perlu lebih ditingkatkan lagi supaya perilaku

advertisement
BAB V
PEMBAHASAN, KESIMPULAN,
A.
IMPLIKASI, dan REKOMENDASI
Penbahasan
Pembahasan terhadap temuan-temuan dari penelitian
dikaitkan
dengan
berbagai
teori
dan
konsep-konsep
ini
yang
dikemukakan pada bab II.
1.
Kontribusi
Kepemimpinan
Guru
terhadap
Perilaku
Belajar.
Guru
sebagai
pemimpin dalam kelas
adalah
merupakan
orang kunci yang sangat menentukan tentang apa dan bagaimana
mengelola program pengajaran serta usaha pencapaian
nya.
tujuan-
Dari hasil penelitian terbukti bahwa kepemimpinan
mempunyai
pola
hubungan
perilaku belajar siswa,
yang positif
dan
linier
walaupun perilaku kepemimpinan
itu masih cenderung berorientasikan pada tugas.
guru
dengan
guru
Dengan angka
korelasi 0.536 diperoleh angka koefisien determinasi 28.73%.
Ini berarti bahwa sebesar 28.73% dari perilaku belajar siswa
ditentukan oleh kepemimpinan guru.
ditentukan
meningkat
oleh
variabel
secara positif,
lain.
Apabila
besar
kepemimpinan
guru
maka perilaku belajar siswa
dip-
erkirakan pula akan meningkat.
perlu
Sedangkan sebagian
Untuk ini,
kepemimpinan
guru
lebih ditingkatkan lagi supaya perilaku belajar
juga
lebih meningkat.
127
128
Menyadari
mencarikan
akan
hal
itu, maka
jalan guna meningkatkan
sudah
saatnya
kemampuan
untuk
kepemimpinan
dari para guru-guru. Diantara usaha-usaha untuk meningkatkan
kepemimpinan
guru tersebut adalah dengan menggunakan
suatu
pendekatan yang bersifat komprehensif dan integratif,
yaitu
adanya keseimbangan dalam pencapaian tujuan. Perilaku
kepe
mimpinan
dapat
yang
berorientasi pada tugas
dan
hubungan
memadukan tujuan pengajaran dengan tujuan yang
akan
ingin
dicapai oleh siswa, dengan memperhatikan kebutuhan siswa dan
kerja sama yang terkoordinir. Apabila guru mampu memperhati
kan
kedua dimensi perilaku kepemimpinan itu, maka ia
dikategorikan sebagai pemimpin yang efektif. Hal ini
sesuai
dengan pendapat Cunningham (1982 : 111) bahwa pemimpin
tinggi
dalam
task orientation dan
human
dapat
orientation
kepemimpinannya, maka kepemimpinannya disebut pemimpin
yang
dalam
yang
efektif.
Pendekatan kepemimpinan yang ditampilkan guru tersebut
merupakan keseluruhan perilaku yang diperlihatkan guru
waktu
melaksanakan
siswa
untuk
menampilkan
tugas mengajarnya
mencapai tujuan yang telah
perilaku
itu, guru dapat
dengan
pada
mempengaruhi
ditetapkan.
menggunakan
Dalam
teknik-
teknik tertentu yang memungkinkan berbagai kegiatan berlang
sung secara efektif. Suatu hal yang perlu diingat oleh
adalah
untuk
yang
bahwa
tidak ada suatu perilaku
berbagai
sangat
yang
situasi. Dengan kata lain,
efektif
untuk situasi
paling
suatu
tertentu
cocok
perilaku
belum
efektif diterapkan pada situasi lain yang berbeda.
guru
tentu
Maka dari
itu,
dalam
perilaku
mempengaruhi para
yang
siswa
efektif. Dengan cara
hendaknya
ini
menerapkan
diharapan
tujuan
pendidikan dan pengajaran di sekolah dapat tercapai.
