.6724 0.8522 0.9763 0.9960 0.8029 0.9444 0.6817 0.7742 0.6339 0.9010 0.9529 0.9938 0.6190 R-squared Adjusted R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.707104 -1.245533 0.131421 0.051814 39.60324 0.362128 0.931110 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter. Durbin-Watson stat 124 0.058161 0.087701 -1.550270 -0.519473 -1.276799 2.364285