Soeba-
gio A, dkk (1991 : 25) mengemukakan bahwa kepemimpinan
yang
efektif adalah kepemimpinan yang berorientasikan bukan
saja
kepada consideration,
partisipatif,
initiating structure dan
tetapi
kepada
bahwa
pemimpin yang berhasil adalah pemimpin
yang
mengacu
cara berperilakunya. Seorang pemimpin
yang
efektif
menggabungkan
lanjut
itu
suatu
berusaha
Lebih
kepemimpinan
dalam
kepada
situasi tertentu.
efektifnya
kepemimpinan
kekuasaan kedudukan
dikemukakannya
dan
kekuasaan
yang diberikan oleh bawahannya, mengidentifikasi harapan dan
kebutuhan pengikutnya, dan biasanya lebih banyak menggunakan
pendekatan supervisi dari pada memaksakan kehendaknya
untuk
mencapai tujuan.
Selanjutnya,
adalah
pendekatan
yang
berhasil
dan
efektif
apabila bawahan melakukan pekerjaan karena ia
ingin
melakukannya dan merasa bahwa ada hasil yang diperoleh
pekerjaan
itu. Ia merasa tertarik dan mau bekerja sama.
dari
Ia
menyadari bahwa permintaan pemimpin itu sesuai dengan tujuan
pribadinya
(Hersey
dan Blanchard,
1987 :
131).
situasi sekolah/kelas, dimana guru berusaha untuk
kan
atas
kondisi yang mampu merangsang siswa untuk
mencipta
beraktivitas
dasar motivasinya sendiri dan sesuai dengan
diharapkan oleh guru.
Dikaitkan
apa
yang
130
Perilaku
melaksanakan
digariskan,
yang
berorientasi
kegiatan
tetapi
tugas
akan
dapat
sesuai dengan peraturan
yang
telah
apabila
pada
pemimpin
(guru)
mengabaikan
perilaku hubungan, maka akan menghilangkan ide-ide yang
ada
pada siswa dan lahirnya kepatuhan semu. Pada dasarnya pende
katan
perilaku yang berorientasi tugas atau sering
dengan
pendekatan
negatif.
Dampak
dilakukan
terlalu
otokratis mempunyai dampak
positif
adalah
setiap
disebut
positif
keputusan
secara cepat dengan tidak menggunakan waktu
lama.
Adapun dampak negatif
terlihat
pada
dan
dapat
yang
tidak
lancarnya komunikasi serta kurangnya kreativitas para siswa.
Oteng
Sutisna
keuntungan
kecepatan
meminta
(1989
dari
dalam
: 312) mengemukakan
pendekatan kepemimpinan
membuat keputusan.
bahwa
ada
otokratis,
Pemimpin
tidak
persetujuan para anggota kelompok sebelum
satu
yaitu
perlu
memutus-
kan. Suatu kerugian potensial dari kepemimpinan ini terdapat
pada
semangat kelompok. Para anggota mungkin
merasa
tidak
senang dengan cara keputusan itu dibuat dan karenanya mendu
kung keputusan itu hanya sekedarnya saja.
Berdasarkan
pelaksanaan
pendekatan
yang
tugas mengajarnya,
dilakukan
kecenderungan
guru
dalam
kepemimpinan
guru dalam penelitian ini menampakkan ciri yang dapat mengurangi
ide-ide atau kreativitas dari para siswa. Guru
mementingkan
kegiatan
selalu
terlaksananya
atau
tercapainya
tujuan
pengajaran. Dalam melaksanakan tugasnya
menggunakan kekuasaan formal yang
lebih
dari
ini
guru
menimbulkan
rasa
takut murid terhadap sanksi-sanksi disiplin yang ditetapkan.
131
Agar kegiatan pengajaran berjalan dengan efektif,
perlu
melakukan berbagai cara yang tidak menimbulkan
kuan
dan ketidakharmonisan hubungan. Salah satu
ditempuh
dapat
adalah
dengan keluwesan wewenang
disiplin yang ditetapkan hendaknya
pelaksanaan
kegiatan,
penelitian
Dubrin
Robert
jangan bersifat
sehingga
merupakan
dalam suatu organisasi yang
siswa
pedoman
uniformitas.
Milton yang dilaporkan
yang
Peraturan
oleh
Hasil
Andrew
(1974 : 431) menjelaskan bahwa "perilaku
terdapat
keka-
cara
mengikuti kegiatan pengajaran dengan baik.
atau
guru
yang
birokratik.
J.
kaku
Perilaku
yang demikian jelas tidak efektif dalam organisasi", apalagi
dibawakan
ke
suatu
kondisi
kelas.
Ismail Tolla (1987 : 127) yang mengutip pendapat Hilda
Taba,
mengemukakan bahwa "sesuatu yang terlalu
konformitas
atau uniformitas pada suatu saat dapat melemahkan
tas".
kreativi
Organisasi sekolah yang kehilangan kreativitas,
susnya
lagi
kelas
akan mengalami
kesulitan
dalam
mengembangkan kemampuan para siswanya secara maksimal.
karena
akan
itu, impersonalitas dalam
dapat
mewujudkan
organisasi
rasionalitas
khuusaha
Oleh
sekolah/kelas
andaikata
dilakukan
sesuai dengan permasalahan dan situasi yang dihadapi.
2. Kontribusi Iklim Organisasi Kelas terhadap Perilaku
Belajar.
Guru
peran,
sebagai pemimpin dalam kelas mempunyai
yaitu
:
menyusun/membuat
persiapan,
beberapa
pelaksanaan
13
pengajaran, dan evaluasi (Fakry Gaffar, 1989 : 14). Persiap
an
mencakup keseluruhan aspek yang diperlukan untuk
hasilan
pengajaran termasuk penyiapan
media,
materi,
waktu, alat, evaluasi dan rujukan
Pelaksanaan
yang
keber
metodologi,
diperlukan.
pengajaran tidak lain adalah proses
pengajaran
itu sendiri, yaitu interaksi akademik antara guru dan
dalam
satu
satuan waktu tertentu. Pada saat itu
murid
guru
dan
murid melakukan peran masing-masing, guru mengajar dan murid
belajar. Dalam prosedur pengajaran ini berbagai teori ditam-
pilkan untuk mencoba membuat anak didik dapat menguasai
isi
pengajaran yang telah dirancang. Evaluasi adalah tahap akhir
dalam
organisasi
mengukur
tahap
pengajaran. Learning objectives diukur
keberhasilan
menggunakan
proses belajar mengajar,
teknik
evaluasi
baik
untuk
aspek
dengan
kognitif,
konnatif maupun psikomotor.
Guna
dituntut
yang
pencapaian
ditetapkan,
untuk mau dan mampu menciptakan
kondusif
mengajar
tujuan yang telah
yang
Berdasarkan
iklim
di kelas guna terlaksananya
efektif
organisasi
proses
(Suharsimi Arikunto,
guru
1990
hasil perhitungan yang dilakukan pada
belajar
:
81).
bab
IV,
didapat angka korelasi sebesar 0.295 dengan koefisien deter-
minasi
kelas
sebesar
0.0870. Hal ini menunjukkan bahwa
iklim
organisasi
turut mempengaruhi perilaku belajar
yang
diharapkan
8.70%.
variabel-variabel
Sebagian
besar
(91,30%)
lainnya. Secara tidak
ditentukan
langsung
ini juga mengisyaratkan bahwa iklim kondusif yang
oleh
gambaran
menunjang
133
terlaksananya proses pengajaran secara efektif belum
jud
sebagaimana
diharapkan. Hal ini merupakan
terwu-
salah
satu
indikator yang menyatakan bahwa iklim organisasi kelas bukan
satu-satunya
faktor yang memberikan kontribusinya
terhadap
perilaku belajar. Apabila dikaitkan dengan apa yang
kakan
Milton (1989 : 378), dimana produktivitas
dikemu
dari
suatu organisasi dipengaruhi oleh berbagai faktor
pada
diantara-
nya adalah faktor kepemimpinan dan iklim yang tercipta dalam
organisasi. Apabila kelas dipandang sebagai suatu
si,
organisa
maka aktivitas yang berlangsung di kelas tersebut
ditentukan
oleh berbagai faktor, antara lain
adalah
akan
iklim
yang ada dalam kelas tersebut. Lebih lanjut, Steers mengutarakan bahwa telah ditemukan iklim yang otoriter akan
bulkan
yang
hasil
kerja yang rendah, kepuasan
rendah,
pihak
dan
menim
kreativitas
dan sikap penolakan pada kelompok
kerja.
Di
lain, dalam organisasi yang penuh keakraban
dijumpai
kepuasan kerja yang tinggi, sikap positif terhadap
kelompok
kerja,
dan
perilaku kreatif yang
cukup.
Penelitian
dilakukan oleh Argyris (1957) menyatakan bahwa sikap
yang
apatis
dan kurang usaha dari para pekerja dalam organisasi industri
bukanlah
karena
disebabkan karena kemalasan individu, akan
mereka
dikembangkan
dibatasi
dalam
mengontrol
tetapi
lingkungan
untuk menjadi pasif, bergantung
dan
dan
merendah
sehingga mereka berperilaku tidak dewasa.
Berdasarkan
manajemen
punyai
penemuannya
ini,
ia
menyarankan
menciptakan iklim kerja dimana setiap orang
kesempatan untuk berkembang dan matang
sebagai
agar
mem
in-
134
dividu, sebagai anggota kelompok dengan cara memenuhi
kebu
tuhan mereka selagi mereka bekerja untuk pemenuhan kebutuhan
individu maupun untuk keberhasilan organisasi.
Walaupun penelitian yang dilakukan tersebut
setting
yang berbeda dengan penelitian ini,
mempunyai
namun
konsep yang digunakannya dapat dipedomani sebagai
dalam
konsepindikator
mengamati dan menciptakan perilaku belajar oleh
para
guru .
Senada
Litwin
dengan
ini, penelitian
yang
dilakukan
dan Stringer (1968) berkesimpulan bahwa
iklim
oleh
yang
otoriter dengan sentralisasi pengambilan keputusan, sementa-
ra perilaku pekerja ditentukan sebagian besar oleh peraturan
dan prosedur standar, bukan hanya menjurus pada
produktivi-
tas rendah, tetapi juga menghasilkan sedikit sekali kepuasan
dan kreativitas serta menimbulkan sikap yang negatif
dap kelompok kerja. Dipihak lain, iklim yang bersifat
luargaan (demokratis) dengan tekanan hubungan antar
terha
keke-
pribadi
dalam organisasi, biasanya akan menjurus pada kepuasan kerja
yang
tinggi, sikap positif terhadap perilaku
perilaku
kerja,
serta
kreatif yang cukup besar.
Jika penelitian dikaitkan dengan pengelolaan pendidik
an,
khususnya lagi pengelolaan pengajaran maka aspek
organisasi
keseimbangan
ini
perlu
dikembangkan
dengan
memperhatikan
antara tuntutan dan kebutuhan, baik
organisasi maupun kebutuhan individu.
iklim
kebutuhan
135
Memperhatikan berapa besarnya kontribusi yang
kan
oleh iklim organisasi kelas terhadap
(8,74%),
belum
ini
menunjukkan bahwa iklim
diberi
perilaku
belajar
organisasi
tersebut
lagi memadai sebagai penentu terhadap perilaku
bela
jar .
3.
Kontribusi Kepemimpinan Guru dan Iklim
Organisasi
Kelas terhadap Perilaku Belajar Siswa.
Dilihat
kontribusi yang diberikan
oleh
kepemimpinan
guru dan iklim organisasi kelas secara bersama-sama terhadap
perilaku
0.2938
belajar adalah 0.542 dengan koefisien
determinasi
atau perilaku belajar siswa sebesar 29.38%
dipenga
ruhi oleh kepemimpinan guru dan iklim organi-sasi kelas. Ini
menunjukkan bahwa baik secara sendiri-sendiri maupun
bersama-sama, kedua variabel tersebut masih belum
kan
sumbangan yang maksimal. Sebagaimana
Milton
(1989
: 387) bahwa produktivitas
menunjuk
dikemukakan
suatu
mejni. Diantara faktor internal environment yang
adalah
kepemimpinan dan
iklim.
yang
environ-
berpengaruh
Dengan
dapat dikatakan bahwa apabila tercipta situasi
oleh
organisasi
dipengaruhi oleh internal environment, dan external
tersebut
secara
demikian
kepemimpinan
sesuai dengan keadaan dan tuntutan organisasi
ataupun
juga tuntutan pribadi, tentunya akan meningkatkan
produkti
vitas
dikaitkan
dari organisasi yang bersangkutan. Apabila
iengan
nengajar
kondisi kelas dimana berlangsungnya
melalui
interaksi
antar
personil
proses
belajar
yang
menjadi
iomponen dari organisasi kelas tersebut mampu, maka kepemim-
136
pinan
serta iklim yang kondusif akan meningkatkan
belajar
hasil
sebagaimana
penelitian
hubungan
iklim
yang diharapkan. Ini
yang
menunjukkan
bahwa
perilaku
didasarkan
atas
terdapat
pola
yang linier antara variabel kepemimpinan guru
organisasi kelas terhadap perilaku
belajar.
dan
Apabila
kedua variabel prediktor tersebut meningkat maka kemungkinan
besar perilaku belajar juga akan meningkat.
Usaha-usaha
untuk
meningkatkan
kepemimpinan
guru
dengan menggunakan suatu pendekatan yang bersifat komprehen-
sif,
yaitu
merupakan
adanya
keseimbangan
dalam
pencapaian
tujuan
salah satu langkah yang perlu menjadi bahan
per
timbangan .
B.
Kesimpulan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambarm
mengenai pola interaksi hubungan fungsional dan
ieterikatan
derajat
antara variabel kepemimpinan guru, iklim
orga-
lisasi kelas dengan perilaku belajar.
Pengolahan data sebagaimana yang diberikan pada bab IV
Ian
pembahasan yang telah dilakukan,
hasil-hasilnya
dapat
lisimpulkan sebagai berikut :
1.
Perilaku kepemimpinan guru yang
diharapkan
dapat
embangkitkan partisipasi aktif siswa dalam belajar, ternyaa
ni
berpola linier dan positif. Hubungan linier dan
juga berarti bahwa apabila perilaku
eningkat
atau
ditingkatkan
maka
positif
kepemimpinan
perilaku
belajar
guru
yang
137
ditampilkan
siswa juga
akan
meningkat.
Namun,
perilaku
kepemimpinan itu belum terlaksana secara efektif. Ini ditan-
dai dengan angka korelasi cukup (0.536) atau dengan
kontribusi
dan
sebesar 28,73%. Di samping itu, hasil
tingkat
observasi
wawancara yang dilakukan, baik dengan para guru
maupun
dengan kepala sekolah, juga menggambarkan bahwa secara
para guru sekolah dasar di kecamatan Tilatang
umum
Kamang cende
rung lebih mengutamakan ketercapaian tujuan, sehingga aspekaspek kreativitas, dan pengembangan ide-ide dari para
tidak terwujud
menunjukkan
para
guru
sebagaimana mestinya.
Kenyataan
bahwa perilaku kepemimpinan
umumnya cenderung kearah
siswa
ini juga
yang ditampilkan
otoriter
atau
dengan
istilah lain teacher oriented.
2. Iklim kelas yang kondusif adalah salah satu prasyarat
terlaksananya
Berdasarkan
temuan
proses belajar
mengajar
dalam penelitian
ini,
yang
efektif.
ternyata
bahwa
iklim organisasi kelas berpola linier dan positif terhadap
perilaku belajar siswa. Namun iklim yang diharapkan tersebut
belum
lagi
ditandai
tercipta sebagaimana yang diharapkan.
dengan
kecilnya angka kontribusi
yang
Hal
ini
diberikan
terhadap perilaku belajar siswa, yaitu 8,7%, atau pada taraf
koefisien
determinasi lemah. Seiring dengan
kecenderungan
perilaku
kepemimpinan guru yang mengutamakan
ketercapaian
tujuan
pengajaran,
ternyata faktor
kemepimpinan
tersebut
turut berpengaruh kepada terciptanya iklim kelas yang kondu
sif dan kurang aktifnya kelas yang dipimpin oleh guru
yang
133
bersangkutan. Berdasarkan hasil observasi, kenyataan seperti
ini
ditemui
hampir pada semua sekolah yang
menjadi
objek
penelitian.
3. Kecenderungan perilaku kepemimpinan guru yang lebih
mengutamakan
ketercapaian tujuan serta menuntut para
siswa
untuk berbuat sesuai dengan apa yang diinginkan guru,
nya
akan
mengakibatkan kurang
kreativitas murid.
sanakan
berkembangnya
tentu
ide-ide
Siswa lebih banyak dituntut untuk
kegiatan sesuai dengan apa yang
dan
melak
direncanakan
guru
atau dengan kata lain para siswa secara umum dapat dikatakan
sebagai pelaksana dari pada rencana yang disusun oleh
Kenyataan
seperti
ini dikuatkan
dengan
kecilnya
kontribusi yang diberikan oleh kedua variabel
guru
tingkat
(kepemimpinan
dan iklim organisasi kelas) terhadap perilaku
siswa,
yaitu sebesar 31,25%. Dengan demikian,
guru.
belajar
secara
dapat dikatakan bahwa partisipasi aktif siswa pada
umum
sekolah-
sekolah dasar di kecamatan Tilatang Kamang masih rendah.
Kondisi aktual sebagaimana dikemukakan di atas ditemui
hampir pada semua guru, baik ditinjau dari segi jenis
min,
umur,
maupun masa kerja.
Kesimpulan-kesimpulan
akhirnya
akan
yang dikemukakan di atas,
memunculkan beberapa
tantangan
yang
dipecahkan dengan segera : "bagaimana upaya supaya
tepemimpinan
fang
guru yang efektif dan iklim
menunjang
efektivitas
pelaksanaan
guru
dan iklim organisasi kelas
pada
perlu
perilaku
organisasi
kelas
pengajaran
dapat
Lebih ditingkatkan lagi". Karena, apabila perilaku
pinan
kela
dapat
kepemim
ditingkatkan
139
atau meningkat, maka perilaku belajar (partisipasi aktif)
siswa dengan sendirinya juga akan meningkat.
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan hasil penelitian
di atas, berikut ini akan dikemukakan beberapa implikasinya.
C.
Implikasi
Hasil penelitian ini memberikan
beberapa
implikasi
baik secara teoritik maupun secara praktis.
1. Implikasi Teoritik.
Perilaku
belajar yang diangkat dalam penelitian
ini
lebih merujuk kepada bagaimana siswa merespon terhadap
kegiatan mengajar yang dilakukan guru. Masalah kepemimpinan
guru dan iklim organisasi kelas merupakan faktor yang turut
berperan penting dalam membentuk respon siswa secara posi
tif.
Guru sebagai administrator atau pemimpin kelas dalam
melaksanakan tugasnya tidak terlepas dari fungsi-fungsi
administrasi (perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan atau
penilaian). Kepemimpinan sebagai salah satu bentuk kegiatan
administrasi pendidikan mempunyai peranan penting dalam
menciptakan lingkungan pendidikan yang efektif dan efisien.
Dalam hubungannya dengan konsep administrasi pendidikan,
hasil penelitian ini dapat dikatakan memberikan dukungan
empirik terhadap teori-teori yang telah dikemukakan sebelumnya.
140
Masalah kepemimpinan guru dalam penelitian ini ditin-
jau
dari segi bagaimana seorang guru merencanakan
rannya,
telah
melaksanakan,
dilakukan.
pengaja-
serta menilai proses pengajaran
Hasil penelitian
ini
yang
menunjukkan
bahwa
kepemimpinan guru mempunyai hubungan yang signifikan
terha
dap iklim organisasi kelas maupun terhadap perilaku belajar.
Ini
berarti bahwa faktor kepemimpinan tidak bisa
dalam
upaya
perilaku
meningkatkan iklim organisasi
belajar,
diabaikan
kelas
walaupun faktor kepemimpinan
ataupun
ini
hanya
merupakan salah satu faktor diantara faktor-faktor lain yang
berpengaruh.
Secara teoritik, pengaruh perilaku kepemimpinan
akan
memberi warna terhadap iklim organisasi
perilaku
belajar siswa.
Berdasarkan hasil
kelas
guru
maupun
penelitian
ini,
terbukti bahwa kepemimpinan guru berkorelasi positif
terha
dap
iklim organisasi kelas maupun perilaku
belajar
siswa.
Ini
dapat
penelitian
mendukung
mimpinan
memberi
informasi bahwa
hasil
konsep atau teori yang sudah ada.
Perilaku
guru tidak hanya terbatas pada aspek
ini
kepe
merencanakan.
pengajaran, melaksanakan pengajaran serta melakukan penilai
an terhadap pengajaran yang telah dilaksanakan,
tetapi
juga
dalam fungsinya sebagai pengelola pendidikan ataupun sebagai
agen perubahan.
Iklim
organisasi
faktor intimitas,
al,
kelas, yang dilihat
kohesivitas,
keterbukaan,
dari
hubungan person
independensi, merupakan refleksi dari situasi
pinan,
maupun kekuatan-kekuatan informal
faktor-
lainnya.
kepemim
Kondisi
141
dan suasana organisasi kelas yang kaku, tertutup dan hubung
an-hubungan yang bersifat formal merupakan faktor
yang
kurang
siswa
menyenangkan dan
kurang/tidak
eksternal
kondusif
dalam mengembangkan kreativitas atau kemampuan
nya. Dengan demikian penciptaan iklim organisasi kelas
dinamis
dan
meningkatkan
hangat
dapat dipandang
sebagai
partisipasi aktif siswa baik
upaya
bagi
diri
yang
untuk
secara
individu
satu
variabel
maupun secara kelompok.
2.
Implikasi Praktis
Perilaku
belajar siswa sebagai salah
penting dalam proses pengelolaan pengajaran merupakan faktor
yang
perlu mendapat perhatian serius.
Dikatakan
demikian,
karena apabila perilaku belajar dapat menampilkan partisipa
si
aktif siswa dalam proses belajarnya,
pengembangan
akhirnya
akan
kreativitas
akan
yang lebih baik
meningkatkan hasil
belajar
memungkinkan
lagi,
dan
siswa.
pada
Apabila
hasil belajar baik, pada gilirannya nanti akan dapat mening
katkan
mutu pendidikan. Seperti dikemukakan di atas,
bahwa
variabel kepemimpinan guru dan iklim organisasi kelas
pakan
sebagian diantara faktor-faktor
yang
meru
berkonstribusi
terhadap perilaku belajar siswa. Oleh karena itu hasil-hasil
penelitian ini membawa implikasi praktis khususnya
terhadap
guru, bahwa dalam upaya pencapaian penyelenggaraan pendidik
an
yang
efektif, perlu memperhatikan potensi
dan
syarat-
syarat yang perlu dimiliki oleh seorang guru yang profesion-
al. Kepemimpinan guru perlu dikembangkan dalam suasana
yang
142
menyenangkan.
pilan
Usaha untuk menambah pengetahuan dan
khususnya
ditunda-tunda
terencana
diri,
dalam kepemimpinan ini sudah
lagi,
baik
melalui
keteram
tidak
dapat
kegiatan-kegiatan
dari sekolah maupun insiatif dari guru
yang
itu
karena makin baik perilaku kepemimpinan guru
sen
memung-
kinkan akan makin baik pula perilaku belajar siswa, dan pada
gilirannya tentu akan meningkatkan pula mutu pendidikan.
Penciptaan iklim organisasi kelas yang baik
kan
implikasi pula pada bagaimana kepemimpinan
memberi
guru
mampu
menyediakan dan memanfaatkan sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan
siswa baik secara individu maupun secara
kelompok,
sehingga usaha peningkatan mutu sebagai sasaran akhir
dapat
dicapai.
2.
Implikasi untuk Penelitian Lebih Lanjut
Berkenaan
dengan temuan-temuan penelitian ini,
maka
secara umum dapat dikatakan bahwa faktor kepemimpinan maupun
iklim organisasi dalam batas-batas tertentu ternyata
menun
jukkan pengaruh yang cukup berarti terhadap perilaku belajar
siswa.
Apakah kedua variabel
ini baik secara sendiri-sendiri
ataupun secara bersama juga memberikan kontribusi yang cukup
berarti terhadap masalah pendidikan lainnya? Oleh karena itu
diperlukan penelitian-penelitian lainnya yang terkait
membuktikan hal tersebut,
antara lain mengenai
untuk
:
a. Perilaku belajar dan ataupun iklim organisasi kelas tidak
semata-mata
dipengaruhi oleh faktor
kepemimpinan
guru,
143
tetapi
masih banyak faktor lingkungan
lingkungan
perilaku
eksternal lain yang
kepemimpinan
guru
internal
ataupun
menentukannya.
terhadap
iklim
Pengaruh
organisasi
kelas dan perilaku belajar baru pada batas-batas
terten
tu. Sehubungan dengan hal ini perlu diteliti lebih lanjut
terhadap faktor-faktor lain yang diduga turut berpengaruh
perilaku belajar tersebut.
b. Aspek-aspek
yang diteliti dalam penelitian ini
didekati
dengan pendekatan kuantitatif, maka untuk lebih mendalami
faktor-faktor
apa saja yang turut
berpengaruh
perilaku belajar siswa tersebut, perlu kiranya
terhadap
dilakukan
penelitian lebih lanjut dengan pendekatan kualitatif.
D.
Rekomendasi
a. Kepemimpinan
guru
berkontribusi
Namun
positif terhadap perilaku
kontribusi
tersebut
dan iklim organisasi
masih
yang
belum
diberikan
ternyata
belajar
oleh
maksimal. Maka
kelas
kedua
dari
siswa.
variabel
itu,
untuk
meningkatkan perilaku belajar siswa dan ataupun mencipta
kan
untuk
iklim kelas yang kondusif, hendaknya
menerapkan
perilaku
kepemimpinan
guru
berusaha
yang
bersifat
situasional.
Untuk terciptanya hal itu, guru-guru
meningkatkan
pengetahuan
dan
keterampilannya
perlu
tentang
kepemimpinan ini, baik atas inisiatif sendiri maupun atas
prakarsa sekolah atau pihak-pihak lain yang terkait.
.14'
b. Bagi kepala sekolah,
Dinas
gan,
Penilik,
atau pihak Kandepdikbud dan
P & K kecamatan dalam memberikan bantuan,
dan pembinaan perlu memperhatikan faktor
nan dan
iklim organisasi ini.
bimbin-
kepemimpi
Akan lebih baik lagi apabi
la dilakukan pelatihan-pelatihan khusus sehubungan dengan
masalah kepemimpinan ini.
c. Disadari
faktor
bahwa faktor kepemimpinan
ditentukan
internal dan juga faktor eksternal.
didikan
yang
ini
Lembaga
prajabatan (khususnya PGSD untuk sekolah
bertugas
mempersiapkan calon guru
yang
kepemimpinan
calon guru tersebut.
Untuk
pen
dasar)
kualified
merupakan salah satu faktor eksternal yang turut
tuk
oleh
memben
ini
perlu
dilakukan suatu studi untuk menjembatani masalah kepemim
pinan
guru di lapangan dengan program yang
disusun
dilaksanakan oleh lembaga pendidikan tenaga
tersebut.
Apabila
studi ini
terlaksana,
dan
kependidikan
maka
tingkat
kontribusi dari pada kepemimpinan guru akan dapat diting
katkan
secara terencana, yang pada akhirnya
nanti
akan
meningkatkan mutu pendidikan.
Demikianlah sajian hasil-hasil penelitian
nya
ini,
dapat mendatangkan manfaat yang sebesar-besarnya
pendidikan pada umumnya dan administrasi pendidikah
nya.
kira
untuk
khusus
Download